Anda di halaman 1dari 4

UNSUR UNSUR DALAM INTERAKSI SOSIAL

A.TINDAKAN SOSISAL

Para ahli sosiologi memahami tindakan manusia dari sudut pandang


perilakunya.Tindakan manusia dipahami sebagai perbuatan,perilaku atau aksi yang dilakukan
oleh manusia untuk mencapai tujuan - tujuan tertentu.Tindakan manusia sebenarnya tidak jauh
dari aktifitas yang saling memberikan aksi dan interaksi.Manusia mampu melakukan berbagai
tindakan seperti membaca,menulis,berkomunikasi,merespon pendapat orang lain dalam
hubungan di masyarakat dan sebagainya.Dari konsep tersebut dapat dikaji lebih lanjut
mengapa manusia melakukan tindakan,dari mana sumber tindakan tersebut, apa yang
melatarbelakangi tindakan tersebut dan lain – lain .

Tindakan manusia dibedakan dalam dua macam yaitu :

1.Tindakan yang terorganisir,artinya tindakan yang dilatar belakangi oleh seperangkat


kesadaran sehingga apa yang dilakukannya tersebut didorong oleh tingkat kesadaran yang
berasal dari dalam dirinya

2.Tindakan yang dilakukan tanpa kesadaran,yaitu tindakan reflek yang tidak dikategorikan
sebagai tindakan sosial sebab tindakan itu tidak terorganisir melalui kesadaran diri.Seseoeang
ketika sakit mendadak mengatakan aduh,latah dan sebagainya,maka tindakan itu
dikelompokkan sebagai tindakan tidak teorganisasi

Beberapa hal yang memengaruhi proses terbentuknya tindakan terorganisasi manusia di


antaranya.

A.Imitasi

Imitasi merupakan tindakan manusia untuk meniru tingkah pekerti orang lain yang
berada di sekitarnya.Imitasi banyak dipengaruhi oleh tingkat jangkauan indranya,yaitu sebatas
dilihat,didengar dan dirasakan.

Sejak lahir manusia sudah mengimitasi dirinya sendiri,seperti mengulang kata


kata,megucapkan lafal lafalyang tidak memiliki arti.Tindakan ini dilakukan karena ia sedang
belajar melafalkan kata kata sekaligus melatih lidahnya melalui naluri.Kemudian ia mulai
mengimitasi tindakan orang lain,terutama perkataan – perkataan orang lain seperti orang tua
dan saudara kandung.Ia melihat,mendengar dan merasakan setiap hari terhadap segala tingkah
laku orang disekitarnya.
B.Sugesti

Sugesti dipahami sebagai tingkah laku yang mengikuti pola pola yang berada di dalam
dirinya,yaitu ketika seseorang memberikan pandangan atau sikap dari dalam dirinya lalu
diterimanya dalam bentuk sikap dan prilaku tertentu.Dari sugesti tersebut kemudian
memunculkan norma norma dalam kelompok ,prasangka prasangka sosial dan sebagainya.hal
ini dipengaruhi kinerja akal yang setelah melalui proses belajar ia tidak hanya memindahkan
apa yang ia respon dari pihak luar,tetapi melalui akal ia mulai melakukan identifikasi dan
pertimbangan lebih lanjut terhadap apayang ia tanggapi.Dalam studi – studi ilmu sosial ,sugesti
dapat dirumuskan sebagai proses dimana seseorang menerima suatu cara penglihatan atau
pedoman – pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.Akan
tetapi,kenyataannya tidak semua individu mampu melakukan sugesti ini sebab ada beberapa
individu yang memiliki kelainan jiwa.Bentuk kelainan jiwa ini semata mata dipengaruhi oleh
beberapa hal seperti:

1.Hambatan berpikir,hambatan berpikir terjadi ketika hubungan dimana seseorang


memberikan sugesti bersikap over pandangan sehinggan orang yang dikenainya tidak diberi
pertimbangan atau berpikir kritis .dalam hal ini orang yang kena sugesti menelan saja apa
yang dianjurkan oleh pihak lain

2.Keadan pikir yang terpecah pecah, Keadaan pikiran yang terpecah-pecah. Keadaan pikiran
seseorang terpecah-pecah ketika di dalam pikirannya mengalami kelelahan atau sedang
mengalami kebingungan karena menghadapi kesu litan-kesulitan sehingga dengan kelelahan
pemikiran yang diala minya ia tidak bisa berpikir. Seseorang yang sakit parah, kemu dian
keluarganya mengalami kebingungan akhirnya pikirannya menjadi kalut, sehingga tidak
berpikir jernih dan menurut saja apa kata orang lain untuk menyembuhkan penyakit
keluarganya, misalnya pergi ke dukun tidak rasional menurut akal yang sehat.

3. Otoritas. Kecenderungan seseorang atau sekelompok orang me nerima pandangan-


pandangan atau sikap-sikap tertentu karena sikap dan pandangan tersebut berasal dari orang
yang dianggap ahli, maka orang yang dianggap ahli adalah pihak yang memi liki otoritas.
Sebagai contoh adalah seorang pasien akan menebus obat yang diresepkan tanpa berpikir
kritis kecocokan obat terse but dengan dirinya karena yang memberikannya adalah dokter
yang memiliki otoritas menentukan obat bagi pasien. Contoh lain nya adalah orang yang
meminta saran kepada kyai yang berilmu tinggi, sehingga saran apa pun akan diterima dan
dianggap benar.
4. Mayoritas. Dalam hal ini seseorang atau sekelompok orang akan menerima saja sikap atau
pandangan karena dukungan banyak orang (mayoritas) terhadap sikap atau pandangan
tersebut. Misalnya, dalam rapat, seseorang mengemukakan pandangan pandangannya
kemudian diledek oleh kelompok mayoritas dalam rapat tersebut dengan ledekan "huuu",
maka biasanya orang tersebut akan mengalami jatuh mental.

C.Identifikasi

Identifikasi timbul ketika seseorang mulai sadar bahwa di dalam kehidupan ini ada
norma-norma atau peraturan-peraturan yang haru dipenuhi, dipelajari atau ditaatinya. Seorang
anak yang belum menge tahui sesuatu yang dianggap baik atau buruk akan melakukan iden
tifikasi tentang pedoman tata kelakuan yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ketika melakukan
suatu tindakan, kemudian ditegur oleh orang yang lebih dewasa maka ia akan menyimpulkan
bahwa tindak an tersebut tidak boleh, sebaliknya jika yang ia lakukan tidak ditegur atau bahkan
diberikan pujian ia akan menyimpulkan bahwa yang ia lakukan adalah sesuatu yang
diperbolehkan. Di saat itulah anak mu lai mengalami fase identifikasi untuk mengenali antara
yang baik dan yang tidak baik. Pada awalnya ia dipandu oleh orang yang lebih de wasa di
sekelilingnya, tetapi kemudian ia akhirnya melakukan sendiri proses tersebut melalui tindakan
membanding-bandingkan sikap atau tindakan yang ada di sekelilingnya. Dalam fase yang lebih
dewasa ia akan mampu melakukan identifikasi dari setiap perilaku, sikap, dan pandangan yang
muncul untuk dikumpulkan kemudian dipelajarinya dan dikembangkan menjadi pedoman
perilaku sehari-hari.

D. Simpati

Yang dimaksud dengan simpati adalah faktor tertariknya sese orang atau sekelompok
orang terhadap orang atau kelompok orang yang lain. Faktor simpati muncul bukan dari
pemikiran yang logis rasional tetapi berdasarkan penilaian perasaan, sebagaimana dalam
proses identifikasi. Orang tiba-tiba merasa tertarik kepada orang bukan karena salah satu ciri
tertentu, tetapi karena keseluruhan cara tingkah laku orang lain tersebut. Simpati tidak sama
dengan identi lain fikasi sebab simpati didorong ingin mengerti dan ingin kerja sama idengan
orang lain. Akibat dari simpati adalah dorongan simpatisan (orang yang tertarik) untuk menjalin
hubungan kerja sama antardua orang atau lebih yang setaraf. Adapun identifikasi lebih
didorong oleh keinginan mengikuti jejaknya, ingin mencontoh, ingin belajar dari orang lain yang
dianggap ideal. Dengan demikian, dalam identifikasi biasanya terdapat keinginan menjadi
seperti orang lain terutama si fat-sifat yang melekat pada dirinya. Adapun simpati, seseorang
dapat merasa berpikir dan bertingkah laku seakan-akan ia adalah orang lain.

Anda mungkin juga menyukai