Anda di halaman 1dari 3

1.

KEUNGGULAN

1). Manajemen puncak dibebaskan dari pemecahan persoalan sehari-hari yang banyak
sehingga peluang untuk berkonsentrasi pada strategi, pada pembuatan keputusan yang
tingkatnya lebih tinggi, dan pada kegiatan-kegiatan koordinasi.

2). Manajer tingkat lebih rendah umumnya memiliki informasi yang lebih terperinci dan
lebih baru mengenai kondisi setempat dibandingkan dengan para manajer puncak.

3). Pendelegasian wewenang pengembalian keputusan kepada manajer pada tingkat yang
lebih rendah membuat mereka dapat lebih cepat memberikan respons kepada pelanggan.

4). Desentralisasi memberikan pengalaman pengambilan keputusan kepada para manajer


tingkat lebih rendah yang nantinya diperluka jika mereka dipromosikan ke tingkat yang lebih
tinggi.

5). Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer tingkat lebih rendah
sering kali meningkatkan motivasi mereka, sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja
dan tingkat retensi karyawan, serta membaiki kinerja.

KELEMAHAN

1). Manajer tingkat lebih rendah mungkin membuat keputusan tanpa mengetahui
sepenuhnya gambaran besar. Meskipun manajer puncak kurang mengetahui mengenai
operasi lokal perusahaan, namun manajer puncak biasanya lebih mengetahui strategi
perusahaan.

2). Kemungkinan terjadinya kurang koordinasi antara manajemen puncak dengan


manajemen tinngkat lebih rendah.

3). Manajer tingkat yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan
perusahaan secara keseluruhan.

4). Dalam suatu organisasi yang sangat terdesentralisasi, mungkin lebih sulit untuk secara
efektif menyebarkan gagasan-gagasan yang inovatif.

2. KUNCI PENTING DALAM LAPORAN KINERJA

1). Memilih standar kualitas

Standar kualitas yang bisa digunakan untuk masing masing pendekatan dalam
mengoptimalkan kos kualitas. Dalam pendekatan konvensional, titik fokusnya adalah
keseimbangan antara kos pengendalian dan kos kegagalan, tidak ada yang sempurna. Cacat
sekecil apapun pasti terjadi, oleh karena itu dalam pendekatan ini ditetapkan AQL yaitu
Acceptable Quality Level, tingkat kualitas yang bisa diterima, artinya perusahaan harus
menetapkan standar minimal tingkat kecacatan yang bisa ditoleransi.

2). Menguantifikasi standar kualitas


Kualitas dapat dihitung dengan kosnya, artinya jika kualitas terbaik adalah 100 % sementara
kos kualitas mencapai 40 % maka berarti tingkat kualitas produk sama dengan 60 %. Kualitas
ini sangat erat kaitannya dengan perilaku kos berikut :

a. Untuk kos kualitas variable, peningkatan kualitas mencerminkan penurunan rasio


kos variabel

b. Selisih kos awal dengan akhir mencerminkan penghematan kos

c. Untuk kos kualitas tetap, peningkatan kualitas dicerminkan oleh adanya


perubahan nilai uang

d. Standar fisik.

3). Standar fisik yang bisa digunakan sebagai indikator kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan sebagai berikut :

a. Jumlah unit yang cacat

b. Presentase kegagalan eksternal

c. Kesalahan dalam proses penagihan (Billing Errors)

d. Kesalahan kesalahan dalam proses kontrak (contract errors)

e. Ukuran ukuran fisik lainnya.

4). Penggunaan standar interim Standar zero deffect adalah jangka panjang. oleh karena itu,
perlu adanya standar tahunan (interim basis) yang mencerminkan tingkat kualitas yang
dicapai pada tahun yang bersangkutan.

3. PERBEDAAN DARI LAPORAN KEUANGAN DENGAN LAPORAN MANAJEMEN DARI SEGI MANFAAT

1). Manfaat Laporan Keuangan

Secara umum, manfaat yang dapat diperoleh dari kedua laporan keuangan adalah
memberikan informasi tentang kondisi keuangan secara umum seperti cash flow berjalan
dengan lancar atau tidak, jumlah profit yang diperoleh sesuai dengan data yang ada dan
target perusahaan. Laporan keuangan bermanfaat untuk mengontrol kegiatan operasional
jika dirasa ada pemborosan saat pemakaian sumber daya perusahaan sehingga laba atau
pemasukan perusahaan tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh pihak
manajemen.

2). Manfaat Laporan Manajemen

Laporan manajemen bersifat lebih spesifik yang bisa dipergunakan untuk melakukan analisis
secara lebih mendalam. Laporan manajemen juga bisa mengindikasikan adanya masalah
pada salah satu tim, departemen, atau proyek sehingga pihak pimpinan atau manajemen
perusahaan bisa segera membuat kebijakan atau keputusan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut secepatnya. pengambilan keputusan bisnis. Pihak manajemen lebih
membutuhkan laporan ini daripada laporan keuangan yang lebih bersifat kuantitatif.
Penyusunan atau pembuatan laporan manajemen memang didasarkan pada laporan
keuangan (data kuantitatif) sehingga realisasi kebijakan bisa dilakukan.

Sumber : EKMA 4214

Anda mungkin juga menyukai