Anda di halaman 1dari 12

ISSN : 0852-3681 Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 29(1) : 83 – 94

E-ISSN : 2443-0765 Available online at http://jiip.ub.ac.id

Kestabilan emulsi dan oksidasi low fat mayonnaise menggunakan kefir se-
bagai alternatif emulsifier

Determining emulsion and oxidation stability of low fat mayonnaise using


kefir as alternative emulsifiers
Herly Evanuarini  , Nurliyani2), Indratiningsih2), dan Pudji Hastuti3)
1)
Bagian Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
2)
Jurusan Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada
3)
Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Submitted: 01 Maret 2019, Accepted: 28 April 2019

ABSTRAK: Mayonnaise adalah saus popular berbentuk semi solid minyak dalam air yang tersusun
atas minyak, pengasam dan telur yang dipasteurisasi sebagai emulsifier. Permintaan konsumen saat ini
menghendaki makanan yang alami menyehatkan dan rendah kalori sehingga, dilakukan inovasi dan
pembuatan produk low fat. Emulsifier yang sering digunakan adalah lesitin kuning telur, kasein, dan
whey. Kefir dapat digunakan sebagai pengganti emulsifier dalam pembuatan low fat mayonnaise.
Penggunaan kuning telur dikurangi dan kefir digunakan sebagai emulsifier pengganti kuning telur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kestabilan emulsi, antioksidan, dan kestabilan
oksidasi dari mayonnaise yang terbuat dari rice bran oil dan kefir selama penyimpanan. Metode
penelitian menggunakan metode percobaan laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan
kefir dalam low fat mayonnaise dapat meningkatkan kestabilan emolsi dan kestabilan oksidasi.

Kata kunci : Low fat mayonnaise; kefir; kestabilan emulsi; antioksidan; kestabilan oksidasi.

ABSTRACT: Mayonnaise is popular sauce. It’s kind of semi solid oil in water (o/w) emulsion which
containing oil, acidifier and pasteurized egg yolk as an emulsifier. The consumers have demanded that
for natural, healthy, and low calorie food especially for development and manufacture of low fat may-
onnaise. The common emulsifiers are egg yolk, casein, and whey. Kefir can replace egg yolk to devel-
op low fat mayonnaise. The use of egg yolk be reduced and kefir was used to develop a low fat may-
onnaise as emulsifier replacer to egg yolk. The purpose of this research attempts to observe the emul-
sion stability, antioxidant, and oxidation stability of low fat mayonnaise prepared using rice bran oil
and kefir during storage. The research methods using experimental design. The result shows the addi-
tion of kefir can create low fat mayonnaise by increasing emulsion stability.

Keywords : Low fat mayonnaise; kefir; emulsion stability; antioxidant; oxidation stability.


Corresponding Author: herlyfptub@ub.ac.id

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 83
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

PENDAHULUAN salah satu penyebab serius penurunan


Mayonnaise merupakan produk pangan kualitas berbagai bahan pangan karena me-
berbentuk emulsi yang saat ini sangat nyebabkan off flavors dan off odors (Mc.
dikenal sebagai saus yang digunakan dalam Clements, 1999). Peroxide value
salad, sandwich maupun pangan lainnya. digunakan untuk memonitor pembentukan
Saat ini dengan semakin tingginya peroksida pada tahap awal oksidasi. Pem-
kesadaran masyarakat tentang pentingnya bentukan produk oksidasi sekunder pada
kesehatan, maka produsen harus me- penyimpanan dijelaskan dengan anisidine
mahami keinginan konsumen yaitu mem- value. Totox value mengukur laju
buat pangan fungsional, produk low fat, penurunan kualitas minyak/lemak, dan
maupun low calorie. Low fat mayonnaise memberikan informasi laju pembentukan
merupakan suatu produk yang dikehendaki produk oksidasi primer dan sekunder (Sha-
oleh konsumen. Tiga fase penting dalam hidi and Wanasundara, 2002). Peneltian
terbentuknya emulsi mayonnaise adalah bertujuan untuk mengetahui aktivitas anti-
fase minyak, fase air dan emulsifier. Emul- oksidan, stabilitas emulsi, kestabilan
sifier yang selama ini digunakan adalah oksidasi, serta low fat mayonnaise selama
kuning telur, salah satu upaya untuk penyimpanan pada suhu ruang dan suhu
menurunkan kandungan lemak pada may- refrigerator (5°C).
onnaise adalah menurunkan penggunaan
kuning telur dengan menggunakan emulsi- MATERI DAN METODE
fier lainnya. Penggunaan emulsifier selain Materi yang digunakan dalam
kuning telur memiliki keuntungan antara penelitian ini adalah soya oil untuk pembu-
lain menurunkan secara umum kandungan atan mayonnaise kontrol, rice bran oil, te-
lemak dan meningkatkan stabilitas (Ricar- pung porang dari Pare Kediri, susu segar.
do, et al., 2003). Bahan yang dapat Kefir grains diperoleh dari Laboratorium
digunakan sebagai emulsifier adalah pro- Mikrobiologi Teknologi Hasil Ternak
tein whey, casein, protein dari nabati seper- Fakultas Peternakan UB, kuning telur, vin-
ti protein bunga matahari (Raymundoa, egar, garam, gula, lada, mustard, distilled
2002). Protein susu yaitu casein banyak water dan bahan bahan untuk analisa
digunakan sebagai emulsifier dalam bahan kimia.
pangan. Sejauh ini penggunaan susu fer- Komposisi mayonnaise kontrol dan low
mentasi (kefir) sebagai alternatif pengganti fat mayonnaise yang diformulasi dari rice
emulsifier belum pernah dilakukan. bran oil, tepung porang dan kefir dalam
Penggunaan kefir ini ini diharapkan mam- penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
pu membentuk kestabilan emulsi serta
mampu memperbaiki kestabilan oksidasi Persiapan pembuatan kefir
pada low fat mayonnaise Pembuatan kefir dilakukan sebagai
Kestabilan oksidasi merupakan berikut: Susu segar dipasteurisasi 630C
ketahanan oksidasi sejak proses produksi selama 15 menit, selanjutnya didinginkan
hingga penyimpanan. Efek kondisi pada hingga 250C, dan diinokulasi kefir grains
suhu dan lama penyimpanan terhadap sebesar 4%. Fermentasi dilakukan pada
oksidasi diekspresikan sebagai peroxide inkubator pada suhu 380C selama 18 jam.
value, anisidine value, dan totox value. Pemisahan koagulum dilakukan dengan
Berbagai faktor yang mempengaruhi stabil- penyaringan.
itas oksidasi antara lain: struktur kimia le-
Persiapan sampel mayonnaise
mak, konsentrasi oksigen, antioksidan, dan
Bahan yang digunakan dalam pembu-
ketersediaan pro oksidan (Mc. Clements
and Dekker, 2000). Oksidasi lemak adalah atan mayonnaise disajikan pada Tabel 1
dengan menggunakan kefir sebagai emulsi-

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 84
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

fier dan substitusi kuning telur. Prosedur minyak dan bergantian dengan vinegar dan
diawali dengan pencampuran bahan garam, kefir, selanjutnya dimasukkan tepung
gula, mustard, lada putih, sebagian kuning porang yang sudah dilarutkan pada air
telur dengan menggunakan mixer dengan hangat dan bergantian kembali dilakukan
kecepatan 1500 rpm selama 1 menit selan- penambahan minyak, vinegar, kefir ber-
jutnya dimasukkan sepertiga dari jumlah gantian hingga terbentuk emulsi.

Tabel 1. Formulasi mayonnaise kontrol dan low fat mayonnaise yang diformulasi dari RBO,
tepung porang dan kefir selama penyimpanan
Perlakuan
Komponen
M0 M1 M2 M3
Soya oil (v/v) 70 - - -
RBO (v/v) - 30 40 50
Kuning telur 15 12 12 10,5
Kefir - 3 3 4,5
Vinegar 5 5 5 5
Garam 1,5 1,5 1,5 1,5
Gula 2 2 2 2
Mustard 1,5 1,5 1,5 1,5
Lada putih 0,5 0,5 0,5 0,5
Tepung porang - 0,3 0,3 0,2
Air 4,5 44,2 34,2 24,3
Ket : M0 = kontrol full fat, M1 = RBO 30%, porang 0,3%, kefir 20%; M2 = RBO 40%, porang 0,3%,
kefir 20%; M3 = RBO 50%, porang 0,2%, kefir 30%

Mayonnaise yang dihasilkan disimpan mengetahui laju aktivitas antioksidan, laju


pada suhu ruang dan refrigerator 5°C, kestabilan emulsi dan laju kerusakan
sesuai perlakuan yaitu selama 0, 10, 20, 30 oksidasinya.
hari. Selanjutnya dilakukan pengukuran
kestabilan emulsi terhadap pemisahan fase HASIL DAN PEMBAHASAN
minyak dan fase air menggunakan metode Penyimpanan mayonnaise akan me-
stability rating menurut Mun et al. (2009), nyebabkan penurunan kualitas mayonnaise
pengukuran aktivitas antioksidan dengan meliputi destabilisasi fisik, oksidasi,
1,1-Dihenyl-2-Picrylhydrazyl (DPPH) mikrobiologis dan interaksinya. Penyim-
menurut (Nagwa et al., 2012), angka panan pada suhu tinggi akan memicu
peroksida (AOAC, 2000), anisidine value penurunan kestabilan emulsi dan kestabilan
menggunakan spektrofotometri dan totox oksidasi mayonnaise. Stabilitas mayon-
value menurut American Oil Chemists naise sangat dipengaruhi oleh suhu dan
Society (1998). lama penyimpanan serta bahan-bahan
Metode yang digunakan dalam penyusun mayonnaise. Kuning telur
penelitian adalah metode percobaan mengandung beta karoten sebesar 3388,31
dengan menggunakan 4 perlakuan dengan µg/100 g. Hasil analisis komposisi asam
3 ulangan. Data dianalisis dengan lemak dan komponen antioksidan bahan
menggunakan analisis variansi (ANOVA) penyusun mayonnaise, rice bran oil dan
pola searah. Aktivitas antioksidan, kestabi- kefir disajikan pada Tabel 2.
lan emulsi dan totox value mayonnaise
disajikan dengan analisis regresi untuk

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 85
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

Tabel 2. Komposisi asam lemak dan komponen antioksidan rice bran oil dan kefir
Komposisi
Kandungan Senyawa
Rice Bran Oil (%) Kefir (%)
Asam Laurat 1,05 5,83
Asam Miristat 2,15 5,51
Asam Palmitoleat 13,5 12,16
Asam Palmitat 2,6 5,95
Asam Linolenat 6,9 25,63
Asam Linoleat 29,78 18,37
Asam Oleat 19,60 16,64
Tocotrienol 0,29 -
Ergosterol 0,80 -
Campesterol 0,85 -
Oryzanol 3,91 -
β- Carotene 0,50 4,83
Tocopherol 0,29 5,06

Aktivitas antioksidan refrigerator selama 0, 10, 20, dan 30 hari


Laju aktivitas antioksidan mayonnaise tertera pada regresi Gambar 1 dan Gambar
dengan variasi minyak, tepung porang, dan 2.
kefir pada penyimpanan suhu ruang dan

Suhu Ruang
30

y = -2.911x + 30.01
Aktivitas Antioksidan (% dpph)

25
R² = 0.972
M0
20 y = -3.121x + 27.75 M1
R² = 0.996
M2
15 y = -2.621x + 24.83
y = -3.02x + 22.21 R² = 0.967 M3
10 R² = 0.973
Linear (M0)
Linear (M1)
5
Linear (M2)
0 Linear (M3)
0 10 20 30

Lama Penyimpanan (hari)

Gambar 1. Regresi aktivitas antioksidan mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan
kefir pada penyimpanan suhu ruang selama 0, 10, 20, dan 30 hari. (y= aktivitas an-
tioksidan, x= lama penyimpanan).

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 86
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

Suhu Refrigerator
30 y = -1.057x + 29.14
R² = 0.918
Aktivitas Antioksidan (% dpph)

25 y = -0.846x + 26.46
R² = 0.607 M0
20 y = -1.121x + 24.29 M1
R² = 0.929
y = -0.836x + 21.19 M2
15
R² = 0.734 M3
10 Linear (M0)
Linear (M1)
5
Linear (M2)
0 Linear (M3)
0 10 20 30

Lama Penyimpanan (hari)

Gambar 1. Regresi aktivitas antioksidan mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan
kefir pada penyimpanan suhu refrigerator selama 10, 20, dan 30 hari. (y= aktivitas
antioksidan, x= lama penyimpanan).
(Ket: M0 = kontrol; M1 = RBO 30%, porang 0,3%, kefir 20%; M2 = RBO 40%, porang 0,3%,
kefir 20%; M3 = RBO 50 %, porang 0,2%, kefir 30%)

Perlakuan penggunaan minyak, tepung sentrasi minyak tertinggi. Konsentrasi


porang, dan kefir yang berbeda pada suhu minyak atsiri mengandung komponen anti-
dan lama penyimpanan memiliki pengaruh oksidan seperti thymol, gamma-terpinene
yang berbeda terhadap aktivitas antioksi- dan p-cymene tinggi. Komponen ini mam-
dan mayonnaise selama penyimpanan. pu mencegah terjadinya peroksidasi lipid
Perbedaan nilai aktivitas antioksidan ini dengan cara mencegah proses awal ter-
dipengaruhi oleh konsentrasi minyak dan bentuknya asam lemak bebas dengan
kefir yang digunakan. Semakin tinggi min- menghambat reaksi propagasi pada may-
yak dan kefir yang digunakan, meningkat- onnaise.
kan nilai aktivitas antioksidan mayonnaise. Kandungan beta karoten dan
Hal ini disebabkan RBO memiliki kan- tocopherol yang ada pada kefir juga diduga
dungan tocopherol, tocotrienol dan oryza- mampu meningkatkan aktivitas antioksidan
nol yang mampu berperan sebagai anti- mayonnaise. Ditambahkan oleh Liu, Xu
oksidan. Aktivitas antioksidan tocopherol and Guo, (2012), bahwa susu fermentasi
berhubungan dengan kemampuannya men- memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi
donasikan hidrogen ke radikal peroxyl le- dibanding susu segar dan memiliki
mak. Penelitian Gavahian et al. (2011) mekanisme untuk menghambat peroksidase
menyatakan penambahan minyak atsiri da- asam linoleat serta kekuatan mereduksi
lam pembuatan mayonnaise dengan kon- yang baik terutama aktivitas mereduksi
sentrasi yang berbeda dan penyimpanan glutathion peroksidasi dalam susu.
pada suhu 37oC dengan lama simpan 11 Penelitian Moslehishad et al. (2013)
minggu memiliki aktivitas antioksidan ber- menemukan bahwa susu yang difermentasi
beda. Aktivitas antioksidan yang stabil oleh bakteri Lactobacillus rhonnosus
selama penyimpanan diperoleh pada kon- merupakan strain proteolitik yang dapat

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 87
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

menyebabkan terbebasnya ACE-inhibitor menghasilkan slope seperti tertera pada


dan peptida antioksidan dari protein susu. Tabel 3.
Analisis regresi aktivitas antioksidan may-
onnaise selama penyimpanan

Tabel 3. Slope aktivitas antioksidan mayonnaise yang disimpan pada suhu ruang dan suhu re-
frigerator
Perlakuan Suhu ruang Suhu refrigerator
M0 -2,62 -1,12
M1 -3,02 -0,84
M2 -3,12 -0,85
M3 -2,91 -1,06

Nilai slope yang negatif mencerminkan dengan suhu refrigerator diduga karena su-
arah regresi linier yang negative. Hal ini hu mempengaruhi aktivitas komponen
menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan mayonnaise. Suhu refrigerator mampu
akan semakin turun dengan semakin lama menghambat oksidasi dibanding suhu ru-
waktu penyimpanan. Pendugaan penurunan ang karena aktivitas lipolitik terhambat pa-
aktivitas antioksidan setiap 10 hari akan da suhu refrigerator.
turun sebesar 2,62 untuk M0; 3,02 untuk
M1; 3,12 untuk M2; dan 2,91 untuk M3 Kestabilan emulsi
pada suhu ruang. Pada suhu refrigerator, Regresi kestabilan emulsi mayonnaise
laju penurunan aktifitas antioksidan lebih dengan variasi minyak, tepung porang, dan
lambat yaitu 1,12 untuk M0; 0,84 untuk kefir pada penyimpanan suhu ruang dan
M1; 0,85 untuk M2; dan 1,06 untuk M3. refrigerator selama 0, 10, 20, dan 30 hari
Penurunan aktivitas antioksidan yang tertera pada Gambar 3 dan Gambar 4.
lebih cepat pada suhu ruang dibandingkan

Suhu Ruang
85.00
y = -2.332x + 83.83
R² = 0.921
80.00
y = -2.099x + 82.99 M0
Kestabilan Emulsi (%)

R² = 0.941 M1
75.00
y = -2.864x + 82.66 M2
R² = 0.975
70.00 M3
y = -3.399x + 82.33
R² = 0.998 Linear (M0)
65.00 Linear (M1)
Linear (M2)
60.00 Linear (M3)
0 10 20 30

Lama Penyimpanan (hari)

Gambar 3. Regresi kestabilan emulsi mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan kefir
pada penyimpanan suhu ruang selama 0, 10, 20, dan 30 hari. (y= kestabilan emulsi,
x= lama penyimpanan).

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 88
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

Penambahan tepung porang mampu Barbosa (2005) menyatakan polisakarida


menstabilkan emulsi dengan meningkatkan sering ditambahkan pada fase air pada
viskositas pada fase kontinyu dan produk low fat emulsi untuk meningkatkan
menurunkan pergerakan droplet minyak. stabilitas. Analisis regresi kestabilan emul-
Karakteristik emulsi yang dihasilkan ter- si mayonnaise selama penyimpanan
gantung pada konsentrasi minyak dan menghasilkan slope seperti tertera pada
komposisi fase kontinyu. Persentase hidro- Tabel 4.
koloid juga mempengaruhi kestabilan
emulsi mayonnaise. Tabilo Munizaga dan

Suhu Refrigerator
82.00
81.00
80.00 y = -1.168x + 82.33
R² = 0.946 M0
Kestabilan Emulsi (%)

79.00
y = -1.283x + 81.91 M1
78.00 R² = 0.923
M2
77.00 y = -1.049x + 80.58
76.00 R² = 0.915 M3
y = -1.066x + 80.16 Linear (M0)
75.00
R² = 0.966
74.00 Linear (M1)
73.00 Linear (M2)
72.00 Linear (M3)
0 10 20 30

Lama Penyimpanan (hari)

Gambar 4. Regresi kestabilan emulsi mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan kefir
pada penyimpanan suhu refrigerator selama 10, 20, dan 30 hari. (y= kestabilan
emulsi, x= lama penyimpanan).
(Ket.: M0 = kontrol; M1 = RBO 30%, porang 0,3%, kefir 20%; M2 = RBO 40%, porang
0,3%, kefir 20%; M3 = RBO 50 %, porang 0,2%, kefir 30%).

Tabel 4. Slope kestabilan emulsi mayonnaise yang disimpan pada suhu ruang dan suhu refrig-
erator
Perlakuan Suhu ruang Suhu refrigerator
M0 -2,86 -1,05
M1 -3,39 -1,07
M2 -2,33 -1,17
M3 -2,09 -1,28

Nilai slope kestabilan emulsi yang dan 2,09 untuk M3 pada suhu ruang. Pada
negatif mencerminkan arah regresi linier suhu refrigerator, laju penurunan kestabilan
yang negative. Hal ini menunjukkan bahwa emulsi lebih lambat yaitu 1,05 untuk M0;
kestabilan emulsi akan semakin turun 1,07 untuk M1; 1,17 untuk M2; dan 1,28
dengan semakin lama waktu penyimpanan. untuk M3.
Pendugaan penurunan kestabilan emulsi Penggunaan minyak yang lebih tinggi
setiap 10 hari akan turun sebesar 2,86 un- akan menghasilkan kestabilan emulsi yang
tuk M0; 3,39 untuk M1; 2,33 untuk M2; lebih tinggi. Mayonnaise yang tinggi min-

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 89
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

yak secara umum stabil dari pemisahan naise, menghasilkan angka peroksida se-
fase, ketika minyak dikurangi, emulsinya makin rendah. Hal ini dikarenakan konsen-
menjadi tidak stabil, sehingga dibutuhkan trasi RBO yang tinggi juga mengandung
hidrokoloid untuk mencegah terpisahnya antioksidan yang tinggi seperti tocopherol,
fase terdispersi dan pendispersi selama tocotrienol, gamma oryzanol dan beta ka-
penyimpanan. Penggunaan kefir dan roten. Komponen ini mampu mencegah
kuning telur sebagai emulsifier memiliki terjadinya peroksidasi lemak selama
permukaan aktif yang akan teradsorpsi di penyimpanan. Stabilitas oksidasi mayon-
permukaan membentuk droplet baru dan naise tergantung pada tipe minyak yang
sebagai proteksi membran, sehingga digunakan. Penggunaan kefir pada pembu-
mencegah droplet menyatu. Penyimpanan atan mayonnaise diduga juga memiliki ke-
pada suhu ruang akan menurunkan kestabi- mampuan mereduksi aktivitas oksidasi.
lan emulsi lebih cepat dari penyimpanan Oksidasi lemak yang dihambat oleh kefir
pada suhu refrigerator. ini menyebabkan nilai peroksida mayon-
naise menurun. Liu, Xu and Guo. (2007)
Totox value menyatakan bahwa kefir memiliki aktivitas
Nilai total oksidasi mengestimasi laju antioksidan yang tinggi dibanding susu
kerusakan oksidasi produk lemak atau segar.
minyak. Totox value dihitung dari 2 kali Suhu penyimpanan dan lama simpan
angka peroksida ditambah anisidine value. mayonnaise juga memiliki pengaruh ter-
Indikator ini mengukur laju penurunan hadap kualitas mayonnaise. Rata-rata ang-
kualitas produk dan memberikan informasi ka peroksida yang dihasilkan menunjukkan
laju pembentukan produk oksidasi primer bahwa penyimpanan mayonnaise pada su-
dan sekunder. hu ruang menghasilkan angka peroksida
yang tinggi dan secara bertahap meningkat
Angka peroksida dengan rentang cukup besar. Angka pero-
Perlakuan penggunaan minyak, tepung ksida mayonnaise yang disimpan pada su-
porang dan variasi kefir pada suhu dan la- hu refrigerator mengalami peningkatan,
ma penyimpanan yang berbeda, namun tidak terlalu tinggi jika dibanding-
menghasilkan rata-rata angka peroksida kan dengan suhu ruang. Suhu refrigerator
yang berbeda pada mayonnaise selama mampu menghambat oksidasi lemak
penyimpanan. Perbedaan angka peroksida dibanding suhu ruang karena aktivitas lipo-
dipengaruhi oleh jumlah minyak dan kefir litik terhambat pada suhu refrigerator, oleh
yang digunakan serta seiring bertambahnya sebab itu peningkatan nilai peroksida pada
lama simpan. Semakin tinggi minyak dan suhu refrigerator lebih lambat dibanding-
kefir yang digunakan akan menghasilkan kan suhu ruang. Hal ini menunjukkan suhu
angka peroksida mayonnaise yang rendah. penyimpanan mempengaruhi proses
Nilai peroksida mayonnaise yang rendah oksidasi. Sampel kontrol mempunyai ang-
mengindikasikan bahwa potensi mayon- ka peroksida tertinggi pada penyimpanan
naise untuk mengalami kerusakan karena 30 hari yaitu sebesar 3,64 meq/kg. Nilai
oksidasi juga rendah. Penelitian Hashemi peroksida secara signifikan meningkat
et al. (2012), penambahan minyak dalam dengan peningkatan lama penyimpanan.
pembuatan saus dressing dengan konsen-
trasi yang berbeda pada suhu 37oC selama Anisidine value
11 minggu menunjukkan perbedaan yang Mayonnaise kontrol memiliki nilai
nyata. anisidin tertinggi pada penyimpanan 30
Semakin tinggi konsentrasi RBO yang hari yaitu sebesar 10,34. Nilai anisidin
digunakan pada pembuatan low fat mayon- yang meningkat mengindikasikan bahwa

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 90
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

minyak mengalami oksidasi lebih intensif. penyimpanan, AV akan mengalami pen-


Mc Clements (1999) menyatakan oksidasi ingkatan. Mayonnaise yang disimpan pada
lemak adalah salah satu penyebab serius suhu refrigerator, produk oksidasi sekunder
penurunan kualitas pada beberapa pangan akan mengalami kenaikan namun lebih
karena hal ini memicu off-flavor dan off- lambat dibanding suhu ruang. Crapiste,
odors yang tidak diinginkan. Rata-rata Brevedan and Carelli. (1999) menyatakan
anisidine value terendah didapatkan dari bahwa AV pada sunflower oil pada tahap
mayonnaise sampel yang menggunakan awal penyimpanan konstan, tetapi mening-
minyak 50%, tepung porang 0,2% dan kat pada penyimpanan selanjutnya. Emulsi-
kefir 30%. Data yang diperoleh berhub- fier efektif menghambat oksidasi lemak
ungan dengan produk oksidasi primer yang karena kemampuan membran interfasial
ditentukan dengan angka peroksida. sebagai barier fisik yang memisahkan sub-
Komponen antioksidan pada minyak strat lemak dari pro oksidan pada fase air.
rice bran dan kefir pada mayonnaise Emulsifier seperti protein dapat bertindak
diduga mampu menghambat autooksidasi sebagai barier kimia terhadap oksidasi le-
lemak pada ikatan ganda dan pembentukan mak dengan menangkal radikal bebas. To-
peroksida, hidroperoksida dan produk tox value mayonnaise dengan variasi min-
dekomposisi khususnya 2 alkenals dan 2,4 yak, tepung porang, dan kefir pada
alkadienals. Hal ini sesuai dengan pen- penyimpanan suhu ruang dan refrigerator
dapat Kochhar dan Rossel (1990) yang selama 0, 10, 20, dan 30 hari tertera pada
menyatakan bahwa antioksidan dapat ber- Gambar 5 dan Gambar 6.
tindak sebagai penghambat radikal bebas
dan menekan pro oksidan. Setelah 10 hari

Gambar 5. Regresi totox value mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan kefir pada
penyimpanan suhu ruang selama 0, 10, 20, dan 30 hari. (y= totox value, x= lama
penyimpanan).

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 91
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

Gambar 6. Regresi totox value mayonnaise dari variasi minyak, tepung porang dan kefir pada
penyimpanan suhu refrigerator selama 0, 10, 20, dan 30 hari. (y= totox value, x=
lama penyimpanan).
(Ket.: M0 = kontrol; M1 = RBO 30%, porang 0,3%, kefir 20%; M2 = RBO 40%, porang
0,3%, kefir 20%; M3 = RBO 50 %, porang 0,2%, kefir 30%).

Peningkatan totox value secara signif- Nilai totox value yang rendah mempunyai
ikan terjadi pada penyimpanan dengan su- arti kualitas mayonnaise yang lebih baik.
hu ruang. Peningkatan totox value tertinggi Analisis regresi nilai totox value mayon-
didapatkan dari mayonnaise kontrol. May- naise selama penyimpanan menghasilkan
onnaise M3 memiliki totox value terendah. slope seperti tertera pada Tabel 5.

Tabel 5. Slope totox value mayonnaise yang disimpan pada suhu ruang dan suhu refrigerator
Perlakuan Suhu ruang Suhu refrigerator
M0 0,37 0,12
M1 0,30 0,11
M2 0,29 0,08
M3 0,28 0,09

Nilai slope yang positif mencerminkan Slope yang tinggi pada mayonnaise
arah regresi linier yang positif. Hal ini kontrol mencerminkan laju oksidasi yang
menunjukkan bahwa totox value akan se- lebih tinggi. Persentase penggunaan RBO
makin naik dengan semakin lama waktu yang semakin tinggi akan menghasilkan
penyimpanan. Pendugaan kenaikan totox slope yang rendah, hal ini menunjukkan
value setiap 10 hari akan naik sebesar 0,37 laju oksidasi menurun baik pada suhu ru-
untuk M0; 0,30 untuk M1; 0,29 untuk M2; ang maupun suhu refrigerator. Hal ini
dan 0,28 untuk M3 pada suhu ruang. Pada disebabkan kandungan antioksidan pada
suhu refrigerator, laju penurunan aktifitas RBO, dimana penggunaan minyak yang
antioksidan lebih lambat yaitu 0,12 untuk semakin tinggi, maka kandungan anti-
M0; 0,11 untuk M1; 0,08 untuk M2; dan oksidannya semakin tinggi pula. Slope pa-
0,09 untuk M3. da penyimpanan suhu refrigerator lebih

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 92
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

rendah daripada slope penyimpanan pada Gavahian, M., Farahnaky, A., Majzoobi,
suhu ruang. Hal ini berarti laju oksidasi M., Javidnia, K., Saharkhiz, M. J., &
pada suhu refrigerator lebih rendah da- Mesbahi, G. (2011). Ohmic-assisted
ripada suhu ruang. Secara umum perlakuan hydrodistillation of essential oils from
penggunaan RBO dan kefir pada low fat Zataria multiflora Boiss (Shirazi
mayonnaise mencegah pembentukan pero- thyme). International Journal of Food
ksida sebagai produk oksidasi primer dan Science & Technology, 46(12), 2619–
mencegah pembentukan produk oksidasi 2627. https://doi.org/10.1111/j.1365-
sekunder. Sama dengan perubahan PV dan 2621.2011.02792.x
AV, mayonnaise yang disimpan pada suhu
refrigerator, memiliki totox value lebih Hashemi, S. M. B., Niakousari, M., Sa-
rendah daripada yang disimpan pada suhu harkhiz, M. J., & Eskandari, M. H.
ruang. Komponen antioksidan yang ter- (2012). Effect of Satureja khuzestani-
dapat pada RBO terdegradasi seiring wak- ca essential oil on oxidative stability
tu, sehingga kehilangan sifat antioksidan. of sunflower oil during accelerated
Hal ini menyebabkan produk oksidasi storage. Natural Product Research,
meningkat seiring dengan peningkatan la- 26(15), 1458–1463.
ma penyimpanan. https://doi.org/10.1080/14786419.201
1.606220
KESIMPULAN
Formulasi low fat mayonnaise dengan Kochhar, S., & Rossell, J. (1990). Detec-
penggunaan Rice Bran Oil 50%, 0,2% te- tion estimation and evaluation of anti-
pung porang, kefir 30% menghasilkan low oxidants in food system. In Hudson,
fat mayonnaise yang terbaik ditinjau dari B.J.F (Ed) Food antioxidants. Barking,
aktivitas antioksidan, kestabilan emulsi, England: Elsevier Science publishers
kestabilan oksidasi selama penyimpanan, Ltd.
sehingga disarankan untuk membuat low
fat mayonnaise sesuai dengan formulasi Liu, H., Xu, X., & Guo, S. (2007). Rheo-
tersebut. logical, texture and sensory properties
of low-fat mayonnaise with different
DAFTAR PUSTAKA fat mimetics. LWT – Food Science
American Oil Chemist’s Society. (1998). and Technology, 40(6), 946–954.
Official Methods and Recommended https://doi.org/10.1016/J.LWT.2006.1
Practices of The AOCS (2nd ed.). New 1.007
York: S. Champaign.
Mc.Clements, D. (1999). Food Emulsions
AOAC. (2000). Official Methods of Analy- Principles, Practice and Techniques.
sis of the Association of Official Ana- (C. Blvd & N. W. B. Raton, Eds.).
lytical Chemists (16th ed.). Washing- Florida: CRC Press LLC.
ton, D.C: Assoc. off. Anal. Chem.
MCclements, D., & Decker, E. (2000). Li-
Crapiste, G. H., Brevedan, M. I. V, & pid oxidation in oil-in-water emul-
Carelli, A. A. (1999). Oxidation of sions: impact of molecular environ-
sunflower oil during storage. Journal ment on chemical reactions in hetero-
of the American Oil Chemists’ Socie- geneous food systems. Journal of
ty, 76(12), 1437–1443. Food Science, 65(8), 1270–1282.
https://doi.org/10.1007/s11746-999- https://doi.org/10.1111/j.1365-
0181-5 2621.2000.tb10596.x

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 93
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, April 2019, 29(1): 83 – 94

Moslehishad, M., Ehsani, M. R., Salami, Shahidi, F., & Wanasundara, U. (2002).
M., Mirdamadi, S., Ezzatpanah, H., Methods for measuring oxidative ran-
Naslaji, A. N., & Moosavi-Movahedi, cidity in fat and oil. (I. Marcel Dekker,
A. A. (2013). The comparative as- Ed.) (2nd ed.). New York: Food Lipid
sessment of ACE-inhibitory and anti- – Chemistry, Nutrition and Biotech-
oxidant activities of peptide fractions nology.
obtained from fermented camel and
bovine milk by Lactobacillus rhamno-
sus PTCC 1637. International Dairy
Journal, 29(2), 82–87.
https://doi.org/10.1016/J.IDAIRYJ.20
12.10.015

Mun, S., Kim, Y.-L., Kang, C.-G., Park,


K.-H., Shim, J.-Y., & Kim, Y.-R.
(2009). Development of reduced-fat
mayonnaise using 4αGTase-modified
rice starch and xanthan gum. Interna-
tional Journal of Biological Macro-
molecules, 44(5), 400–407.
https://doi.org/10.1016/j.ijbiomac.200
9.02.008

Munizaga, T., & Canovas, B. (2005).


Rheology for the food industry. J. of
Food Eng, 67, 147–156.
Nagwa, M., Rasmy, Amal, A., Hasan, I.
Mervat, Foda, and M. Marwa. 2012,
Assesment of the antioxidant activity
of sage (Salvia officinalis) extracts on
the shelf life of mayonnaise. World J.
Dairy Food Sci., 7(1), 28 – 40.

Raymundoa, A., J.M. Franco, J. Empis,


and I. Sousa. 2002. Optimization of
the composition of low fat oil in water
emulsions stabilized by white lupin
protein. J. American. Oil. Chem. Soc.
79: 783-790.

Ricardo, M.A., J.M. Franco, and C.


Gallegos. 2003. Influence of composi-
tionof emulsifier blends on the rheo-
logical properties of salad dressing
type emulsion. Food Sci and Technol-
ogy, 9(1), 53-63

DOI: 10.21776/ub.jiip.2019.029.01.10 94

Anda mungkin juga menyukai