Anda di halaman 1dari 10

I.

Pengertian Inflasi
Setiap hari manusia bekerja mencari uang untuk membeli barang yang
dibutuhkannya. Namun ada saatnya di mana nilai uang dapat berubah-ubah atau tidak stabil
sehingga mempengaruhi harga barang-barang kebutuhan. Kenaikan harga barang dapat
bersifat sementara atau berlangsung terus-menerus. Masyarakat akan menjadi kesulitan jika
perubahan harga barang tersebut berlangsung secara cepat. Ketika kenaikan tersebut
berlangsung dalam waktu yang lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa maka
gejala ini disebut inflasi. Jadi, kenaikan harga pada satu atau dua jenis barang tidak dapat
dikategorikan sebagai inflasi.

Supermarket (kiri) dan Pasar Tradisional (kanan)

Apakah inflasi itu? Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price
level) cenderung naik secara terus menerus. Dikatakan tingkat harga umum karena barang
dan jasa yang ada di pasaran mempunyai jumlah dan jenis yang sangat banyak, di mana
sebagian besar dari harga-harga tersebut selalu meningkat sehingga mengakibatkan
terjadinya inflasi. Sedangkan inflasi murni adalah inflasi yang terjadi sebelum ada campur
tangan dari pemerintah, baik berupa kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter.

II. Penyebab Inflasi


Secara umum penyebab terjadinya inflasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Kenaikan Permintaan Agregat (Demand-Pull inflation)
Inflasi ini terjadi sebagai akibat bertambahnya permintaan barang dan jasa.
Kenaikan dalam permintaan yang lebih besar dari penawaran akan menyebabkan
kelebihan permintaan. Akibatnya terjadi peningkatan harga. Peningkatan
permintaan dapat terjadi karena peningkatan belanja pemerintah, peningkatan

1 | MGMP EKONOMI S M A K F R A T E R A N S u r a b a y a
permintaan akan barang untuk diekspor, dan peningkatan permintaan
barang bagi kebutuhan swasta.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan kurva di bawah ini.

Kurva Permintaan Agregate

Keseimbangan awal berada pada titik E1. Apabila terjadi peningkatan permintaan
barang dan jasa, kurva permintaan bergeser dari D1 ke D2 sementara kurva
penawaran tetap. Akibatnya, jumlah barang dan jasa yang diminta meningkat dari
Q1 menjadi Q2 diikuti oleh kenaikan tingkat harga dari P1 ke P2 sehingga titik
keseimbangan bergeser dari E1 menjadi E2.
2. Kenaikan Biaya Produksi (Cost-Push Inflation)
Inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi (input). Kenaikan
pada biaya produksi terjadi karena kenaikan harga-harga bahan baku, misalnya
karena keberhasilan serikat buruh dalam menaikkan upah atau karena kenaikan
harga bahan bakar minyak. Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga produk-
produk (output) naik dan terjadilah inflasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kurva di
bawah ini.

Kurva Penawaran

2 | MGMP EKONOMI S M A K F R A T E R A N S u r a b a y a
Keseimbangan awal berada pada titik E1. Apabila terjadi kenaikan biaya
produksi yang diakibatkan oleh naiknya harga input, kurva penawaran bergeser dari
S1 ke S2 sementara kurva permintaan tetap. Akibatnya, jumlah barang dan jasa
yang ditawarkan turun dari Q1 ke Q2 diikuti kenaikan tingkat harga dari P1 ke P2
dan titik keseimbangan bergeser dari E1 menjadi E2.

III. Teori Inflasi

Pada materi ini Anda akan mempelajari tentang teori-teori yang membahas tentang inflasi.
Secara garis besar teori yang membahas inflasi dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Teori Kuantitas
Teori kuantitas dikemukakan oleh Irving Fisher. Menurut teori ini bahwa
kenaikan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan menyebabkan
kenaikan harga barang dan jasa. Inti dari teori ini adalah:

Inflasi akan terjadi jika ada penambahan jumlah uang beredar baik uang kartal
maupun uang giral; dan

Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan
harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa
mendatang.

Irving Fisher (1867 – 1947)


2. Teori Keynes
Teori Keynes mengenai inflasi berdasarkan teori makronya. Menurut Keynes
bahwa inflasi terjadi karena ada sebagian masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuan ekonominya. Keadaan seperti ini ditunjukkan oleh permintaan
masyarakat akan barang-barang yang selalu melebihi jumlah barang-barang
yang tersedia. Hal ini akan menimbulkan inflationary gap, ketika inflationary
gap tetap ada maka selama itu pula proses inflasi terjadi dan berkelanjutan.
Teori Keynes dipakai untuk menerangkan inflasi dalam jangka pendek.

John Mayard Keynes (1883 –


1946)

3 | MGMP EKONOMI S M A K F R A T E R A N S u r a b a y a
3. Teori Strukturalis
Teori strukturalis merupakan teori inflasi yang menjelaskan fenomena dalam
jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan
(infleksibilitas) struktur ekonomi suatu negara. Menurut teori ini ada dua kekakuan
utama dalam perekonomian negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan
inflasi, yaitu:
a. Kekakuan penerimaan ekspor yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban
dibandingkan pertumbuhan sektor-sektor lain.
b. Kekakuan penawaran bahan makanan yaitu produksi bahan makanan di dalam
negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan penghasilan per kapita,
sehingga harga bahan makanan di dalam negeri cenderung melebihi kenaikan harga
barang-barang lain.

IV. Penghitungan Laju Inflasi

Pada materi ini kamu akan mempelajari tentang cara menghitung laju inflasi.
Bagaimana cara menghitung laju inflasi? Secara matematik laju inflasi dapat dihitung
dengan menggunakan rumus berikut ini.

Keterangan:
LI = Laju Inflasi atau Tingkat Inflasi
IHKt = Indeks Harga Konsumen Bulan ini
IHKt0 = Indeks Harga Konsumen Bulan Sebelumnya

4 | MGMP EKONOMI S M A K F R A T E R A N S u r a b a y a
Contoh Soal:
Berdasarkan data BPS, indeks harga konsumen bulan Maret 2016 sebesar 120,65 sementara
indeks harga konsumen bulan April 2016 sebesar 145,50. Berapa laju inflasi bulan April
2016?
Jawab:

V. Dampak Inflasi

Inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terkendali justru dapat
meningkatkan kegiatan perekonomian. Berikut ini adalah dampak yang ditimbulkan inflasi
terhadap kegiatan perekonomian masyarakat.
1. Dampak Inflasi terhadap Pendapatan

Anda perhatikan aktivitas pegawai DKI dalam gambar berikut.

5 | MGMP EKONOMI S M A K F R A T E R A N S u r a b a y a
Pegawai Pemda DKI memperoleh gaji yang terpengaruh inflasi. Inflasi dapat
mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau
merugikan. Pada beberapa kondisi, inflasi dapat mendorong perkembangan ekonomi.
Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Dengan demikian,
kesempatan kerja baru akan tumbuh sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang.
Namun, bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap, inflasi akan menyebabkan mereka
rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan
semakin sedikit.

2. Dampak Inflasi terhadap Minat Orang untuk Menabung

Anda perhatikan aktivitas perbankan dalam gambar berikut.

Aktivitas menabung yang tinggi mengindikasikan perekonomian yang membaik. Saat


terjadi inflasi, penghasilan riil para penabung menjadi berkurang karena pada
kenyataannya tingkat inflasi di atas jumlah bunga yang diperoleh. Oleh karena itu, salah
satu dampak inflasi adalah membuat minat menabung menjadi berkurang disebabkan
nilai uang yang semakin menurun.

6 | MGMP EKONOMI S M A K F R A T E R A N S u r a b a y a
3. Dampak Inflasi bagi Kreditur dan Debitur

Anda perhatikan aktivitas layanan perbankan dalam gambar berikut.

Salah satu layanan bank adalah menyalurkan dana masyarakat. Bagi debitur dengan
bunga pinjaman tetap, inflasi akan menguntungkan mereka karena bunga riil yang
ditanggungnya turun. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan
pada saat peminjamn.
4. Dampak Inflasi bagi Produsen

Anda perhatikan aktivitas pabrik tempe dalam gambar berikut.

Pengusaha tempe akan kesulitan jika harga kacang kedelai naik. Bagi
produsen, inflasi dapat menguntungkan Jika pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Jika hal ini terjadi, produsen terdorong untuk
melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, jika
inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan
produsen, produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen dapat

7 | MGMP EKONOMI S M A K F R A T E R A N S u r a b a y a
menghentikan produksinya untuk sementara waktu, bahkan jika tidak
sanggup mengikuti laju inflasi, dapat gulung tikar (biasanya terjadi pada pengusaha
kecil.

5. Dampak Inflasi bagi Perekonomian Nasional

Anda perhatikan aktivitas pembangunan dalam gambar berikut.

Pembangunan di Kota mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Inflasi


dapat berdampak antara lain: investasi berkurang, mendorong tingkat bunga,
mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif, menimbulkan kegagalan
pelaksanaan pembangunan, menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa
yang akan datang, menyebabkan daya saing produk nasional berkurang, menimbulkan
defisit neraca pembayaran, dan pada akhirnya mengakibatkan merosotnya tingkat
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

VI. Cara Mengatasi Inflasi

Untuk mengatasi inflasi, pemerintah dapat melakukan tiga cara yaitu mengurangi
jumlah uang beredar, memperbanyak jumlah barang dan jasa serta menetapkan harga
maksimum agar harga tidak terus naik. Berikut kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah
dalam mengatasi tingkat inflasi.

8 | MGMP EKONOMI S M A K F R A T E R A N S u r a b a y a
1. Kebijakan Moneter
Anda perhatikan aktivitas layanan perbankan dalam gambar berikut.

Papan Informasi Suku Bunga di salah satu Bank

Pemerintah dalam hal ini Bank Sentral mempunyai peran dalam mengatasi inflasi. Peran
bank setral adalah mengatur jumlah uang yang beredar. Kebijakan yang dilakukan oleh bank
sentral tersebut dinamakan kebijakan moneter. Kebijakan moneter antara lain meliputi: (i)
kebijakan diskonto dengan menaikkan suku bunga; (ii) kebijakan pasar terbuka dengan
menjual surat berharga (SBI); (iii) kebijakan pembatasan kredit dengan mengatasi
pemberian pinjaman; (iv) kebijakan uang ketat dengan mengurangi uang beredar; dan (v)
kebijakan giro wajib minimum dengan menaikkan cadangan kas.

2. Kebijakan Fiskal
Anda perhatikan grafik proporsi pajak dalam gambar berikut.

Grafik proporsi jenis-jenis Pajak Negara Indonesia 2012 - 2014

9 | MGMP EKONOMI S M A K F R A T E R A N S u r a b a y a
Kebijakan fiskal atau kebijakan anggaran yaitu kebijakan yang dilakukan
pemerintah dengan cara mengubah penerimaan dan pengeluaran Negara. Jadi yang diatur
dalam kebijakan fiskal adalah pengaturan pengeluaran pemerintah (APBN) dan penetapan
tarif pajak.

3. Kebijakan Non Moneter dan Non Fiskal


Anda perhatikan suasana di keraton dalam gambar berikut.

Abdi dalem akhirnya diberikan upah setelah 10 bulan belum dibayar

Selain kebijakan moneter atau fiskal, pemerintah dapat mengatasi inflasi dengan
melakukan non moneter dan non fiskal meliputi antara lain: (i) mengatur peningkatan
produksi dan jumlah barang dipasar; (ii) kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang
sudah memperhitungkan inflasi; dan (iii) pengendalian dan pengawasan harga, misalnya
pemerintah menetapkan kebijakan harga maksimum atau minimum.

10 | MGMP EKONOMI S M A K F R A T E R A N S u r a b a y a

Anda mungkin juga menyukai