Disusun Oleh:
JURUSAN SENDRATASIK
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yesus Kristus yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Mini Riset ini dengan judul Manusia Menurut Agama Kristen
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Laporan Penelitian ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan Laporan ini.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki Laporan yang selanjutnya akan kami susun.
Akhir kata kami berharap semoga Laporan tentang Mini Riset mengenai Manusia
Menurut Agama Kristen ini dapat memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan dan
wawasan pembaca mengenai Manusia menurut agama kristen.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
2.1 Manusia...................................................................................................................
2.2 Dosa..........................................................................................................................
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................
4.1 Kesimpulan............................................................................................................
4.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi. Alam
merupakan lingkungan kehidupan atau segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi seperti
tumbuh-tumbuhan dan binatang. Manusia dan alam mempunyai hubungan yang saling
tergantung dan saling membutuhkan.Pemazmur mengatakan bahwa Allahlah pemilik alam
semesta ini. “Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di
dalamnya” (Mazmur. 24:1). Tuhan telah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan, creatio
ex nihilo. Jika manusia ingin mencipta sesuatu, harus menggunakan apa yang telah diciptakan
oleh Allah. Manusia mencipta dan membangun senantiasa menggunakan yang tersedia di
alam, yang merupakan ciptaan Allah.
Alkitab berbicara tentang ciptaan yang baru dan bumi yang baru (Wahyu. 21:1), di
mana bumi yang baru tersebut adalah bebas dari polusi (pencemaran), destruksi
(pengrusakan). Manusia ditugasi oleh Allah dalam rangka menggalang keharmonisan
manusia dan alam. Menurut ( Kejadian 1:28 ), ciptaan terakhir yakni manusia, mendapatkan
mandat untuk bertanggung jawab atas seluruh ciptaan. Tanggung jawab terhadap alam
sebagai ciptaan Allah, juga telah dipertegar lewat kehadiran Kristus Yesus.Tetapi seiring
berjalannya waktu, alam berubah wujud dari tampilan sebelumnya. Pengembangan aspek
kehidupan, tidak terlepas dari kemajuan pola pikir manusia yang dititikberatkan kepada
keadaan sekarang, usaha mempermudah kehidupan manusia karena kebutuhan hidup.
Penyebab dari lingkungan hidup yang kian menjadi rusak adalah mungkin dikarenakan cara
pandang dan sikap manusia yang telah salah terhadap alam. Karena memang benar
pemahaman dan cara pandang orang terkait lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap
mereka, dan bagaimana mereka akan memperlakukan alam.
Pemikiran bahwa manusia yang paling memiliki kepentingan yang dianggap akan
paling menentukan tatanan ekosistem. Banyak yang berpandangan bahwa alam dapat dilihat
sebagai objek, alat, dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia. Adanya
pemikiran seperti itu akan memicu munculnya sikap yang tidak bersahabat dengan alam, dan
tidak menghargai adanya lingkungan hidup untuk kepentingan banyak orang.Krisis
lingkungan hidup yang dialami manusia pada masa sekarang merupakan akibat langsung dari
kurang pedulinya manusia terhadap pengelolaan lingkungan hidup mereka sendiri. Artinya,
manusia umumnya melakukan pengelolaan sumber-sumber alam tidak peduli pada peran
etika. Dengan kata lain, krisis lingkungan hidup yang dialami manusia berakar pada krisis
etika (moral). Manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau lebih peduli pada
kepentingan diri sendiri. Kita melihat dan merasakan sendiri bagaimana perubahan
lingkungan telah terjadi dan berdampak langsung pada kehidupan kita.
Secara teologis dapat dikatakan bahwa manusia dan alam adalah ciptaan, properti dan
bait Allah, semuanya itu berada dalam suatu hubungan perjanjian dengan Allah. Barangsiapa
yang merusak alam, maka ia merusak hubungan perjanjian itu.
Sebagai Pencipta, Allah sesuai rencana-Nya yang agung telah menciptakan segala
sesuatu sesuai dengan maksud dan fungsinya masing-masing dalam hubungan harmonis yang
terintegrasi dan saling memengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Sebab semua
ciptaan berharga di mata Tuhan. Jadi, sikap eksploitatif terhadap alam merupakan bentuk
penodaan dan perusakan terhadap karya Allah yang agung itu.Berdasarkan pandangan umum
maupun pandangan agama Kristen tentang alam semesta lingkungan hidup, maka setiap
orang memiliki tanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan hidup berdasarkan
pemahamannya. Setiap pandangan memiliki dasar tanggung jawab etis terhadap kerusakan
lingkungan hidup.
Di akhir kata, menjadi Kristen, berarti menjadi bagian dari karya Allah untuk menata
kehidupan yang harmonis. Keikutsertaan dalam melestarikan alam, bukan lagi harus
dilakukan sebagai bentuk formalitas taat negara, atau ikut-ikutan masyarakat sekitar. Tetapi
dilaksanakan sebagai bentuk kesadaran dan tanggung jawab umat Kristen sebagai umat
ciptaan Allah. Yang bisa dimulai dari menyadarkan diri sendiri, berlanjut ke lingkungan
sekitar dan lalu masyarakat luas. Semua itu tentu saja, diperbuat untuk memuliakan Allah
Sang Pencipta.
2.2 Dosa
menurut objeknya,
menurut kebajikan yang bertentangan dengannya (Lihat: Tujuh dosa pokok)
menurut perintah yang dilanggarnya (Lihat: Doktrin Katolik mengenai Sepuluh
Perintah Allah)
dosa yang dilakukan langsung terhadap Allah, terhadap orang lain, atau terhadap diri
sendiri
dosa rohani atau jasmani
dosa dalam pikiran, perkataan, perbuatan, atau ka
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Saat berbicara tentang dosa, kita segera mengalami masalah. perasaan tidak suka
terhadap pembicaraan tentang dosa dan keinginan untuk melihat bahwa diri kita lebih baik
dari yang Alkitab tunjukkan kepada kita, menyebabkan kita segera mencari jalan untuk
memaafkan diri dan kelakuan kita. Pada level pribadi, ketika kita dikritik karena melakukan
sesuatu, kita secara naluriah memberikan pembelaan bahkan ketika jelas-jelas kita yang
salah. Kita berkilah, "Anda tidak berhak untuk berkata begitu." Atau "Itu bukan salah saya.
Mungkin banyak orang tidak pernah mengakui bahwa mereka bersalah tentang apa pun. Kita
harus mengatasinya jika kita ingin mengenal diri kita dan Allah. Tanpa suatu pengetahuan
tentang ketidakberimanan dan pemberontakan kita, kita tidak akan pernah bisa sampai
mengenal Allah sebagai Allah kebenaran dan anugerah.
Satu hal yang Alkitab maksudkan ketika mengatakan bahwa kita diciptakan menurut
gambar Allah adalah bahwa kita masing-masing diciptakan sebagai suatu trinitas, beranalogi
dengan bagaimana Allah adala Trinitas. Allah eksis dalam tiga Pribadi: Allah Bapa, Allah
Anak, dan Allah Roh Kudus. Namun Allah itu satu dalam cara yang sama, setiap dari kita
adalah satu trinitas, yang diciptakan sebagai suatu tubuh, jiwa, dan roh.
Bukan hanya bahwa semua orang melakukan Dosa sehingga menjadi pendosa,
meskipun itu benar. Maksud-nya adalah bahwa semua orang Pendosa sehingga mereka
melakukan dosa. Dosa asal adam dan kesalahan karena dosa dengan dengan cara tertentu
yang tidak dapat dielakkan diwariskan kepada seluruh umat manusia. Pandangan alkatabiah
adalah bahwa Allah memendang seluruh umat manusia bersalah karena pelanggaran Adam.
Jika kita sekali telah melakukan dosa jangan lagi melakukan dosa,tetapi bertobatlah dan
mendekatkan diri kepada allah temukan dia dalam kehidupan kita dan berharap padanya.
Dosa menghancurkan relasi manusia dengan Tuhan sebagai efek vertikal, dan
hubungan manusia dengan sesama sebagai efek horisontal; dengan kata lain bahwa tidak ada
dosa yang bersifat pribadi. Semua dosa mempunyai dimensi sosial, contohnya dosa manusia
pertama menghasilkan dosa asal yang mengakibatkan semua manusia memiliki
kecenderungan untuk berbuat dosa (konkupisensi). Sakramen Pembaptisan menghapuskan
dosa asal, tetapi tidak menghapuskan kelemahan kodrat manusia dan kecenderungan kepada
dosa.
Manusia tidak dapat melawan semua kecenderungan tersebut tanpa berkat dari Tuhan
yang memampukan manusia untuk "berkata tidak" terhadap dosa. Karena dosa pertama
dari Adam adalah dosa kesombongan—sehingga kadang disebut 'ibu dosa' dan adalah dosa
pokok yang pertama—maka kerendahan hati adalah penawar utama untuk menerima berkat
dari Tuhan secara berlimpah.[6] Akibat dari dosa adalah kematian kekal yaitu perpisahan
dengan Allah selama-lamanya. Seseorang yang meninggal dalam keadaan dosa berat karena
pilihan bebasnya sendiri, mengabaikan kesempatan semasa hidupnya di dunia untuk bertobat,
beresiko masuk dalam penderitaan neraka, yang berarti keterpisahan abadi dari Allah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dosa adalah keadaan yang menyebabkan manusia terpisah dari Allah karena pikiran,
sikap, perkataan, atau perbuatan yang salah (Mzm. 32:1-2). Kesalahan-kesalahan itu sendiri
disebut dosa, tetapi keadaan sebagai orang yang berdosa lebih luas artinya daripada hanya
semata-mata melanggar hukum-hukum Allah. Hal ini berarti memalingkan arah kehidupan
dari segala rancangan yang dikehendaki Allah. Dosa telah membuat manusia kehilangan
kemuliaan Allah yang tadinya melekat pada manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang
tertinggi dan termulia (Roma 3:23).
Dosa bukanlah milik manusia (Kej. 1:26-27) tetapi dosa adalah milik si Iblis (Lucifer yang
adalah pimpinan para malaikat pemuji di arasnya Allah sebelum ia jatuh), yang ditawarkan
kepada manusia (Yehezkiel 28:14-16; Yes. 14:13-14; Kej. 3:1-7). Sebenarnya istilah pendosa
ditujukan pada Lucifer, pemimpin para malaikat pemberontak terhadap Allah, penciptanya.
Jadi secara historical, dosa berasal dari Lucifer yang jatuh atau si iblis. Karena ia (iblis)
dicampakkan Allah ke dalam dunia, maka ia menggoda/membujuk manusia untuk melakukan
hal yang sama agar ketika hari murka Allah (penghakiman & penghukuman) dinyatakan, si
iblis tidak sendirian.
4.2 Saran
Dalam segala aspek kegiatan kita sehari hari tentu saja kita sangat lah sulit untuk
menghindari atau tergindar dari yang namanya penggoda agar kita terjatuh kedalam
dosa,olehkarena itu saya menyarankan kepada kita selaku kaum muda kristen agar kita selalu
mengandalkan Tuhan disetiap langkah kita dan agar Roh kudus selalu mengiring iringi setiap
aktifitas yang kita jalani agar kita dapat terhindar dari godaan godaan si iblis yang ada
disekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/vrhlrmpas/5dbc5d08d541df629e5e9544/kejatuhan-manusia-
kedalam-dosa?page=all
sarapanpagi.org/dosa-menurut-alkitab-vt7985.html