Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAIDAH-KAIDAH DASAR DALAM MORALITAS


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Akhlak
Dosen Pengampu : Bambang Purwanto, S.pd.,MM

Oleh :
Akhmad Jumaidi (19710113)
Alfarisi Arsy Harianto (18710087)
Muhammad Arya Prianda (18710068)
Muhammad Rizki Putra (18710087)
Nurlita Oktavia Hayati (2010020074)

KELAS 7A NONREG BANJARBARU


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
BANJARBARU
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2

A. Kaidah Dasar Moral................................................................................................. 2

1. Moralitas ..................................................................................................... 2

2. Macam Kaidah Dasar Moral ....................................................................... 2

3. Landasan Kaidah Dasar .............................................................................. 4

B. Ketuhanan Sebagai Kaidah Dasar ............................................................................ 4

1. Postulat dalam Etika ................................................................................... 4

2. Pendapat Tokoh Tentang Kaidah Dasar ..................................................... 5

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 7

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Kesadaran moral merupakan faktor penting dalam memungkinkan tindakan


manusia untuk selalu bermoral, berperilaku sopan, tindakannya sesuai dengan norma
yang berlaku. Kesadaran moral didasarkan pada nilai-nilai yang benar. Perilaku
manusia yang dilandasi kesadaran moral akan selalu terwujud sebagaimana mestinya,
kapan saja, dimana saja, bukan karena paksaan tetapi berdasarkan kesadaran moral.

Secara umum, makalah ini akan menjelaskan kaidah dasar moral pada
kehidupan kita sehari-hari. Banyak tindakan manusia terkait dengan baik atau jahat,
etis atau tidak etis, tetapi ada juga tindakan netral.

Ini adalah pertanyaan pertanyaan yang bersifat etis atau moral dan bukan
pertanyaan teknis atau intelektual murni, jika keputusan yang diambil menyangkut
pilihan di antara beberapa nilai terkait atas dasar kemanusiaan.

Dalam makalah ini kita akan membahas aturan moral dasar yang meliputi
pertanyaan dasar, dua kaidah dasar moral.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kaidah Dasar Moral


1. Moralitas
Moralitas adalah sistem nilai tentang seberapa baik kita harus hidup
sebagai manusia.. Sistem nilai ini tekandung dalam ajaran berbentuk
petuah-petuah, nasehat, peraturan-peraturan, dan perintah semacamnya
yang diwariskan secara turun temurun melalui agama, atau kebudayaan
tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik. Moralitas
memberi manusia aturan atau petunjuk konkret tentang bagaimana dia harus
hidup, bagaimana dia harus bertindak dalam kehidupan ini sebagai manusia
yang baik, dan bagaimana menghindari perilaku buruk.

Manusia menjadi manusia sejati jika ia menjadi manusia yang beretika.


Manusia yang disebut etika adalah manusia yang secara utuh dan utuh
mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dalam kerangka prinsip
keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan sosial, antara
rohani dan jasmani serta antara makhluk merdeka dengan penciptanya.
Dalam konsep etika, didasarkan pada keyakinan bahwa kehidupan manusia
secara keseluruhan adalah baik.

2. Macam Kaidah Dasar Moral


a. Kaidah Sikap Baik
Ini berarti bahwa kita berkewajiban untuk bertindak sedemikian
rupa sehingga ada kelebihan hasil yang baik atas yang buruk. Kaidah
ini hanya berlaku jika kita menerima aturan yang lebih besar lagi, yaitu
kita harus melakukan hal-hal yang baik dan menghindari yang buruk.

2
Idealnya, kita hanya menghasilkan hasil yang baik dan sama sekali tidak
ada yang buruk. Namun karena ini seringkali tidak mungkin, setidaknya
konsekuensi buruknya harus diminimalkan.

Kaidah sikap baik mendasari semua standar moral. Sikap yang


baik dalam arti memandang seseorang atau sesuatu, tidak hanya sejauh
berguna bagi saya untuk menginginkan, menyetujui, membenarkan,
mendukung, membela, meninggalkan seseorang atau sesuatu untuk diri
mereka sendiri berkembang. Sikap yang benar harus diekspresikan
secara konkrit sesuai dengan apa yang benar dalam situasi konkrit.

b. Kaidah Keadilan
Keadilan dengan membagi yang baik dan yang jahat. Keadilan
menunjukkan perilaku moral manusia di mana ia mencari kesetaraan.
Sebagai perilaku positif, keadilan terkadang berarti keseimbangan dari
semua kebaikan dan terkadang itu adalah kebaikan tertinggi sejauh
manusia dapat mengamalkannya pada dirinya sendiri dan terhadap
orang lain. Memberi perlakuan yang sama kepada orang lain berarti:
1. Memberi sumbangan yang relatif sama terhadap kebaikan
mereka, yang di ukur dari kebutuhan mereka.
2. Menuntut dari pengorbanan yang relatif sama, diukur dari
kemampuan yang mereka miliki.
Untuk menentukan perlakuan yang sama atau adil, perlu
memperhatikan kemampuan dan kebutuhannya. Karena perbedaan
kemampuan dan kebutuhan merupakan ciri yang dapat membenarkan
sesuatu yang lain. Sedangkan perlakuan yang tidak setara atau tidak adil
dapat dibenarkan atas dasar kaidah sikap yang baik dalam jangka
panjang akan menimbulkan kesetaraan yang lebih besar.

3
3. Landasan Kaidah Dasar
a. Landasan kaidah dasar sikap baik
Berdasarkan kesadaran bahwa apa saja yang ada karena adanya
itu saja, pantas di dukung. Maksudnya, bahwa apa saja yang ada, pantas
kita bersikap baik terhadapnya. Dengan kaidah dasar sikap yang baik,
seseorang dapat melindungi dan membela hak orang lain, mencegah
terjadi kerugian pada yang lain serta dapat menghilangkan kondisi
penyebab terjadinya masalah bagi orang lain.

b. Landasan kaidah keadilan


Kaidah ini hanya berlaku bagi makhluk yang berakal budi dan
fungsinya adalah untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang
dirampas haknya untuk kepentingan orang lain atau masyarakat secara
keseluruhan.

B. Ketuhanan Sebagai Kaidah Dasar


1. Postulat dalam Etika
Ketuhanan adalah dasar dari semua moralitas dan juga tujuan moralitas.
Tanpa keilahian tidak mungkin moralitas berkembang. Oleh karena itu,
bagaimana dalam ilmu apapun sebelum ada kebenaran yang telah
dibuktikan dalam ilmu-ilmu lain. Karena untuk ilmu pengetahuan yang
bersangkutan itu merupakan suatu keperluan, maka disebut sebagai
tuntutan (postulat).

4
2. Pendapat Tokoh Tentang Kaidah Dasar
a. Aurelius Agustinus
Manusia itu, dalam suara batinya melihat hokum dari kodratnya
sendiri, akan tetapi bersamaan dengan itu, dia menduga juga bahwa
dasar yang terdalam dari hokum itu ialah Tuhan sendiri. Agustinus,
berpendapat bahwa, kesadaran moral dapat melihat nilai yang
mengatasi segala nilai dunia ini.

b. Immanul Kant
Dalam suara batinya manusia itu mengerti adanya imperative
kategoris. Berdasarkan itu, manusia mengerti segala kewajibanya
sebagai perintah dari Tuhan. Itulah sebetulnya bukti tentang adanaya
Tuhan.

c. John Henry Newman


Hubungan antara ketuhanan dan kesusilaan sangat erat.
Kesusilaan pada praktiknya kita terapkan dengan suara batin kita. Suara
batin adalah pengertian yang mengatakan bahwa suatu pperbuatan
boleh atau tidak boleh. Suara batin pada dasarnya adalah suara dari
Tuhan.

d. Max Scheler
Rasa penyesalan apabila berbuat salah tak dapat diterangkan
kecuali jika manusia merasa berhadapan dengan Tuhan. Pelanggaran
moral pada hakekatnya adalah pelanggaran kehendak dan hokum
Tuhan. Menyesal atas kesalahan moral berarti kembali ke Tuhan.

Bertindak susila pada hakekatnya, berarti melaksanakan dan


menjalankan diri sebagai ciptaan Tuhan supaya makin mendekat kepada

5
Tuhan. Jadi, ada tiga kaidah dasar moral yang pokok. Manusia susila
memiliki ciri-ciri:

1. Adanya kesadaran sebagai manifestasi sifat ketuhanan dalam arti


kemampuan secara utuh bahwa manusia itu memiliki nilai,
maksudnya manusia sebagai makhluk berakal budi merupakan
sesuatu yang bernilai tak terhingga.
2. Lebih menyempitkkan dalam hidup dan kehidupan manusia antara
praktek dan teori sebagai kesatuan utuh
3. Harus komitmen kepada martabat manusia, yang harus menjadi
dasar dari setiap kegiatan dalam beretika.
4. Mampu merumuskan aspirasi dan kesadaran masyarakat sehingga
mampu merumuskan konsep etika yang sebenarnya.
5. Mempunyai kemampuan untuk withdrawal dan return. Maksudnya
withdrawal adalah mengundurkan diri dari kehidupan soial untuk
mendatangkan penerangan pribadi (kegiatan kontemplatif
perenungan kematangan teori). Sedangkan return adalah, kembali
ke masyarakat yang di buktikan denggan kegiatan praktis sesuai
kenyataan atau fakta.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia yang menjadi manusia yang sebenarnya jika ia menjadi
manusia yang etis sesuai kaidah dasar moral yang titik tolaknya ialah ia percaya
kepada kebenaran, kebaikan dan keadilan serta ia berusaha sekuat tenaga
berbuat secara benar, baik dan adil. Manusia di sebut etis ialah manusia yang
secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat kehidupanya.

Batasan-batasan kualitas dalam tindakan manusia. Dengan batasan


tersebut seseorang dapat membedakan baik dan buruknya atau benar dan
salahnya suatu perbuatan.

Demikian uraian tentang kaidah-kaidah dasar dalam moralitasyang


didalamnya memuat kaidah-kaidah dasar moral dalam kehidupan sehari-hari.

7
DAFTAR PUSTAKA

Amin,Ahmad. Etika Ilmu Akhlak. 1975. Jakarta: PT Bulan Bintang.


Fakhri,Majid. Etika Dalam Islam. 1996. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Zubair,Ahmad Charris. Kuliah Etika. 1995. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Salam,Burhanuddin. Etika Sosial Asas Moral Dalam Kehidupan Manusia. 1997.
Jakarta: Rieneka Cipta.
Bertens,K. Etika. 1997. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai