Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN KEUANGAN

KELOMPOK 1
3F MBI

Nama Kelompok:

1. Ni Made Ady Santini (01)

2. Ni Komang Sasih Kirana Ratri (06)

3. Ni Putu Kerti Widyaningsih (14)

4. I Gusti Agung Mega Pradnyan Prawira (15)

5. Made Rianti Ningsih Wangi (24)

6. Ni Made Destin Rahayu (29)


Politeknik Negeri Bali

Tahun Ajaran 2021/2022


Pendahuluan
PT Gudang Garam Tbk adalah sebuah merek/perusahaan produsen rokok terbesar
keenam di Indonesia setelah STTC. Didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo,
perusahaan rokok ini merupakan peringkat pertama dan terbesar keenam di Indonesia
menurut tahun pendiriannya (jika dibandingkan perusahaan rokok nasional lainya seperti
Nojorono dan Djarum di Kudus) dalam produksi rokok kretek. Perusahaan ini memiliki
kompleks tembakau sebesar 514 hektare di Kediri, Jawa Timur.

Gudang Garam didirikan pada 26 Juni 1958 oleh Tjoa Jien Hwie atau Surya
Wonowidjoyo. Sebelum mendirikan perusahaan ini, di saat berumur sekitar dua puluh tahun,
Tjoa Jien Hwie mendapat tawaran bekerja dari pamannya di pabrik rokok NV Tjap 93 yang
merupakan salah satu pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada waktu itu. Berkat kerja keras
dan kerajinannya dia mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi direktur di
perusahaan tersebut.

PT Gudang Garam Tbk tidak mendistribusikan produknya secara langsung melainkan


melalui PT Surya Madistrindo lalu kepada pedagang eceran kemudian baru ke konsumen.

Pada 4 Agustus 2017, Japan Tobacco International (Japan Tobacco Inc.), membeli
100% saham PT Karyadibya Mahardika dan PT Surya Mustika Nusantara, anak perusahaan
dari PT Gudang Garam Tbk. Sekarang, kedua perusahaan ini terpisah dari Gudang Garam.

Gudang Garam membentuk 3 Anak perusahaan baru dan siap merambah rokok
Elektrik. Satu adalah sebagai importir, kemudian perusahaan kedua distribusi, dan ketiga
untuk manufakturnya. Selain itu, ketiga perusahaan tersebut juga belum memiliki karyawan
dan tidak ada biaya yang dikeluarkan kecuali biaya PT-nya.

Direktur Gudang Garam Istata Taswin Siddharta menambahkan tren rokok elektrik
dapat membuka potensi persaingan di industri rokok walaupun saat ini perseroan melihatnya
belum sebagai ancaman serius.

Pengertian Analisis Common Size


Analisis Common Size adalah analisis yang disusun dengan menghitung tiap-tiap
rekening dalam laporan laba rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk
laporan laba rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). (Hanafi, 2007:70) Analisis Common
Size merupakan angka-angka yang ada dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi menjadi
persentase berdasarkan dasar tertentu. Untuk angka-angka yang ada di neraca, common base-
nya adalah total aset untuk aktiva dan total ekuitas & liabilitas untuk pasiva. Hal ini artinya
total aktiva dan total ekuitas & liabilitas dianggap masing-masing 100%. Sementara itu, pada
laporan laba rugi yang dianggap 100% adalah penjualan neto atau penjualan bersih.
Pembahasan
a. Aktiva

Aktiva
Aset Lancar 2019 2020 2019 2020
Kas Rp 3.571.886 Rp 4.774.272 4,54% 6,11%
Piutang Rp 1.875.909 Rp 2.556.127 2,39% 3,27%
Persediaan Rp 42.847.314 Rp 39.894.523 54,48% 51,02%
PPN dibayar dimuka Rp 3.223.684 Rp 1.680.362 4,10% 2,15%
Beban dibayar dimuka Rp 271.314 Rp 367.231 0,34% 0,47%
Aset lancar lainnya Rp 291.026 Rp 265.414 0,37% 0,34%

Total Aset Lancar Rp 52.081.133 Rp 49.537.929 66,22% 63,35%


   
Aset Tak Lancar        
Aset tetap, bersih Rp 25.373.983 Rp 27.605.038 32,26% 35,30%
Aset hak guna, bersih - Rp 73.206 0,00% 0,09%

Aset pajak tangguhan, bersih Rp 143.510 Rp 141.905 0,18% 0,18%

Pajak Penghasilan dibayar


Rp 72.392 Rp 39.760 0,09% 0,05%
dimuka

Aset tidak lancar lainnya Rp 976.256 Rp 793.571 1,24% 1,01%

Total aset tidak lancar Rp 26.566.141 Rp 28.653.480 33,78% 36,65%


         
100,00
TOTAL ASET Rp 78.647.274 Rp 78.191.409 100,00%
%

Cara melakukan perhitungan analisis common size pada aktiva yaitu dengan membagi tiap-
tiap akun dengan total aset pada tahun yang sama kemudian dikali 100%

Contoh akun kas tahun 2019 adalah Rp 3.571.886 dan dengan total aset Rp 78.647.274
sehingga perhitungannya sbb:

Rp3.571 .886
x 100% = 4,54%
Rp 78.647 .274

Untuk akun akun lainnya di tahun 2019 dan 2020 juga dilakukan hal yang sama seperti
perhitungan akun kas tahun 2019. Setelah mendapatkan persentase tiap akunnya, selanjutnya
persentase tersebut dijumlahkan sehingga mendapat 100%.
b. Pasiva

Pasiva
Liabilitas 2019 2020 2019 2020
Liabilitas jangka pendek        
Pinjaman bank jangka pendek Rp 17.216.439 Rp 6.009.226 21,89% 7,69%
Pinjaman bank jangka panjang
Rp 20.000 Rp 20.000 0,03% 0,03%
yang jatuh tempo dalam satu tahun
utang usaha Rp 1.297.463 Rp 1.123.703 1,65% 1,44%
utang pajak Rp 490.676 Rp 215.747 0,62% 0,28%
utang bea cukai, PPN, dan pajak
Rp 5.084.916 Rp 9.059.132 6,47% 11,59%
rokok
beban akrual Rp 190.871 Rp 79.548 0,24% 0,10%
liabilitas jangka pendek lainnya Rp 958.362 Rp 502.636 1,22% 0,64%
Total Liabilitas jangka pendek Rp 25.258.727 Rp 17.009.992 32,12% 21,75%

Liabilitas jangka panjang        


Pinjaman bank jangka
panjang, setelah dikurangi bagian Rp 176.667 Rp 156.667 0,22% 0,20%
yang jatuh tempo dalam satu tahun

liabilitas imbalan pasca kerja Rp 1.765.824 Rp 1.996.074 2,25% 2,55%

Liabilitas pajak tangguhan,


Rp 515.298 Rp 506.208 0,66% 0,65%
bersih
Total liabilitas jangka panjang Rp 2.457.789 Rp 2.658.949 3,13% 3,40%
TOTAL LIABILITAS Rp 27.716.516 Rp 19.668.941 35,24% 25,15%

Ekuitas        
Modal saham, nilai nominal Rp
Rp 962.044 Rp 962.044 1,22% 1,23%
500 (Rupiah penuh) per saham
Agio saham Rp 53.700 Rp 53.700 0,07% 0,07%
Selisih transaksi dengan pihak
Rp (33.379) Rp (33.379) -0,04% -0,04%
nonpengendali
Saldo laba dicadangkan Rp 200.000 Rp 200.000 0,25% 0,26%
Saldo laba belum dicadangkan Rp 49.748.338 Rp 57.340.043 63,26% 73,33%
Ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada pemilik Rp 50.930.703 Rp 58.552.408 64,76% 74,85%
entitas induk
Kepentingan non pengendali Rp 55 Rp 60 0,00% 0,00%
Total Ekuitas Rp 50.930.758 Rp 58.522.468 64,76% 74,85%
TOTAL EKUITAS &
Rp 78.647.274 Rp 78.191.409 100,00% 100,00%
LIABILITAS

Pada akun-akun pasiva juga dilakukan hal yang sama pada akun akun Aktiva. Pada laporan
Pasiva dilakukan dengan membagi tiap-tiap akun dengan total ekuitas dan liabilitas pada
tahun yang sama kemudian dikali dengan 100%.

Contoh akun pinjaman bank jangka pendek tahun 2019 adalah Rp 17.216.439 dengan total
ekuitas dan liabilitas Rp 78.647.274 sehingga perhitungannya sbb:

Rp17.216 .439
x 100% = 21,89%
Rp 78.647 .274

Untuk akun-akun lainnya di tahun 2019 dan 2020 juga dilakukan hal yang sama seperti
perhitungan akun pinjaman bank jangka pendek tahun 2019. Setelah mendapatkan persentase
tiap akunnya, selanjutnya persentase tersebut dijumlahkan sehingga mendapat 100%.

c. Laba Rugi
COMMON SIZE
LABA-RUGI 2019 2020
2019 2020
Pendapatan Rp 110.523.819 Rp 114.477.311 99,70% 99,75%
Pendapatan lainnya Rp 327.433 Rp 281.559 0,30% 0,25%
Total Pendapatan Rp 110.851.252 Rp 114.758.870 100,00% 100,00%
Biaya pokok
Rp (87.740.564) Rp (97.089.067)
penjualan -79,15% -84,60%
Laba Bruto Rp 22.783.255 Rp 17.388.244 20,55% 15,15%
Beban usaha Rp (7.993.256) Rp (7.581.497) -7,21% -6,61%
Beban lainnya Rp (24.167) Rp (3.759) -0,02% 0,00%
Rugi kurs, bersih Rp (20.175) Rp (38.692) -0,02% -0,03%
Laba usaha Rp 15.073.090 Rp 10.045.855 13,60% 8,75%
Beban bunga Rp (585.354) Rp (382.722) -0,53% -0,33%
Laba sebelum
Rp 14.487.736 Rp 9.663.133
Pajak penghasilan 13,07% 8,42%
Beban Pajak
Rp (3.607.032) Rp (2.015.404)
penghasilan -3,25% -1,76%
         
LABA Rp 10.880.704 Rp 7.647.729 10% 7%

Pada akun-akun di laporan laba rugi juga dilakukan hal yang sama pada akun-akun aktiva dan
pasiva tadi. Pada laporan laba rugi dilakukan dengan membagi tiap-tiap akun dengan total
pendapatan pada tahun yang sama dan dikali 100%.

Contoh akun pendapatan lainnya tahun 2019 adalah Rp 327.433 dengan total pendapatan
sebesar Rp 110.851.252 sehingga perhitungannya sbb:

Rp327.433
x 100% = 0,30%
Rp 110.851 .252

Untuk akun-akun lainnya di tahun 2019 dan 2020 juga dilakukan hal yang sama seperti
perhitungan pada akun pendapatan lainnya tahun 2019.

Kesimpulan
Berdasarkan analisis common size dari laporan keuangan PT Gudang Garam Tbk
diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu, total aset lancar pada tahun 2020
mengalami penurunan dari tahun 2019 sebesar 2,87% dikarenakan persediaan dan total aset
lancar lainnya yang mengalami penurunan. Berbanding terbalik dengan total aset lancar, total
aset tidak lancar tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar 2,87% dibandingkan dari tahun
2019. Untuk total liabilitas tahun 2020 juga mengalami penurunan dari tahun 2019 sebesar
10,09%. Sedangkan total ekuitas tahun 2020 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya
sebesar 10,09%. Terakhir, untuk laba PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2020 mengalami
penurunan sebesar 3% dibandingkan dengan laba tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai