Anda di halaman 1dari 10

1

[ISI]

TATAP MUKA 3
KONSEP DASAR DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASI INTERPERSONAL

MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran daring ini adalah: google classroom,
google meet, slide, tutorial, conference, video pembelajaran, dan lain-lain.

JUDUL
KONSEP DASAR DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. Pengertiaan Komunikasi Interpersonal
2. Tinjauan dari Komponen Komunikasi
3. Karakteristik Komunikasi Interpersonal
4. Model Komunikasi Interpersonal

TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN


Mahasiswa mampu membandingkan berbagai karakteristik dan model komunikasi
interpersonal

URAIAN MATERI
Perkuliahan tatap muka ketiga ini, kita awali denan mentadabburi ayat al-Quran surat An-
Nisa/4 ayat: 5, yang berbunyi:

‫س ْو ُه ْم َوقُ ْولُ ْوا ل َ ُه ْم قَ ْو ًَل َّم ْع ُر ْوفًا‬ ْ ‫سفَه َۤا َء ا َ ْم َوالَكُ ُم الَّتِ ْي َجعَ َل اللّٰهُ لَ ُك ْم قِ ٰي ًما َّو‬
ُ ‫ار ُزق ُ ْوهُ ْم فِ ْيهَا َوا ْك‬ ُّ ‫َو ََل ت ُ ْؤتُوا ال‬

"Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka
yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah
mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang baik (Qaulan Ma'rufan)”. (QS. An-Nisa/4: 5)

Kemudian Rasulullah Saw menyampaikan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-
Bukhari dalam kitab Shahihnya hadits no. 6474 dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah
bersabda:

‫ض َم ْن لَهُ ا ْل َجنَّ َة‬


ْ َ ‫ض َمنَّ ِلي َما َبي َْن ِل ْح َي ْي ِه َو َما َبي َْن ِرجْ لَ ْي ِه أ‬
ْ ‫َم ْن َي‬

“Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara
dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga ”

Yang dimaksud dengan apa yang ada di antara dua janggutnya adalah mulut, sedangkan apa
yang ada di antara kedua kakinya adalah kemaluan.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
2

KONSEP DASAR DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASI INTERPERSONAL


A. Pengertian Komunikasi Interpersonal.
Manusia dalam hidupnya tidak bisa lepas dari komunikasi. Komunikasi merupakan dasar
dari seluruh interaksi antar manusia, tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik
secara perorangan, kelompok, maupun organisasi tidak mungkin terjadi.
Komunikasi pribadi (personal communication) adalah komunikasi seputar diri seseorang,
baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun komunikan. Tatanan komunikasi
(setting of communication) ini ada dua jenis, yaitu komunikasi intrapersonal dan komunikasi
interpersonal, namun yang akan dibahas dalam tatap muka ini terbatas pada komunikasi
interpersonal.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka
antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang
(Wiryanto, 2005). Menurut R Wayne Pace komunikasi interpersonal adalah komunikasi
yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang atau proses komunikasi
yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka (Cangara, 2016). Kemudian
Agus M. Hardjana menambahkan dalam komunikasi interpersonal (interpersonal
communication) si komunikator dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan
penerima dapat menanggapi secara langsung pula (Hardjana, 2007). Sedangkan definisi
umum komunikasi interpesonal menurut Enjang adalah komunikasi antar orang-orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap reaksi yang lain secara
langsung, baik verbal maupun nonverbal (Enjang, 2009).
Lebih lanjut, menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Dinamika Komunikasi,
komunikasi interpersonal pada dasanya merupakan komunikasi antara komunikator
dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam hal upaya
merubah sikap pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya dialogis, berupa
percakapan serta arus balik bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan
komunikan ketika itu juga, pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui
pasti apakah komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat
meyakinkan komunikan ketika itu juga karena ia dapat memberi kesempatan kepada
komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Effendy, 2008).
Komunikasi interpersonal ini juga bisa berlangsung dengan menggunakan alat seperti
telephone, surat, telegram dan lain-lain. Edward Sapir menyebut hal ini sebagai komunikasi
antar individu beralat, sedang komunikasi individu tatap muka disebut komunikasi individu
sederhana (Cangara, 2016).
Dean Barnlund menjabarkan komunikasi interpersonal sebagai orang-orang pada
pertemuan tatap muka dalam situasi sosial informal yang melakukan interaksi terfokus
lewat pertukaran isyarat verbal dan nonverbal yang saling berbalasan (Johannesen, 1996).
John Stewart dan Gary D’Angelo melihat esensi komunikasi interpersonal berpusat pada
kualitas komunikasi antarpartisipan. Partisipan berhubungan satu dengan yang lain lebih
sebagai person (unik, mampu memilih, mempunyai perasaan, bermanfaat, dan
merefleksikan diri sendiri) dari pada sebagai objek atau benda (dapat dipertukarkan,
terukur, secara otomatis merespon rancangan dan kurang kesadaran diri) (Stewart &
D'Angelo, 1982).
Selanjutnya, menurut Arni Muhammad, komunikasi interpersonal merupakan proses
pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnnya atau
biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui timbal baliknya (Muhammad,
2008). Sementara Dedy Mulyana komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2001).

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
3

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, adapat disimpulkan adapun beberapa hakikat


komunikasi interpersonal, antara lain :
1. Komunikasi interpersonal pada hakikatnya adalah suatu proses atau disebut juga
dengan sebuah transaksi dan interaksi. Transaksi mengenai apa? Mengenai gagasan,
ide, pesan, simbol, informasi, atau pesan. Sedangkan istilah interaksi mengesankan
adanya suatu tindakan yang berbalasan. Dengan kata lain suatu proses hubungan yang
saling pengaruh mempengaruhi. Jadi interaksi sosial adalah suatu proses berhubungan
yang dinamis dan saling pengaruhmempengaruhi antarmanusia. Di dalam kata ’’proses’’
terdapat pula makna adanya aktivitas, ialah aktivitas menciptakan, mengirimkan,
menerima, dan menginterpretasi pesan.
2. Pesan tersebut tidak ada dengan sendirinya, melainkan diciptakan dan dikirimkan oleh
seorang komunikator, atau sumber informasi. Komunikator ini mengirimkan pesan
kepada komunikan atau penerimaan informasi. Dalam komunikasi interpersonal,
komunikator dan komunikan biasanya adalah individu, sehingga proses komunikasi
yang terjadi melibatkan sekurangnya dua individu. Kalau pengiriman dan penerimaan
pesan tersebut hanya terjadi pada satu individu, misalnya seseorang sedang bertanya
jawab dalam pikirannya sendiri untuk mengambil suatu keputusan, proses transaksi
pesan yang demikian itu merupakan komunikasi interpersonal.
3. Komunikasi interpersonal dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Meskipun komunikasi dapat disetting dalam pola komunikasi langsung maupun tidak
langsung, namun untuk pertimbangan efektivitas komunikasi, maka komunikasi secara
langsung menjadi pilihan utama. Pengiriman pesan dilakukan secara primer atau
langsung, sehingga pesan tersebut berposisi sebagai “media” yang menghubungkan
komunikator dan komunikan. Dengan kata lain, proses komunikasi interpersonal
kebanyakan berlangsung secara tatap muka. Komunikasi langsung dapat dilakukan
secara langsung berbicara dengan lawan bicara. Cara komunikasi interpersonal
bermedia (tidak langsung) pada situasi tertentu dapat saja menjadi pilihan, misalnya
dalam bentuk percakapan mulai telepon, e-mail, surat- menyurat, SMS, dan sebagainya.
Meskipun komunikasi secara tidak langsung ini pada situasi dan kondisi tertentu tetap
efisien, namun lebih dianjurkan untuk melakukan komunikasi interpersonal secara
langsung (face to face), karena jika komunikasinya itu dilakukan secara langsung, maka
kedua belah pihak lebih memahami informasi yang diberikan, selain itu lebih mengenal
karakteristik lawan bicara, dan resiko salah paham dapat diminimalisir.
4. Penyampaian pesan dapat dilakukan baik secara lisan maupun tertulis. Keuntungan dari
komunikasi interpersonal secara lisan adalah kecepatannya, dalam arti ketika seseorang
menginginkan melakukan tindak komunikasi dengan orang lain, pesan dapat
disampaikan dengan segera dalam bentuk paparan ucapan secara lisan. Aspek
kecepatan ini bermakna kalau waktu menjadi persoalan yang esensial. Pada komunikasi
interpersonal secara tertulis, keuntungannya adalah bahwa pesan bersifat permanen,
karena pesan-pesan yang disampaikan dilakukan secara tertulis. Selain itu, catatan
tertulis juga mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan (distorsi) terhadap
gagasan yang ingin disampaikan, disebabkan tersedia waktu yang cukup untuk
memikirkan rumusan pernyataan yang tepat ke dalam bentuk tulisan.
5. Komunikasi interpersonal tatap muka memungkinkan balikan atau respon dapat
diketahui dengan segera. Artinya penerimaan pesan dapat dengan segera memberi
tanggapan atas pesan-pesan yang telah diterima dari sumber. Salah satu kelebihan
apabila komunikasi interpersonal disetting dalam proses komunikasi tatap muka, ialah
masing-masing pihak yang terlibat dalam komunikasi itu langsung dapat merasakan dan
mengetahui balikan dari partner komunikasi. Begitupula seandainya komunikasi harus
dilakukan dengan menggunakan media seperti misalnya melalui percakapan telepon,
balikan itupun juga dapat diketahui segera, karena adanya sifat komunikasi yang

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
4

dinamis dan dua arah.


Menurut Cangara (2016) fungsi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal
adalah berusaha meningkatkan hubungan insani, menghindari dan mengatasi konflik-
konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan
pengalaman dengan orang lain. Komunikasi interpersonal, dapat meningkatkan hubungan
kemanusiaan diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat
seseorang bisa memperoleh kemudahan dalam hidupnya karena memiliki pasangan hidup.
Melalui komunikasi interpersonal juga dapat berusaha membina hubungan baik, sehingga
menghindari dan mengatasi terjadinya konflik-konflik.
Adapun fungsi lain dari komunikasi interpersonal (Cangara, 2016) adalah:
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
b. Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk mengetahui lingkungan kita secara
baik.
c. Menciptakan dan memelihara hubungan baik antar personal.
d. Mengubah sikap dan perilaku.
d. Bermain dan mencari hiburan dengan berbagai kesenangan pribadi.
f. Membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah.

Menurut sifatnya, komunikasi interpersonal dapat dbedakan atas dua macam (Cangara,
2016) yaitu:
a. Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) ialah proses komunikasi yang berlangsung
antara dua orag dalam situasi tatap muka. Komunikasi Diadik menurut Pace dapat
dilakukan dalam 3 bentuk yakni:
1) Percakapan: berlgsung dalam suasana yang bersahabat dan informal.
2) Dialog: berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal.
3) Wawancara: sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi
bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab.
b. Komunikasi kelompok kecil (Small Group Communication) ialah proses komunikasi
yang berlangsung tiga orang atau lebih secara tatap muka, dimana anggotanya saling
berinteraksi satu sama lain dan komunikasi kecil ini banyak dinilai dari sebagai tipe
komunikasi antar pribadi karena:
1) Anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap
muka.
2) Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua peserta bisa
berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicaraan
tunggal yang mendominasi.
3) Sumber penerima sulit di identifikasi. Dalam situasi seperti saat ini, semua anggota
bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. Karena itu, pengaruhnya
bisa bermacam-macam. Misalanya : si A isa terpengaruh dari si B, dan si C bisa
mempengaruhi si B. Proses komunikasi seperti ini biasanya banyak ditemukan
dalam kelompok studi dan kelompok diskusi.

B. Tinjauan dari Komponen Komunikasi.


Apabila ditinjau dari komponen komunikasi, Komponen-komponen yang harus ada dalam
komunikasi interpersonal menurut Suranto A.W (2011) yaitu:
1. Sumber/ komunikator.
Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk bekomunikasi, yakni keinginan
untuk membagi keadaaan internal sendiri, baik yang bersifat emosional maupun

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
5

informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat berupa keinginan untuk
memperoleh pengakuan sosial sampai pada keinginan mempengaruhi sikap dan tingkah
laku orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal komunikator adalah individu
yang menciptakan, memformulasikan, dan menyampaikan pesan.
2. Encoding
Adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan melalui
pemilihan simbol-simbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan
tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3. Pesan
Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal
maupun non verbal, atau gabugan keduanya, yang mewakili keadaan komunikator untuk
menyampaikan informasi kepada pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi, pesan itulah
yang disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan diinterpretasi oleh komunikan.
4. Saluran
Merupakan saran fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau yang
menghubungkan orang lain secara umum. Dalam konteks komunikasi interpesonal,
penggunaan saluran atau media semata-mata karena situasi dan kondisi tidak
memungkinkan dilakukan komunikasi secara tatap muka.
5. Penerima/komunikan
Komunikan adalah seseorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi pesan.
Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif, selain menerima pesan
melakukan pula proses interpretasi dan memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan
balik komunikan inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui keefektifan
komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami secara bersama
oleh kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan.
6. Decoding
Suatu aktivitas yang dikerjakan oleh komunikan. Melalui indera ia mendapatkan macam-
macam data dalam bentuk mentah, berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus
diubah kedalam pengalaman-pengalaman yang mengandung makna. Decoding adalah
proses memberi makna atau penafsiran si penerima pesan (komunikan) ketika
mendapatkan pesan dari (komunikator).
7. Respon hasil dari aktivitas decoding.
Apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai sebuah tanggapan
balik terhadap pesan yang telah diterimanya. Respon dapat bersifat positif, netral,
maupun negatif. Respon positif apabila sesuai dengan yang dikehendaki komunikator.
Netral berarti respon itu tidak menerima ataupun menolak keinginan komunikator.
Respon negatif apabila tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan
oleh komunikator.
8. Gangguan
Gangguan atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu harus didefinisikan dan
dianalisis. Noise dapat terjadi di dalam komponen-komponen manapun dari sistem
komunikasi. Noise mrupakan apa saja yang menganggu atau membuat kacau
penyampaian dan penerimaan pesan, termasuk yang bersifat fisik dan psikis.
9. Konteks komunikasi.
Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak ada 3 dimensi yaitu,
ruang, waktu da nilai. Konteks ruang menunjuk pada lingkungan konkrit dan nyata
tempat terjadinya komunikasi, seperti ruangan, halaman dan jalanan. Konteks waktu
menunjuk pada waktu kapan komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya: pagi, siang,
sore dan malam. Konteks nilai, meliputi nilai sosial dan budaya yang mempengaruhi
suasana komunikasi, seperti: adat istiadat, situasi rumah, norma pergaulan, etika, tata

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
6

krama, dan sebagainya.


C. Karakteristik Komunikasi Interpersonal.
Pada dasarnya, komunikasi interpersonal bersifat dialogis, dalam arti arus balik antara
komunikator dengan komunikan terjadi secara langsung, sehingga pada saat itu juga
komunikator dapat mengetahui secara langsung tanggapan dari komunikan, dan secara
pasti dapat mengetahui apakah komunikasinya positif, negatif dan berhasil atau tidak.
Apabila tidak berhasil, maka komunikator dapat memberi kesempatan kepada komunikan
untuk bertanya seluas-luasnya.
Menurut Kumar dalam Wiryanto (2005) bahwa ciri-ciri komunikasi interpersonal yaitu:
a. Keterbukaan (openess), yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati informasi
yang diterima di dalam menghadapi hubungan interpersonal;
b. Empati (empathy), yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain.
c. Dukungan (supportiveness), yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi
berlangsung efektif.
d. Rasa positif (positivenes), seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya,
mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi
kondusif untuk interaksi yang efektif.
e. Kesetaraan atau kesamaan (equality), yaitu pengakuan secara diam-diam bahwa
kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan.
Sedangkan menurut Evert M. Rogers ada beberapa ciri komunikasi yang menggunakan
saluran antar pribadi adalah:
a. Arus pesan yang cenderung dua arah;
b. Konteks komunikasinya tatap muka;
c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi;
d. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas (terutama “selective exposure”) yang tinggi;
e. Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatif lambat;
f. Efek yang mungkin terjadi ialah perubahan sikap (Lilliweri, 1994).
Lebih lanjut Agus M. Hardjana (2007) mengatakan ada tujuh karakteristik yang
menunjukkan bahwa suatu komunikasi antara dua individu merupakan komunikasi
interpersonal. Tujuh karakteristik komunikasi antar pribadi itu adalah:
1. Melibatkan di dalamnya perilaku verbal dan non verbal.
Komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal atau nonverbal, seperti
komunikasi pada umumnya yang selalu mencakup dua unsur pokok, yakni isi pesan dan
bagaimana isi itu dikatakan atau dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal.
2. Melibatkan perilaku spontan, kebiasaan dan sadar;
Perilaku Spontan merupakan perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa
sensor serta revisi secara kognitif. Artinya perilaku itu terjadi begitu saja. Perkataan
spontan dengan nada misalnya ‘hai’ untuk verbal, dan gerakan-gerakan reflek tangan
pada nonverbal. Perilaku Kebiasaan adalah perilaku yang kita pelajari dari kebiasaan.
Perilaku itu khas, dilakukan pada situasi tertentu, dan dimengerti orang. Contoh verbal
mengucapkan selamat dating pada teman yang baru datang dan berjabatan tangan jika
berjumpa teman sebagai contoh nonverbal. Perilaku Sadar yakni perilaku yang dipilih
karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada. Perilaku itu dipikirkan dan dirancang
sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang akan dihadapi, urusan yang harus
diselesaikan dan situasi serta kondisi yang ada.
3. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berproses pengembangan;
Komunikasi interpersonal berbeda-beda tergantung dari tingkat hubungan pihak-pihak
yang terlibat dalam komunikasi, pesan yang dikomunikasikan dan cara pesan
dikomunikasikan. Komunikasi berkembang berawal dari saling pengenalan yang dalam

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
7

kemudian berkembang menjadi mendalam dan semakin mendalam, namun tak menutup
kemungkinan untuk putus dan saling melupakan.
4. Melibatkan umpan balik pribadi, hubungan interaksi, dan koherensi (pernyataan yang
satu harus berkaitan dengan yang lain sebelumnya).
Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi tatap muka yang kemungkinan
feedback nya besar sekali, yang kemudian dapat langsung ditanggapi oleh penerima
pesan. Dengan demikian di antara pengirim dan penerima pesan terjadi interaksi antar
satu dengan yang lain.
5. Komunikasi interpersonal berjalan menurut peraturan tertentu.
Peraturan itu ada yang bersifat intrinsik dan ada yang bersifat ekstrinsik. Peraturan
intrinsik adalah peraturan yang dikembangkan oleh masyarakat untuk mengatur
seseorang berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Karena peraturan ini dibuat oleh
masyarakat, maka peraturan ini bersifat khas untuk masing-masing masyarakat, budaya
dan bangsa.Peraturan ekstrinsik adalah peraturan yang ditetapkan oleh situasi atau
masyarakat.Peraturan ekstrinsik oleh situasi misalnya perbedaan nada bicara ketika
menghadiri pemakaman berbeda dengan ketika pesta.Peraturan ekstrinsik oleh
masyarakat missal, berkunjung kerumah teman tidak melebihi jam 9 malam.
6. Komunikasi interpersonal adalah kegiatan aktif
Komunikasi interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim kepada penerima atau
sebaliknya, melainkan komunikasi timbale balik antara pengirim dan penerima pesan.
7. Komunikasi interpersonal saling mengubah.
Melalui interaksi dalam komunikasi, pihak-pihak yang terlibatkomunikasi dapat saling
member inspirasi, semangat dan dorongan untuk mengubah pemikiran, perasaan dan
sikap yang sesuai dengan topic yang dibahas bersama.
D. Model Komunikasi Interpersonal
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan
menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model merupakan sebagai alat
untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah penjelasan, model juga
sekaligus mereduksi fenomena komunikasi; artinya ada nuansa komunikasi lainnya yang
mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut. Akibatnya apabila kurang
hati-hati menggunakan model, model dapat menyesatkan kita. Inilah sisi negatif dari model.
Menurut Sereno dan Mortensen (Cassata & Asante, 1979) model komunikasi merupakan
deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model
komunikasi merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri terpenting dan menghilangkan
rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. Sedangkan B. Aubrey Fisher (1986)
mengatakan, model adalah analogi yang mengabstrakasikan dan memilih bagian dari
keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model.
Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata
lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan. Selanjutnya sebagaimana dikatakan,
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. (1992) model membantu merumuskan teori
dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat,
model sering dicampuradukkan dengan teori. Oleh karena kita memilih unsur-unsur tertentu
yang kita masukkan dalam model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas relevansi,
dan ini pada gilirannya mengimplikasikan teori mangenai fenomena yang diteorikan. Model
mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat berfungsi
sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat suatu menjelaskan teori dan
menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep-konsep.
Dalam proses komunikasi interpersonal arus komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau
berputar, artinya setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi
komunikator dan komunikan. Karena dalam komunikasi interpersonal efek atau umpan

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
8

balik dapat terjadi seketika. Untuk dapat mengetahui komponen-komponen yang terlibat
dalam komunikasi interpersonal dapat dijelaskan melalui gambar berikut (Devito, 2001):

Gambar 1.1 Model Komunikasi Interpersonal

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa komponen – komponen komunikasi


interpersonal adalah sebagai berikut:
a. Pengirim – Penerima. Komunikasi interpersonal paling tidak melibatkan dua orang,
setiap orang terlibat dalam komunikasi memfokuskan dan mengirimkan serta
mengirimkan pesan dan juga sekaligus menerima dan memahami pesan. Istilah
pengirim – pengirim ini digunakan untuk menekankan bahwa, fungsi pengirim dan
penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal.
b. Encoding – Decoding, encoding adalah tindakan menghasilkan pesan, artinya pesan-
pesan yang disampaikan dikode atau diformulasikan terlebih dahulu dengan
menggunakan kata-kata simbol dan sebagainya. Sebaliknya tindakan untuk
menginterpretasikan dan memahami pesan-pesan yang diterima, disebut juga sebagai
decoding. Dalam komunikasi interpersonal, karena pengirim juga bertindak sekaligus
sebagai penerima, maka fungsi encoding-decoding dilakukan oleh setiap orang yang
terlibat dalam komunikasi interpersonal.
c. Pesan-pesan. Dalam komunikasi interpersonal, pesan-pesan ini bisa terbentuk verbal
(seperti kata-kata) atau non verbal (gerak tubuh, simbol) atau gabungan antara bentuk
verbal dan non verbal.
d. Saluran, berfungsi sebagai media dimana dapat menghubungkan antara pengirim dan
penerima pesan atau informasi. Saluran komunikasi personal baik yang bersifat
langsung perorangan maupun kelompok lebih persuasif dibandingkan dengan saluran
media masa. Hal ini disebabkan karena penyampaian pesan melalui saluran komunikasi
personal dapat dilakukan secara langsung kepada khalayak.
e. Gangguan (noise). Seringkali pesan-pesan yang dikirim berbeda dengan pesa yang
diterima. Hal ini dapat terjadi karena gangguan saat berlangung komunikasi, yang terdiri
dari:
1) Gangguan Fisik, gangguan ini biasanya berasal dari luar dan mengganggu transmisi
fisik pesan, seperti kegaduhan, interupsi, jarak dan sebagainya.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
9

2) Gangguan Psikolgis, gangguan ini timbul karna adanya perbedaan gagasan dan
penilaian subyektif diantara orang yang terlibat diantara orang yang terlibat dalam
komunikasi seperti emosi, perbedaan nilai – nilai, sikap dan sebagainya.
3) Gangguan Semantik, gangguan ini terjadi kata – kata atau simbol yag digunakan
dalam komunikasi, seringkali memiliki arti ganda, sehingga menyebabkan penerima
gagal dalam menangkap dari maksud – makusud pesan yang disampaikan, contoh
perbedaan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi.
f. Umpan Balik. Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam proses
komunikasi interpersonal, karena pengirim dan penerima secara terus menerus dan
bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik secara verbal maupun
non verbal. Umpan balik ini bersifat positif apabila dirasa saling menguntungkan. Bersifat
positif apabila tidak menimbulkan efek dan bersifat negatif apabila merugikan.
g. Bidang Pengalaman, hal ini merupakan faktor yang paling penting dalam komunikasi
interpersonal, komunikasi terjadi apabila para pelaku yang terlibat dalam komunikasi
mempunyai bidang pengalaman yang sama.
h. Efek. Dibanding dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai
paling ampuh untuk mengubah sikap, perilaku kepercayaan dan opini komunikasn. Hal
ini disebabkan komunikasi dilakukan dengan tatap muka.

RANGKUMAN

1. Komunikasi interpersonal pada dasarnya merupakan komunikasi antara orang-orang


secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik verbal maupun nonverbal. Komunikasi interpersonal ini juga bisa
berlangsung dengan menggunakan alat seperti telephone, surat, telegram dan lain-lain.
2. Apabila ditinjau dari komponen komunikasi, komponen-komponen yang harus ada dalam
komunikasi interpersonal antara lain; sumber/komunikator, encoding, pesan, saluran
penerima/komunikan, decoding, respon, gangguan, dan konteks komunikasi.
3. Adapun ciri-ciri komunikasi interpersonal, antara lain; keterbukaan, empati, dukungan, rasa
positif, dan kesetaraan atau kesamaan.
4. Karakteristik komunikasi interpersonal, antara lain: melibatkan perilaku verbal dan
nonverbal; melibatkan perilaku spontan, kebiasaan dan sadar; komunikasi yang berproses
pengembangan; melibatkan umpan balik; berjalan menurut peraturan tertentu; kegiatan
aktif, dan saling merubah.
5. Model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk
terjadinya komunikasi. Model komunikasi merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri
terpenting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata.
Dalam proses komunikasi interpersonal arus komunikasi yang terjadi adalah sirkuler atau
berputar, artinya setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi
komunikator dan komunikan. Karena dalam komunikasi interpersonal efek atau umpan
balik dapat terjadi seketika.

LATIHAN/TUGAS/LUARAN
Setelah mempelajari materi Arti Penting Komunikasi Interpersonal, jawabla pertanyaan-
pertanyaan berikut:
1. Coba saudara jelaskan pengertian komunikasi interpersonal.
2. Jelaskan komponen komunikasi interpersonal ditinjau dari komponen-komponen
komunikasi.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu
10

3. Jelaskan 7 (tujuh) karakteristik komunikasi interpersonal.


4. Coba gambarkan model komunikasi interpersonal.

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, H., 2016. Pengantar Ilmu Komunikasi. (Edisi Kedua) ed. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Cassata, M. B. & Asante, M. K., 1979. Mass Communication: Principles and Practices. New
York: Macmillan.
Devito, J. A., 2001. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Profesional Books.
Effendy, O. U., 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Effendy, O. U., 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Enjang, A., 2009. Komunikasi Konseling. Bandung: Nuansa.
Fisher, B. A., 1986. Teori-teori Komunikasi. Penerj. Soejono Trimo ed. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hardjana, A. M., 2007. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius.
Johannesen, R. L., 1996. Etika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Lilliweri, A., 1994. Perspektif Teoritis Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Aditya Bakti.
Muhammad, A., 2008. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyana, D., 2001. Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Severin, W. J. & Tankard, J. W. J., 1992. Communication Theries: Origins, Methods, and Uses
in the Mass Media. New York: Longman.
Stewart, J. & D'Angelo, G., 1982. Together: Communikating Interpersonally. New York: Harper
and Row.
Suranto, A., 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wiryanto, 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.

Universitas Muhammadiyah Riau


Lembaga Penjaminan dan Pengendalian Kualitas Mutu

Anda mungkin juga menyukai