METODELOGI PENELITIAN
Dimana sebuah realitas yang menjadi objek penelitian, tergantung pada bangunan
etismologi dan metode apa yang akan kita gunakan dan berhubungan dengan teori yang
akan kita gunakan. Dimana terdapat 2 teori yaitu teori KUALITATIF dan
KUANTITATIF, dimana teori tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda.
Namun dalam penelitian kualitatif teori di letakkan sebagai sesuatu yang akan di
kembangkan, atau pengembangan teori, pengembangan berdasarka fakta fakta empiris.
Etimilogi
Ketika seseorang peneliti dihadapkan dalam sebuah masalah, pasti akan memutar
otak, lalu melakukan penyususnan kerangka berfikir yang dikonfirmasi pada pengetahuan
sebelumnya, baru bias menghadirkan atau menyimpulkan hipotesis( jawaban sementara
yang kita hadapi) lalu baru akan kita buktikan kebenarannya.
Sehingga dalam penelitian pasti berurusan dengan teori dan berurusan dengan
data data dan fakta. Lalu apa bedanya wartawan denga peneliti?. Jadi wartawan itu tidak
berurusan dengan teori sedangkan penelti harus berurusan dengan teori. Apakah sebuah
teori akan diuji atau anda menemukan sebuah teori, atau teori di letakkan sebagai acuan
atau pembimbing dalam memahami sebuah kasus yang sedang di teliti.
Jadi dalam riset kuantitatif berangkat dari sebuah teori, hipotesis, observasi, baru
generelasisasi, sedangkan dalam riset kuantitatif berangkatnya dari obserfasi,
generalisali, teori baru hipotesis.
Mix metot
Dalam sebuah karya ilmiyah juga terdapat mix metode, dimana peneliti
melakukan sebuah peneliaytian dengan cara menggabungkan dua metode sekaligus.
Namu dalam mix metode sekalipun tetap ada yang lebih unggul dalam penggunaannya
antara kualitatif dan kuantitatif.
Ilmu yang ada didunia ini dibagi menjadi dua yaitu ilmu alam sains dan ilmu
tentang manusia humanitis. Sains ilmu ini berfokus pada pengamatan keteraturan
fenomena alam. Dimana fel u tidak ada pengaruhnya dalam fenomena sains. Dalam ilmu
humanity fellu sangat berpengaruh, jadi respon terhadap stimulus yang sama responnya
bias berbeda beda, inilah yang di namakan kemanusiaan. Maka prisipnya positifisem
dimana pengetahuan ilmiyah dia harus secara obyektif bisa diklarifikasi melalui fakta
fakta secara positive dan empiris.
Dimana pada ilmu pengetahuan ala matai sains berfokus pada keteraturan
fenomena alam. Contoh, jika ada 3 orang dengan latar belakang yang berbeda namu di
suruh memasak air dengan suhu yang sama kompor yang sama banyak air yang sama,
maka waktu yang di butuhkan untuk mendidihkan air pasti sama, jika si a mebutuhkan
waktu 5 menit untuk memaska air maka si b dan si c juga demikian. ( positifisme)
Positivisme Artinya pengetahuan ilmiyah yang di peroleh harus bias di verivikasi melalui
fakta fakta empiris.
Pada ilmu ini keunikan setiap manusia mempunyai keunikannya sendi sendiri, maka velu
dan nilai sangan berpengaruh terhadap hasil yang akan di peroleh. Maksudnya adalah jika
ada 3 manusia di beri stimulus yang sama maka respon yang akan kita dapatkan pasti
berbeda beda.
Perbedaan Kuantitatif dan Kualitatif
Dalam penelitian kuantitatif biasanya penelitian ini menguji teori yang sudah ada.
Dalam penelitian kuantitatif peneliti harus membereskan dulu kerangka berfikir dan
desain penelitian sebelum melakukan pengambilan data kelapangan. Jiak terjadi
kesalahan dalam teori maka penelitian kuantitatif seharusnya di lakukan kembali atau
mengulang penelitian.
Epismologi kritis
Dimana sesungguhnya realitas itu secara social di ciptakan dan menciptakan relasi
namun tidak berkeadilan. Maka sebagai peneliti harus mengubah relasi itu menjadi relasi
yang berkeadilan.jadi tugas peneliti harus sampai pada merubah fenomena.
Ciri kualitatif.
Jika ini di lihat dari perspektif etik ini bias mengakibatkan kesalahan pemikiran
( warga gak sopan kandang di taruh di sebelah ruang tamu dll)
Namun dalam perspektif emik kita harus menanyakan dan melihat secara
pandangan merekan,ternyata dlm prespektif ini kandang sapid an hewanternak setara
dengan denga mobil di masyarakat perkotaan.