Anda di halaman 1dari 4

Proses Implementasi Keperawatan

Cut Saskia Raihanisa


Mahasiswa Reguler Prodi Sarjana Ilmu Keperawatan UI, 2006598465,
MK Konsep Dasar Keperawatan, Kelas C, FG 5

Abstrak

Implementasi pada proses keperawatan merupakan tahap pelaksanaan dalam


pemberian asuhan keperawatan. Implementasi dalam asuhan keperawatan
harus berjalan secara efisien dan sesuai dengan kebutuhan klien. Oleh karena
itu, studi literatur ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui proses-proses
dalam pengimplementasian asuhan keperawatan. Metode penelitian yang
digunakan dalam studi literatur ini adalah dengan analisis deskriptif jurnal dan
buku. Hasil dalam studi literatur ini adalah lima proses implementasi
keperawatan, yaitu menilai kembali pasien, menentukan kebutuhan perawatan
terhadap bantuan, mengimplementasikan intervensi keperawatan, melakukan
pengawasan terhadap asuhan yang di delegasikan, dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan.

Kata kunci : Implementasi, proses, intervensi

Perawat memiliki peran penting dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien.
Asuhan ini dapat diberikan melalui metode yang disebut proses keperawatan. Salah satu
proses keperawatan adalah Implementasi. Implementasi merupakan tahapan tindakan perawat
melakukan intervensi keperawatan (Berman, Synder, & Frandsen , 2016). Implementasi
keperawatan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan klien. Dengan kata lain,
implementasi asuhan keperawatan bersifat fleksibel. Implementasi keperawatan dapat
mengubah keadaan pasien menjadi lebih baik jika melalui lima proses implementasi
keperawatan. Lima proses tersebut, yaitu menilai kembali klien, menentukan kebutuhan
perawatan terhadap bantuan, melaksanakan intervensi keperawatan, melakukan pengawasan
terhadap asuhan yang di delegasikan, dan mendokumentasikan tindakan keperawatan
(Berman, Synder, & Frandsen , 2016).

Proses pertama dalam implementasi asuhan keperawatan adalah menilai kembali


klien. Fase ini dilakukan sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Hal ini
diperlukan guna mengetahui jika ada rencana keperawatan yang harus diubah atau
dimodifikasi sesuai kebutuhan klien. Proses menilai kembali klien memudahkan perawat
dalam menentukan tindakan yang tepat dalam pemberian asuhan keperawatan.

Setelah melaksanakan penilaian kembali klien, hal yang selanjutnya dilakukan adalah
menentukan kebutuhan perawatan terhadap bantuan. Pada proses implementasi keperawatan
ini, perawat menentukan bantuan yang akan diperlukan dalam pemberian asuhan
keperawatan. Hal ini terjadi karena terdapat beberapa hal yang tidak dapat dikerjakan dan
diatasi sendiri. Oleh karena itu, penting untuk perawat meminta atau mendelegasikan hal
tersebut ke perawat lain guna menciptakan implementasi asuhan keperawatan yang
maksimal.

Proses ketiga dalam implementasi keperawatan adalah melaksanakan intervensi


keperawatan. Dalam proses ini, perawat mulai melakukan tindakan intervensi sesuai dengan
yang sudah direncanakan sebelumnya di perencanaan intervensi. Sebelum melaksanakan
intervensi keperawatan, penting juga untuk perawat memberitahukan kepada klien mengenai
asuhan keperawatan yang akan diberikan dan menanyakan kepada klien mengenai hasil yang
diinginkan setelah asuhan keperawatan diberikan. Pada proses ini terdapat beberapa hal yang
menjadi pedoman bagi perawat ketika memberikan asuhan keperawatan. Pertama,
memberikan penjelasakan kepada klien tentang intervensi yang akan dilakukan dan memberi
kesempatan klien untuk bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti perihal pemberian
intervensi keperawatan. Kedua, berikan tindakan keperawatan yang aman dan sesuai dengan
keadaan klien. Pedoman yang ketiga adalah memberitahukan klien mengenai tujuan
intervensi yang diberikan dan hal yang dapat dilakukan oleh klien guna meningkatkan
efektivitas asuhan keperawatan. Selanjutnya, perawat harus memandang klien secara
keseluruhan. Maksudnya adalah dalam bertindak perawat harus memberikan keputusan
kepada klien, memberi privasi, dan menghormati keputusannya. Pedoman perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang terakhir adalah memberi dukungan kepada klien untuk
berpatisipasi aktif dalam proses penyembuhan.

Proses selanjutnya adalah mengawasi asuhan yang telah di delegasikan. Pada proses
ini dilakukan pengarahan dan pengawasan kepada pihak yang melaksanakan asuhan yang
telah dilimpahkan sebelumnya. Hal ini diperlukan untuk tetap menjaga dan memastikan
pemberian asuhan berjalan dengan sesuai dan efektif. Proses ini juga dapat mencegah
terjadinya kerugian yang dialami klien ketika pemberian asuhan tidak sesuai dengan
kebutuhannya.
Mendokumentasikan tindakan keperawatan merupakan proses terakhir dalam
implementasi keperawatan. Setelah melaksanakan tindakan keperawatan kepada klien,
perawat wajib mendokumentasikannya. Hal ini penting untuk melihat berhasil atau tidaknya
tindakan yang sudah diberikan kepada klien. Dokumentasi keperawatan adalah suatu
dokumen atau catatan yang berisi data tentang keadaan pasien dan merupakan catatan otentik
dalam penerapan manajemen asuhan keperawatan profesional, atau komunikasi tentang
perawatan klien dan dapat ditulis tangan atau dicetak atau disimpan dalam sistem audiovisual
(Salam, Wihastuti, & Suharsono, 2018). Mendokumentasikan segala tindakan yang diberikan
kepada klien juga dapat menjadi sarana evaluasi untuk pemberian tindakan selanjutnya.
Dokumentasi yang ideal adalah dokumen yang memberikan informasi klien yang
komprehensif.

Dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan bentuk tindakan yang dilakukan


perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien dan
dapat mengubah status kesehatan klien menjadi lebih baik. Dalam pelaksanaan implementasi
juga terdapat proses dan pedoman yang harus diikuti. Oleh karena itu, penting untuk perawat
memahami dan melakasanakan dengan baik proses dan pedoman dalam implementasi asuhan
keperawatan.

Daftar Pustaka

Berman, A., Snyder, S., Frandsen, G. (2016). Kozier & Erb's Fundamental of Nursing:
Concepts, Process and Practice (10th ed.). United States of America: Julie Levin
Alexander.

Fertelli, T. K. (2019). Peer Assessment in Learning of Nursing Process: Critical Thinking and
Peer Support. International Journal of Caring Sciences, 12(1), 331–339. http://ez-
ucs.statsbiblioteket.dk:2048/login?url=http://search.ebscohost.com/login.aspx?
direct=true&db=ccm&AN=136698200&site=ehost-live

Potter, P., Perry, A., Stockert, P., Hall, A. (2013). Fundamentals of Nursing (8th ed.). Canada:
Elsevier

Purnamasari, I., & Raharyani, A. E. (2020). Jurnal Ilmiah Kesehatan 2020 Jurnal Ilmiah
Kesehatan 2020. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 19(Mei), 33–42.

Salam, S., Wihastuti, T. A., & Suharsono, T. (2018). Workload Relation Based on Workload
Assessment With the Completeness of Nursing Care Documentation By Implementing
Nurses in the Emergency Department of Rsu. Anutapura Palu and Rsu. Undata Palu.
Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Science), 6(1), 88–95.
https://doi.org/10.21776/ub.jurnalilmukeperawatan(journalofnursingscience).2018.006.0
1.9

Anda mungkin juga menyukai