Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengakajian
Menurut Arif Muttaqin (2011), pertama kali kaji adanya riwayatalergi
dalam keluarga, gangguan genetic, riwayat pasien tentang disfungsi
pernafasan sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan pengkajian fisik dada
dan paru, inspeksi ukuran, bentuk, kesimetrisan gerakan, lalu bentuk dengan
prosedur diagnostic, kemudian identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
tipe penyakit dan respon terhadap infeksi pernafasan akut misalnya usia dan
ukuran anak, lalu kaji status pernafasan pantau pernafasan untuk frekuensi,
kedalaman pola, adanya retraksi dan pernafasan cuping hidung, auskultasi
paru, evaluasi bunyi nafas, dan deteksi adanya krekles atau mengi. Deteksi
area konsolidasi, evaluasi keefektifan fisioterapidada, observasi ada tidaknya
retraksi dan pernafasan cuping hidung.Pada kulit dan mukosa biasanya
ditemukan kepucatan dan sianosis, dan pada pengkajian ditemukan adanya
suara serak, mengi, stridor dan batuk. Prilaku anak menjadi gelisah, takut dan
peka terhadap rangsang karena biasanya terdapat nyeri dada, nyeri abdomen
dan dyspnea.
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 13 pada An. N dengan Asma. Ibu
klien mengatakan anaknya batuk dan sesak selama 1 minggu. Ibu klien
mengatakan sesak bertambah bila klien terpapar udara dingin seperti di
malam hari atau hal lain seperti debu-debuan dan aktivitas berat, hasil
pemeriksaan fisik klien diperoleh frekuensi pernafasan 42x/menit, Frekuensi
denyut nadi 88x/menit, klien sulit mengeluarkan suara, klien
pucat,kedalaman dangkal, irama tidak teratur, terdapat suara napas tambahan
mengi dan ronchi kering. Klien menggunakan alat bantu pernapasan dengan
oksigen nasal kanul 3L/menit.
37

B. Diagnosa keperawatan
Menurut Arif Muttaqin (2011). Diagnosa keperawatan yangmuncul pada
penderita Asma Bronkial sesuai dengan batasan karakteristik menurut
PPNI(2017) adalah sebagai berikut :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
4. Defisit nutrisi b.d kurang asupan makanan
5. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
Berdasarkan hasil pengkajian diagnosa yang ditegakan oleh penulis ada 3
diagnosayang sesuai dengan teori hanya 2 yaitu : Bersihan jalan napas tidak
efektif, Pola napas tidak efektif . Sedangkan diagnosa Gangguan rasa nyaman
tidak sesuai dengan teori tetapi data yang diperoleh ditemukan sesuai dengan
batasan karakteristik menurut buku SDKI
Ada 3 diagnosa menurut teori yang tidak penulis tegakan yaitu: Gangguan
pertukaran gas, defisit nutrisi, dan defisit pengetahuan, dikarenakan data yang
diperoleh tidak ditemukan pada klien.

C. Rencana keperawatan
Perencanaan adalah bagian dari fase perngorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan
dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk
memenuhi kebutuhan klien. (Setiadi, 2012).
Rencana keperawatan ini disesuaikan dengan kondisi pasien dan lebelpada
buku SDKI, SLKI dan SIKI, dengan diagnosa keperawatan antara lain:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan
Tujuan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Luaran utama : Bersihan jalan napas
Rencana tindakan keperawatan yang di buat penulis untuk
38

Mengatasi masalah pada diagnosa ini dengan Kriteria Hasil:


a. Batuk efektif meningkat
b. Produksi sputum menurun
c. Mengi menurun
d. Gelisah menurun
e. Frekuensi napas membaik
f. Sulit bicara menurun
Intervensi Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Intervensi utama : Manajemen jalan napas
1. Observasi
a. Monitor pola napas(frekuensi, kedalaman, usaha napas)
b. Monitor bunyi napas tambahan
c. Monitor sputum(warna, jumlah)
2. Terapeutik
a. Pertahankan kepatenan jalan napas
b. Posisikan semi-fowler atau fowler
c. Berikan minum hangat
d. Berikan oksigen
3. Edukasi : Ajarkan teknik batuk efektif
4. Kolaborasi : Kolaborasi pemberia bronkodilator, jika perlu
2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas
Tujuan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Luaran utama : Pola napas
Rencana tindakan keperawatan yang di buat penulis untuk
Mengatasi masalah pada diagnosa ini dengan Kriteria Hasil:
a. Dispnea menurun
b. Penggunaan otot bantu napas menurun
c. Pemanjangan fase ekspirasi menurun
d. Frekuensi napas membaik
e. Kedalaman napas membaik
f. Kesulitan bernapas menurun
39

Intervensi Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)


Intervensi utama : Pemantauan Respirasi
1. Observasi
a. Monitor frekuensi napas, kedalaman, dan upaya napas
b. Monitor pola napas
c. Monitor kemampuan batuk efektif
d. Monitor adanya produksi sputum
e. Monitor adanya sumbatan jalan napas
f. Auskultasi bunyi napas
g. Monitor saturasi oksigen
2. Terapeutik
a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3. Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan proedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
Tujuan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Luaran utama : Status Kenyamanan
Rencana tindakan keperawatan yang di buat penulis untuk
Mengatasi masalah pada diagnosa ini dengan Kriteria Hasil:
a. Keluhan tidak nyaman menurun
b. Gelisah menurun
c. Keluhan sulit tidur menurun
d. pola tidur membaik
Intervensi Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Intervensi utama : Pengaturan posisi dan perawatan kenyamanan
1. pengaturan posisi
a. Observasi
1) Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis. Nyeri , mual,
sesak, mual)
40

2) pemahaman tentang kondisi situasi dan perasaan


1. Perawatan kenyamanan
a. Terapeutik
1) Berikan posisi nyaman
2) Ciptakan lingkungan yang nyaman
3) Berikan terapi oksigen
4) Dukung keluarga terlibat dalam pengobatan/terapi.
b. Edukasi
1) Ajarkan batuk efektif
2) Ajarkan teknik relaksasi
3) Anjurkan meminum air hangat

D. Implementasi
1. Implementasi untuk diagnosa Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan sekresi yang tertahan yang dibuat oleh penulis
berdasarkan SIKI adalah
a. Memonitor pola napas
b. Mengauskultasi adanya suara napas tambahan
c. Memonitor adanya sputum
d. Memposisikan pasien semi-fowler
e. Menganjurkan minum air hangat
f. Mengajarkan teknik batuk efektif
g. Memberikan oksigen sebanyak 3 L
h. Kelola pemberian bronkodilator: combivent / 3 jam
Pada diagnosa bersihan jalan napas dapat di implementasikan secara
bertahap sesuai kebutuhan klien.
2. Implementasi untuk diagnose Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
hambatan upaya napas yang dibuat penulis berdarsakan SIKI adalah
a. Mengidentifikasi keluhan klien
b. Memonitor kemampuan batuk efektif
c. Memonitor adanya sumbatan pada jalan napas
41

d. Memonitor frekuensi, kedalaman, dan usaha napas


e. Memonitor jumlah sputum
f. Mempertahankan kepatenan jalan napas
g. Memberikan therapy injeksi yaitu :
a. Methylprednisolone 3 x 8 mg
b. Cefotaxime 3 x 800 mg
Dapat di implementasikan semua kepada klien.
3. Implementasi untuk diagnose Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
gejala penyakit yang dibuat penulis berdasarkan SIKI adalah
a. Memonitor status oksigen sebelum dan sesudah mengubah posisi
b. Mengidentifikasi gejala yang tidak menyenangkan
c. Mengidentifikasi pemahaman tentang kondisi situasi dan perasaan
d. Kelola pemberian bronkodilator: combivent / 3 jam
Dapat di implemtasikan semua kepada klien

E. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari yaitu pada tanggal
13 – 15 Mei 2019 didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut :
1. Diagnosa Bersihan jalan napas tidak efektif dapat teratasi dengan tujuan
yang tercapai yaitu : batuk efektif meningkat, tidak ada lagi sputum, tidak
ada suara napas tambahan, tidak mengeluh sesak, frekuensi napas
membaik RR : 24x/menit.
2. DiagnosaPola napas tidak efektif dapat teratasi dengan tujuan yang
tercapai yaitu : dyspnea tidak ada, frekuensi napas membaik, tidak
mengalami kesulitan bernapas, penggunaan otot bantu napas menrun
3. Diagnosa Gangguan rasa nyaman dapat teratasi dengan tujuan yang
tercapai yaitu : keluhan tidak nyaman menurun, tidak gelisah, pola tidur
membaik, tidak mengalami kesulitan tidur.

Anda mungkin juga menyukai