Dalam rangka menyesuaikan dinamika perkembangan masyarakat, lokal, kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus rumusan
nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga
nasional. Untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa, pemerintah telah dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
melakukan pengaturan kembali kurikulum dengan diterbitkannya alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi kualitas dan pengembangan pendidikan. Kontekstualisasi yang dilakukan
dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi
menengah. kata kerja operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah
Pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik
menyelenggarakan pendidikan umum program paket A setara SD/MI, paket (learnable); terukur pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna dan
B setara SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Untuk memastikan relevan untuk dipelajari (worth to learn) peserta didik.
kualitas lulusan pendidikan kesetaraan adalah setara dengan pendidikan
formal, maka pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan Setelah melalui tahapan workshop kontekstualisasi, review dan validasi
dengan mengacu dan melalui kontekstualisasi kompetensi inti dan kurikulum, maka kurikulum pendidikan kesetaraan ini dinyatakan sesuai
kompetensi dasar dari kurikulum pendidikan formal serta disesuaikan dengan dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan dasar dan
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan. menengah.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, Terima kasih kami sampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan Keaksaraan dan Kesetaraan Ditjen PAUD Dikmas yang telah melibatkan
kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah secara aktif kepada Puskurbuk, perguruan tinggi, tutor, pengawas, pamong
dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya (measurable belajar, guru, penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan, tokoh
assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari (worth to learn) peserta masyarakat, tokoh pendidikan, organisasi pendidikan dan berbagai pihak
didik lainnya untuk melakukan validasi, review dan memberikan masukan dalam
mengembangkan dan menyempurnakan kurikulum pendidikan kesetaraan ini.
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan
ini adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan
atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus Balitbang Kemdikbud
rumusan kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan,
sehingga dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai
pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam
peningkatan kualitas dan pengembangan pendidikan.
Dr. Awaluddin Tjalla
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan
NIP. 196011121985031001
ini adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan
atau deskripsi
Kata Pengantar Dirjen PAUD dan Dikmas ......................................................... ii Struktur kurikulum Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan
Kata Sambutan Puskurbuk ................................................................................ iv beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
DaGar Isi ........................................................................................................... vi pembelajaran, meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi
(SKK).
Struktur Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C ......................................... 1
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan..................................................... 5 Penyusunan kurikulum pendidikan kesataraan mengacu pada komptensi inti
Bahasa Indonesia .............................................................................................. 19 dan kompetensi dasar kurikuluk pendidikan dasar dan menengah
Matematika ...................................................................................................... 32 (Permendikbud No. 24 tahun 2016) Kompetensi inti dan kempetensi dasar
Sejarah Indonesia ............................................................................................. 44 tersebut dilakukan kontekstualisasi dan fungsionalsasi tanpak mengurangi
Bahasa Inggris ................................................................................................... 54
kualitas dan standar kompetensi yang ada. Khusus kurikulum mata
pelajaran agama dan budi pekerti sepenuhnya menggunakan
Matematika Peminatan .................................................................................... 68
kurikulum pendidikan dasar dan menegah yang ditetapkan oleh
Biologi ............................................................................................................... 78
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Fisika ................................................................................................................. 90
Kimia ................................................................................................................. 101 Muatan belajar pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam satuan kredit
Geografi ............................................................................................................ 112 kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai
Sejarah Peminatan ............................................................................................ 122 oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui
Sosiologi ........................................................................................................... 133 pembelajaran tatap muka, tutorial, dan atau belajar mandiri.
Ekonomi ............................................................................................................ 143 SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil
Bahasa dan Sastra Indonesia ............................................................................ 153 belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK
Bahasa dan Sastra Inggris ................................................................................. 165 diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur
Bahasa Arab ...................................................................................................... 180 kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD
Bahasa Mandarin .............................................................................................. 191 tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang
Bahasa Jepang .................................................................................................. 203 diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan
Bahasa Korea .................................................................................................... 213
kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai
melalui pembelajaran 1 jam pelajaran tatap muka atau 2 jam pelajaran tutorial
Bahasa Jerman .................................................................................................. 224 atau 3 jam pelajaran mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari
Bahasa Perancis ................................................................................................ 236 ketiganya.
Antropologi ....................................................................................................... 246
Seni Budaya ...................................................................................................... 257 Struktur kurikulum program pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi ................................................................... 273 mencapai standar kompetensi lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor 20
Prakarya dan Kewirausahaan ............................................................................ 284 Tahun 2016 dengan orientasi pengembangan olahkarya untuk mencapai
keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program program kesetaraan,
yaitu:
1. Paket A: Memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
2. Paket B: Memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja.
3. Paket C: Memiliki keterampilan berwirausaha.
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan
yang bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi,
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih
belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini
sangat penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk
meningkatkan kualitas dan berperan serta dalam pembangunan.
Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya
masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan
peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya
partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan
tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan
masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang
karena berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam
pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan
mengacu dan melalui kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan
yang bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi,
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih
belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi kurikulum
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa.
Pendidikan juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk
itu, pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini
sangat penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk
meningkatkan kualitas dan berperan serta dalam pembangunan.
Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya
masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan
peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya
partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan
tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan
masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang
karena berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam
pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan
mengacu dan melalui kontekstulisasi
90 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C
FISIKA 91
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, penting kecakapan hidup.
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk mata pelajaran Fisika di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi
yang bersifat kreatif dan inovatif. ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap
Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah upaya sistematis untuk harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan
menemukan, membangun, menciptakan, dan mengorganisasikan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
pengetahuan tentang gejala alam di sekitarnya berdasarkan pengamatan.
B. Tujuan
Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan yang
bersumber dari fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
juga meliputi proses penemuan dan sikap ilmiah. Pendidikan IPA yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut ekstrakurikuler. Mata pelajaran Fisika di Program Paket C bertujuan agar
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu 1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan
tentang alam sekitar. Pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar ini Yang Maha Esa;
selanjutnya diharapkan menumbuhkan sikap menghargai alam sekitar, 2. Mengembangkan sikap ilmiah yaitu mengembangkan rasa ingin tahu,
melindunginya sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan sebagai jujur, optimisme, bertanggung jawab, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan
penciptanya. dapat bekerjasama dengan orang lain;
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan 3. Mengembangkan pengalaman melalui percobaan agar dapat
teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Perkembangan merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, merancang
pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu dan merakit instrumen, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan
oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti data, serta mengkomunikasikan hasil dengan berbagai cara baik lisan
mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi dengan ukuran maupun tertulis;
sangat kecil. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta 4. Mengembangkan kemampuan penalaran induktif dan deduktif dengan
pengurangan dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal menggunakan konsep dan prinsip untuk mendeskripsikan berbagai
tanpa pemahaman yang baik tentang fisika. Fisika dipandang penting peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif
untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa maupun kuantitatif; dan
pertimbangan. 5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal
Mata pelajaran Fisika diajarkan di SMA/MA/Paket C, selain memberikan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
bekal ilmu kepada peserta didik, Fisika dapat juga sebagai wahana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna dalam memecahkan
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Fisika
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bernalar,
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa.
Pendidikan juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk
itu, pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini
sangat penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk
meningkatkan kualitas dan berperan serta dalam pembangunan.
Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya
masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan
peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya
partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan
tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan
masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang
karena berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam
pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
dalam lingkup
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
dalam lingkup
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menganalisis kehidupan manusia 4.2 Menyajikan hasil telaah dalam
dalam perubahan dan keberlanjutan bentuk tertulis tentang keterkaitan
kehidupan manusia dalam
perubahan
dan keberlanjutan
3.3 Menganalisis keterkaitan peristiwa 4.3 Membuat tulisan tentang hasil
sejarah tentang manusia di masa kajian mengenai keterkaitan
lalu untuk kehidupan masa kini kehidupan masa lalu untuk
kehidupan masa kini
3.4 Menganalisis sejarah sebagai ilmu, 4.4 Menyajikan hasil telaah tentang
peristiwa, kisah, dan seni sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah
dan seni dalam bentuk tulisan dan/
atau media lain
3.5 Menganalisis cara berpikir urutan 4.5 Menyajikan hasil telaah tentang
waktu (diakronik) dan waktu penerapan cara berpikir urutan
tertentu (sinkronik) dalam karya waktu (diakronik) dan waktu tertentu
sejarah (sinkronik) dalam karya sejarah
melalui tulisan dan/atau media lain
3.6 Mengevaluasi kelebihan dan 4.6 Menyajikan hasil evaluasi kelebihan
kekurangan berbagai bentuk/jenis dan kekurangan berbagai bentuk/
sumber sejarah (artefak, fosil, jenis sumber sejarah (benda
tekstual, nontekstual, kebendaan, arkeologi (artefak), sisa/bekas
visual, audiovisual, tradisi lisan) makhluk hidup yang membatu
(fosil), bahan tertulis (tekstual),
bahan tidak tertulis (nontekstual),
kebendaan, benda yang terlihat
dengan mata (visual), benda yang
dapat didengar dan dilihat
(audiovisual), tradisi lisan) dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain
3.7 Memahami langkah-langkah 4.7 Menerapkan langkah-langkah pene-
penelitian sejarah ((mencari & litian sejarah (mencari & mene-
menemukan (heuristik), penilaian mukan (heuristik), penilaian terhadap
terhadap sumber (verifikasi), sumber (verifikasi), menafsirkan fakta
menafsirkan fakta (interpretasi/ (interpretasi/ eksplanasi), dan penulisan
eksplanasi), dan penulisan sejarah sejarah (historiografi) dalam mempelajari
(historiografi)) sumber sejarah yang ada di sekitarnya
3.8 Menganalisis ciri-ciri dari penulisan 4.8 Menyajikan hasil kajian ciri-ciri penu-
sejarah (historiografi) tradisional, lisan sejarah (historiografi) tradisional,
kolonial, dan modern kolonial, dan modern dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain
3.9 Menganalisis persamaan dan 4.9 Menyajikan hasil analisis mengenai
perbedaan antara manusia purba persamaan dan perbedaan antara
Indonesia dan dunia dengan manusia purba Indonesia dan dunia
manusia modern dalam aspek fisik dengan manusia modern dalam
152 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 153
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan
A. Rasional budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Dalam konteks di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam penting dalam upaya membina dan mengembangkan kepercayaan diri
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan peserta didik sebagai komunikator dan pemikir (termasuk pemikir
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan imajinatif). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengantar warga
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, negara Indonesia menjadi melek literasi dan informasi. Pembelajaran
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan pembinaan dan pengembangan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. sikap, pengetahuan, dan keterampilan berkomunikasi yang diperlukan
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam peserta didik dalam menempuh pendidikan, kehidupan di lingkungan
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan sosial, dan menjalani dunia kerja.
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan Pembelajaran berbahasa Indonesia mencakup pembelajaran pengetahuan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. tentang kaidah bahasa Indonesia dan cara penggunaannya secara efektif.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peserta didik belajar tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk berinteraksi secara efektif; membangun dan membina hubungan;
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat mengungkapkan dan mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan sikap berbahasa. Peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif,
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan dengan kalimat yang tertata dengan baik (termasuk ejaan dan tanda
di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan bacanya). Pemahaman tentang bahasa, sebagai penghela pengetahuan dan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas wahana komunikasi, diharapkan dapat menjadikan peserta didik sebagai
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk pengguna bahasa Indonesia yang komunikatif dan produktif, baik secara
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah lisan maupun tulis.
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan, dan sebagai bentuk upaya
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab fenomena kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara (personal skills) yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional yang
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan mengedepankan kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi.
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka Pembelajaran literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan didik dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan teks yang tepat,
mengacu dan melalui kontekstulisasi akurat,
154 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 155
fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
kehidupan di masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari- berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
hari, dan teks dunia kerja. Rentangan bobot teks dari tingkatan 1 hingga 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
tingkatan 6 secara bertahap semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa persatuan dan bahasa negara.
bahasa sehari- hari pengalaman pribadi hingga semakin abstrak, bahasa 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
ragam teknis dan khusus, dan bahasa untuk kepentingan akademik. kreatif untuk berbagai tujuan.
Peserta didik dihadapkan pada bahasa untuk berbagai tujuan, audiens, dan 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
konteks. Peserta didik dipajankan pada beragam pengetahuan dan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
pendapat yang disajikan dan dikembangkan dalam teks dan penyajian 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
multimodal (lisan, cetakan, dan konteks digital) yang mengakibatkan wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
kompetensi mendengarkan, memirsa, membaca, berbicara, menulis dan dan kemampuan berbahasa.
mencipta dikembangkan secara sistematis dan berperspektif masa depan. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran budaya dan intelektual manusia.
mata pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C C. Ruang Lingkup
(Peminatan) setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia di Paket C setara sekolah
standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam menengah atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan
pendidikan formal. peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran
B. Tujuan Bahasa Indonesia di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, dalamnya materi- materi sejalan dengan yang terdapat di dalam
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah
dan/atau ekstrakurikuler. dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi
perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dalam Mengacu pada kompetensi Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas,
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, pengembangan kompetensi Bahasa Indonesia diarahkan pada kemampuan
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastrabahasa mendengarkan, berbicara, memirsa (melihat dari sudut pandang tertentu),
Indonesia, peserta didik dapat menguasai pengetahuan, keterampilan membaca, dan menulis. Pengembangan kemampuan tersebut dilakukan
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Hal melalui beragam jenis teks, baik lisan ataupun tulis, yang diwadahi oleh
tersebut merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan suatu kegiatan/kepentingan komunikasi yang jelas. Teks yang dimaksud
merespons situasi lokal/daerah, nasional, dan global. hendaknya dipahami berdasarkan isi, struktur penyajian, serta kaidah
(fitur) kebahasannya, baik itu berupa ragam kalimat dan pilihan katanya.
Secara khusus, kurikulum bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
156 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 157
Lingkup materi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kesetaraan Paket sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Kemampuan literasi tingkat
C merupakan penjabaran tiga aspek: kebahasaan, kesastraan, dan literasi. tinggi memungkinkan mereka menggunakan bahasa untuk memenuhi
Ruang lingkup kebahasaan mencakup pengenalan ragam bahasa, sebagai beragam kebutuhannya. Seorang yang cakap berliterasi (manusia literat)
bagian dari masyarakat Indonesia yang multilingual. Peserta didik perlu menggunakan kemampuan tersebut untuk kegiatan sehari-hari di sekolah,
belajar bahasa dalam beragam konteks komunikasi, baik yang dipengaruhi lingkungan masyarakat, dan di dunia kerja.
oleh latar belakang sosial budaya maupun kepentingan komunikasinya.
Idiolek, dialek, sosiolek, ataupun logat gaya haruslah dihargai sebagai D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
bagian dari kajian pembelajaran bahasa. Aspek bahasa juga membelajarkan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
struktur dan kaidah kebahasaan dari setiap teks. Peserta didik belajar Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
organisasi dan ciri-ciri kebahasaan suatu teks berdasarkan tujuannya--yang tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
ternyata--memiliki beberapa keragaman: berupa perbedaan di samping standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
persamaan-persamaannya. Dengan cara demikian, peserta didik sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
diharapkan dapat mengenali suatu teks dengan mudah dan tepat dan dapat dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
mereproduksi dan mengkreasikannya secara benar dan menarik yang praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
selanjutnya akan menjadi bekal keterampilan hidup peserta didik. Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
Ruang lingkup literasi dalam pengertian luas meliputi kemampuan peserta dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
didik di dalam memanfaatkan informasi dan pengetahuan melalui kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
kegiatan berbahasa, terutama membaca dan menulis. Kemampuan peserta kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
didik dalam berliterasi merupakan langkah awal dalam mencapai formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih
keberhasilan pembelajaran. Salah satu indikasi keberhasilan pembelajaran operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi
ditandai dengan semakin baiknya tingkat berliterasi peserta didik. Artinya, pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
semakin baik tingkat literasi peserta didik semakin baik pula tingkat daya kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan
serap mereka terhadap informasi yang diperolehnya dalam proses kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk
pembelajaran. Para peserta didik yang memiliki daya serap tinggi akan memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
lebih mudah mengeksplorasi informasi ataupun pengetahuan yang pengembangan pendidikan.
dimilikinya. Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
Kemampuan berliterasi tidak serta-merta dimiliki dalam diri setiap materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
peserta didik. Kemampuan tersebut membutuhkan pembiasaan dan rumusan kalimat
pembudayaan yang terus-menerus melalui pengembangan kompetensi Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
dasar (KD) yang dijalani peserta didik pada setiap pertemuannya.
Bentuknya dapat berupa kegiatan membaca sebanyak-banyaknya buku Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
perpustakaan, e-book, ataupun laman-laman internet, berkenaan dengan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
KD yang mereka pelajari itu. Mereka juga didorong untuk menulis sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
resume, sinopsis, ataupun laporan buku di samping lomba-lomba sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
membaca dan menulis. Penyediaan pojok bacaan dan optimalisasi fungsi mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
perpustakaan sekolah juga perlu dilakukan dalam rangka peningkatan sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
budaya literasi di lingkungan sekolah. Dengan proses tersebut, peserta disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
didik pada akhirnya terbiasa dalam memahami, mengkritisi, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
memproduksi, dan mengkreasikan beragam informasi untuk menjadi berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
158 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 159
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata 3.4 Menjelaskan proses morfologis 4.4 Menerapkan proses morfologis
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. (afiksasi, pemajemukan, (afiksasi, pemajemukan,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses pengulangan, dan penyerapan) pengulangan, dan penyerapan)
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dalam kalimat. dalam kalimat.
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam 3.5 Mengidentifikasi jenis-jenis 4.5 Menggunakan jenis-jenis dan
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi frasa dan konstruksi frasa dalam konstruksi frasa dalam kalimat
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kalimat. secara lisan dan tertulis.
3.6 Membedakan jenis-jenis 4.6 Menggunakan jenis-jenis
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
makna (makna konotatif dan makna (konotatif dan denotatif,
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
denotatif, makna gramatikal dan gramatikal dan leksikal, kias
PENGETAHUAN KETERAMPILAN leksikal, makna kias dan lugas, dan lugas, referensial dan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan makna referensial dan makna nonreferensial, umum dan
analisis pengetahuan faktual, menyaji dalam ranah konkret nonreferensial, makna umum khusus, perubahan dan
konseptual, prosedural, berdasarkan dan dan khusus, perubahan dan pergeseran makna kata, serta
rasa ingin tahunya tentang ilmu ranah abstrak terkait dengan pergeseran makna kata, serta hubungan makna kata dalam
pengetahuan, teknologi, seni, pengembangan dari yang hubungan makna kata. teks lisan dan tulis.
budaya, dan humaniora dengan
dipelajarinya di sekolah secara 3.7 Menafsirkan sastra Melayu Klasik 4.7 Mengungkapkan kembali naskah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait mandiri dan mampu menggunakan (hikayat) lisan atau tulis. sastra Melayu Klasik (hikayat)
fenomena dan kejadian, serta metode sesuai dengan keilmuan. secara lisan atau tulis.
menerapkan pengetahuan prosedural 3.8 Menganalisis puisi bertema 4.8 Menulis puisi bertema sosial,
pada bidang kajian yang spesifik
sosial, budaya, dan kemanusian budaya, dan kemanusiaan
sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah. dengan memperhatikan struktur dengan memperhatikan
fisik (tipografi, diksi, imaji, strukturfisik (tipografi, diksi,
3.1 Menafsirkan informasi dari suatu 4.1 Mengubah informasi dari bentuk kata konkret, bahasa figuratif, imaji, kata konkret, bahasa
tabel dan atau grafik dengan tabel dan atau grafik ke dalam verifikasi: rima, ritme, dan figuratif, verifikasi: rima, ritme,
membaca intensif. bentuk uraian secara lisan atau metrum) dan struktur batin dan metrum) dan struktur batin
tertulis. puisi (tema, feeling, nada, dan puisi (tema, feeling, nada, dan
3.2 Menjelaskan informasi teks 4.2 Menulis teks naratif objektif amanat). amanat.
naratif objektif tentang riwayat tentang riwayat tokoh (sastra dan 3.9 Mengidentifikasi pendapat 4.9 Berdebat dengan tema ilmu
tokoh (sastra dan bahasa) bahasa) dengan memperhatikan narasumber dalam suatu debat pengetahuan, teknologi, seni,
dengan memperhatikan hal- hal-hal yang menarik dan patut yang bertema ilmu pengetahuan, budaya, dan atau humaniora
hal yang menarik dan perlu diteladani . teknologi, seni, budaya, dan atau atau tema lain yang relevan.
diteladani. humaniora.
3.3 Menerangkan informasi tentang 4.3 Menggunakan berbagai kategori 3.10 Menganalisis isi makalah 4.10 Menyajikan makalah bertema
kategori kata dalam teks. kata dalam kalimat secara lisan bertema ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi,
atau tertulis dalam teks. teknologi, seni, budaya, dan seni, budaya, dan
humaniora yang dipresentasikan. humaniora hasil
pengamatan (penelitian)
secara lisan dan tertulis.
160 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 161
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung
PENGETAHUAN KETERAMPILAN jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
3.11 Menganalisis berbagai jenis 4.11 Menyajikan laporan hasil analisis responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
klausa dalam teks ilmiah bertema jenis-jenis klausa dalam teks permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
pendidikan, lingkungan hidup, ilmiah bertema pendidikan, dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
sosial, dan atau budaya atau lingkungan hidup, sosial, dan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses
tema lain yang relevan. atau budaya secara lisan dan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
tertulis.
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
3.12 Mengidentifikasi berbagai jenis 4.12 Meringkas isi novel dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kalimat (aktif dan pasif, transitif menggunakan berbagai jenis
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
dan intransitif, verbal dan kalimat (aktif dan pasif, transitif
nominal, tunggal dan majemuk, dan intransitif, verbal dan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
mayor dan minor, langsung dan nominal, tunggal dan majemuk, proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
tidak langsung, versi dan inversi) mayor dan minor, langsung dan
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
dalam novel. tidak langsung, versi dan inversi).
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
3.13 Mengidentifikasi berbagai genre 4.13 Menyajikan hasil identifikasi
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
sastra berdasarkan periodisasi berbagai genre sastra
sastra Indonesia dari berbagai berdasarkan periodisasi sastra seperti dalam tabel berikut.
sumber. Indonesia secara lisan dan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tertulis KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.14 Menganalisis nilai-nilai (budaya, 4.14 Menyajikan hasil analisis PENGETAHUAN KETERAMPILAN
sosial, moral, agama, dan perbandingan nilai-nilai (budaya,
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
pendidikan) dalam satu atau sosial, moral, agama, dan menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
lebih cerita pendek pendidikan) dalam satu atau konseptual, procedural, berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
lebih cerita pendek secara lisan rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
dan tertulis pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mempu
3.15 Menganalisis nilai-nilai (budaya, 4.15 Mengungkapkan nilai-nilai budaya, dan humaniora dengan
menggunakan metode sesuai dengan
sosial, moral, agama, dan (budaya, sosial, moral, agama, wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan.
pendidikan) dalam novel. dan pendidikan) dalam novel
fenomena dan kejadian, serta
secara lisan dan tertulis. menerapkan pengetahuan procedural
3.16 Mengevaluasi pementasan 4.16 Mementaskan naskah drama pada bidang kajian yang spesifik
drama (langsung atau hasil yang berkaitan dengan sesuai dengan bakat dan minatnya
rekaman). kehidupan sehari-hari. untuk memecahkan masalah.
3.1 Merumuskan berbagai pendapat 4.1 Mempresentasikan makalah
dalam kegiatan seminar dan rumusan berbagai pendapat
Tingkatan VI Setara Kelas XII atau diskusi panel tentang ilmu tentang ilmu pengetahuan,
pengetahuan, teknologi, seni, teknologi, seni, budaya, dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum budaya, dan humaniora atau humaniora atau tema-tema lain
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) tema-tema lain yang relevan. yang relevan dalam seminar dan
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti atau diskusi panel.
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
mengamalkan
162 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 163
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mengidentifikasi informasi dalam 4.2 Menyusun laporan pelaksanaan
laporan pelaksanaan kegiatan kegiatan sekolah atau lingkungan
sekolah atau lingkungan tempat tempat tinggal.
tinggal.
3.3 Menganalisis kohesi dan 4.3 Menyusun artikel ilmiah dengan
koherensi dalam artikel ilmiah. memperhatikan kohesi dan
koherensi.
3.4 Mengulas isi dan unsur 4.4 Menyajikan ulasan isi dan unsur
kebahasaan sebuah novel. kebahasaan sebuah novel dalam
kegiatan bedah buku secara
lisan dan tertulis.
3.5 Mengidentifikasi kalimat dalam 4.5 Menyajikan sebuah teks dengan
berbagai ragam bahasa dalam berbagai ragam bahasa baik
teks lisan dan tulis. secara lisan maupun tulis.
3.6 Menganalisis unsur fisik dan 4.6 Mengalihwahanakan puisi
batin puisi terjemahan. terjemahan ke dalam bentuk
prosa.
3.7 Menelaah naskah sastra Melayu 4.7 Mengalihaksarakan teks
Klasik beraksara Arab-Melayu. sastra Melayu klasik
beraksara Arab- Melayu ke
dalam aksara Latin.
3.8 Mengidentifikasi isi dan unsur 4.8 Menulis laporan tentang isi dan
sebuah buku nonfiksi. unsur sebuah buku nonfiksi.
164 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 165
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Inggris sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan
A. Rasional budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Adapun, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam berperan penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi muda
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan ditingkat internasional. Dengan kemampuan bahasa Inggris, peserta didik
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan wawasannya tentang ilmu pengetahuan,
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, teknologi, seni dan budaya yang berkembang di negara lain diseluruh dunia.
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan Sebaliknya, peserta didik juga dapat mulai belajar mengomunikasikan ilmu
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang berkembang di Indonesia ke
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam berbagai bangsa dan negara lain.
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan Bahasa Inggris juga memungkinkan siswa mulai mengenal nilai-nilai
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan luhur dan karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. menghargai, dan bahkan berupaya menirunya. Tidak dapat dipungkiri
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari bahwa bahasa Inggris juga memungkinkan masuknya berbagai hal negatif
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk ke bangsa ini. Namun dengan siswa belajar teks yang melibatkan
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat berbagai konteks budaya dan konteks situasi, siswa diharapkan mampu
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan meningkatkan kemampuan berpikir kritis sehingga mereka dapat menilai,
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di memilih, dan membuat keputusan yang tepat dalam menanggapi berbagai
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan informasi dalam berbagai situasi. Mereka diharapkan mampu
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas mempertimbangkan manfaat serta kerugian dari setiap tindakan yang
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dilakukan dalam mengatasi masalah dalam setiap situasi. Penguasaan
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah bahasa Inggris juga diharapkan menjadi kunci untuk belajar memperoleh
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang wawasan seluas-luasnya tentang cara mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi dihadapi siswa.
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai Konsep ‘genre’ pada Bahasa Inggris dipandang sangat tepat jika digunakan
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. sebagai dasar dalam merumuskan kompetensi yang hendak dicapai oleh
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab peserta didik, karena dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara hari. Genre merupakan bagaimana sebuah teks lisan, tulis, visual,
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan diorganisasikan untuk mencapai tujuan sosialnya. Genre merupakan
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka praktik sosial yang beroperasi pada tataran budaya, dan disebut konteks
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan budaya. Tujuan sosial dari tindakan komunikasi membentuk jenis teks.
mengacu dan melalui kontekstulisasi
166 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 167
Pencapaian kompetensi tersebut perlu dijadikan acuan dalam Berikut ruang lingkup kompetensi dan materi Bahasa dan Sastra Inggris.
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Kesetaraan KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI
Paket C setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam Tingkatan V Setara Kelas X dan XI • Teks-teks: iklan, recount, naratif,
pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan • Mensyukuri nikmat belajar Bahasa proverb, riddle, lagu, brosur, leaflet,
kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan Inggris sebagai alat komunikasi banner, pamphlet, factual report,
atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek untuk lingkup internasional biografi, eksposisi hortatory, puisi,
pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan • Menunjukkan perilaku yang diskusi dan reviuw dalam wacana
keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar berterima dalam lingkungan interpersonal, transaksional, dan
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada personal, sosial budaya, dan fungsional pada tataran literasi
standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam akademik; informasional
pendidikan formal. • Mengidentifikasi fungsi sosial, • Struktur teks interpersonal,
struktur teks dan unsur kebahasaan transaksional, dan
B. Tujuan dari teks agak panjang dalam fungsional
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, kehidupan dan kegiatan peserta • Keterampilan mendengarkan,
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang didik sehari-hari berbicara, membaca, dan menulis
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau • Komunikasi interpersonal, teks interpersonal, transaksional,
ekstrakurikuler. Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di Paket B dan Paket transaksional, dan fungsional dan fungsional yang tercakup
C adalah sama yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar tentang diri sendiri, keluarga, orang • Unsur-unsur kebahasaan
memiliki kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, lain, dan objek kongkrit dan • Frasa kompleks
transaksional, dan fungsional. Kompetensi ini dikembangkan melalui imajinatif, yang terdekat dengan • Modalitas: alternatif pembeda
pembelajaran yang membimbing peserta didik untuk dapat menggunakan kehidupan dan kegiatan peserta lebih samar satu dengan yang
berbagai teks berbahasa Inggris lisan dan tulis, secara runtut dengan didik sehari-hari lainnya
menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima, tentang berbagai di rumah, satuan pendidikan, dan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif serta masyarakat, serta terkait dengan mata
pelajaran lain
menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di
• Menyusun teks lisan dan tulis,
lingkungan rumah, satuan pendidikan, dan masyarakat. agak panjang dengan
Perbedaannya adalah pada cakupan jenis teks dan tingkat kompleksitas menggunakan struktur teks dan
teks yang hendak dicapai. Mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang unsur kebahasaan secara akurat
pendidikan Paket B bertujuan mengenalkan teks-teks pendek dan dan berterima
sederhana yang menjadi dasar untuk mempelajari teks-teks yang lebih • Menyunting teks tulis, agak
panjang dan lebih kompleks di Paket C. Hanya saja pada paket B dan C panjang dengan menggunakan
kegiatan dan materi yang ada pada Kompetensi Dasar (KD) lebih struktur teks dan unsur
kebahasaan
dikontekstualisasikan dengan kebutuhan peserta didik dan karakterisitik
• Menggunakan unsur kebahasaan
layanannya. secara akurat, berterima, dan
C. Ruang Lingkup lancar
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga secara spontan
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan Tingkatan VI Setara Kelas XII
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. • Mensyukuri nikmat belajar Bahasa
Inggris sebagai alat komunikasi
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
untuk lingkup internasional
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal • Menunjukkan perilaku yang
ini sangat diperlukan. berterima dalam lingkungan
personal, sosial budaya, akademik,
dan profesi;
• Mengidentifikasi fungsi sosial,
168 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 169
struktur teks dan unsur kebahasaan
dari teks, agak panjang dalam
kehidupan dan
kegiatan peserta didik sehari-hari
168 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 169
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
• Komunikasi interpersonal, materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
transaksional, dan fungsional rumusan kalimat.
tentang diri sendiri, keluarga, orang
lain, dan objek kongkrit dan Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
imajinatif, yang terdekat dengan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kehidupan dan kegiatan peserta
didik sehari-hari
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
di rumah, satuan pendidikan, dan
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
masyarakat, serta terkait dengan mata sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
pelajaran lain dan dunia kerja mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
• Menyusun teks lisan dan tulis, sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
agak panjang dengan disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
menggunakan struktur teks dan damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
unsur kebahasaan secara akurat berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
dan berterima lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
• Menyunting teks tulis, agak bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
panjang dengan menggunakan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
struktur teks dan unsur teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan
kebahasaan pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik
• Menggunakan unsur kebahasaan pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
secara akurat, berterima, dan peserta didik.
lancar
secara spontan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
Kurikulum pada Kesetaraan pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan seperti dalam tabel berikut.
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam PENGETAHUAN KETERAMPILAN
praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan prosedural berdasarkan rasa ingin abstrak terkait dengan pengembangan
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dari yang dipelajarinya di satuan
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan teknologi, seni, budaya, dan pendidikan secara mandiri, dan
humaniora dengan wawasan mampu menggunakan metode sesuai
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan kemanusiaan, kebangsaan, kaidah keilmuansatuan pendidikan.
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih kenegaraan, dan peradaban terkait
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi penyebab fenomena dan kejadian,
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan spesifik sesuai dengan bakat dan
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk minatnya untuk memecahkan
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan masalah.
pengembangan pendidikan.
170 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 171
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Membedakan fungsi sosial, 4.1 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan beberapa teks khusus sosial, struktur teks, dan unsur
dalam bentuk formulir isian kebahasaan teks khusus dalam
yang digunakan di perusahaan/ bentuk formulir isian yang
bank/instansi lain sesuai konteks digunakan di perusahaan/ bank/
penggunaannya. instansi lain, terkait jati diri
dan informasi yang relevan.
3.2 Menerapkan fungsi sosial, 4.2 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan
kebahasaan teks interaksi tulis yang melibatkan
transaksional lisan dan tulis tindakan
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
informasi terkait keharusan terkait keharusan melakukan
melakukan suatu tindakan/ suatu tindakan/kegiatan pada
terkait kegiatan pada waktu waktu yang akan datang,
yang akan datang, saat ini, saat ini, atau waktu lampau,
atauwaktu lampau, sesuai dengan memperhatikan fungsi
dengan konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan
(Perhatikan unsur kebahasaan unsur kebahasaan yang
should+(simple), should+ benar dan sesuai konteks.
(continuous),
should+(perfect)).
3.3 Menerapkan fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan yang melibatkan tindakan
teks interaksi transaksional memberi dan meminta informasi
lisan dan tulis dalam memberi terkait tindakan/ kegiatan/
dan meminta informasi terkait kejadian yang akan, sedang,
tindakan/ kegiatan/kejadian dan telah dilakukan/ terjadi
yang akan, sedang, dan telah di waktu yang akan
dilakukan/ terjadi di waktu datang,
yang dengan memperhatikan
akan datang, sesui dengankonteks fungsi sosial, struktur teks,
penggunaannya(Perhatikan dan unsur kebahasaan yang
unsur kebahasaan will+(simple), benar dan
will+(continuous), will+(perfect)). sesuai konteks.
3.4 Menerapkan fungsi sosial, 4.4 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan yang melibatkan tindakan
teks interaksi transaksional memberi dan meminta
lisan dan tulis dalam memberi informasi yang mengandung
dan meminta informasi hubungan setara antara dua
terkait hubungan setara benda/tindakan, dengan
antara dua benda/ tindakan, memperhatikan fungsi sosial,
172 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 173
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.5 Membedakan fungsi sosial, 4.5 Teks recount dalam
struktur teks, dan unsur bentuk biografi
kebahasaan teks recount lisan dan 4.5.1 Menangkap makna secara
tulis dalam bentuk biografi kontekstual terkait fungsi
terkait tokoh terkenal, sesuai sosial, struktur teks, dan
dengan konteks unsur kebahasaan teks
penggunaannya. recount lisan dan tulis, dalam
bentuk biografi terkait tokoh
terkenal.
4.5.2 Menyusun teks recount
lisan dan tulis, dalam bentuk
biografi, terkait tokoh terkenal
dengan memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan,
secara benar dan sesuai
konteks.
3.6 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.6 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis
teks interaksi transaksional yang melibatkan tindakan
lisan dan tulis dalam memberi memberi dan meminta
dan meminta informasi terkait informasi terkait kecukupan
kecukupan untuk dapat/tidak untuk dapat/tidak dapat
dapat melakukan/ menjadi melakukan/menjadi sesuatu,
sesuatu, sesuai dengan konteks dengan memperhatikan fungsi
penggunaannya. (Perhatikan sosial, struktur teks, dan unsur
unsur kebahasaan too kebahasaan yang benar dan
... to ..., ... enough to...) sesuai konteks.
3.7 Membedakan fungsi sosial, 4.7 Iklan kegiatan (event)
struktur teks, dan unsur 4.7.1 Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
khusus dalam bentuk iklan sosial, struktur teks dan
terkait kegiatan (event), sesuai unsur kebahasaan teks khusus
dengan konteks dalam bentuk iklan kegiatan
penggunaannya. (event).
4.7.2 Menyusun teks khusus dalam
bentuk iklan kegiatan (event), lisan
dan tulis, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan secara
benar
dan sesuai konteks.
3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Teks report
struktur teks, dan unsur 4.8.1 Menangkap makna secara
172 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 173
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4.8.2 Menyusun teks report lisan
dan tulis, terkait teknologi
yang tercakup dalam mata
pelajaran lain di Kelas X,
dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan, secara
benar dan sesuai konteks.
3.9 Menafsirkan fungsi sosial, 4.9 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan teks khusus dalam sosial, struktur teks, dan unsur
bentuk proverb dan riddle, kebahasaan teks khusus dalam
terkait kehidupan di bentuk proverb dan riddle
lingkungannya sesuai dengan terkait
konteks penggunaannya. kehidupan di lingkungannya.
3.10 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.10 Menangkap makna secara
unsur kebahasaan lirik lagu. kontekstual terkait fungsi
sosial dan unsur kebahasaan
lirik lagu.
3.11 Menerapkan fungsi sosial, 4.11 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur interpersonallisan dan
kebahasaan teks interaksi tulisyang melibatkan
interpersonal lisan dan tulis tindakan menyarankan
dalam dalam menyarankan untuk untuk melakukan atau tidak
melakukan atau tidak melakukan melakukan sesuatu dengan
sesuatu dengan penjelasan, dan penjelasan,dan meresponnya
meresponsnya, sesuai dengan dengan memperhatikan fungsi
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks,dan unsur
kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
3.12 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.12 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis
teks interaksi transaksional yang melibatkan tindakan
lisan dan tulis dalam memberi memberi dan meminta
dan meminta informasi terkait informasi terkait
tindakan/ kegiatan/kejadian yang tindakan/kegiatan/ kejadian
sudah/telah dilakukan/terjadi yang sudah/telah dilakukan/
dikaitkan dengan satu titik terjadi dikaitkan dengan satu
waktu di waktu lampau, saat titik waktu di waktu lampau,
ini, dan waktu yang akan saat ini, dan waktu yang akan
datang, sesuai dengan konteks datang, dengan memperhatikan
penggunaannya. (Perhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan past perfect, unsur kebahasaan yang benar
174 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 175
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.13 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.13 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis
interaksi transaksional lisan dan yang melibatkan tindakan
tulis dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
informasi terkait rencana yang terkait rencana yang akan datang
akan datang dengan kondisi dengan kondisi tertentu dengan
tertentu, sesuai dengan konteks memperhatikan fungsi sosial,
penggunaannya. (Perhatikan unsur struktur teks, dan unsur
kebahasaan if dalam present tense). kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
3.14 Menafsirkan fungsi sosial, 4.14 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan teks khusus dalam sosial, struktur teks, dan unsur
bentuk poem, lisan dan tulis, kebahasaan teks khusus dalam
sesuai dengan konteks bentuk poem.
penggunaannya.
3.15 Membedakan fungsi sosial, 4.15.Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait dengan fungsi
kebahasaan teks naratif lisan sosial, struktur teks, dan unsur
dan tulis terkait cerita pendek, kebahasaan teks naratif, lisan
sesuai dengan konteks dan tulis, terkait cerita pendek.
penggunaannya.
3.16 Menerapkan fungsi sosial, 4.16 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang
kebahasaan teks interaksi melibatkan tindakan memberi dan
transaksional lisan dan tulis meminta informasi melalui
dalam memberi dan meminta telepon terkait acara, tawaran,
informasi melalui telepon janji dan reservasi dengan
terkait acara, tawaran, janji dan memperhatikan fungsi sosial,
reservasi, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur
penggunaannya. kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
3.17 Membedakan fungsi sosial, 4.17 Brosur, leaflet, banner, dan
struktur teks, dan unsur pamflet
kebahasaan teks khusus dalam 4.17.1 Menangkap makna secara
bentuk brosur, leaflet, banner, kontekstual terkait fungsi
dan pamflet, terkait promosi sosial, struktur teks, dan
barang/jasa/kegiatan sesuai unsur kebahasaan brosur,
dengan konteks penggunaannya. leaflet, banner, dan pamflet
terkait
promosi barang/jasa/kegiatan.
4.17.2 Menyusun teks khusus brosur,
leaflet, banner, dan pamflet
terkait promosi barang/jasa/
174 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 175
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
3.18 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.18 Menyusun teks interaksi transak- pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
teks, dan unsur kebahasaan teks sional lisan dan tulis yang melibat- lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
interaksi transaksional lisan dan kan tindakan memberi dan memin- seperti dalam tabel berikut.
tulis dalam memberi dan meminta ta informasi terkait pemberian
informasi terkait pemberian contoh, dengan memperhatikan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
contoh, sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
penggunaannya. (Perhatikan unsur unsur kebahasaan yang benar dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kebahasaan for example, such as). sesuai konteks. 3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyajidalam
3.19 Membedakan fungsi sosial, 4.19 Teks hortatory exposition analisis pengetahuan faktual, ranah konkret dan ranah abstrak
struktur teks, dan unsur 4.19.1 Menangkap makna secara konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan
kebahasaan teks hortatory kontekstual terkait fungsi rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di satuan
exposition lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan pengetahuan, teknologi, seni,
pandangan/pendapat mengenai unsur kebahasaan teks pendidikan secara mandiri, dan
budaya, dan humaniora dengan
topik yang hangat dibicarakan hortatory exposition lisan mampu menggunakan metode sesuai
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
umum, argumentasi pendukung, dan tulis, terkait isu aktual. kenegaraan, dan peradaban terkait kaidah keilmuan
serta saran, sesuai dengan 4.19.2 Menyusun teks hortatory expo- penyebab fenomena dan kejadian,
konteks penggunaannya. sition lisan dan tulis, terkait serta menerapkan pengetahuan
isu aktual dengan prosedural pada bidang kajian yang
memperhatikan fungsi sosial, spesifik sesuai dengan bakat dan
struktur teks, dan unsur minatnya untuk memecahkan masalah
kebahasaan, secara benar 3.1 Menerapkan fungsi sosial, 4.1 Menyusun teks interaksi
dan sesuai konteks.
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulisyang
3.20 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.20 Menangkap makna secara kebahasaan melibatkan tindakanmemberi
unsur kebahasaan lirik lagu. konteks- tual terkait dengan fungsi
teks interaksi transaksional dan memintainformasi terkait
sosial dan unsur kebahasaan lirik
lagu. lisan dan tulis dalam hubungan sebab akibat dengan
memberi dan meminta memperhatikan fungsisosial,
Tingkatan VI Setara Kelas XII informasi terkait hubungan struktur teks,dan unsur
sebab akibat, sesuai kebahasaan yang benardan sesuai
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dengan konteks penggunaannya. konteks
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) (Perhatikan unsur kebahasaan
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti such ... that; so ... that)
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan 3.2 Menerapkan fungsi sosial, 4.2 Menyusun teks interaksi
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta informasi
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas dalam memberi dan meminta terkait benda dengan pewatas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan informasi terkait benda dengan berupa sifat dan jenis, dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan pewatas berupa sifat dan memperhatikan fungsi sosial,
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan jenis, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), penggunaannya. (Perhatikan kebahasaan yang benar dan
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan unsur kebahasaan prepositional sesuai konteks
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, phrase, adjective clause: finite
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. dan non-finite)
176 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 177
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menerapkan fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta
dalam memberi dan meminta informasi terkait keterangan
informasi terkait keterangan (circumstance), dengan
(circumstance), sesuai dengan memperhatikan fungsi sosial,
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur
(Perhatikan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan
klausa finite atau klausa non- sesuai konteks
finite)
3.4 Menerapkan fungsi sosial, 4.4 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan
kebahasaan teks interaksi tulis yang melibatkan
transaksional lisan dan tulis tindakan
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
informasi terkait pengandaian terkait pengandaian terjadinya/
terjadinya/dilakukannya sesuatu dilakukannya sesuatu yang
yang tidak nyata pada saat ini tidak nyata pada saat ini dan
dan pada waktu lampau, sesuai pada waktu lampau, dengan
dengan konteks penggunaannya. memperhatikan fungsi sosial,
(Perhatikan unsur kebahasaan struktur teks, dan unsur
conditional: past dan past kebahasaan yang benar dan
perfect) sesuai konteks
3.5 Menerapkan fungsi sosial, 4.5. Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta
dalam memberi dan meminta informasi terkait hubungan
informasi terkait hubungan pertentangan dan kebalikan,
pertentangan dan kebalikan, dengan memperhatikan fungsi
sesuai dengan konteks sosial, struktur teks, dan
penggunaannya. (Perhatikan unsur kebahasaan yang
unsur kebahasaan even if ..., benar dan sesuai konteks
unless ..., however, on the
other hand, in contrast,
178 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 179
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Membedakan fungsi sosial, 4.6 Teks pembahasan
struktur teks, dan unsur ilmiah(discussion)
kebahasaan teks pembahasan 4.6.1 Menangkap makna secara
ilmiah (discussion) lisan dan kontekstual terkait fungsi
tulis terkait pembahasan isu sosial, struktur teks,
kontrovesial dan aktual dari dan unsur kebahasaan
beberapa (minimal dua) sudut teks pembahasan ilmiah
pandang, sesuai dengan konteks (discussion) lisan dan tulis,
penggunaannya terkait isu kontroversial dan
aktual
4.6.2 Menyusun pembahasan
ilmiah (discussion) lisan dan
tulis, terkait isu kontroversial
dan aktual, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan secara benar
dan
sesuai konteks
3.7 Menerapkan fungsi sosial, 4.7 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta
dalam memberi dan meminta informasi terkait konsesi,
informasi terkait konsesi, sesuai dengan memperhatikan fungsi
dengan konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur
(Perhatikan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan
even though, although) sesuai konteks
3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan beberapa teks ulasan sosial, struktur teks, dan
(review) lisan dan tulis terkait unsur
film/buku/cerita, sesuai dengan kebahasaan teks ulasan (review),
konteks penggunaannya lisan dan tulis, terkait film/buku/
cerita
3.9 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.9 Menangkap makna secara
unsur kebahasaan lirik lagu kontekstual terkait fungsi sosial
178 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 179
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi kurikulum
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran C. Ruang Lingkup
mata pelajaran Bahasa Jerman di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan Ruang lingkup pembelajaran bahasa Jerman Paket C untuk tingkatan V
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII sebagaimana
dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. tertera pada tujuan pembelajaran adalah mencakup aspek pengetahuan
kebahasaan dan aspek keterampilan berbahasa, dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi,
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih
belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran C. Ruang Lingkup
mata pelajaran Bahasa Perancis di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan Ruang lingkup pembelajaran bahasa Perancis untuk tingkatan V setara
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII sebagaimana tertera
dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. pada tujuan pembelajaran adalah mencakup aspek pengetahuan
kebahasaan dan aspek keterampilan berbahasa, dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
ANTROPOLOGI
247
274 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 275
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga dan olahraga sederhana dan/atau tradisional bersifat rekreatif, serta
perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski aktivitas gerak berirama, selain itu juga dimuat pendidikan kesehatan
kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan yang membahas kesehatan pribadi berupa kebersihan diri dan lingkungan,
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi pencegahan terhadap obat berbahaya, hingga bahaya HIV – AIDS, serta
dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. kesehatan mental dan sosial.
B. Tujuan D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
dan/atau ekstrakurikuler. standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
Adapun mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi bertujuan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
emosional, landasan karakter moral, aspek pola hidup sehat dan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
kesehatan dan rekreasi yang direncanakan secara sistematis, bersifat kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
rekreatif/menyenangkan, dan sesuai usia perkembangan serta kehidupan kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
budaya setempat. formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih
C. Ruang Lingkup operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
pengembangan pendidikan.
negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
Pembelajaran Olahraga dan Rekreasi di Paket C setara sekolah menengah
rumusan kalimat
atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan
kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Olahraga dan Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
rekreasi di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya
materi-materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
pada aspek pembelajaran. mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
Lingkup materi pada pendidikan olahraga dan rekreasi berupa disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
pengembangan pola gerak dasar, atletik (track and field), permainan bola damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
besar, dan bola kecil, beladiri, pengembangan kebugaran jasmani, berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
melalui berbagai permainan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
276 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 277
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata 3.3 Menganalisis keterampilan gerak 4.3 Mempraktikkan hasil analisis
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. salah satu permainan bola kecil keterampilan gerak salah satu
sederhana, tradisional dan atau permainan bola kecil sederhana,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses rekreatif untuk menghasilkan tradisional dan atau rekreatif
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan koordinasi gerak yang baik* untuk menghasilkan koordinasi
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam gerak yang baik*
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi 3.4 Menganalisis keterampilan 4.4 Mempraktikkan hasil analisis
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. gerak salah satu permainan bola keterampilan gerak salah satu
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR kecil sederhana, tradisional dan permainan bola kecil dengan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN atau rekreatif serta menyusun peraturan yang disederhanakan,
PENGETAHUAN KETERAMPILAN rencana perbaikan* tradisional dan atau rekreatif
serta menyusun rencana
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
menganalisis pengetahuan perbaikan*
ranah konkret dan ranah abstrak terkait
faktual, konseptual, prosedural, dengan pengembangan dari yang 3.5 Menganalisis keterampilan jalan 4.5 Mempraktikkan hasil analisis
dan metakognitif berdasarkan dipelajarinya di sekolah secara mandiri, cepat, lari, lompat dan lempar keterampilan jalan cepat, lari,
rasa ingin tahunya tentang ilmu bertindak secara efektif dan kreatif, untuk menghasilkan gerak yang lompat dan lempar untuk
pengetahuan, teknologi, seni, efektif* menghasilkan gerak yang efektif*
serta mampu menggunakan metoda
budaya, dan humaniora dengan 3.6 Menganalisis keterampilan 4.6 Mempraktikkan hasil analisis
sesuai kaidah keilmuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, jalan, lari, lompat, dan lempar keterampilan jalan, lari, lompat,
kenegaraan, dan peradaban terkait untuk menghasilkan gerak yang dan lempar untuk menghasilkan
penyebab fenomena dan kejadian,
efektif serta menyusun rencana gerak yang efektif serta
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang perbaikan* menyusun rencana perbaikan *
spesifik sesuai dengan bakat dan 3.7 Menganalisis keterampilan gerak 4.7 Mempraktikkan hasil analisis
minatnya untuk memecahkan masalah seni dan olahraga beladiri (sikap keterampilan gerak seni dan
3.1 Menganalisis keterampilan 4.1 Mempraktikkan hasil analisis kuda-kuda, sikap pasang, pola olahraga beladiri (sikap kuda-
gerak salah satu permainan keterampilan gerak salah langkah, pukulan, tendangan, dan kuda, sikap pasang, pola langkah,
bola besar sederhana, satu permainan bola besar tangkisan) untuk menghasilkan pukulan, tendangan, dan
tradisional dan atau rekreatif sederhana, tradisional dan atau gerak yang efektif** tangkisan) untuk menghasilkan
untuk menghasilkan koordinasi rekreatif dengan peraturan gerak yang efektif **
gerak yang baik* yang disederhanakan untuk 3.8 Menganalisis strategi dalam 4.8 Mempraktikkan hasil analisis
menghasilkan koordinasi gerak pertarungan bayangan (shadow strategi dalam pertarungan
yang baik* fighting) olahraga beladiri bayangan (shadow fighting)
3.2 Menganalisis keterampilan gerak 4.2 Mempraktikkan hasil analisis untuk menghasilkan gerak yang olahraga beladiri untuk
salah satu permainan bola besar keterampilan gerak salah satu efektif** menghasilkan gerak yang efektif
sederhana, tradisional dan atau permainan bola besar dengan **
rekreatif serta menyusun rencana peraturan yang disederhanakan, 3.9 Menganalisis konsep 4.9 Mempraktikkan hasil analisis
perbaikan* tradisional dan atau rekreatif latihan dan pengukuran konsep latihan dan pengukuran
serta menyusun rencana komponen kebugaran komponen kebugaran jasmani
perbaikan* jasmani terkait terkait kesehatan (daya tahan,
kesehatan (daya tahan, kekuatan, kekuatan, dan kelenturan)
dan kelenturan) menggunakan menggunakan instrumen
instrumen terstandar, misalnya; terstandar, misalnya; TKJI
TKJI
278 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 279
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.10 Menganalisis konsep latihan 4.10 Mempraktikkan hasil analisis 3.19 Menganalisis berbagai peraturan 4.19 Mempresentasikan berbagai
dan pengukuran komponen konsep latihan dan pengukuran perundangan serta konsekuensi peraturan perundangan serta
kebugaran jasmani terkait komponen kebugaran jasmani hukum bagi para pengguna dan konsekuensi hukum bagi
keterampilan (kecepatan, terkait keterampilan (kecepatan, pengedar narkotika, psikotropika, para pengguna dan pengedar
kelincahan, keseimbangan, kelincahan, keseimbangan, zat-zat aditif (NAPZA) dan obat narkotika, psikotropika, zat-
dan koordinasi) menggunakan dan koordinasi) menggunakan berbahaya lainnya zat aditif (NAPZA) dan obat
instrumen terstandar instrumen terstandar berbahaya lainnya
3.11 Menganalisis keterampilan 4.11 Mempraktikkan hasil analisis 3.20 Menganalisis bahaya, cara 4.20 Mempresentasikan hasil analisis
rangkaian gerak sederhana dalam keterampilan rangkaian gerak penularan, dan cara mencegah bahaya, cara penularan, dan
aktivitas spesifik senam lantai sederhana dalam aktivitas spesifik HIV/AIDS cara mencegah HIV/AIDS
(guling depan-belakang, lenting senam lantai (guling depan-
tengkuk, kayang, sikap lilin) belakang, lenting tengkuk, kayang,
Tingkatan VI Setara Kelas XII sikap lilin)
3.12 Menganalisis berbagai ke- 4.12 Mempraktikkan hasil analisis
terampilan rangkaian gerak yang berbagai keterampilan rangkaian Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
lebih kompleks dalam aktivitas gerak yang lebih kompleks dalam mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
spesifik senam lantai (guling aktivitas spesifik senam lantai sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
depan-belakang, lenting tengkuk, (guling depan-belakang, lenting sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
kayang, sikap lilin, handstand, tengkuk, kayang, sikap lilin,
headstand, lompat jongkok- handstand, headstand, lompat
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
kangkang, dan meroda) jongkok-kangkang, dan meroda) sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
3.13 Menganalisis gerak rangkaian 4.13 Mempratikkan hasil analisis gerak disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
langkah kaki, ayunan lengan, dan rangkaian langkah kaki, ayunan damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
anggota tubuh lainnya mengikuti lengan, dan anggota tubuh berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
irama (ketukan) dalam aktivitas lainnya mengikuti irama (ketukan) lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
gerak berirama dalam aktivitas gerak berirama bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
3.14 Menganalisis sistematika latihan 4.14 Mempraktikkan hasil sistematika dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
(gerak pemanasan, inti latihan, latihan (gerak pemanasan, inti
dan pendinginan) dalam aktivitas latihan, dan pendinginan) dalam
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
gerak berirama aktivitas gerak berirama masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
3.15 Menganalisis keterampilan satu 4.15 Mempraktikkan hasil analisis mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
gaya renang*** keterampilan satu gaya renang Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
***
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
3.16 Menganalisis keterampilan dua 4.16 Mempraktikkan hasil analisis
gaya renang *** keterampilan dua gaya renang*** kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
3.17 Memahami konsep dan prinsip 4.17 Mempresentasikan konsep dan pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
pergaulan yang sehat antar prinsip pergaulan yang sehat lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
remaja dan menjaga diri dari antar remaja dan menjaga diri seperti dalam tabel berikut.
kehamilan pada usia sekolah dari kehamilan pada usia sekolah
3.18 Menganalisis manfaat jangka 4.18 Mempresentasikan manfaat
panjang dalam aktivitas fisik jangka panjang dalam aktivitas
secara teratur fisik secara teratur
280 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 281
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, 2.6 Merancang beberapa pola 4.6 Mempraktikkan hasil rancang
dan mengevaluasi pengetahuan dan mencipta dalam ranah rangkaian keterampilan senam beberapa pola rangkaian
faktual, konseptual, prosedural, konkret dan ranah abstrak lantai keterampilan senam lantai
dan metakognitif berdasarkan terkait dengan 2.7 Merancang sistematika latihan 4.7 Merancang sistematika latihan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya (gerak pemanasan, inti latihan, (gerak pemanasan, inti latihan,
pengetahuan, teknologi, seni,
di sekolah secara mandiri serta dan pendinginan) dalam aktivitas dan pendinginan) dalam aktivitas
budaya, dan humaniora dengan
bertindak secara efektif dan kreatif, gerak berirama gerak berirama
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda 3.8 Menganalisis keterampilan dua 4.8 Mempraktikkan hasil analisis
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan gaya renang untuk keterampilan keterampilan dua gaya
serta menerapkan pengetahuan penyelamatan diri, dan tindakan renang untuk keterampilan
prosedural pada bidang kajian yang pertolongan kegawatdaruratan penyelamatan diri, dan
spesifik sesuai dengan bakat dan di air dengan menggunakan alat tindakan pertolongan
minatnya untuk memecahkan masalah bantu*** kegawatdaruratan di air dengan
3.1 Merancang pola penyerangan 4.1 Mempraktikkan hasil rancangan menggunakan alat
dan pertahanan salah satu pola penyerangan dan pertahanan bantu***
permainan bola besar sederhana, salah satu permainan bola 3.9 Menganalisis langkah-langkah 4.9 Mempresentasikan hasil analisis
tradisional dan atau rekreatif* besar dengan peraturan yang melindungi diri dan orang langkah-langkah melindungi
disederhanakan, tradisional dan lain dari Penyakit Menular diri dan orang lain dari Penyakit
atau rekreatif* Seksual (PMS) Menular Seksual (PMS)
3.2 Merancang pola penyerangan 4.2 Mempraktikkan hasil rancangan pola
Keterangan:dan pertahanan salah satu penyerangan dan pertahanan salah
permainan bola kecil sederhana, satu permainan bola kecil dengan
*) Untuk kompetensi
tradisionaldasar permainan
dan atau bola besar dan
rekreatif* permainan
peraturan bola kecil dapat dipilih sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia. (Dan dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah satu
yang disederhanakan,
pembelajaran yang diminati oleh gurunya melainkan diminati oleh
tradisional dan atau siswanya agar siswa tidak terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya)
rekreatif*
3.3 Merancang simulasi perlombaan 4.3 Mempraktikkan hasil rancangan **) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifit-
jalan cepat, lari, lompat dan simulasi perlombaan jalan cepat,
as beladiri lainnya (karate, yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan
lempar sesuai peraturan* lari, lompat dan lempar sesuai
peraturan* situasi dan kondisi sekolah. Olahraga beladiri pencaksilat mulai dia-
3.4 Merancang pola penyerangan 4.4 Mempraktikkan hasil rancangan jarkan pada kelas IV dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas I. II
dan pertahanan dalam olahraga pola penyerangan dan pertahanan dan III belum cukup untuk menerima aktifitas pembelajaran beladi-
beladiri sesuai peraturan ** dalam olahraga beladiri sesuai ri.
peraturan permainan**
***) Pembelajaran aktifitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondisi,
3.5 Merancang program latihan 4.5 Mempraktikkan hasil rancangan
untuk meningkatkan derajat program latihan untuk jikalau tidak bisa dilaksanakan digantikan dengan aktifitas fisik lain-
kebugaran jasmani terkait meningkatkan derajat kebugaran nya yang terdapat di lingkup materi.
kesehatan (latihan; daya tahan, jasmani terkait kesehatan
kekuatan, dan kelenturan) dan (latihan; daya tahan, kekuatan,
keterampilan (latihan; kecepatan, dan kelenturan) dan keterampil
kelincahan, keseimbangan, dan an (latihan; kecepatan,
koordinasi) secara pribadi kelincahan, keseimbangan, dan
koordinasi) secara pribadi
282 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 283
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi