Anda di halaman 1dari 3

Nama: Lukman Hakim

Prodi: Ilmu Al- Qur`an dan Tafsir


Smt: II

Perspektif Ali> al-S}a>bu>ni>; Tafsir Surat al-Mulk


Ayat 4-5

‫) ثُ َّم‬3( ‫ص َر َه ْل َت َرى ِم ْن فُطُ و ٍر‬ ِ ٍ ِ ِ ِ ٍ


َ َ‫الَّذي َخلَ َق َس ْب َع َس َم َاوات طبَاقً ا َم ا َت َرى في َخ ْل ِق ال َّر ْح َم ِن م ْن َت َف ُاوت فَ ْارج ِع الْب‬
ِ
)4( ‫اسئًا َو ُه َو َح ِس ٌير‬ ِ ‫ك الْبصر َخ‬ ِ ْ ِ‫صر َك َّرَت ْي ِن َي ْن َقل‬ ِ
ُ َ َ َ ‫ب إل َْي‬ َ َ َ‫ْارج ِع الْب‬
“Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak
seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengsih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah
kamu melihat sesuatu yang cacat?. Kemudia, ulangi pandanganmu sekali lagi dan sekali
lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan
pananganmu dalam keadaan letih”

Tafsir:

(Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis) yaitu Allah swt adalah dzat yang
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, diatas langit masih ada langit yang lain. Setiap
langit seperti kubah untuk pembatas

(Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang) yaitu wahai engkau
pendengar, tidaklah akan melihat ciptaan Allah swt yang begitu indah dan terhindar dari
kekurangan, kecacatan atau kerusakan. Bahkan hal tersebut adalah kehendak dan

kesempurnaan dari Allah swt. Pada ayat [ ‫ ]في خل ق ال رحمن‬Allah swt tidak menggunakan

redaksi ‫ فيهن‬karena untuk memuliakan mahluknya serta sebagai pemberitahuan atas

keindahan kekuasaan Allah swt.

(Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu melihat sesuatu yang cacat?) Oleh sebab
itu, senantiasalah berangan-angan tentang kekuasaan Allah (langit). Allah swt
mengembalikan semuanya kepada mahluknya sebagai muhkim (yang menentukan), coba
lihat, apakah ada yang retak atau cacat?
(Kemudian ulangi lagi pandanganmu sekali lagi dan sekali lagi) yakni ulanglah
melihatnya setelah sebelumnya sudah memandang. Lalu, pandanglah dengan mengambil
hikmah tentang langit yang diciptakan dan menakjubkan, pendanglah lagi dan lagi.

(niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat) yaitu


pandangan yang kamu pandang akan kembali kepadamu dan menjadikanmu khusyu`
serta merasa hina sebelum melihat apa yang diinginkan.

(Dan pandanganmu dalam keadaan letih) yakni pandangan yang letih dan
terbeban. Imam Fakhruddin berkata: “Makna dari ayat tersebut ialah ketika kamu
mengulangi pandanganmu melihat kekuasaan Allah maka tidak akan kembali kepada
pandanganmu tentang kerusakan dan kecatatanya bahkan kembali pada pandanganmu
tentang keadaan hina dan menjadikannya (pandanganmu) letih sebab tidak menemukan
kecacatan apapun.”

Imam al-Qurtubi berkata ulangilah dan bolak-baliklah pandanganmu ke atas


langit dengan dua kali penglihatan, maka akan kembali pada padamu bahwa kamu adalah
mahluk yang hina dan kecil. Diperintah agar melihat lagi setelah melihatnya karena
manusia, biasanya tidak meliha aib (cacat) apabila hanya melihat satu kali saja. Adapun
maksud dari “karratai>ni” yaitu menunjukkan pandangan yang diulang-ulang dengan
dalil[ ‫ ينقلب إليك‬pada ayat:
‫ينقلب إليك البصر خاسئا وهو حسير‬
“niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan
pananganmu dalam keadaan letih ”

Oleh sebab itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa handaknya sebagai mahluk Allah
swt, kita harus senantiasa bertafakkur tentang ciptaannya salah satunya yaitu langit.
Sungguh ketika kita senantiasa bertafakkur, kita tidak akan menemukan kecacatan dan
kekurangan apapun dari ciptaannya, tidak hanya itu. Namun, apapun ciptaannya yang ada
di dunia. Sungguh, ciptannya begitu indah dan mengagumkan. Sehingga, dengan
senantiasa bertafakkur, kita akan merasa betapa hinanya kita sebagai hambanya sebab
semuanya adalah milik Allah Yang Maha Kuasa.
Wallahu A`lam

Anda mungkin juga menyukai