Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR


HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB SERTA
PENGABDIAN

Dosen Pengampu :
Dr. Arini Ratnasari, SKM

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Anjelia Putri Ayu 2330308030011


Dora Gracia 2330308030013
Dhany Setya Handary 2330308030002
Jessica Christin Silitonga 2330308030012
Mardiono 2330308030014

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkat-Nya
kami dapat mencapai kesuksesan dalam menyelesaikan tugas kelompok kami
sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu penulisan makalah dengan judul
“Hubungan Antara Manusia dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian”.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Arini


Ratnasari,SKM selaku Dosen Pengampu dari mata kuliah ilmu sosial budaya
dasar. makalah ini kami tulis dengan kerja sama serta dukungan dari teman-teman
dan bimbingan dari Dosen oleh karena itu kami ucapkan terima kasih dengan
sepenuh hati.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih memerlukan perbaikan, oleh karena itu kami mohon saran, masukan dan
kritik konstruktif dari berbagai pihak demi penyempurnaan makalah ini dan
kiranya makalah ini bermanfaat bagi semua orang.

Palangka Raya, 28 Oktober 2023

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Manusia........................................................................................6
2.2 Pengertian Tanggung Jawab...........................................................................7
2.3 Macam-macam tanggung jawab.....................................................................9
2.4 Pengertian pengabdian dan pengorbanan.....................................................12
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya manusia dan tanggung jawab itu berada dalam satu naungan
atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai wujud dan atas perbuatannya.
Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing, diantaranya
tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab
seorang dosen kepada mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang
presiden kepada negara dan rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada
istri dan anak-anaknya, dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah
menciptakan kita.

Selain tanggung jawab, dalam diri manusia juga terdapat pengabdian.


Pengabdian dapat diartikan sebagai pilihan hidup seseorang apakah ingin
mengabdi kepada orangtua, kepada agama dan Tuhan ataupun kepada bangsa
dan negara dimana pengabdian akan mengandung unsur pengorbanan dan
kewajiban untuk melakukannya yang biasanya akan dihargai dan tergantung
dari apa yang diabadikannya. Sebagai contoh, bila orang tua mengabdi untuk
mengasuh anak-anaknya berkemungkinan besar nanti anak-anaknya akan
berbakti juga kepada kedua orang tuanya, biarawan/wati yang mengabdi
kepada agama dan Tuhannya nantinya akan dibalas amalannya di surga,
ataupun pengabdian seorang pegawai negeri pada bangsa dan negaranya
biasanya akan diberi semacam penghargaan/tanda jasa dari negara yang
bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Manusia itu ?


2. Apakah pengertian dari Tanggung Jawab itu ?
3. Apakah macam-macam dari Tanggung Jawab ?
4. Apakah pengertian dari Pengadian dan Pengorbanan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang tanggung jawab yang dialami
manusia
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari tanggung jawab yang di alami
manusia
3. Untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab terhadap manusia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia

Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa


manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara
istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan
atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi,
manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia
memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia
memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera
yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir,
akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya..

Manusia, dalam konteks yang paling sederhana, adalah makhluk hidup


yang paling kompleks di planet ini. Manusia memiliki kemampuan unik untuk
berpikir, merasa, dan berkomunikasi secara kompleks. Mereka memiliki tubuh
fisik yang beragam, tetapi otak mereka adalah pusat kendali yang memungkinkan
mereka untuk merencanakan, belajar, dan beradaptasi dengan lingkungan mereka.
Selain itu, manusia juga memiliki aspek sosial yang kuat, membentuk masyarakat
dan budaya yang berbeda. Mereka juga mampu mengembangkan pengetahuan,
seni, dan teknologi yang telah mengubah dunia mereka. Dalam intinya, manusia
adalah makhluk yang kompleks, memiliki kemampuan kognitif yang tinggi,
berinteraksi dengan lingkungan dan sesama, serta memiliki kemampuan untuk
mengubah dunia melalui kreativitas dan penemuan.

2.2 Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah keadaan


wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut
kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau


perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut demikian karena
manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga
merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk
bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam konteks
sosial, individual ataupun teologis.

Dalam konteks sosial manusia merupakan makhluk sosial. Ia tidak dapat


hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri. Nilai-nilai yang
diperankan seseorang dalam jaminan sosial harus dipertanggung jawabkan
sehingga tidak mengganggu konsensus nilai yang telah disetujui bersama.
Masalah tanggung jawab dalam konteks individual berkaitan dengan konteks
teologis. Manusia sebagai makhluk individual artinya manusia harus bertanggung
jawab terhadap dirinya (seimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung
jawab terhadap Tuhannya (sebagai penciptanya). Tanggung jawab manusia
terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia memiliki kesadaran yang
mendalam. Tanggung jawab manusia terhadap dirinya juga muncul sebagai akibat
keyakinannya terhadap suatu nilai.

Demikian pula tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, manusia


sadar akan keyakinan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu manusia harus menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agar manusia dijauhkan dari perbuatan
keji dan munkar.

Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian.


Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas
segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur
terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab,
orang yang bersangkutan akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya. Selain itu
juga orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mau berkorban demi
kepentingan orang lain.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah
sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan
terhadap hak dan dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab
dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya.

Kewajiban dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Kewajiban Terbatas

Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap orang.


Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri yang disampingnya
dapat diadakan hukuman-hukuman.

2. Kewajiban tidak Terbatas

Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang.


Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi, sebab dijalankan
oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, karena


orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat
dirasakan oleh dirinya atau orang lain. Sebaliknya, jika orang yang tidak
bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti aturan,
norma, atau nilai-nilai yang berlaku. Problema utama yang dirasakan pada zaman
sekarang sehubungan dengan masalah tanggung jawab adalah berkaratnya atau
rusaknya perasaan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggung jawaban.

Orang yang bertanggung jawab itu akan mencoba untuk berbuat adil.
Tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena
runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya dan runtuhnya keimanan terhadap Tuhan.
Orang yang demikian tentu akan mempertanggung jawabkan segala sesuatunya
kepada Tuhan. Karena hanya Tuhan lah yang bisa memberikan hukuman atau
cobaan kepada manusia agar manusia mau mempertanggung jawabkan atas segala
perbuatannya.

2.3 Macam-macam tanggung jawab

Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak
lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau
menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia menyadari bahwa ada
kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan
yang dibuatnya. Atas dasar ini, dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari
tanggung jawab yaitu :

1. Tanggung jawab manusia terhadap diri sendiri

Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan tetapi manusia


juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi manusia mempunyai pendapat
sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah
barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak,
bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar maanusia
itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia
perlu diberi Tanggung Jawab.

2. Tanggung jawab kepada keluarga

Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri, ayah-ibu dan


anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung Jawab
ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3. Tanggung jawab kepada masyarakat

Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial. Manusia


merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku,
berbicara, dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila
segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.

Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati, memerlukan bantuan
orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang sudah semakin maju ini. Secara
langsung maupun tidak langsung manusia membutuhkan hasil karya dan jasa
orang lain untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah
manusia membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.

Kekuatan pada manusia pada hakikatnya tidak terletak pada kemampuan


fisik ataupun kemampuan jiwanya saja, namun juaga terletak pada kemampuan
manusia bekerjasama dengan manusia lain. Karena dengan manusia lain, mereka
dapat menciptakan kebudayaan yang dapat membedakan manusia dengan
makhluk hidup lain. Yang menyadarkan manusia ada tingkat mutu, martabat dan
harkat, sebagai manusia yang hidup pada zaman sekarang dan akan datang.

Dalam semua ini nampak bahwa dalam mempertahankan hidup dan


mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia mustahil dapat mutlak berdiri
sendiri tanpa bantuan atau kerja sama dengan orang lain. Kenyataan ini
menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan yang
dirasakan oleh manusia pada dasarnya berkat bantuan atau kerjasama dengan
orang lain didalam masyarakat. Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa
setiap manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang
lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah tanggung jawab manusia yang utama dalam
hidup kaitannya dengan masyarakat.
4. Tanggung jawab kepada bangsa dan negara

Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual adalah warga
nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia
terikat olah norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia
tidak dapat berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawab kepada negara.

5. Tanggung jawab kepada tuhan

Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan makhluk ciptaan


Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan
sarana-sarana pada dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan
alam sekitarnya.
Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah laku dan berbuat.
Sudah tentu dalam perbuatannya manusia membuat banyak kesalahan baik
yangdisengaja maupun tidak. Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung
jawab atas segala perbuatan yang salah itu atau dengan istilah agama atas segala
dosanya.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan


perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang, maka manusia itu harus
mempertanggung jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.

Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan. Tetapi bila


manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, maka segala akibatnya
harus dipikul sendiri, penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya.
Meskipun manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan sesuai
dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan hartanya, kekuasaannya,
atau kekuatannya (ancaman), namun manusia tak dapat lepas dari tanggung
jawabnya kepada Tuhan.
2.4 Pengertian pengabdian dan pengorbanan

Wujud dari tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan.


Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu perbuatan yang baik untuk kepentingan
manusia itu sendiri.

A. Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun


tenaga sebaga perwujudan, kesetiaan antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang,
hormat, atau suatu ikatan dan semua dilakukan dengan ikhlas.

Timbulnya pengabdian itu pada hakikatnya ada rasa tanggung jawab.


Apabila kita bekerja keras dari pagi sampai sore dibeberapa tempat untuk
memenuhu kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada keluarga,
karena kasih sayang kita pada keluarga. Lain halnya jika keluarga kita membantu
teman, karena ada kesulitan, mungkin sampai berhari-hari ikut menyelesaikannya
sampai tuntas, itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.

Macam-macam pengabdian :

a. Pengabdian kepada keluarga

Pada hakikatnya manusia hidup berkeluarga. Hidup berkeluarga ini


didasarkan cinta dan kasih sayang. Kasih sayang ini mengandung pengertian
pengabdian dan pengorbanan. Tidak ada kasih sayang tanpa pengabdian. Bila ada
kasih sayang tidak disertai pengabdian. Berarti kasih sayang itu palsu atau semu.
Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-
anak, istri kepada suami dan anak-anaknya, anak-anak kepada orang tuanya.

b. Pengabdian kepada masyarakat


Manusia adalah anggota masyarakat, ia tidak dapat hidup tanpa orang lain,
karena tiap-tiap orang lain saling membutuhkan. Bila seseorang yang hidup di
masyarakat tidak mau memasyarakatkan diri dan selalu mengasingkan diri, maka
apabila mempunyai kesulitan yang luar biasa, ia akan ditertawakan oleh
masyarakat, cepat atau lambat ia akan menyadari dan menyerah kepada
masyarakat lingkungannya.

Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota mayarakat harus mau


mengabdikan diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai rasa tanggung jawab
kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal, membawa nama
baiknya pula. Bila remaja masyarakat kampungnya terkenal dengan “remaja
berandal” suka berkelahi, mengganggu orang, atau merampas hak orang lain,
maka bagaimanapun juga ia akan merasa malu.

c. Pengabdian kepada negara

Manusia pada hakikatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga
negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya.
Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. Tidak ada arti cinta
tanpa pengabdian.

d. Pengabdian kepada Tuhan

Manusia tidak ada sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan.


Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan
tanggung jawabnya kapada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu juga manusia harus
menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

e. Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti
persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan
kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu
mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.

Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih


dapat dirasakan bila kita membaca tau mendengarkan ceramah di masjid. Dari
kisah para tokoh atau nabi, manusia memperoleh tauladan yang baik, sebagaimana
mestinya wajib berkorban bagi orang yang mampu atau orang memiliki harta
yang lebih.

Wajib korban ini telah dikisah pada jaman Nabi Ibrahim mendapat
perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tunggalnya yang bernama
Ismail. Walaupun Nabi Ibrahim sangat sayang pada putranya tersebut, akan tetapi
perintah Allah SWT untuk mengorbankan putranya tetap dipatuhi dan
dilaksanakan. Allah SWT menguji kesetiaan dan besarnya pengorbanan Nabi
Ibrahim. Nabi Ibrahim sampai hati melihat pisaunya menancap dan dipotongkan
keleher putranya yaitu Ismail, tetapi ia sudah bertekad setia menjalankan perintah
Allah SWT. Kemudian terbukti, bahwa putranya yang mau dikorbankan kepada
Allah SWT sudah berganti biri-biri.

Pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah SWT lebih
tinggi kadarnya dari pada pengorbanan Nabi Ibrahim sekarang yang ditiru oleh
umat islam yang menjalankan ibadah haji di Tanah Suci maupun umat islam di
wilayah lain dengan mengorbankan ternak seperti kambing dan sapi untuk
keperluan fakir miskin pada hari raya Idul Qurban atau pada hari raya Idul Adha.

Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena


adanya pengabdian tentu ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari
pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran, perasaan, bahkan
dapat juga berupa jiwanya. Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih,
tanpa ada perjanjian, tanpa ada transaksi, kapan saja diperlukan dan dilakukan.

Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan


pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa
pikiran, perasaan, tenaga, biaya, dan waktu. Dalam pengabdian selalu dituntut
pengorbanan, akan tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya Tanggung Jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah


suatu keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani
menanggung resiko atas segala hal yang telah dilakukan atau diperbuat menjadi
tanggung jawabnya. Ia jujur terhadap dirinya dan jujur terhadap orang lain, adil,
bijaksana, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, orang yang
bersangkutan akan selalu berusaha memenuhi kewajibannya melalui seluruh
potensi dirinya. Orang yang bertanggung jawab adalah orang mau berkorban
untuk kepentingan orang lain ataupun orang banyak.

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan, sebab ia


dapat menunaikan kewajibannya dengan baik. Kebahagiaan tersebut dapat
dirasakan oleh dirinya sendiri ataupun oleh orang lain. Sebaliknya orang yang
tidak bertanggung jawab akan menghadapai kesulitan, sebab ia tidak
melaksanakan kewajibannya dengan baik dan tentunya tidak mengikuti aturan,
norma serta nilai-nilai yang berlaku. Selain itu wujud dari tanggung jawab juga
berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah suatu
perbuatan yang baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ali M. Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada :


Jakarta.

2. Hartono.1991 Ilmu budaya dasar: untuk pegangan mahasiswa, PT. Bina


Ilmu, Surabaya

3. Suyadi M.P.1985Buku materi pokok ilmu budaya dasar, Depdikbud U.T.

4. Nugroho W.Muchji A. 1996. Ilmu budaya dasar. Jakarta : Universitas


Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai