Kestabilan emulsi dan oksidasi low fat mayonnaise menggunakan kefir se-
bagai alternatif emulsifier
ABSTRAK: Mayonnaise adalah saus popular berbentuk semi solid minyak dalam air yang tersusun
atas minyak, pengasam dan telur yang dipasteurisasi sebagai emulsifier. Permintaan konsumen saat ini
menghendaki makanan yang alami menyehatkan dan rendah kalori sehingga, dilakukan inovasi dan
pembuatan produk low fat. Emulsifier yang sering digunakan adalah lesitin kuning telur, kasein, dan
whey. Kefir dapat digunakan sebagai pengganti emulsifier dalam pembuatan low fat mayonnaise.
Penggunaan kuning telur dikurangi dan kefir digunakan sebagai emulsifier pengganti kuning telur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kestabilan emulsi, antioksidan, dan kestabilan
oksidasi dari mayonnaise yang terbuat dari rice bran oil dan kefir selama penyimpanan. Metode
penelitian menggunakan metode percobaan laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan
kefir dalam low fat mayonnaise dapat meningkatkan kestabilan emolsi dan kestabilan oksidasi.
Kata kunci : Low fat mayonnaise; kefir; kestabilan emulsi; antioksidan; kestabilan oksidasi.
ABSTRACT: Mayonnaise is popular sauce. It’s kind of semi solid oil in water (o/w) emulsion which
containing oil, acidifier and pasteurized egg yolk as an emulsifier. The consumers have demanded that
for natural, healthy, and low calorie food especially for development and manufacture of low fat may-
onnaise. The common emulsifiers are egg yolk, casein, and whey. Kefir can replace egg yolk to devel-
op low fat mayonnaise. The use of egg yolk be reduced and kefir was used to develop a low fat may-
onnaise as emulsifier replacer to egg yolk. The purpose of this research attempts to observe the emul-
sion stability, antioxidant, and oxidation stability of low fat mayonnaise prepared using rice bran oil
and kefir during storage. The research methods using experimental design. The result shows the addi-
tion of kefir can create low fat mayonnaise by increasing emulsion stability.
Keywords : Low fat mayonnaise; kefir; emulsion stability; antioxidant; oxidation stability.
Corresponding Author: herlyfptub@ub.ac.id
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 83
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 84
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
fier dan substitusi kuning telur. Prosedur minyak dan bergantian dengan vinegar dan
diawali dengan pencampuran bahan garam, kefir, selanjutnya dimasukkan tepung
gula, mustard, lada putih, sebagian kuning porang yang sudah dilarutkan pada air
telur dengan menggunakan mixer dengan hangat dan bergantian kembali dilakukan
kecepatan 1500 rpm selama 1 menit selan- penambahan minyak, vinegar, kefir ber-
jutnya dimasukkan sepertiga dari jumlah gantian hingga terbentuk emulsi.
Tabel 1. Formulasi mayonnaise kontrol dan low fat mayonnaise yang diformulasi dari RBO,
tepung porang dan kefir selama penyimpanan
Perlakuan
Komponen
M0 M1 M2 M3
Soya oil (v/v) 70 - - -
RBO (v/v) - 30 40 50
Kuning telur 15 12 12 10,5
Kefir - 3 3 4,5
Vinegar 5 5 5 5
Garam 1,5 1,5 1,5 1,5
Gula 2 2 2 2
Mustard 1,5 1,5 1,5 1,5
Lada putih 0,5 0,5 0,5 0,5
Tepung porang - 0,3 0,3 0,2
Air 4,5 44,2 34,2 24,3
Ket : M0 = kontrol full fat, M1 = RBO 30%, porang 0,3%, kefir 20%; M2 = RBO 40%, porang 0,3%,
kefir 20%; M3 = RBO 50%, porang 0,2%, kefir 30%
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 85
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
Tabel 2. Komposisi asam lemak dan komponen antioksidan rice bran oil dan kefir
Komposisi
Kandungan Senyawa
Rice Bran Oil (%) Kefir (%)
Asam Laurat 1,05 5,83
Asam Miristat 2,15 5,51
Asam Palmitoleat 13,5 12,16
Asam Palmitat 2,6 5,95
Asam Linolenat 6,9 25,63
Asam Linoleat 29,78 18,37
Asam Oleat 19,60 16,64
Tocotrienol 0,29 -
Ergosterol 0,80 -
Campesterol 0,85 -
Oryzanol 3,91 -
β- Carotene 0,50 4,83
Tocopherol 0,29 5,06
Suhu Ruang
30
y = -2.911x + 30.01
Aktivitas Antioksidan (% dpph)
25
R² = 0.972
M0
20 y = -3.121x + 27.75 M1
R² = 0.996
M2
15 y = -2.621x + 24.83
y = -3.02x + 22.21 R² = 0.967 M3
10 R² = 0.973
Linear (M0)
Linear (M1)
5
Linear (M2)
0 Linear (M3)
0 10 20 30
Gambar 1. Regresi aktivitas antioksidan mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan
kefir pada penyimpanan suhu ruang selama 0, 10, 20, dan 30 hari. (y= aktivitas an-
tioksidan, x= lama penyimpanan).
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 86
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
Suhu Refrigerator
30 y = -1.057x + 29.14
R² = 0.918
Aktivitas Antioksidan (% dpph)
25 y = -0.846x + 26.46
R² = 0.607 M0
20 y = -1.121x + 24.29 M1
R² = 0.929
y = -0.836x + 21.19 M2
15
R² = 0.734 M3
10 Linear (M0)
Linear (M1)
5
Linear (M2)
0 Linear (M3)
0 10 20 30
Gambar 1. Regresi aktivitas antioksidan mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan
kefir pada penyimpanan suhu refrigerator selama 10, 20, dan 30 hari. (y= aktivitas
antioksidan, x= lama penyimpanan).
(Ket: M0 = kontrol; M1 = RBO 30%, porang 0,3%, kefir 20%; M2 = RBO 40%, porang 0,3%,
kefir 20%; M3 = RBO 50 %, porang 0,2%, kefir 30%)
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 87
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
Tabel 3. Slope aktivitas antioksidan mayonnaise yang disimpan pada suhu ruang dan suhu re-
frigerator
Perlakuan Suhu ruang Suhu refrigerator
M0 -2,62 -1,12
M1 -3,02 -0,84
M2 -3,12 -0,85
M3 -2,91 -1,06
Nilai slope yang negatif mencerminkan dengan suhu refrigerator diduga karena su-
arah regresi linier yang negative. Hal ini hu mempengaruhi aktivitas komponen
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan mayonnaise. Suhu refrigerator mampu
akan semakin turun dengan semakin lama menghambat oksidasi dibanding suhu ru-
waktu penyimpanan. Pendugaan penurunan ang karena aktivitas lipolitik terhambat pa-
aktivitas antioksidan setiap 10 hari akan da suhu refrigerator.
turun sebesar 2,62 untuk M0; 3,02 untuk
M1; 3,12 untuk M2; dan 2,91 untuk M3 Kestabilan emulsi
pada suhu ruang. Pada suhu refrigerator, Regresi kestabilan emulsi mayonnaise
laju penurunan aktifitas antioksidan lebih dengan variasi minyak, tepung porang, dan
lambat yaitu 1,12 untuk M0; 0,84 untuk kefir pada penyimpanan suhu ruang dan
M1; 0,85 untuk M2; dan 1,06 untuk M3. refrigerator selama 0, 10, 20, dan 30 hari
Penurunan aktivitas antioksidan yang tertera pada Gambar 3 dan Gambar 4.
lebih cepat pada suhu ruang dibandingkan
Suhu Ruang
85.00
y = -2.332x + 83.83
R² = 0.921
80.00
y = -2.099x + 82.99 M0
Kestabilan Emulsi (%)
R² = 0.941 M1
75.00
y = -2.864x + 82.66 M2
R² = 0.975
70.00 M3
y = -3.399x + 82.33
R² = 0.998 Linear (M0)
65.00 Linear (M1)
Linear (M2)
60.00 Linear (M3)
0 10 20 30
Gambar 3. Regresi kestabilan emulsi mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan kefir
pada penyimpanan suhu ruang selama 0, 10, 20, dan 30 hari. (y= kestabilan emulsi,
x= lama penyimpanan).
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 88
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
Suhu Refrigerator
82.00
81.00
80.00 y = -1.168x + 82.33
R² = 0.946 M0
Kestabilan Emulsi (%)
79.00
y = -1.283x + 81.91 M1
78.00 R² = 0.923
M2
77.00 y = -1.049x + 80.58
76.00 R² = 0.915 M3
y = -1.066x + 80.16 Linear (M0)
75.00
R² = 0.966
74.00 Linear (M1)
73.00 Linear (M2)
72.00 Linear (M3)
0 10 20 30
Gambar 4. Regresi kestabilan emulsi mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan kefir
pada penyimpanan suhu refrigerator selama 10, 20, dan 30 hari. (y= kestabilan
emulsi, x= lama penyimpanan).
(Ket.: M0 = kontrol; M1 = RBO 30%, porang 0,3%, kefir 20%; M2 = RBO 40%, porang
0,3%, kefir 20%; M3 = RBO 50 %, porang 0,2%, kefir 30%).
Tabel 4. Slope kestabilan emulsi mayonnaise yang disimpan pada suhu ruang dan suhu refrig-
erator
Perlakuan Suhu ruang Suhu refrigerator
M0 -2,86 -1,05
M1 -3,39 -1,07
M2 -2,33 -1,17
M3 -2,09 -1,28
Nilai slope kestabilan emulsi yang dan 2,09 untuk M3 pada suhu ruang. Pada
negatif mencerminkan arah regresi linier suhu refrigerator, laju penurunan kestabilan
yang negative. Hal ini menunjukkan bahwa emulsi lebih lambat yaitu 1,05 untuk M0;
kestabilan emulsi akan semakin turun 1,07 untuk M1; 1,17 untuk M2; dan 1,28
dengan semakin lama waktu penyimpanan. untuk M3.
Pendugaan penurunan kestabilan emulsi Penggunaan minyak yang lebih tinggi
setiap 10 hari akan turun sebesar 2,86 un- akan menghasilkan kestabilan emulsi yang
tuk M0; 3,39 untuk M1; 2,33 untuk M2; lebih tinggi. Mayonnaise yang tinggi min-
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 89
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
yak secara umum stabil dari pemisahan naise, menghasilkan angka peroksida se-
fase, ketika minyak dikurangi, emulsinya makin rendah. Hal ini dikarenakan konsen-
menjadi tidak stabil, sehingga dibutuhkan trasi RBO yang tinggi juga mengandung
hidrokoloid untuk mencegah terpisahnya antioksidan yang tinggi seperti tocopherol,
fase terdispersi dan pendispersi selama tocotrienol, gamma oryzanol dan beta ka-
penyimpanan. Penggunaan kefir dan roten. Komponen ini mampu mencegah
kuning telur sebagai emulsifier memiliki terjadinya peroksidasi lemak selama
permukaan aktif yang akan teradsorpsi di penyimpanan. Stabilitas oksidasi mayon-
permukaan membentuk droplet baru dan naise tergantung pada tipe minyak yang
sebagai proteksi membran, sehingga digunakan. Penggunaan kefir pada pembu-
mencegah droplet menyatu. Penyimpanan atan mayonnaise diduga juga memiliki ke-
pada suhu ruang akan menurunkan kestabi- mampuan mereduksi aktivitas oksidasi.
lan emulsi lebih cepat dari penyimpanan Oksidasi lemak yang dihambat oleh kefir
pada suhu refrigerator. ini menyebabkan nilai peroksida mayon-
naise menurun. Liu, Xu and Guo. (2007)
Totox value menyatakan bahwa kefir memiliki aktivitas
Nilai total oksidasi mengestimasi laju antioksidan yang tinggi dibanding susu
kerusakan oksidasi produk lemak atau segar.
minyak. Totox value dihitung dari 2 kali Suhu penyimpanan dan lama simpan
angka peroksida ditambah anisidine value. mayonnaise juga memiliki pengaruh ter-
Indikator ini mengukur laju penurunan hadap kualitas mayonnaise. Rata-rata ang-
kualitas produk dan memberikan informasi ka peroksida yang dihasilkan menunjukkan
laju pembentukan produk oksidasi primer bahwa penyimpanan mayonnaise pada su-
dan sekunder. hu ruang menghasilkan angka peroksida
yang tinggi dan secara bertahap meningkat
Angka peroksida dengan rentang cukup besar. Angka pero-
Perlakuan penggunaan minyak, tepung ksida mayonnaise yang disimpan pada su-
porang dan variasi kefir pada suhu dan la- hu refrigerator mengalami peningkatan,
ma penyimpanan yang berbeda, namun tidak terlalu tinggi jika dibanding-
menghasilkan rata-rata angka peroksida kan dengan suhu ruang. Suhu refrigerator
yang berbeda pada mayonnaise selama mampu menghambat oksidasi lemak
penyimpanan. Perbedaan angka peroksida dibanding suhu ruang karena aktivitas lipo-
dipengaruhi oleh jumlah minyak dan kefir litik terhambat pada suhu refrigerator, oleh
yang digunakan serta seiring bertambahnya sebab itu peningkatan nilai peroksida pada
lama simpan. Semakin tinggi minyak dan suhu refrigerator lebih lambat dibanding-
kefir yang digunakan akan menghasilkan kan suhu ruang. Hal ini menunjukkan suhu
angka peroksida mayonnaise yang rendah. penyimpanan mempengaruhi proses
Nilai peroksida mayonnaise yang rendah oksidasi. Sampel kontrol mempunyai ang-
mengindikasikan bahwa potensi mayon- ka peroksida tertinggi pada penyimpanan
naise untuk mengalami kerusakan karena 30 hari yaitu sebesar 3,64 meq/kg. Nilai
oksidasi juga rendah. Penelitian Hashemi peroksida secara signifikan meningkat
et al. (2012), penambahan minyak dalam dengan peningkatan lama penyimpanan.
pembuatan saus dressing dengan konsen-
trasi yang berbeda pada suhu 37oC selama Anisidine value
11 minggu menunjukkan perbedaan yang Mayonnaise kontrol memiliki nilai
nyata. anisidin tertinggi pada penyimpanan 30
Semakin tinggi konsentrasi RBO yang hari yaitu sebesar 10,34. Nilai anisidin
digunakan pada pembuatan low fat mayon- yang meningkat mengindikasikan bahwa
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 90
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
Gambar 5. Regresi totox value mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan kefir pada
penyimpanan suhu ruang selama 0, 10, 20, dan 30 hari. (y= totox value, x= lama
penyimpanan).
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 91
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
Gambar 6. Regresi totox value mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan kefir pada
penyimpanan suhu refrigerator selama 0, 10, 20, dan 30 hari. (y= totox value, x=
lama penyimpanan).
(Ket.: M0 = kontrol; M1 = RBO 30%, porang 0,3%, kefir 20%; M2 = RBO 40%, porang
0,3%, kefir 20%; M3 = RBO 50 %, porang 0,2%, kefir 30%).
Peningkatan totox value secara signif- Nilai totox value yang rendah mempunyai
ikan terjadi pada penyimpanan dengan su- arti kualitas mayonnaise yang lebih baik.
hu ruang. Peningkatan totox value tertinggi Analisis regresi nilai totox value mayon-
didapatkan dari mayonnaise kontrol. May- naise selama penyimpanan menghasilkan
onnaise M3 memiliki totox value terendah. slope seperti tertera pada Tabel 5.
Tabel 5. Slope totox value mayonnaise yang disimpan pada suhu ruang dan suhu refrigerator
Perlakuan Suhu ruang Suhu refrigerator
M0 0,37 0,12
M1 0,30 0,11
M2 0,29 0,08
M3 0,28 0,09
Nilai slope yang positif mencerminkan Slope yang tinggi pada mayonnaise
arah regresi linier yang positif. Hal ini kontrol mencerminkan laju oksidasi yang
menunjukkan bahwa totox value akan se- lebih tinggi. Persentase penggunaan RBO
makin naik dengan semakin lama waktu yang semakin tinggi akan menghasilkan
penyimpanan. Pendugaan kenaikan totox slope yang rendah, hal ini menunjukkan
value setiap 10 hari akan naik sebesar 0,37 laju oksidasi menurun baik pada suhu ru-
untuk M0; 0,30 untuk M1; 0,29 untuk M2; ang maupun suhu refrigerator. Hal ini
dan 0,28 untuk M3 pada suhu ruang. Pada disebabkan kandungan antioksidan pada
suhu refrigerator, laju penurunan aktifitas RBO, dimana penggunaan minyak yang
antioksidan lebih lambat yaitu 0,12 untuk semakin tinggi, maka kandungan anti-
M0; 0,11 untuk M1; 0,08 untuk M2; dan oksidannya semakin tinggi pula. Slope pa-
0,09 untuk M3. da penyimpanan suhu refrigerator lebih
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 92
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
rendah daripada slope penyimpanan pada Gavahian, M., Farahnaky, A., Majzoobi,
suhu ruang. Hal ini berarti laju oksidasi M., Javidnia, K., Saharkhiz, M. J., &
pada suhu refrigerator lebih rendah da- Mesbahi, G. (2011). Ohmic-assisted
ripada suhu ruang. Secara umum perlakuan hydrodistillation of essential oils from
penggunaan RBO dan kefir pada low fat Zataria multiflora Boiss (Shirazi
mayonnaise mencegah pembentukan pero- thyme). International Journal of Food
ksida sebagai produk oksidasi primer dan Science & Technology, 46(12), 2619–
mencegah pembentukan produk oksidasi 2627. https://doi.org/10.1111/j.1365-
sekunder. Sama dengan perubahan PV dan 2621.2011.02792.x
AV, mayonnaise yang disimpan pada suhu
refrigerator, memiliki totox value lebih Hashemi, S. M. B., Niakousari, M., Sa-
rendah daripada yang disimpan pada suhu harkhiz, M. J., & Eskandari, M. H.
ruang. Komponen antioksidan yang ter- (2012). Effect of Satureja khuzestani-
dapat pada RBO terdegradasi seiring wak- ca essential oil on oxidative stability
tu, sehingga kehilangan sifat antioksidan. of sunflower oil during accelerated
Hal ini menyebabkan produk oksidasi storage. Natural Product Research,
meningkat seiring dengan peningkatan la- 26(15), 1458–1463.
ma penyimpanan. https://doi.org/10.1080/14786419.201
1.606220
KESIMPULAN
Formulasi low fat mayonnaise dengan Kochhar, S., & Rossell, J. (1990). Detec-
penggunaan Rice Bran Oil 50%, 0,2% te- tion estimation and evaluation of anti-
pung porang, kefir 30% menghasilkan low oxidants in food system. In Hudson,
fat mayonnaise yang terbaik ditinjau dari B.J.F (Ed) Food antioxidants. Barking,
aktivitas antioksidan, kestabilan emulsi, England: Elsevier Science publishers
kestabilan oksidasi selama penyimpanan, Ltd.
sehingga disarankan untuk membuat low
fat mayonnaise sesuai dengan formulasi Liu, H., Xu, X., & Guo, S. (2007). Rheo-
tersebut. logical, texture and sensory properties
of low-fat mayonnaise with different
DAFTAR PUSTAKA fat mimetics. LWT – Food Science
American Oil Chemist’s Society. (1998). and Technology, 40(6), 946–954.
Official Methods and Recommended https://doi.org/10.1016/J.LWT.2006.1
Practices of The AOCS (2nd ed.). New 1.007
York: S. Champaign.
Mc.Clements, D. (1999). Food Emulsions
AOAC. (2000). Official Methods of Analy- Principles, Practice and Techniques.
sis of the Association of Official Ana- (C. Blvd & N. W. B. Raton, Eds.).
lytical Chemists (16th ed.). Washing- Florida: CRC Press LLC.
ton, D.C: Assoc. off. Anal. Chem.
MCclements, D., & Decker, E. (2000). Li-
Crapiste, G. H., Brevedan, M. I. V, & pid oxidation in oil-in-water emul-
Carelli, A. A. (1999). Oxidation of sions: impact of molecular environ-
sunflower oil during storage. Journal ment on chemical reactions in hetero-
of the American Oil Chemists’ Socie- geneous food systems. Journal of
ty, 76(12), 1437–1443. Food Science, 65(8), 1270–1282.
https://doi.org/10.1007/s11746-999- https://doi.org/10.1111/j.1365-
0181-5 2621.2000.tb10596.x
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 93
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94
Moslehishad, M., Ehsani, M. R., Salami, Shahidi, F., & Wanasundara, U. (2002).
M., Mirdamadi, S., Ezzatpanah, H., Methods for measuring oxidative ran-
Naslaji, A. N., & Moosavi-Movahedi, cidity in fat and oil. (I. Marcel Dekker,
A. A. (2013). The comparative as- Ed.) (2nd ed.). New York: Food Lipid
sessment of ACE-inhibitory and anti- – Chemistry, Nutrition and Biotech-
oxidant activities of peptide fractions nology.
obtained from fermented camel and
bovine milk by Lactobacillus rhamno-
sus PTCC 1637. International Dairy
Journal, 29(2), 82–87.
https://doi.org/10.1016/J.IDAIRYJ.20
12.10.015
DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 94