Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SOSIOLOGI

IDENTITAS SOSIAL

Untuk memenuhi tugas Sosiologi


Guru Pengampu : Sa’adatun Niswah, S.Sos.I., S.Pd.I.

Nama Kelompok :
1. Arisa Cahya N.
2. Aura Syahadatain
3. Friska Naura
4. Habib Muhammad Abdullah
5. Selamet

TAHUN AJARAN 2022/2023


MADRASAH ALIYAH MATHOLI’UL HUDA
Jln. Tiwongso Timur Ds. Sokopuluhan Rt.01 Rw.05, Sokopuluhan, Kec.
Pucakwangi, Kab. Pati Prov. Jawa Tengah

1
Kata Pengantar
Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmatnya sehinga makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini tidak
bisa diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak, yakni anggota kelompok
kami serta tidak lepas dari bimbinan guru pengampu kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sa’adatun Niswah yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui
penelitian dalam makalah ini. Makalah berjudul “Identitas Sosial” disusun untuk memenuhi
tugas mata pelajaran Sosiologi. Selain itu, makalah ini juga diharapkan bisa memberikan
sudut pandang baru tentang identitas sosial kita sebagai manusia.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memahami lebih dalam tentang identitas
sosial,yakni seperti pengertian identitas sosial, proses terbentuknya identitas sosial, fungsi
dan karakteristik identitas sosial, dimensi identitas sosial, kompenen identitas sosial, motivasi
melakukan identitas sosial, konsekuensi identitas sosisal,dan faktor faktor yang
mempengaruhi identitas sosial.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan. Terima kasih.

Pucakwangi, 15 Januari 2024

Penyusun

2
Daftar Isi
Kata pengantar...........................................................................................… 2
Daftar Isi.....................................................................................................… 3
Identitas sosial................................................................................……....… 4
A. Pengertian Identitas sosial................................................……............… 4
B. Proses Terbentuknya Identitas Sosial.........................................………. 6
C. Fungsi dan Karakteristik Identitas Soial........................................….… 8
D. Dimensi Identitas Sosial..............................................................…....… 10
E. Komponen Identitas Sosial...............................................................…. 11
F. Motivasi Melakukan Identitas Sosial...............................................….. 12
G. Konsekuensi Identitas Sosial.............................................................… 13
H. Faktor-Faktor yang Mempengaruh Identitas Sosiali....................……. 14
Daftar pustaka........................................................................................…. 16

3
A. Pengertian Identitas Sosial

Identitas sosial (social identity) adalah keterkaitan, keterlibatan, peduli, dan rasa bangga
yang bersumber dari pengetahuan seseorang tentang keanggotaan dalam suatu kelompok sosial
sehingga timbul rasa kebersamaan, signifikansi nilai, dan emosional dan keanggotaan tersebut
yang membedakan dengan kelompok lainnya.

Identitas sosial merupakan bagian dari konsep diri individu yang berasal dari
pengetahuannya selama berada dalam kelompok sosial tertentu dengan disertai internalisasi nilai-
nilai, emosi partisipasi, rasa peduli, dan bangga sebagai anggota kelompok tersebut Identitas
sosial seseorang terbentuk melalui proses sosial sehingga membedakannya dengan orang lain
dilihat dari ciri-ciri sosial seperti kebiasaan berpakaian, gaya bahasa, kebiasaan mengisi waktu
luang, komunitas yang dibentuk, kebiasaan berbelanja, dan sebagainya

Identitas sosial seseorang ditentukan oleh kelompok tempat ia tergabung. Orang yang
termotivasi untuk bergabung dengan kelompok yang paling menarik dan/atau memberikan
keuntungan bagi kelompok tempat ia tergabung di dalamnya. seseorang akan berjuang untuk
mendapatkan atau mempertahankan identitas sosial yang positif dan ketika identitas sosial
dipandang tidak memuaskan, mereka akan bergabung dengan kelompok tempat lebih nyaman
dan menyenangkan

Berikut pengertian social identity atau identitas sosial dari beberapa sumber.

a. Menurut Hogg dan Abram (1990)

Identitas sosial adalah rasa keterkaitan, peduli, dan bangga dapat berasal dan pengetahuan
seseorang dalam berbagai kategori keanggotaan sosial dengan anggota yang lain, bahkan tanpa
perlu memiliki hubungan personal yang dekat, mengetahui atau memiliki berbagai minat.

b. Menurut Tajfel (1982)

Identitas sosial adalah bagian dari konsep diri seseorang yang berasal dari pengetahuan
mereka tentang keanggotaan dalam suatu kelompok sosial bersamaan dengan signifikan nilai dan
emosional dari keanggotaan tersebut. Identitas sosial berkaitan dengan keterlibatan rasa peduli,
dan juga rasa bangga dan keanggotaan dalam suatu kelompok tertentu

4
c. Menurut Barker (2004)

Identitas sosial adalah persamaan dan perbedaan, soal personal dan sosial, soal apa yang
kamu miliki secara bersama-sama dengan beberapa orang dan apa yang membedakanmu dengan
orang lain.

Teori identitas sosial digambarkan sebagai teori yang memprediksi perilaku antar kelompok
tertentu berdasarkan perbedaan status kelompok, legitimasi dan stabilitas yang dipersepsikan
akibat adanya perbedaan status tersebut, dan kemampuan yang dipersepsikan dalam berpindah
dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Hal ini berbeda dengan istilah 'teori identitas sosial'
yang digunakan dalam menjelaskan tentang manusia sosial (identitas kolektif). Walaupun
beberapa peneliti telah menggunakannya untuk hal tersebut, teori identitas sosial tidak pernah
dimaksudkan untuk membuat generalisasi kategorisasi sosial.

Kesadaran akan terbatasnya lingkup teori identitas sosial, menyebabkan John Turner dan
rekannya mengembangkan teori yang mirip dari bentuk teori kategorisasi diri,yang dibangun di
atas wawasan teori identitas sosial untuk menghasilkan gagasan yang lebih umum tentang proses
pembentukan diri dan kelompok ini. Istilah 'pendekatan identitas sosial' atau 'perspektif identitas
sosial', disarankan dapat menggambarkan kontribusi bersama antara teori identitas sosial dengan
teori kategorisasi diri.

5
B. Proses Terbentuknya Identitas Sosial

Richard Jenkins mengambil inti sari Turner (1987) tentang identitas sosial dengan mengatakan,
kategorisasi sosial menghasilkan identitas sosial dan menghasilkan perbandingan sosial ,yang
dapat saja berakibat positif atau negatif terhadap evaluasi diri. Identitas sosial merupakan bagian
dan konsep diri seseorang yang didasarkan atas kelompok etnis, gender, atau afiliasi sosial
lainnya. Identitas sosial sangat penting karena memberi kita perasaan bahwa kita memiliki
tempat dan kedudukan dalam dunia. Tanpa identitas sosial, kebanyakan dari kita akan merasa
seperti kelereng yang menggelinding bebas serta tanpa saling terkait antara satu dan yang lain
dalam semesta

Identitas sosial tidak muncul secara tiba-tiba. Identitas sosial terbentuk melalui proses yang
cukup panjang. Proses tersebut mencakup tiga tahapan, yaitu sebagai berikut.

a. Kategorisasi Sosial

Kategorisasi sosial berdampak pada definisi diri, perilaku, persepsi pada prototipe yang
menjelaskan dan menentukan perilaku. Ketika ketidakmenentuan identitas ini terjadi, maka
konsepsi tentang diri dan sosialnya juga tidak jelas. Prototipe juga bisa menjadi sebuah momok
bagi kelompok sosial. Dengan memberikan prototipe yang berlebihan pada kelompoknya maka
penilaian yang dilakukan kepada kelompok lain adalah jelek. Stereotipe akan muncul pada
kondisi seperti ini. Pada dasarnya stereotipe muncul dan kognisi individu dalam sebuah
kelompok Stereotipe juga bisa muncul dari kelompok satu terhadap kelompok lain yang berada
di luar dirinya. Secara kognitif, orang akan merepresentasikan kelompok-kelompoknya dalam
bentuk prototipe Selain itu, atribut-atribut yang menggambarkan kesamaan dan hubungan
struktur dalam kelompok Hal ini dilakukan untuk membedakan dan menentukan keanggotaan
kelompok

b. Prototipe

Prototipe adalah konstruksi sosial yang terbentuk secara kognitif yang disesuaikan
dengan memaksimalkan perbedaan yang dimiliki oleh kelompok dengan kelompok lainnya Hal
ini dilakukan untuk menonjolkan keunggulan kelompoknya Kepentingan dan kelompok untuk
membentuk prototipe adalah untuk merepresentasikan kelompoknya di wilayah sosial yang lebih

6
luas.Umumnya prototipe berdiri sendiri. Prototipe tidak semata-mata tersusun oleh adanya
perbandingan antarkelompok sosial. Proses prototipe hanya terjadi dalam kelompok sendiri
sehingga tidak mungkin keluar dari kelompoknya. Prototipe senantiasa berkembang dari waktu
ke waktu.

Prototipe juga bisa dianggap sebagai representasi kognitif dari norma kelompok, di mana
norma kelompok tersebut dibentuk atas regulasi sosial yang hanya dibatasi oleh anggota
kelompok. Hal yang paling penting dalam hal ini adalah penjelasan perilaku dan penegasan
posisi bahwa dia adalah kelompok sosial tertentu. Norma sosial merupakan aturan yang dibuat
atas kesepakatan anggota kelompoknya. Norma sosial menjadi landasan dalam berpikir dan
bergerak kelompok. Dengan demikian, norma sosial tidak menjadi penjelasan keadaan sosial.
Norma sosial ini mengatur tentang bagaimana individu dalam kelompok harus bersikap dan
berperilaku.

c. Depersonalisasi

Depersonalisasi adalah proses ketika individu mulai menganggap orang lain sebagai
bagian dari dirinya. Depersonalisasi dapat juga diartikan sebagai proses individu memandang
dirinya sendiri sebagai contoh untuk kategori sosial. Dengan demikian, individu merasa
identitasnya dapat digantikan dan mulai menghilangnya rasa keunikan pada diri sendiri.
Sedang kan identitas nasiolan bangsa Indonesia tercipta dari berbagai nilai-nilai kultural suku
bangsa yang ada di setiap daerah. Nilai-nilai kultural tersebut kemudian dihimpun menjadi satu
kesatuan yang akhirnya membentuk identitas nasional bangsa.

7
C. Fungsi dan Karakteristik Identitas Sosial

Fungsi identitas sosial seseorang atau sekelompok orang adalah untuk membantu
menemukan jati diri serta rasa percaya diri yang lebih tinggi, efisien, dan efektif. Pada dasarnya
setiap Individu ingin dan selalu berlomba memiliki identitas yang positif di mata kelompoknya
dalam rangka mendapatkan pengakuan (recognition) dari pihak yang lain (the others) sehingga
nantinya mereka akan mendapatkan suatu persamaan sosial (social equality).

Identitas sosial juga membantu seseorang untuk mengenali dirinya, dari mana ia berasal
melalui cara berpikir dan bertindak. Hal ini kemudian membentuk seseorang menjadi agen
sosial, artinya menandakan bahwa seseorang tidak sendirian, tetapi memiliki dukungan dan
solidaritas dari pihak lain dalam kelompoknya sendiri. Identitas sosial sangat penting dalam
performance dan produktivitas kelompok, yang pada akhirnya menghasilkan persamaan dengan
anggota lain. Selain itu, salah satu fungsi mendasar dari identitas sosial adalah setiap anggota
kelompok sosial tersebut akan lebih mudah diajak bekerja sama. Dengan demikian, pada
akhirnya akan ada konformitas terhadap perilaku dan sikap kelompok dalam kelompok itu
sendiri

Identitas sosial selalu melibatkan dua kriteria, yaitu perbandingan baik antara orang-orang
ataupun hal-hal yang berhubungan dengan kesamaan dan perbedaan. Menurut Jenkins (2008),
sifat atau karakteristik identitas sosial antara lain sebagai berikut.

a. Identitas individual dan kolektif berkembang secara sistematis dan berkembang atas
keterlibatan satu sama lain.

b. Identitas individu dan kolektif merupakan produk interaksional eksternal yang


diidentifikasikan oleh orang lain sebagai identifikasi internal

c. Proses terjadinya identitas dihasilkan baik dalam wacana (narasi, retorika, dan representasi)
maupun dalam materi, sering bersifat sangat praktis, yang merupakan konsekuensi dari
penetapan identitas.

d. Membentuk identitas positif dimata kelompok lain agar mendapatkan pengakuan dari pihak
lain.

8
e. Untuk membantu menemukan jati diri dari mana dia berasal melalui cara berpikir dan
bertindak.

f. Untuk membentuk rasa percaya diri yang lebih tinggi.

g. Memudahkan terbentuknya kerja sama dan solidaritas dalam kelompok sosial.

Sedangkan karakteristik identitas nasional dari bangsa Indonesia adalah:

 Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa asing
lebih kurang selama 350 tahun.
 Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu penjajah.
 Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari
Sabang sampai Merauke

9
D. Dimensi identitas sosial
Menurut Jackson and Smith(dalam Barron and Donn 1991)ada empat dimensi dalam
mengkonseptualisasikan social identity di antaranya,
1. Persepsi Dalam Konteks Antarkelompok
Dengan mengidentifikasikan diri pada sebuah kelompok,maka status dan gengsi yang
dimiliki oleh kelompok tersebut akan memengaruhi persepsi setiap individu di dalam nyaa.
Persepsi tersebut kemudian menuntut individu untuk memberikan penilaian baik terhadap
kelompoknya maupun kelompok yang lain
2. Daya Tarik In-Group
In group dapat diartikan sebagai suatu kelompok yang membuat seseorang mempunyai
perasaan memiliki dan common identitas (identitas umum). Adapun out-group adalah suatu
kelompok yang dipersepsikan jelas berbeda dengan in- group. Adanya persamaan in group sering
menimbulkan in group bias, yaitu kecenderungan untuk menganggap baik kelompoknya sendiri.
3. Keyakinan Saling Terkait
Identitas sosial merupakan keseluruhan aspek konsep diri seseorang yang berasal dari
kelompok sosial mereka atau kategori keanggotaan bersama secara emosional dan hasil evaluasi
yang bermakna. Artinya, seseorang memiliki kelekatan emosional terhadap kelompok sosialnya.
4. Depersonalisasi
Perasaan berkelanjutan seolah-olah mengamati diri sendiri dari luar tubuh atau memiliki
perasaan bahwa orang-orang di sekitar tidak nyata. Namun,hal ini juga dapat disebabkan oleh
perasaan takut Tidak Dianggap dalam kelompoknya karena telah Mengabaikan nilai ataupun
kekhasan yang ada dalam kelompok tersebut

10
E. Komponen Identitas Sosial
Menurut Tajfel(1982) identitas sosial terdiri dari tiga komponen utama yaitu komponen kognitif
(kategorisasi diri )komponen evaluatif grup (self-esteem) dan komponen emosional ( komponen
afektif ) Adapun penjelasan dari masing-masing komponen tersebut sebagai berikut
a) Komponen Kognitif (cognitive component)
Merupakan kesadaran kognitif akan keanggotaan dalam kelompok, seperti
selfcategorization. Individu mengategorisasikan dirinya dengan kelompok tertentu yang akan
menentukan kecenderungan mereka untuk berperilaku sesuai dengan keanggotaan
kelompoknya. Komponen ini juga berhubungan dengan self-stereotyping yang menghasilkan
identitas pada diri individu dan anggota kelompok lain yang satu kelompok dengannya.
b) Kompomlnen Evaluatif (evaluative component)
Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu terhadap keanggotaannya
dalam kelompok,seperti group self-esteem (harga diri atau kebanggaan kelompok). Komponen
ini menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki individu terhadap keanggotaan kelompoknya.
c) Komponen Emosional (Emotional Component)
Merupakan perasaan keterlibatan emosional terhadap kelompok, seperti komitmen afektif.
Komponen emosional ini lebih menekankan pada beberapa besar perasaan emosional yang
dimiliki individu terhadap kelompoknya. Komitmen afektif cenderung lebih kuat dalam
kelompok yang dievaluasi secara positif Karena kelompok lebih berkontribusi terhadap identitas
sosial yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa identitas individu sebagai anggota kelompok
sangat penting dalam menunjukkan keterlibatan emosionalnya yang kuat terhadap kelompoknya
walaupun kelompoknya diberi karakteristik negatif.

11
F. Motivasi Melakukan Identitas Sosial
Menurut hogg dan vaughan 2011 terdapat tiga motivasi yang melatarbelakangi pembentukan
identitas sosial pada seseorang yaitu sebagai berikut
A. Self-Enhancement Dan Positive Distinctiveness
positive distinctiveness mencakup keyakinan bahwa kelompok kita lebih baik di bandingkan
kelompok mereka. Kelompok dan anggotanya berada di dalamnya akan berusaha untuk
mempertahankan posituve distinctiveness tersebut karena hal itu menyangkut martabat status dan
kelekatan dengan kelompoknya. Kelompok ini sering dimotivasi oleh harga diri anggota
kelompok.ini berarti bahwa harga diri yang rendah akan mendorong terjadinya identifikasi
kelompok dan perilaku antar kelompok.
B.Uncertainty Reduction
Individu berusaha mengurangi ketidakpastian subjektif mengenai dunia sosial dan posisi
mereka dalam dunia sosial, individu suka untuk mengetahui siapa Meraka dan bagaimana
seharusnya mereka berperilaku. Selain mengetahui dirinya mereka juga tertarik untuk
mengetahui siapa orang lain dan bagaimana seharusnya orang lain tersebut berperilaku. Ini
memberikan gambaran bagaimana orang termasuk cirinya akan atau seharusnya berperilaku dan
berinteraksi dengan orang lain
C.Optimal Distinctiveness
Individu berusaha menyeimbangkan dua motif yang saling berkonflik (sebagai anggota
kelompok atau sebagai individu) dalam meraih optimal distinctiveness. Individu berusaha untuk
menyeimbangkan kebutuhan mempertahankan perasaan individualitas dengan kebutuhan
menjadi bagian dalam kelompok yang akan menghasilkan definisi dirinya sebagai anggota
kelompok.
Ini berarti bahwa harga diri yang rendah akan mendorong terjadinya identifikasi kelompok dan
perilaku antar kelompok. Dengan adanya identifikasi kelompok, harga diri pun akan mengalami
peningkatan. Self-enhancement tak dapat disangkal juga terlibat dalam proses identitas sosial.

12
G. Konsekuensi Identitas Sosial:Eksklusi Dan Inklusi
Identitas sosial eksklusi merupakan proses yang menghambat individu maupun
komunitas untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya yang dibutuhkan
maupun untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial. Konsekuensinya adalah keadaan
sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang tidak sejahtera.
Identitas sosial inklusi merupakan proses yang membangun hubungan sosial dan
menghormati keberagaman individu serta komunitas, sehingga individu maupun
komunitasnya dapat berpartisipasi penuh dalam pengambilan keputusan. Konsekuensinya
adalah kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang sejahtera.
Identitas sosial memiliki konsekuensi bagi individu maupun kelompok1. Konsekuensi
tersebut antara lain: Eksklusi, yaitu proses pengecualian atau pemisahan individu atau
kelompok dari lingkungan sosial karena perbedaan identitas. Contoh: diskriminasi,
marginalisasi, atau pengucilan.
Eksklusivitas sangat rawan menyinggung pihak lain yang tidak sepaham dengannya.
Pemikiran tersebut dapat memicu ketegangan antar pihak yang dapat berujung konflik sosial.
Keragaman identitas di Indonesia seharusnya dipandang sebagai kekayaan identitas yang
justru menjadi kekuatan bangsa dalam menatap masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu,
dibutuhkan kemampuan bagi setiap kelompok anak bangsa dan mengembangkan karakter
inklusifnya

13
H. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Identitas Sosial
Setiap orang memiliki identitas sosial, seperti sebagai mahasiswa, teman, anggota klub
motor, wanita, dan pekerja proyek. Identitas-identitas tersebut terbentuk dapat secara alami
ataupun secara disengaja. Identitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari diri
sendiri atau luar. Adapun faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut.
a. Self-Stereotype
Orang lebih cenderung untuk menerima identitas sosial jika mereka mengategorikan
dirinya sendiri. Seorang individu akan lebih mudah untuk mengategorikan diri sebagai anggota
kelompok. Sistem kategori sebagai anggota kelompok lebih mudah karena terjadi peningkatan
perasaan perbedaan in-group dan out-group. Salah satu cara untuk melihat proses self- stereotype
adalah mengukur sejauh mana seseorang merasa berbeda dengan orang lain. Makin besar
perbedaan yang dirasakan, makin besar kemungkinan seseorang untuk mengategorikan diri pada
suatu kelompok. Sistem kategori tersebut menjadi dasar seseorang untuk mengambil identitas
sosialnya.
Hasil self-stereotype adalah meningkatnya identitas sosial dan penurunan identitas
pribadi. Seorang individu akan merasa identitas kelompok lebih penting daripada identitas
pribadi dan tujuan pribadinya. Selain itu, self-stereotype bermanfaat untuk mengurangi
ketidakpastian identitas. Dampaknya permusuhan antarindividu dapat dihilangkan.
Orang yang memilih bergabung dengan suatu grup atau kelompok memiliki identitas
sosial yang lebih kuat. Fenomena tersebut terjadi karena beberapa alasan sebagai berikut.
 Orang cenderung untuk bergabung dengan kelompok yang terdiri dari orang lain yang
memiliki sikap dan nilai-nilai yang mirip dengan mereka sendiri.
 Setelah orang membuat pilihan, mereka cenderung berkomitmen untuk pilihannya dan
melihatnya dalam hal positif.
b. Optimalisasi Ciri Khas
Orang termotivasi untuk mengidentifikasikan diri dengan kelompok yang bersifat positif.
Selain itu, kelompok yang dipilih harus dapat memenuhi kebutuhan individu pada kepastian
identitas. Salah satu hasil proses optimalisasi ciri khas adalah terbentuknya self-stereotype.
Optimalisasi ciri khas memiliki kelemahan berupa individu selalu memiliki keinginan untuk
menjadi individu yang unik dan berbeda dengan orang lain.
b. Perlakuan pada Grup

14
Perlakuan orang lain terhadap kelompok yang diikuti dapat menguatkan identitas sosial
seseorang. Ancaman pada kelompok menyebabkan rasa persatuan antaranggota kelompok
semakin meningkat. Rasa persatuan semakin menginternalisasi identitas sosial untuk
menggantikan identitas pribadi.
d. Perbedaan Individu
Perbedaan individu dapat mencakup suku dan etnik. Perbedaan tersebut dapat memicu
timbulnya etnosentrisme. Etnosentrisme merupakan dampak dari seorang individu yang
mendukung kelompok suku dan etniknya sendiri serta menganggap kelompok lainnya lebih
rendah. Seorang individu yang memiliki rasa etnosentrisme tinggi cenderung memiliki identitas
sosial yang tinggi.

15
DAFTAR PUSTAKA

LKS Sosiologi kurikulum merdeka(viva pakarinda)

https://an-nur.ac.id/tindakan-sosial-interaksi-sosial-dan-identitas/#:~:text=Identitas%20sosial
%20memiliki%20konsekuensi%20bagi,diskriminasi%2C%20marginalisasi%2C%20atau
%20pengucilan.

https://www.kajianpustaka.com/2021/02/identitas-sosial.html?m=1#:~:text=Motivasi
%20Melakukan%20Identitas%20Sosial&text=Ini%20berarti%20bahwa%20harga
%20diri,terlibat%20dalam%20proses%20identitas%20sosial.

https://www.slideshare.net/dayurikaperdana19/kelompok-2-identitas-nasional

https://www.pelajaran.co.id/identitas-sosial/#google_vignette

https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/proyeksi/article/download/7958/4222#:~:text=Menurut
%20Michael%20A.%20Hogg%20(2003,yang%20menjelaskan%20dan%20menentukan
%20perilaku.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Teori_identitas_sosial

16

Anda mungkin juga menyukai