Penguat kelas B ini memanfaatkan teknik push-pull, dua transistor yang bekerja
saling komplementer. Kedua transistor tersebut berbeda tipe namun karakteristiknya
sama atau matched.
Untuk :
V s > 0; Q1 konduksi, Q2 cut-off
84
iC1 mengalir dari VCC Q1 RL VCC1
Vo < 0 : Q1 cut off, Q2 konduksi
iC2 mengalir dari VCC RL Q2 VCC2
Vo > 0 ;
Arus mengalir di beban, IL = IC2 -IC1. Jika nilai puncak Vce1, sebesar Vp, maka arus IC1
adalah
Vp
I p=
RL
Bentuk sinyalnya ditunjukkan oleh Gambar 5.28.
Elektronika Telekomunikasi 1
Minggu ke – 13 P.S. Telekomunikasi Jurusan Teknik Listrik
Politeknik Negeri Medan
b. A v ( f )CB
c. Ai ( f )CE , dan
d. A v ( f )CE.
85
Elektronika Telekomunikasi 1
Minggu ke – 13 P.S. Telekomunikasi Jurusan Teknik Listrik
Politeknik Negeri Medan
jika perlu cukup sempit hanya pada puncak-puncaknya saja dikuatkan. Sisa sinyalnya
bisa direplika oleh rangkaian resonansi L dan C. Tipikal dari rangkaian penguat kelas C
adalah seperti pada rangkaian berikut ini.
Rangkaian penguat daya kelas C juga tidak perlu dibuatkan bias, karena transistor
memang sengaja dibuat bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian L-C pada rangkaian
tersebut akan beresonansi dan ikut berperan penting dalam mereplika kembali sinyal
masukan menjadi sinyal keluaran dengan frekuensi yang sama. Rangkaian ini jika diberi
umpan balik dapat menjadi rangkaian osilator RF yang sering digunakan pada pemancar.
penguat daya kelas C memiliki efisiensi yang tinggi bahkan sampai 100%, namun tingkat
fidelitasnya lebih rendah. Tetapi sebenarnya fidelitas yang tinggi bukan menjadi tujuan
dari penguat jenis ini. Prinsip kerja penguat daya Kelas C, arus keluaran akan mengalir
pada kolektor, kurang dari 180° pada setiap s iklusnya (tidak sinusoida), ada rangkaian
1
fr≅ (5.47)
2 π √L C
Pada saat sinyal masukan sesuai pada frekuensi, fr , tegangan keluaran akan maksimum
dan bersifat sinusoida, dengan penguatan tegangan sebesar Amax. Untuk menganalisa
rangkaian ini, pertama-tama dibuat rangkaian ekivalen DC. Selanjutnya dilakukan
pembuatan garis beban ditunjukkan pada gambar berikut.
86
Elektronika Telekomunikasi 1
Minggu ke – 13 P.S. Telekomunikasi Jurusan Teknik Listrik
Politeknik Negeri Medan
Gambar 5.29. Rangkaian ekivalen dan garis beban penguat daya kelas C.
V CE
I C(sat) =I CQ + (5.48)
rc
dan
V CC
I C(sat) = (5.50)
rc
dan
87
Sebagaimana ditunjukkan oleh garis beban di atas, dengan r c : tahanan kolektor AC. Jadi
pada penguat daya kelas C berayun tegangan sebesar VCC dan arus saturasi sebesar VCC/rc.
Sebagai contoh penguat daya kelas C ditunjukkan oleh gambar 5.30.
Penguat kelas C khusus dipakai untuk menguatkan sinyal pada satu sisi atau bahkan
hanya puncak-puncak sinyal saja. Penguat ini tidak memerlukan fidelitas, tetapi
memerlukan frekuensi kerja sinyal saja sehingga tidak memperhatikan bentuk sinyal.
Penguat kelas C dipakai pada penguat frekuensi tinggi. Penguat ini sering ditambahkan
sebuah rangkaian resonator LC untuk membantu kerja penguat.
Tugas : Kerjakan hari ini, kumpulkan melalui WA paling lambat Jam.
15.00
c. B3dB
88
3. Pada soal no. 2 diatas, apabila komponennya disusun resonansi RLC paralel,
hitunglah B3dB.
4. Hitunglah dalam bentuk Kartesian ( Z = a + j b)
3− j 4
a. Z = b. Z = ( 2− j2 )(−4+ j3 ) c. Z = 10←25o
2+ j2
5. Suatu rangkaian resonansi transformator frekuensi tinggi, Cp sisi primer, diketahui
frekuensi 1,125 MHz, Rp = Rs = 5 Ω, Lp = 75 µH, Ls = 50 µH, k = 0,01 dan R L =
50 kΩ
Hitunglah :
a. Cp,
b. Qtotal,
c. B3dB, dan
d. R’D.
5. Pada soal no.4 diatas, apabila Cp dipindahkan ke sisi sekunder menjadi Cs,
hitunglah B3dB, dan R’D.
6. Suatu penguat dengan rangkaian pada gambar 5.10, sebagai penguat CE, diketahui
gm = 20 mS pada frekuensi resonansi dan tahanan konduktansi keluaran, Ro = 100
kΩ diparalel dengan kapasitansi penguat, Co = 10 pF. Penguat dikopling dengan
transformator, induktansi primer, Lp = 100 µH, induktansi sekunder, Ls = 75 µH,
koefisien kopling, k = 0,01, tahanan primer, Rp = Rs = 10 Ω. Pada transformator
tersebut, primernya di-tuning oleh kapasitor, Cp = 50 pF dan sekunder dibebani
oleh tahanan beban, RL = 10 kΩ.
Hitunglah :
(b) Q total.
89
e. Osilator
e.1. Pendahuluan
Osilator adalah suatu alat gabungan dari elemen aktif dan pasif untuk
menghasilkan bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik
lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari suatu bentuk
gelombang yang diketahui tanpa penggunaan sinyal masukan dari luar.
(Chattopadyay, D. 1984: 256).
Osilator umpan balik positif termasuk jenis umum digunakan. Bentuk umum
osilator ini ditunjukkan oleh gambar 5.32.
A v =|GH|<θ (5.52)
90
Kriteria Barkhausen menyatakan keadaan yang memenuhi syarat terjadi osilasi adalah
G
A v= (5.53)
1−GH
1
f= (Hz) (5.54)
2 π √ 6 RC
91
Vo 1
| A v|=| | =
V i 29
92
1
f (Hz)
2 π √ LpC
(5.55)
L Lp
| A v|≥ Mp = (5.56)
k ❑√ L p Ls
93
1. Osilator Amstrong
2. Osilator Colpitts
3. Osilator Clapp
4. Osilator Hartley
5. Osilator Kristal
Elektronika Telekomunikasi 1
Minggu ke – 13 P.S. Telekomunikasi Jurusan Teknik Listrik
Politeknik Negeri Medan
94