TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Budaya Organisasi
Budaya Organisasi adalah suatu karakteristik yang ada pada sebuah organisasi
dan menjadi pedoman organisasi tersebut sehingga membedakannya dengan
organisasi lainnya. Dengan kata lain, budaya organisasi adalah norma perilaku dan
nilai-nilai yang dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi dan digunakan
sebagai dasar dalam aturan perilaku dalam organisasi tersebut.
Budaya organisasi secara sederhana dapat juga diartikan bagaimana segala
sesuatu diselesaikan di tempat tersebut (Deal & Kennedy, 2000). Budaya dalam
sebuah organisasi melibatkan sekumpulan pengalaman, filosofi, pengalaman,
ekspektasi dan juga nilai yang terkandung di dalamnya yang nanti akan tercermin
dalam perilaku anggota, mulai dari inner working,interaksi dengan lingkungan di luar
organisasi, sampai ekpsktasi di masa depan.
Menurut susanto, pengertian budaya organisasi adalah nilai-nilai yang
menjadi pedoman bagi sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan
eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke dalam organisasi, dengan begitu
masing-masing anggota organisasi wajib memahami nilai-nilai yang ada dan
sebagaimana mereka harus bertingkah laku atau berperilaku.
Menurut Larissa A. Grunig arti budaya organisasi adalah totalitas nilai,
simbol, makna, asumsi, dan harapan yang mampu mengorganisasikan sebuah
kelompok yang bekerja secara bersama-sama.
Seperti dijelaskan dalam pengertian budaya organisasi di atas, leader memberi
peranan penting dalam membentuk budaya kerja pada organisasi. Sehingga, fungsi
budaya organisasi secara umum terbagi dalam beberapa hal, meliputi:
a. Menambahkan rasa kepemilikan dan menaikkan loyalitas karyawan dalam
perusahaan
b. Digunakan sebagai alat untuk mengorganisasikan anggota
c. Memperkuat nilai organisasi
d. Sebagai mekanisme untuk mengontrol perilaku di dalam lingkungan kerja
e. Mendorong semua struktur untuk meningkatkan kinerja baik itu untuk
jangka pendek atau jangka panjang
f. Budaya organisasi juga berfungsi sebagai penentu arah, mana yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak.
2. Motivasi
Secara etimologi kata motivasi ini berasal dari bahasa Inggris, ialah
“motivation”, yang arti itu adalah “daya batin” atau “dorongan”. Sehingga pengertian
motivasi sendiri ialah segala sesuatu yang mendorong atau juga menggerakkan
seseorang untuk dapat bertindak melakukan sesuatu itu dengan tujuan tertentu.
Motivasi itu dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain. Dengan adanya motivasi
tersebut maka seseorang dapat/bisa mengerjakan sesuatu dengan antusias.
Menurut G. R. Terry, motivasi merupakan sebuah keinginan yang terdapat
pada diri seseorang yang merangsangnya untuk melakukan segala bentuk tindakan.
Menurut Henry Simamora, motivasi merupakan sebuah fungsi dari
pengharapan individu bahwa upaya tertentu itu akan menghasilkan tingkat kinerja
yang pada gilirannya itu akan membuahkan imbalan atau juga hasil yang
dikehendaki.
Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan atau juga
alasan yang menjadi dasar semangat seseorang untuk dapat melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu. Arti motivasi ini juga dapat didefinisikan ialah sebagai
semua hal yang menimbulkan dorongan atau juga semangat di dalam diri seseorang
untuk dapat mengerjakan sesuatu.
a. Jenis-Jenis Motivasi
Terdapat banyak hal yang memotivasi seseorang untuk mau melakukan sesuatu
itu di dalam hidupnya. Namun, secara umum terdapat dua jenis motivasi, yakni
motivasi intrinsik serta juga motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi Intrinsik
Pengertian motivasi intrinsik merupakan suatu keinginan seseorang untuk mau
melakukan sesuatu, yang disebabkan oleh adanya faktor dorongan yang berasal dari
dalam diri sendiri itu tanpa dipengaruhi orang lain sebab adanya hasrat untuk dapat
mencapai tujuan tertentu.
2) Motivasi Ekstrinsik
Definisi motivasi ekstrinsik merupakan suatu keinginan seseorang untuk mau
melakukan sesuatu yang disebabkan oleh faktor dorongan dari luar diri sendiri untuk
bisa mencapai suatu tujuan yang menguntungkan dirinya.
Contoh, seseorang termotivasi untuk bekerja lebih giat dan serius karena adanya
peluang yang diberikan oleh si perusahaan untuk mau meningkatkan karir kepada
pegawai berprestasi.
b. Faktor-Faktor Motivasi
Proses psikologis di dalam diri individu yang menimbulkan motivasi
dipengaruhi oleh segala macam faktor. Dibawah ini merupakan faktor-faktor motivasi
diantaranya sebagai berikut:
3. Lingkungan Kerja
Menurut Sedarmayanti, Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai
apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan
nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu
yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat
menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung
diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien.
Menurut Bambang, Lingkungan Kerja adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang bekerja di
lingkungan kerja yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan
menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika seorang pegawai bekerja dalam
lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara
optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah
sehingga kinerja pegawai tersebut akan rendah.
Maka dapat disimpulkan bahwa Lingkungan Kerja adalah sesuatu yang ada
disekitar para pekerja dan yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan.
4. Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung
atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan (Malayu S.P. Hasibuan, 2002:54). Kompensasi berbentuk uang,
artinya gaji dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang
bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar dengan barang.
Misalnya gaji dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan. Di Jawa Barat penunai
padi upahnya 10% dari hasil padi yang ditunai.
Kompensasi merupakan istilah yang berkaitan dengan imbalan-imbalan
finansial (financial reward) yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan
kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi. Pada umumnya bentuk kompensasi
berupa finansial karena pengeluaran moneter yang dilakukan oleh
organisasi. Kompensasi bisa langsung diberikan kepada karyawan, ataupun tidak
langsung, dimana karyawan menerima kompensasi dalam bentuk-bentuk non
moneter.
a. Terminologi Kompensasi
Beberapa terminologi dalam kompensasi :
1) Upah/gaji. Upah (wages) biasanya berhubungan dengan tarif gaji perjam
(semakin lama kerjanya, semakin besar bayarannya). Upah merupakan basis
bayaran yang kerap digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan
pemeliharaan. Sedangkan gaji (salary) umumnya berlaku untuk tarif
mingguan, bulanan atau tahunan.
2) Insentif, (incentive) merupakan tambahan-tambahan gaji diatas atau diluar
gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi. Program-program insentif
disesuaikan dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan
produktivitas, penjualan, keuntungan-keuntungan atau upaya-upaya
pemangkasan biaya.
3) Tunjangan (Benefit). Contoh-contoh tunjangan seperti asuransi kesehatan,
asuransi jiwa, liburan-liburan yang ditanggung perusahaan, program
pensiun dan tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan dengan
kepegawaian.
4) Fasilitas (Facility) adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobil perusahaan,
keanggotaan klub, tempat parkir khusus.
b. Jenis-jenis kompensasi
Komponen-komponen dari keseluruhan program gaji secara umum
dikelompokkan kedalam kompensasi finansial langsung, tak langsung dan non
finansial.
1) Kompensasi finansial secara langsung berupa; bayaran pokok (gaji dan
upah), bayaran prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian
laba/keuntungan dan opsi saham) dan bayaran tertangguh (program
tabungan dan anuitas pembelian saham)
2) Kompensasi finansial tidak langsung berupa; program-program proteksi
(asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja), bayaran
diluar jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti hamil) dan
fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat parkir.
3) Kompensasi non financial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang menarik,
tantangan, tanggung jawab, pengakuan dan rasa pencapaian). Lingkungan
kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang kompoten, kerabat
yang menyenangkan, lingkungan kerja yang nyaman).
6. Kinerja
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006:67), Kinerja atau prestasi kerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2007:153),Kinerja karyawan adalah
hasil dari proses pekerjaan tertentu secara berencana pada waktu dan tempat dari
karyawan serta organisasi bersangkutan.
Menurut Donelly, Gibson and Ivancevich (1994), Pengertian kinerja merujuk
pada tingkat keberhasilan melaksanakan tugas serta kemampuan mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan
dapat tercapai dengan baik.
Dari beberapa pengertian kinerja menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang dalam
suatu organisasi agar tercapai tujuan yang diiginkan suatu organisasi dan
meminimalisir kerugian. Atau kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok
orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan
tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.
7. Kepuasan Kerja
Newstrom mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or
unfavorableness with employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan
mendukung atau tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam bekerja
Menurut Mila Badriyah (2015) kepuasan kerja adalah sikap atau perasaan
karyawan terhadap aspek-aspek yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
mengenai pekerjaan yang sesuai dengan penilaian masing-masing pekerja.
Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee
feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai
merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja
adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan
dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan
karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi.
Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur,
kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
B. Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Pemikiran
Budaya
Organisasi
Motivasi
Lingkungan Kepuasan
Kerja Kerja
Kinerja
Kompensasi
Gaya
Kepemimpinan
D. Hipotesis