Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EKONOMI MAKRO

NAMA KELOMPOK 1:

 I MADE OKTAVIAN SUGITA (1)

 NI KADEK AYU SRI PUSPITA DEWI (8)

 A.A NGURAH AGUNG WIRA TEJA (15)

 A.A NGURAH MADE HENDRA JAYA KUSUMA (22)

 NI PUTU SEFTIANA DEWI (29)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Ekonomi Makro"

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Putu Agus Wira Putra , SE.,MM
selaku dosen Mata Kuliah Ekonomi Makro telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan Makalah


BAB II PEMBAHASAN

A. Menjelaskan Pengertian Angka Pengganda (Multiplier) dan Percepatan (Akselerator)

B. Menjelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi Multiplier

C. Menjelaskan perumusan Multiplier Investasi


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi di Indonesia tidak lepas dari keterlibatan sektor-sektor moneter


dan keuangan. Sebagai salah satu unsur oenting, sektor moneter dan keuangan sering
dianggap mampu untuk memecahkan berbagai masalah ekonomi. Ini mengakibatkan sektor
moneter dan sektor keuangan mempunyai fungsi yang mampu memberikan pelayanan bagi
berlangsungnya sektor riil. Hal ini didukung pula dengan adanya angka pengganda dan
akselerator.

Sangat beralasan, karena dengan adanya angka pengganda dan akselerator ini dapat
mempermudah dalam perhitungan barang dan keuangan yang ada di sekitar kita. Mengingat
hal tersebut pada bahasan kali ini, akan dijelaskan secara rinci pengertian angka pengganda
(multiplier) dan percepatan (akselerator), faktor-faktor yang mempengaruhi miltiplier,
perumusan multiplier investasi, pengertian dan perhitungan akselerator, serta faktor-faktor
akselerator. Dengan demikian secara elastik dapat digambarkan adanya pertumbuhan dalam
miningkatkan pengetahuan dalam perhitungan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Angka Pengganda dan Percepatan (accelerator)?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi multiplier?

3. Bagaimana Perumusan Angka Pengganda Investasi dan Komsumsi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu Angka Pengganda dan Percepatan (accelerator).

2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi multiplier.

3. Untuk mengetahui bagaimana Perumusan Angka Pengganda Investasi dan Komsumsi.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA DAN PERCEPATAN


2.1.1 PENGERTIAN ANGKA PENGGANDA (MULTIPLIER)
Secara umum, angka pengganda (multiplier) didefinisikan sebagai suatu angka yang
menunjukan besarnya perubahan pendapatan nasional yang disebabkan oleh perubahan pada
komponen permintaan agregat otonom ( yaitu , C0 , I 0 , G 0 , X 0 atau M 0).
Keynes mendefinisikan Multiplier sebagai “Rasio pasti … antara pendapatan dan
investasi serta, subyek penyederhanaan tertentu, antara jumlah pekerjaan dan tenaga kerja yang
dipekerjakan pada investasi langsung …”
Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan atau
pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan atau pengurangan dalam
pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional.
Pendapatan nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen, yaitu:
a)Investasi, b)Konsumsi, c)pengeluaran pemerintah, d)eksport dan import.
Perubahan pendapatan agregat sama dengan perubahan konsumsi ditambah perubahan
investasi . karena perubahan konsumsi tergantung pada perubahan dalam investasi, kita dapat
menghapus konsumsi dari persamaan. Perubahan dalam pendapatan agregat sama dengan
pengganda investasi kali perubahan investasi.

2.1.2 PENGERTIAN AKSELERATOR


Pengertian akselerator adalah alat pemercepat partikal subatomic agar mempunyai energy
yang sangat besar untuk menimbulkan transmutasi inti yang dikehendaki. Alat pengukurnya
disebut akselerometer yang bekerja berdasarkan hokum kedua Newton (F=m.a) termasuk
akselerator antara lain siklotron, betatron, generator van de graff, dan sinkrotron.
Perhitungan keekonomian sangat dibutuhkan pada setiap perusahaan agar dapat
mengetahui proyek yang akan atau sedang dilaksanakan apakah layak secara ekonomis atau
tidak. Demikian juga halnya dengan proyek akselerator elektron, dimana jasa perhitungan
keekonomian terhadap akselerator sangat diperlukan untuk mengetahui kelayakan
ekonominya.Perbandingan biaya iradiasi pada kasus referensi dengan kasus Indonesia serta
analisis sensitivitasnya dapat dipakai untuk mencari pemecahan yang optimal dalam
pengambilan keputusan.
2.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MULTIPLIER
Beberapa faktor yang menghambat bekerjanya proses multiplier:
Apabila setiap tambahan pendapatan, seluruhnya digunakan untuk pengeluaran
konsumsi, yang berarti MPC = 1 maka proses multiplier akan berhenti atau K = tak
berhingga.
Tetapi kenyataannya tidaklah demikian, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi/menghambat bekerjanya proses multiplier yaitu :

a) MPS ( Marginal Propensity to Consume )

Proses pertambahan pendapatan diantara golongan masyarakat secara berangsur-


angsur akan semkain kecil dan akhirnya akan berhenti sama sekali.

Hal ini disebabkan karena tambahan pendapatan tidak seluruhnya digunakan untuk
tambahan konsumsi melainkan ada sebagian yang ditabung.

Dengan adanya tabungan ini, berarti ada bagian dari pendapatan yang tidak
tersalur dalam masyarakat sehingga hal ini sifatnya mengurangi aliran pendapatan
secara keseluruhan.

Dalam analisis ekonomi gejala semacam ini disebut leakages (kebocoran).


Kebocoran karena tabungan (MPS) yang besarnya adalah :

MPS = dS / dY

Bila dikaitkan dengan contoh terdahulu dimana MPS dari golongan masyarakat adalah
0,2 yang berarti setiap tambahan pendapatan 20% diantaranya digunakan untuk tabungan.
Maka secara keseluruhan kebocoran yang terjadi karena MPS adalah 20% x Rp. 5000 = Rp.
1000

Pada umumnya MPS dinegara berkembang adalah lebih rendah bila dibandingkan
dengan di Negara maju.

Sehingga kebocoran sebagai akibat tabungan di Negara berkembang relative lebih


rendah dari Negara maju.

b) MPM ( Marginal Propensity to Import )


Jika terjadi kenaikan pendapatan dan kenaikan ini tenyata mendorong masyarakat
untuk menambah pengeluaran mereka dari barang-barang yang berasal dari import
maka proses multiplier dalam negeri akan terhenti.

Kebocoran (leakages) dalam hal ini disebabkan karena tambahan pengeluaran dari
golongan yang mendapat tambahan pendapatan pada akhirnya akan diterima olaeh
orang luar negeri.

Jadi yang bertambah pendapatannya untuk periode berikutnya adalah golongan


masyarakat luar negeri.

MPM = dM / dY

Dimana :

dM = tambahan import

dY = tambahan pendapatan

semakin besar nilai MPM maka proses multiplier akan semakin berkurang.

Kedua macam kebocoran yang telah disebutkan diatas yaitu MPS dan MPM
adalah merupakan leakages terpenting yang mengurangi pengaruh multiplier.

Apabila kedua faktor tadi (MPS + MPM) digabungkan dan kita hendak
mengetahui seberapa jauh pengaruh tambahan exsport (dE) terhadap naiknya
pendapatan nasional maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1
dY = .d E
dM
( 1−MPC ) +
dY

Atau

1
dY = .d E
MPS + MPM

c) Leakage

Leakage juga terjadi bilamana tambahan pendapatan yang diterima oleh golongan
masyarakat dipakai untuk pelunasan utang dan mereka yang berpiutang tidak
menggunakan jumlah piutang yang diterimanya untuk tambahan konsumsi mereka.
Atau dalam hal lain golongan masyarakat yang menerima tambahan pendapatan
lebih senang menyimpan uang dalam bentuk uang tunai.

d) Proses ekonomi sudah ada dalam keadaan full employment ( kesempatan kerja
penuh ). Jika dalam keadaan full employment terjadi kenaikan pendapatan pada
golongan masyarakat, maka akibatnya akan menyebabkan kenaikan permintaan
terhadap barang dan jasa. Tetapi kenaikan permintaan dalam hal ini hanya akan
mendorong kenaikan tingkat harga karena produksi tidak mungkin bias diperbesar
lagi. Jika dalam hal ini pendapatan hanya bertambah dalam bentuk uang ( secara
nominal), tetapi secar fisik jumlah produksi adalah konstan.

2.3. PERUMUSAN MULTIPLIER INVESTASI


Angka Pengganda Investasi dapat diturunkan sebagai berikut. Misalnya tambahan
investasi sebesar dL mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari GDP menjadi
GDP+dGDP, maka :
1
GDP+dGDP= (C + I +dI )
1−c 0 0

1 1
GDP+dGDP= ( C 0 + I 0 )+ dI
1−c 1−c

1
Karena GDP sama dengan (C + I ) maka hasil yang akan kita peroleh :
1−c 0 0
1
dGDP= dI
1−c

Jika kedua sisi persamaan ini kita bagi dengan dI, kita peroleh angka pengganda
investasi sebagai berikut :

1
dGDP=
1−c
KI =
d C0

Dengan menggunakan contoh di atas, yaitu dengan C = 100 + 0,75GDP dan I =


100 kita peroleh pendapatan nasional keseimbangan GDP* = 800. Jika terjadi
tambahan investasi sebesar dI = 20 maka pendapatan nasional akan berubah sebesar :

1
dGDP= dI
1−c
1
dGDP= (20)
1−0,75

dGDP=8 0

Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa besarnya angka pengganda untuk


investasi adalah 4, artinya jika investasi dinaikan sebesar satu unit maka pendapatan
nasional akan meningkat sebesar empat kali lipatnya. Karena itu, tambahan investasi
sebesar 20 unit akan menaikkan pendapatan nasional sebesar 80 unit sehingga
pendapatan nasional kesimbangan yang baru sebesar 880 (pendapatan nasional mula-
mula ditambah dengan tambahan pendapatan akibat adanya kenaikkan investasi
sebesar 20 unit).
BAB 3
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Angka pengganda menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan atau
pengurangan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan atau pengurangan dalam
pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional. Pendapatan
nasional berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen, yaitu: a).Investasi, b)Konsumsi,
c)pengeluaran pemerintah, d)eksport dan import.
Faktor yang menghambat bekerjanya proses multiplier:

1. MPS ( Marginal Propensity to Consume )

2. MPM ( Marginal Propensity to Import )

3. Leakage juga terjadi bilamana tambahan pendapatan yang diterima oleh golongan
masyarakat dipakai untuk pelunasan utang dan mereka yang berpiutang tidak menggunakan
jumlah piutang yang diterimanya untuk tambahan konsumsi mereka.

4. Proses ekonomi sudah ada dalam keadaan full employment ( kesempatan kerja penuh ).

Angka Pengganda Investasi dapat diturunkan sebagai berikut. Misalnya tambahan investasi
sebesar dL mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari GDP menjadi GDP+dGDP.
Angka Pengganda Konsumsi adalah rasio yang menunjukan perubahan pendapatan nasional
akibat adanya perubahan konsumsi otonom.
Daftar Pustaka

Drs. Ahmad Jamil, M.A, Teori Ekonomi Makro.Yogyakarta:BPFE, 2001


Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makro ekonomi
Pratama Rahardja, Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makr

Anda mungkin juga menyukai