Anda di halaman 1dari 105

MTBS

( MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT )

Denni Fransiska H.M., M.Kep.


Pendahuluan
 Pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana bayi
dan balita sakit yang datang berobat ke fasilitas
rawat jalan di pelayanan kesehatan dasar

 Digunakan sebagai standar pelayanan bayi dan


balita sakit, sekaligus sebagai pedoman bagi
tenaga keperawatan ( bidan dan perawat )
khususnya di fasilitas kesehatan dasar
Pendahuluan
 MTBS mencakup upaya
perbaikan manjemen
penatalaksanaan
terhadap penyakit :
- Pneumonia - Upaya peningkatan
pelayanan kesehatan
- Diare
- Pencegahan penyakit
- Campak seperti imunisasi, vit A,
- Malaria pemberian vit K
- Infeksi telinga - Konseling pemberian
- Status Gizi ASI dan makan
- Anemia
Pendahuluan
 Ada 10 juta anak meninggal setiap tahunnya,
sebelum mereka merayakan ulang tahunnya yang
ke lima< artinya bahwa terdapat >2.600 balita
meninggal setiap harinya

 Terdapat 40 % kematian balita terjadi pada masa


neonatal dan 1/3 diantaranya akibat kurang gizi
Pendahuluan
 Penyebab kematian balita di Indonesia adalah :
1. Infeksi saluran nafas 22,8 %
2. Diare 13,2 %
3. Penyakit syaraf 11,8 %
4. Typhus 11,0 %
5. Kelainan saluran cerna 5,9 %
6. Lain-lain 35,3 %
MTBS
 Adalah : Pendekatan yang mampu mengintegrasikan
dan memadukan penanganan berbagai masalah
diatas.
 Penerapan MTBS dengan baik dapat meningkatkan
upaya penemuan kasus secara dini, memperbaiki
manajemen penanganan dan pengobatan, promosi
serta peningkatan pengetahuan ibu dalam merawat
anaknya di rumah, serta upaya mengoptimalkan sistem
rujukan dari masyarakat ke fasilitas pelayanan primer
dan RS sebagai pusat rujukan.
Lanjutan
 MTBS sebagai salah satu intervensi berbasis data,
dapat berdampak langsung pada penurunan
kematian neonatus, bayi dan anak balita bilamana
dapat dilaksanakan secara luas dan benar
 MTBS adalah intervensi yang cost effective untuk
mengatasi masalah kematian balita yang
disebabkan oleh Infeksi Pernafasan Akut ( ISPA ),
diare, campak, malaria, Gizi buruk.
 MTBS diperkenalkan WHO dan UNICEF di
Indonesia sejak tahun 1997
Lanjutan
 Dalam penerapan MTBS, tenaga kesehatan
dibekali cara untuk mengenali secara dini dan
cepat semua gejala anak sakit, sehingga dapat
ditentukan apakah anak sakit ringan, berat dan
perlu segera di rujuk.
 Jika penyakitnya tidak parah, bidan/ perawat
dapat memberi pengobatan / tindakan sesuai
pedoman MTBS
Tujuan :
1. Menanyakan ibu masalah yang dihadapi bayi
2. Memeriksa dan mengklasifikasikan untuk :
- Kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
- Diare
- Ikterus
- Kemungkinan berat badan rendah
3. Masalah pemberian ASI
4. Menentukan status imunisasi
5. Menilai masalah/ keluhan lain bayi atau ibu
6. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan
7. Melakukan konseling bagi ibu
8. Memberikan pelayanan tindak lanjut pada bayi muda
Penilaian dan Klasifikasi Bayi Muda
Umur < 2 Bulan
 Tanyakan pada ibu mengenai masalah bayinya
 Tentukan apakah kunjungan pertama atau
kunjungan ulang untuk masalah yang sama
 Jika bayi membutuhkan RUJUKAN SEGERA
lanjutkan pemeriksaan secara cepat
 Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI,
karena akan memperlambat rujukan
Kemungkinan Penyakit Sangat Berat
Atau Infeksi Bakteri
 Bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya
 Ada riwayat kejang
 Bayi bergerak hanya jika dirangsang
 Hitung napas dalam 1 menit
 Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
 Bayi merintih
 Suhu tubuh > 37,5
 Suhu tubuh < 35,5
 Mata bernanah
 Pusar kemerahan atau bernanah
Infeksi Bakteri
 Pustul kulit
 Mata bernanah
 Pusar kemerahan atau bernanah

Mungkin Bukan Infeksi :


Tidak terdapat salah satu tanda di atas
Memeriksa apakah bayi tidak bisa minum atau
memuntahkan semuanya

 Bayi menunjukan tanda “ tidak bisa minum atau


menyusu “ jika bayi terlalu lemah untuk minum atau
tidak bisa menghisap/ menelan apabila diberi
minum atau disusui
 Bayi mempunyai tanda “ memuntahkan semuanya “
jika bayi sama sekali tidak dapat menelan apapun
( semua cairan atau makanan yang masuk akan
keluar lagi )
Memeriksa Gejala Kejang
 Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf
pusat dan merupakan keadaan darurat
 Kejang pada bayi umur < 2 hari : asfiksia, trauma
lahir dan kelainan bawaan. Kejang pada umur > 2
hari : tetanus neonatorum, infeksi dan kelainan
metabolik seperti kurangnya kadar gula darah
 Pada bayi kurang bulan, kejang lebih sering
disebabkan oleh perdarahan intrakranial
Memeriksa Gejala Kejang
 TANYA : Adakah riwayat kejang ?
 LIHAT : Apakah bayi tremor dengan atau tanpa
kesadaran menurun ?
 DENGAR : Apakah bayi menangis melengking tiba-
tiba ?
 LIHAT : Apakah ada gerakan yang tidak terkendali
?
 LIHAT DAN RABA : Apakah bayi kaku seluruh tubuh
dengan atau tanpa rangsangan ?
Memeriksa Gejala Gangguan Napas

 LIHAT : Hitung nafas dalam 1 menit, > 60 kali/mnt


nafas cepat, < 30 kali/mnt nafas lambat
 LIHAT : Adakah tarikan dinding dada ke dalam
yang sangat kuat
 DENGAR : Apakah bayi merintih ?
Merintih adalah : suara nafas pendek2 dan halus
yang terdengar saat bayi menghembuskan nafas.
Menandakan bayi mengalami kesulitan bernafas
Memeriksa Gejala Hipotermi
 Ukur suhu aksiler dengan termometer selama 5 menit
 Tidak dianjurkan mengukur secara rektal, karena
dapat mengakibatkan terjadinya perlukaan pada anus
 Jika tidak ada termometer, dapat meraba bagian
tangan, kaki atau badan bayi untuk mengetahui
apakah demam atau dingin
 Hipotermi berat : suhu < 35,5
 Hipotermi sedang : suhu 35,5 – 36,5
 Demam : suhu > 37,5
Memeriksa Infeksi Bakteri Lokal
 Apakah ada pustul di kulit ? Sering ditemukan
pada daerah yang tertutup ( lipatan leher, ketiak )
 Apakah mata bernanah ? Berat ringan infeksi
dapat dilihat dari banyaknya produksi nanah dan
bengkaknya mata bayi
 Apakah pusar kemerahan atau bernanah ? Jika
warna kemerahan meluas ke kulit daerah perut (
abdomen ) berarti bayi mengalami infeksi berat
Menilai Diare
 TANYA : Apakah bayi diare
 LIHAT : Keadaan umum bayi, apakah bayi tidak
sadar, apakah bayi gelisah / rewel ?
 LIHAT : Apakah mata cekung ?
 PERIKSA : Dengan mencubit kulit perut untuk
mengetahui turgor. Apakah kembalinya sangat
lambat ( > 2 detik ) atau lambat
Klasifikasi Diare

TANDA / GEJALA KLASIFIKASI

 Terdapat 2 atau lebih Diare Dehidrasi Berat


tanda berikut :
 Tidak sadar
 Mata cekung
 Cubitan kulit perut
kembalinya sangat
lambat
Klasifikasi Diare

TANDA / GEJALA KLASIFIKASI

 Terdapat 2 atau lebih Diare Dehidrasi


tanda berikut :
Ringan/ Sedang
 Gelisah atau rewel
 Mata cekung
 Cubitan kulit perut
kembalinya lambat
 Tidak cukup tanda
dehidrasi berat atau Diare Tanpa Dehidrasi
dehidrasi ringan /
sedang
Menilai Ikterus
 TANYA : Apakah bayi kuning ? Jika YA, pada umur
berapa timbul kuning ?
 TANYA, LIHAT : Apakah warna tinja bayi pucat ?
 LIHAT : Tentukan warna kuning sampai di daerah
tubuh mana ?
Klasifikasi Ikterus

TANDA / GEJALA KLASIFIKASI

 Timbul kuning pada hari Ikterus Berat


pertama ( < 24 jam )
setelah lahir ATAU
 Kuning ditemukan pada
umur lebih dari 14 hari
ATAU
 Kuning sampai telapak
tangan / telapak kaki
ATAU
 Tinja berwarna pucat
Klasifikasi Ikterus

TANDA / GEJALA KLASIFIKASI

 Timbul kuning pada Ikterus


umur > 24 jam sampai
< 14 hari dan tidak
sampai telapak
tangan / telapak kaki

 Tidak Kuning Tidak ada ikterus


Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah
dan / atau Masalah Pemberian ASI
 TANYA : Apakah inisiasi menyusu dini dilakukan ?
 TANYA : Apakah ibu mengalami kesulitan dalam pemberian
ASI
 TANYA : Apakah bayi diberi ASI ? Jika YA, berapa kali
dalam 24 jam?
 TANYA : Apakah bayi diberi makanan / minuman selain ASI
? Jika YA, berapa kali dalam 24 jam ? Alat apa yang
digunakan ?
 LIHAT : Adakah luka atau bercak putih di mulut ?
 LIHAT : Adakah celah bibir / langit2 ?
 TIMBANG dan TENTUKAN : Berat badan menurut umur
Menilai Cara Menyusui
 Lakukan penilaian cara pemberian ASI, jika :
1. Ada kesulitan pemberian ASI
2. Di beri ASI kurang dari 8 kali dalam 24 jam
3. Di beri makanan/ minuman lain selain ASI
4. Berat badan rendah menurut umur
5. Tidak ada indikasi dirujuk
Lakukan penilaian tentang cara
menyusui..
 Apakah bayi di beri ASI dalam 1 jam terakhir ?
 Jika TIDAK, minta ibu untuk menyusui
 Jika YA, minta ibu menunggu dan memberitahu
saudara jika bayi sudah mau menyusu lagi
 Amati pemberian ASI dengan seksama
 Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi
bayi menyusu
LIHAT, Apakah bayi menyusu dengan
baik
1. LIHAT, Apakah posisi bayi benar ?
- Seluruh badan bayi tersangga dengan baik

- Kepala dan badan bayi lurus

- Badan bayi menghadap ke dada ibunya

- Badan bayi dekat dengan ibu

2. LIHAT, Apakah bayi melekat dengan baik ?


- Dagu bayi menempel payudara ibu

- Mulut terbuka lebar

- Bibir bawah membuka keluar

- Aerola tampak lebih banyak di bagian atas daripada di


bawah mulut
Lihat dan Dengar, apakah bayi
menghisap efektif ?
 Bayi menghisap dalam, teratur, diselingi istirahat,
hanya terdengar suara menelan
 Tanda/gejala bayi sudah kenyang :
- Bayi melepas payudara secara spontan
- Bayi tampak tenang dan mengantuk
- Bayi tampak tidak berminat lagi pada ASI
• Bayi tidak menghisap dengan efektif, jika menghisap
ASI secara cepat dan dangkal
• Bayi tidak menghisap sama sekali, berarti tidak dapat
menghisap ASI ke dalam mulutnya dan tidak dapat
menelan
Memeriksa masalah / keluhan lain
pada bayi muda
 Memeriksa kelainan bawaan/ kongenital adalah
kelainan pada bayi baru lahir yang bukan akibat
trauma lahir
 Memeriksa kemungkinan trauma lahir, merupakan
perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada
waktu proses kelahiran
 Memeriksa perdarahan tali pusat, perdarahan
terjadi karena ikatan tali pusat menjadi longgar
setelah beberapa hari
Memeriksa masalah ibu
 Bagaimana keadaan ibu, apakah ada keluahan ?
 Apakah ada masalah dengan : waktu istirahat dan pola
tidur, pola makan dan minum, kebiasaan bak dan bab
 Apakah merasa mulas, apakah ada nyeri perineum?
 Apakah ASI keluar lancar, apakah puting payudara rata,
tertarik ke dalam, puting lecet, payudara bengkak ?
 Apakah ibu kesulitan dalam merawat bayi ?
 Apakah ibu sudah menggunakan alat kontrasepsi ?
Memeriksa masalah ibu
 LIHAT DAN RABA :
1. Lihat keadaan umum ibu, ukur tanda / gejala vital
2. Periksa payudara ( bengkak atau puting )
3. Periksa uterus ( ukuran dan tonus )
4. Periksa lokia ( jumlah, warna, bau )
5. Periksa darah perineum ( kebersihan,
pembengkakan, hemorrhoid, luka, bau )
6. Periksa edema kaki
TINDAKAN DAN PENGOBATAN
 Tindakan dan Pengobatan pra rujukan
 Jika bayi ditemukan dalam keadaan kejang, henti
nafas, segera lakukan tindakan/ pengobatan
sebelum melakukan penilaian yang lain dan RUJUK
SEGERA
 Bayi dapat dirujuk apabila :
- Suhu > 35,5
- Denyut jantung > 100 per menit
- Ada tanda dehidrasi berat
MENANGANI GANGGUAN NAPAS PADA PENYAKIT SANGAT
BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI

Di lakukan jika bayi muda mempunyai gejala KEJANG dan


GANGUAN NAPAS
 Posisikan kepada bayi setengah tengadah jika perlu bahu di ganjal
dengan gulungan kain.
 Bersihkan jalan napas dengan menggunakan alat penghisap.
 Jika mungkin,berikan oksigen dengan kateter nasal atau nasal
prong dengan kecepatan 2 liter per menit.

JIKA TERJADI HENTI NAPAS (APNEU),LAKUKAN RESUSITASI


SESUAI DENGAN “PEDOMAN RESUSITASI NEONATUS”
MENANGANI KEJANG DENGAN OBAT ANTI KEJANG
OBAT ANTI KEJANG PILIHAN PERTAMA : FENOBARTBITAL
OBAT KEJANG PILIHAN KEDUA : DIAZEPAM

FENOBARTITAL DIAZEPAM
Diberikan secara intramuskular. Diberikan secara per rektal 5mg/ml
100 mg/2ml (dalam ampul 2 ml ) (dalam ampul 1 ml) atau 10 mg/2ml
(dalam ampul 2ml)
 Dosis 30 mg = 0,6 ml  Berat < 2500 gram diberikan 0,25 ml
Berat ≥ 2500 gram diberikan 0,5 ml

 Diberikan dengan menggunakan semprit 1 ml


 Jika kejang timbul lagi (kejang berulang),ulangi pemberian Fenobartital 1 kali lagi
dengan dosis sama minimal selang waktu 15 menit
Bayi kejang jangan diberi minum / apapun lewat
mulut,karena bisa terjadi aspirasi

Jika bayi kejang dicurigai sebagai TETANUS


NEON ATORIUM dengan tanda/gejala
 Kejang / kaku seluruh tubuh baik dirangsang / spontan
 Mulut mencucu seperti mulut ikan

 Kesadaran masih baik tetapi bayi tak bisa menetek

Lakukan tindakan :
 Beri obat anti kejang Diazepam bukan Fenobarbitakl

 Beri dosis pertama antibiotik IM Penisilin prokain.

 Lihat pedoman Eliminasi Tetanus Neonatorum untuk tindakan

berikutnya.
MENCEGAH AGAR GULA DARAH TIDAK TURUN

Jika bayi masih bisa menyusu.


 Ibu diminta setiap menyusui bayinya.

Jika bayi tidak bisa menyusu,tapi masih bisa


menelan.
 Beri ASI perah dengan cangkir kecil atau sendok
atau ditetesi dengan pipet
 Berikan kira-kira 20-50 ml sebelum dirujuk.

 Jika tidak memungkinkan beri susu formula atau air


gula melalui pipa lambung.
MEMBERI ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR

 Beri dosis pertama antibiotik intramuskular untuk bayi


dengan klasifikasi PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU
INFEKSI BAKTERI dan RUJUK SEGERA.
 Untuk semua klasifikasi yang membutuhkan antibiotik

intramuskular.
Pilihan pertama : AMPISILIN dan GENTAMISIN
Pilihan kedua : PENISILIN PROKAIN dan
GENTASIMIN
CARA MENGHANGATKAN TUBUH BAYI

 Segera keringkan tubuh bayi yang basah dengan handuk / kain kering
ganti pakaian selimut / kain basah dengan yang kering.
 Hangatkan tubuh bayi dengan METODA KANGGURU atau gunakan
cahaya lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm,sampai suhu normal
dan pertahankan suhu tubuh bayi.
 Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat,beri tutup kepala. Jaga bayi
tetap hangat. Hindari ruangan yang banyak angin jauhkan bayi dari
jendela/pintu.
 Pada bayi dengan HIPORTEMIA BERAT : jika dalam 1 jam suhu badan <
35,5°C,RUJUK SEGERA dengan METODA KANGGURU.
 Pada bayi HIPORTEMIA SEDANG : jika dalam 2 jam suhu badan 35,5-
36°C,RUJUK SEGERA dengan METODA KANGGURU.
MEMBERI ANTIBIOTIK ORAL YANG SESUAI

Antibiotik per oral yang sesuai untuk


INFEKSI BAKTERI LOKAL : Amoksilin
UMUR AMOKSILIN
Atau Dosis 50 mb/kg BB/hari,beri tiap 8 jam selama 5 hari
BERAT BADAN Sirup 125 mg/5ml Kaplet 250 mg Kaplet 500 mg
dijadikan 5 bungkus Dijadikan 10 bungkus

1lr - < 4 mgg ½ sendok takar 1 bungkus 1 bungkus

(BB < 3 Kg)


4 mgg - <2 bln ½ sendok takar 2 bungkus 2 bungkus
(BB 3-4 kg)
CARA MENGOBATI INFEKSI BAKTERI
LOKAL
Ada 2 jenis INFEKSI BAKTERI LOKAL pada
bayi muda
 Infeksi kulit atau pusar

 Infeksi mata

Langkah² yang perlu dilakukan ketika mengajari ibu


 Jelaskan cara memberi pengobatan tersebut.

 Amati cara ibu mempraktekan di depan saudara.

 Cek pemahaman ibu sebelum pulang


CARA MENGOBATI INFEKSI KULIT ATAU PUSAR

 Cuci tangan sebelum mengobati bayi


 Bersihkan nanah dan krusta dengan air matang dan sabun secara
hati-hati.
 Keringkan daerah sekitar luka dengan kain bersih dan kering.
 Olesi dengan Gentian Violet 0,5 % atau Povidon Yodium.
 Cuci tangan kembali

Cara menyiapkan Gentian Violet 0,5% :


1 bagian Gentian Violet 1% ditambah 1 bagian aquades
(misal : 10 ml Gentian Violet 1% ditambah 10 ml aquades)
CARA MENGOBATI INFEKSI MATA

 Cuci tangan ibu sebelum mengobati bayi.


 Bersihkan kedua mata bayi 3 kali sehari menggunakan
kapas/kain bersih dengan air hangat.
 Beri salep/tetes mata tertasiklin 1% atau Kloramfenikol
0,25% pada kedua mata.
 Oleskan salep atau teteskan obat mata pada bagian
dalam kelopak mata bawah
 Cuci tangan kembali
 Obati sampai kemerahan hilang
CARA MENGOBATI LUKA ATAU
BERCAK PUTIH (THRUSH) DI MULUT

 Cuci tangan ibu sebelum mengobati bayi.


 Bersihkan mulut bayi dengan ujung jari ibu yang
terbungkus kain bersih dan telah dicelupkan ke larutan
air matang hangat bergaram (1 gelas air hangat
ditambah seujung sendok teh garam ).
 Olesi mulut dengan Gentiam Violet 0,25% atau teteskan
1 ml suspensi Nistantin.
 Cuci tangan kembali
 Obati luka atau bercak di mulut 3 kali sehari selama 7
hari
ASUHAN DASAR BAYI MUDA
 Adalah tindakan sederhana,tapi penting untuk
kelangsungan hidup yang harus diberikan pada
bayi muda yang sehat maupun sakit.
Tindakan asuhan dasar bayi muda meliputi :
 Mencegah infeksi

 Menjaga bayi muda selalu hangat

 Memberikan ASI saja sesering mungkin

 Memberi imunisasi
MENCEGAH INFEKSI
 Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
 Bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air matang,kemudian
keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
 Jaga kebersihan tubuh bayi dengan memandikanya setelah suhu
stabil.Gunakan sabun dan air hangat,bersihkan seluruh tubuh dengan hati-
hati.
 Hindarkan bayi baru lahir kontak dengan orang sakit,karena sangat rentan
tertular penyakit.
 Minta ibu untuk memberikan kolestrum karena mengandung zat kekebalan
tubuh.
 Anjurkan ibu untuk menyusui sesering mungkin hanya ASI saja sampai 6
bulan.bila bayi tidak bisa menyusu,beri ASI perah.dengan menggunakan
sendok.hindari pemakaian botol dan dot karena dapat meningkatkan
resiko terjadinya infeksi saluran cerna.
MENJAGA BAYI MUDA SELALU HANGAT

 Cuci tangan sebelum dan sesudah mandikan bayi memegang bayi


 Setiap kali bayi basah,segera keringkan tubuhnya dan ganti pakaian/kainnya
dengan yang kering.
 Baringkan ditempat yang hangat dan jauh dari jendela atau pintu.beri alas kain
yang bersih dan kering ditempat untuk pemeriksaan bayi,termasuk timbangan bayi.
 Jika tidak ada tanda tanda hipoternia, mandikan bayi 2 kali sehari( tidak boleh
lebih)
 Selesai dimandikan, segera keringkan tubuh bayi. Kenakan pakaian bersih dan
kering, topi, kaus tangan, kaus kaki dan selimut jika perlu.
 Minta ibu untuk meletakkan bayi didadanya sesering mungkin dan tidur bersama
ibu.
 Pada BBLR atau suhu < 35,5° c, hangatkan bayi dengan METODA KANGURU atau
dengan lampu 60 watt berjarak minimal 60 cm.
MEMBERI ASI SAJA SESERING MUNGKIN

 Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.


 Minta ibu untuk memberi ASI saja sesering mungkin minimal 8 kali sehari,siang
maupun malam.
 Menyusui dengan payudara kiri dan kanan secara bergantian.
 Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara
lainnya.
 Jika bayi telah tertidur selama 2 jam,minta ibu untuk membangungkannya dan
langsung disusui.
 Minta ibu untuk meletakkan bayi didadanya sesering mungkin dan tidur bersama
ibu.
 Ingatkan ibu dan anggota keluarga lain untuk membaca kembali hal-hal tentang
pemberian ASI dikartu nasihat ibu atau buku KIA.
 Minta ibu untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami.
IMUNISASI
 Segera beri imunisasi HB-0 sebelum bayi berumur 7 hari.
 Beri imunisasi BCG ketika bayi umur 1 bulan
( kecuali bayi yang lahir dirumah sakit,biasanya dimunisasi sebelum pulang).
 Tunda pemberian imunisasi pada bayi muda yang mempunyai klasifikasi merah.
MENGAJARI IBU CARA MENINGKATKAN
PRODUKSI ASI
 Cara untuk meningkatkan ASI adalah dengan menyusui sesering mungkin.
 Menyusui lebih sering lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi.
 Menyusu pada payudara kiri dan kanan secara bergantian.
 Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudayara
lainnya.
 Jika bayi telah tertidur selama 2 jam,bangunkan dan langsung susui.
MENGAJARI IBU MENYUSUI DENGAN BAIK

Tunjukan kepada ibu cara memegang bayinya atau posisi bayi yang benar.
- Sanggahlah seluruh tubuh bayi jangan hanya leher dan bahunya saja.
- Kepala dan tubuh bayi lurus.
- Hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu.
- Dekatkan badan bayi ke badan ibu.
Tunjukkan kepada ibu cara melekatkan bayi ibu hendaknya :
- Menyetuhkan putting susu pada bibir bayi.
- Menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
- Segera dekatkan bayi kearah payudara hingga bibir bawah bayi dibawah puting susu.
Cara meletakkan yang benar ditandai dengan :
- Dagu menempel pada payudara ibu.
- Mulut bayi terbuka lebar.
- Bibir bawah bayi membuka keluar.
- Areola tampak lebih banyak dibagian atas daripada bagian bawah
Bayi mengisap dengan efektif jika bayi mengisap secara dalam,teratur yang diselingi istirahat.pada saat bayi
Menghisap ASI,hanya terdengar suara bayi menelan.
Amati apakah perletakan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah menghisap dengan efektif.jika belum,coba
Sekali lagi.
PEMBERIAN MINUM DENGAN CANGKIR

 Ajari ibu cara memberi minum bayi dengan cangkir.


 Ukur jumlah susu dalam cangkir.
 Posisikan bayi pada posisi setengah tegak dipangkuan ibu.
 Posisikan cangkir di bibir bayi.
- Letakkan cangkir pada bibir bawah secara perlahan
- Sentuhkan tepi cangkir,hingga susu menyentuh bibir bayi.
- Jangan tuangkan susu ke mulut bayi.
 Bayi akan bangun membuka mulut dan mata. Kemudian mulai minum
 Bayi akan menghisap susu dan ada sedikit yang tumpah.
 Bayi kecil akan memasukkan susu ke mulutnya dengan lidahnya.
 Bayi menelan susu.
 Bayi akan selesai minum susu bila sudah menutup mulut atau saat sudah tidak
tertarik lagi terhadap susu.
 Bila bayi tidak menghabiskan susu yang sudah ditakar.
- Berikan minum dalam waktu lebih lama.
- Ajari ibu menghitung jumlah susu yang diminum dalam 24 jam,tidak hanya sekali
minum.
 Apabila ibu tidak bisa memerah ASI dalam jumlah cukup untuk beberapa hari
pertama atau tidak bisa menyusui sama sekali gunakan salah satu alternatif :
- Berikan ASI donor
- Berikan susu formula
 Bayi mendapatkan minum dengan cangkir secara cukup,apabila bayi menelan
sebagian besar susu dan menumpahkan sebagian kecil serta berat badannya
meningkat.
Cara mengeluarkan ASI dengan memerah

 Cara tangan ibu sebelum memegang payudara.


 Cari posisi yang nyaman,duduk atau berdiri dengan santai.
 Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI.
 Condongkan badan kedepan dan sangga payudara dengan tangan.
 Letakkan ibu jari pada batas atas areola mamae dan letakkan jari telunjuk pada batas
areola bagian bawah.
 Tekan kedua jari ke dalam ke arah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi.
 Pijat daerah diantara kedua jari tadi ke arah depan sehingga akan memerah dan
mengeluarkan ASI jangan menekan,memijat atau menarik puting susu karena ini tidak akan
mengeluarkan rasa sakit.
 Ulangi gerakan tangan, pijat dan lepas beberapa kali.
 Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara
berputar pada sisi-sisi dari batas areola dengan kedua jari sela selalu berhadapan.
 Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sampai payudara kosong.
Cara menyimpan ASI

ASI yang telah ditampung di cangkir atau gelas


Bertutup, dapat disimpan dengan cara :
 Pada suhu kamar / di udara terbuka (26°C) tahan

disimpan selama 6-8 jam.


 Disimpan di termos es tahan selama 24 jam.

 Disimpan dalam lemari es tahan sampai 2-3 hari.


Cara memberikan ASI setelah disimpan

Memberikan ASI yang disimpan dapat dilakukan oleh semua orang tidak harus
ibu
Bayi. Caranya adalah :
 Cuci tangan sebelum memegang cangkir / gelas bertutup berisi ASI.
 ASI yang disimpan pada suhu kamar dapat segera.diberikan sebelum masa simpan
berakhir (8jam).
 ASI yang disimpan di termos atas lemari es,terlebih dahulu baru dihangatkan.
Rendam cangkir yang berisi ASI dalam mangkok berisi air hangat. Tunggu ASI
mencapai suhu kamar. Jangan memanaskan ASI di atas api.
 Berikan ASI dengan sendok yang bersih jangan pakai botol dan dot.
Menasihati ibu kapan kembali segera
membawa bayi ke petugas kesehatan
 Gerakan bayi berkurang atau tidak normal
 Nafas cepat
 Sesak nafas
 Perubahan warna kulit (kebiruan,kuning)
 Malas / tidak bisa menyusu atau minum
 Badan terasa dingin atau panas
 Jika kulit kuning bertambah
 Bertambah parah
Menasihati ibu kapan kunjungan ulang

BAYI DENGAN KLASIFIKASI KUNJUNGAN ULANG


 Infeksi bakteri lokal.
 Diare dehidrasi ringan/sedang.
 Diare tanpa dehidrasi.
 Ikterus. 2 hari
 Masalah pemberian ASI.
 Luka atau bercak putih di mulut
(thrush).

 Berat badan rendah menurut umur 14 hari


PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT
UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

 Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya


 Memeriksa tanda bahaya umum.
 Menanyakan kepada ibu mengenai 4 keluhan utama :

1. Batuk atau sukar bernapas.


2. Diare.
3. Demam.
4. Masalah telinga
 Apabila ada keluhan utama :
- Lakukan penilaian lebih lanjut gejala yang berhubungan degan keluhan utama
- Membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukan.
- Memeriksa dan mengklasifikasi status gizi
- Memeriksa dan mengklasifikasi anemi
- Memeriksa status imunisasi dan pemberian vitamin A pada anak dan menentukan
apakah anak membutuhkan imunisasi dan/atau vitamin A pada saat kunjungan
tersebut
- Menilai masalah /keluhan lain yang dihadapi anak.
Memeriksa tanda bahaya umum
Tanyakan :
 Apakah anak bisa makan dan menyusu?

 Apakah selalu memuntahkan semuanya?

 Apakah anak menderita kejang?

Lihat :
 Apakah anak tampak letargis atau tidak sadar?

SEORANG ANAK DENGAN TANDA BAHAYA


UMUM MEMERLUKAN PENANGANAN SEGERA
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
BATUK ATAU SUKAR BERNAFAS
APAKAH ANAK MENDERITA BATUK ATAU SUKAR BERNAFAS ?

BILA YA, TANYAKAN : LIHAT,DENGAR :


Berapa lama ?  Hitung nafas dalam 1menit.
 Perhatikan, adakah tarikan ANAK
dinding dada kedalam. HARUS

 Dengar adanya stridor TENANG


BATAS NAFAS CEPAT
( TERGANTUNG UMUR ANAK)
Umur anak 2 sampai 12 bulan :
Nafas cepat : 50 kali per menit atau
lebih

Umur anak 12 bulan sampai 5 tahun :


Nafas cepat : 40 kali per menit atau
lebih
KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAFAS

GEJALA KLASIFIKASI
 Ada tanda bahaya umum
ATAU PNEUMONIA BERAT
 Tarikan dinding dada Atau
kedalam PENYAKIT SANGAT
ATAU BERAT
 Stridor
 Napas cepat PNEUMONIA
Tidak ada tanda-tanda BATUK : BUKAN
Pneumonia atau penyakit PNEUMONIA
sangat berat
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DIARE

Apakah anak menderita diare ?


JIKA YA, LIHAT dan RABA :
TANYAKAN :  Lihat keadaan umum anak :
 Sudah berapa lama ? Apakah :
 Adakah darah dalam tinja ? - Letargis atau tidak sadar ?
- Gelisah dan rewel / mudah marah ?
 Lihat apakah matanya cekung ?
 Beri anak minum. Apakah anak :
- Tidak bisa minum atau malas minum ?
 Cubit kulit perut untuk mengetahui
turgos,apakah kembalinya :
- Sangat lambat ( lebih dari 2 detik) ?
- Lambat
KLASIFIKASI DIARE

 Ada tiga klasifikasi untuk diare :


1. Semua anak dengan diare di klasifikasikan
menurut derajat dehidrasinya.
2. Jika anak menderita diare selama 14 hari atau
lebih,klasifikasikan juga anak untuk diare
persisten.
3. Jika ada darah dalam tinja,klasifikasikan juga
untuk disentri.
 Klasifikasi Dehidrasi
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : DIARE
 Letargis atau tidak sadar. DEHIDRASI
 Mata cekung. BERAT
 Tidak bisa minum atau malas minum.
 Cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut : DIARE
 Gelisah,rewel / mudah marah DEHIDRASI
 Mata cekung. RINGAN/SEDANG
 Haus,minum dengan lahap
 Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagi diare DIARE TANPA
dehidrasi berat atau ringan / sedang DEHIDRASI
Klasifikasi Diare Persisten

 Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT

 Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN

 Klasifikasi Disentri

 Darah dalam tinja DISENTRI


MENILAI DEMAM

Seorang anak mempunyai gejala utama demam,jika :


 Mempunyai riwayat demam, ATAU
 Terasa panas, ATAU
 Suhu aksilar 37,5°C atau lebih

Tentukan daerah risiko MALARIA :


a) Risiko tinggi Jika risiko malaria didaerah itu
b) Risiko rendah rendah atau tanpa risiko malaria tanyakan :

c) Tanpa risiko Apakah anak dibawa berkunjung keluar daerah


dalam 2minggu terakhir ?
Penilaian anak dengan demam :

 Sudah berapa lama anak demam.


 Jika lebih dari 7 hari, apakah demam setiap hari.
 Apakah pernah mendapat obat anti malaria dalam 2 minggu
terakhir.
 Apakah anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir
 Apakah ada kaku kuduk.
 Apakah ada pilek.
 Lihat adanya tanda-tanda campak yaitu ruam kemerahan
yang menyeluruh dan salah satu dari batuk,pilek atau mata
merah.
Jika anak sedang sakit campak saat ini atau 3
bulan terakhir adanya kompilasi campak,
Yaitu : luka di mulut,nanah pada mata dan
Kekeruhan pada kornea.

Jika demam 2 hari sampai dengan 7 hari,periksa adanya


gejala kearah DBD yaitu : pendarahan dari
hidung,gusi,bintik pendarahan di kulit,muntah
darah,berak kehitaman,nyeri hati atau gelisah dan
tanda-tanda syok
Klasifikasi Demam
DAERAH RISIKO TINGGI MALARIA
 Ada tanda bahaya ATAU PENYAKIT BERAT
 Kaku kuduk DENGA DEMAM
 Demam (pada anamnesa atau
teraba panas atau suhu ≥ 37,5 C) DAN MALARIA
 RDT positif

 Demam (pada anamnesa atau teraba DEMAM :


panas atau suhu ≥ 37,5 C) DAN MUNGKIN
 RDT negatif BUKAN MALARIA
Klasifikasi Demam
DAERAH RISIKO RENDAH MALARIA
 Ada tanda bahaya ATAU PENYAKIT BERAT
 Kaku kuduk DENGA DEMAM
 TIDAK ada pilek DAN
 TIDAK ada campak DAN MALARIA
 TIDAK ada penyebab lain dari demam DAN
 RDT positif
 ADA pilek ATAU DEMAM :
 ADA campak ATAU MUNGKIN
 ADA penyebab lain dari demam ATAU BUKAN MALARIA
 RDT negatif
Klasifikasi Demam Untuk Malaria

DAERAH TANPA RISIKO MALARIA

 Ada tanda bahaya umum ATAU PENYAKIT BERAT


 Kaku kuduk DENGAN DEMAM
 Tidak ada tanda bahaya umum DAN DEMAM :
 Tidak ada kaku kuduk BUKAN MALARIA
Klasifikasi Demam Untuk Campak

 Ada tanda bahaya umum ATAU CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI


 Kekeruhan pada kornea mata ATAU BERAT
 Luka dimulut yang dalam atau luas

 Mata bernanah ATAU CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI


 Luka di mulut PADA MATA DAN/ATAU MULUT

 Tidak ada tanda-tanda diatas CAMPAK


Klasifikasi Demam Untuk DBD :

 Ada tanda-tanda syok atau gelisah ATAU


 Muntah bercampur darah/seperti kopi ATAU DEMAM BERDARAH
 Berak berwarna dari hidung atau gusi ATAU DENGUE
 Bintik-bintik pendarahan di kulit (petekie)
dan ujI Torniket positif (*) ATAU
 Sering muntah
 Demam mendadak tinggi dan terus MUNGKIN DEMAM
menerus ATAU BERDARAH DENGUE

DEMAM :MUNGKIN
 Tidak ada satupun gejala diatas BUKAN DEMAM
BERDARAH DENGUE
MENILAI MASALAH TELINGA
APAKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA ?

JIKA YA, TANYAKAN : LIHAT DAN RABA :

 Apakah telinganya sakit ?  Lihat ,adakah cairah/nana


 Adakah nanah/cairah keluar keluar dari telinga ?
dari telinga ?  Raba, adakah pembengkakan
jika Ya, berapa lama ? yang nyeri di belakang ?
Klasifikasi Masalah Telinga
 Pembengkakan yang nyeri
MASTOIDIS
di belakang telinga
 Tampak cairan/nanah keluar dari
telinga dan telah terjadi kurang dari INFEKSI TELINGA AKUT
 Nyeri telinga
 Tampak cairan/nanah keluar dari
telinga dan telah terjadi selama 14 hari INFEKSI TELINGA KRONIS
atau lebih

TIDAK ADA
 Tidak ada satupun gejala diatas INFEKSI TELINGA
MENILAI STATUS GIZI
LIHAT DAN RABA :
 Lihat apakah anak tampak kurus atau sangat kurus ?
 Lihat dan raba adanya pembengkakan di kedua
punggung kaki.
 Tentukan Berat badan menurut panjang badan atau tinggi
badan,apakah :
- BB / PB (TB) < - 3 SD
- BB / PB (TB) ≥ - 3 SD - < - 2 SD
- BB / PB (TB) - 2 SD - + 2 SD
Klasifikasi Status Gizi :

 Badan sangat kurus ATAU SANGAT KURUS DAN/ATAU


 BB / PB (TB) < SD ATAU EDEMA
 Bengkak pada kedua punggung kaki

 Badan kurus ATAU KURUS


 BB / PB (TB) – 2 SD - < - 2 SD

 BB / PB (TB) – 2 SD - + 2 SD DAN
 Tidak ditemukan tanda-tanda NORMAL
kelainan gizi diatas
Menilai dan klasifikasi anemia :
LIHAT :
 Lihat tanda kepucatan pada telapak tangan.
Apakah :
- Sangat pucat
- Agak pucat

 Telapak tangan sangat pucat ANEMIA BERAT


 Telapak tangan agak pucat ANEMIA
 Tidak ditemukan tanda-tanda
TIDAK ANEMIA
kepucatan pada telapak tangan
MEMERIKSA STATUS IMUNISASI ANAK

JADWAL IMUNISASI BAYI LAHIR DI RUMAH

UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT

0 – 7 hari HB O Rumah

1 bulan BCG, Polio 1 Posyandu

2 bulan DPT / HB 1, polio 2 Posyandu

3 bulan DPT / HB 2, polio 3 Posyandu

4 bulan DPT / HB 3, polio 4 Posyandu

9 bulan Campak Posyandu


MEMERIKSA STATUS IMUNISASI ANAK

JADWAL IMUNISASI BAYI LAHIR DI TEMPAT


PELAYANAN KESEHATAN (RS/RB/Bidan Praktek)
UMUR JENIS VAKSIN TEMPAT

0 bulan HB O, BCG, Polio1 RS/RB/Bidan

2 bulan DPT / HB 1, Polio 2 RS/RB/Bidan

3 bulan DPT / HB 2, Polio 3 RS/RB/Bidan

4 bulan DPT / HB 3, Polio 4 RS/RB/Bidan

9 bulan Campak RS/RB/Bidan


Kontra Indikasi Imunisasi :
 Ada riwayat kejang, syok atau reaksi-reaksi lain setelah
mendapatkan DPT – 1.
Pada anak ini pemberian DPT – 2 atau DPT diganti DT.
 Anak yang sering kejang akan mempunyai kelainan neurologis
yang aktif, jangan diberi DPT.
 Anak dengan demam tinggi (38,5° C atau lebih
PEMBERIAN VITAMIN A (SUPLEMENTASI)

Pemberian suplementasi rutin : tiap Pebruari dan Agustus.


- Umur 6 bulan sampai 11 bulan : 100.000 IU.
- Umur 12 bulan sampai 59 bulan : 200.000 IU.
Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam
6 bulan terakhir, berikanlah satu dosis.
PEMBERIAN VITAMIN A UNTUK PENGOBATAN

GEJALA Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 15


Sangat kurus V - -
Sangat kurus dan menderita Campak V V V
Menderita Campak V - -
Menderita Campak dan komplikasi pada
V V V
mata
Ada salah satu gejala Xerolfatamia :
- Buta senja
- Bercak bitot
V V V
- Nanah / radang
- Kornea keruh
- Ulcus kornea
MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI
PENGOBATAN

2
1
3
Menentukan YA,dirujuk Menentukan
Merujuk
Perlunya rujukan tindakan dan
anak
segera pengobatan
pra rujukan

TIDAK dirujuk
4
Menentukan tindakan dan
pengobatan untuk anak yang
tidak memerlukan rujukan
segera
MENENTUKAN PERLUNYA DILAKUKAN
RUJUKAN SEGERA
 Yang dimaksud RUJUK SEGERA adalah secepatnya merujuk anak ke
fasilitas kesehatan dengan rawat inap yang mempunyaiperalatan dan
tenaga yang mampu merawat anak sakit lebih baik. (Bisa Puskesmas
dengan rawat inap atau Rumah sakit).

 Bila anak akan di RUJUK SEGERA, harus ditentukan tindakan yang perlu
diberikan sebelum merujuk (tindakan pra rujukan).
TINDAKAN PRARUJUKAN
1. Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
2. Beri dosis pertama suntikan Artemeter untuk malaria berat.
3. Beri dosis pertama vitamin A.
4. Beri cairan intravena pada anak DBD dengan syok.
5. Cegah agar gula darah tidak turun.
6. Beri dosis pertama suntikan antibiotik.
7. Beri dosis pertama obat antimalaria oral (risiko tinggi & rendah )
8. Beri dosis pertama Parasetamol jika demam ≥ 38,5ºC.
9. Beri tetes/salep mata tetrasiklin/Klorafenikol tanpa kortikosteroid (bila ada
kekeruhan kornea/mata bernanah)
10. Beri ASI dan larutan oralit selama perjalanan ke RS.
BERI ANTIBIOTIK ORAL YANG SESUAI

 UNTUK SEMUA KLASIFIKASI YANG MEMBUTUHKAN ANTIBIOTIK YANG


SESUAI :
- PILIHAN PERTAMA : KONTRIMOKSAZOL
2 X sehari selama 5 hari
2 X sehari 5 hari untuk infeksi Telinga Akut
- PILIHAN KEDUA : AMOKSILIN
2 X sehari selama 3 hari untuk Pheunomia
2 X sehari 5 hari untuk infeksi Telinga Akut
( sebagai pilihan pertama)
BERI ANTIBIOTIK ORAL YANG SESUAI

 UNTUK SEMUA KLASIFIKASI YANG MEMBUTUHKAN ANTIBIOTIK YANG


SESUAI :
- PILIHAN PERTAMA : KONTRIMOKSAZOL
2 X sehari selama 5 hari
- PILIHAN KEDUA : ASAM NALIKDIKSAT (tablet 500 mg)
4 X sehari selama 3 hari untuk Pheunomia
2 X sehari selama 5 hari
 UNTUK AMUBA : METRONIDAZOL (tablet 500mg)
3 X sehari selama 10 hari
BERI ANTIBIOTIK ORAL YANG SESUAI

 UNTUK KOLERA : BERI ANTIBIOTIK YANG DIANJURKAN UNTUK KOLERA


SELAMA 3 HARI.
- PILIHAN PERTAMA : TETRASIKLIN ( Kapsul 250mg)
4 X sehari selama 3 hari
- PILIHAN KEDUA : KONTRIMOKSAZOL
4 X sehari selama 3
BERI ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR

UNTUK ANAK YANG HARUS SEGERA DIRUJUK, TETAPI TIDAK DAPAT MENELAN
OBAT ORAL :
 Beri dosis pertama Ampisilin intramuskular dan Gentamisin kemudian rujuk segera

JIKA RUJUKAN TIDAK MEMUNGKINKAN :


 Ulangi suntikan Ampisilin setiap 12 jam selama 5 hari.
 Kemudian ganti dengan antibiotik yang sesuai,untuk melengkapi 10 hari
pengobatan
UNTUK ANAK YANG HARUS DIRUJUK KARENA
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM

 Beri dosis pertama suntikan Artemeter sebelum dirujuk.


 Jika rujukan tidak memungkinkan,hasil pemeriksaan laboratorium dan klinis
menunjukkan Malaria Berat :
Suntikan Artemeter Intramuskular dengan dosis :
- Hari 1 : 3,2 mg/kg BB.
- Hari 2 : 1,6 mg/kg BB.
- Hari 3 : 1,6 mg/kg BB.
Jika anak belum sadar dalam 3 hari, RUJUK SEGERA.
Jika anak sudah bisa minum obat oral, ganti suntikan
dengan anti malaria oral pilihan pertama selama 3 hari,
yaitu ACT atau Artemisinin Combination Therapy.
MEMBERI PARASETAMOL

 Untuk demam tinggi ( ≥ 38ºC) atau sakit telinga.


 Diberikan setiap 6 jam sampai demam atau nyeri
telinga hilang.

UMUR atau BERAT TABLET TABLET SIRUP


BADAN 500 mg 100 mg 120 mg/5 ml
2 bulan - 6 bulan
1/8 1/2 2,5 ml
(4-<7KG>
6 bulan - 3 tahun
1/4 1 5 ml
(7-<14kg)
3 tahun – 5 tahun
1/2 1 7,5 ml
(14 - <19kg)
Mencegah agar gula darah tidak turun

 Jika anak masih bisa menyusu :


Mintalah kepada ibu untuk menyusui anaknya.
 Jika abak tidak bisa menyusu, tapi masih bisa menelan
Beri perahan ASI atau
susu formula / air gula 30-50 ml sebelum dirujuk.

Cara membuat air gula : Larutkan 1 sendok the gula pasir


(5gr) ke dalam gelas yang berisi 50 ml air matang

 Jika anak tidak bisa menelan :


Beri 50 ml susu formula / air gula melalui pipa orogastrik.
Jika tidak tersedia pipa orogastrik rujuk segera
MENENTUKAN TINDAKAN DAN PENGOBATAN UNTUK
ANAK YANG TIDAK PERLU RUJUKAN

 Memilih obat oral yang sesuai dan menentukan dosis serta jadwal
pemberian.
 Memberi cairan tambahan dan tablet dan tablet zinc untuk diare
dan melanjutkan pemberian makan.
 Memberi tindakan dan pengobatan infeksi lokal.
 Memberi imunisasi sesuai kebutuhan.
 Memberi suplemen vitamin A.
BERI ZAT BESI UNTUK PENGOBATAN
beri tiap hari selama 4 minggu untuk anak 6 bulan sampai 5 tahun

TABLET BESI / FLOAT (60 SIRUP BESI


UMUR mg besi elemental dan (setiap 5 ml mengandung
Atau 0,25 mg asam folat) 30 mg besi elemental)
BERAT BADAN
1 x sehari 1 x sehari

6 bulan – 12 bulan
1/4 2,5 ml
(7-<10 kg)

12 bulan – 5 tahun
1/2 5 ml
(10-<19 kg)
BERI OBAT CACINGAN

 Jika anak ANEMIA berumur ≥ 4 bulan, belum pernah mendapat


obat ini dalam 6 bulan terakhir,
beri obat cacingan dosis tunggal.

- PILIHAN PERTAMA : ALBENDAZOL


- PILIHAN KEDUA : PIRANTEL PAMOAT
RENCANA TERAPI A
Penangan diare di rumah

 Untuk DIARE TANPA DEHIDRASI


 Ada 4 aturan perawatan di rumah, yaitu :
1. Beri cairan tambahan ( sebanyak anak mau ).
Sampai umur 1 tahun : 50 – 100 ml setiap kali berak.
Umur 1 sampai 5 tahun : 100 – 200 ml setiap kali berak.
2. Beri tablet Zinc.
3. Lanjutkan pemberian makan.
4. Kapan harus kembali.
RENCANA TERAPI B
Penanganan dehidrasi ringan / sedang dengan oralit.

 Tentukan jumlah Oralit untuk 3 jam pertama = Berat badan (dalam


kg) x 75 ml.
 Untuk anak umur < 6 bulan yang tidak menyusu berikan juga 100-
200 ml air matang selama periode ini.
 Beri tablet Zinc selama 10 hari.
 Setelah 3 jam :
- Ulangi penilaian dan klasifikasi kembali derajat
dehidrasinya.
- Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan
pengobatan.
- Mulailah memberi makan anak.
RENCANA TERAPI C
Penanganan dehidrasi berat dengan oralit.

 Beri cairan intravena secepatnya jika anak bisa minum, beri oralit melalui
mulut sementara infus dipersiapkan.
 Beri 100 ml/kg BB cairan RL/Na Cl dibagi :
- Pemberian pertama 30 ml/kg BB selama 30 menit.
- Pemberian berikutnya 70 ml/kg BB selama 2,5 jam.
 Periksa kembali anak setiap 15 – 30 menit.
 Beri oralit segera setelah anak mau minum,juga beri tablet Zinc.
 Periksa kembali bayi setelah 6 jam atau anak setelah 3 jam :
- Ulangi penilaian dan klasifikasi kembali derajat dehidrasinya
- Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan.
- Mulailah memberi makan anak.
KUNJUNGAN ULANG

 Tulis waktu kunjungan untuk setiap klasifikasi.


 Bila terdapat beberapa macam waktu untuk kunjungan ulang, pilih waktu
yang terpendek dan pasti.
 Waktu yang pasti adalah yang tidak dikikuti dengan kata “Bila” atau
“jika”
 Contoh :
- “Kunjungan ulang 2 hari” merupakan waktu yang pasti untuk
kunjungan ulang.
- “kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam” bukan merupakan
waktu yang pasti, anak hanya perlu datang kembali jika
belum hilang.
Peran Perawat dan Bidan dalam
MTBS
 Perawat dan Bidan adalah tenaga kesehatan bekerja sesuai dengan
keahlian dan kesewenagannya.Pasal 50 ayat [1] dan Pasal 32 ayat [2] dan
ayat [3] UU.RI.No.23/1992 ttg Kesehatan ditetapkan :
 Pasal 50 ayat [1] “Tenaga Kesehatan bertugas menyelenggarakan atau
melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan atau
kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkutan”
 Pasal 32 ayat [2] “Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan”
 Pasal 32 ayat [3] “Pengobatan dan Perawatan dapat dilakukan
berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang
dapat dipertangungjawabkan
SELAMAT BELAJAR.......

Anda mungkin juga menyukai