Anda di halaman 1dari 15

112

Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja ………….………..…….

WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.1 JAN-JUNI 2017 ISSN : 2089-8592

PENGARUH BUDAYA KERJA, KUALITAS KERJA DAN


LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA
KANTOR CAMAT KECAMATAN AEK NATAS
Elvina
Dosen STIE Labuhan Batu

ABSTRAK PENDAHULUAN

Penelitian ini bertujuan untuk Budaya kerja merupakan hal yang


menganalisis pengaruh budaya kerja, sangat penting untuk diimplementasikan
kualitas kerja dan lingkungan kerja dalam kehidupan berorganisasi,
terhadap kinerja pegawai pada kantor khususnya organisasi pemerintah. Hal ini
camat kecamatan Aek Natas. Dalam lebih difokuskan pada budaya kerja dari
penelitian ini mengambil sampel sumber daya manusia atau aparatur
sebanyak 35 pegawai, jenis data dan Negara dalam mengimplementasikan
sumber data yang digunakan dalam program-program pemerintah dan
penelitian ini dengan menggunakan data pembangunan. Penerapan budaya kerja
primer yang didapat dari wawancara dan diperlukan dikeranakan kondisi yang
jawaban responden berupa pengisian cukup memprihatinkan dikalangan
kuesioner yang disebarkan kepada aparatur Negara yang masih
pegawai pada kantor camat kecamatan mengabaikan nilai-nilai moral dan budaya
Aek Natas. Adapun Uji istrumen yang kerja dalam mengemban tugasnya.
digunakan untuk menguji layak atau Contoh yang sering dilihat adalah masih
tidaknya suatu pertanyaan adalah uji melekatnya budaya korupsi, kolusi dan
Validitas dan uji Reliabilitas. Metode nepotisme (KKN) aparatur Negara dalam
analisis data yang digunakan dalam mengamban tugas-tugas pemerintahan.
penelitian ini adalah analisis regresi Disamping itu, etos kerja aparatur juga
berganda, uji F, uji t dan uji keofisien terlihat masih belum optimal dalam
determinasi. Sebelumnya dilakukan uji memberikan pelayanan kepada
asumsi klasik berupa uji multikolonieritas, masyarakat. Begitu pentingnya
uji heteroskedstisitas, dan uji normalitas. penerapan budaya kerja, sehingga kantor
Hasil analisis menunjukkan bahwa camat kecamatan Aek Natas membuat
pengaruh budaya kerja, kualitas kerja dan pedoman pengembangan budaya kerja
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai aparatur negara sebagai acuan untuk
pada kantor camat kecamatan Aek Natas diimplementasikan pada instansi-instansi
dengan hasil regresi Y = 14,706 + 0,014 pemerintah. Hanya saja, persoalan yang
X1 + 0,353 X2 + 0,017 X3, yang berarti dihadapi adalah pemahaman dan
bahwa tanpa adanya pengaruh budaya penerapan dilingkungan kerja sangat
kerja, kualitas kerja dan lingkungan kerja, lamban untuk diterima.
maka kinerja pegawai akan tetap dengan Dalam proses meningkatkan kinerja
nilai 14,706. Sedangkan nilai R2 = 62,80% aparatur diperlukan kualitas kerja dalam
dan sisanya dipengaruhi variabel tersebut sebuah organisasi publik. Kualitas kerja di
variabel kualitas kerja berpengaruh lebih dalam organisasi publik merupakan
besar terhadap kinerja pegawai jawaban berhasil dan tidaknya sebuah
dibandingkan dengan budaya kerja dan organisasi dalam menciptakan dan
lingkungan kerja. menumbuhkan perilaku para pegawai
untuk melihat apakah tugas, fungsi dan
Kata Kunci : Budaya Kerja, Kualitas tanggungjawab serta tujuan-tujuan
Kerja, Lingkungan Kerja, apakah sudah tercapai secara optimal.
Kinerja Pegawai Kualitas kerja diperlukan agar para
pegawai dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik disetiap aspek.
113
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

Pelayanan akan bermanfaat dan kantor camat kecamatan aek


berkualitas jika semua perangkat yang natas?
terlibat dalam pelayanan ini dapat
diintegrasikan dengan baik. Maka Tujuan Penelitian
diperlukan kualitas kerja disetiap Penelitian ini dilakukan bertujuan :
pengelolaan pelayanan kepada a. Untuk mengetahui pengaruh
masyarakat. Pengelolaan pelayanan yang budaya kerja terhadap kinerja
baik akan mendatangkan manfaat dan pegawai kantor camat kecamatan
nilai bagi semua pihak. aek natas?
Lingkungan kerja yang baik juga b. Untuk mengetahui pengaruh
dibutuhkan dalam suatu organisasi. kualitas kerja terhadap kinerja
Pegawai yang peduli akan lingkungan pegawai kantor camat kecamatan
kerja baik untuk kenyamanan pribadi aek natas?
maupun untuk memudahkan mengerjakan c. Untuk mengetahui pengaruh
tugas yang lebih baik. Peraturan suhu, lingkungan kerja terhadap kinerja
cahaya dan faktor-faktor lingkungan lain pegawai kantor camat kecamatan
seharusnya tidak ekstrem (terlalu banyak aek natas?
atau terlalu sedikit), misalnya terlalu d. Untuk mengetahui pengaruh
panas atau remang-remang. Disamping budaya kerja, kualitas kerja dan
itu, kebanyakan pegawai lebih menyukai lingkungan kerja terhadap kinerja
bekerja dalam fasilitas yang bersih dan pegawai kantor camat kecamatan
relatif modern dan dengan alat-alat dan aek natas?
peralatan yang memadai.
Berdasarkan latar belakang yang Manfaat Penelitian
telah dikemukakan diatas, maka penulis Adapun yang menjadi manfaat dalam
telah melakukan penelitian dengan judul penelitian ini adalah :
“Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja 1. Bagi Penulis
dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Dapat lebih memahami secara
Pegawai pada Kantor Camat Kecamatan mendalam mengenai budaya kerja,
Aek Natas”. kualitas kerja dan lingkungan kerja
serta pengaruhnya terhadap kinerja
Batasan Masalah pegawai.
Berdasarkan latar belakang masalah 2. Bagi Instansi
diatas yang menjadi batasan masalah Bagi kantor camat kecamatan aek
dalam penulisan adalah membahas natas khususnya, untuk mengetahui
mengenai Pengaruh Budaya Kerja, sejauh mana Budaya kerja, kualitas
Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja kerja dan lingakungan kerja
terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor berdampak pada kinerja yang
Camat Kecamatan Aek Natas. diharapkan instansi dan hasilnya
menjadi pertimbangan dalam
Rumusan Masalah menyusun strategi untuk
Rumusan masalah dalam penelitian meningkatkan kinerja pegawai.
ini adalah : 3. Bagi pihak lain
a. Seberapa besar pengaruh budaya Menambah sumber informasi yang
kerja terhadap kinerja pegawai bermanfaat dalam penelitian
kantor camat kecamatan aek selanjutnya dibidang kinerja
natas? pegawai pada khususnya dalam
b. Seberapa besar pengaruh kualitas sumber daya manusia pada
kerja terhadap kinerja pegawai umumnya.
kantor camat kecamatan aek
natas? LANDASAN TEORI
c. Seberapa besar pengaruh
lingkungan kerja terhadap kinerja Uraian Teoritis
pegawai kantor camat kecamatan 1. Teori Tentang Budaya Kerja
aek natas? Budaya merupakan suatu
d. Seberapa besar pengaruh budaya keseluruhan dari pola perilaku yang
kerja, kualitas kerja dan lingkungan terlihat dalam kehidupan social, seni,
kerja terhadap kinerja pegawai agama, kelembagaan, dan semua hasil
114
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

kerja dan pemikiran dari suatu kelompok karyawan serta organisasi bersangkutan
manusia. Secara umum bila orang-orang menurut Mangkuprawira dan Hubeis
berinteraksi dalam kurun waktu tertentu, (2007:153).
mereka membentuk suatu budaya. Menurut Moeheriono (2012) kinerja
Budaya menampilkan “perekat sosial” dan atau reformance merupakan gambaran
menghasilkan “perasaan kekamian”, mengenai tingkat kecapaian pelaksanaan
sehingga meniadakan proses diferensiasi suatu program kegiatan atau kebijakan
yang merupakan bagian dari kehidupann dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi
organisasi yang tidak dapat dihindari. misi organisasi yang dituangkan melalui
Setiap budaya mengembangkan harapan- perencanaan strategis organisasi.
harapan tertulis maupun yang tidak
tertulis tentang perilaku, aturan, norma Kerangka Konseptual
yang disepakati para anggota budaya itu. Budaya merupakan suatu
keseluruhan dari pola perilaku yang
2. Teori Tentang Kualitas Kerja terlihat dalam kehidupan sosial, seni,
Pegawai agama, kelembagaan dan semua hasil
Menurut Hao (2013:11) menyebutkan kerja dan pemikiran dari suatu kelompok
bahwa “kualitas kerja adalah wujud manusia. Prasad (2012:57) budaya kerja
perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan didefinisikan sebagai aturan/peraturan,
sesuai dengan harapan dan kebutuhan tradisi/ritual, kebijakan, praktik dan nilai/
atau tujuan yang dicapai secara efektif keyakinan dari suatu organisasi.
dan efisien”. Menurut Hao (2013:11) menyebutkan
Kualitas kerja adalah keandalan bahwa : “kualitas kerja adalah wujud
dalam pelaksanaan tugas sehingga perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan
terlaksana mutu yang tinggi, waktu yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan
tepat, cermat dan dengan prosedur yang atau tujuan yang dicapai secara efektif
mudah dipahami oleh pegawai yang dan efisien”.
mempunyai tanggungjawab besar Kondisi lingkungan kerja dikatakan
terhadap tugas-tugas dan kewajiban yang baik apabila manusia dapat
diberikan, baik tanggungjawab pribadi, melaksanakan kegiatan secara optimal,
social, intelektual maupun tanggungjawab sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian
moral dan spiritual (Hao, 2013:3). lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya
dalam jangka waktu yang lama.
3. Teori Tentang Lingkungan Kerja Lingkungan kerja yang kurang baik dapat
Lingkungan kerja dalam suatu menuntut tenaga kerja dan waktu yang
perusahaan perlu diperhatikan, hal ini lebih banyak dan tidak mendukung
disebabkan karena lingkungan kerja diperolehnya rancangan sistem kerja
mempunyai pengaruh langsung terhadap yang efisien.
para karyawan. Lingkungan kerja yang Herman Sofyandi (2008:38) men-
kondusif dapat meningkatkan kinerja definisikan “lingkungan kerja sebagai
karyawan dan sebaliknya, lingkungan serangkaian faktor yang mempengaruhi
kerja yang tidak memadai akan dapat kinerja dari fungsi-fungsi/aktivitas-aktivitas
menurunkan kinerja karyawan. Kondisi manajemen sumber daya manusia yang
lingkungan kerja dikatakan baik apabila terdiri dari faktor-faktor internal yang
manusia dapat melaksanakan kegiatan bersumber dari dalam organisasi”
secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Hubungan antara budaya kerja,
Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat kualitas kerja dan lingkungan kerja
akibatnya dalam jangka waktu yang lama. terhadap kinerja pegawai kantor camat
Lingkungan kerja yang kurang baik dapat kecamatan aek natas dapat digambarkan
menuntut tenaga kerja dan waktu yang dalam kerangka pemikiran di bawah ini :
lebih banyak dan tidak mendukung
diperolehnya ranangan sistem kerja yang
efisien.

4. Teori Tentang Kinerja Pegawai


Kinerja pegawai adalah hasil dari
proses pekerjaan tertentu secara
berencana pada waktu dan tempat dari
115
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

mempengaruhi variabel dependen


Budaya Kerja (Ferdinand, 2006).
(X1)
Populasi dan Sampel
Populasi
Kualitas Kerja Kinerja Pegawai Menurut Sugiyono (2013:80)
(X2) (Y) “populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
Lingkungan tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Kerja (X3) untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
Gambar 1. Kerangka Konseptual ini adalah pegawai kantor camat aek
natas labuhanbatu utara yang terdiri atas
Hipotesis pegawai negri sipil dan honorer yang
Adapun hipotesis dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 35 orang.
adalah :
1. Adanya pengaruh budaya kerja Sampel
yang positif dan signifikan terhadap Menurut Sugiyono (2013:91) yang
kinerja pegawai kantor camat berpendapat bahwa “pengertian sampel
Kecamatan Aek Natas adalah bagian dari jumlah dan
2. Adanya pengaruh kualitas kerja karakteristik yang dimiliki oleh pupolasi.
yang positif dan signifikan terhadap Dalam hal ini penulis mengambil sampel
kinerja pegawai kantor camat dari seluruh populasi yaitu 35 orang.
Kecamatan Aek Natas
3. Adanya pengaruh lingkungan kerja Teknik Pengumpulan Data
yang positif dan signifikan terhadap Teknik pengumpulan data melalui
kinerja pegawai kantor camat kuesioner dilakukan dengan mengajukan
Kecamatan Aek Natas pertanyaan kepada pihak yang
4. Adanya pengaruh yang positif dan berhubungan dengan masalah yang
signifikan antara budaya kerja, diteliti. Untuk menilai tanggapan
kualitas kerja dan lingkungan kerja responden maka penulis menggunakan
terhadap kinerja pegawai kantor skala likert dalam Sugiyono (2013) yaitu
camat Kecamatan Aek Natas dengan menghitung bobot setiap
pertanyaan. Bobot jawaban responden
METODE PENELITIAN diberi nilai rinci sebagai berikut :
a) Sangat setuju diberi bobot 5
Tempat dan Waktu Penelitian b) Setuju diberi bobot 4
Penelitian ini dilakukan di kantor c) Ragu-ragu diberi bobot 3
camat Kecamatan Aek Natas. Penelitian d) Tidak setuju diberi bobot 3
dilakukan pada bulan April sampai Juli e) Sangat tidak setuju diberi bobot 1
2016.
Jenis dan Sumber Data
Defenisi Operasional Variabel Jenis data
Sugiyono (2013) menyatakan bahwa Agar penelitian mendapatkan hasil
variabel penelitian adalah segala sesuatu yang maksimal maka jenis data yang
hal yang terbentuk apa saja yang digunakan adalah :
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari 1. Data kualitatif, yaitu data yang
sehingga diperoleh informasi tentang hal diperoleh dalam bentuk informasi
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. baik lisan maupun tulisan. Data
Pada dasarnya variabel penelitian diperoleh dari wawancara,
merupakan segala sesuatu yang menjadi obervasi dan kepustakaan.
focus penelitian untuk diamati. 2. Data kuantitatif, yaitu data yang
Variabel yang digunakan dalam diperoleh dalam bentuk angka-
penelitian dapat diklasifikasikan menjadi angka yang dapat dihitung. Data
variabel dependen, yaitu variabel yang ini diperoleh dari keusioner yang
menjadi pusat perhatian peneliti, dan akan dibagikan dan berhubungan
variabel independen, yaitu variabel yang dengan masalah yang diteliti.
116
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

Sumber data dikatakan reliabel dengan menggunakan


Berdasarkan sumbernya, data yang teknik ini, bila koefisien reliabilitas
dikumpulkan penulis dapat dibedakan (r11)>0,6 (Siregar, 2013:78).
dalam dua jenis, yaitu :
1. Data primer, data diperoleh Analisis Statistik
secara langsung dari instansi Pengujian Hipotesis secara Parsial
yang diteliti, melalui pengamatan (Uji t)
dan pembagian kuisioner. Data Menurut Sugiyono (2013), untuk
yang dikumpulkan bersifat menguji koefisien regresi secara parsial
kualitatif berupa data mengenai guna mengetahui apakah variabel bebas
hal-hal yang berhubungan secara individu berpengaruh terhadap
dengan pengaruh kinerja variabel terikat digunakan uji t dengan
pegawai. rumus :
2. Data sekunder, data yang
dikumpulkan oleh penulis dari 𝑏
thitung =
𝑠𝑏
dokumen-dokumen yang ada di
instansi tersebut, dari hasil
Dimana :
penelitian kepustakaan, dan dari
b = parameter estimasi dari X
instansi lainnya yang terkait. Data
sb = standar error X
ini berupa gambaran umum
perusahaan, misalnya sejarah
Pengujian dilakukan melalui uji t
berdirinya, struktur organisasi,
dengan membandingkan thitung dengan
uraian tugas dan tanggung jawab.
ttabel pada α 0.05. Apabila hasil
perhitungan menunjukkan :
Metode Analisis Data
1. Ha : b1 = b2 = 0 maka Ho
Metode analisis yang digunakan
diterima dan Ha ditolak
dalam penelitian ini adalah dengan
Artinya variasi variabel bebas
Metode Ordinary Least Square (OLS). Hal
tidak dapat menerangkan variabel
ini digunakan untuk melihat elastisitas
terikat dan terdapat pengaruh
variabel independen terhadap variabel
antara dua variabel yang diuji.
dependen penelitian ini dengan
thitung < ttabel, signifikan > α maka
menggunakan alat analisis untuk
Ho ditolak dan Ha diterima
mengolah data adalah dengan
2. Ha : b1 = b2 ≠ 0 maka Ho ditolak
menggunakan program SPSS versi 20.0.
dan Ha diterima
Artinya variasi variabel bebas
Uji Validitas dan Reliabilitas
dapat menerangkan variabel
Uji Validitas Instrumen
terikat dan terdapat pengaruh
Validitas atau kesahihan adalah
antara dua variabel yang diuji.
menunjukkan sejauh mana suatu alat
thitung > ttabel, signifikan < α maka
ukur mampu mengukur apa yang ingin
Ho ditolak dan Ha diterima
diukur (Siregar, 2013:46). Uji validitas
sering digunakan untuk mengukur
Pengujian Hipotesis secara
ketepatan suatu item dalam kuesioner
Serempak (Uji F)
atau skala, apakah item-item dalam
Uji simultan (uji F) digunakan untuk
kuesioner tersebut sudah tepat dalam
melihat apakah variabel independen
mengukur apa yang ingin diukur. Uji
secara bersama-sama mempunyai
validitas yang digunakan adalah uji
pengaruh positif dan signifikan terhadap
validitas item.
variabel dependen. Kriteria pengambilan
keputusan dalam uji F dengan
Uji Realibiltas Instrumen
menggunakan SPSS adalah :
Sedangkan uji realibiltas adalah uji
1) Jika nilai signifikansi > 0.05, maka
yang digunakan untuk mengetahui
Ho diterima dan Ha ditolak, atau
konsistensi alat ukur, apakah alat ukur
variabel bebas dari model regresi
yang digunakan dapat diandalkan dan
linier tidak mampu menjelaskan
tetap konsisten jika pengukuran tersebut
variabel terikat
diulang. Dalam penelitian ini, penulis
2) Jika nilai signifikansi < 0.05, maka
menggunakan teknik Cronbach’s Alpha.
Ho ditolak dan Ha diterima, atau
Kriteria suatu instrument penelitian
117
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

variabel bebas dari model regresi independen (variabel X) yang


linier mampu menjelaskan diperhitungkan pengaruhnya terhadap
variabel terikat variabel dependen (variabel Y), jumlahnya
lebih dari satu. Dalam penelitian ini,
Uji Asumsi Klasik variabel independen adalah Budaya kerja
Uji Multikolinearitas (X1), Kualitas kerja (X2) dan Lingkungan
Uji multikolinearitas bertujuan untuk kerja (X3), sedangkan variabel dependen
membuktikan atau menguji ada tidaknya adalah kinerja pegawai (Y) sehingga
hubungan yang linier antara variabel persamaan regresi bergandanya adalah :
independen satu dengan variabel
independen lainnya (Ghozali, 2009). Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Salah satu metode untuk mendiagnosa
adanya multicollinearity adalah dengan Keterangan :
menganalisis nilai tolerance dan lawannya Y = variabel dependen (kinerja
variance inflation factor (VIF). Tolerance pegawai)
mengukur variabilitas variabel independen X1 = variabel independen (Budaya kerja)
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh X2 = variabel independen (Kualitas kerja)
variabel independen lainnya. X3 = variabel independen (Lingkungan
kerja)
Uji Heteroskedastisitas a = konstanta
Uji Heteroskedastisitas bertujuan b1, b2, b3 = koefisien regresi
untuk menguji apakah dalam model e = standar error
regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke Analisis Koefisien Determinasi (R2)
pengamatan yang lain. Jika variance dari Koefisien Determinasi (R2) pada
residual satu pengamatan ke pengamatan intinya digunakan untuk mengukur
yang lain tetap, maka disebut seberapa jauh kemampuan model regresi
Homoskedastisitas dan jika berbeda dalam menerangkan variasi variabel
disebut Heteroskedastisitas. Model dependen (Ghozali, 2009). Nilai koefisien
regresi yang baik adalah yang determinasi adalah antara nol (0) dan
Homoskedastisitas atau tidak terjadi satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen
Uji Normalitas amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
Uji normalitas bertujuan untuk (1) berarti variabel-variabel independen
menguji apakah dalam model regresi, memberikan hampir semua informasi
variabel pengganggu atau residual yang dibutuhkan untuk memprediksi
memiliki distribusi normal atau tidak. variabel dependen.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual HASIL DAN PEMBAHASAN
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi Uji Validitas dan Reliabilitas
tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji validitas
Untuk menguji apakah distribusi variabel Sebuah instrument dikatakan valid
pengganggu atau residual normal ataukah jika mampu mengukur apa yang
tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik diinginkan, dan dapat mengungkap data
atau dengan melihat normal normal dari variabel yang diteliti secara tepat.
probability plot yang membandingkan Tinggi rendahnya validitas instrument
distribusi kumulatif dari data menunjukkan sejauh mana data yang
sesungguhnya dengan distribusi kumulatif terkumpul tidak menyimpang dari
dari distribusi normal (Ghozali, 2009). gambaran tentang variabel yang
dimaksud.
Analisis Regresi Linear Berganda
Secara umum analisis ini digunakan
untuk meneliti pengaruh dari beberapa
variabel independen (variabel X) terhadap
variabel dependen (variabel Y) (Ghozali,
2009). Pada regresi berganda variabel
118
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

1. Variabel Budaya Kerja Dari Tabel 3 menunjukkan bahwa


semua pernyataan memiliki nilai total item
Tabel 1. Validasi Budaya Kerja correlation lebih dari r-tabel 0,30. Hal ini
Corrected menunjukkan bahwa semua instrument
Item-Total r-tabel Ket valid.
Correlation
X1.1 0,567 0,30 Valid 4. Variabel Kinerja Pegawai
X1.2 0,806 0,30 Valid
X1.3 0,821 0,30 Valid
Tabel 4. Validasi Kinerja Pegawai
X1.4 0,806 0,30 Valid
Corrected
X1.5 0,821 0,30 Valid Item-Total r-tabel Ket
Sumber : Data diolah, 2016 Correlation
Y1.1 0,548 0,30 Valid
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa Y1.2 0,632 0,30 Valid
semua pernyataan memiliki nilai total item Y1.3 0,618 0,30 Valid
correlation lebih dari r-tabel 0,30. Hal ini Y1.4 0,541 0,30 Valid
menunjukkan bahwa semua instrument Y1.5 0,82 0,30 Valid
valid. Sumber : Data diolah, 2016

2. Variabel Kualitas Kerja Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa


semua pernyataan memiliki nilai total item
Tabel 2. Validasi Kualitas Kerja correlation lebih dari r-tabel 0,30. Hal ini
Corrected menunjukkan bahwa semua instrument
Item-Total r-tabel Ket valid.
Correlation
X2.1 0,471 0,30 Valid Uji Reliabilitas
X2.2 0,446 0,30 Valid Uji reliabilitas dimaksudkan untuk
X2.3 0,428 0,30 Valid
mengetahui sejauh mana hasil
X2.4 0,594 0,30 Valid
pengukuran tetap konsisten atau stabil
X2.5 0,435 0,30 Valid
Sumber : Data diolah, 2016
dari waktu ke waktu apabila dilakukan
pengukuran dua kali terhadap gejala yang
Dari Tabel 2 menunjukkan bahwa sama dengan menggunakan alat
semua pernyataan memiliki nilai total item pengukur yang sama. Reliabilitas sebagai
correlation lebih dari r-tabel 0,30. Hal ini konsistensi antar pengukuran-pengukuran
menunjukkan bahwa semua instrument secara berurutan, dengan demikian uji
valid. reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur atau
3. Variabel Lingkungan Kerja kuesioner dapat dipercaya atau
diandalkan.
Tabel 3. Validasi Lingkungan Kerja
Corrected
Item-Total r-tabel Ket
Correlation
X3.1 0,546 0,30 Valid
X3.2 0,482 0,30 Valid
X3.3 0,536 0,30 Valid
X3.4 0,541 0,30 Valid
X3.5 0,464 0,30 Valid
Sumber : Data diolah, 2016

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas


Cronbach’s
No Variabel Koefisien Keputusan
Alpha
1 Budaya kerja 0,815 0,60 Reliabel
2 Kualitas kerja 0,724 0,60 Reliabel
3 Lingkungan kerja 0,680 0,60 Reliabel
4 Kinerja pegawai 0,674 0,60 Reliabel
170
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja ………….………..…….

Berdasarkan tabel 5 diatas terlihat Uji Asumsi Klasik


bahwa ketiga variabel yaitu budaya kerja 1. Uji Prasyarat (Asumsi Klasik)
(X1), kualitas kerja (X2), lingkungan kerja 1.1. Uji Normalitas
(X3) dan kinerja pegawai (Y) diatas Uji normalitas merupakan persyaratan
menunjukkan hasil yang sangat reliabel penting yang harus terpenuhi dalam
dengan nilai alpha > 0,60. Sehingga dari analisis regresi. Uji ini digunakan untuk
nilai alpha diatas, maka item-item pada mengetahui apakah dalam sebuah model
variabel diatas dapat digunakan untuk regresi, variabel dependen memiliki
pengukuran selanjutnya. distribusi normal atau tidak.

Gambar 1. Uji Normalitas

Berdasarkan graflk diatas dapat Tabel 6. Uji multikolinearitas


diketahui bahwa data yang normal
memiliki bentuk seperti lonceng. Karena
data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normal.

1.2. Uji Multikolinearitas


Uji multikolinearitas digunakan untuk
menguji adanya hubunganlinear yang
sempurna (mendekati sempurna) antara Dasar pengambilan keputusan
beberapa atau semua variabel bebas. berdasarkan nilai tolerence :
a. Tolerance > 0,1 maka tidak terjadi
rnultikolineantas
b. Tolerance < 0,1 maka terjadi
multikolinearitas
171
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

Dasar pengambilan keputusan kerja yaitu 1,248 < 10 rnaka tidak terjadi
berdasarkan nilai VIF. multikolinearitas, nilai VIF kualitas kerja
a. VIF < 10 rnaka tidak terjadi yaitu 1,320 < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas multikolinearitas dan nilai VIF lingkungan
b. VIF >10 maka terjadi multikolinearitas kerja yaitu 1,169 < 10 maka tidak terjadi
Dari tabel uji rnultikohnearitas multikolinearitas.
diketahui bahwa nilai tolerance budaya
kerja yaitu 0,801 > 0,1 maka tidak terjadi 1.3. Uji Heteroskedastisitas
multikolinearitas, kualitas kerja yaitu 0,758 Uji Heteroskedastisitas digunakan
> 0,1 rnaka tidak terjadi multikolinearitas untuk mendeteksi apakah dalam model
dan lingkungan kerja yaitu 0,855 > 0,1 regresi terjadi ketidaksamaan varian dari
maka tidak terjadi multikolinearitas. residual satu pengamatan ke pengamatan
Berdasarkan uji multikolinearitas lain.
diketahui bahwa nilai VIF dari budaya

Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar diatas dapat diketahui


bahwa titik yang ada tidak membentuk 1.4. Uji Linieritas
suatu pola tertentu seperti titik titik Uji Linieritas digunakan untuk melihat
menyebar diatas dan dibawah angka 0 apakah spesifikasi model yang digunakan
pada sumbu Y, maka tidak terjadi sudah benar atau tidak.
Heteroskedastisitas.

Gambar 3. Uji Linearitas


172
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

Dari gambar diatas dapat dilihat Hasil Analisis Regresi Berganda


bahwa data menyebar disekitar diagram Analisis ini digunakan untuk
dan mengikuti model regresi sehingga mengetahui pengaruh variabel bebas
dapat disimpulkan bahwa data yang (budava keria, kualitas kerja dan
diolah merupakan data yang berdistribusi lingkungan kerja) terhadap variabel terikat
linear. (kinerja pegawai). Hasil analisis regresi
sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 14,706 3,637 4,044 ,000
Budaya Kerja ,014 ,104 ,024 5,138 ,000
1
Kualitas Kerja ,353 ,130 ,492 4,713 ,002
Lingkungan Kerja ,017 ,132 ,022 3,130 ,000
a. Dependent Variable : Kinerja Pegawai

Hasil pengolahan komputer dapat 3. Kualitas kerja berpengaruh positif


diketahui persamaan koefisien regresi dan tidak signifikan terhadap
linier berganda yang diperoleh sebagai kinerja pegawai dengan koefisien
berikut: regresi sebesar 0,353. Artinya
apabila kualitas kerja naik 0,3-53
Y = 14.706 + 0,014 X1 + 0,353 X2 + maka kinerja pegawai juga akan
0,017 X3 naik sebesar 0,353.
4. Lingkungan kerja berpengaruh
Persamaan regresi berganda tersebut positif dan signiflkan terhadap
dijelaskan sebagai berikut: kinerja pegawai dengan koefisien
1. Nilai konstanta 14,706 memberi regresi sebesar 0,017. Artinya
arti bahwa apabila budaya kerja apabila lingkungan kerja naik
(X1) kualitas kerja (X2) dan 0,017 maka kinerja pegawai juga
lingkungan kerja (X3) sama-sama akan naik sebesar 0,017.
tetap pada nilai nol, maka kinerja
pegawai (Y) yang dihasilkan Koefisien Determinasi (R2)
bernilai 14,706. Analisis ini digunakan untuk
2. Budaya kerja berpengaruh positif mengetahui seberapa besar sumbangan
dan signifikan terhadap kinerja atau pengaruh yang diberikan variabel
pegawai dengan koefisien regresi bebas terhadap variabel terikat yang
sebesar 0,014. Artinya apabila ditunjukkan dengan persentase. Hasil
budaya kerja naik 0,014 maka koefisien determinasi sebagai berikut:
kinerja pegawai juga akan naik
sebesar 0,014.

Tabel 8. Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate

1 ,678a ,628 ,153 1,081


a. Predictors : (Constant), Lingkungan Kerja, Budaya Kerja, Kualitas Kerja
b. Dependent Variable : Kinerja Pegawai

Nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan niiai R2 : 0,628. Hal ini


menunjukkan besarnya kontribusi berarti menunjukkan bahwa sebesar
pengaruh variabel bebas terhadap 62,80% kinerja pegawai dipengaruhi oleh
variabel terikat. Hasil perhitungan yang budaya kerja, kualitas kerja dan
dihasilkan pada tabel 4.16 diatas lingkungan kerja sedangkan sisanya
173
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

sebesar 37,20% dipengaruhi oleh variabel f) dan uji signifikan parsial (uji-t) sebagai
lain yang tidak diteliti. berikut:
1. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji
Pengujian Hipotesis t)
Analisis Berdasarkan data penelitian Analisis ini digunakan untuk
yang dikumpul baik untuk variabel terikat mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
(Y) maupun variabel bebas (X1, X2 dan variabel bebas terhadap variabel terikat
X3) yang diolah dengan bantuan program secara parsial hasil uji t sebagai berikut:
spss versi 20.0 uji signifikan simultan (uji-

Tabel 9. Hasil Uji t Coefficientsa


Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 14,706 3,637 4,044 ,000
Budaya Kerja ,014 ,104 ,024 5,138 ,000
1
Kualitas Kerja ,353 ,130 ,492 4,713 ,002
Lingkungan Kerja ,017 ,132 ,022 3,130 ,000
a. Dependent Variable : Kinerja Pegawai

1. Pengujian hipotesis budaya kerja (X1) terhadap kinerja pegawai pada


terhadap kinerja pegawai (Y). kantor camat kecamatan Aek Natas
Langkah-langkah pengujiannya
sebagai berikut: 2. Pengujian hipotesis kualitas kerja (X2)
a. Menentukan hipotesis nihil (Ho) dan terhadap kinerja pegawai (Y).
hipotesis alternatif (Ha) Langkah-langkah pengujiannya
Ho : b1≠0, Variabel budaya pada sebagai berikut:
tidak berpengaruh secara a. Menentukan hipotesis nihil (Ho) dan
signifikan terhadap kinerja hipotesis alternatif (Ha)
pegawai pada kantor camat Ho : b2=0, Variabel kualitas tidak
kecamatan Aek Natas. berpengaruh secara signifikan
Ha : b1≠0, Variabel budaya kerja terhadap kinerja pegawai pada
berpengaruh secara signifikan kantor camat kecamatan Aek
terhadap kinerja pegawai pada Natas.
kantor camat kecamatan Aek Ha : b2≠0, Variabel kualitas kerja
Natas berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja pegawai pada
b. Menentukan level of significance (α kantor camat kecamatan Aek
= 0,05) Natas
Df = (α/2 ; n-1-k)
= (0,05/2 ; 35-1-3) b. Menentukan level of significance (α
= 1,696 = 0,05)
Df = (α/2 ; n-1-k)
c. Kriteria pengujian = (0,05/2 ; 35-1-3)
Ho diterima apabila -1,696 ≤ t = 1,696
hitung ≤ 1,696
Ho ditolak apabila t hitung > 1,696 c. Kriteria pengujian
atau t hitung < -1,696 Ho diterima apabila -1,696 ≤ t
hitung ≤ 1,696
d. thitung = 5,138 Ho ditolak apabila t hitung > 1,696
atau t hitung < -1,696
e. Kesimpulan
Hasil perhitungan diperoleh nilai t d. thitung = 4,713
hitung (5,138) > dari t tabel (1,696)
maka Ho ditolak dan Ha diterima, e. Kesimpulan
sehingga variabel budaya kerja Hasil perhitungan diperoleh nilai t
berpengaruh secara signifikan hitung (4,713) > dari t tabel (1,696)
174
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

maka Ho ditolak dan Ha diterima, = (0,05/2 ; 35-1-3)


sehingga variabel kualitas kerja = 1,696
berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja pegawai pada c. Kriteria pengujian
kantor camat kecamatan Aek Natas Ho diterima apabila -1,696 ≤ t
hitung ≤ 1,696
3. Pengujian hipotesis lingkungan kerja Ho ditolak apabila t hitung > 1,696
(X3) terhadap kinerja pegawai (Y). atau t hitung < -1,696
Langkah-langkah pengujiannya
sebagai berikut: d. thitung = 3,130
a. Menentukan hipotesis nihil (Ho) dan
hipotesis alternatif (Ha) e. Kesimpulan
Ho : b3=0, Variabel lingkungan Hasil perhitungan diperoleh nilai t
kerja tidak berpengaruh secara hitung (3,130) > dari t tabel (1,696)
signifikan terhadap kinerja maka Ho ditolak dan Ha diterima,
pegawai pada kantor camat sehingga variabel lingkungan kerja
kecamatan Aek Natas. berpengaruh secara signifikan
Ha : b3≠0, Variabel lingkungan terhadap kinerja pegawai pada
kerja berpengaruh secara kantor camat kecamatan Aek Natas
signifikan terhadap kinerja
pegawai pada kantor camat 2. Uji Hipotesis Secara Simultan
kecamatan Aek Natas (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui
b. Menentukan level of significance (α signifikansi pengaruh variabel bebas
= 0,05) secara bersama-sama terhadap variabel
Df = (α/2 ; n-1-k) terikat. Hasil uji F sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Uji F ANOVAa


Model Sum of Means
Df F Sig.
Squares Square
Regression 10,714 3 3,571 23,053 ,001b
1 Residual 36,257 31 1,170
Total 46,971 34
a. Dependent Variable : Kinerja Pegawai
b. Predictors : (Constant), Lingkungan Kerja, Budaya Kerja, Kualitas Kerja

Langkah-langkah pengujiannya adalah: = (0,05) ; (3) : (35-1-3)


a. Menentukan Ho dan Ha = 2,91
Ho : b1, b2, b3 = 0 Tidak ada pengaruh
yang signifikan antara variabel c. Kriteria pengujian
budaya kerja, kualitas kerja Ho diterima apabila F hitung ≤ 2,91
dan lingkungan kerja secara Ho ditolak apabila F hitung > 2,91
simultan terhadap kinerja
pegawai pada kantor camat d. Fhitung = 23,053
kecamatan Aek Natas.
Ha : b1, b2, b3 ≠ 0 Ada pengaruh yang e. Kesimpulan
signifikan antara variabel Nilai F hitung (23,053) > dari nilai F
budaya kerja,kualitas kerja dan tabel (2,91) dengan nilai signifikan
lingkungan kerja secara 0,000< 0,05 maka Ho ditolak
simultan terhadap kinerja sehingga ada pengaruh yang
pegawai pada kantor camat signifikan budaya kerja, kualitas
kecamatan Aek Natas. kerja dan lingkungan kerja secara
simultan terhadap kinerja pegawai
b. Menentukan level of significance (α pada kantor camat kecamatan Aek
= 0,05) Natas
Df = F ; (k) : (n-1-k)
175
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

Pembahasan yang berarti semakin baik budaya


Hasil pengujian koefisien budaya kerja akan semakin baik kinerja
kerja terhadap kinerja pegawai memiliki pegawai. Nilai probabilitas (p)
jalur positif sebesar 0,014 yang berarti sebesar 0,000 yang berarti ada
semakin baik budaya kerja akan semakin pengaruh signifikan budaya kerja
baik kinerja pegawai. Nilai probabilitas (p) terhadap kinerja pegawai pada kantor
sebesar 0,000 yang berarti ada pengaruh camat kecamatan Aek Natas.
signifikan budaya kerja terhadap kinerja 2. Secara parsial kualitas kerja memiliki
pegawai. pengaruh positif terhadap kinerja
Hasil pengujian koefisien kualitas pegawai pada kantor camat
kerja terhadap kinerja pegawai memiliki kecamatan Aek Natas sebesar 0,353
jalur positif sebesar 0,353 yang berarti yang berarti semakin baik kualitas
semakin baik kualitas pegawai akan kerja akan meningkatkan kinerja
meningkatkan kinerja pegawai. Nilai pegawai. Nilai probabilitas (p)
probabilitas (p) sebesar 0,002 yang sebesar 0,002 yang berarti ada
berarti ada pengaruh signifikan kualitas pengaruh yang signifikan kualitas
kerja terhadap kinerja pegawai. kerja terhadap kinerja pegawai pada
Hasil pengujian koefisien lingkungan kantor camat kecamatan Aek Natas.
kerja terhadap kinerja pegawai memiliki 3. Secara parsial lingkungan kerja
jalur positif sebesar 0,017 yang berarti memiliki pengaruh positif kinerja
semakin baik lingkungan kerja akan pegawai pada kantor camat
meningkatkan kinerja pegawai. Nilai kecamatan Aek Natas sebesar 0,017
probabilitas (p) sebesar 0,000 yang yang berarti semakin baik lingkungan
berarti ada pengaruh signifikan kerja akan meningkatkan kinerja
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai. Nilai probabilitas (p)
pegawai. sebesar 0,000 yang berarti ada
Variabel budaya kerja, kualitas kerja pengaruh signifikan lingkungan kerja
dan lingkungan kerja secara simultan terhadap kinerja pegawai pada kantor
berpengaruh signifikan terhadap kinerja camat kecamatan Aek Natas.
pegawai pada kantor camat kecamatan 4. Secara simultan budaya kerja,
Aek Natas yaitu sebesar 23,053. kualitas kerja dan lingkungan kerja
Besarnya pengaruh budaya kerja,kualitas berpengaruh signifikan terhadap
kerja dan lingkungan kerja secara kinerja pegawai pada kantor camat
simultan berpengaruh signifikan terhadap kecamatan Aek Natas yaitu sebesar
kinerja pegawai pada kantor camat 23,053.
kecamatan Aek Natas sebesar 62,80%.
Sementara sisanya sebesar 37,20% B. Saran
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak Berdasarkan temuan hasil penelitian
diteliti. yang telah dikemukakan sebelumnya,
Dari persamaan regresi 14,706 + maka untuk meningkatkan kinerja
0,014 X1 + 0,353 X2 + 0,017 X3 pegawai adalah sebagai berikut:
menunjukkan bahwa variabel kualitas 1. Untuk meningkatkan kinerja pegawai
kerja lebih mempengaruhi kinerja pegawai hendaknya instansi lebih
pada kantor camat kecamatan Aek Natas. mengembangkan budaya kerja yang
telah ada dan perlu terjalinnya human
KESIMPULAN DAN SARAN relation yang baik antara atasan dan
pegawai dalam berkomunikasi.
A. Kesimpulan Karena apabila human relation telah
Hasil penelitian dan pernbahasan terjalin dengan baik antara pimpinan
tentang pengaruh budaya kerja kualitas dengan pegawai maka dalam
kerja dan lingkungan kerja terhadap kegiatan oporasional instansi dapat
kinerja pegawai pada kantor camat berjalan lebih efektif serta kendala-
kecamatan Aek Natas maka penulis kendala yang dihadapi lebih mudah
mengambil kesimpulan : untuk diselesaikan.
1. Secara parsial budaya kerja memiliki 2. Bagi instansi harus lebih
pengaruh positif terhadap kinerja memperhatikan partisipasi dari para
pegawai pada kantor camat pegawai, dapat mempengaruhi
kecamatan Aek Natas sebesar 0,014 kinerja yang nantinya dalam
176
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

menjalankan tugasnya sehingga Ibrahim, A. 2008. Teori dan Konsep


aktivitas dapat berjalan dengan Pelayanan Publik serta
lancar, program kerja selesai tepat Implementasinya. Bandung :
waktu. Mandar Maju
3. Sebagai pertimbangan untuk
peaelitian berikutnya, lingkungan Laksmi. 2012. Interaksi, Interpretasi dan
kerja harus tercipta dengan harmonis Makna : Pengantar Analisis Mikro
sehingga meningkatkan kinerja untuk Penelitian di Bidang Ilmu
pegawai. Informasi dan Ilmu Terapan
Lainnya. Bandung : Karya Putra
DAFTAR PUSTAKA Darwati

Abdullah M. Ma’ruf. 2014. Manajemen Mangkunegar, Anwar P. 2006. Evaluasi


dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Kinerja Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Penerbit Aswaja Bandung: PT. Refika Aditama
Pressindo
Mangkuprawira, S dan A.V. Hubeis. 2007.
Augusty, F. 2006. Metode Penelitian Manajemen Mutu Sumber Daya
Manajemen: Pedoman Penelitian Manusia. Penerbit Ghalia
untuk Skripsi, Tesis dan Disertasi Indonesia, Bogor.
Ilmu Manajemen. Semarang:
Universitas Diponegoro Mathis, Robert L dan Jackson. Jhon, H.
2006. Human Resource
Bangun, W. 2012. Manajemen Sumber Management (Manajemen Sumber
Daya Manusia. Penerbit: Erlangga, Daya Manusia). Edisi 10. Jakarta :
Jakarta Salemba Empat

Blessinger, K and Hrycaj, P. 2013. Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja


Workplace Culture in Academic Berbasis Kompetensi. Cetakan
Libraries: The early 21st Century. Pertama, Edisi Revisi. Jakarta :
Oxford: Chandos Publishing Penerbit PT. RajaGrafindo Persada

Dharma, S. 2012. Manajemen Kinerja Pattipawae, Dezonda R. 2011. Penerapan


Falsafah Teori dan Penerapannya. Nilai-Nilai Dasar Budaya Kerja dan
Penerbit : Pustaka Pelajar, Prinsip-Prinsip Organisasi Budaya
Yogyakarta Kerja Pemerintah Dengan Baik dan
Benar. Jurnal Sasi 17(3) Juli-Sept
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program Prasad, Jalumuri Siva Durga. 2012.
SPSS. Semarang: B-P UNDIP Workforce Diversity and Its Impact
on Work Culture of India
Hao, L. 2013. Pelaksanaan Reformasi Organisations. The Journal of
Birokrasi Dalam Meningkatkan Commerce 4(1), p. 57
Kualitas Kerja Pegawai di Kantor
Pertanahan Kota Banjar, hal 3. Rachmawati, Nuraini Eka. 2008.
Paradigma Baru Manajemen
Hasibuan, M. 2013. Manajemen Sumber Sumber Daya Manusia sebagai
Daya Manusia. Cetakan Ketujuh Basis Meraih Keunggulan
Belas. Jakarta, Bumi Aksara Kompetitif, Penerbit : Ekonisia,
Yogyakarta
Herman Sofyandi. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia, Edisi Robbins, Stephen P and Judge, Timothy
Pertama, Penerbit Graha Ilmu, A. 2013. Organizational Behavior.
Yogyakarta Global Edition, 15th Ed. New Jersey:
Pearson
177
Elvina : Pengaruh Budaya Kerja, Kualitas Kerja dan Lingkungan Kerja …………..…….……….

Sedarmayanti. 2009. Reformasi


Administrasi Publik, Reformasi
Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa
Depan, Bandung : Refika Aditama

Schein, Edgar. H. 2010. Organizational


Culture and Leadership. 4th Ed. San
Francisco: Jossey-Bass.

Siregar, S. 2013. Metode Penelitian


Kuantitatif. Jakarta : Kencana

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung.
Alfabeta

Suwatno dan Priansa, D. 2013.


Manajemen SDM dalam Organisasi
Publik dan Bisnis. Bandung.
Alfabeta

Sunyoto, D. 2012. Manajemen Sumber


Daya Manusia. Yogyakarta : CAPS

Triguno. 2006. Budaya Kerja :


Menciptakan Lingkungan Kerja
yang Kondusif untuk Meningkatkan
Produktivitas Kerja, Edisi Keenam,
Penerbit PT. Golden Terayon
Press, Jakarta

Uha, Ismail Nawawi. 2013. Budaya


Organisasi Kepemimpinan dan
Kinerja : Proses Terbentuk,
Tumbuh Kembang, Dinamika dan
Kinerja Organisasi. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group

Yuningsih dan Hayati, K. 2018. Faktor-


faktor Penentu Budaya Kerja di
Universitas Lampung. Jurnal Bisnis
dan Manajemen 5(1) : 1-18

Anda mungkin juga menyukai