Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KELOMPOK DAN IDENTITAS KELOMPOK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Multikultural yang
diampu oleh Bapak Nugraha Permana Putra, M.Pd

Disusun oleh :

1. Lutfia Aliyah Rachma Kamojang (210641043)


2. Rohaeni (210641094)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2023

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji, puja serta syukur kita panjatkan ke hadirat illahi Rabbi,
yang senantiasa memberikan curahan kasih rahmat-nya kepada hamba-nya, yang benar-
benar ingin mencari ridha serta inayah-nya. Tidak lupa rahmat serta keselamatan
semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Akhirnya atas izin Allah
SWT makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Pendidikan Multikultural
sebagai salah satu tugas mata kuliah tersebut. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih
kepada Bapak Nugraha Permana Putra, M.Pd. yang telah berjasa mencurahkan ilmu
kepada kami. Kami memohon kepada Ibu khususnya, umumnya para pembaca jika ada
kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini baik dari segi bahasa maupun isinya
harap maklum. Selain itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya makalah yang akan datang.

Cirebon, 2 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Pengertian Kelompok ................................................................................. 3


B. Karakter dan Fungsi kelompok ................................................................... 3
C. Jenis-jenis Kelompok ................................................................................. 6
D. Pengertian Identitas Kelompok ................................................................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kita mungkin tidak menyadari bahwa sejak lahir hingga sekarang kita senantiasa
menjadi anggota bermacam-macam kelompok. Kita dilahirkan dan dibesarkan dalam
sebuah kelompok yang dinamakan keluarga, selain keluarga kita juga termasuk
anggota kelompok agama tertentu, anggota kelompok suku bangsa tertentu, anggota
kelompok olahraga tertentu, anggota kelompok organisasi seperti OSIS, anggota
kelompok pramuka, anggota kelompok partai politik, dan sebagainya.

Terlihat bahwa kelompok sosial merupakan suatu gejala yang sangat penting
dalam kehidupan kita karena sebagian besar kegiatan kita berlangsung didalamnya.
Pada umumnya kita dilahirkan ke dunia ini seorang diri akan tetapi tidak berarti bahwa
manusia secara alami merupakan mahluk individu semata. Pada dasarnya manusia
adalah mahluk yang memiliki naluri untuk hidup bersama dengan manusia-manusia
lain. Ia juga memiliki hasrat untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya.

Sebagai makhluk sosial kita pasti melakukan bahkan membutuhkan interaksi


sosial dengan orang lain karena dalam kehidupan ini mustahil kita bisa hidup sendiri
tanpa bantuan dari orang lain. Dalam interaksi yang terjadi dikalangan masyarakat
tersebut secara sengaja maupun tidak sengaja maka akan membentuk kelompok sosial
mulai dari kelompok sosial yang terkecil yaitu keluarga sampai dengan kelompok
sosial yang sangat kompleks. Kelompok sosial itu terbentuk karena adanya kesamaan
kepentingan, sejumlah tujuan, serta untuk memenuhi peran sosial yang kita terima
sebagai anggota masyarakat. Kelompok memainkan peran yang sangat penting dalam
struktur sosial

B. Rumusan masalah
1. Apa karakter dan fungsi kelompok?
2. Apa jenis-jenis identitas kelompok?

1
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui karakter dan fungsi kelompok
2. Untuk mengetahui jenis-jenis identitas kelompok

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang
mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y
Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan
yang lain. Kurt Lewin berpendapat “ the essence of a group is not the similarity or
dissimilarity of its members but their interdependence “. Sedangkan H.Smith
menguraikan bahwa kelompok adlah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang
mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya melalui cara dan dasar
kesatuan persepsi. Interaksi antar angggota kelompok dapat menimbulkan kerja ama
apabila masing-masing anggota kelompok :

1. Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut


2. Adanya saling menghormati diantara anggota-anggotanya
3. Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
4. Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota
kelompok
B. Karakter dan Fungsi Kelompok
1. Karakter Kelompok
Psikolog sosial menyebut karakteristik kelompok entiativity-derajat dimana
suatu kelompok dipresepsikan sebagai suatu kesatuan koheren (campbell, 1958).
Entiativity sangat bervariasi berkisar dari hanya sekumpulan orang yang kebetulan
berada pada tempat yang samadalam waktu yang sama tetapi memiliki sedikit atau
tidak ada hubungan satu sama lain,hingga kelompok yang sangat intim seperti
keluarga atau kekasih kita.Jadi jelas, beberapa kelompok, dibandingkan yang lain,
lebih dekat pada pengertian kita mengenai seperti apa kelompok itu seharusnya.
Para peneliti ini memperlihatkan nama-nama dari empat puluh jenis kelompok
vane berbeda (misalnya, tim olahraga, penonton dalam bioskop) pada partisipan
penelitian dan meminta mereka untuk menilai setiap kelompok dalam beberapa
dimensi, di antaranya sejauh mana kelompok tersebut merupakan unit yang
koheren (entiativity), seberapa penting kelompok tersebut bagi anggotanya,

3
seberapa sering anggota kelompok berinteraksi satu sama lain, sejauh mana mereka
berbagi tujuan dan hasil akhir yang sama, seberapa besar persamaan yang terdapat
di antara mereka, dan berapa lama kecenderungan kelompok ini untuk bertahan.
Sebagai tambahan, partisipan diminta untuk membagi kelompok-kelompok ini
dalam kategori-mengelompokkan kelompok yang tampak serupa. Sebagaimana
partisipan mempersepsikan bahwa kelompok-kelompok tersebut memiliki derajat
entiativity yang sangat berbeda satu sama lain: beberapa (misalnya, keluarga,
kelompok band, teman-teman dekat) dinilai memiliki derajat yang sangat tinggi
dalam dinensi ini, sedangkan yang lain (misalnya, tukang ledeng orang-orang pada
halte bus) dipersepsikan memiliki derajat yang sangat rendah dalam dimensi ini.
Mungkin yang lebih penting lagi, penemuan lain mengindikasikan bahwa be-
berapa faktor mempengaruhi penilaian ini: derajat sejauh mana anggota kelompok
berinteraksi satu sama lain (ini merupakan prediktor yang paling kuat dari penilaian
entiativity), arti penting kelompok bagi anggolanya, sejauh mana anggota
kelompok berbagi tujuan dan hasil akhir yang sama, dan kesamaan mereka satu
sama lain. Semakin tinggi derajat kelompok dalam dimensi ini, semakin mereka
dilihat sebagai kelompok yang koheren. Penemuar. lain mengindikasi bahwa empat
tipe kelompok yang berbeda muncul dari usaha partisipan untuk membagi
kelompok ke dalam kategori-kategori: kelompok intim (keluarga, sepasang
kekasih), kelompok berorientasi tugas (misalnya, komite, kelompok kerja),
kategori sosial (misalnya, wanita, orang-orang Amerika), dan hubungan atau
asosiasi sosial yang lemah (misalnya, orang yang hidup dalam lingkungan yang
sama, orang yang menikmati musik klasik).
Penelitian tambahan memperlihatkan bahwa penilaian menyangkut entiativity
kelompok memiliki dampak penting terhadap cara berpikir kita mengenai
kelompok tersebut-misal- mekesan menyeluruh kita terhadap kelompok itu
(misalnya, Susskind dkk., 1999) dan husi yang kita buat mengenai kelompok itu
(misalnya, Yzerbyt dkk., 1998).
2. Fungsi Kelompok
a) Peran : diferensiasi fungsi di dalam kelompok .
Orang-orang yang berbeda melakukan tugas-tugas yang berbeda dan
diharapkan dapat mencapai hal-hal yang berbeda demi kelompok. Singkat
kata, mereka memainkan peran (roles) yang berbeda. Kadang-kadang peran
didapat melalui pemberian; misalnya, suatu kelompok dapat memilih individu-
4
individu yang berbeda untuk menjadi pemimpin, bendahara, atau sekretaris.
Dalam kasus lain, individu perlahan-lahan menerima peran tertentu tanpa
secara formal diberikan padanya. Bagaimanapun cara peran di peroleh, orang-
orang sering kali menginternalisasikan-nya; mereka menghubungkan peran
mereka dengan aspek kunci dari konsep self mereka. Peran dapat membantu
memperjelas tanggung jawab dan kewajiban anggota-anggotanya, dalam hal
ini, peran sangat berguna. Namun demikian, peran juga punya sisi buruk.
anggota kelompok kadang-kadang mengalami konflik peran-stres yang berasal
dari fakta dua peran yang dimainkan bertentangan satu sama lain.

b) Status : Herarki Dalam Kelompok .


Psikolog evolusioner menganggap status sebagai hal yang penting,
mengingat bahu dalam banyak spesies yang berbeda, termasuk spesies kita,
status tinggi menawarkan untungan penting pada mereka yang memilikinya.
Secara spesifik, orang dengan ke- tinggi memiliki lebih banyak akses
dibandingkan orang dengan status rendah ke sumbe sumber daya kunci yang
terkait dengan pertahanan hidup dan reproduksi, seperti makanan serta akses
ke pasangan. Misalnya, selama sejarah manusia, dan dalam banyak masyarakat
yang berbeda, pria yang berstatus tinggi memiliki akses ke lebih banyak wanita
yang potensial Sebagai akibatnya, beberapa teori menyebutkan, evolusi
menunjukkan adanya motivasi yang lebih kuat untuk mendapatkan status di
kalangan pria daripada di kalangan wanita, Dan faktanya, pria cenderung
untuk memiliki skor yang lebih tinggi dalam pengukuran atas motivasi status
daripada wanita (misalnya, Pratto, 1996).

c) Norma : Peraturan Permainan.


Faktor ketiga yang menyebabkan kelompok memiliki dampak yang kuat
terhadap anggota-anggotanya adalah norma ,peraturan yang diciptakan oleh
kelompok untuk memberi tahu anggotanya bagaimana mereka seharusnya
bertingkah laku. norma sering kali memiliki dampak yang kuat terhadap
perilaku. kepatuhan pada norma sering kali merupakan kondisi yang
diperlukan untuk mendapatkan status dan peng- hargaan lain yang dikontrol
oleh kelompok.

5
d) Kohevisitas : Kekuatan yang mengingat
Berberapa faktor mempengaruhi kohevisitas, termasuk(1) status di
dalam kelompok (Cota dkk, 1995) kohevisitas sering lebih tinggi pada diri
anggota dengan status yang tinggi daripada yang rendah ,(2) usaha yang
dibutuhkan untuk masuk ke dalam kelompok makin besar usaha, makin tinggi
kohevisitas ,(3) keberadaan ancaman eksternal atau kompetisi yang kuat –
ancaman seperti itu meningkatkan ketertarikan dan komitmen angota pada
kelompok (4)dan ukuran kelompok kecil cenderung untuk lebih kohesif
daripada yang besar.
C. Jenis-jenis Kelompok
Jenis (jenis) kelompok itus sendiri sangat beragam. Begitu beragamnya Begitu
sulit dibuat satu penggolongan yang mentah. Penggolongan jenis grup tergantung pada
tujuan penggolongan itu sendiri antara lain sebagai berikut.
1) Kelompok formal: organisasi militer, perusahaan, kantor kesamatan.
Kelompok non-formal: arisan, geng, kelompok belajar, teman-teman bermain
golf.
2) Kelompok kecil: dua sahabat, keluarga, kelas. Kelompok besar: divisi tentara,
suku bangsa, bangsa.
3) Kelompok jangka pendek: panitia, penumpang kendaraan umum, orang-orang
yang membantu memadamkan kebakaran atau menolong korban kecelakaan
lalu lintas. Kelompok jangka panjang: Bangsa, keluarga, tentara, sekolah.
4) Kelompok kohesif (hubungan erat antaranggota): keluarga, panitia, rombongan
umroh, geng, sahabat. Kelompok tidak kohesif: penonton bioskop, pembaca
majalah, pengunjung pusat pertokoan, jamaah salat Jumat (Cota, dkk. 1995).
5) Kelompok agresif: pelajar tawuran, penumpang bus mengeroyok pencopet,
lynching mob (kelompok yang mengeroyok dan nyiksa korban, sering kali
sampai mati), demonstran, pengunjuk rasa, penonton sepak bola (yang agresif).
Kelompok konvensional (menaati peraturan): jamaah haji, jamaah salat
Jumat, penonton bioskop, pengendara kendaraan di jalan raya, pengunjung
resepsi perkawinan, penonton konser musik.
Kelompok ekspresif (menyalurkan perasaan): penonton sepak bola
(yang tidak agresif), penonton pagelaran musik rock, massa peserta rapat umum
partai politik, massa remaja penggemar cover boy (yang berteriak-teriak histeris
melihat idolanya).
6
6) Kelompok dengan identitas bersama: keluarga, kesatuan militer perusahaan,
sekolah, universitas. Kelompok tanpa identitas bersama: penonton, jamaah,
penumpang bus (Prentice, Miller & Lightdale, 1994).
7) Kelompok individu-otonomus: masyarakat kota besar, perusahaan dengan
sistem manajemen barat. Kelompok kolektif-relasional: masyarakat pedesaan,
perusahaan dengan manajemen timur (misalnya, perusahaan Jepang), keluarga
besar. Ke.ompok ini memiliki identitas kelompok yang kuat (Brown, dkk.,
1992).
8) Kelompok yang berbudaya tunggal (adat, tata susila, agama, hukum atau norma
lain yang seragam): masyarakat pedesaan tradisional, perusahaan, organisasi
militer, keluarga yang berasal dari lingkungan budaya yang sama. Kelompok
berbudaya majemuk: masyarakat perkotaan, partai politik, keluarga antaretnik
atau antaragama (Watson & Kumar, 1992).
9) Kelompok laki-laki: tim sepak bola, tim komando, geng laki-laki, jamaah salat
Jumat.Kelompok perempuan: tim sepak bola wanita, bank perempuan, polisi
wanita, korps wanita ABRI, lembaga bantuan hukum untuk wanita, gerakan
feminis, himpunan wanita karya, himpunan mahasiswi, ikatan pengusaha
wanita..
Kelompok berdasarkan jenis kelamin perempuan ini biasanya dibentuk
karena kurangnya penghargaan jika kaum wanita bergabung pada kelompok
campuran pria-wanita (Home, 1991).
10) Kelompok konsumen (dalam hal sumber daya tergantung pada pihak lain):
yayasan lembaga konsumen, persatuan penggemar mobil VW, kelompok ibu
rumah tangga. Kelompok produsen, pengusaha atau profesi (mandiri dalam
pengalaman dan otoritas): asosiasi kayu, persatuan hotel dan restoran, ikatan
dokter, ikatan sarjana ekonomi (Schubert & Borleman, 1991).
11) Kelompok persahabatan: arisan, teman bermain, kumpulan sahabat, kelompok
golf, paguyuban alumni SMA. Kelompok yang terlibat dalam tujuan bersama:
perusahaan, yayasan, instansi pemerintah (Amerio & de Piccoli, 1990).
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam hal penggolongan kelompok ini adalah
bahwa tipe kelompok berpengaruh terhadap persepsi individu anggota kelompok
terhadap rekan anggota yang lain dan pada gilirannya akan berpengaruh, baik pada
kualitas maupun kuantitas pencapaian oleh kelompok. Misalnya, rombongan piknik
yang tergolong tipe non-formal, berdasarkan persahabatan, ekspresif (nyanyi-nyanyi,
7
gosip, dan sebagainya) sangat berbeda perilaku dan pencapaiannya daripada kelompok
penjelajah gunung yang lebih formal, ada organisasinya, ada sasaran-sasaran tertentu,
dan sebagainya (Watson, Doster & Michaelsen, 1990)
a. Tujuan Kelompok
Tujuan Kelompok merupakan alah satu aspek dinamika. Tujuan kelompok
merupakan gambaran tentang sesuatu hasil yang diharapkan tercapai oleh kelompok.
Proses untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan berbagai usaha meskipun masih
sering terlambat, karena kebutuhan dan tujuan setiap anggota berlainan satu sama
lain, kebutuhan dan tujuan yang terucapkan sering berbeda dengan yang terasa dan
tujuan yang diharapkan tidak selamanya sama.
D. Pengertian Identitas Kelompok
Dalam setiap kelompok atau individu memiliki sesuatu yang tidak dapat
dilepaskan dari sebuah usaha untuk dikenal oleh pihak lain, dan pengenalan tersebut
terjadi dengan berbagai cara atau usaha, sampai kemudian dikatakan sebagai identitas
kelompok atau identitas individu. Jadi, identitas adalah bagian dari konsep diri
seseorang yang berasal dari pengetahuan mereka tentang keanggotaan dalam suatu
kelompok sosial bersamaan dengan signifikansi nilai dan emosional dari keanggotaan
tersebut.1 Identitas sosial berkaitan dengan keterlibatan, rasa peduli dan juga rasa
bangga dari keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu, suatu esensi yang dapat
dimaknai melalui tanda-tanda selera, kepercayaan, sikap dan gaya hidup.
Definisi konseptual : Secara teoritis Akbar (dalam Ardiansyah, 2007)
mengemukakan bahwa identitas kelompok merupakan perjuangan untuk
mempertahankan dan menguatkan serta memajukan kelompok melalui penggunaan
ciri-ciri atau lambang identitas, baik berupa simbol-simbol, bahasa, serta budaya
sehingga dapat mencerminkan kekuatan kelompok.
Definisi operasional : secara operasional identitas kelompok sebagai skor yang
menunjukkan kuat atau lemahnya perjuangan untuk mempertahankan dan menguatkan
serta memajukankelompok melalui penggunaan ciri-ciri atau lambang identitas, baik
berupa simbol-simbol, bahasa, serta budaya sehingga dapat mencerminkan kekuatan
kelompoknya.
Identitas kelompok adalah upaya mempertahankan dan memperkuat kelompok
melalui karakteristik khusus atau lambang identitas, baik dalam bentuk simbol, bahasa,
budaya, dan lainnnya yang berperan sebagai cerminan.

8
Identitas kelompok adalah informasi yang menggambarkan atribut,
karakteristik, atau kualitas dari sebuah kelompok
a. Jenis-jenis Identitas Kelompok
1) Identitas nasional : identitas yang menunjukkan kewarganegaraan seseorang.
2) Identitas agama : identitas yang menjelaskan tentang agama yang dianut oleh
kelompok tertentu dan dijadikan sebagai pedoman hidup.
3) Identitas suku : identitas yang dimiliki oleh suku tertentu yang menonjolkan
karakteristik khusus pada setiap anggota sukunya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa identitas kelompok adalah identitas yang
dipegang oleh kelompok tertentu dalam suatu daerah.

9
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang saling memiliki hubungan dan saling
berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa
memiliki.Interaksi sosial dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan
saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat Manusia dan
menimbulkan suatu proses interaksi sosial manusia dalam hidup bermasyarakat, akan
saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain.
Identitas kelompok adalah upaya mempertahankan dan memperkuat kelompok
melalui karakteristik khusus atau lambang identitas, baik dalam bentuk simbol, bahasa,
budaya, dan lainnnya yang berperan sebagai cerminan

10
DAFTAR PUSTAKA

1. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/19450503197109
1-MUHAMMAD_KOSIM_SIRODJUDIN/KONSEP_KELOMPOKx.pdf
2. https://kumparan.com/berita-terkini/jenis-identitas-individu-dan-identitas-kelompok-
dalam-ilmu-sosiologi-1zbVaZYljRf

11

Anda mungkin juga menyukai