Anda di halaman 1dari 4

VAGINAL TOUCHER PADA KASUS OBSTETRI

Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:

1. Sebagai bagian didalam menegakkan diagnosa kehamilan muda.


2. Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu digunakan untuk
melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri klinik ) dan menentukan apakah
ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya
proses persalinan pervaginam.
3. Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase persalinan dan
diagnosa letak janin.
4. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan sesuai
dengan yang diharapkan.
5. Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian
kecil janin atau talipusat.
6. Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan digunakan untuk memastikan
apakah fase persalinan sudah masuk pada persalinan kala II.

Kontra indikasi colok vagina adalah:

1. Perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan


adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya
boleh dilakukan dimeja operasi, dilakukan dengan cara perabaan fornices dengan
sangat hati-hati).
2. Ketuban pecah dini dapat menjadi predisposisi penjalaran infeksi
(korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal toucher) seringkali tidak dilakukan
pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya pemreriksaan
dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik (persalinan) adalah
pemeriksaan pada usia kehamilan diatas 34-36 minggu, untuk memperkirakan ukuran,
letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta
pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam.
Alasan lainnya, pada usia kehamilan <36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar
jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
Tehnik

Vaginal toucher pada pemeriksaan kehamilan dan persalinan:

1. Didahului dengan melakukan inspeksi pada organ genitalia eksterna.


2. Tahap berikutnya pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan jalan lahir.
3. Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
dari sisi kranial untuk memaparkan vestibulum. ( Gambar 1 )
4. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi lurus dan rapat dimasukkan
kearah belakang - atas vagina dan melakukan palpasi pada servik. (Gambar 2)

( Gambar 1 ) Sisihkan kedua labia major dengan telunjuk dan ibu jari tangan kiri
Gambar 2 Memasukkan jari telunjuk dan tengah tangan kanan dalam keadaan lurus
kedalam vagina

 Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran servik (prosentase).


 Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, bila sudah pecah
tentukan :

1. Warna
2. Bau
3. Jumlah air ketuban yang mengalir keluar
 Menentukan presentasi (bagian terendah) dan posisi (berdasarkan denominator) serta
derajat penurunan janin berdasarkan stasion. (gambar 3 )

Gambar 3 Derajat desensus kepala melalui pemeriksaan vaginal dengan titik 0 (zero point)
setinggi spina ischiadica

 Menentukan apakah terdapat bagian janin lain atau talipusat yang berada disamping
bagian terendah janin.
 Pada primigravida digunakan lebih lanjut untuk melakukan pelvimetri klinik:
 Pemeriksaan bentuk sacrum
 Menentukan apakah coccygeus menonjol atau tidak.
 Menentukan apakah spina ischiadica menonjol atau tidak.
 Mengukur distansia interspinarum.
 Memeriksa lengkungan dinding lateral panggul.
 Meraba promontorium, bila teraba maka dapat diduga adanya
kesempitan panggul (mengukur conjugata diagonalis).
 Menentukan jarak antara kedua tuber ischiadica.

SUMBER :

Keterampilan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Obstetri Fakultas Kedokteran Universitas


Andalas Padang. 2013

Anda mungkin juga menyukai