Elvina STIE Labuhan Batu
Elvina STIE Labuhan Batu
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja ………….………..…….
ABSTRAK PENDAHULUAN
kerja dan pemikiran dari suatu kelompok karyawan serta organisasi bersangkutan
manusia. Secara umum bila orang-orang menurut Mangkuprawira dan Hubeis
berinteraksi dalam kurun waktu tertentu, (2007:153).
mereka membentuk suatu budaya. Menurut Moeheriono (2012) kinerja
Budaya menampilkan “perekat sosial” dan atau reformance merupakan gambaran
menghasilkan “perasaan kekamian”, mengenai tingkat kecapaian pelaksanaan
sehingga meniadakan proses diferensiasi suatu program kegiatan atau kebijakan
yang merupakan bagian dari kehidupann dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi
organisasi yang tidak dapat dihindari. misi organisasi yang dituangkan melalui
Setiap budaya mengembangkan harapan- perencanaan strategis organisasi.
harapan tertulis maupun yang tidak
tertulis tentang perilaku, aturan, norma Kerangka Konseptual
yang disepakati para anggota budaya itu. Budaya merupakan suatu
keseluruhan dari pola perilaku yang
2. Teori Tentang Kualitas Kerja terlihat dalam kehidupan sosial, seni,
Pegawai agama, kelembagaan dan semua hasil
Menurut Hao (2013:11) menyebutkan kerja dan pemikiran dari suatu kelompok
bahwa “kualitas kerja adalah wujud manusia. Prasad (2012:57) budaya kerja
perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan didefinisikan sebagai aturan/peraturan,
sesuai dengan harapan dan kebutuhan tradisi/ritual, kebijakan, praktik dan nilai/
atau tujuan yang dicapai secara efektif keyakinan dari suatu organisasi.
dan efisien”. Menurut Hao (2013:11) menyebutkan
Kualitas kerja adalah keandalan bahwa : “kualitas kerja adalah wujud
dalam pelaksanaan tugas sehingga perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan
terlaksana mutu yang tinggi, waktu yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan
tepat, cermat dan dengan prosedur yang atau tujuan yang dicapai secara efektif
mudah dipahami oleh pegawai yang dan efisien”.
mempunyai tanggungjawab besar Kondisi lingkungan kerja dikatakan
terhadap tugas-tugas dan kewajiban yang baik apabila manusia dapat
diberikan, baik tanggungjawab pribadi, melaksanakan kegiatan secara optimal,
social, intelektual maupun tanggungjawab sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian
moral dan spiritual (Hao, 2013:3). lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya
dalam jangka waktu yang lama.
3. Teori Tentang Lingkungan Kerja Lingkungan kerja yang kurang baik dapat
Lingkungan kerja dalam suatu menuntut tenaga kerja dan waktu yang
perusahaan perlu diperhatikan, hal ini lebih banyak dan tidak mendukung
disebabkan karena lingkungan kerja diperolehnya rancangan sistem kerja
mempunyai pengaruh langsung terhadap yang efisien.
para karyawan. Lingkungan kerja yang Herman Sofyandi (2008:38) men-
kondusif dapat meningkatkan kinerja definisikan “lingkungan kerja sebagai
karyawan dan sebaliknya, lingkungan serangkaian faktor yang mempengaruhi
kerja yang tidak memadai akan dapat kinerja dari fungsi-fungsi/aktivitas-aktivitas
menurunkan kinerja karyawan. Kondisi manajemen sumber daya manusia yang
lingkungan kerja dikatakan baik apabila terdiri dari faktor-faktor internal yang
manusia dapat melaksanakan kegiatan bersumber dari dalam organisasi”
secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Hubungan antara budaya kerja,
Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat kualitas kerja dan lingkungan kerja
akibatnya dalam jangka waktu yang lama. terhadap kinerja pegawai kantor camat
Lingkungan kerja yang kurang baik dapat kecamatan aek natas dapat digambarkan
menuntut tenaga kerja dan waktu yang dalam kerangka pemikiran di bawah ini :
lebih banyak dan tidak mendukung
diperolehnya ranangan sistem kerja yang
efisien.
Dasar pengambilan keputusan kerja yaitu 1,248 < 10 rnaka tidak terjadi
berdasarkan nilai VIF. multikolinearitas, nilai VIF kualitas kerja
a. VIF < 10 rnaka tidak terjadi yaitu 1,320 < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas multikolinearitas dan nilai VIF lingkungan
b. VIF >10 maka terjadi multikolinearitas kerja yaitu 1,169 < 10 maka tidak terjadi
Dari tabel uji rnultikohnearitas multikolinearitas.
diketahui bahwa nilai tolerance budaya
kerja yaitu 0,801 > 0,1 maka tidak terjadi 1.3. Uji Heteroskedastisitas
multikolinearitas, kualitas kerja yaitu 0,758 Uji Heteroskedastisitas digunakan
> 0,1 rnaka tidak terjadi multikolinearitas untuk mendeteksi apakah dalam model
dan lingkungan kerja yaitu 0,855 > 0,1 regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
maka tidak terjadi multikolinearitas. residual satu pengamatan ke pengamatan
Berdasarkan uji multikolinearitas lain.
diketahui bahwa nilai VIF dari budaya
sebesar 37,20% dipengaruhi oleh variabel f) dan uji signifikan parsial (uji-t) sebagai
lain yang tidak diteliti. berikut:
1. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji
Pengujian Hipotesis t)
Analisis Berdasarkan data penelitian Analisis ini digunakan untuk
yang dikumpul baik untuk variabel terikat mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
(Y) maupun variabel bebas (X1, X2 dan variabel bebas terhadap variabel terikat
X3) yang diolah dengan bantuan program secara parsial hasil uji t sebagai berikut:
spss versi 20.0 uji signifikan simultan (uji-