A.TINDAKAN SOSISAL
2.Tindakan yang dilakukan tanpa kesadaran,yaitu tindakan reflek yang tidak dikategorikan
sebagai tindakan sosial sebab tindakan itu tidak terorganisir melalui kesadaran diri.Seseoeang
ketika sakit mendadak mengatakan aduh,latah dan sebagainya,maka tindakan itu
dikelompokkan sebagai tindakan tidak teorganisasi
A.Imitasi
Imitasi merupakan tindakan manusia untuk meniru tingkah pekerti orang lain yang
berada di sekitarnya.Imitasi banyak dipengaruhi oleh tingkat jangkauan indranya,yaitu sebatas
dilihat,didengar dan dirasakan.
Sugesti dipahami sebagai tingkah laku yang mengikuti pola pola yang berada di dalam
dirinya,yaitu ketika seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dalam dirinya lalu
diterimanya dalam bentuk sikap dan prilaku tertentu.Dari sugesti tersebut kemudian
memunculkan norma norma dalam kelompok ,prasangka prasangka sosial dan sebagainya.hal
ini dipengaruhi kinerja akal yang setelah melalui proses belajar ia tidak hanya memindahkan
apa yang ia respon dari pihak luar,tetapi melalui akal ia mulai melakukan identifikasi dan
pertimbangan lebih lanjut terhadap apayang ia tanggapi.Dalam studi – studi ilmu sosial ,sugesti
dapat dirumuskan sebagai proses dimana seseorang menerima suatu cara penglihatan atau
pedoman – pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.Akan
tetapi,kenyataannya tidak semua individu mampu melakukan sugesti ini sebab ada beberapa
individu yang memiliki kelainan jiwa.Bentuk kelainan jiwa ini semata mata dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti:
2.Keadan pikir yang terpecah pecah, Keadaan pikiran yang terpecah-pecah. Keadaan pikiran
seseorang terpecah-pecah ketika di dalam pikirannya mengalami kelelahan atau sedang
mengalami kebingungan karena menghadapi kesu litan-kesulitan sehingga dengan kelelahan
pemikiran yang diala minya ia tidak bisa berpikir. Seseorang yang sakit parah, kemu dian
keluarganya mengalami kebingungan akhirnya pikirannya menjadi kalut, sehingga tidak
berpikir jernih dan menurut saja apa kata orang lain untuk menyembuhkan penyakit
keluarganya, misalnya pergi ke dukun tidak rasional menurut akal yang sehat.
C.Identifikasi
Identifikasi timbul ketika seseorang mulai sadar bahwa di dalam kehidupan ini ada
norma-norma atau peraturan-peraturan yang haru dipenuhi, dipelajari atau ditaatinya. Seorang
anak yang belum menge tahui sesuatu yang dianggap baik atau buruk akan melakukan iden
tifikasi tentang pedoman tata kelakuan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ketika melakukan
suatu tindakan, kemudian ditegur oleh orang yang lebih dewasa maka ia akan menyimpulkan
bahwa tindak an tersebut tidak boleh, sebaliknya jika yang ia lakukan tidak ditegur atau bahkan
diberikan pujian ia akan menyimpulkan bahwa yang ia lakukan adalah sesuatu yang
diperbolehkan. Di saat itulah anak mu lai mengalami fase identifikasi untuk mengenali antara
yang baik dan yang tidak baik. Pada awalnya ia dipandu oleh orang yang lebih de wasa di
sekelilingnya, tetapi kemudian ia akhirnya melakukan sendiri proses tersebut melalui tindakan
membanding-bandingkan sikap atau tindakan yang ada di sekelilingnya. Dalam fase yang lebih
dewasa ia akan mampu melakukan identifikasi dari setiap perilaku, sikap, dan pandangan yang
muncul untuk dikumpulkan kemudian dipelajarinya dan dikembangkan menjadi pedoman
perilaku sehari-hari.
D. Simpati
Yang dimaksud dengan simpati adalah faktor tertariknya sese orang atau sekelompok
orang terhadap orang atau kelompok orang yang lain. Faktor simpati muncul bukan dari
pemikiran yang logis rasional tetapi berdasarkan penilaian perasaan, sebagaimana dalam
proses identifikasi. Orang tiba-tiba merasa tertarik kepada orang bukan karena salah satu ciri
tertentu, tetapi karena keseluruhan cara tingkah laku orang lain tersebut. Simpati tidak sama
dengan identi lain fikasi sebab simpati didorong ingin mengerti dan ingin kerja sama idengan
orang lain. Akibat dari simpati adalah dorongan simpatisan (orang yang tertarik) untuk menjalin
hubungan kerja sama antardua orang atau lebih yang setaraf. Adapun identifikasi lebih
didorong oleh keinginan mengikuti jejaknya, ingin mencontoh, ingin belajar dari orang lain yang
dianggap ideal. Dengan demikian, dalam identifikasi biasanya terdapat keinginan menjadi
seperti orang lain terutama si fat-sifat yang melekat pada dirinya. Adapun simpati, seseorang
dapat merasa berpikir dan bertingkah laku seakan-akan ia adalah orang lain.