Anda di halaman 1dari 5

Muflikha dan Ratna|Ketuban Pecah Dini pada Kehamilan Preterm

Ketuban Pecah Dini pada Kehamilan Preterm

Muflikha Sofiana Putri, Ratna Dewi


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Ketubanpecahdini pada kehamilan preterm adalahpecahnyamembraneChorioamniotiksebelum onset
persalinanpadausiakehamilankurangdari 37 minggu. Hal ini hanya terjadi pada 2% kehamilan tetapi dapat meyebabkan 40%
kelahiran preterm yang berefek pada morbiditas dan mortalitas neonatus. Studi ini bersifat laporan kasus. Didapatkan data
seorang wanita 23 tahun, datang dengan keluhan hamil kurang bulan, mengalami keluar darah dan lendir sejak kurang lebih
6 jam Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS), serta keluar air-air jernih, tidak berbau, dan tidak dapat ditahan sejak kurang
lebih 2 hari SMRS. Keluhan disertai dengan perut mulas menjalar sampai pinggang, hilang timbul tapi jarang. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, compos mentis, TD 110/80 mmHg, nadi 100 x/menit,
pernapasan 22 x/menit, suhu 37°C. Pemeriksaan status generalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan obstetri
didapatkan Tinggi Fundus Uteri (TFU) 1 jari diatas pusat (19cm), ballotement eksterna, his (-),Denyut Jantung Janin (DJJ) 140
x/m. Pemeriksaan inspekulo menunjukkan portio livid, Ostium Uteri Eksterna (OUE) tertutup, flour(+), fluxus (+), ketuban
(+) tidak aktif, erosi/laserasi/polip (-), lakmus (+) merah menjadi biru. Pemeriksaan dalam tidak dilakukan pada pasien ini.
Pada pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Pasien didiagnosa G1P0A0hamil 21 minggu belum inpartu dengan
Ketuban Pecah Sebelum Waktunya (KPSW), Janin Tunggal Hidup (JTH) intrauterin. Selanjutnya pasien direncanakan terapi
konservatif berupa observasi his, DJJ, dan tanda vital ibu, IVFD RL gtt x x/m, injeksi ampisilin 4x1 gram, nifedipin 4x10 mg,
dan hidrasi cukup.

Kata kunci:Ketuban pecah sebelum waktunya, preterm, terapi konservatif

Preterm Premature Rupture of Membrane


Abstract
Preterm premature rupture of membrane is rupture of chorioamniotic membrane before the onset of childbirth and occurs
in gestational age less than 37 weeks. This only occurred in 2% of pregnancies but can cause 40% of preterm birth that may
have an effect on neonatus morbidity and mortality. This study is a case report. A 23 years old woman with preterm
pregnancy come with complained of bloody show that occured six hours before entering hospital and accompanied by the
release of amniotic fluid that is odorless and can not be held from two days before entering hospital. It is accompanied by
pain that intermitently radiating to the waist but still rare. From physical examination found moderate sick in general
condition, compos mentis, BP 110/80mmHg, pulse 100 x/min, respiratory rate 22 x/min, temperature 37°C. General
examination within normal limits. In obstetric examination found that fundus uteri is one finger above umbilicalis (19 cm),
ballotement externa, his (-), fetal heart rate 140 x/min. In inspekulo examination found that portio is livid, OUE closed, fluor
(+), fluxus (+), amniotic fluid (+) not active, erosion/laseration/polip (-), lakmus (+) red to blue. Vaginal toucher not
performed in this patient. Laboratory test within normal limits. The diagnosis are G 1P0A0in 21 weeks pregnancy, not inpartu
yet, with premature rupture of membrane, intrauterin single fetus. Patient planned conservative therapy such as
observation of his, fetal heart rate, and vital signs mother, IVFD RL gtt x x/min, ampicilin injection 4x1 gram, nifedipine 4x10
mg, and adequate hydration.

Keywords:Premature rupture of membrane,preterm, conservative therapy

Korespodensi : Muflikha Sofiana Putri, Jl. Pulau Damar No. 59, Kelurahan Way Dadi, Kecamatan Sukarame, Bandar
Lampung, HP 082175297988, e-mail muflikhasofianaputri@gmail.com

Pendahuluan kelahiran preterm yang berefek pada


Ketuban pecah dini (Premature Rupture morbiditas dan mortalitas neonatus.
of Membrane/PROM) terjadi pada pasien yang Penyebab tersering kematian neonatus yang
melampaui usia kehamilan 37 minggu yang berhubungan dengan PPROM adalah
ditandai dengan pecahnya ketuban sebelum prematuritas, sepsis, dan hipoplasia
masuk masa awal persalinan. Sedangkan, pulmoner.2
ketuban pecah sebelum waktu atau preterm Etiologi terjadinya PPROM belum jelas,
premature rupture of membrane (PPROM) tetapi terdapat berbagai faktor yang dapat
yaitu pecahnya membran korioamniotik pada menyebabkan PPROM, seperti sosial ekonomi
usia kehamilan kurang dari 37 minggu.1 rendah, perokok, infeksi langsung pada
PPROM hanya terjadi pada 2% selaput ketuban maupun asenden dari vagina
kehamilan, tetapi dapat menyebabkan 40% atau serviks, riwayat persalinan preterm,

J MedulaUnila| Volume 5 |Nomor 1 | Mei 2016 |97


Muflikha dan Ratna|Ketuban Pecah Dini pada Kehamilan Preterm

perdarahan pervaginam, fisiologi abnormal Kasus


selaput ketuban, hygiene buruk, inkompetensi Seorang wanita, 23 tahun, datang
serviks akibat persalinan dan tindakan dengan keluhan hamil kurang bulan dan
kuretase, serviks kurang dari 39mm, pH vagina disertai keluar air-air. Merupakan kehamilan
diatas 4,5, overdistensi uterus akibat trauma pertama dan belum pernah mengalami
seperti pasca senggama dan pemeriksaan keguguran. Keluhan ini dirasakan sejak dua
dalam, polihidramnion, gemelli, serta hari SMRS dimana pasien mengalami keluar
defisiensi gizi dari tembaga atau asam air-air yang tidak dapat ditahan, warna jernih,
askorbat.3-5 tidak berbau, dan mengganti pembalut tiga
Beberapa studi menunjukkan kali sehari. Keluhan ini disertai dengan perut
patogenesis PPROM berkaitan dengan mulas menjalar hingga pinggang hilang timbul
peningkatan apoptosis komponen selular tetapi masih jarang.
membran dan peningkatan tingkat protease Kemudian pasien datang ke klinik
spesifik dalam membran dan cairan dokter Sp.OG setelah mengalami keluar darah
amnionik.6Kekuatan tahanan membran dan lendir ± 6 jam SMRS. Pasien dilakukan
banyak diperoleh dari matriks ekstraselular pemeriksaan USG dan dikatakan bahwa janin
dalam amnion. Amnionik kolagen interstisial, dalam keadaan baik tetapi air ketuban kurang,
terutama tipe I dan III, diproduksi dalam sel sehingga pasien dirujuk ke RSAM.
mesenchymal dan merupakan komponen Pasien memiliki riwayat sering
struktural yang paling penting untuk kekuatan keputihan pada masa sebelum hamil hingga
membran korioamniotik.7-9 kehamilan sekarang. Riwayat trauma, diurut-
Dalam kehamilan dengan PPROM, urut, minum jamu, nyeri saat BAK dan demam
menunjukkan tingkat kematian sel amnion disangkal, serta terakhir kali melakukan
yang lebih tinggi dari pada amnion pada masa hubungan intim dengan suaminya satu
aterm.10 Penanda apoptosis dengan PPROM minggu SMRS. Hari pertama haid terakhir
juga menunjukkan level yang meningkat pasien adalah 2 November 2014, dan taksiran
dibandingkan dengan membran aterm. Dalam persalinan tanggal 9 Agustus 2015.
penelitian in vitro menunjukkan apoptosis Pada pemeriksaan fisik didapatkan
mungkin diatur oleh IL-1b endotoksin bakteri keadaan umum tampak sakit sedang,
dan TNF-α.8 kesadaran compos mentis, tekanan darah
Secara keseluruhan, pengamatan ini 110/80 mmHg, nadi 100 x/menit, isi dan
menunjukkan banyak kasus PPROM tegangan cukup, pernapasan 22 x/menit, suhu
disebabkan aktivasi degradasi kolagen, 37°C, dan status generalis dalam batas
perubahan dalam perakitan kolagen, dan normal. Pada pemeriksaan luar obstetri
kematian sel mengarah ke amnion yang didapatkan tinggi fundus uteri satu jari diatas
melemah.8-10Selain itu, berkurangnya asam pusat (19 cm), ballotement eksterna, his (-),
askorbik sebagai komponen kolagen dan denyut jantung janin 140 x/menit. Pada
defisiensi tembaga terutama pada ibu hamil pemeriksaan dalam menggunakan inspekulo
yang merokok mengakibatkan pertumbuhan didapatkan portio livid, OUE tertutup, flour
struktur ketuban yang abnormal.11,12 (+), fluxus (+), ketuban (+) tidak aktif,
PPROM dapat ditegakkan dengan erosi/laserasi/polip (-), lakmus (+) merah
anamnesis, pemeriksaan fisik dengan vaginal menjadi biru. Vaginal toucher tidak dilakukan
toucher dan inspekulo, serta pemeriksaan pada pasien ini. Indeks tokolitik 3 (ketuban
penunjang berupa ferning test, laboratorium, pecah/tidak jelas: 2, spotting: 1).
dan USG.11-14 Pemeriksaan laboratorium darah
Manajemen tatalaksana pada PPROM menunjukkan Hb 11,6 gr/dl, leukosit 8.200/ul,
yaitu mengkonfirmasi cairan ketuban, USG trombosit 314.000/mm3, ureum 13 mg/dl,
untuk memastikan usia kehamilan dan jumlah kreatinin 0,6 mg/dl, SGOT 10 u/L, SGPT 21 u/L,
cairan amnion, konfirmasi ada tidaknya GDS 85 mg/dL, LDH 404 U/L. Pada
infeksi, serta terapi konservatifdengan pemeriksaan USG didapatkan kesan hamil 20-
pemberian uterorelaksan untuk menunda 21 minggu, JTH intrauterin dengan
proses persalinan, pemberian antibiotik oligohidramnion.
sebagai profilaksis, dan kortikosteroid untuk Berdasarkan hasil anamnesis
pematangan paru janin.9,15-17 pemeriksaan fisik, dan penunjang pada pasien

J MedulaUnila| Volume 5 |Nomor 1 | Mei 2016 |98


Muflikha dan Ratna|Ketuban Pecah Dini pada Kehamilan Preterm

ini didapatkan diagnosa G1P0A0 hamil 21 7,5.13Padapasieniniterjadiperubahankertaslak


minggu belum inpartu dengan KPSW, JTH musmerahmenjadibiru,
intrauterin. Selanjutnya, pasien ditatalaksana halinimengindikasikanbahwaterdapatcairan
dengan terapi konservatif berupa observasi amnion padaforniks posterior.
tanda vital ibu, his, dan DJJ, IVFD RL gtt x Pada pasien ini tidak dilakukan
x/menit, injeksi ampicilin 4x1 gram, nifedipine pemeriksaan vaginal toucher. Hal ini
4x10 mg dan hidrasi cukup. disebabkan vaginal toucher pada kehamilan
Kemudian, setelah dua hari perawatan preterm yang belum memasuki masa
di rumah sakit, pasien merasakan mulas persalinan dapat mengakumulasi serviks
menjalar hingga punggung makin lama makin dengan flora vagina yang
kuat dan sering. Pada pemeriksaan vaginal dapatmenjadipatogensehinggamenimbulkan
toucher didapatkan pembukaan lengkap, pelepasanprostaglandin, infeksi intrauterin
presentasi kepala, ketuban (-). Sehingga danpersalinan preterm.Vaginal toucher hanya
diagnosa berubah menjadi G1P0A0 hamil21 dilakukan pada KPD yang sudah memasuki
minggu inpartu kala II dengan KPSW 4 hari, masa persalinan atau dilakukan induksi
JTH preskep. Selanjutnya pada pasien ini persalinan.11,18,19
dilakukan manajemen pimpin persalinan. Pada
pemeriksaanlaboratoriumdarahdidapatkanhas
Pembahasan ildalambatas normal
Penegakkan diagnosa pasien sertatidakterdapatpeningkatankadarleukosit.
berdasarkan anamnesis, pemeriksaanfisik, Hal ini menunjukkan bahwa pasien tidak
pemeriksaanobstetrik dalam keadaaninfeksi. Pada pasien juga
danpemeriksaanpenunjang. Dari hasil dilakukan USG konfirmasi yang menunjukkan
anamnesis diperolehadanyakeluar air-air yang kesan oligohidramnion. Dari anamnesis
tidakdapatdikontrolsejak 2 hariSMRS disertai danpemeriksaan yang telahdilakukanpada
rasa mulas menjalar ke pinggang hilang timbul pasien mengarahkan ke diagnosis KPSW,
tapi jarang. Lalu 6 jam SMRSpasien mengeluh sehingga diagnosa G1P0A0hamil 21
keluar darah dan lendir sehingga pasien minggubeluminpartudengan KPSW, JTH
datang ke klinik dokter Sp.OG. Pasien intrauterine sudah tepat.
kemudian dirujuk ke RSAM karena mengalami Pada pasien ini diberikan terapi
oligohidramnion. Gerakan janin masih konservatif dengan
dirasakan pasien. HPHT tanggal 2 November pertimbanganpasientidakmenunjukkantanda-
2014, dengan taksiran partus tanggal 9 tandainfeksidankeadaanumumibusertajaninm
Agustus 2015. asihbaik. Terapikonservatif yang
Menurut Stuartet al (2005), pada dilakukanpadapasien yaituobservasitanda vital
anamnesis sebaiknya ditanyakan ibu, his, dan DJJ tiap 4-6 jam sekali,
riwayatdemam,trauma, diurut-urut, minum diberikanterapicairan, injeksiAmpicilin 4x1
jamuan, intercourse terakhir, dan riwayat gram,
keputihan. Hal ini berguna untuk menentukan diberikantokolitikmenggunakannifedipine
faktor predisposisi PPROM.12 Pada pasien ini 4x10 mg,
ditemukan riwayat keputihan sejak sebelum danedukasiuntukmengurangiaktivitasberat,
hamil hingga hamil sekarang. vulva hygine, tidakmenggunakanpakaianketat,
Pemeriksaanobstetriksangatdibutuhkan danminum 2 liter
untukmembantupenegakkan diagnosis. tiapharidenganharapanjanindapatdipertahank
Pecahnyaketubandidiagnosisketikacairan an.9
amnion dilihatdenganadanyapooling di fornix Indikasi penggunaan kortikosteroid
posterior pada kehamilan PPROM diberikan pada usia
ataucairanbeningmengalirdarisaluranserviks.12 kehamilan 24-34 minggu.17 Pada pasien ini
,13
Padapemeriksaaninspekulo, terdapat OUE tidak diberikan kortikosteroid sebagai
masihtertutup, flour (+), pool vagina, pematangan paru karena umur kehamilan
danterjadiperubahanwarnamerahmenjadibiru masih berusia 21 minggu.
padakertaslakmus. Normalnya, pH cairan Sikapterhadapkehamilanpadakasusiniku
vagina normal berkisar 4,5-5,5, rangtepat,
sedangkancairan amnion berkisarantara 7,0- dikarenakanbanyakliteraturemengatakanbah

J MedulaUnila| Volume 5 |Nomor 1 | Mei 2016 |99


Muflikha dan Ratna|Ketuban Pecah Dini pada Kehamilan Preterm

wausiakehamilankurangdari 24 sepertipascasenggamadanpemeriksaandalam,
minggutidakperludilakukantindakankonservati polihidramnion, gemelli,
f.PenelitianCombs CA et al9secaracase sertadefisiensigizidaritembagaatauasam
controlterhadap 193 wanita PPROM yang askorbat.3-5
diberikantokolitiksecaraagresif,dibandingkand Dari berbagai faktor resiko di atas, yang
enganpemberiansedikittokolitikdantidakdiberi paling berpengaruh terhadap terjadinya
kantokolitikterbuktitidakmemperpanjangperio PPROM pada pasien ini adalah hygine yang
delatendantidakmeningkatkanmorbiditasneon buruk sehingga mencetuskan terjadinya
atus. Menurut Garitteet al20, infeksi asenden dari vagina atau serviks
menunjukkanbahwadari 79 wanitadengan mengingat pasien memiliki riwayat keputihan
PPROM dibawahusiakehamilan 28 sejak remaja hingga masa awal kehamilan.
minggutidakmenunjukkan adanya
manfaatpemberiantokolitikuntukmemperpanj Simpulan
ang interval Berdasarkan hasil anamnesis,
persalinandantidakmengurangijumlahmorbidit pemeriksaan fisik, dan penunjang
asdanmortalitas perinatal. menunjukkan diagnosis yang sudah tepat.
Selain itu, menurut Schutteet al21, Pemberian terapi konservatif pada pasien ini
wanita PPROM kurang tepat karena akan sulit
denganusiakehamilankurangdari 24 mempertahankan kehamilan jika usia
mingguakanmelahirkandalamwaktusatumingg kehamilan dibawah 24 minggu dan
udengan rata-rata periodelaten 6 hari. kemungkinanhidupbayi sangat
Banyakneonatus yang lahirdengan PPROM kecildenganberbagaikomplikasi yang
menderitapenyakitparukronik, ben syndrome, dapatterjadi. Faktor resiko yang mungkin
hydrochepalus, cerebral palcy, danpotter’s menjadi faktor predisposisi pada pasien ini
syndrome.Insidensikomplikasiterhadapneonat adalah hygiene yang buruk sehingga
esinitergantungpadaumurkehamilandantingka mencetuskan terjadinya infeksi asenden dari
tkeparahanoligohidramnion.22 vagina atau serviks.
Dari berbagailiteraturtersebut,
dapatdisimpulkanbahwameskipun pada DaftarPustaka
pasien ini tidak menunjukkan tanda-tanda 1. ACOG Committe on Practice Bulletins-
infeksi, terapi konservatif pada pasien ini Obstetrics. ACOG Practice Bulletin No. 80:
kurangtepat. PrematureRupture of Membranes.Clinical
Denganmempertimbangkankemungkinanhidu management guidelines for obstetriian-
pbayi sangat kecildenganberbagaikomplikasi gynecologists. Obstet Gynecol. 2007;
yang dapatterjadi, serta interval 109(4):1007-19.
persalinanhinggausiakehamilan 34 2. Maxwell GL. Preterm PrematureRupture
minggusangatjauh, of Membranes.
makalebihbaikuntukdipertimbangkanmanaje ObstetGynecolSurv.1993;48: 576–83.
menaktifdenganinduksioksitosin, 3. Manuaba, Ida BG, Chandranita M, Fajar
prostaglandin, atau misoprostol.9,16 M. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
Penyebab pasti PPROM masih belum Buku Kedokteran EGC; 2007.
diketahui, tetapi terdapat berbagai faktor 4. Nugroho T. Kasus Emergency Kebidanan.
resiko yang mempengaruhi terjadinya PPROM Yogjakarta: NuhaMedika; 2010.
seperti sosialekonomirendah, perokok, 5. Cunningham FG, Norman FG, Kenneth
infeksilangsungpadaselaputketubanmaupunas JL, Larry CG III, Jhon CH, Katharine DW.
endendari vagina atauserviks, Obstetri William. Jakarta: Penerbit Buku
riwayatpersalinan preterm, Kedokteran EGC; 2005.
perdarahanpervaginam, hygiene 6. Casey ML, Cox SM, Word RA, MacDonald
buruk,inkompetensiserviksakibatpersalinanda PC. Cytokines and Infection Induced
ntindakankuretase, servikskurangdari39mm, Preterm Labour. Reprod Fertil Dev. 1990;
pH vagina diatas 4,5, overdistensi uterus 2(5): 499-509.
akibat trauma
7. Gopalani S, Krohn M, Meyn L, Hitti J, Management of Preterm Premature
Crombleholme WR. Contemporary Rupture of Membranes: Determinants of

J MedulaUnila| Volume 5 |Nomor 1 | Mei 2016 |100


Muflikha dan Ratna|Ketuban Pecah Dini pada Kehamilan Preterm

Latency and Neonatal Outcome. Am J 16. Kenyon S, Boulvain M, Neilson J.


Obstet Gynecol. 2005;60: 16-7. Antibiotics for Preterm Rupture of
8. Menon R, Fortunato SJ. Infection and The Membranes. Cochrane Database Syst
Role of Inflammation in Preterm Rev. 2003; (2): 1058.
Premature Rupture of The Membranes. 17. Harding JE, Pang J, Knight DB, Liggins GC,
Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol. Do Antenatal Corticosteroids Help in The
2007; 21(3): 467-78. Setting of Preterm Rupture of
9. Combs CA, McCune M, Clark R, Fishman Membranes?.Am J Obstet Gynecol.
A. Aggressive Tocolysis does not Prolong 2001;184(2): 131–9.
Pregnancy or Reduce Neonatal Morbidity 18. Lewis DF, Major CA, Towers CV, Asrat T,
After Preterm Premature Rupture of The Harding JA, Garite TJ. Effects of Digital
Membranes. Am J Obstet Gynecol. Vaginal Examination on Latency Period in
2004;190(6): 1723–8. Preterm Premature Rupture of
10. Ohlsson A, Wang E. An Analysis of Membranes. Obstet Gynecol.1992; 80(4):
Antenatal Test to Detect Infection in 630–4.
Preterm Premature Rupture of The 19. Alexander JM, Mercer BM, Miodovnik M,
Membranes. Am J Obstet Gynecol. 1990; Thurnau GR, Goldenburg RL, Das AF et al.
162(3): 809-18. The Impact of Digital Cervical
11. Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Kebidanan Examination on Expectantly Managed
Edisi 4 Cetakan 3. Jakarta: PT Bina Preterm Rupture of Membranes. Am J
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010. Obstet Gynecol.2000;183(4): 1003-7.
12. Stuart EL, Evans GS, Lin YS, Powers HJ. 20. Garite TJ, Keegan KA, Freeman RK,
Reduced Collagen and Ascorbic Acid Nageotte MP. A Randomized Trial of
Concentrations and Increased Proteolytic Ritodrine Tocolysis Versus Expectant
Susceptibility with Prelabor Fetal Management in Patients with Premature
Membrane Rupture in Women. Biol Rupture of Membranes at 25 to 30
Reprod. 2005; 72(1): 230-5. Weeks of Gestation. Am J Obstet
13. Davidson KM. Detection of Premature Gynecol.2007;157(2): 388–93.
Rupture of The Membranes. Clin Obstet 21. Schutte MF, Treffers PE, Kloosterman GJ,
Gynecol. 1991;34(4): 715-22. Soepatmi S. Management of Premature
14. Wiknjosastro Hanifa,Abdul Basri S, Rupture of Membranes: The Risk of
Trijatmo Rachimhadhi. Ilmu Bedah Vaginal Examination to The Infant.Am J
Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Obstet Gynecol. 1983; 146(4): 395-400.
Sarwono Prawirohardjo; 2011. 22. Rotschild A, Ling EW, Puterman ML,
15. How HY, Cook CR, Cook VD, Miles DE, Farquharson D. Neonatal Outcome After
Spinnato JA. Preterm Premature Rupture Prolonged Preterm Rupture of The
of Membranes: Aggressive Tocolysis Membranes. Am J Obstet Gynecol. 1990;
Versus Expectant Management. J Matern 162(1): 46-52.
Fetal Med. 1998; 7(1): 8–12.

J MedulaUnila| Volume 5 |Nomor 1 | Mei 2016 |101

Anda mungkin juga menyukai