Anda di halaman 1dari 189

Dikembangkan oleh:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan


Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
i
peserta didik (warga belajar) yang memerlukan pendidikan akademik dan
KATA PENGANTAR keterampilan atau kecakapan hidup untuk meningkatkan mutu kehidupannya,
Direktur Jenderal PAUD dan Dikmas (5) berkembangnya teknologi dan kemajuan pada berbagai aspek.
Fungsi dan tujuan pendidikan kesetaraan selama ini tetap relevan mengingat
masih besarnya jumlah anak putus sekolah dalam dan antar jenjang
pendidikan; masih tetap adanya jumlah penganggur dan setengah penganggur
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan strategis bagi terutama usia muda dari tahun ke tahun; serta kenyataan konsekuensi dari
penyiapan generasi penerus suatu bangsa. Oleh karena itu setiap negara kondisi geografis dan adanya ketimpangan tingkat kemajuan pembangunan di
memberikan prioritas yang tinggi terhadap pendidikan bagi warga negaranya, Indonesia sehingga masih menghadirkan adanya daerah terluar, terdepan
termasuk Indonesia. Diamanatkan dalam UUD 1945 bahwa tiap warga negara (perbatasan) dan tertinggal atau dikenal dengan daerah 3 T; adanya beberapa
berhak mendapat pendidikan (Pasal 31, ayat 1). Untuk itu pendidikan daerah rawan bencana atau konflik. Oleh karena itu kehadiran negara untuk
nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan yang menyediakan pendidikan kesetaraan tetap diperlukan. Masih banyaknya anak
bermutu untuk setiap warga negara. Negara harus memberi kesempatan usia sekolah yang tidak sekolah dan banyaknya masyarakat yang sudah
pendidikan yang sama kepada semua warga negara tanpa kecuali. Artinya, bekerja dan belum memiliki ijazah sebagai pengakuan kualifikasi
warga negara yang karena sesuatu hal terpaksa tidak bisa mengikuti akademiknya, mengindikasikan keberadaan pendidikan kesetaraan dapat
pendidikan di jalur sekolah (jalur pendidikan formal) harus dijamin memiliki menjadi pendidikan alternatif bagi masyarakat.
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang setara melalui jalur luar
sekolah (jalur pendidikan nonformal). Kurikulum pendidikan kesetaraan dikembangkan dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun 2016 tentang
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berdampak kompetensi inti dan kompetensi dasar pendidikan dasar dan menengah.
pada cepatnya perubahan di semua bidang kehidupan. Sementara itu apa yang Kompetensi inti dan kompetensi dasar tersebut disesuaikan dengan konteks
dipelajari selama di sekolah sering tidak bisa mengimbangi cepatnya pendidikan kesetaraan dan fungsionalisasi dalam kehidupan sehari hari.
perubahan yang terjadi di kehidupan nyata. Konsekuensinya, setiap orang Kontekstualisasi dan fungsionalisasi ini tidak mengurangi derajat kompetensi
harus senantiasa belajar untuk meningkatkan pengetahuan, yang ditetapkan dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
keterampilan/keahlian, dan/atau kompetensinya kalau tidak mau ketinggalan Kurikulum pendidikan kesetaraan yang terdiri dari; Kurikulum Pendidikan
jaman. Kesempatan belajar tersebut bisa melalui jalur pendidikan formal, Kesetaraan Paket A, Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket B dan Kurikulum
nonformal, maupun informal. Pendidikan Kesetaraan Paket C, dikembangkan bersama Ditjen PAUD dan
Sejak awal kehadirannya di kancah pembangunan pendidikan di tanah air, Dikmas, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemdikbud bersama para
fungsi pendidikan kesetaraan sebagai bagian dari pendidikan nonformal akademisi dan praktisi pendidikan kesetaraan.
adalah mengembangkan potensi peserta didik (warga belajar) dengan Kami berharap agar Kurikulum Pendidikan Kesetaraan ini dapat menjadi
penekanan pada penguasaan pengetahuan akademik dan keterampilan pedoman bagi semua pihak yang terkait dengan penyelengaraan pendidikan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Adapun kesetaraan.
tujuan utama pendidikan kesetaraan kedepan adalah: (1) menjamin
penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak yang kurang Jakarta, November 2017
beruntung (putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah sekolah), khususnya Direktur Jenderal,
perempuan, minoritis etnik, dan anak yang bermukim di desa terbelakang,
miskin, terpencil atau sulit dicapai karena letak geografis dan atau
keterbatasan transportasi; (2) menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi
semua manusia muda dan orang dewasa melalui akses yang adil pada
program-program belajar dan kecakapan hidup; (3) menghapus ketidakadilan Harris Iskandar
gender dalam pendidikan dasar dan menengah; dan (4) melayani NIP 196204291986011001

ii KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ii


i
KATA SAMBUTAN
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Balitbang

Dalam rangka menyesuaikan dinamika perkembangan masyarakat, lokal, kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus rumusan
nasional, dan global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga
nasional. Untuk meningkatkan mutu dan daya saing bangsa, pemerintah telah dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
melakukan pengaturan kembali kurikulum dengan diterbitkannya alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan
Permendikbud No. 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi kualitas dan pengembangan pendidikan. Kontekstualisasi yang dilakukan
dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi
menengah. kata kerja operasional dan rumusan kalimat sehingga mudah
Pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik
menyelenggarakan pendidikan umum program paket A setara SD/MI, paket (learnable); terukur pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna dan
B setara SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Untuk memastikan relevan untuk dipelajari (worth to learn) peserta didik.
kualitas lulusan pendidikan kesetaraan adalah setara dengan pendidikan
formal, maka pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan Setelah melalui tahapan workshop kontekstualisasi, review dan validasi
dengan mengacu dan melalui kontekstualisasi kompetensi inti dan kurikulum, maka kurikulum pendidikan kesetaraan ini dinyatakan sesuai
kompetensi dasar dari kurikulum pendidikan formal serta disesuaikan dengan dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan dasar dan
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan. menengah.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, Terima kasih kami sampaikan kepada Direktorat Pembinaan Pendidikan
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan Keaksaraan dan Kesetaraan Ditjen PAUD Dikmas yang telah melibatkan
kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik (teachable); mudah secara aktif kepada Puskurbuk, perguruan tinggi, tutor, pengawas, pamong
dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapaiannya (measurable belajar, guru, penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan, tokoh
assessable), dan bermakna dan relevan untuk dipelajari (worth to learn) peserta masyarakat, tokoh pendidikan, organisasi pendidikan dan berbagai pihak
didik lainnya untuk melakukan validasi, review dan memberikan masukan dalam
mengembangkan dan menyempurnakan kurikulum pendidikan kesetaraan ini.
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan
ini adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan
atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan memberikan tekanan khusus Balitbang Kemdikbud
rumusan kompetensi agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan,
sehingga dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai
pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam
peningkatan kualitas dan pengembangan pendidikan.
Dr. Awaluddin Tjalla
Prinsip dan strategi dalam pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan
NIP. 196011121985031001
ini adalah memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau
equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan formal; menjadikan rumusan
atau deskripsi

iv KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C v


DAFTAR ISI STRUKTUR KURIKULUM
PENDIDKAN KESETARAAN PAKET C

Kata Pengantar Dirjen PAUD dan Dikmas ......................................................... ii Struktur kurikulum Paket C merupakan pola susunan mata pelajaran dan
Kata Sambutan Puskurbuk ................................................................................ iv beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
DaGar Isi ........................................................................................................... vi pembelajaran, meliputi mata pelajaran, dan bobot satuan kredit kompetensi
(SKK).
Struktur Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Paket C ......................................... 1
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan..................................................... 5 Penyusunan kurikulum pendidikan kesataraan mengacu pada komptensi inti
Bahasa Indonesia .............................................................................................. 19 dan kompetensi dasar kurikuluk pendidikan dasar dan menengah
Matematika ...................................................................................................... 32 (Permendikbud No. 24 tahun 2016) Kompetensi inti dan kempetensi dasar
Sejarah Indonesia ............................................................................................. 44 tersebut dilakukan kontekstualisasi dan fungsionalsasi tanpak mengurangi
Bahasa Inggris ................................................................................................... 54
kualitas dan standar kompetensi yang ada. Khusus kurikulum mata
pelajaran agama dan budi pekerti sepenuhnya menggunakan
Matematika Peminatan .................................................................................... 68
kurikulum pendidikan dasar dan menegah yang ditetapkan oleh
Biologi ............................................................................................................... 78
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Fisika ................................................................................................................. 90
Kimia ................................................................................................................. 101 Muatan belajar pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam satuan kredit
Geografi ............................................................................................................ 112 kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot kompetensi yang harus dicapai
Sejarah Peminatan ............................................................................................ 122 oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran, baik melalui
Sosiologi ........................................................................................................... 133 pembelajaran tatap muka, tutorial, dan atau belajar mandiri.
Ekonomi ............................................................................................................ 143 SKK merupakan penghargaan terhadap pencapaian kompetensi sebagai hasil
Bahasa dan Sastra Indonesia ............................................................................ 153 belajar peserta didik dalam menguasai suatu mata pelajaran. SKK
Bahasa dan Sastra Inggris ................................................................................. 165 diperhitungkan untuk setiap mata pelajaran yang terdapat dalam struktur
Bahasa Arab ...................................................................................................... 180 kurikulum. Satu SKK dihitung berdasarkan pertimbangan muatan SK dan KD
Bahasa Mandarin .............................................................................................. 191 tiap mata pelajaran. SKK dapat digunakan untuk alih kredit kompetensi yang
Bahasa Jepang .................................................................................................. 203 diperoleh dari jalur pendidikan informal, formal, kursus, keahlian dan
Bahasa Korea .................................................................................................... 213
kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai
melalui pembelajaran 1 jam pelajaran tatap muka atau 2 jam pelajaran tutorial
Bahasa Jerman .................................................................................................. 224 atau 3 jam pelajaran mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari
Bahasa Perancis ................................................................................................ 236 ketiganya.
Antropologi ....................................................................................................... 246
Seni Budaya ...................................................................................................... 257 Struktur kurikulum program pendidikan kesetaraan dimaksudkan untuk
Pendidikan Olahraga dan Rekreasi ................................................................... 273 mencapai standar kompetensi lulusan sesuai dengan Permendikbud Nomor 20
Prakarya dan Kewirausahaan ............................................................................ 284 Tahun 2016 dengan orientasi pengembangan olahkarya untuk mencapai
keterampilan fungsional yang menjadi kekhasan program program kesetaraan,
yaitu:
1. Paket A: Memiliki keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
2. Paket B: Memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja.
3. Paket C: Memiliki keterampilan berwirausaha.

vi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C 1


Struktur kurikulum pendidikan kesetaraan terdiri mata pelajaran kelompok pengetahuan, kebutuhan beban belajar untuk praktik disesuaikan
umum dan kelompok khusus. dengan jenis keterampilan yang diambil dan diatur oleh lembaga
1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada yang melakukan sertifikasi.
standar pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun c. Strategi dan pendekatan pembelajaran dapat dirancang secara
2016 tentang Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat tematik- terpadu atau menggunakan pendekatan berbasis mata
dan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta pelajaran sesuai dengan karakteristk dan kebutuhan pendidikan
didik. kesetaraan dan peserta didik
2. Kelompok Perminatan. Kelompok ini merupakan upaya memberikan d. Tingkatan pada pendidikan kesetaraan adalah sebagai berikut.
pilihan berdasarkan minat peserta didik. Mata pelajaran peminatan, 1) Muatan dan kompetensi Tingkatan 5/ setara dengan kelas X –
yang terbagi menjadi 3 pilihan, yaitu: Peminatan Matematika dan XI pada jenjang pendidikan formal
Ilmu Alam, Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan Peminatan Ilmu Bahasa 2) Muatan dan kompetensi Tingkatan 6/ setara dengan kelas XII
dan Budaya. pada jenjang pendidikan formal
3. Kelompok Khusus terdiri dari kelompok pemberdayaan dan Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam
keterampilan satuan kredit kompetensi (SKK) yang menunjukkan bobot
a. Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti
keberdayaan, harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik program pembelajaran, baik melalui tatap muka, praktek
mampu mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat. keterampilan, dan/ atau kegiatan mandiri. Satu SKK adalah satu
Materi- materi untuk mencapai kompetensi dapat meliputi: satuan kompetensi yang dicapai melalui pembelajaran 1 jam tatap
Pengembangan diri, pengembangan kapasitas dalam rangka muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi
mendukung keterapilan yang dipilih oleh peserta didik. secara proporsional dari ketiganya. Satu jam tatap muka yang
b. Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi dimaksud adalah satu jam pembelajaran yaitu sama dengan 45
sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan menit untuk Paket C
peluang kesempatan kerja yang tersedia, sehingga peserta didik Adapun struktur sebaran mata pelajaran Program n Paket C sebagaimana
mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan
dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara tersaji pada tabel berikut.
STRUKTUR KURIKULUM PAKET C
produktif. Keterampilan terdiri atas:
• Seni dan budaya untuk membentuk karakter peserta didik Mata Pelajaran Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)
menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman Tingkatan 5 / Derajat Mahir 1
Setara Kelas X-XI Tingkatan 6 / Derajat Jumlah
budaya. Mahir 2 Setara
• Pendidikan Olahraga dan Rekreasi untuk membentuk karakter Kls XII
peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan Kelompok Umum
menumbuhkan rasa sportivitas. 1. Pendidikan Agama
• Prakarya untuk membentuk peserta didik menjadi manusia 2. Pendidikan Kewarganegaraan
yang memiliki kecakapan okupasional dan vokasional 3. Bahasa Indonesia 26 14 40
Muatan tersebut merupakan muatan wajib, tetapi untuk 4. Matematika
pendalaman dan spesialisasi peserta didik dapat memilih 5. Sejarah Indonesia
keterampilan keahlian yang sesuai potensi, kebutuhan, kearifan 6. Bahasa Inggris
lokal dan karakteristik peserta didik. Keterampilan keahlian untuk Peminatan Matematika dan Ilmu Alam
Paket C terbagi menjadi dua pilihan, yaitu non sertifikasi dan 7. Matematika
tersertifikasi. Khusus untuk keterampilan tersertifikasi merupakan 8. Biologi
keterampilan yang dituntut uji kompetensi oleh lembaga yang 9. Fisika
berhak di akhir programnya. Alokasi SKK dalam Struktur
10. Kimia
kurikulum untuk keterampilan terstruktur/tersertifikasi merupakan
alokasi waktu untuk penguasaan

2 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C 3


Peminatan Ilmu-ilmu Sosial
7. Geografi
8. Sejarah
9. Sosiologi 30 15 45
10. Ekonomi
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya
7. Bahasa dan Sastra Indonesia
8. Bahasa dan Sastra Inggeris
9. Bahasa Asing Lain (Arab, Mandarin,
Jepang, Korea, Jerman, Perancis)
10. Antropologi
Kelompok Khusus
11. Pemberdayaan
12. Keterampilan:
24 13 37
Fungsional
Terstruktur/Tersertifikasi
Jumlah 80 42 122
Keterangan:
1. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun mengacu pada standar
pendidikan formal sesuai Peraturan Mendikbud No. 21 tahun 2016 tentang
Standar Isi serta kontennya dikembangkan oleh pusat dan merupakan mata
pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik. Kelompok umum
termasuk mata pelajaran peminatan, yang terbagi menjadi 3 pilihan, yaitu:
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, dan
Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya.
2. Kurikulum mata pelajaran Agama tidak dilakukan kontekstualisasi dan
fungsionalisasi, akan tetapi mengikuti sepenuhnya kurikulum pendidikan pendidikan
dasar dan menengah yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
3. Kelompok Perminatan terdiri dari perminatan ilmu sosial, perminatan ilmu
pengetahuan Alam dan perminatan bahasa.
4. Kelompok khusus: memuat mata pelajaran yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan yaitu:
a. Pemberdayaan memuat materi-materi untuk menumbuhkan keberdayaan,
harga diri, percaya diri, sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi
dalam kehidupan bermasyarakat. Materi-materi yang diberikan berupa:
Pengembangan diri, pengembangan kapasitas untuk mendukung jenis
keterampilan yang dipilih oleh peserta didik.
b. Keterampilan merupakan muatan keterampilah pilihan berupa keterampilan
fungsional atau keterampilan terstruktur.

4 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN)


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
PENDIDIKAN KESETARAAN kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
Mata Pelajaran : dalam lingkup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pendidikan kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus
sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia
A. Rasional kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif, inovatif, dan futuristik.
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan Pengembangan kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan (PPKn) di pendidikan formal berupaya menjadikan mata pelajaran yang
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, mampu memberikan kontribusi dan solusi terhadap krisis
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan multidimensional. Misi mata pelajaran PPKn adalah mengembangkan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. keadaban Pancasila yang mampu membudayakan dan memberdayakan
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam peserta didik menjadi warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah,
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan jujur, cerdas, dan bertanggungjawab. Selain itu, dalam konteks kehidupan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. global, mata pelajaran PPKn juga membekali peserta didik untuk hidup
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari sebagai warga dunia (global citizenship) dengan nilai dan moral Pancasila
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk sesuai dinamika kehidupan abad 21. Oleh karena itu, substansi dan
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat pembelajaran PPKn diorientasikan pada visi dan keterampilan abad 21
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan sebagaimana telah menjadi komitmen global.
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan mata pelajaran PPKn di pendidikan kesetaraan. Mengingat tujuan dalam
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas konteks pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab pendidikan formal.
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara

6 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN) 7


B. Tujuan C. Ruang Lingkup
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang pendidikan kesetaraan memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
1. Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa
ekstrakurikuler. Sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013 penjelasan pasal
77 J ayat (1) huruf b ditegaskan bahwan Pendidikan kewarganegaraan 2. UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang menjadi landasan
dimaksudkan untuk membentuk Peserta Didik menjadi manusia yang konstitusional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
3. Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai kesepakatan final
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan
moral Pancasila, kesadaran berkonstitusi Undang-Undang Dasar Negara bentuk Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal 4. Bhinneka Tunggal Ika, sebagai wujud filosofi kesatuan yang
Ika, serta komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. melandasi dan mewarnai keberagaman kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar Ruang lingkup materi Tingkatan V setara kelas X-XI dan Tingkatan VI
dan menengah adalah mengembangkan potensi peserta didik atau warga setara kelas XII sesuai dengan aspek-aspek berikut.
belajar dalam seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (1) sikap
NO RUANG TINGKATAN V TINGKATAN VI
kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab LINGKUP SETARA KELAS X-XI SETARA KELAS XII
kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic 1 Pancasila • Nilai-Nilai Pancasila • Kasus-kasus
responsibility); (2) pengetahuan kewarganegaraan; (3) keterampilan dalam kerangka praktik pelanggaran hak
kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan penyelenggaraan pemerintahan dan
(civic competence and civic responsibility). Negara pengingkaran
• Kasus-kasus pelanggaran hak kewajiban warga
Secara khusus tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut asasi manusia dalam negara
bertujuan agar peserta didik mampu: perspektif
Pancasila.
1. Menampilkan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman, Undang- • Ketentuan Undang-Undang • Pelindungan dan
dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial; Undang Dasar Dasar Negara Republik penegakan
2. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang hukum dalam
Indonesia 1945 mengatur tentang wilayah
dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik negara,
masyarakat untuk
Indonesia Tahun 1945; menjamin
warga negara dan penduduk, keadilan dan
3. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat agama dan kepercayaan, serta
pertahanan dan keamanan kedamaian
kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun • Kewenangan lembaga-
lembaga Negara menurut
1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Undang- Undang Dasar
Kesatuan Republik Indonesia; dan Negara Republik Indonesia
4. Berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung jawab sebagai Tahun 1945.
anggota masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan • Hubungan struktural dan
fungsional pemerintahan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha pusat dan daerah menurut
Esa yang hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya. Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
• Sistem dan dinamika
demokrasi Pancasila sesuai
dengan Undang- Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia tahun 1945
8 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN) 9
NO RUANG TINGKATAN V TINGKATAN VI kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
LINGKUP SETARA KELAS X-XI SETARA KELAS XII formal; (2) menjadikan
• Sistem hukum dan peradilan
di Indonesia sesuai dengan
Undang-Undang Dasar
Negara
Republik Indonesia tahun 1945
• Dinamika peran Indonesia
dalam perdamaian dunia
sesuai Undang-Undang Dasar
Negara
Republik Indonesia tahun 1945
3 Bhinneka Tunggal • Faktor-faktor pembentuk • Pengaruh positif dan
Ika integrasi nasional dalam negatif kemajuan
bingkai Bhinneka Tunggal Ika iptek terhadap
• Indikator ancaman negara dalam
terhadap negara dan upaya bingkai Bhinneka
penyelesaiannya di bidang Tunggal Ika
Ipoleksosbudhankam
dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika
• Kasus-kasus ancaman
terhadap
Ipoleksosbudhankam dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika
4 Negara Kesa- • Arti pentingnya Wawasan • Dinamika
tuan Republik Nusantara dalam konteks persatuan dan
Indonesia Negara Kesatuan Republik kesatuan bangsa
Indonesia sebagai upaya
• Faktor pedorong dan menjaga dan
penghambat persatuan dan mempertahankan
kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan
Negara Republik Indonesia
Kesatuan Republik Indonesia

D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontekstualisasi
dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
10 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN) 11
rumusan atau deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan
tekanan khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang
diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu
berperan sebagai pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah
sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan pengembangan
pendidikan.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan
kalimat.
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Sikap
Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap
Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses
pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan
pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik
pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut. Pada tingkatan V pencapaian pembelajaran mengacu pada
pencapaian kompetensi inti setara kelas XI sebagai pencapaian akhir
pembelajaran PPKn. Untuk kompetensi dasar pada KI sikap spiritual dan
sikap sosial juga dirumuskan pencapaian akhir yang diharapkan (setara
SMA kelas XI), sedangkan untuk proses pencapaiannya meliputi tahapan
menerima, menjalankan, menghargai, mengahayati, dan mengamalkan.
Kontekstualisasi kompetensi dasar pada KI

10 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN) 11


pengetahuan dan keterampilan dirumuskan dengan pengelompokan sesuai KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dengan ruang lingkup mata pelajaran PPKn. Kontekstualisasi kompetensi inti KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 1.6 Mensyukuri nilai-nilai dalam 2.6 Menunjukkan sikap disiplin
sistem hukum dan peradilan di terhadap aturan sebagai
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Indonesia sesuai dengan Undang- cerminan sistem hukum dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Undang Dasar Negara Republik peradilan di Indonesia
SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL Indonesia Tahun 1945 sebagai
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bentuk pengabdian kepada Tuhan
agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (gotong Yang Maha Esa
royong, kerja sama, toleran, damai), 1.7 Menghormati hubungan pemerintah 2.7 Bersikap peduli terhadap
santun, responsif dan proaktif pusat dan daerah menurut Undang- hubungan pemerintah pusat dan
sebagai bagian dari solusi atas Undang Dasar Negara Republik daerah yang harmonis di
berbagai permasalahan dalam Indonesia Tahun 1945 sebagai daerah setempat
berinteraksi secara efektif dengan anugerah Tuhan Yang Maha Esa
lingkungan sosial dan alam serta 1.8 Mensyukuri peran Indonesia 2.8 Bersikap toleran dan cinta damai
menempatkan diri sebagai cerminan dalam mewujudkan perdamaian sebagai refleksi peran Indonesia
bangsa dalam pergaulan dunia dunia sebagai anugerah Tuhan dalam perdamaian dunia dalam
1.1 Mensyukuri nilai-nilai Pancasila 2.1 Menunjukkan sikap gotong Yang Maha Esa hidup bermasyarakat, berbangsa
dalam praktik penyelenggaraan royong sebagai bentuk penerapan dan bernegara
pemerintahan negara sebagai nilai-nilai Pancasila dalam kehi- 1.9 Mensyukuri nilai-nilai yang 2.9 Menunjukkan sikap kerjasama
salah satu bentuk pengabdian dupan berbangsa dan bernegara membentuk komitmen integrasi dalam rangka mewujudkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa nasional dalam bingkai Bhinneka komitmen integrasi nasional
1.2 Menghargai hak asasi manusia 2.2 Bersikap peduli terhadap hak Tunggal Ika sebagai wujud syukur dalam bingkai Bhinneka Tunggal
berdasarkan perspektif Pancasila asasi manusia berdasarkan kepada Tuhan yang Maha Esa Ika
sebagai anugerah Tuhan yang perspektif Pancasila dalam 1.10 Bersyukur pada Tuhan Yang 2.10 Bersikap responsif dan proaktif
Maha Esa kehidupan berbangsa dan Maha Esa atas nilai-nilai yang atas ancaman terhadap
bernegara membentuk kesadaran akan negara strategi mengatasinya
1.3 Menerima ketentuan Undang- 2.3 Bersikap peduli terhadap ancaman terhadap negara strategi berdasarkan asas Bhinneka
Undang Dasar Negara Republik penerapan ketentuan Undang- mengatasinya berdasarkan asas Tunggal Ika
Indonesia Tahun 1945 yang Undang Dasar Negara Republik Bhinneka Tunggal Ika
mengatur tentang wilayah Indonesia Tahun 1945 yang 1.11 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.11 Bersikap responsif dan proaktif
negara, warga negara dan mengatur tentang wilayah Maha Esa atas nilai-nilai yang atas ancaman terhadap negara dan
penduduk, agama dan keperca- negara, warga negara dan membentuk kesadaran atas upaya penyelesaiannya dibidang
yaan, pertahanan dan keamanan penduduk, agama dan keperca- ancaman terhadap negara dan Ideologi, politik, ekonomi, sosial,
sebagai wujud rasa syukur pada yaan, pertahanan dan keamanan upaya penyelesaiannya dalam budaya, pertahanan, dan keamanan
Tuhan Yang Maha Esa bingkai Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Bhinneka Tunggal
1.4 Menghargai nilai-nilai ke-Tuhanan 2.4 Berperilaku santun dalam Ika
dalam berdemokrasi Pancasila sesu- ber-demokrasi Pancasila sesuai 1.12 Menghargai wawasan nusantara 2.12 Bertanggung jawab mengem-
ai Undang-Undang Dasar Negara Undang-Undang Dasar Negara dalam konteks Negara Kesatuan bangkan kesadaran akan
Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945 Republik Indonesia sebagai pentingnya wawasan nusantara
1.5 Menghargai nilai-nilai terkait fungsi 2.5 Bersikap peduli terhadap anugerah Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks Negara Kesatuan
dan kewenangan lembaga-lembaga lembaga-lembaga di satuan Republik Indonesia
negara menurut Undang-Undang pendidikan sebagai cerminan dari 1.13 Bersyukur pada Tuhan Yang Maha 2.13 Bersikap proaktif dalam
Dasar Negara Republik Indonesia lembaga-lembaga negara Esa atas nilai-nilai persatuan dan menerapkan nilai-nilai persatuan
Tahun 1945 sebagai bentuk sikap kesatuan bangsa dalam Negara dan kesatuan bangsa dalam Negara
beriman dan bertaqwa Kesatuan Republik Indonesia Kesatuan Republik Indonesia

12 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN) 13


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah
prosedural dan metakognitif abstrak terkait dengan pengembangan
berdasarkan rasa ingintahunya tentang dari yang dipelajarinya di satuan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, pendidikan secara mandiri, bertindak
budaya, dan humaniora dengan secara efektif dan kreatif serta
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, mampu menggunakan metoda
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menganalisis nilai-nilai dari 4.1 Menyaji hasil analisis nilai-nilai
tiap-tiap sila Pancasila dalam dari tiap-tiap sila Pancasila
kerangka praktik penyelenggaraan dalam kerangka praktik
pemerintahan negara dari lingkup penyelenggaraan pemerintahan
pemerintahan yang terdekat di negara dari lingkup
daerah sampai ke tingkat pusat. pemerintahan yang terdekat di
daerah sampai ke tingkat pusat.
3.2 Menganalisis pelanggaran hak 4.2 Menyaji hasil analisis pelanggaran
asasi manusia terkait dengan hak hak asasi manusia dalam
dan kewajiban asasi manusia, perspektif Pancasila dalam
nilai dasar, nilai instrumental, kehidupan berbangsa dan
dan nilai praksis Pancasila bernegara terkait dengan hak
dalam kehidupan sehari-hari. dan kewajiban asasi manusia,
nilai dasar, nilai instrumental,
dan nilai praksis Pancasila
dalam
kehidupan sehari-hari.
3.3 Menelaah ketentuan Undang- 4.3 Menyaji hasil telaah tentang
Undang Dasar Negara Republik ketentuan Undang-Undang
Indonesia Tahun 1945 yang Dasar Negara Republik Indonesia
mengatur tentang wilayah negara, Tahun 1945 yang mengatur
warga negara dan penduduk, wilayah negara, warga negara
agama dan kepercayaan, serta dan penduduk, agama dan
pertahanan dan keamanan kepercayaan, serta pertahanan
dan keamanan
3.4 Mengkaji sistem dan dinamika 4.4 Menyajikan hasil kajian tentang
demokrasi Pancasila sesuai sistem dan dinamika demokrasi
dengan Undang-Undang Dasar Pancasila sesuai dengan Undang-
Negara Republik Indonesia Undang Dasar Negara Republik
Tahun 1945, mencakup makna Indonesia Tahun 1945 mencakup
demokrasi, klasifikasi, prinsip, makna demokrasi, klasifikasi,
periodesasi perkembangan prinsip, periodesasi perkembangan
demokrasi di Indonesia, dan demokrasi di Indonesia, dan
pentingnya demokrasi dalam pentingnya demokrasi dalam

14 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN) 15


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.5 Menganalisis fungsi dan 4.5 Mendemonstrasikan hasil analisis
kewenangan lembaga-lembaga tentang fungsi dan kewenangan
Negara menurut Undang-Undang lembaga-lembaga Negara menurut
Dasar Negara Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara
Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945
3.6 Mendeskripsikan sistem hukum 4.6 Menyaji hasil penalaran tentang
dan peradilan di Indonesia sistem hukum dan peradilan di
sesuai dengan Undang-Undang Indonesia sesuai dengan Undang-
Dasar Negara Republik Indonesia Undang Dasar Negara Republik
Tahun 1945 yang mencakup Indonesia Tahun 1945 yang
makna, klasifikasi, tujuan, dan mencakup makna, klasifikasi,
tata hukum Republik Indonesia, tujuan,dan tata hukum Republik
serta makna, dasar Indonesia, serta makna, dasar
hukum,klasifikasi, perangkat hukum, klasifikasi, perangkat
lembaga, tingkatan, dan peran lembaga, tingkatan, dan peran
lembaga peradilan di Indonesia. lembaga peradilan di Indonesia.
3.7 Merumuskan hubungan 4.7 Melakukan penelitian sederhana
pemerintah pusat dan daerah dengan cara mencatat pasal-pasal
menurut Undang-Undang Dasar tentang hubungan pemerintah
Negara Republik Indonesia pusat dan pemerintah daerah
Tahun 1945, baik hubungan menurut Undang-Undang Dasar
yang bersifat struktural maupun Negara Republik Indonesia
hubungan fungsional sesuai Tahun 1945, baik hubungan
Undang-Undang Otonomi Daerah yang bersifat struktural maupun
hubungan fungsional sesuai
Undang-Undang Otonomi Daerah
3.8 Menganalisis dinamika peran 4.8 Mendemonstrasikan hasil analisis
Indonesia dalam perdamaian tentang peran Indonesia dalam
dunia sesuai Undang-Undang perdamaian dunia sesuai Undang-
Dasar Negara Republik Indonesia Undang Dasar Negara Republik
Tahun 1945 yang mencakup Indonesia Tahun 1945 yang
makna, dan pentingnya hubungan mencakup makna, dan pentingnya
internasional bagi Indonesia, hubungan internasi-onal bagi
dinamika politik luar negeri Indonesia, dinamika politik luar
Indonesia dalam menjalin negeri Indonesia dalam menjalin
hubungan internasional, dinamika hubungan internasional, dinamika
peran Indonesia di Perserikatan peran Indonesia di Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), ASEAN Bangsa-
(Association of South East Asian Bangsa (PBB), ASEAN (Association
Nation), dan Gerakan Non- Blok of South East Asian Nation),
yang berdampak langsung pada dan Gerakan Non-Blok yang
konteks daerah berdampak
langsung pada konteks daerah.
3.9 Mengidentifikasi faktor-faktor 4.9 Menyimulasikan faktor-faktor pem-
pembentuk integrasi nasional, bentuk integrasi nasional, yang
yang dapat berupa kesamaan dapat berupa kesamaan ideologi,
ideologi, sosial budaya, politik, sosial budaya, politik, dan
dan kewilayahan dalam kewilayahan dalam bingkai

14 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN) 15


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
3.10 Mengkaji kasus-kasus ancaman 4.10 Melakukan penelitian sederhana peserta didik.
terhadap Ideologi, politik, dengan mengumpulkan data
ekonomi, sosial, budaya, tentang potensi ancaman Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
pertahanan, dan keamanan dan terhadap Ideologi, politik, proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
strategi mengatasinya dalam ekonomi, sosial, budaya,
bingkai Bhinneka Tunggal Ika pertahanan, dan keamanan dan
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
melalui media massa. strategi mengatasinya dalam pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
bingkai Bhinneka Tunggal Ika lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
melalui media massa. seperti dalam tabel berikut.
3.11 Menganalisis ancaman terhadap 4.11 Menyaji hasil analisis
negara dan upaya tentang ancaman terhadap KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
penyelesaiannya di bidang negara dan upaya KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
ideologi, politik, ekonomi, sosial, penyelesaiannya di SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL
budaya, pertahanan, dan bidang Ideologi, politik, ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan, dan 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
keamanan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika sesuai keamanan sesuai dengan konteks agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (gotong royong,
dengan konteks daerah. daerah. kerja sama, toleran, damai), santun,
3.12 Menginterpretasi dengan 4.12 Mempresentasikan hasil responsif dan proaktif sebagai bagian
menunjukkan bukti-bukti interpretasi dengan menunjukkan dari solusi atas berbagai permasalahan
pentingnya Wawasan Nusantara bukti-bukti terkait pentingnya dalam berinteraksi secara efektif
dalam konteks Negara Kesatuan Wawasan Nusantara dalam dengan lingkungan sosial dan alam serta
Republik Indonesia, dari aspek konteks Negara Kesatuan Republik menempatkan diri sebagai cerminan
kewilayahan Nusantara dan aspek Indonesia dari aspek kewilayahan bangsa dalam pergaulan dunia
kehidupan. Nusantara dan aspek kehidupan.
1.1 Menghargai perbedaan sebagai 2.1 Bersikap responsif dan proaktif
3.13 Mengidentifikasikan faktor 4.13 Menyaji hasil identifikasi anugerah Tuhan yang Maha Esa terhadap pelanggaran hak
pendorong dan penghambat tentang faktor pedorong dan
dalam rangka penghormatan hak dan pengingkaran kewajiban
persatuan dan kesatuan bangsa penghambat persatuan dan
dalam Negara Kesatuan Republik kesatuan bangsa dalam Negara asasi manusia warga negara dalam kehidupan
Indonesia dalam konteks daerah Kesatuan Republik Indonesia berbangsa dan bernegara
dalam konteks daerah 1.2 Menjalankan perilaku sebagai 2.2 Berperilaku jujur dalam praktik
orang beriman dalam praktik perlindungan dan penegakan
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) pelindungan dan penegakan hukum di tengah masyarakat
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum hukum untuk menjamin keadilan
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) dan kedamaian
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Sikap 1.3 Menyikapi pengaruh kemajuan 2.3 Bertanggungjawab dalam menyi-
Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan ilmu pengetahuan dan teknologi kapi pengaruh kemajuan ilmu
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti Sikap dengan tetap memegang nilai- pengetahuan dan teknologi dalam
nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), 1.4 Mensyukuri persatuan dan 2.4 Bersikap proaktif dalam
kesatuan bangsa sebagai mengem-bangkan persatuan
santun, responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
upaya dalam menjaga dan dan kesatuan bangsa sebagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan mempertahankan Negara upaya dalam menjaga dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan Kesatuan Republik Indonesia mempertahankan Negara
dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses sebagai bentuk pengabdian Kesatuan Republik Indonesia
pembelajaran langsung (direct teaching) dan tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan

16 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKN) 17


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait dengan
prosedural, dan metakognitif pengembangan dari yang dipelajarinya
berdasarkan rasa ingin tahunya di satuan pendidikan secara mandiri
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, serta bertindak secara efektif dan
seni, budaya, dan humaniora dengan kreatif, dan mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menganalisis nilai-nilai tiap-tiap 4.1 Menyajikan hasil analisis nilai-
sila Pancasila terkait dengan nilai tiap-tiap sila Pancasila terkait
kasus-kasus pelanggaran hak dengan kasus-kasus pelanggaran
dan pengingkaran kewajiban hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara dalam kehidupan warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara seperti berbangsa dan bernegara seperti
hak dan kewajiban politik, sosial hak dan kewajiban politik, sosial
budaya, dan ekonomi dalam budaya, dan ekonomi dalam
konteks daerah konteks daerah
3.2 Mengevaluasi dengan cara 4.2 Menyimulasikan hasil evaluasi
menunjukkan bukti-bukti praktik praktik perlindungan dan
perlindungan dan penegakan penegakan hukum untuk
hukum untuk menjamin keadilan menjamin keadilan dan
dan kedamaian yang dilakukan kedamaian yang dilakukan oleh
oleh lembaga-lembaga penegak lembaga-lembaga penegak
hukum (Polisi, jaksa, hakim, KPK) hukum (Polisi, jaksa, hakim, KPK)
3.3 Mengidendifikasi dengan cara 4.3 Mempresentasikan hasil
menunjukkan data pengaruh identifikasi dengan cara
kemajuan ilmu pengetahuan dan menunjukkan data pengaruh
teknologi terhadap negara dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan
bingkai Bhinneka Tunggal Ika teknologi terhadap negara dalam
dalam konteks daerah. bingkai Bhinneka Tunggal Ika
dalam konteks daerah
3.4 Mengevaluasi dengan menunjuk- 4.4 Membuat poster persatuan dan
kan bukti-bukti dinamika kesatuan bangsa sebagai upaya
persatuan dan kesatuan bangsa menjaga dan mempertahankan
sebagai upaya menjaga dan Negara Kesatuan Republik
mempertahankan Negara Kesatuan Indonesia dalam bidang politik,
Republik Indonesia dalam bidang sosial budaya, ekonomi,
politik, sosial budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan.
pertahanan dan keamanan.

18 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C


BAHASA INDONESIA 19
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan
PENDIDIKAN KESETARAAN kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad
Jenjang : Paket C Setara 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
SMA/MA publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya
yang bersifat kreatif dan inovatif.

A. Rasional Dalam konteks di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat


penting dalam upaya membina dan mengembangkan kepercayaan diri
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan peserta didik sebagai komunikator dan pemikir (termasuk pemikir
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, imajinatif). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengantar warga
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam negara Indonesia menjadi melek literasi dan informasi. Pembelajaran
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan pembinaan dan pengembangan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berkomunikasi yang diperlukan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, peserta didik dalam menempuh pendidikan, kehidupan di lingkungan
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan sosial, dan menjalani dunia kerja.
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam Pembelajaran berbahasa Indonesia mencakup pembelajaran pengetahuan
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan kebahasaindonesiaan dan cara penggunaannya secara efektif. Peserta
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan didik belajar tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana berinteraksi
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. secara efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan
mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbahasa. Peserta
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari didik mampu berkomunikasi secara efektif, dengan kalimat yang tertata
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk dengan baik (termasuk ejaan dan tanda bacanya). Pemahaman tentang
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat bahasa, sebagai penghela pengetahuan dan wahana komunikasi,
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan diharapkan dapat menjadikan peserta didik sebagai pengguna bahasa
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan Indonesia yang komunikatif dan produktif, baik secara lisan maupun tulis.
di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah mampu menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan, dan sebagai
pertama dan menengah atas karena berbagai sebab dan masalah yang bentuk upaya melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi terhadap berbagai fenomena kehidupan dengan sendirinya menuntut
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai kecakapan personal (personal skills) yang berfokus pada kecakapan
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. berpikir rasional yang mengedepankan kecakapan menggali informasi dan
menemukan informasi.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara Pembelajaran literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan didik dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan teks yang tepat,
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka akurat, fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan kehidupan di
mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal.
Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup

20 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 21


masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari-hari, dan teks 7. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
dunia kerja. Rentangan bobot teks dari tingkatan 1 hingga tingkatan 6 budaya dan intelektual manusia Indonesia.
secara bertahap semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa sehari- C. Ruang Lingkup
hari pengalaman pribadi hingga semakin abstrak, bahasa ragam teknis dan Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
khusus, dan bahasa untuk kepentingan akademik. Peserta didik sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
dihadapkan pada bahasa untuk berbagai tujuan, audiens, dan konteks. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
Peserta didik dipajankan pada beragam pengetahuan dan pendapat yang bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
disajikan dan dikembangkan dalam teks dan penyajian multimodal (lisan, negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
cetakan, dan konteks digital) yang mengakibatkan kompetensi masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
mendengarkan, memirsa, membaca, berbicara, menulis dan mencipta
dikembangkan secara sistematis dan berperspektif masa depan. Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah atas
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa Indonesia di
mata pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi aspek pembelajaran.
ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap
harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan Mengacu pada kompetensi Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas ,
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini ruang
lingkup pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup pengetahuan tentang
B. Tujuan bahasa dan bagaimana penggunaan bahasa secara efektif. Peserta didik
Tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, yaitu sikap belajar bagaimana bahasa Indonesia memungkinkan orang saling
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang dicapai berinteraksi secara efektif; membangun dan membina hubungan;
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau mengungkapkan dan mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, sikap,
ekstrakurikuler. perasaan, dan pendapat. Peserta didik mampu berkomunikasi secara
1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik efektif melalui teks yang koheren, kalimat yang tertata dengan baik,
memiliki kemampuan sebagai berikut. termasuk tata ejaan, tanda baca pada tingkat kata, kalimat, dan teks yang
2. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang lebih luas. Melalui pembelajaran berbasis teks, pemahaman tentang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis. bahasa, bahasa sebagai sistem dan bahasa sebagai wahana pengetahuan
3. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai dan komunikasi akan menjadikan peserta didik sebagai penutur Bahasa
bahasa persatuan dan bahasa negara. Indonesia yang produktif.
4. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
kreatif untuk berbagai tujuan.
5. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
6. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
dan kemampuan berbahasa. sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
dilakukan agar mudah

22 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 23


dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, yaitu: 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
(1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen prosedural, berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rumusan atau tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri dan mampu menggunakan
rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dengan wawasan kemanusiaan, metode sesuai dengan keilmuan.
dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan pada bidang kajian yang spesifik sesuai
pengembangan pendidikan. dengan bakat dan minatnya untuk
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian memecahkan masalah.
materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan 3.1 Mengidentifikasi laporan hasil 4.1 Menginterpretasi isi teks laporan
observasi yang dipresentasikan hasil observasi baik secara lisan
rumusan kalimat. dengan lisan dan tulis berkaitan maupun tulis berkaitan pekerjaan
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) dengan pekerjaan sesuai potensi sesuai dengan potensi daerah
daerah atau kehidupan sehari-hari. atau kehidupan sehari-hari..
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.2 Menganalisis isi dan aspek 4.2 Menyusun teks laporan dengan
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) kebahasaan dari minimal dua memerhatikan isi dan aspek
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti teks laporan hasil observasi tulis kebaha- saan baik lisan maupun
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan berkaitan kehidupan sehari-hari. tulis sesuai dengan kehidupan
sehari-hari.
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
3.3 Mengidentifikasi (permasalah- 4.3 Mengembangkan isi
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, an, argumentasi, pengetahuan, (permasalahan, argumen,
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, dan rekomendasi) teks eksposisi pengetahuan, dan rekomendasi)
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas yang didengar dan atau dibaca teks eksposisi secara lisan dan/
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan tulis berkaitan dengan kehidupan tulis berkaitan dengan kehidupan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan sehari-hari. sehari-hari.
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan 3.4 Menganalisis struktur dan 1.4 Menyusun teks eksposisi dengan
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), kebahasaan teks eksposisi memerhatikan isi (permasalahan,
berkaitan dengan kehidupan argumen, pengetahuan, dan
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan sehari-hari. rekomendasi), struktur dan
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, kebahasaan berkaitan dengan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. kehidupan sehari-hari.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama 3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari 4.5 Menyusun makna tersirat dalam
aspek makna tersirat. sebuah teks anekdot baik lisan
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan maupun tulis.
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai 3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Menulis kembali teks anekdot
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih kebahasaan teks anekdot. dengan memerhatikan struktur,
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan dan kebahasaan baik lisan maupun
seperti dalam tabel berikut. tulis berkaitan dengan pekerjaan
atau kehidupan sehari-hari.
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai 4.7 Menceritakan kembali isi
dan isi yang terkandung cerita rakyat setempat yang
dalam didengar dan dibaca.
cerita rakyat setempat baik lisan

24 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 25


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 Mengidentifikasi nilai-nilai 4.8 Menuliskan cerita rakyat
dan kebahasaan cerita rakyat setempat dengan memerhatikan
setempat. isi dan nilai-nilai.
3.9 Mengidentifikasi butir-butir 4.9 Menyusun ringkasan dari satu
penting dari satu buku pe- buku pengetahuan populer dan
ngetahuan populer dan satu satu novel.
novel.
3.10 Mengevaluasi pengajuan, 4.10 Menyampaikan pengajuan, penawar-
penawaran dan persetujuan dalam an, persetujuan dan penutup
teks negosiasi lisan maupun tertulis dalam teks negosiasi secara lisan
berkaitan dengan pekerjaan atau tulis berkaitan dengan
atau kehidupan sehari-hari. pekerjaan atau kehidupan
sehari-hari .
3.11 Menelaah isi, struktur (orientasi, 4.11 Menyusun teks negosiasi dengan
pengajuan, penawaran, memerhatikan isi, struktur (orien-
persetujuan, penutup) dan tasi, pengajuan, penawaran, perse-
kebahasaan teks negosiasi tujuan, penutup) dan kebahasaan
berkaitan dengan pekerjaan atau berkaitan dengan pekerjaan atau
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari.
3.12 Menghubungkan permasalahan/ 4.12 Menyusun permasalahan/isu,
isu, sudut pandang dan argumen sudut pandang dan argumen
beberapa pihak dan simpulan beberapa pihak, dan simpulan
dari debat untuk menemukan dari debat secara lisan untuk
esensi dari debat berkaitan menunjukkan esensi dari debat
dengan kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari.
3.13 Menelaah isi debat 4.13 Mengembangkan permasalahan/
(permasalahan/isu, sudut isu dari berbagai sudut pandang
pandang dan argumen beberapa yang dilengkapi argumen dalam
pihak, dan simpulan berkaitan berdebat berkaitan dengan
de- ngan kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari.
3.14 Menilai hal yang dapat 4.14 Mengungkapkan kembali hal-hal
diteladani dari teks biografi. yang dapat diteladani dari tokoh
dalam teks biografi yang dibaca
secara tertulis.
3.15 Menelaah aspek makna dan 4.15 Menceritakan kembali isi teks
kebahasaan dalam teks biografi. biografi baik lisan maupun
tulis.
3.16 Mengidentifikasi suasana, 4.16 Mendemonstrasikan (membacakan
tema, dan makna beberapa atau memusikalisasikan) satu puisi
puisi yang terkandung dalam dari antologi puisi atau
antologi puisi yang kumpulan puisi dengan
diperdengarkan atau dibaca. memerhatikan vokal, ekspresi,
dan intonasi (tekanan dinamik
dan tekanan tempo).
3.17 Menganalisis unsur pembangun 4.17 Menulis puisi dengan memerhatikan

26 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 27


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.18 Mengidentifikasi informasi berupa 4.18 Merancang pernyataan umum
pernyataan-pernyataan umum dan tahapan-tahapan dalam
dan tahapan-tahapan dalam teks prosedur dengan
teks prosedur berkaitan dengan organisasi yang tepat secara
kehidupan sehari-hari. lisan dan tulis berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
3.19 Menganalisis struktur dan 4.19 Mengembangkan teks prosedur
kebahasaan teks prosedur dengan memerhatikan hasil
berkaitan dengan kehidupan analisis terhadap isi, struktur,
sehari-hari. dan kebahasaan berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari.
3.20 Mengidentifikasi informasi 4.20 Menyusun informasi
(pengetahuan dan urutan (pengetahuan dan urutan
kejadian) dalam teks ekplanasi kejadian) dalam teks eksplanasi
lisan dan tulis berkaitan secara lisan dan tulis berkaitan
kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari.
3.21 Menganalisis struktur dan 4.21 Memproduksi teks eksplanasi
kebahasaan teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan
berkaitan kehidupan sehari-hari. memerhatikan struktur dan
kebahasaan berkaitan kehidupan
sehari-hari.
3.22 Mengidentifikasi informasi 4.22 Menyusun bagian-bagian penting
berupa permasalahan aktual yang dari permasalahan aktual sebagai
disajikan dalam ceramah. bahan untuk disajikan dalam
ceramah.
3.23 Menganalisis isi, struktur, dan 4.23 Menyusun teks ceramah
kebahasaan dalam teks ceramah. tentang permasalahan aktual
dengan memerhatikan aspek
kebahasaan dan menggunakan
struktur yang tepat.
3.24 Mengidentifikasi butir-butir 4.24 Menyusun butir-butir penting
penting dari satu buku penting dari satu buku
pengayaan (nonfiksi) yang pengayaan (nonfiksi).
dibaca.
3.25 Mengidentifikasi nilai-nilai 4.25 Menulis keterkaitan nilai
kehidupan yang terkandung kehidupan yang dipelajari dalam
dalam cerita pendek yang cerita pendek dengan kehidupan
dibaca. sehari-hari.
3.26 Menganalisis unsur-unsur 4.26 Menyusun sebuah cerita pendek
pembangun cerita pendek. dengan memerhatikan unsur-
unsur pembangun cerpen.
3.27 Menemukan butir-butir penting 4.27 Menulis kesan pribadi ter-
dari satu buku ilmiah yang hadap salah satu buku ilmiah
dibaca. yang dibaca dalam bentuk
teks eksplanasi singkat.

26 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 27


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.28 Menganalisis pesan dari satu buku 4.28 Menyusun ulasan terhadap pesan mengemukakan gagasan dan
fiksi yang dibaca. dari satu buku fiksi yang dibaca. perasaan, berpartisipasi dalam
3.29 Mengidentifikasi Informasi 4.29 Melengkapi informasi dalam masyarakat yang menggunakan
penting yang ada dalam proposal proposal secara lisan supaya lebih bahasa tersebut, memberdayakan
kegiatan atau penelitian yang efektif. diri, menemukan serta
dibaca. menggunakan kemampuan analitis
3.30 Menganalisis isi, sistematika, dan 4.30 Merancang sebuah proposal karya dan imaginatif yang ada dalam
kebahasaan suatu proposal. ilmiah dengan memerhatikan dirinya. Menyusun sebuah resensi
informasi, tujuan, dan esensi dari buku kumpulan cerita pendek
karya ilmiah yang diperlukan. atau novel yang sudah dibaca.
3.31 Mengidentifikasi informasi, tujuan 4.31 Merancang informasi, tujuan, 3.35 Mengidentifikasi alur cerita, 4.35 Memerankan salah satu
dan esensi sebuah karya ilmiah dan esensi yang harus disajikan babak demi babak, dan konflik tokoh dalam drama yang
yang dibaca. dalam karya ilmiah. dalam drama yang dibaca atau dibaca atau ditonton secara
ditonton. lisan.
3.32 Menganalisis sistematika dan 4.32 Menyusun sebuah karya ilmiah
kebahasaan karya ilmiah. dengan memerhatikan isi,
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) sistematika, dan kebahasaan.
3.33 Membandingkan isi beberapa 4.33 Bahasa memiliki peran sentral
resensi untuk menemukan dalam perkembangan intelektual, Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
sistematika sebuah resensi (buku sosial, dan emosional warga mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
atau film). belajar dan merupakan sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
penunjang keberhasilan dalam sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
mempelajari semua bidang
studi. Pembelajaran bahasa mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
diharapkan membantu warga sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
belajar mengenal dirinya, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
budayanya, dan budaya orang damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
lain, mengemukakan gagasan dan
perasaan, berpartisipasi dalam berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
masyarakat yang menggunakan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bahasa tersebut, memberdayakan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
diri, menemukan serta dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
menggunakan kemampuan
analitis dan imaginatif yang ada yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
dalam dirinya. Menyusun sebuah masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
resensi dengan memerhatikan mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
hasil perbandingan beberapa teks
resensi (buku atau film). Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
3.34 Menganalisis kebahasaan resensi 4.34 Bahasa memiliki peran sentral proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
dari minimal dua karya yang dalam perkembangan intelektual, kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
berbeda. sosial, dan emosional warga pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
belajar dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
mempelajari semua bidang studi. seperti dalam tabel berikut.
Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu warga
belajar mengenal dirinya,

28 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 29


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
konseptual, procedural, berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mempu
budaya, dan humaniora dengan menggunakna metode sesuai dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, keilmuan.
kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural
pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
3.1 Mengidentifikasi isi dan 4.1 Menyajikan simpulan
sistematika surat lamaran sistematika dan unsur-unsur isi
pekerjaan yang dibaca. surat lamaran baik secara lisan
maupun tulis.
3.2 Mengidentifikasi unsur 4.2 Menyusun surat lamaran
kebahasaan surat lamaran pekerjaan dengan memerhatikan
pekerjaan. isi, sistematika dan kebahasaan.
3.3 Mengidentifikasi informasi, yang 4.3 Menulis nilai-nilai dari informasi
mencakup orientasi, rangkaian cerita sejarah dan mengaitkannya
kejadian yang saling berkaitan, dengan kehidupan sehari-hari.
komplikasi dan resolusi, dalam
cerita sejarah setempat lisan
atau tulis.
3.4 Menganalisis kebahasaan cerita 4.4 Menulis cerita sejarah pribadi
atau novel sejarah. dengan memerhatikan
kebahasaan.
3.5 Mengidentifikasi informasi 4.5 Menyeleksi ragam informasi
(pendapat, alternatif solusi dan sebagai bahan teks editorial
simpulan terhadap suatu isu) baik secara lisan maupun tulis.
dalam teks editorial.
3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Merancang teks editorial dengan
kebahasaan teks editorial. memerhatikan struktur dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis.
3.7 Menilai isi satu buku fiksi 4.7 Menyusun laporan hasil diskusi
(kumpulan cerita pendek atau buku tentang satu topik yang
kumpulan puisi) dan satu buku diminati baik secara lisan
pengayaan (nonfiksi) yang dibaca. maupun tulis.

30 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 31


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 Menafsir pandangan pengarang 4.8 Menyajikan hasil interpretasi
terhadap kehidupan dalam novel terhadap pandangan pengarang
yang dibaca. baik secara lisan maupun tulis.
3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan 4.9 Merancang novel atau novelet
novel. dalam bentuk kerangka tulisan
dengan memerhatikan isi dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis.
3.10 Mengevaluasi informasi, baik 4.10 Menyusun opini dalam
fakta maupun opini, dalam satu paragraph.
sebuah artikel yang dibaca.
3.11 Menganalisis kebahasaan artikel 4.11 Menyusun sebuah artikel
dan/atau buku ilmiah. dengan memerhatikan fakta dan
kebahasaan.
3.12 Membandingkan kritik sastra 4.12 Menyusun kritik atau esai
dan esai dari aspek dengan memerhatikan aspek
pengetahuan dan pandangan pengetahuan dan pandangan
penulis. penulis baik secara lisan maupun
tulis.
3.13 Menganalisis sistematika dan 4.13 Menyusun sebuah kritik atau
kebahasaan kritik dan esai. esai dengan memerhatikan
sistematika dan kebahasaan baik
secara lisan maupun tulis.
3.14 Mengidentifikasi nilai-nilai yang 4.14 Menulis refleksi tentang nilai-nilai
terdapat dalam sebuah buku yang terkandung dalam sebuah
pengayaan (nonfiksi) dan satu buku pengayaan (nonfiksi) dan
buku drama (fiksi). satu buku drama (fiksi).

30 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INDONESIA 31


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Matematika
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan
yang bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi,
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih
belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi

32 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 33


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan dalam pendidikan formal.
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad B. Tujuan
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
yang bersifat kreatif dan inovatif. dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
Matematika bekerja melalui perluasan dan pembenaran, pembenahan, dan/atau ekstrakurikuler.
generalisasi, dan/atau formalisasi dari fakta, aksioma, prinsip, dan Dalam belajar matematika, pemahaman konsep sering diawali secara
konsep- konsep matematika yang berkaitan dengan fenomena-fenomena induktif melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa
dan masalah empiris yang ditemui dan perlu diselesaikan dalam nyata atau intuisi. Cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan
kehidupan keseharian serta dalam konteks perkembangan masyarakat. dan sama-sama berperan penting dalam matematika sehingga terbentuk
Pengembangan kurikulum matematika diarahkan untuk meningkatkan sikap kritis, kreatif, jujur dan komunikatif pada peserta didik.
kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun penalaran,
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika yaitu memberikan
kreatifitas, bekerjasama, inovasi dan komunikasi dengan menggunakan
kontribusi dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan
bahasa simbolis yang singkat dan jelas dan pemecahan masalah (problem
dasar dan pendidikan menengah yang diperoleh melalui pengalaman
solving). Selain itu, pengembangan kompetensi matematika juga belajar, dan diuraikan sebagai berikut.
menekankan kemahiran atau keterampilan menggunakan perangkat
teknologi untuk melakukan perhitungan teknis (komputasi), penyajian 1. Memahami konsep dan menerapkan algoritma, operasi atau prosedur
dalam bentuk gambar dan grafik (visualisasi), mendukung keterampilan matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam kehidupan
lainnya yang bersifat keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan atau dalam pemecahan masalah sehari-hari
yang bersifat nonkognitif, pengembangan nilai, norma dan etika (soft 2. Melakukan penalaran matematis yang meliputi membuat generalisasi
skill), serta bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan berdasarkan pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat
masyarakatnya sehingga mampu menopang pembangunan bangsa dan dugaan dan memverifikasinya;
peradaban dunia. 3. Melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan,
maupun menganalisis komponen yang ada dalam pemecahan masalah
Setiap individu perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu, dalam konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan
yaitu penguasaan akan kecakapan matematika yang diperlukan untuk dapat nyata, ilmu, dan teknologi) yang bersifat rutin maupun tidak rutin
memahami dunia di sekitarnya, berhasil dalam kehidupan atau karier, 4. Mengomunikasikan gagasan, penalaran, argumentasi atau pembuktian
mengembangkan kreativitas dan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran melalui kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
terhadap perkembangan budaya, situasi yang selalu berubah, tidak pasti, dan memperjelas keadaan atau masalah;
sangat kompetitif. 5. Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti,
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran sistematis, taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan,
mata pelajaran Matematika di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara toleran, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
permasalahan serta

34 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 35


C. Ruang Lingkup Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih
negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi
masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan
Secara khusus, pembelajaran Matematika di Paket C setara sekolah kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk
menengah atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran pengembangan pendidikan.
Matematika di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya
materi-materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik
khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur
pada aspek pembelajaran Matematika. Materi-materi pembelajaran pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna untuk dipelajari
matematika meliputi: (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan
1. Menggunakan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang peserta didik.
memuat nilai mutlak, sistem persamaan linear tiga variabel, fungsi, Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
logika matematika, induksi matematika, program linear dua variabel, Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
matriks, barisan dan deret dalam pemecahan masalah kehidupan sehari- mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap
hari sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap
2. Menggunakan matriks pada transformasi geometri, bidang datar, spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
tranformasi geometri, geometri ruang dalam pemecahan masalah mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
3. Menggunakan statistik deskriptif dari data berkelompok, kaidah sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
pencacahan, dan peluang dalam pemecahan masalah kehidupan sehari- tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
hari responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
4. Menggunakan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku dan permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
sudut-sudut yang berelasi, identitas, aturan sinus dan cosinus, fungsi dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
trigonometri dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses
5. Menggunakan limit, turunan, dan integral tak tentu fungsi aljabar pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
dalam pemecahan masalah pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
pendidikan kesetaraan.

36 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 37


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan
dan metakognitif berdasarkan pengembangan dari yang
rasa ingin tahunya tentang dipelajarinya di sekolah secara
ilmu pengetahuan, teknologi, mandiri, bertindak secara efektif dan
seni, budaya, dan humaniora kreatif, serta mampu menggunakan
dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menjelaskan makna dari 4.1 Menyelesaikan masalah
persamaan dan pertidaksamaan kontekstual yang berkaitan
nilai mutlak dari bentuk dengan persamaan dan
linear satu variabel dengan pertidaksamaan nilai mutlak
menggunakan contoh atau linear satu variabel dengan
peristiwa kontekstual kemudian menggunakan prosedur dan
menjabarkannya kedalam bentuk strategi penyelesaian masalah
persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel lainnya
3.2 Menjelaskan dan menentukan 4.2 Menyelesaikan masalah
penyelesaian pertidaksamaan kontekstual yang berkaitan
rasional dan irasional satu dengan pertidaksamaan rasional
variabel dengan menggunakan dan irasional satu variabel dengan
sifat-sifat dan langkah-langkah menggunakan prosedur dan
penyelesaiannya strategi penyelesaian masalah
3.3 Menyatakan masalah kontekstual 4.3 Menyelesaikan masalah
ke dalam model Matematika kontekstual yang berkaitan
dengan bentuk sistem persamaan dengan sistem persamaan
linear tiga variabel melalui linear tiga variabel dengan
identifikasi variabel-variabel dan menggunakan prosedur dan
besarannya strategi penyelesaian masalah
3.4 Menjelaskan dan menentukan 4.4 Menyajikan masalah kontekstual
penyelesaian sistem dalam bentuk model Matematika
pertidaksamaan dua variabel yang berkaitan dengan sistem
(linear-kuadrat dan kuadrat- pertidaksamaan dua variabel
kuadrat) dengan menggunakan (linear -kuadrat dan kuadrat-
sifat-sifat dan langkah-langkah kuadrat) dan menyelesaikannya
penyelesaiannya sesuai prosedur dan strategi
penyelesaian masalah

38 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 39


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.5 Menjelaskan dan menentukan 4.5 Menganalisis karakteristik grafik
notasi fungsi, daerah asal, fungsi (titik potong dengan
daerah hasil, ekspresi simbolik sumbu, titik puncak, asimtot)
fungsi, serta sketsa grafik dari dan menghubungkan perubahan
fungsi linear, fungsi kuadrat, dan bentuk grafik fungsinya akibat
fungsi rasional dengan transformasi f2(x), 1/f(x), |f(x)|
menggunakan contoh atau dsb
peristiwa kontekstual
3.6 Menjelaskan operasi komposisi 4.6 Menyelesaikan masalah
pada fungsi dan operasi invers kontekstual yang berkaitan
pada fungsi invers serta sifat- dengan operasi penjumlahan,
sifatnya dengan menggunakan pengurangan, perkalian,
contoh atau peristiwa kontekstual pembagian,komposisi, dan
operasi invers suatu fungsi
dengan menggunakan prosedur
dan strategi penyelesaian
masalah
3.7 Menjelaskan konsep dan rasio 1.7 Menyelesaikan masalah
trigonometri (sinus, cosinus, kontekstual yang berkaitan dengan
tangen, cosecan, secan, dan rasio trigonometri (sinus,
cotangen) pada segitiga siku-siku cosinus, tangen, cosecan, secan,
dengan menggunakan contoh dan cotangen) pada segitiga siku-
atau peristiwa kontekstual siku dengan menggunakan
prosedur dan strategi
penyelesaian masalah sesuai
dengan karakteristik masalahnya
3.8 Menggeneralisasi rasio 4.8 Menyelesaikan masalah
trigonometri untuk sudut- kontekstual yang berkaitan
sudut di berbagai kuadran dengan rasio trigonometri
dan sudut-sudut berelasi sudut-sudut di berbagai kuadran
dengan menggunakan sifat- dan sudut-sudut berelasi dengan
sifat dan menggunakan prosedur dan
langkah-langkah penyelesaiannya strategi penyelesaian masalah
sesuai dengan karakteristik
masalahnya
3.9 Menjelaskan konsep aturan 4.9 Menyelesaikan masalah kontekstual
sinus dan cosinus dengan yang berkaitan dengan aturan sinus
menggunakan contoh atau dan cosinus dengan menggunakan
peristiwa kontekstual prosedur dan strategi penyelesaian
masalah sesuai dengan
karakteristik masalahnya
3.10 Menjelaskan fungsi trigonometri 4.10 Menganalisis perubahan grafik
dengan menggunakan lingkaran fungsi trigonometri dengan
satuan dengan menggunakan alat perubahan konstanta pada fungsi
peraga (benda sekitar, soGware, y = a sin b(x + c) + d dengan
dsb) atau tanpa alat peraga menggunakan alat peraga

38 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 39


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.11 Menjelaskan metode pembuktian 4.11 Menggunakan metode 3.17 Menjelaskan limit fungsi aljabar 4.17 Menyelesaikan masalah kontekstual
pernyataan matematis dengan pembuktian induksi Matematika (fungsi polinomial dan fungsi yang berkaitan dengan limit fungsi
induksi Matematikaberupa untuk menguji pernyataan rasional) dan sifat-sifatnya aljabar dengan menggunakan
barisan, ketidaksamaan, matematis berupa barisan, menggunakan contoh atau prosedur dan strategi penyelesaian
keterbagiaan dari peristiwa ketidaksamaan, dan keterbagiaan peristiwa kontekstual masalah sesuai dengan
kontekstual. dengan menggunakan prosedur karakteristik masalahnya
dan strategi penyelesaian masalah 3.18 Menjelaskan sifat-sifat turunan 4.18 Menyelesaikan masalah
sesuai dengan karakteristik fungsi aljabar serta menentukan kontekstual yang berkaitan
masalahnya kontekstualnya turunan fungsi aljabar dengan turunan fungsi aljabar
3.12 Menjelaskan penyusunan 4.12 Menyelesaikan masalah menggunakan definisi atau dengan menggunakan prosedur
model Matematika dari kontekstual yang berkaitan sifat-sifat turunan fungsi dengan dan strategi penyelesaian
masalah kontekstual ke dalam dengan program linear dua menggunakan sifat-sifat dan masalah sesuai dengan
program linear dua variabel variabel dengan menggunakan langkah-langkah penyelesaiannya karakteristik masalahnya
serta menentukan metode langkah-langkah/ prosedur 3.19 Menganalisiskeberkaitan turunan 4.19 Menggunakan turunan
penyelesaiannya sesuai dengan penyelesaian masalah sesuai pertama fungsi dengan nilai pertama fungsi pada masalah
karakteristik masalahnya dengan karakteristik masalahnya maksimum, nilai minimum, dan kontekstual untuk menentukan
3.13 Menjelaskan matriks dan 4.13 Menyelesaikan masalah selang kemonotonan fungsi, titik maksimum, titik minimum,
kesamaan matriks dengan kontekstual yang berkaitan serta kemiringan garis singgung selang kemonotonan fungsi,
menggunakan masalah dengan matriks dan operasinya kurva menggunakan contoh atau kemiringan garis singgung kurva,
kontekstual dan melakukan dengan menggunakan langkah- peristiwa kontekstual serta persamaan garis singgung,
operasi pada matriks yang langkah/prosedur penyelesaian dan garis normal kurva dengan
meliputi penjumlahan, masalah menggunakan prosedur dan
pengurangan, dan perkalian strategi penyelesaian masalah
matriks baik dengan skalar sesuai dengan karakteristik
maupun dengan matriks masalahnya
lainnya, serta transpose matriks 3.20 Menjelaskan konsep integral tak 4.20 Menyelesaikan masalah
3.14 Menganalisis sifat-sifat 4.14 Menyelesaikan masalah tentu (anti turunan) fungsi aljabar kontekstual yang berkaitan
determinan dan invers matriks kontekstual yang berkaitan dan menganalisis sifat-sifatnya dengan integral tak tentu
berordo 2×2 dan 3×3 dengan dengan determinan dan invers berdasarkan sifat-sifat turunan (anti turunan) fungsi aljabar
menggunakan contoh atau matriks berordo 2×2 dan 3×3 fungsi dengan menggunakan
peristiwa kontekstual dengan menggunakan langkah- prosedur dan strategi
langkah/ prosedur penyelesaian penyelesaian masalah sesuai
masalah dengan karakteristik
3.15 Menganalisis serta 4.15 Menyelesaikan masalah masalahnya
membandingkan masalah kontekstual yang berkaitan
Tingkatan: VI (Setara
kontekstual Kelas
yang XII)
berkaitan dengan dengan matriks transformasi
transformasi dan komposisi geometri (translasi, refleksi,
Sebagaimana transformasi
ditekankandengan
dalammenggunakan
kurikulum nasional, tujuan
dilatasi kurikulum
dan rotasi) denganmencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual
rumus, matriks dan grafik sesuai yang perlu dimiliki peserta
menggunakan prosedur dan didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif
dengan karakteristik masalahnya strategi penyelesaian masalah
3.16 Menggeneralisasi pola bilangan 4.16 Menggunakan pola barisan
dan jumlah pada barisan aritmetika atau geometri untuk
aritmetika dan geometri beserta menyajikan dan menyelesaikan
penggunaannya menggunakan masalah kontekstual (termasuk
contoh atau peristiwa kontekstual pertumbuhan, peluruhan, bunga
majemuk, dan anuitas) sesuai

40 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 41


sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu 3.2 Menentukan dan menganali- 4.2 Menyelesaikan masalah
keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat sis ukuran pemusatan dan kontekstual yang berkaitan
dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, penyebaran data yang disajikan dengan penyajian data hasil
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. dalam bentuk tabel distribusi pengukuran dan pencacahan
frekuensi dan histogram melalui dalam tabel distribusi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses contoh dari peristiwa kontekstual frekuensidan histogram
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dengan mengidentifikasi dan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam memahami karakteristik masalah
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi kontekstualnya
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. 3.3 Menganalisis aturan pencacahan 4.3 Menyelesaikan masalah
(aturan penjumlahan, kontekstual yang berkaitan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR aturan perkalian, permutasi, dengan kaidah pencacahan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dan kombinasi) melalui (aturan penjumlahan, aturan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN masalah kontekstual dengan perkalian, permutasi, dan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, mengidentifikasi dan memahami kombinasi) sesuai dengan
analisis, dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah karakteristik masalah karakteristik masalahnya
pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak kontekstualnya
prosedural, dan metakognitif terkait dengan 3.4 Mendeskripsikan dan 4.4 Menyelesaikan masalah
berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya menentukan peluang kejadian kontekstual yang berkaitan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
di sekolah secara mandiri serta majemuk (peluang kejadian- dengan peluang kejadian
seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, bertindak secara efektif dan kreatif, kejadian saling bebas, saling majemuk (peluang kejadian-
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda lepas, dan kejadian bersyarat) kejadian saling bebas, saling
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan dari suatu percobaan acak lepas, dan kejadian bersyarat)
serta menerapkan pengetahuan dengan menggunakan contoh dengan menggunakan langkah-
prosedural pada bidang kajian yang dari peristiwa kontekstual langkah/prosedur penyelesaian
spesifik sesuai dengan bakat dan masalah sesuai dengan
minatnya untuk memecahkan masalah karakteristik masalah
3.1 Menjelaskan dan menentukan 4.1 Menentukan penyelesaian
jarak dalam ruang (antar titik, masalahan kontekstual yang
titik ke garis, dan titik ke berkaitan dengan jarak dalam
bidang) dengan alat peraga ruang (antar titik, titik ke
(benda di sekitar) atau tanpa garis, dan titik ke bidang)
alat peraga dengan alat peraga(benda
disekitar) atau tanpa alat
peraga

42 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 43


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Jenjang : Paket C Setara
SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini
sangat penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk
meningkatkan kualitas dan berperan serta dalam pembangunan.
Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya
masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan
peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya
partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan
tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan
masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang
karena berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam
pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan
mengacu dan melalui kontekstulisasi

44 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 45


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup kesadaran akan perspektif kebangsaan, mengembangkan historical thinking
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, yang ditransformasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kemandirian warga
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang bertanggung
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk jawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi diperlukan. Secara khusus, mata pelajaran Sejarah Indonesia diajarkan
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut.
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang Secara khusus tujuan mata pelajaran Sejarah Indonesia agar peserta didik
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya memiliki kemampuan sebagai berikut.
yang bersifat kreatif dan inovatif. 1. Memahami konsep waktu, tempat/ruang, perubahan dan keberlanjutan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia
Sejauh ini, mata pelajaran Sejarah Indonesia di Sekolah Menengah Atas
yang mengalami suatu proses dari masa lampau, masa kini, dan masa
dirancang untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan
depan.
sebagai pribadi orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan,
2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta-fakta sejarah
berketerampilan, dan memiliki etika sosial yang tinggi serta memiliki rasa
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan
kebangsaan dan cinta tanah air. Secara khusus, mata pelajaran Sejarah
metodologi keilmuan (sejarah).
Indonesia memiliki arti penting untuk meningkatkan kemampuan
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan terhadap peninggalan
mengembangkan diri dalam konteks perkembangan masyarakat.
Tumbuhnya kesadaran akan perspektif kebangsaan, mengembangkan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.
historical thinking yang ditransformasikan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menumbuhkan pemahaman terhadap proses terbentuknya bangsa
Indonesia melalui perjalanan sejarah yang panjang dan masih
Termasuk, kemampuannya dalam menjalin kerjasama, melakukan tindakan
berlangsung hingga masa kini dan masa yang akan datang.
kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan mengembangkan
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik bahwa mereka
kehidupan publik.
menjadi bagian dari bangsa Indonesia yang harus memiliki rasa
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran kebanggaan dan cinta tanah airnya yang dapat diimplementasikan
mata pelajaran Sejarah Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara dalam kehidupan sehari-hari.
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan C. Ruang Lingkup
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
Secara khusus, pembelajaran Sejarah Indonesia di Sekolah Menengah
B. Tujuan Atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Sejarah Indonesia
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga
ekstrakurikuler. dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan
Kurikulum mata pelajaran Sejarah Indonesia dirancang untuk pendidikan formal. Meski,
mempersiapkan generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai
pribadi orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan,
berketerampilan, dan memiliki

46 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 47


mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Mengacu pada kompetensi Sejarah Indonesia di Sekolah Menengah Atas, mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini berorientasi sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
pada analisis keterkaitan antara dua peristiwa sejarah atau lebih mengenai yang ingin dicapai mengacu pada Kompetensi Inti untuk pendidikan
maknanya untuk kehidupan masa kini dan mendatang, serta memahami fakta formal setara Kelas XI untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia.
suatu peristiwa sejarah untuk tingkatan V. Kemampuan mencari fakta dari Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah
suatu peristiwa sejarah sebagai dasar penulisan peristiwa sejarah untuk “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan
tingkatan VI. kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu “Mengembangkan
Kompetensi pada tingkatan V dicapai melalui pembelajaran materi-materi perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
berkaitan dengan masa praaksara, Hindu-Budha, Kerajaan-Kerajaan lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-
Islam, Penjajahan Bangsa Barat, Pergerakan Nasonal, dan Proklamasi. aktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
Sedangkan kompetensi pada tingkatan VI dicapai melalui pembelajaran permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
materi-materi tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan, sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
demokrasi liberal dan terpimpin, orde baru dan reformasi. dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
Kurikulum pada Pendidikan Kesetaraan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantang- mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
an pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
pendidikan kesetaraan. dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan berikut.
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan dan metakognitif berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, bertindak secara efektif dan
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan pengetahuan, teknologi, seni, kreatif, serta mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
pengembangan pendidikan. wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian kenegaraan, dan peradaban terkait
materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
rumusan kalimat. prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

48 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 49


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Memahami konsep dan cara 4.1 Menyajikan informasi tentang
berpikir dalam mempelajari sejarah penerapan konsep dan cara berpikir
(kronologis, diakronik, sinkronik, dalam peristiwa sejarah
ruang, dan waktu dalam sejarah)
3.3 Menganalisis corak kehidupan 4.3 Menyajikan informasi mengenai corak
manusia purba di Indonesia dan kehidupan manusia purba di Indonesia
asal-usul nenek moyang bangsa dan asal-usul nenek moyang
Indonesia (Proto Melayu, Deutero bangsa Indonesia (Proto Melayu,
Melayu, dan Melanesoid). Deutero Melayu dan Melanesoid).
3.4 Memahami hasil dan nilai-nilai 4.4 Menyajikan informasi tentang
budaya masyarakat praaksara hasil-hasil budaya masyarakat
Indonesia dan pengaruhnya dalam zaman praaksara yang masih bisa
kehidupan masyarakat Indonesia ditemukan pada masa kini, termasuk
masa kini termasuk yang berada yang berada di lingkungan sekitar.
di lingkungan sekitar.
3.5 Memahami teori, proses masuk, 4.5 Menyajikan informasi secara krono-
dan perkembangan agama dan logis tentang proses masuk dan
kebudayaan Hindu-Buddha di perkembangan agama dan kebu-
Indonesia serta pengaruhnya pada dayaan Hindu-Buddha di Indonesia
kehidupan masyarakat Indonesia serta pengaruhnya pada kehidupan
masa kini. masyarakat Indonesia masa kini.
3.6 Memahami perkembangan kehidupan 4.6 Menyajikan informasi tentang
masyarakat, pemerintahan, dan nilai-nilai dan unsur budaya
budaya pada masa kerajaan-kerajaan yang berkembang pada masa
Hindu-Buddha di Indonesia melalui kerajaan Hindu-Buddha yang
contoh bukti-bukti yang masih masih berkelanjutan dalam
berlaku pada kehidupan kehidupan bangsa Indonesia
masyarakat Indonesia masa kini. pada masa kini.
3.7 Menganalisis teori, proses masuk, 4.7 Menyajikan informasi secara
dan perkembangan agama serta kronologis tentang proses masuk
kebudayaan Islam di Indonesia dan perkembangan agama dan
serta pengaruhnya pada kehidupan kebudayaan Islam melalui bukti
masyarakat Indonesia masa kini. serta pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat Indonesia masa kini.
3.8 Menganalisis perkembangan kehi- 4.8 Menyajikan informasi tentang nilai
dupan masyarakat, pemerintahan, dan dan unsur budaya yang berkembang
budaya pada masa kerajaan- pada masa kerajaan Islam dan
kerajaan Islam di Indonesia melalui yang masih berkelanjutan dalam
contoh bukti-bukti yang masih kehidupan bangsa Indonesia pada
berlaku pada kehidupan masyarakat masa kini.
Indonesia masa kini.
3.9 Menganalisis proses masuk dan 4.9 Menyajikan informasi mengenai
perkembangan penjajahan proses masuk dan perkembangan
bangsa Eropa (Portugis, Belanda, penjajahan bangsa Eropa di
Inggris) di Indonesia. Indonesia.

50 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 51


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.10 Menganalisis upaya perlawanan 4.10 Menyajikan informasi tentang upaya
bangsa Indonesia terhadap perlawanan bangsa Indonesia
penjajahan bangsa Eropa (Portugis, terhadap penjajahan bangsa Eropa
Spanyol, Belanda, Inggris) sampai (Portugis, Spanyol, Belanda,
dengan abad ke-20. Inggris) sampai dengan abad ke-
20.
3.11 Menganalisis dampak penjajahan 4.11 Menyajikan informasi tentang
bangsa Eropa dalam kehidupan dampak penjajahan bangsa Eropa
bangsa Indonesia pada aspek dalam kehidupan bangsa Indonesia
politik, budaya, sosial-ekonomi dan pada aspek politik, budaya, sosial,
pendidikan masa kini. ekonomi, dan pendidikan terutama
yang masih berkelanjutan pada
masa kini.
3.12 Memahami nilai-nilai Sumpah 4.12 Menyajikan informasi tentang
Pemuda dan maknanya bagi penerapan nilai-nilai Sumpah
kehidupan kebangsaan di Indonesia Pemuda dan maknanya dalam
pada masa kini. kehidupan kebangsaan di Indonesia
pada masa kini.
3.13 Menganalisis dampak pendudukan 4.13 Menyajikan informasi tentang dampak
Jepang dan respon bangsa dan respon bangsa Indonesia terhadap
Indonesia. pendudukan Jepang.
3.14 Menganalisis peran tokoh-tokoh 4.14 Menyajikan informasi berupa
nasional dan daerah dalam biografi salah satu tokoh nasional
memperjuangkan kemerdekaan atau daerah yang berperan dalam
Indonesia. memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia.
3.15 Menganalisis peristiwa proklamasi 4.15 Menyajikan informasi tentang
kemerdekaan dan maknanya bagi peristiwa proklamasi kemerdekaan
kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan maknanya bagi kehidupan
politik, dan pendidikan bangsa sosial, budaya, ekonomi, politik, dan
Indonesia. pendidikan bangsa Indonesia.
3.16 Menganalisis peristiwa pembentukan 4.16 Menyajikan informasi tentang
pemerintahan pertama Republik proses pembentukan pemerintahan
Indonesia pada awal kemerdekaan pertama Republik Indonesia pada
dan maknanya bagi kehidupan awal kemerdekaan serta maknanya
kebangsaan Indonesia masa kini. bagi kehidupan kebangsaan
Indonesia masa kini.
3.17 Menganalisis peran dan nilai- 4.17 Menyajikan informasi tentang peran
nilai perjuangan Bung Karno dan nilai-nilai perjuangan Bung
dan Bung Hatta sebagai Karno dan Bung Hatta serta tokoh-
proklamator serta tokoh-tokoh tokoh lainnya sekitar proklamasi.
lainnya sekitar proklamasi.
3.18 Menganalisis perjuangan 4.18 Menyajikan informasi tentang
bangsa Indonesia dalam upaya perjuangan bangsa Indonesia
mempertahankan kemerdekaan dalam upaya mempertahankan
dari ancaman Sekutu dan Belanda kemerdekaan dari ancaman Sekutu

50 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 51


Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) 3.1 Menganalisis perjuangan bangsa 4.1 Menyajikan informasi tentang perju-
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu Indonesia dalam menghadapi angan bangsa Indonesia dalam meng-
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang ancaman disintegrasi bangsa, antara hadapi ancaman disintegrasi bangsa,
dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu lain: pemberontakan PKI Madiun antara lain: pemberontakan PKI Madiun
“Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS, 1948, DI/TII, APRA, Andi Aziz, RMS,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro- PRRI, Permesta, G-30-S/PKI). PRRI, Permesta, G-30-S/PKI).
aktif), menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan 3.2 Mengevaluasi peran dan nilai-nilai 4.2 Menyajikan informasi tentang peran
perjuangan tokoh nasional dan dan nilai-nilai perjuangan tokoh
bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam daerah dalam mempertahankan nasional dan daerah yang berjuang
membangun peradaban bangsa dan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai keutuhan negara dan bangsa mempertahankan keutuhan Negara
dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), Indonesia pada masa 1945–1965. dan bangsa Indonesia pada masa
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat 1945–1965.
dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta 3.3 Menganalisis perkembangan 4.3 Menyajikan informasi tentang
kebutuhan dan kondisi peserta didik. kehidupan politik dan ekonomi perkembangan kehidupan politik dan
bangsa Indonesia pada masa ekonomi bangsa Indonesia pada awal
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama awal kemerdekaan sampai masa kemerdekaan sampai dengan masa
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan Demokrasi Liberal. demokrasi Liberal.
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai 3.4 Menganalisis perkembangan kehidupan 4.4 Menyajikan informasi tentang perkem-
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih politik dan ekonomi bangsa Indonesia bangan kehidupan politik dan
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan pada masa Demokrasi Terpimpin. ekonomi pada masa Demokrasi
Terpimpin.
seperti dalam tabel berikut.
3.5 Menganalisis perkembangan 4.5 Menyajikan informasi tentang pekem-
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR kehidupan politik dan ekonomi Bangsa bangan kehidupan politik dan ekonomi
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN Indonesia pada masa Orde Baru. Bangsa Indonesia pada masa Orde Baru.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.6 Menganalisis perkembangan 4.6 Menyajikan informasi tentang
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji kehidupan politik dan ekonomi pekembangan kehidupan politik dan
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak Bangsa Indonesia pada masa awal ekonomi Bangsa Indonesia pada
konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari Reformasi. masa awal Reformasi.
rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara 3.7 Mengevaluasi peran pelajar, 4.7 Menyajikan informasi tentang peran
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, dan mampu menggunakan
budaya, dan humaniora dengan mahasiswa, dan pemuda pelajar, mahasiswa, dan pemuda
metoda sesuai kaidah keilmuan dalam perubahan politik dan dalam perubahan politik dan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait ketatanegaraan Indonesia. ketatanegaraan Indonesia.
penyebab fenomena dan kejadian, 3.8 Mengevaluasi peran Indonesia dalam 4.8 Menyajikan informasi tentang peran
serta menerapkan pengetahuan perdamaian dunia, antara lain: KAA, Indonesia dalam perdamaian dunia,
prosedural pada bidang kajian yang ASEAN, Non Blok, Misi Garuda, antara lain: KAA, ASEAN, Non Blok,
spesifik sesuai dengan bakat dan Deklarasi Djuanda, OKI, dan Jakarta Misi Garuda, Deklarasi Djuanda, OKI,
minatnya untuk memecahkan masalah Informal Meeting. dan Jakarta Informal Meeting.
3.9 Mengevaluasi kehidupan Bangsa 4.9 Membuat studi evaluasi tentang
Indonesia dalam mengembangkan kehidupan Bangsa Indonesia dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi pada mengembangkan ilmu pengetahuan
era kemerdekaan (sejak proklamasi dan teknologi di era kemerdekaan
sampai dengan Reformasi). (sejak proklamasi sampai dengan Refor-
masi) dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain.
52 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH INDONESIA 53
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi

54 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 55


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup Pencapaian kompetensi tersebut perlu dijadikan acuan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Kesetaraan
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan Paket C setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada
yang bersifat kreatif dan inovatif. standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam
pendidikan formal.
Adapun, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang
berperan penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi B. Tujuan
muda ditingkat internasional. Dengan kemampuan bahasa Inggris, peserta Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
didik diharapkan dapat mengembangkan wawasannya tentang ilmu yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang berkembang di negara lain dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
diseluruh dunia. Sebaliknya, peserta didik juga dapat mulai belajar dan/atau ekstrakurikuler.
mengomunikasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang
berkembang di Indonesia ke berbagai bangsa dan negara lain. Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di Paket B dan Paket C adalah sama
yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki
Bahasa Inggris juga memungkinkan siswa mulai mengenal nilai-nilai kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan
luhur dan karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar fungsional. Kompetensi ini dikembangkan melalui pembelajaran yang
menghargai, dan bahkan berupaya menirunya. Tidak dapat dipungkiri membimbing peserta didik untuk dapat menggunakan berbagai teks
bahwa bahasa Inggris juga memungkinkan masuknya berbagai hal negatif berbahasa Inggris, lisan dan tulis, secara runtut dengan menggunakan unsur
ke bangsa ini. Namun dengan siswa belajar teks yang melibatkan kebahasaan yang akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual,
berbagai konteks budaya dan konteks situasi, siswa diharapkan mampu konseptual, prosedural, dan metakognitif serta menanamkan nilai-nilai luhur
meningkatkan kemampuan berpikir kritis sehingga mereka dapat menilai, karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di lingkungan rumah, satuan
memilih, dan membuat keputusan yang tepat dalam menanggapi berbagai pendidikan nonformal, dan masyarakat.
informasi dalam berbagai situasi. Mereka diharapkan mampu
mempertimbangkan manfaat serta kerugian dari setiap tindakan yang Perbedaannya adalah pada cakupan jenis teks dan tingkat kompleksitas
dilakukan dalam mengatasi masalah dalam setiap situasi. Penguasaan teks yang hendak dicapai. Mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang
bahasa Inggris juga diharapkan menjadi kunci untuk belajar memperoleh pendidikan Paket C bertujuan untuk mempelajari teks-teks yang lebih
wawasan seluas-luasnya tentang cara mengatasi berbagai masalah yang panjang dan lebih kompleks dari pada yang sudah dipelajari pada Paket
dihadapi siswa. B.
Konsep ‘genre’ pada Bahasa Inggris dipandang sangat tepat jika digunakan C. Ruang Lingkup
sebagai dasar dalam merumuskan kompetensi yang hendak dicapai oleh Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
peserta didik, karena dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari- sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
hari. Genre merupakan bagaimana sebuah teks lisan, tulis, visual, alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
diorganisasikan untuk mencapai tujuan sosialnya. Genre merupakan bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
praktik sosial yang beroperasi pada tataran budaya, dan disebut konteks negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
budaya. Tujuan sosial dari tindakan komunikasi membentuk jenis teks. masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.

56 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 57


Pembelajaran Bahasa Inggris di Paket C setara sekolah menengah atas lingkup pergaulan dunia;
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Bahasa Inggris di
pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi
sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga
dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan
pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus
dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada
aspek pembelajaran.
Secara umum kompetensi Bahasa Inggris adalah kemampuan berkomunikasi
dalam tiga jenis wacana, (1) interpersonal, (2) transaksional, dan (3)
fungsional, secara lisan dan tulis, pada tataran literasi informasional
(kompetensi yang diperlukan untuk menghimpun informasi atau mengakses
pengetahuan dalam bahasa yang dipelajari), untuk melaksanakan fungsi
sosial, dalam konteks kehidupan personal, sosial budaya, akademik, dan
profesi. Peserta didik dipandu untuk menggunakan berbagai bentuk teks
untuk kebutuhan literasi dasar, dengan struktur yang berterima secara koheren
dan kohesif serta unsur-unsur kebahasaan secara tepat. Berikut ruang
lingkup kompetensi dan materi Bahasa Inggris.
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI
• Menunjukkan perilaku yang berte- • Teks-teks pendek dalam wacana
rima dalam lingkungan personal, interpersonal, transaksional,
sosial budaya, akademik, dan fungsional khusus, dan fungsional
profesi; dalam bentuk teks descriptive,
recount, analytical exposition,
narrative, procedure, explanation,
dan news item, pada tataran literasi
informasional;
• Mengidentifikasi fungsi sosial, struktur • Penguasaan setiap jenis teks
teks dan unsur kebahasaan dari teks mencakup tiga aspek, yaitu fungsi
pendek dalam kehidupan dan sosial, struktur teks, dan unsur
kegiatan peserta didik sehari-hari; kebahasaan, yang ketiganya
ditentukan dan dipilih sesuai tujuan
dan konteks komunikasinya;
• Berkomunikasi secara interperso- • Sikap mencakup menghayati dan
nal, transaksional dan fungsional mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tentang diri sendiri, keluarga, serta tanggung jawab, peduli (gotong
orang, binatang, dan benda, royong, kerja sama, toleran, damai),
kongkrit dan imajinatif yang santun, responsif dan proaktif dan
terdekat dengan kehidupan dan menunjukkan sikap sebagai bagian
kegiatan peserta didik sehari-hari dari solusi atas berbagai
di rumah, satuan pendidikan, dan permasalahan;
masyarakat, serta • Keterampilan mencakup
terkait dengan mata pelajaran lain dan menyimak, berbicara, membaca,
dunia kerja; dan menulissecara efektif,
dengan lingkungan sosial dan
alam dalam

58 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 59


• Menangkap makna dan menyusun • Unsur-unsur kebahasaan mencakup
teks lisan dan tulis, dengan penanda wacana, kosa kata, tata
menggunakan struktur teks secara bahasa, ucapan, tekanan kata,
urut dan runtut serta unsur intonasi, ejaan, tanda baca, dan
kebahasaan secara akurat, berterima, kerapian tulisan tangan;
dan lancar. • Modalitas: dengan batasan makna yang
jelas.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Kurikulum Pada Pendidikan
Kesetaraan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di
dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar
pendidikan formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi
kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus
rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga
dapat menjadikan pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai
pendidikan alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus
futuristik dalam peningkatan kualitas dan pengembangan
pendidikan.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional
dan rumusan kalimat.
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan
kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1)
sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu dimiliki
peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik
mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri
58 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 59
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata 3.3 Menerapkan fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana yang
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses transaksional lisan dan tulis melibatkan tindakan memberi
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam informasi terkait niat melakukan niat melakukan suatu tindakan/
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi suatu tindakan/kegiatan, sesuai kegiatan, dengan memperhatikan
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. dengan konteks penggunaannya. fungsi sosial, struktur teks, dan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR (Perhatikan unsur kebahasaan be unsur kebahasaan yang benar
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN going to, would like to). dan sesuai konteks.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.4 Membedakan fungsi sosial, 4.4 Teks deskriptif
struktur teks, dan unsur 4.4.1 Menangkap makna secara
3. Memahami,menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji,
menganalisis pengetahuan kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, deskriptif lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan
abstrak terkait dengan pengembangan
dan metakognitif berdasarkan tempat wisata dan bangunan unsur
dari yang dipelajarinya di satuan
rasa ingin tahunya tentang ilmu bersejarah terkenal, pendek dan kebahasaan teks deskriptif, lisan
pendidikan secara mandiri serta
pengetahuan, teknologi, seni, sederhana, sesuai dengan konteks dan tulis, pendek dan sederhana
bertindak secara efektif dan kreatif,
budaya, dan humaniora dengan penggunaannya. terkait tempat wisata dan
dan mampu menggunakan metoda
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, bangunan bersejarah terkenal.
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan.
4.4.2 Menyusun teks deskriptif lisan
penyebab fenomena dan kejadian, dan tulis, pendek dan
serta menerapkan pengetahuan sederhana, terkait tempat
prosedural pada bidang kajian yang
wisata dan bangunan
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah. bersejarah terkenal, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
3.1 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.1 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis
kebahasaan, secara benar dan
interaksi transaksional lisan dan tulis pendek dan sederhana yang
sesuai konteks.
dalam tindakan memberi dan me- melibatkan tindakan memberi
3.5 Membedakan fungsi sosial, 4.5 Teks
minta informasi terkait jati diri dan dan meminta informasi terkait
struktur teks, dan unsur pemberitahuan
hubungan keluarga, sesuai dengan jati diri, dengan memperhatikan
kebahasaan beberapa teks khusus (announcement)
konteks penggunaannya. (Perhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan
dalam bentuk pemberitahuan 4.5.1Menangkap makna secara
unsur kebahasaan pronoun: unsur kebahasaan yang benar
(announcemen) terkait kegiatan kontekstual terkait fungsi
subjective, objective, possessive). dan sesuai konteks.
satuan pendidikan nonformal, sosial, struktur teks, dan
3.2 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.2 Menyusun teks interaksi interper-
sesuai dengan konteks unsur kebahasaan teks
teks, dan unsur kebahasaan teks sonal lisan dan tulis sederhana yang
penggunaannya. khusus dalam bentuk
interaksi interpersonal lisan dan melibatkan tindakan memberikan
pemberitahuan
tulis dalammemberikan ucapan ucapan selamat dan memuji
(announcement).
selamat dan memuji bersayap bersa- yap (extended), dan
4.5.2Menyusun teks khusus dalam
(extended), serta menanggapinya, menanggapinya dengan
bentuk pemberitahuan
sesuai dengan konteks memperhatikan fungsi so- sial,
(announcement), lisan dan
penggunaannya struktur teks, dan unsur kebaha-
tulis, pendek dan sederhana,
saan yang benar dan sesuai
dengan memperhatikan
konteks

60 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 61


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Menerapkan fungsi sosial, 4.6 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional, lisan dan tulis,
kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana, yang
transaksional lisan dan tulis melibatkan tindakan memberi
dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
informasi terkait keadaan/ keadaan/tindakan/ kegiatan/
tindakan/ kegiatan/kejadian yang kejadian yang dilakukan/
dilakukan/terjadi di waktu lampau terjadi di waktu lampau yang
yang merujuk waktu terjadinya merujuk waktu terjadinya
dan kesudahannya, sesuai dan kesudahannya, dengan
dengan konteks penggunaannya. memperhatikan fungsi sosial,
(Perhatikan unsur kebahasaan struktur teks, dan unsur
simple past tense vs present kebahasaan yang benar dan
perfect tense). sesuai konteks.
3.7 Membedakan fungsi sosial, 4.7 Teks recount – peristiwa
struktur teks, dan unsur bersejarah
kebahasaan beberapa teks 4.7.1 Menangkap makna secara
recount lisan dan tulis terkait kontekstual terkait fungsi
peristiwa bersejarah sesuai sosial, struktur teks, dan
dengan konteks penggunaannya. unsur
kebahasaan teks recount lisan
dan tulis terkait peristiwa
bersejarah.
4.7.2 Menyusun teks recount lisan
dan tulis, pendek dan
sederhana, terkait peristiwa
bersejarah, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan
sesuai konteks.
3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan beberapa teks naratif sosial, struktur teks, dan unsur
lisan dan tulis terkait legenda kebahasaan teks naratif, lisan dan
rakyat, sederhana, sesuai tulis sederhana terkait legenda
dengan konteks penggunaannya. rakyat.
3.9 Menafsirkan fungsi sosial 4.9 Menangkap makna terkait fungsi
dan unsur kebahasaan dalam sosial dan unsur kebahasaan
lirik lagu. secara kontekstual dalam lirik
lagu.
3.10 Menerapkan fungsi sosial, 4.10 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional, lisan dan tulis,
kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana, yang
transaksional lisan dan tulis melibatkan tindakan memberi
yang melibatkan tindakandalam dan meminta informasi terkait
memberi dan meminta saran dan tawaran, dengan

62 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 63


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.11 Menerapkan fungsi sosial, 4.11 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional, lisan dan tulis,
kebahasaan teks interaksi pendek dan sederhana, yang
transaksional lisan dan tulis melibatkan tindakan memberi
dalam memberi dan meminta dan meminta informasi terkait
informasi terkait pendapat dan pendapat dan pikiran, dengan
pikiran, sesuai dengan konteks memperhatikan fungsi sosial,
penggunaannya. (Perhatikan struktur teks, dan unsur
unsur kebahasaan I think, I kebahasaan yang benar dan
suppose, in my opinion). sesuai konteks.
3.12 Membedakan fungsi sosial, 4.12 Teks Undangan Resmi
struktur teks, dan unsur 4.12.1Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi sosial,
khusus dalam bentuk undangan struktur teks, dan unsur kebaha-
resmi terkait kegiatan satuan saan teks khusus dalam
pendidikan nonformal/tempat bentuk undangan resmi lisan
kerja sesuai dengan konteks dan tulis, terkait kegiatan satuan
penggunaannya pendidikan nonformal/tempat
kerja.
4.12.2Menyusun teks khusus dalam
bentuk undangan resmi lisan
dan tulis, terkait kegiatan
satuan pendidikan
nonformal/tempat kerja,
dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan, secara benar dan
sesuai konteks.
3.13 Membedakan fungsisosial, 4.13 Teks eksposisi analitis
struktur teks, dan unsure 4.13.1Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
eksposisi analitis lisan dan tulis sosial, struktur teks, dan
dengan member dan meminta unsur
informasi terkait isu aktual, kebahasaan teks eksposisi analitis
sesuai dengan konteks lisan dan tulis, terkait isu altual.
penggunaannya. 4.13.2 Menyusun teks eksposisi
analitis tulis, terkait isu
aktual, dengan
memperhatikan fungsi sosial,

62 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 63


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.14 Menerapkan fungsi sosial, 4.14 Menyusun teks interaksi 3.17 Membedakan fungsi sosial, 4.17 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan kebahasaan beberapa teks sosial, struktur teks, dan unsur
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta explanation lisan dan tulis terkait kebahasaan teks explanation
dalam memberi dan meminta informasi terkait keadaan/ gejala alam atau sosial yang lisan dan tulis, terkait gejala
informasi terkait keadaan/ tindakan/kegiatan/kejadian tercakup dalam mata pelajaran alam atau sosial yang tercakup
tindakan/ kegiatan/ kejadian tanpa perlu menyebutkan lain di setara kelas XI, sesuai dalam mata pelajaran lain di
tanpa perlu menyebutkan pelakunya dalam teks ilmiah, dengan konteks penggunaannya. kelas XI.
pelakunya dalam teks ilmiah, dengan memperhatikan fungsi 3.18 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.18 Menangkap makna terkait fungsi
sesuai dengan konteks sosial, struktur teks, dan unsur unsur kebahasaan dalam lirik sosial dan unsur kebahasaan
penggunaannya. (Perhatikan kebahasaan yang benar dan lagu. dalam lirik lagu.
unsur kebahasaan passive sesuai konteks.
voice).
3.15 Membedakan fungsi sosial, 4.15 Teks surat pribadi
Tingkatan: VI (Setara
struktur teks, Kelas
dan unsur XII) 4.15.1Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks khusus
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, kontekstual terkait fungsi
tujuan kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
dalam bentuk surat pribadi terkait sosial, struktur teks, dan unsur
keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu
kegiatan diri sendiri dan orang
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
kebahasaan teks khusus
peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku
sekitarnya, sesuai dengan konteks jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
dalam bentuk surat pribadi
atas berbagai permasalahan
penggunaannya dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
terkait kegiatan diri sendiri sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran dan orangtidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
sekitarnya.
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 4.15.2 Menyusun
mata pelajaran,
teks khusus
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
dalam bentuk surat pribadi
terkait kegiatan diri sendiri Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
dan orang sekitarnya, lisan proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
dan tulis, dengan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
memperhatikan fungsi sosial, pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
struktur teks, dan unsur lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
kebahasaan, secara benar dan
sesuai konteks.
seperti dalam tabel berikut.
3.16 Menerapkan fungsi sosial, 4.16 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta informasi
yang melibatkan tindakan terkait hubungan sebab akibat,
memberi dan meminta dengan memperhatikan fungsi
informasi terkait hubungan sosial, struktur teks, dan unsur
sebab akibat, sesuai dengan kebahasaan yang benar dan
konteks penggunaannya. sesuai konteks.
(Perhatikan unsur kebahasaan

64 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 65


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami,menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji,
menganalisis, dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah
pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak
prosedural, dan metakognitif terkait dengan
berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, di satuan pendidikan secara mandiri
seni, budaya, dan humaniora dengan serta bertindak secara efektif dan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kreatif, dan mampu menggunakan
kenegaraan, dan peradaban terkait metoda sesuai kaidah keilmuan.
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menerapkan fungsi sosial, 4.1 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur interpersonal lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi sederhana yang melibatkan
interpersonal lisan dan tulis tindakan menawarkan jasa,
dalam menawarkan jasa, dan menanggapinya dengan
serta menanggapinya, sesuai memperhatikan fungsi sosial,
dengan konteks struktur teks, dan unsur
penggunaannya. (Perhatikan kebahasaan yang benar dan
unsur kebahasaan May I help sesuai konteks.
you?, What can I do for you?
What if ...?)
3.2 Membedakan fungsi sosial, 4.2 Surat lamaran kerja
struktur teks, dan unsur 4.2.1 Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks khusus kontekstual terkait fungsi
dalam bentuk surat lamaran sosial, struktur teks, dan
kerja, terkait jati diri, latar unsur kebahasaan teks
belakang pendidikan/pengalaman khusus dalam bentuk surat
kerja, sesuai dengan konteks lamaran kerja, yang
penggunaannya. memberikan informasi
antara lain jati diri, latar
belakang pendidikan/
pengalaman kerja.
4.2.2 Menyusun teks khusus
surat lamaran kerja,
yang
memberikan informasi
antara lain jati diri, latar
belakang
pendidikan/pengalaman kerja,
dengan memperhatikan fungsi

66 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 67


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Membedakan fungsi sosial, 4.3 Teks penyerta gambar (caption)
struktur teks, dan unsur 4.3.1 Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks khusus kontekstual terkait fungsi
dalam bentuk teks caption, sosial, struktur teks, dan
terkait gambar/foto/tabel/ grafik/ unsur kebahasaan teks khusus
bagan, sesuai dengan konteks dalam bentuk caption terkait
penggunaannya. gambar/ foto/tabel/
grafik/bagan.
4.3.2 Menyusun teks khusus dalam
bentuk teks caption terkait
gambar/foto/tabel/grafik/
bagan, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan, secara
benar
dan sesuai konteks.
3.4 Membedakan fungsi sosial, struktur 4.4 Menangkap makna secara
teks, dan unsur kebahasaan kontekstual terkait fungsi
beberapa teks news item lisan sosial, struktur teks, dan unsur
dan tulis terkait berita kebahasaan teks news items
sederhana dari koran/radio/TV, lisan dan tulis, dalam bentuk
sesuai dengan konteks berita
penggunaannya. sederhana koran/radio/TV.
3.5 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.5 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis
interaksi transaksional lisan dan yang melibatkan tindakan
tulis dalam memberi dan meminta memberi dan meminta
informasi terkait pengandaian informasi terkait
diikuti oleh perintah/saran, sesuai pengandaian diikuti oleh perintah/
dengan konteks penggunaannya. saran, dengan memperhatikan
(Perhatikan unsur kebahasaan if fungsi sosial, struktur teks, dan
dengan imperative, can, should). unsur kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
3.6 Membedakan fungsi sosial, 4.6 Teks prosedur
struktur teks, dan unsur 4.6.1 Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks konteks- tual terkait fungsi
prosedur lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan unsur
manual penggunaan teknologi kebahasaan teks prosedur lisan
dan kiat-kiat (tips), pendek dan dan tulis, dalam bentuk
sederhana, sesuai dengan konteks manual penggunaan teknologi
penggunaannya dan kiat-kiat (tips)
4.6.2 Menyusun teks prosedur,
lisan dan tulis, dalam bentuk
manual penggunaan teknologi
dan kiat-
kiat (tips), dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan

66 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA INGGRIS 67


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Matematika
Jenjang : Paket C (Kelompok Peminatan Matematika dan IPA)

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi

68 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 69


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan,
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan.
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang formal.
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya
yang bersifat kreatif dan inovatif. B. Tujuan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
Matematika bekerja melalui perluasan dan pembenaran, pembenahan, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
generalisasi, dan/atau formalisasi dari fakta, aksioma, prinsip, dan dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
konsep- konsep matematika yang berkaitan dengan fenomena-fenomena dan/atau ekstrakurikuler.
dan masalah empiris yang ditemui dan perlu diselesaikan dalam
kehidupan keseharian serta dalam konteks perkembangan masyarakat. Dalam belajar matematika, pemahaman konsep sering diawali secara
induktif melalui pengamatan pola atau fenomena, pengalaman peristiwa
Pengembangan kurikulum matematika diarahkan untuk meningkatkan nyata atau intuisi. Cara belajar secara deduktif dan induktif digunakan
kecakapan hidup (life skill), terutama dalam membangun penalaran, dan sama-sama berperan penting dalam matematika sehingga terbentuk
kreativitas, bekerjasama, inovasi dan komunikasi dengan menggunakan sikap kritis, kreatif, jujur, dan komunikatif pada peserta didik.
bahasa simbolis yang singkat dan jelas dan pemecahan masalah (problem
solving). Selain itu, pengembangan kompetensi matematika juga Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika yaitu memberikan
menekankan kemahiran atau keterampilan menggunakan perangkat kontribusi dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan
teknologi untuk melakukan perhitungan teknis (komputasi), penyajian dasar dan pendidikan menengah yang diperoleh melalui pengalaman
belajar, dan diuraikan sebagai berikut.
dalam bentuk gambar dan grafik (visualisasi), mendukung keterampilan
lainnya yang bersifat keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan 1. Memahami konsep, algoritma, operasi atau prosedur dan strategi
yang bersifat nonkognitif, pengembangan nilai, norma dan etika (soft matematika secara luwes, akurat, efisien, efektif, dan tepat dalam
skill), serta bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan kehidupan atau dalam pemecahan masalah sehari-hari dan masalah tidak
masyarakatnya sehingga mampu menopang pembangunan bangsa dan rutin
peradaban dunia. 2. Melakukan penalaran matematis yang meliputi menghubungkan antar
fakta, aksioma, prinsip dan konsep, membuat generalisasi berdasarkan
Setiap individu perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat pola, fakta, fenomena atau data yang ada, membuat dugaan, dan
tertentu, yaitu penguasaan akan kecakapan matematika yang diperlukan memverifikasinya;
untuk dapat memahami dunia di sekitarnya, berhasil dalam kehidupan 3. Melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan,
atau karier, mengembangkan kreativitas dan sebagai sarana untuk maupun menganalisis komponen yang ada dalam pemecahan masalah
meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya, situasi yang dalam konteks matematika maupun di luar matematika (kehidupan
selalu berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. nyata, ilmu, dan teknologi) yang bersifat rutin maupun tidak rutin
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 4. Mengomunikasikan dan menyajikan gagasan, penalaran, argumentasi
mata pelajaran Matematika Peminatan di Pendidikan Kesetaraan Paket atau pembuktian melalui kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau
C setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;

70 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 71


5. Menumbuhkan sikap positif seperti sikap logis, kritis, cermat, teliti, D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sistematis, taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran, Kurikulum Matematika Program Paket C Setara SMA pada
dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah rutin dan Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
tidak rutin.
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
C. Ruang Lingkup tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal, agar mudah
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktek penyelenggaraan
bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga pendidikan kesetaraan.
negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
dengan masalah, tantangan, kebutuhan, dan karakteristik pendidikan
Secara khusus, pembelajaran Matematika di Paket C Kelompok kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
Peminatan Matematika dan IPA setara sekolah menengah atas dirancang kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Matematika Kelompok operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi
Peminatan Matematika dan IPA di pendidikan kesetaraan dalam hal ini pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
memuat di dalamnya materi- materi sejalan dengan yang terdapat di kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan
dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk
kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, pengembangan pendidikan.
kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran Matematika.
Materi-materi pembelajaran matematika meliputi: Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
1. Menggunakan sistem persamaan dan pertidaksamaan linear dan rumusan kalimat sehingga mudah diajarkan/dikelola oleh pendidik
kuadrat dua variabel, sistem persamaan dan pertidaksamaan kuadrat (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur
dua variabel, fungsi eksponensial dan logaritma, pertidaksamaan pencapaiannya (measurable assessable), dan bermakna untuk dipelajari
mutlak, pecahan, irrasional, operasi dan sifat-sifat vektor dalam ruang, (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan
operasi pada polinomial dalam pemecahan masalah
peserta didik.
2. Menggunakan irisan kerucut (lingkaran, ellips, parabola, dan
hiperbola), hubungan antar lingkaran, garis singgung persekutuan, dan Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
luas daerah irisan dua lingkaran dalam pemecahan masalah
3. Menggunakan statistika inferensial, data berdistribusi Binomial dan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
normal dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
4. Menggunakan persamaan trigonometri, rumus jumlah dan selisih sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
sinus dan cosinus dalam pemecahan masalah sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
5. Menggunakan jumlah Riemann untuk luas daerah tertutup, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
teorema dasar kalkulus, integral tentu dan integral,limit aljabar, limit sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
trigonometri, limit tak hingga, turunan parsial, turunan trigonometri tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
dalam pemecahan masalah. santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri

72 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 73


sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik 1.3 Menjelaskan dan menentukan 4.3 Menyelesaikan masalah
pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi penyelesaian persamaan kontekstual yang berkaitan de-
peserta didik. trigonometri dengan ngan persamaan trigonometri
menggunakan contoh dan model dengan mengidentifikasi dan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama dari peristiwa kontekstual menyusun model matematikanya
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan serta menggunakan langkah-
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai langkah/prosedur penyelesaian
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih masalah
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan 1.4 Membedakan dan menjelaskan 4.4 Menyelesaikan masalah
penggunaan rumus jumlah kontekstual yang berkaitan
seperti dalam tabel berikut. dan selisih sinus dan cosinus dengan rumus jumlah serta
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR melalui peristiwa kontekstual selisih sinus dan cosinus dengan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN menggunakan prosedur dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN strategi penyelesaian masalah
sesuai dengan karakteristik
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji masalahnya
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari 1.5 Menganalisis unsur-unsur bangun 4.5 Menyelesaikan masalah
dan metakognitif berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara datar lingkaran dengan alat kontekstual yang berkaitan
rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, bertindak secara efektif dan peraga (benda di sekitar) atau dengan lingkaran dengan
pengetahuan, teknologi, seni, kreatif, serta mampu menggunakan tanpa alat peraga mengidentifikasi dan memahami
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan karakteristik masalahnya
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, 1.6 Menganalisis keterbagian dan 4.6 Menyelesaikan masalah
kenegaraan, dan peradaban terkait faktorisasi dari polinomial dengan kontekstual yang berkaitan
penyebab fenomena dan kejadian, menggunakan contoh dan model dengan faktorisasi polinomial
serta menerapkan pengetahuan dari peristiwa kontekstual dengan menggunakan langkah-
prosedural pada bidang kajian yang langkah/prosedur penyelesaian
spesifik sesuai dengan bakat dan masalah
minatnya untuk memecahkan masalah
1.1 Menjelaskan dan menentukan 4.1 Menyajikan dan menyelesaikan Tingkatan VI Setara Kelas XII
penyelesaian masalah kontekstual masalah kontekstual yang
yang berkaitan dengan fungsi berkaitan dengan fungsi Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
eksponensial dan fungsi logaritma eksponensial dan fungsi logaritma mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
dengan menggunakan contoh dan dengan menggunakan langkah- sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
model dari peristiwa kontekstual langkah/prosedur penyelesaian
masalah
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
1.2 Menjelaskan penggunaan vektor, 4.2 Menyelesaikan masalah
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
operasi vektor, panjang vektor, kontekstual yang berkaitan sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
sudut antar vektor dalam ruang dengan vektor, operasi vektor, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
berdimensi dua (bidang) dan panjang vektor, sudut antar damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berdimensi tiga vektor dalam ruang berdimensi
dua (bidang) dan berdimensi tiga
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
dengan menggunakan langkah- lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
langkah/prosedur penyelesaian bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
masalah dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect

74 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 75


teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1.3 Menjelaskan penggunaan prinsip 4.3 Menyelesaikan masalah
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses turunan pada fungsi Trigonometri kontekstual yang berkaitan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan sederhana dengan menggunakan dengan turunan fungsi
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam sifat-sifat dan langkah-langkah trigonometri sederhana dengan
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi penyelesaiannya menggunakan prosedur dan
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. strategi penyelesaian masalah
sesuai dengan karakteristik
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR masalahnya
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN 1.4 Menjelaskan keberkaitan turunan 4.4 Menyelesaikan masalah
PENGETAHUAN KETERAMPILAN pertama dan turunan kedua dari kontekstual yang berkaitan
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, suatu fungsi kaitannya dengan dengan nilai maksimum, nilai
menganalisis, dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah nilai maksimum, nilai minimum, minimum, selang kemonotonan
pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak selang kemonotonan fungsi, fungsi, dan kemiringan garis
prosedural, dan metakognitif terkait dengan kemiringan garis singgung serta singgung serta titik belok dan
berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, titik belok dan selang kecekungan selang kecekungan kurva dari
di sekolah secara mandiri serta kurva fungsi trigonometri dengan fungsi trigonometri dengan
seni, budaya, dan humaniora dengan
bertindak secara efektif dan kreatif, menggunakan sifat-sifat dan menggunakan prosedur dan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda langkah-langkah penyelesaiannya strategi penyelesaian masalah
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan sesuai dengan karakteristik
serta menerapkan pengetahuan masalahnya
prosedural pada bidang kajian yang 1.5 Menjelaskan dan menentukan 4.5 Menyelesaikan masalah
spesifik sesuai dengan bakat dan distribusi peluang binomial kontekstual yang berkaitan
minatnya untuk memecahkan masalah berkaitan dengan fungsi peluang dengan distribusi peluang
1.1 Menjelaskan dan menentukan 4.1 Menyelesaikan masalah binomial menggunakan contoh binomial dari suatu percobaan
nilai limit dari fungsi trigonometri kontekstual yang berkaitan atau peristiwa kontekstual (acak) serta membuat penarikan
menggunakan contoh atau dengan limit fungsi trigonometri kesimpulannya dengan
peristiwa kontekstual dengan menggunakan prosedur menggunakan prosedur dan
dan strategi penyelesaian strategi penyelesaian masalah
masalah sesuai dengan sesuai dengan karakteristik
karakteristik masalahnya masalahnya
1.2 Menjelaskan dan menentukan 4.2 Menyelesaikan masalah 1.6 Menjelaskan karakteristik dari 4.6 Menyelesaikan masalah
nilai limit tak hingga dari kontekstual berkaitan dengan data berdistribusi normal dengan kontekstual yang berkaitan
fungsi aljabar dan fungsi limit tak hingga fungsi aljabar menggunakan contoh atau dengan distribusi normal
trigonometri dengan dan fungsi trigonometri dengan peristiwa kontekstual serta membuat penarikan
menggunakan sifat- sifat dan menggunakan prosedur dan kesimpulan dengan menggunakan
langkah-langkah strategi penyelesaian masalah prosedur dan strategi
penyelesaiannya sesuai dengan karakteristik penyelesaian masalah sesuai
masalahnya dengan karakteristik masalah
kontekstualnya

76 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA PEMINATAN 77


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM
2013 PENDIDIKAN
KESETARAAN
Mata Pelajaran : Biologi
Jenjang : Paket C Setara
SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam salah
satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pendidikan
yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan juga pada
dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, pendidikan nasional
juga diharapkan mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan
yang bermutu untuk setiap warga bangsa. Peningkatan akses dan mutu
pendidikan sebagaimana ditekankan dalam misi pendidikan nasional
tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam hal
keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan pendidikan berkualitas bagi
setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi,
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih
belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi kurikulum

78 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 79


pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam atau ekstrakurikuler. Kurikulum mata pelajaran Biologi dirancang untuk
lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan mempersiapkan generasi baru bangsa sebagai pribadi dan sebagai warga
masalah, tantangan, karakteristikdan kebutuhan yang dihadapi pendidikan negara dengan cara mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk keterampilannya dalam menjelajahi dan memahami lingkungan alam dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi sekitarnya melalui pengalaman belajar secara langsung. Biologi
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dalam konteks sains,
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad lingkungan, teknologi, dan masyarakat sehingga penguasaan konsep-
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang konsep Biologi akan berperan dalam konstruksi sosial. Secara khusus,
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan tujuan pembelajaran mata pelajaran Biologi agar peserta didik memiliki
budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. kemampuan sebagai berikut.
Pembelajaran biologi memiliki arti penting pada pembentukan kultur 1. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari
masyarakat. Penguasaan konsep-konsep dasar Biologi akan membentuk keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan
budaya pada masyarakat karena akan memengaruhi cara berpikir, Yang Maha Esa
bertindak dan bersikap secara ilmiah dalam memanfaatkan sumber daya 2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan
alam dan menghadapi permasalahan sehari-hari. Pemanfaatan sumber dapat bekerjasama dengan orang lain
daya alam itu harus memperhatikan dampak lingkungan agar tidak 3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
merusak keseimbangan ekologis. Dengan demikian proses kehidupan hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil
akan lebih efektif dan efisien dengan derajat kesehatan, kualitas hidup, percobaan secara lisan dan tertulis
dan mutu lingkungan yang baik. Literasi sains yang menjadi salah satu 4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif
indikator kemajuan dari suatu negara dapat dibentuk melalui kurikulum dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi
Biologi yang mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher 5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling
Order Thinking/HOT). Kemampuan berpikir tingkat tinggi sebagai keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan
human capital/modal manusia, dalam suatu negara sangat menentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri
pertumbuhan ekonomi. 6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 7. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga
mata pelajaran Biologi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah kelestarian lingkungan.
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih C. Ruang L ingkup
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap ekstrakurikuler. Mata pelajaran Biologi di pendidikan kesetaraan dalam
harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan hal ini memuat materi-materi yang sejalan dengan pendidikan formal
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang
dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan
B. Tujuan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, pada aspek pembelajaran. Materi- materi pembelajaran Biologi berorientasi
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang pada
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dan/

80 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 81


1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri
energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
2. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung
tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan
sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik
3. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, peserta didik.
teknologi dan masyarakat
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai seperti dalam tabel berikut.
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal, agar mudah
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktek penyelenggaraan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pendidikan kesetaraan. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari
rasa ingintahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan pengetahuan, teknologi, seni, mandiri dan mampu menggunakan
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai kenegaraan, dan peradaban terkait
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan penyebab fenomena dan kejadian,
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk serta menerapkan pengetahuan
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
pengembangan pendidikan. minatnya untuk memecahkan masalah
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian 3.1 Menjelaskan ruang lingkup 4.1 Menyajikan data hasil penerapan
materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan biologi (permasalahan pada metode ilmiah tentang
rumusan kalimat. berbagai obyek biologi dan permasalahan pada berbagai
tingkat organisasi kehidupan), obyek biologi dan tingkat
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) melalui penerapan metode ilmiah organisasi kehidupan
dan prinsip keselamatan kerja
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.2 Menganalisis berbagai tingkat 4.2 Menyajikan hasil observasi
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) keanekaragaman hayati di (pengamatan) berbagai tingkat
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti Indonesia beserta ancaman dan keanekaragaman hayati di
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan pelestariannya beserta ancaman Indonesia dan usulan upaya
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap dan pelestariannya pelestariannya
sosial, yaitu peserta didik mampu“Menunjukkan perilaku jujur, 3.3 Menjelaskan prinsip-prinsip 4.3 Menyusun kladogram (pohon
klasifikasi makhluk hidup dalam diagram kekerabatan antar
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, lima kingdom organisme) berdasarkan prinsip-
damai), santun, responsif, dan pro-aktif prinsip klasifikasi) makhluk hidup

82 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 83


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Memahami struktur, replikasi 4.4 Melakukan kampanye tentang
(kemampuan memperbanyak diri) bahaya virus dalam kehidupan
dan peran virus dalam terutama bahaya AIDS
kehidupan berdasarkan tingkat virulensinya
(kemampuan virus untuk
menimbulkan penyakit)
3.5 Mengidentifikasi struktur, cara 4.5 Menyajikan data tentang ciri-
hidup, reproduksi dan peran ciri dan peran bakteri dalam
bakteri dalam kehidupan kehidupan
3.6 Mengelompokkan protista (berdasar- 4.6 Menyajikan laporan hasil studi
kan ciri-ciri umum kelas dan pustaka ( ) tentang berbagai
menga- itkan peranannya dalam peran protista dalam kehidupan
kehidupan
3.7 Mengelompokkan jamur 4.7 Menyajikan laporan hasil
berdasarkanciri-ciri, cara inves- tigasi atau studi pustaka
reproduksi, dan mengaitkan tentang keanekaragaman
peranannya dalam kehidupan jamur dan peranannya dalam
kehidupan
3.8 Mengelompokkan tumbuhan 4.8 Menyajikan laporan hasil
ke dalam divisio berdasarkan pengamatan dan analisis fenetik
ciri-ciri umum, serta mengaitkan (kekerabatan yang didasarkan
peranannya dalam kehidupan pada persamaan dan perbedaan
ciri-ciri yang nampak pada takson)
dan filogenetik (kekerabatan
yang didasarkan pada hubungan
antara takson yang satu dengan
takson yang lain dikaitkan
dengan proses evolusi yang
dianggap
mendasarinya)tumbuhan serta
peranannya dalam kehidupan
3.9 Mengelompokkan hewan ke 4.9 Menyajikan laporan hasil studi
dalam filum berdasarkan lapisan pustaka mengenai perbandingan
tubuh, rongga tubuh simetri kompleksitas lapisan penyusun
tubuh, dan reproduksi tubuh hewan (diploblastik dan
triploblastik), simetri tubuh,
rongga tubuh, dan reproduksinya
3.10 Menganalisis komponen- 4.10 Menyajikan karya yang
komponen ekosistem menunjukkan interaksi antar
dan interaksi antar komponen ekosistem (jaring-jaring
komponen tersebut makanan) siklus Biogeokimia
3.11 Menganalisis data perubahan 4.11 Merumuskan gagasan pemecahan
lingkungan, penyebab, dan masalah perubahan lingkungan
dampaknya bagi kehidupan yang terjadi di lingkungan
sekitar
3.12 Menjelaskan komponen 4.12 Menyajikan tulisan/laporan

84 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 85


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.13 Memahami berbagai bioproses 4.13 Membuat model tentang
dalam sel yang meliputi bioproses yang terjadi dalam
mekanisme transpormembran, sel berdasarkan studi pustaka.
reproduksi, dan sintesis protein
3.14 Menganalisis keterkaitan antara 4.14 Menyusun laporan berdasarkan
struktur sel pada jaringan studi pustaka tentang struktur
tumbuhan dengan fungsi organ jaringan dan organ pada
pada tumbuhan tumbuhan.
3.15 Menganalisis keterkaitan 4.15 Menyusun karya tulis berdasarkan
antara struktur sel pada studi pustaka tentang struktur
jaringan hewan dengan fungsi jaringan dan organ pada hewan
organ pada hewan
3.16 Menganalisis hubungan antara 4.16 Menyusun karya tulis sederhana
struktur jaringan penyusun berdasarkan studi pustaka
organ pada sistem gerak dalam tentang pemanfaatan teknologi
kaitannya dengan bioproses dan dalam mengatasi gangguan
gangguan fungsi yang dapat sistem gerak.
terjadi pada sistem gerak
manusia
3.17 Menganalisis hubungan antara 4.17 Menyajikan karya tulis
struktur jaringan penyusun organ berdasarkan studi pustaka
pada sistem sirkulasi dalam tentang kelainan pada struktur
kaitannya dengan bioproses dan dan fungsi darah, jantung,
gangguan fungsi yang dapat pembuluh darah yang
terjadi pada sistem sirkulasi menyebabkan gangguan sistem
manusia sirkulasi manusia serta
kaitannya dengan teknologi
3.18 Menganalisis hubungan antara 4.18 Menyajikan laporan
struktur jaringan penyusun berdasarkan studi pustaka
organ pada sistem pencernaan tentang hasil uji zat makanan
dalam kaitannya dengan nutrisi, yang terkandung dalam berbagai
bioproses dan gangguan jenis bahan makanan dikaitkan
fungsiyang dapat terjadi pada dengan kebutuhan energi
sistem pencernaan manusia setiap individu serta teknologi
pengolahan pangan dan
keamanan pangan
3.19 Menganalisis hubungan antara 4.19 Menyajikan hasil analisis
struktur jaringan penyusun organ pengaruh pencemaran udara
pada sistem respirasi dalam terhadap kelainan pada struktur
kaitannya dengan bioproses dan fungsi organ pernapasan
dan gangguan fungsi yang dapat manusia berdasarkan studi
terjadi pada sistem respirasi pustaka
manusia
3.20 Menganalisis hubungan antara 4.20 Menyajikan hasil analisis
struktur jaringan penyusun organ pengaruh pola hidup terhadap
pada sistem ekskresi dalam kelainan pada struktur dan

84 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 85


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
PENGETAHUAN KETERAMPILAN keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat
3.21 Memahami hubungan antara 4.21 Menyajikan hasil analisis dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran,
struktur jaringan penyusun organ berdasarkan studi pustaka
pada sistem koordinasi dalam tentang pengaruh pola hi- serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
kaitannya dengan mekanisme dup terhadap kelainan pada Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
koordinasi dan regulasi serta struktur dan fungsi organ sistem
gangguan fungsi yang dapat koordinasi yang menyebabkan proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
terjadi pada sistem koordinasi gangguan sistem saraf dan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
manusia hormon pada manusia. pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
3.22 Mengevaluasi bahaya 4.22 Melakukan kampanye narkoba lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
penggunaan senyawa dan (narkotika dan obat/bahan seperti dalam tabel berikut.
dampaknya terhadap kesehatan berbahaya) di lingkungan sekolah
diri, lingkungan, dan masyarakat dan masyarakat sekitar KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
3.23 Menganalisis hubungan struktur 4.23 Menyajikan hasil analisis KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
jaringan penyusun organ tentang dampak pergaulan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
reproduksi dengan fungsinya bebas, penyakit dan kelainan
dalam sistem reproduksi manusia pada struktur dan fungsi organ 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, danmenyaji
yang menyebabkan gangguan menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
sistem reproduksi manusia serta konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
teknologi sistem reproduksi rasa ingintahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
berdasarkan studi pustaka. pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mampu
3.24 Menganalisis penerapan prinsip 4.24 Menyajikan karya tulis tentang budaya, dan humaniora dengan
menggunakan metoda sesuai kaidah
reproduksi pada manusia dan pentingnya menyiapkan generasi wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
pemberian ASIeksklusifdalam terencana untuk meningkatkan
program keluarga berencana mutu Sumber Daya Manusia penyebab fenomena dan kejadian,
sebagai upaya meningkatkan (SDM) serta menerapkan pengetahuan
mutu Sumber Daya Manusia prosedural pada bidang kajian yang
(SDM) spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.25 Menganalisis peran sistem imun 4.25 Melakukan kampanye pentingnya
dan imunisasi terhadap proses partisipasi masyarakat dalam 3.1 Menjelaskan pengaruh faktor 4.1 Menyusun laporan hasil
fisiologi di dalam tubuh program dan imunisasi serta internal dan faktor eksternal percobaan tentang pengaruh
kelainan dalam sistem imun di terhadap pertumbuhan dan faktor eksternal terhadap
lingkungan masyarakat sekitar perkembangan makhluk hidup proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
3.2 Menjelaskan proses metabolisme 4.2 Menyusun laporan hasil
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum sebagai reaksi enzimatis dalam percobaan tentang mekanisme
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap makhluk hidup kerja enzim, fotosintesis, dan
sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap respirasi anaerob
spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan 3.3 Memahami hubungan struktur 4.3 Menyajikan hasil studi pustaka
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap dan fungsi gen, DNA, kromosom mengenai urutan proses sintesis
dalam penerapan prinsip proteindalam kaitannya dengan
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, pewarisan sifat pada makhluk penyampaian kode genetik (DNA-
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), hidup RNA-Protein)
santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan

86 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 87


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menganalisis proses pembelahan 4.4 Menyajikan hasil studi pustaka
sel (proses pembelahan dari sel mengenai pembelahan sel pada
induk menjadi dua atau lebih sel sel hewan maupun tumbuhan
anak) sebagai dasar penurunan
sifat dari induk kepada
keturunannya
3.5 Menerapkan prinsip pewarisan 4.5 Menyajikan hasil penerapan
sifat makhluk hidup berdasarkan hukum Mendel (hukum me-
hukum Mendel (hukum ngenai pewarisan sifat pada
mengenai pewarisan sifat pada organisme) dalam perhitungan
organisme) peluang dari persilangan
makhluk hidup di bidang
pertanian dan peternakan
3.6 Menganalisis pola-pola hereditas 4.6 Menyajikan hasil penerapan
(cara penurunan sifat dari induk pola-pola hereditas (cara
ke keturunannya melalui gen/ penurunan sifat dari induk
DNA) pada makhluk hidup ke keturunannya melalui
gen/ DNA) dalam
perhitungan peluang dari
persilangan yang
melibatkan peristiwa
pautan (suatu keadaan dimana
terdapat banyak gen dalam satu
kromosom)dan pindah silang
(peristiwa pertukaran gen karena
kromosom homolog saling melilit
saat meiosis dan mengalami
pemisahan).
3.7 Menganalisis pola-pola hereditas 4.7 Menyajikan data hasil studi kasus
pada manusia tentang pola-pola hereditas pada
manusia dalam berbagai aspek
kehidupan
3.8 Memahami peristiwa mutasi 4.8 Menyajikan laporan hasil
(perubahan struktur gen dan studi pustaka peristiwa
kromosom) pada makhluk hidup mutasi yang menyebabkan
variasi dan kelainan sifat
pada makhluk hidup

88 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 89


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.9 Menjelaskan teori, prinsip 4.9 Menyajikan karya ilmiah
dan mekanisme evolusi serta terhadap gagasan baru tentang
pandangan terkini para ahli kemungkinan-kemungkinan
terkait spesiasi pandangan evolusi berdasarkan
pemahaman yang dimilikinya
3.10 Menganalisis prinsip-prinsip 4.10 Menyajikan laporan hasil
Bioteknologi dan penerapan percobaan penerapan prinsip-
nya sebagai upaya peningkatan prinsip Bioteknologi Bioteknologi
kesejahteraan manusia konvensional berdasarkan
scientificmethod (metode
saintifik/metode ilmiah)

88 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BIOLOGI 89


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM
2013 PENDIDIKAN
KESETARAAN
Mata Pelajaran : Fisika
Jenjang : Paket C Setara
SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa.
Pendidikan juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk
itu, pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini
sangat penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk
meningkatkan kualitas dan berperan serta dalam pembangunan.
Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya
masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan
peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya
partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan
tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan
masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang
karena berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam
pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan
mengacu dan melalui kontekstulisasi
90 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C
FISIKA 91
kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, penting kecakapan hidup.
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk mata pelajaran Fisika di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi
yang bersifat kreatif dan inovatif. ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap
Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains adalah upaya sistematis untuk harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan
menemukan, membangun, menciptakan, dan mengorganisasikan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
pengetahuan tentang gejala alam di sekitarnya berdasarkan pengamatan.
B. Tujuan
Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya kumpulan pengetahuan yang
bersumber dari fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
juga meliputi proses penemuan dan sikap ilmiah. Pendidikan IPA yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut ekstrakurikuler. Mata pelajaran Fisika di Program Paket C bertujuan agar
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu 1. Membentuk sikap positif terhadap fisika dengan menyadari
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan
tentang alam sekitar. Pemahaman yang mendalam tentang alam sekitar ini Yang Maha Esa;
selanjutnya diharapkan menumbuhkan sikap menghargai alam sekitar, 2. Mengembangkan sikap ilmiah yaitu mengembangkan rasa ingin tahu,
melindunginya sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan sebagai jujur, optimisme, bertanggung jawab, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan
penciptanya. dapat bekerjasama dengan orang lain;
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan 3. Mengembangkan pengalaman melalui percobaan agar dapat
teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Perkembangan merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, merancang
pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu dan merakit instrumen, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan
oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti data, serta mengkomunikasikan hasil dengan berbagai cara baik lisan
mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi dengan ukuran maupun tertulis;
sangat kecil. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta 4. Mengembangkan kemampuan penalaran induktif dan deduktif dengan
pengurangan dampak bencana alam tidak akan berjalan secara optimal menggunakan konsep dan prinsip untuk mendeskripsikan berbagai
tanpa pemahaman yang baik tentang fisika. Fisika dipandang penting peristiwa alam dan menyelesaian masalah baik secara kualitatif
untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa maupun kuantitatif; dan
pertimbangan. 5. Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan
mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal
Mata pelajaran Fisika diajarkan di SMA/MA/Paket C, selain memberikan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta
bekal ilmu kepada peserta didik, Fisika dapat juga sebagai wahana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna dalam memecahkan
masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Fisika
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bernalar,

92 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 93


C. Ruang Lingkup Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya rumusan kalimat.
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
Secara khusus, mata pelajaran Fisika di Pendidikan Kesetaraan Paket C me- sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
rupakan mata pelajaran pada peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
Alam yang mempelajari fenomena fisis di alam dan pengukurannya dengan sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
perluasan pada konsep yang abstrak yang meliputi aspek-aspek berikut. disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
1. Pengukuran berbagai besaran yang mengikuti prosedur ilmiah, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
karakteristik gerak lurus dan melingkar, hukum-hukum Newton, berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
Usaha (kerja) dan energi, momentum, impuls dan tumbukan; lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
2. Kesetimbangan, hukum Hooke, fluida statik dan dinamik, suhu dan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
kalor, termodinamika, Cahaya dan optik, dan pemanasan global; dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
3. Listrik statik dan dinamik, gelombang elektromagnetik, arus bolak- yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
balik, tadiasi elektromagnetik, teori relativitas, fenomena kuantum, masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
dan teknologi digital. mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal, agar mudah seperti dalam tabel berikut.
dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktek penyelenggaraan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pendidikan kesetaraan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
rasa ingintahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di satuan
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih pengetahuan, teknologi, seni, pendidikan nonformal & lingkungan
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi budaya, dan humaniora dengan sekitar secara mandiri, dan mampu
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai wawasan kemanusiaan, kebangsaan, menggunakan metoda sesuai kaidah
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk penyebab fenomena dan kejadian,
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
pengembangan pendidikan. spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

94 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 95


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Menjelaskan hakikat ilmu fisika 4.1 Mempraktikan metode ilmiah
dan metode ilmiah serta dan keselamatan kerja melalui
peranan fisika melalui berbagai berbagai pengalaman dalam
fenomena fisika yang dijumpai kehidupan sehari-hari.
dalam kehidupan sehari-hari
3.2 Menerapkan prinsip-prinsip 4.2 Menyajikan hasil pengukuran
pengukuran besaran fisis yang besaran fisis dengan teknik
berkaitan dengan ketelitian dan yang tepat dan menggunakan
angka penting peralatan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari serta
mengikuti kaidah angka
penting dan memahami makna
fisisnya
3.3 Memahami prinsip penjumlahan 4.3 Merancang resultan vektor
vektor sebidang secara geometris sebidang dengan
menggunakan peralatan dan
bahan yang ada di lingkungan
kehidupan sehari-hari
3.4 Memahami besaran-besaran 4.4 Mengolah data hasil percobaan
fisis pada gerak lurus untuk menentukan ciri-ciri
dengan kecepatan konstan atau karakteristik benda yang
dan gerak bergerak lurus dengan kecepatan
lurus dengan percepatan konstan dan gerak lurus dengan
konstan percepatan konstan dan
memahami makna fisisnya
3.5 Memahami gerak parabola 4.5 Mengolah data hasil percobaan
dengan menggunakan vektor dan gerak parabola untuk
dihubungkan dengan kehidupan menentukan karakteristik
sehari-hari geraknya
3.6 Memahami interaksi gaya 4.6 Melakukan percobaan sederhana
serta hubungan antara gaya, untuk menyelidiki interaksi gaya
massa, dan gerakan benda serta hubungan gaya, massa,
pada gerak melingkar dan percepatan dalam gerak
melingkar dan memahami makna
fisisnya
3.7 Memahami besaran fisis pada 4.7 Menyajikan ide/gagasan
hubungan antara gaya, massa hasil pengamatan benda
dan gerak lurus dalam bergerak melingkar yang
kehidupan sehari-hari dijumpai
di kehidupan sehari dan
pemanfaatannya dalam teknologi
3.8 Menganalisis konsep keteraturan 4.8 Menyajikan karya mengenai gerak
gerak planet dalam tatasurya satelit buatan yang mengorbit
berdasarkan hukum-hukum bumi, pemanfaatan dan dampak
Newton secara kualitatif yang ditimbulkannya dari

96 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 97


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.9 Menganalisis konsep energi, 4.9 Memecahkan masalah dengan
usaha, hubungan usaha menggunakan metode ilmiah
dan perubahan energi, dan terkait dengan konsep energi,
hukum kekekalan energi untuk usaha, dan kekekalan energi
menyelesaikan permasalahan pada permasalahan gerak yang
gerak yang dijumpai dalam berkaitan dengan kehidupan
kejadian sehari-hari sehari-hari
3.10 Menerapkan konsep momentum 4.10 Merancang roket air atau
dan impuls, serta hukum bola jatuh bebas di lantai
kekekalan momentum dalam serta percobaan sederhana
kehidupan sehari-hari lainnya dengan menerapkan
hukum kekekalan
momentum
3.11 Memahami hubungan antara gaya 4.11 Melakukan percobaan sederhana
dan getaran dan dihubungkan konsep getaran harmonis pada
dengan kehidupan sehari-hari ayunan bandul sederhana
3.12 Memahami konsep torsi, 4.12 Melaksanakan percobaan
momen inersia, titik berat, dan titik berat pada bidang
momentum sudut pada benda datar tidak beraturan
tegar (statis dan dinamis) dalam dan mendemonstrasikan
kehidupan sehari-hari keseimbangan benda tegar
3.13 Menerapkan sifat elastisitas 4.13 Mengolah data hasil
bahan dalam kehidupan sehari percobaan tentang sifat
hari elastisitas suatu bahan dan
pemanfaatannya
3.14 Menerapkan hukum-hukum fluida 4.14 Membuat alat sederhana yang
statik dalam kehidupan sehari- memanfaatkan sifat-sifat fluida
hari statik untuk mempermudah suatu
pekerjaan yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari
3.15 Menerapkan prinsip fluida 4.15 Merancang ide/gagasan proyek
dinamik dalam teknologi sederhana yang menerapkan
sederhana yang dijumpai prinsip dinamika fluida
sehari-hari
3.16 Menerapkan konsep kalor, 4.16 Melakukan percobaan sederhana
perpindahan kalor dan kapasitas tentang karakteristik termal
kalor serta pegaruhnya pada suatu bahan untuk menentukan
kehidupan sehari-hari kapasitas kalor dan konduktivitas
kalor
3.17 Memahami teori kinetik gas 4.17 Memecahkan fenomena fisika
serta karakteristik gas pada yang berkaitan dengan
ruang tertutup konsep teori kinetik gas
3.18 Memahami perubahan keadaan 4.18 Menyajikan laporan sederhana
gas ideal berdasarkan Hukum hasil penelusuran informasi
Termodinamika tentang hubungan antara

96 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 97


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
3.19 Menganalisis karakteristik 4.19 Melakukan percobaan sederhana seperti dalam tabel berikut.
gelombang mekanik tentang karakteristik gelombang
mekanik KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
3.20 Memahami konsep gelombang 4.20 Memecahkan masalah tentang KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
stasioner dan gelombang berjalan karakteristik gelombang mekanik PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pada berbagai kasus nyata dari fenomena fisika yang 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
dijumpai sehari-hari menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret
3.21 Menerapkan konsep dan prinsip 4.21 Memecahkan masalah fisika pengetahuan faktual, konseptual, dan ranah abs trak terkait dengan
gelombang bunyi dan cahaya dengan menggunakan konsep prosedural, dan metakognitif pengembangan dari yang dipelajarinya
pada teknologi sederhana yang dan prinsip gelombang bunyi berdasarkan rasa ingintahunya tentang di satuan pendidikan nonformal &
dapat dijumpai sehari-hari yang dijumpai pada kehidupan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, lingkungan sekitar secara mandiri serta
sehari-hari budaya, dan humaniora dengan
bertindak secara efektif dan kreatif,
3.22 Menerapkan cara kerja alat optik 4.22 Menyajikan ide/rancangan sebuah wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda
menggunakan sifat pemantulan alat optik dengan menggunakan sesuai kaidah keilmuan
dan pembiasan cahaya oleh prinsip pemantulan dan penyebab fenomena dan kejadian,
cermin dan lensa pembiasan pada cermin dan lensa serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
3.23 Menganalisis gejala pemanas- 4.23 Mengajukan ide/gagasan
spesifik sesuai dengan bakat dan
an global dan dampaknya penyelesaian masalah sederhana
minatnya untuk memecahkan masalah
bagi kehidupan serta pemanasan global sehubungan
lingkungan dengan gejala dan dampaknya 3.1 Menerapkan prinsip kerja 4.1 Mengidentifikasi rangkaian listrik
bagi kehidupan serta lingkungan peralatan listrik searah (DC) salah satu peralatan listrik untuk
dalam kehidupan sehari-hari menarik kesimpulan tentang
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) prinsip kerja rangkaian listrik
searah (DC)
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
3.2 Memahami gaya listrik, kuat 4.2 Mengidentifikasi rangkaian listrik
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
medan listrik, fluks, potensial sederhana dengan beberapa
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti listrik, energi potensial listrik dan kapasitor sebagai komponennya
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan penerapannya pada berbagai untuk menyimpulkan manfaatnya
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap kasus nyata dikehidupan sehari- dalam kehidupan sehari-hari
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, hari.
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, 3.3 Menerapkan induksi magnet dan 4.3 Mengamati gejala induksi
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas gaya magnetik pada berbagai magnetik dan gaya magnetik
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan produk teknologi disekitar kawat berarus listrik
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan 3.4 Memahami fenomena induksi 4.4 Melakukan percobaan tentang
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan elektromagnetik pada berbagai induksi elektromagnetik dan
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), peralatan elektronik sederhana manfaatnya dalam kehidupan
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan yang umum dijumpai dalam sehari-hari
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, kehidupan sehari-hari
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. 3.5 Memahami rangkaian arus 4.5 Menyajikan hasil penelusuran
bolak-balik (AC) sederhana dan informasi tentang penerapan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama penerapannya dalam kehidupan rangkaian arus bolak-balik (AC)
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari
kehidupan

98 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 99


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Memahami fenomena 4.6 Menyajikan hasil penelusuran
spektrum gelombang dan informasi tentang manfaat dan
radiasi elektromagnetik secara dampak radiasi gelombang
sederhana, pemanfaatannya elektromagnetik pada teknologi
dalam teknologi, serta kehidupan sehari-hari
dampaknya pada kehidupan
3.7 Menjelaskan fenomena 4.7 Menyajikan laporan hasil
perubahan panjang, waktu, penelusuran informasi dari
dan massa dikaitkan dengan berbagai sumber tentang teori
kerangka acuan dan kesetaraan relativitas
massa dengan energi dalam
teori
relativitas khusus
3.8 Mengenal gejala kuantum yang 4.8 Menyajikan laporan tertulis hasil
mencakup sifat radiasi benda penelusuran informasi tentang
hitam, efek fotolistrik, dan sinar X penerapan sinar X dalam berbagai
dalam kehidupan sehari-hari bidang (industri dan kesehatan)
dalam kehidupan sehari-hari
3.9 Mengenal prinsip penyimpanan 4.9 Menyajikan laporan hasil
dan transmisi data dalam penelusuran informasi tentang
bentuk analog dan digital serta perkembangan teknologi
penerapannya dalam teknologi digital meliputi: perkembangan
informasi dan komunikasi yang komputer dan perkembangan
nyata dalam kehidupan sehari- penyimpanan data misalnya
hari hardisk, flash drive, ZIP drive,
Floppy disk, Compack Disc (CD),
Digital Versatile Disc (DVD).
3.10 Memahami karakteristik inti 4.10 Menyajikan laporan lewat
atom, radioaktivitas, dan penelusuran informasi tentang
pemanfaatannya dan dampaknya sumber radioaktif, radioaktivitas,
dalam kehidupan sehari-hari serta pemanfaatan, dampak, dan
teknologi yang menghasilkannya proteksinya bagi kehidupan
3.11 Menganalisis keterbatasan 4.11 Menyajikan ide/ gagasan dampak
sumber energi dan dampaknya keterbatasan sumber energi
bagi kehidupan bagi kehidupan dan upaya
penyelesaian masalah dengan
energi alternatif

100 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C FISIKA 101


mengacu dan melalui kontekstulisasi
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM
2013 PENDIDIKAN
KESETARAAN
Mata Pelajaran : Kimia
Jenjang : Paket C Setara
SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa.
Pendidikan juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk
itu, pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini
sangat penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk
meningkatkan kualitas dan berperan serta dalam pembangunan.
Pendidikan kesetaraan di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya
masalah dan tantangan khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan
peningkatan kualitas manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya
partisipasi penduduk dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan
tingkat menengah pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan
masalah yang dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan
menghadapi tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang
karena berbagai sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam
pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan

102 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 103


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan
budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan dan penalaran untuk mencari
jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala-
gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat,
transformasi, dinamika dan energetika zat. Kurikulum kimia dirancang
sesuai dengan karkteristik kimia sebagai proses, sikap, dan produk
Kimia sebagai proses/metode penyelidikan (inquiry methods) meliputi
cara berpikir, bernalar, merumuskan masalah, melakukan percobaan dan
pengamatan, menganalisis data dan menyimpulkan untuk memperoleh
produk-produk sains. Rangkaian proses itu dilandasi oleh sikap ilmiah
antara lain: rasa ingin tahu, keseimbangan antara terbuka dan tidak mudah
percaya, jujur, disiplin, bertanggung jawab, tekun, hati-hati, teliti, peduli,
mudah bekerja sama, toleran, santun, responsif dan pro-aktif. Dengan
demikian Kimia dapat dipandang sebagai cara berpikir dan bersikap
terhadap alam, sebagai cara untuk melakukan penyelidikan, dan sebagai
kumpulan pengetahuan.
Dalam rangka penguasaan kecakapan abad 21, pembelajaran Kimia pada
Pendidikan Kesetaraan Paket C dipandang bukan hanya untuk pengalihan
pengetahuan dan keterampilan (transfer of knowledge and skills) saja kepada
peserta didik, tetapi juga untuk membangun kemampuan berpikir tingkat
tinggi (analitis, sintesis, kritis, kreatif, dan inovatif) melalui pengalaman
kerja ilmiah. Pengetahuan, keterampilan, kemampuan berpikir, dan
kemampuan bersikap yang diperoleh dari pembelajaran Kimia akan
membekali peserta didik memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari, maupun untuk studi lanjut terkait dengan karakteristik Kimia sebagai
landasan berbagai ilmu dasar dan terapan. Selain itu pembelajaran Kimia
dapat digunakan sebagai wahana untuk memahami alam, untuk
membangun sikap dan nilai, serta untuk meningkatkan keimanan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

102 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 103


Pencapaiankompetensitersebutdiatasperludijadikanacuandalampembelajaran perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
mata pelajaran Kimia di Pendidikan Kesetaraan Paket C. Mengingat Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal
pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan serta ini sangat diperlukan.
meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain Mata pelajaran Kimia di pendidikan kesetaraan memuat materi-materi
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan yang sejalan dengan pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu lulusan setara dengan kualitas lulusan pendidikan formal. Meski,
dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan,
mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
terdapat dalam pendidikan formal.
Kompetensi pada tingkatan 5 dicapai melalui pembelajaran materi-materi
B. Tujuan tentang hakikat dan peran kimia dalam kehidupan sehari-hari, struktur
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, atom dan sistem periodik, ikatan kimia dan bentuk molekul, larutan
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang elektrolit dan larutan non elektrolit, konsep reaksi oksidasi reduksi dan
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, bilangan oksidasi, tatanama senyawa anorganik dan organik, stoikiometri,
dan/atau ekstrakurikuler. senyawa hidrokarbon dan minyak bumi, termokimia, laju reaksi,
Secara khusus, mata pelajaran Kimia diajarkan untuk mencapai tujuan- kesetimbangan kimia, asam dan basa, kesetimbangan asam basa,
tujuan khusus sebagai berikut. kesetimbangan kelarutan, dan sistem koloid.
1. Menjalani kehidupan dengan sikap positif dengan daya pikir kritis, Sedangkan kompetensi pada tingkatan 6 dicapai melalui pembelajaran
kreatif, inovatif, dan kolaboratif, disertai kejujuran dan keterbukaan, materi- materi tentang sifat koligatif larutan, reaksi redoks dan
berdasarkan potensi proses dan produk Kimia. elektrokimia, kimia unsur, senyawa karbon, dan makromolekul.
2. Memahami fenomena alam di sekitarnya, berdasarkan hasil
pembelajaran sains melalui bidang-bidang Kimia. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
3. Membedakan produk atau cara yang masuk akal dengan produk atau Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
cara yang tidak bersesuaian dengan prinsip-prinsip Kimia. Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
4. Mengambil keputusan di antara berbagai pilihan yang dibedakan oleh tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
hal-hal yang bersifat ilmiah. standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
5. Menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, terutama sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal, agar mudah
memilih di antara cara-cara yang telah dikenal manusia berdasarkan dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktek penyelenggaraan
pertimbangan ilmiah. pendidikan kesetaraan.
6. Mengenali dan menghargai peran Kimia dalam memecahkan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
permasalahan umat manusia. dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
7. Memahami dampak dari perkembangan Kimia terhadap perkem-
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
bangan teknologi dan kehidupan manusia di masa lalu, maupun kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
potensi dampaknya di masa depan bagi dirinya, orang lain, dan formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih
lingkungannya. operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi
C. Ruang Lingkup pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
pengembangan pendidikan.

104 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 105


Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
3.1 Memahami metode ilmiah, 4.1 Menyajikan hasil rancangan dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum hakikat ilmu Kimia, keselamatan hasil percobaan pelarutan gula
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) dan keamanan bahan kimia di atau garam dapur
lingkungan, serta peran kimia
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti dalam kehidupan
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan 3.2 Menganalisis partikel dasar 4.2 Membandingkan fenomena
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap penyusun atom berdasarkan alam atau hasil percobaan
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, model atom Rutherford dan Bohr menggunakan model atom
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, 3.3 Memahami konfigurasi elektron 4.3 Menentukan letak suatu unsur
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas dan pola konfigurasi elektron dalam kehidupan sehari-hari
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan terluar untuk setiap golongan dalam tabel periodik berdasarkan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan dalam tabel periodik konfigurasi elektron
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan 3.4 Menganalisis kemiripan sifat 4.4 Menyajikan hasil analisis data-
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), unsur dalam golongan dan data unsur dalam kaitannya
keperiodikannya dengan kemiripan dan sifat
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan keperiodikan unsur
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, 3.5 Membandingkan ikatan ion, 4.5 Membedakan karakteristik
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. ikatan kovalen, ikatan kovalen beberapa senyawa ion atau
koordinasi, dan ikatan logam senyawa kovalen berdasarkan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses serta kaitannya dengan sifat zat beberapa sifat fisis senyawa
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 4.6 Membuat model bentuk molekul
3.6 Menerapkan Teori Pasangan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor Elektron Kulit Valensi (VSEPR) dengan menggunakan bahan-
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi dan Teori Domain elektron dalam bahan yang ada di lingkungan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. menentukan bentuk molekul sekitar atau perangkat lunak
komputer
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN 3.7 Menghubungkan interaksi antar 4.7 Menerapkan prinsip interaksi
ion, atom dan molekul (Ikatan antar ion, atom dan molekul
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Hidrogen, Gaya Van Der Waals, dalam memahami sifat-sifat fisik
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dan Gaya London) dengan sifat zat di sekitarnya
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak fisika zat
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
3.8 Menganalisis penyebab larutan 4.8 Membedakan daya hantar
dan metakognitif berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
dapat menghantarkan listrik listrik berbagai larutan melalui
rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, bertindak secara efektif dan
perancangan dan pelaksanaan
pengetahuan, teknologi, seni, kreatif, serta mampu menggunakan
percobaan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, 3.9 Mengidentifikasi reaksi reduksi 4.9 Menganalisis beberapa reaksi
kenegaraan, dan peradaban terkait dan oksidasi dalam kehidupan berdasarkan perubahan bilangan
penyebab fenomena dan kejadian, sehari-hari dan menggunakan oksidasi yang diperoleh dari data
serta menerapkan pengetahuan konsep bilangan oksidasi unsur hasil percobaan yang tertulis di
prosedural pada bidang kajian yang modul/ buku
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

106 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 107


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.19 Menganalisis faktor-faktor 4.19 Menalar dan menyimpulkan
3.10 Menerapkan hukum-hukum 4.10 Menganalisis data hasil percobaan (konsentrasi, volum, tekanan, data hasil percobaan tentang
dasar kimia, konsep massa menggunakan hukum-hukum dan suhu) yang memengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi
molekul relatif, persamaan kimia, dasar kimia kuantitatif pergeseran arah kesetimbangan pergeseran arah kesetimbangan
konsep mol, dan kadar zat untuk dan penerapannya dalam industri
menyelesaikan perhitungan kimia
3.20 Memahami konsep asam 4.20 Menganalisis trayek perubah-
dalam kehidupan sehari-hari
dan basa serta kekuatannya an pH beberapa indikator yang
3.11 Menganalisis struktur dan 4.11 Membuat model visual berbagai dan kesetimbangan diekstrak dari bahan alam
sifat senyawa hidrokarbon struktur molekul hidrokarbon pengionannya dalam larutan melalui
berdasarkan kekhasan atom yang memiliki rumus molekul percobaan
karbon dan golongan yang sama dengan menggunakan 4.21 Menyimpulkan sifat asam basa
3.21 Menganalisis kesetimbangan
senyawanya bahan yang ada di sekitar ion dalam larutan garam berbagai larutan garam berdasar-
3.12 Memahami proses 4.12 Menyajikan karya tentang dan menghubungkan pH- kan informasi yang tertulis di
pembentukan fraksi-fraksi pro- ses pembentukan dan nya buku/modul /internet
minyak bumi, teknik pemisahan teknik pemisahan fraksi-fraksi 3.22 Memahami prinsip kerja, 4.22 Menentukan pH larutan
serta kegunaannya minyak bumi beserta perhitungan pH, dan peran pe- nyangga dengan
kegunaannya larutan penyangga dalam tubuh indikator
3.13 Mengidentifikasi reaksi 4.13 Menyusun gagasan cara makhluk hidup
pembakaran hidrokarbon yang meng- atasi dampak 3.23 Menganalisis data hasil berbagai 4.23 Menyimpulkan hasil analisis data
sempurna dan tidak sempurna pembakaran senyawa karbon jenis titrasi asam-basa percobaan titrasi asam-basa
serta sifat zat hasil pembakaran terhadap lingkungan dan
(CO2, CO, partikulat karbon) kesehatan 3.24 Mengelompokkan berbagai tipe 4.24 Membuat makanan atau produk
sistem koloid, dan memahami lain yang berupa koloid atau
3.14 Memahami konsep perubahan 4.14 Menyimpulkan hasil analisis kegunaan koloid dalam kehidupan melibatkan prinsip koloid
entalpi reaksi pada tekanan tetap data percobaan termokima pada berdasarkan sifat-sifatnya
dalam persamaan termokimia tekanan tetap
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII)
3.15 Memahami jenis entalpi reaksi, 4.15 Membandingkan perubahan
hukum Hess dan konsep entalpi beberapa reaksi (reaksi
Sebagaimana energi
ditekankan
ikatan dalam kurikulum nasional, tujuandankurikulum
eksoterm mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
reaksi endoterm)
keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang berdasarkan datapeserta
perlu dimiliki hasil percobaan
didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
3.16mampu
peserta didik Memahami perilaku4.16
faktor konsentrasi,
“Menunjukkan Menyajikan
jujur, hasil penelusuran
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
suhu, dan ukuran partikel yang informasi cara-cara pengaturan
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
memengaruhi laju reaksi dengan secara efektif dengan lingkungan
dan penyimpanan bahan untuk sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
tersebut dicapaimenggunakan
dan dibangun teorimelalui
tumbukan proses pembelajaran tidak langsung
mencegah perubahan (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
fisika dan
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,kimia matayang
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
tak terkendali
3.17 Menentukan orde reaksi dan 4.17 Menalar dan menyimpulkan data
tetapan laju reaksi berdasarkan hasil percobaan tentang faktor-
data hasil percobaan faktor yang mempengaruhi laju
reaksi dan orde reaksi
3.18 Memahami reaksi kesetimbangan 4.18 Menyajikan hasil pengolahan data
di dalam hubungan antara untuk menentukan nilai tetapan
pereaksi dan hasil reaksi serta kesetimbangan suatu reaksi
penerapannya dalam kehidupan

108 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 109


Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi 3.6 Menerapkan stoikiometri reaksi 4.6 Menyajikan rancangan prosedur
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. redoks dan hukum Faraday untuk penyepuhan benda dari logam
menghitung besaran-besaran dengan ketebalan lapisan dan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR yang terkait sel elektrolisis luas tertentu
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN 3.7 Menganalisis kelimpahan, 4.7 Menyajikan data hasil
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kecenderungan sifat fisika dan penelusuran informasi sifat dan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, kimia, manfaat, dan proses pembuatan unsur-unsur golongan
analisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah pembuatan unsur-unsur utama (halogen, alkali, dan alkali
pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak golongan utama (gas mulia, tanah) yang banyak digunakan
prosedural, dan metakognitif terkait dengan halogen, alkali, dan alkali tanah) dalam kehidupan
berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, yang banyak digunakan dalam
di sekolah secara mandiri serta kehidupan
seni, budaya, dan humaniora dengan
bertindak secara efektif dan kreatif, 3.8 Menganalisis kelimpahan, 4.8 Menyajikan data hasil
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda kecenderungan sifat fisika dan penelusuran informasi sifat
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan kimia, manfaat, dan proses dan pembuatan unsur-unsur
serta menerapkan pengetahuan pembuatan unsur-unsur Periode 3 dan unsur golongan
prosedural pada bidang kajian yang periode 3 dan golongan transisi transisi (periode 4) yang banyak
spesifik sesuai dengan bakat dan (periode digunakan dalam kehidupan
minatnya untuk memecahkan masalah 4) yang banyak digunakan dalam
3.1 Menganalisis fenomena sifat 4.1 Menyajikan hasil penelusuran kehidupan
koligatif larutan (penurunan te informasi tentang kegunaan 3.9 Menganalisis struktur, tatanama, 4.9 Menyanyikan hasil penelusuran
kanan uap jenuh, kenaikan titik prinsip sifat koligatif larutan sifat, sintesis, dan kegunaan informasi tentang sintesis dan
didih, penurunan titik beku, dan dalam kehidupan sehari-hari senyawa karbon yang banyak identifikasi gugus fungsi senyawa
tekanan osmosis) digunakan dalam kehidupan karbon yang banyak digunakan
3.2 Membedakan sifat koligatif 4.2 Menganalisis data percobaan dalam kehidupan
larutan elektrolit dan larutan untuk menentukan derajat 3.10 Menganalisis struktur, tata nama, 4.10 Menyajikan hasil penelusuran
nonelektrolit pengionan sifat, dan kegunaan benzena dan informasi beberapa turunan
3.3 Menyetarakan persamaan reaksi 4.3 Menentukan urutan kekuatan turunannya benzena yang berbahaya dan
redoks dengan menggunakan pengoksidasi atau pereduksi tidak berbahaya
metode setengah reaksi dan berdasarkan data hasil percobaan 3.11 Menganalisis struktur, tata 4.11 Menganalisis hasil penelusuran
metode perubahan bilangan nama, sifat dan penggolongan informasi mengenai pembuatan
oksidasi makromolekul dan dampak suatu produk dari
3.4 Menganalisis proses yang terjadi 4.4 Merancang sel Volta dengan
dalam sel Volta dan memahami mengunakan bahan di sekitar
kegunaannya
3.5 Menganalisis faktor-faktor yang 4.5 Mengajukan gagasan untuk
mempengaruhi terjadinya korosi mencegah dan mengatasi
dan cara mengatasinya terjadinya korosi

110 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C KIMIA 111


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM
2013 PENDIDIKAN
KESETARAAN
Mata Pelajaran : Geografi
Jenjang : Paket C Setara
SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
dalam lingkup

112 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI


113
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, Kurikulum mata pelajaran Geografi dirancang untuk mempersiapkan
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi memiliki kepedulian terhadap hubungan kausal antara keruangan,
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan manusia, dan lingkungannya untuk dapat berkontribusi terhadap
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad pembangunan baik pada skala lokal, nasional, maupun internasional.
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bertanggung jawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya
yang bersifat kreatif dan inovatif. dalam hal ini sangat diperlukan. Secara khusus, mata pelajaran Geografi
diajarkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus sebagai berikut.
Sejauh ini, mata pelajaran Geografi di Sekolah Menengah Atas dirancang
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai 1. Berpikir kritis dan mampu mengatasi masalah kaitannya dengan
pribadi orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, perubahan ruang di permukaan Bumi, kerusakan dan upaya
berketerampilan, dan memiliki etika sosial yang tinggi serta bertanggung pelestarian lingkungan hidup, persebaran dan pemanfaatan sumber
jawab terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya untuk menopang daya alam, dan berbagai dampak perubahan akibat proses geosfer baik
pembangunan bangsa dan peradaban dunia. Secara khusus, mata pelajaran dalam konteks lokal, nasional, maupun global.
Geografi memiliki arti penting untuk meningkatkan kemampuan 2. Mencipta dan memperbarui kondisi lingkungan fisik dan lingkungan
mengembangkan diri dalam konteks perkembangan masyarakat. Melalui sosial sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya
belajar Geografi, perlu ditingkatkan kepedulian mereka terhadap masalah untuk kesejahteraan manusia yang dikelola secara arif dengan
sosial di masyarakat sebagai bagian dari tanggungjawab sebagai orang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi terhadap keragaman budaya
dewasa atau warga negara yang mandiri dan peduli terhadap lingkungan bangsa.
sekitar dan hubungan timbal balik antara alam dan manusia. Termasuk, 3. Melek teknologi informasi, media, dan komunikasi terkait dengan
kemampuannya dalam menjalin kerjasama, melakukan tindakan kolektif pengelolan peta, citra pengindraan jauh, dan Sistem Informasi
dalam memecahkan masalah- masalah sosial yang berkaitan dengan Geografis (SIG) yang dapat diaplikasikan sebagai alat analisis
berbagai gejala dan peritiwa yang terjadi di muka bumi, baik fisik geografi untuk pengambilan kebijakan baik dalam skala lokal,
maupun makhluk hidup yang mendiaminya. nasional, maupun internasional.
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 4. Belajar secara kontekstual sebagai bagian yang tidak terpisahkan
mata pelajaran Geografi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah dalam memahami permasalahan ruang dan interaksi lingkungan fisik
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih dan sosial secara mandiri dan berkelanjutan.
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan 5. Bekerja sama dan berkomunikasi untuk terjalinnya hubungan
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain (koneksi) antarruang dalam lingkungan lokal, nasional, maupun
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan internasional dengan tetap menunjukkan perilaku cinta tanah air,
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek bangga sebagai bangsa Indonesia, dan bertanggung jawab terhadap
itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan
dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana pada Pancasila dan UUD 1945.
terdapat dalam pendidikan formal. C. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
B. Tujuan perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal
ekstrakurikuler. ini sangat diperlukan.

114 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 115


Secara khusus, pembelajaran Geografi di sekolah menengah atas 6. Pemanfaatan geografi yang meliputi pemanfaatan peta, pengindraan
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas jauh, Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam pengembangan
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Geografi di pendidikan jaringan transportasi, tata guna lahan, kesehatan lingkungan, dan
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan potensi bencana. Kompetensi yang diharapkan muncul adalah peserta
dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai didik mampu menampilkannya dalam bentuk visual, verbal,
kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan matematis, digital, maupun dalam pola pikir (kognitif).
formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi 7. Koneksi global dan pengelolaan perubahan yang meliputi konektivitas
pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek perdagangan internasional (pergerakan barang, jasa, modal atau tenaga
pembelajaran. kerja, transfer teknologi, dan informasi) di negara maju dan negara
Mengacu pada kompetensi Geografi di Sekolah Menengah Atas, berkembang.
kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
berorientasi pada penumbuhan literasi keruangan dan keterampilan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
geografi, geografi fisik, geografi manusia, dan interaksi lingkungan Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
untuk tingkatan V, dan pemahaman geografi regional, pemanfaatan tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
geografi, dan koneksi global dan pengelolaan perubahan untuk tingkatan standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
VI. sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
Rincian dari materi-materi tersebut sebagai berikut. praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
1. Literasi keruangan dan keterampilan geografi yang meliputi Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari- dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
hari. Materi pokoknya adalah memperkenalkan ruang lingkup, objek kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
studi, prinsip, konsep, dan pendekatan geografi. kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
2. Geografi fisik yang meliputi dinamika planet bumi sebagai ruang formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih
kehidupan, dinamika litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi
(geosfer) serta dampaknya terhadap kehidupan. Kajian geografi fisik pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
ini akan disintesiskan dengan aspek lainnya dan direpresentasikan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan
dalam bentuk visual, verbal, matematis, digital, dan kognitif (peta kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk
pikiran). memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
3. Geografi manusia yang meliputi dinamika kependudukan di Indonesia pengembangan pendidikan.
dan keragaman budaya bangsa sebagai identitas nasional berdasarkan pola
sebaran, keunikan, dan proses interaksinya untuk menjaga kerukunan Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
bangsa. Kajian geografi manusia juga disintesiskan dengan aspek lainnya serta materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
direpresentasikan dalam bentuk visual, verbal, matematis, digital, maupun rumusan kalimat
kognitif. Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
4. Interaksi lingkungan yang meliputi kondisi wilayah Indonesia, sebaran
sumber daya alam Indonesia, dan mitigasi serta adaptasi bencana alam Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah
berdasarkan nilai kearifan lokal dan pembangunan berkelanjutan. “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan
5. Geografi regional yang meliputi konsep wilayah dan pewilayahan, kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan
pola persebaran dan interaksi spasial desa-kota, dan regionalisasi perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
fenomena geografi di dunia. Kajiannya akan diarahkan pada konteks sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
integrasi dalam tempat, interdependensi antar tempat, dan solusi atas
interdependensi antarskala.

116 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 117


berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui PENGETAHUAN KETERAMPILAN
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, 3.4 Menganalisis proses pembentukan 4.4 Menyajikan ciri-ciri planet Bumi
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan planet Bumi dan perkembangan yang mendukung perkembangan
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kehidupan serta proses-proses yang kehi- dupan dalam bentuk tulisan
memengaruhinya yang dilengkapi dengan peta dan
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
bagan/ gambar/ tabel/grafik/
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses foto/video
pembelajaran berlangsungsehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.5 Menganalisis proses tenaga 4.5 Menyajikan proses tenaga endogen
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam endogen dan eksogen pada dan eksogen pada litosfer serta
litosfer serta dampaknya terhadap dampaknya terhadap kehidupan
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi kehidupan dalam bentuk tulisan yang dilengkapi
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. dengan peta dan bagan/gambar/
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR tabel/grafik/ video
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN 3.6 Menganalisis unsur-unsur cuaca 4.6 Menganalisis unsur-unsur cuaca
PENGETAHUAN KETERAMPILAN dan iklim yang terjadi pada dan iklim yang terjadi pada atmosfer
atmosfer serta dampaknya serta dampaknya terhadap
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji terhadap kehidupan kehidupan 4.6 Menyajikan unsur-
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
unsur cuaca dan iklim yang terjadi
konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari
pada atmosfer serta dampaknya
rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
terhadap kehidupan dalam bentuk
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, dan mampu menggunakan
tulisan yang dilengkapi dengan peta
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
dan bagan/gambar/ tabel/grafik/
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
foto/video
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, 3.7 Menganalisis proses pada 4.7 Menyajikan proses pada siklus
serta menerapkan pengetahuan siklus air, perairan darat, dan air, perairan darat, dan perairan
prosedural pada bidang kajian yang perairan laut serta dampaknya laut serta dampaknya terhadap
spesifik sesuai dengan bakat dan terhadap kehidupan kehidupan dalam bentuk tulisan yang
minatnya untuk memecahkan masalah dilengkapi dengan peta dan bagan/
gambar/ tabel/grafik/ foto/video
3.1 Memahami objek, ruang lingkup, 4.1 Menyajikan contoh konsep,
prinsip, konsep, pendekatan, pendekatan, prinsip, dan 3.8 Memahami kondisi wilayah dan 4.8 Menyajikan contoh potensi dan
dan keterampilan geografi serta keterampilan geografi pada posisi strategis Indonesia dalam manfaat posisi strategis Indonesia
pemanfaatannya dalam kehidupan kehidupan sehari-hari dalam bentuk bidang pelayaran dan perdagangan dalam bidang pelayaran dan
sehari-hari tulisan internasional sebagai poros maritim perdagangan internasional sebagai
dunia poros maritim dunia dalam bentuk
3.2 Memahami komponen dan cara 4.2 Membuat peta tematik seperti
tulisan yang dilengkapi peta dan
menafsirkan peta, dasar-dasar peta kepadatan penduduk, peta
tabel/grafik/foto/gambar
pembuatan peta, citra satelit, penggu- naan lahan, atau peta
foto udara, serta cara kerja Sistem jaringan jalan di wilayah setempat 3.9 Menganalisis persebaran flora 4.10 Membuat peta persebaran flora dan
Informasi Geografis (SIG) dan/atau salah satu pulau di dan fauna di Indonesia dan/atau fauna di Indonesia dan/atau dunia
Indonesia berdasarkan peta rupa dunia berdasarkan kondisi yang dilengkapi gambar hewan dan
bumi lingkungannya tumbuhan endemik
3.3 Memahami cara-cara melakukan 4.3 Menyajikan hasil penelitian geografi 3.10 Menganalisis sebaran dan pengelolaan 4.10 Membuat peta persebaran sumber
penelitian geografi sederhana sederhana dalam bentuk tulisan yang sumber daya kehutanan, pertambangan, daya kehutanan, pertambangan,
dengan menggunakan peta dilengkapi dengan peta dan bagan/ kelautan, dan pariwisata sesuai prinsip- kelautan, dan pariwisata di
gambar/ tabel/grafik/foto/ video prinsip pembangunan berkelanjutan Indonesia
3.11 Menganalisis potensi dan persebaran 4.11 Membuat peta persebaran sumber
sumber bahan pangan, bahan bahan pangan, bahan industri, serta
industri, serta sumber energi baru energi baru dan dapat diperbarui di

118 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 119


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PENGETAHUAN KETERAMPILAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.12 Menganalisis dinamika 4.12 Menyajikan data kependudukan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kependudukan terkait dengan wilayah setempat dalam bentuk peta
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji,
perubahan jumlah penduduk, dan bagan/tabel/grafik analisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah
perpindahan penduduk, dan indeks pengetahuan faktual, konseptual,
pembangunan manusia untuk konkret dan ranah abstrak
prosedural, dan metakognitif terkait dengan
perencanaan pembangunan di berdasarkan rasa ingin tahunya
Indonesia pengembangan dari yang dipelajarinya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
3.13 Menganalisis persebaran dan faktor 4.13 Membuat peta sederhana tentang di sekolah secara mandiri serta
seni, budaya, dan humaniora dengan
yang memengaruhi keunikan dan persebaran unsur-unsur budaya wawasan kemanusiaan, kebangsaan, bertindak secara efektif dan kreatif,
keragaman budaya daerah sebagai daerah sebagai bagian dari budaya kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda
bagian dari budaya nasional nasional penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan
3.14 Menganalisis jenis dan 4.14 Membuat sketsa/denah/peta sederha- serta menerapkan pengetahuan
penanggulangan bencana alam na mengenai potensi bencana wilayah prosedural pada bidang kajian yang
melalui edukasi, kearifan lokal, dan setempat serta strategi mengurangi spesifik sesuai dengan bakat dan
pemanfaatan teknologi modern dampak bencana berdasarkan sketsa/ minatnya untuk memecahkan masalah
denah/peta tersebut
3.1 Memahami konsep wilayah 4.1 Membuat peta pengelompokan
Tingkatan: VI (Setara kelas XII) seperti wilayah formal dan penggunaan lahan di wilayah
wilayah fungsional serta kabupaten/kota/provinsi
Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah pewilayahan dalam perencanaan berdasarkan data wilayah
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan tata ruang wilayah nasional, setempat
kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan provinsi, dan kabupaten/kota
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, 3.2 Menganalisis struktur keruang- 4.2 Membuat tulisan tentang usaha
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas an desa dan kota, interaksi pemerataan pembangunan di
desa dan kota, serta kaitannya desa dan kota yang dilengkapi
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dengan usaha pemerataan dengan peta dan bagan/tabel/
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pembangunan grafik/diagram
pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui 3.3 Menganalisis jaringan 4.3 Menyajikan peta tematik untuk
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, transportasi dan penggunaan pengembangan potensi wilayah
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan lahan dengan peta/citra dan kesehatan lingkungan
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta satelit/foto udara serta Sistem berdasarkan pengolahan peta
kebutuhan dan kondisi peserta didik. Informasi Geografis (SIG) untuk rupa bumi/citra satelit/foto
pengembangan potensi wilayah udara dan Sistem Informasi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama dan kesehatan lingkungan Geografis (SIG)
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan 3.4 Menganalisis ciri-ciri negara maju 4.4 Membuat tulisan tentang kerja
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai dan negara berkembang dalam sama Indonesia dengan negara
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lingkup pasar bebas maju dan negara berkembang
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan dalam lingkup pasar bebas yang
seperti dalam tabel berikut. dilengkapi dengan peta dan tabel
/grafik/diagram

120 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C GEOGRAFI 121


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM
2013 PENDIDIKAN
KESETARAAN
Mata Pelajaran : Sejarah
Jenjang : Paket C Setara
SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
dalam lingkup

122 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 123


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki komitmen dan
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan serta bangga menjadi
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk warga negara Indonesia. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi dewasa dan warga negara yang bertanggung jawab pada perkembangan
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan diri dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. Secara khusus, mata
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad pelajaran Sejarah diajarkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang berikut.
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya
yang bersifat kreatif dan inovatif. 1. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia serta dunia;
Sejauh ini, mata pelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas dirancang 2. Mengembangkan rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan penghargaan
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai terhadap hasil dan prestasi bangsa Indonesia dan umat manusia di masa
pribadi orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, lalu;
berketerampilan, dan membangun manusia Indonesia yang akan 3. Membangun kesadaran tentang konsep waktu dan ruang dalam
menghadapi tantangan global, membangun kehidupan kebangsaan yang berfikir kesejarahan;
produktif, dan mampu menjadi warga dunia dengan tetap memiliki
kepribadian sebagai orang Indonesia. Secara khusus, mata pelajaran 4. Mengembangkan kemampuan berpikir sejarah (historical thinking),
Sejarah memiliki arti penting untuk meningkatkan kemampuan kesadaran sejarah (historical awareness), keterampilan sejarah
mengembangkan diri dalam konteks perkembangan masyarakat. (historical skills), dan wawasan terhadap isu sejarah (historical issues), serta
Tumbuhnya kesadaran akan identitas diri dalam hubungan sosial di menerapkan kemampuan, keterampilan dan wawasan tersebut dalam
masyarakat sekitar penting dikembangkan. Demikian pula, melalui belajar kehidupan masa kini (making and decition maker);
Sejarah, perlu ditingkatkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air sebagai 5. Mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang
perwujudan bangsa yang bermartabat. Termasuk, kemampuannya dalam mencerminkan karakter diri, masyarakat, dan bangsa;
menjalin kerjasama, melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan 6. Menanamkan sikap berorientasi kepada kehidupan masa kini dan
masalah-masalah sosial dan mengembangkan kehidupan publik. masa depan berdasarkan pengalaman masa lampau;
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 7. Memahami dan mampu menangani isu-isu kontroversial untuk
mata pelajaran Sejarah di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah mengkaji permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakatnya;
Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih dan
berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan 8. Memahami perkembangan internasional dalam menelaah fenomena
serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain aktual dan dan isu-isu global.
dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan C. Ruang lingkup
pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
terdapat dalam pendidikan formal. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
B. Tujuan bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal
ini sangat diperlukan.
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang Secara khusus, pembelajaran Sejarah di sekolah menengah atas dirancang
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
ekstrakurikuler. sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Sejarah di pendidikan
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan
Kurikulum mata pelajaran Sejarah dirancang untuk mempersiapkan generasi
dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai
baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa dan
kompetensi setara dengan kualitas
warga negara

124 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 125


lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
perlu dilakukan pada aspek pembelajaran. rumusan kalimat.
Mengacu pada kompetensi Sejarah di Sekolah Menengah Atas, Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
berorientasi pada menganalisis keterkaitan antar peristiwa sejarah untuk mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
menemukan konsep atau teori, fakta dan hubungan sebab akibat suatu sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
peristiwa sejarah untuk tingkatan 5, dan kemampuan mencipta atau sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
merekonstruksi suatu peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan untuk mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
tingkatan 6. sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
Kompetensi pada tingkatan 5 dicapai melalui pembelajaran materi-materi tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),
berkaitan dengan prinsip dasar Ilmu Sejarah, peradaban awal masyarakat santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
dunia dan Indonesia, Perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia, permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
Indonesia pada masa penjajahan, Revolusi besar dunia dan pengaruhnya, dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
Kebangkitan heroisme dan kebangsaan Indonesia, Proklamasi dan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses
perkembangan negara dan bangsa Indonesia. Sedangkan kompetensi pada pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
tingkatan 6 dicapai melalui pembelajaran materi-materi tentang perjuangan pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Dunia pada masa Perang Dingin memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
dan perubahan poilitik global, Indonesia pada masa Demokrasi Liberal kebutuhan dan kondisi peserta didik.
dan Demokrasi Terpimpin. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum Pada pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
Mata Pelajaran Sejarah Pendidikan Kesetaraan Paket C keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai berikut.
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam praktik KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, dan menganali- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan sis pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan prosedural, dan metakognitif berdasar- terkait dengan pengembangan dari
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kan rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan pengetahuan, teknologi, seni, budaya, mandiri, bertindak secara efektif dan
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih dan humaniora dengan wawasan kreatif, serta mampu menggunakan
kemanusiaan, kebangsaan, kenega- metoda sesuai kaidah keilmuan terkait
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi raan, dan peradaban terkait penyebab dengan pengembangan dari yang
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai fenomena dan kejadian, serta menerap- dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan kan pengetahuan prosedural pada bidang bertindak secara efektif dan kreatif,
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk kajian yang spesifik sesuai dengan bakat serta mampu menggunakan metoda
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan dan minatnya untuk memecahkan sesuai kaidah keilmuan
pengembangan pendidikan. masalah
3.1 Menganalisis kehidupan manusia 4.1 Menyajikan hasil kajian tentang
dalam ruang dan waktu keterkaitan kehidupan manusia
dalam ruang dan waktu dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain

126 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 127


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN

PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menganalisis kehidupan manusia 4.2 Menyajikan hasil telaah dalam
dalam perubahan dan keberlanjutan bentuk tertulis tentang keterkaitan
kehidupan manusia dalam
perubahan
dan keberlanjutan
3.3 Menganalisis keterkaitan peristiwa 4.3 Membuat tulisan tentang hasil
sejarah tentang manusia di masa kajian mengenai keterkaitan
lalu untuk kehidupan masa kini kehidupan masa lalu untuk
kehidupan masa kini
3.4 Menganalisis sejarah sebagai ilmu, 4.4 Menyajikan hasil telaah tentang
peristiwa, kisah, dan seni sejarah sebagai ilmu, peristiwa, kisah
dan seni dalam bentuk tulisan dan/
atau media lain
3.5 Menganalisis cara berpikir urutan 4.5 Menyajikan hasil telaah tentang
waktu (diakronik) dan waktu penerapan cara berpikir urutan
tertentu (sinkronik) dalam karya waktu (diakronik) dan waktu tertentu
sejarah (sinkronik) dalam karya sejarah
melalui tulisan dan/atau media lain
3.6 Mengevaluasi kelebihan dan 4.6 Menyajikan hasil evaluasi kelebihan
kekurangan berbagai bentuk/jenis dan kekurangan berbagai bentuk/
sumber sejarah (artefak, fosil, jenis sumber sejarah (benda
tekstual, nontekstual, kebendaan, arkeologi (artefak), sisa/bekas
visual, audiovisual, tradisi lisan) makhluk hidup yang membatu
(fosil), bahan tertulis (tekstual),
bahan tidak tertulis (nontekstual),
kebendaan, benda yang terlihat
dengan mata (visual), benda yang
dapat didengar dan dilihat
(audiovisual), tradisi lisan) dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain
3.7 Memahami langkah-langkah 4.7 Menerapkan langkah-langkah pene-
penelitian sejarah ((mencari & litian sejarah (mencari & mene-
menemukan (heuristik), penilaian mukan (heuristik), penilaian terhadap
terhadap sumber (verifikasi), sumber (verifikasi), menafsirkan fakta
menafsirkan fakta (interpretasi/ (interpretasi/ eksplanasi), dan penulisan
eksplanasi), dan penulisan sejarah sejarah (historiografi) dalam mempelajari
(historiografi)) sumber sejarah yang ada di sekitarnya
3.8 Menganalisis ciri-ciri dari penulisan 4.8 Menyajikan hasil kajian ciri-ciri penu-
sejarah (historiografi) tradisional, lisan sejarah (historiografi) tradisional,
kolonial, dan modern kolonial, dan modern dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain
3.9 Menganalisis persamaan dan 4.9 Menyajikan hasil analisis mengenai
perbedaan antara manusia purba persamaan dan perbedaan antara
Indonesia dan dunia dengan manusia purba Indonesia dan dunia
manusia modern dalam aspek fisik dengan manusia modern dalam

128 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 129


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.10 Menganalisis kehidupan awal 4.10 Menarik kesimpulan dari hasil
manusia Indonesia dalam aspek analisis mengenai keterkaitan
kepercayaan, sosial, budaya, kehidupan awal manusia Indonesia
ekonomi, dan teknologi serta pada aspek
pengaruhnya dalam kehidupan masa kepercayaan, sosial, budaya, ekonomi,
kini dan teknologi, serta pengaruhnya
dalam kehidupan masa kini dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain
3.11 Menganalisis peradaban awal 4.11 Menyajikan hasil analisis
dunia serta keterkaitannya dengan peradaban awal dunia serta
peradaban masa kini khususnya di keterkaitannya dengan
Indonesia pada aspek lingkungan, peradaban masa kini khususnya
hukum, kepercayaan, pemerintahan, di Indonesia pada aspek
dan sosial lingkungan, hukum, kepercayaan,
pemerintahan, dan sosial dalam
bentuk tulisan dan/atau media
lain
3.12 Menganalisis kerajaan-kerajaan 4.12 Menyajikan hasil analisis tentang
maritim Indonesia pada masa kerajaan-kerajaan maritim Indonesia
Hindu dan Buddha dalam sistem pada masa Hindu dan Buddha
pemerintahan, sosial, ekonomi, dalam sistem pemerintahan, sosial,
dan kebudayaan serta pengaruhnya ekonomi, dan kebudayaan serta
dalam kehidupan masyarakat pengaruhnya dalam kehidupan
Indonesia pada masa kini masyarakat Indonesia pada masa
kini dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain
3.13 Menganalisis kerajaan-kerajaan 4.13 Menyajikan hasil analisis tentang
maritim Indonesia pada masa Islam kerajaan-kerajaan maritim Indonesia
dalam sistem pemerintahan, sosial, pada masa Islam dalam sistem
ekonomi, dan kebudayaan serta pemerintahan, sosial, ekonomi,
pengaruhnya dalam kehidupan dan kebudayaan serta pengaruh-
masyarakat Indonesia pada masa nya dalam kehidupan
kini masyarakat Indonesia pada
masa kini dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain
3.14 Menganalisis pemikiran-pemikiran 4.14 Membuat karya tulis tentang pemi-
yang melandasi peristiwa-peristiwa kiran-pemikiran yang melandasi
penting di Eropa antara lain peris- tiwa-peristiwa penting di Eropa
Renaissance, Merkantilisme, Reformasi antara lain Renaissance,
Gereja, Auhlarung, Revolusi Merkantilisme, Reformasi Gereja,
Industri dan pengaruhnya bagi Auhlarung, Revolusi Industri dan
kehidupan bangsa Indonesia serta pengaruhnya bagi kehidupan bangsa
bangsa lain di dunia pada masa kini Indonesia dan bangsa lain di dunia
pada masa kini
3.15 Menganalisis pemikiran-pemikiran 4.15 Menyajikan hasil analisis tentang
yang melandasi revolusi-revolusi pemikiran-pemikiran yang

128 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 129


Tingkatan: VI (Setara Kelas
KONTEKSTUALISASI XII)
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, KESETARAAN
tujuan kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perluKETERAMPILAN
PENGETAHUAN dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
3.16 Menganalisis hubungan 4.16 Menyajikan
peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, hasiltanggung
analisis tentang
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
perkembangan paham-paham besar hubungan perkembangan
atas berbagaiseperti
permasalahan dalam berinteraksi
demokrasi, liberalisme, secara
paham- efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
tersebut dicapai dan dibangun melalui
sosialisme, nasionalisme, Pan proses pembelajaran tidak langsung
-paham besar seperti demokrasi, (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
Islamisme dengan gerakan liberalisme, sosialisme,
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
nasionalisme di Asia-Afrika nasionalisme, Pan Islamisme
dengan gerakan nasionalisme di Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
Asia-Afrika dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
bentuk tulisan dan/atau media lain
4.17 Menyajikan hasil analisis tentang
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
3.17 Menganalisis pengaruh Perang
Dunia I dan Perang Dunia II pengaruh Perang Dunia I dan Perang pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
terhadap kehidupan politik global Dunia II terhadap kehidupan politik lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
(LBB dan PBB) global (LBB dan PBB) dalam bentuk seperti dalam tabel berikut.
tulisan dan/atau media lain
3.18 Menganalisis respon bangsa 4.18 Menyajikan hasil analisis respon KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM
Indonesia terhadap imperialisme dan bangsa Indonesia terhadap PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
kolonialisme dalam bidang politik imperialisme dan kolonialisme PENGETAHUAN KETERAMPILAN
(organisasi pergerakan), ekonomi dalam bidang politik, ekonomi, 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji,
(bentuk perlawanan terhadap praktik sosial-budaya, dan pendidikan dalam dan mengevaluasi pengetahuan faktual, dan mencipta dalam ranah
monopoli), sosial- budaya (karya seni bentuk tulisan dan/atau media lain konseptual, prosedural, dan metakognitif konkret dan ranah abstrak
dan sastra), dan pendidikan (Taman berdasarkan rasa ingin tahunya terkait dengan
Siswa, Kayu Tanam) tentang ilmu pengetahuan, teknologi, pengembangan dari yang dipelajarinya
3.19 Menganalisis akar-akar nasionalisme 4.19 Menyajikan hasil telaah tentang akar- seni, budaya, dan humaniora dengan di sekolah secara mandiri serta
Indonesia dan pengaruhnya pada akar nasionalisme Indonesia dan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, bertindak secara efektif dan kreatif,
masa kini pengaruhnya bagi masa kini dalam kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda
bentuk tulisan dan/atau media lain penyebab fenomena dan kejadian, serta sesuai kaidah keilmuan
4.20 Menyajikan hasil telaah tentang menerapkan pengetahuan prosedural
3.20 Menganalisis akar-akar demokrasi di
Indonesia dan perkembangan- nya akar- akar demokrasi di Indonesia pada bidang kajian yang spesifik sesuai
pada masa kini dan per- kembangannya pada masa dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
kini dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain
3.21 Menganalisis persamaan dan 4.21 Mengolah informasi tentang persama-
perbedaan tentang strategi an dan perbedaan strategi pergerakan
pergerakan nasional nasional dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah
3.22 Menganalisis kehidupan bangsa 4.22 Menyusun cerita sejarah tentang
Indonesia di bidang sosial, kehidupan bangsa Indonesia di
ekonomi, budaya, militer, dan bidang sosial, ekonomi, budaya,
pendidikan pada zaman militer, dan pendidikan pada zaman
pendudukan Jepang pendudukan Jepang
3.23 Menganalisis pemikiran dalam 4.23 Menyajikan hasil analisis tentang
Piagam PBB, Proklamasi 17 Agustus pemikiran dalam Piagam PBB,
1945, dan perangkat kenegaraan Proklamasi 17 Agustus 1945,
serta maknanya bagi kehidupan dan perangkat kenegaraan serta
berbangsa dan bernegara pada masa maknanya bagi kehidupan

130 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SEJARAH 131


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KURIKULUM
PADA PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Menganalisis secara kritis respon 4.1 Menyajikan secara kritis respon
Internasional terhadap proklamasi Internasional terhadap proklamasi
kemerdekaan Indonesia kemerdekaan Indonesia dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain
3.2 Mengevaluasi perkembangan Ilmu 4.2 Menyajikan hasil analisis
Pengetahuan dan Teknologi dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan
era globalisasi dan dampaknya bagi dan Teknologi dalam era globalisasi
kehidupan manusia dan dampaknya bagi kehidupan
manusia dalam bentuk tulisan dan/
atau media lain
3.3 Menganalisis peran aktif bangsa 4.3 Merekonstruksi tentang peran aktif
Indonesia pada masa Perang Dingin bangsa Indonesia pada masa Perang
dan dampaknya terhadap politik dan Dingin dan dampaknya terhadap
ekonomi global politik dan ekonomi global dan
menyajikannya dalam bentuk tulisan
dan/atau media lain
3.4 Menganalisis sejarah organisasi 4.4 Merekonstruksi tentang sejarah
regional dan global yakni NATO, organisasi regional dan global yakni
SEATO, PAKTA WARSAWA, CENTO, NATO, SEATO, PAKTA WARSAWA,
ANZUS, SAARC, OPEC, APEC, MEE, CENTO, ANZUS, SAARC, OPEC,
GATT, WTO, AFTA, NAFTA, CAFTA, APEC, MEE, GATT, WTO, AFTA,
dan pengaruhnya terhadap bangsa NAFTA, CAFTA, dan pengaruhnya
Indonesia terhadap bangsa Indonesia dan
menyajikannya dalam bentuk tulisan
dan/atau media lain
3.5 Mengevaluasi sejarah masa kini 4.5 Merekonstruksi sejarah masa
(kontemporer) dunia antara lain kini (kontemporer) dunia antara
runtuhnya Vietnam Selatan, lain runtuhnya Vietnam Selatan,
Apartheid di Afrika Selatan, Apartheid di Afrika Selatan,
USSR, Jerman Timur, Yugoslavia, USSR, Jerman Timur, Yugoslavia,
Cekoslowakia Cekoslowakia dan menyajikannya
dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain
3.6 Menganalisis konflik-konflik di Timur- 4.6 Menyajikan hasil analisis tentang
Tengah, Asia Tenggara, Asia Selatan, konflik-konflik Timur-Tengah, Asia
Asia Timur, Eropa, Afrika, dan Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur,
Amerika Latin Eropa, Afrika dan Amerika Latin
dalam bentuk tulisan dan/atau
media lain

132 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 133


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
2013 PENDIDIKAN dalam lingkup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi
KESETARAAN pendidikan kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus
Mata Pelajaran : Sosiologi sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia
kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi
Jenjang : Paket C Setara komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi
SMA/MA ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas
sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Sejauh ini, mata pelajaran Sosiologi di Sekolah Menengah Atas dirancang
untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai
A. Rasional
pribadi orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan,
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan berketerampilan, dan memiliki etika sosial yang tinggi serta
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, bertanggungjawab terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya untuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia. Secara khusus, mata
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pelajaran Sosiologi memiliki arti penting untuk meningkatkan kemampuan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan mengembangkan diri dalam konteks perkembangan masyarakat. Tumbuhnya
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, kesadaran akan identitas diri dalam hubungan sosial di masyarakat sekitar
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan penting dikembangkan. Demikian pula, melalui belajar Sosiologi, perlu
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. ditingkatkan kepedulian mereka terhadap masalah sosial di masyarakat
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam sebagai bagian dari tanggungjawab sebagai orang dewasa atau warga negara
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan yang mandiri dan peduli terhadap lingkungan sekitar dan kehidupan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan publik. Termasuk, kemampuannya dalam menjalin kerjasama, melakukan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari mengembangkan kehidupan publik.
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat mata pelajaran Sosiologi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi terdapat dalam pendidikan formal.
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. B. Tujuan
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan dicapai
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka
pengembangan kurikulum
134 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 135
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau penumbuhan kesadaran individual dan sosial, kepekaan dan kepedulian
ekstrakurikuler. terhadap masalah-masalah sosial dan tanggungjawab pemecahan masalah
Kurikulum mata pelajaran Sosiologi dirancang untuk mempersiapkan sosial untuk tingkatan 5, dan kemampuan melakukan pemberdayaan
generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang sosial untuk tingkatan 6.
dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan Kompetensi pada tingkatan 5 dicapai melalui pembelajaran materi-
memiliki etika sosial yang tinggi serta bertanggungjawab terhadap materi berkaitan dengan individu, hubungan antara individu, kelompok,
perkembangan diri dan masyarakatnya untuk menopang pembangunan hubungan antar kelompok, hubungan sosial, kelembagaan atau institusi
bangsa dan peradaban dunia. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang sosial, metode penelitian sosial, masalah sosial, konflik dan
dewasa dan warga negara yang bertanggung jawab pada perkembangan diri penyelesaiannya, pembentukan kerjasama. Sedangkan kompetensi pada
dan masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. Secara khusus, mata tingkatan 6 dicapai melalui pembelajaran materi-materi tentang perubahan
pelajaran Sosiologi diajarkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai sosial sebagai dampak globalisasi, ketimpangan, dan pemberdayaan
berikut. komunitas lokal.
1. Meningkatkan penguasaan pengetahuan Sosiologi di kalangan peserta D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
didik yang berorientasi pada pemecahan masalah dan pemberdayaan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
sosial Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
2. Mengembangkan pengetahuan Sosiologi dalam praktik atau praktik tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
pengetahuan Sosiologi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
dalam memecahkan masalah-masalah sosial sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
3. Menumbuhkan sikap religius dan etika sosial yang tinggi di kalangan dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
siswa sehingga memiliki kepekaaan, kepedulian dan tanggungjawab praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
memecahkan masalah-masalah sosial.
C. Ruang Lingkup Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi
ini sangat diperlukan. pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan
Secara khusus, pembelajaran Sosiologi di sekolah menengah atas kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Sosiologi di pendidikan pengembangan pendidikan.
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan
dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi rumusan kalimat.
pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI)
pembelajaran.
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
Mengacu pada kompetensi Sosiologi di Sekolah Menengah Atas, mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini sikap
berorientasi pada

136 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 137


sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik PENGETAHUAN KETERAMPILAN
mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai 3.2 Mengenali dan mengidentifikasi 4.2 Mengolah realitas dari
pembentukan identitas individu, mengenali dan mengidentifikasi
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
identitas kelompok, hubungan pembentukan identitas
dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan sosial antar individu dan kelompok, individu, identitas kelompok,
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun serta perlunya pembentukan dan hubungan sosial untuk
melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu lembaga sosial untuk menciptakan menentukan sikap dalam
keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat tatanan atau tertib sosial pergaulan sosial di masyarakat
dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, 3.3 Menerapkan konsep-konsep 4.3 Mengkaitkan realitas sosial
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. dasar Sosiologi, mencakup dengan menggunakan konsep-
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses perbedaan sosial, baik konsep dasar Sosiologi, yang
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan perbedaan antar individu mencakup perbedaan dan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam maupun antar kelompok, dan keragaman sosial, untuk
keragaman sosial berdasar mengenali berbagai gejala sosial
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi perbedaan etnis, agama, ras, di masyarakat
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. dan ekonomi, untuk memahami
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ragam gejala sosial di
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN masyarakat
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.4 Memahami pengertian metode 4.4 Melakukan penelitian sosial
penelitian sosial, jenis-jenis pene- secara sederhana untuk
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan litian sosial, tahapan penelitian mengenali ragam gejala
dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, sosial, mulai dari merancang, sosial dan ineteraksi sosial
abstrak terkait dengan pengembangan
dan metakognitif berdasarkan melaksanakan dan melaporkan di masyarakat yang
dari yang dipelajarinya di sekolah
rasa ingin tahunya tentang ilmu hasil penelitian, untuk mengenali bermanfaat
secara mandiri, bertindak secara
pengetahuan, teknologi, seni, gejala sosial di masyarakat untuk pengembangan usaha dan
efektif dan kreatif, serta mampu
budaya, dan humaniora dengan pemberdayaan masyarakat
menggunakan metoda sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, 3.5 Memahami pengelompokan sosi- 4.5 Menalar tentang terjadinya
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
al di masyarakat, bermula dari pengelompokan sosial dan
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan proses pembentukannya hingga terbentuknya kehidupan sosial
prosedural pada bidang kajian yang keberadaan berbagai jenis kelom- atau publik dari keberadaan
spesifik sesuai dengan bakat dan pok di masyarakat yang terbentuk beragam kelompok sosial yang
minatnya untuk memecahkan masalah atas dasar kepentingan ekonomi, ada di masyarakat berdasar
politik, budaya, serta karakteristik kepentingan ekonomi, politik,
3.1 Memahami Sosiologi sebagai 4.1 Menalar hasil pengamatan
kelompok dari sudut pandang dan budaya, dari sudut pandang dan
ilmu pengetahuan yang memiliki di lingkungan sekitar
pendekatan Sosiologi. pendekatan Sosiologi
obyek kajian, yaitu realitas sosial, tentang realitas sosial
dan metode penelitian untuk dengan menggunakan 3.6 Menganalisis permasalahan 4.6 Memberikan respon terhadap
mengkaji realitas sosial pengetahuan Sosiologi sosial dalam kaitannya dengan permasalahan sosial dalam
dilema kepentingan kelompok kaitannya dengan dilema
dengan kepentingan publik kepentingan kelompok dan
kepentingan umum dengan
melakukan penyelarasan
kepentingan kelompok dengan

138 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 139


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
3.7 Memahami arti penting prinsip 4.7 Menerapkan prinsip kesetaraan
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
kesetaraan untuk menyikapi untuk mengatasi perbedaan lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
perbedaan sosial di masyarakat sosial di masyarakat dengan seperti dalam tabel berikut.
demi terwujudnya kehidupan menghadirkan kepentingan
masyarakat yang damai dan bersama demi terwujudkan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
demokratis kehidupan masyarakat yang KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
damai dan demokratis PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.8 Menganalis penyebab konflik 4.8 Memetakan konflik yang 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji,
sosial dan bagaimana mengatasi terjadi di lingkungan sekitar, menganalisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah
konflik sosial dengan melakukan meliputi latar belakang, pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak
pemetaan konflik, meliputi latar masalah, pihak, dinamika dan prosedural, dan metakognitif terkait dengan
belakang, masalah, pihak, dinamika alternatif penyelesaian, sehingga berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
konflik, dan alternatif penyelesaian ditemukan penyelesaian konflik tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
konflik, menuju tercapainya menuju tercapainya kerjasama di sekolah secara mandiri serta
seni, budaya, dan humaniora dengan
kerjasama dan terciptanya dan terciptanya perdamaian di wawasan kemanusiaan, kebangsaan, bertindak secara efektif dan kreatif,
perdamaian di masyarakat masyarakat. kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan
3.9 Menganalisis dampak konflik 4.9 Melakukan penelitian sederhana
terhadap perpecahan sosial berorientasi pada pemecahan serta menerapkan pengetahuan
dan cara mengatasinya dengan masalah berkaitan dengan prosedural pada bidang kajian yang
pemulihan, dan rekonsiliasi permasalahan sosial berkaitan spesifik sesuai dengan bakat dan
terhadap konflik yang telah dengan konflik yang terjadi di minatnya untuk memecahkan masalah
menjadi kekerasan menuju masyarakat sekitar 3.1 Memahami perubahan sosial, 4.1 Menalar terjadinya perubahan
terciptanya kerjasama dan meliputi jenis-jenis perubahan sosial di lingkungan sekitar
perdamaian di masyarakat sosial, faktor penyebab terjadi berdasarkan pengamatan dan
perubahan sosial, dan akibat diskusi tentang sebab-sebab dan
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) ditimbulkan dari perubahan akibat ditimbulkan perubahan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum sosial baik secara negatif sosial, baik secara negatif terhadap
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) terhadap terjadinya ketimpangan terjadinya ketimpangan sosial
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sosial maupun secara positif maupun secara positif dalam
mendorong kemajuan masyarakat mendorong kemajuan masyarakat
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap 3.2 Memahami berbagai 4.2 Mengkategorisasi berbagai
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, permasalahan sosial terjadi di permasalahan sosial di
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, komunitas lokal sebagai akibat dari komunitas lokal disebabkan
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas perubahan sosial yang ditimbulkan dampak globalisasi sehingga
oleh dampak globalisasi yang dengan itu dapat melakukan
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
berlangsung melalui modernisasi respon terhadap permasalahan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan sosial-ekonomi, kemajuan sosial yang muncul dan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan teknologi, perluasan penggunaan ketimpangan sosial yang terjadi
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect sarana komunikasi, perubahan di masyarakat
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan gaya hidup di dalam kehidupan
pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik masyarakat
pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.

140 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SOSIOLOGI 141


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Memahami penyebab terjadinya 4.3 Mengolah hasil kajian
ketimpangan sosial di komunitas dan pengamatan tentang
lokal dan pertautannya dengan ketimpangan sosial terjadi di
perubahan sosial sebagai komunitas lokal sebagai akibat
dampak dari globalisasi dari perubahan sosial yang
berlangsung sebagai dampak dari
globalisasi
3.4 Mendeskripsikan bagaimana 4.4 Merancang, melaksanakan dan
melakukan strategi melaporkan aksi pemberdayaan
pemberdayaan komunitas komunitas lokal dalam
lokal dalam menghadapi menghadapi globalisasi dengan
dampak globalisasi dengan mengedepankan nilai-nilai
mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal
kearifan lokal.
3.5 Mengevaluasi aksi 4.5 Mengelaborasi berbagai
pemberdayaan komunitas lokal alternatif pemberdayaan sosial
dalam menghadapi globalisasi, yang diperlukan sesuai nilai-
meliputi aspek tujuan, agenda nilai kearifan lokal dan prinsip
aksi dan hasil dicapai, sebagai peningkatan kapasitas dan
bentuk kemandirian dalam kemandirian komunitas lokal
mensikapi ketimpangan sosial dalam menghadapi perubahan
terjadi di masyarakat sosial sebagai dampak dari
globalisasi

142 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 143


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
Mata Pelajaran : Ekonomi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya
A. Rasional yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Sejauh ini, mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas dirancang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pribadi orang dewasa dan warga negara yang berpengetahuan,
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan berketerampilan, dan memiliki tanggung jawab dalam kegiatan ekonomi
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang berhubungan dengan produksi,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Secara khsusus, mata pelajaran
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. Ekonomi memiliki arti penting untuk meningkatkan kemampuan
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam mengembangkan diri menjadi individu yang kreatif dan efisien untuk
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan mengolah sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya sehingga
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan memberikan manfaat bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat. Demikian pula,
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. melalui belajar Ekonomi, perlu ditingkatkan kepedulian terhadap masalah
ekonomi di masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab sebagai orang
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari dewasa atau warga negara yang mandiri dan peduli terhadap lingkungan
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk sekitar dan kehidupan publik. Termasuk, kemampuannya untuk menjalin
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat kerjasama dan kemitraan untuk kehidupan yang lebih baik.
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan mata pelajaran Ekonomi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Sekolah
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan lebih
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab permasalahan
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, maka selain
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana
terdapat dalam pendidikan formal.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara B. Tujuan
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
mengacu dan melalui kontekstulisasi ekstrakurikuler.

144 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 145


Kurikulum mata pelajaran Ekonomi dirancang untuk mempersiapkan Mengacu pada kompetensi Ekonomi di Sekolah Menengah Atas,
peserta didik memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan ekonomi kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini
sendiri secara bertanggung jawab dengan memperhatikan dampak terhadap berorientasi pada penguasan konsep ekonomi pada tataran mikro dan
diri dan lingkungannya. Peserta didik juga diharapkan memiliki kepekaan makro untuk tingkatan V, dan kemampuan melakukan pencatatan
sosial yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan sosial keuangan pada perusahaan jasa dan dagang untuk tingkatan VI. Materi-
ekonomi di lingkungannya. materi pembelajaran Ekonomi secara umum meliputi ekonomi mikro,
ekonomi makro, perdagangan internasional, pengenalan manajemen, dan
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara
akuntansi yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam
hal ini sangat diperlukan. Secara khusus, tujuan pembelajaran mata 1. Konsep ilmu ekonomi, memberikan pemahaman mengenai kebutuhan,
pelajaran Ekonomi agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai kelangkaan dan skala prioritaa, biaya peluang, pembagian ilmu
berikut. ekonomi, prinsip dan motif ekonomi, permasalahan ekonomi, peran
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa pelaku ekonomi, dan pasar dan struktur pasar.
dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang 2. Lembaga jasa keuangan (bentuk dan layanan yang diberikan), sistem
terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara. dan alat pembayaran, otoritas yang mengatur kebijakan moneter dan
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi fiskal, inflasi/deflasi, serta kebijakan moneter dan fiskal.
yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi. 3. Ketenagakerjaan, pendapatan nasional, pembangunan dan
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan pertumbuhan Ekonomi, APBN dan APBD.
memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, dan 4. Badan usaha, pengetahuan dan penerapan manajemen.
manajemen yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, 5. Teori perdagangan internasional, neraca perdagangan dan
masyarakat, dan negara. pembayaran, kerjasama internasional, dan hambatan perdagangan.
4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai 6. Akuntansi sebagai penyedia informasi keuangan, pencatatan akuntansi
sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala perusahaan jasa dan dagang.
nasional maupun internasional. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
5. Menerapkan ilmu ekonomi dalam kehidupan nyata yang mendorong Kurikulum pada Pendidikan Kesetaraan
produktivitas dan menghindari konsumerisme. Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
C. Ruang Lingkup tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumber daya manusia, sumber sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
daya alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
Secara khusus, pembelajaran Ekonomi dirancang agar memberi kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
Mata pelajaran Ekonomi di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih
di dalamnya materi- materi sejalan dengan yang terdapat di dalam operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi
pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan
dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan
perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.

146 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 147


alternatif untuk memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
kualitas dan pengembangan pendidikan. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat 3.1 Mendeskripsikan konsep ilmu 4.1 Menerapkan konsep ilmu
ekonomi, kelangkaan, dan biaya ekonomi dalam menghadapi
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) peluang. masalah kelangkaan dan biaya
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum peluang yang terjadi dalam
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) kehidupan sehari-hari.
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti 3.2 Menganalisis masalah 4.2 Menyajikan hasil analisis masalah
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan ekonomi dalam sistem ekonomi dalam suatu sistem
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap ekonomi sosialis, kapitalis, ekonomi sosialis, kapitalis, dan
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, dan campuran. campuran.
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), 3.3 Menganalisis peran Rumah 4.3 Menyajikan hasil analisis peran
santun, responsif, dan proaktif; sebagai bagian dari solusi atas berbagai Tangga Produsen, Konsumen, Rumah Tangga Produsen,
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial Pemerintah, dan Masyarakat Luar Konsumen, Pemerintah,
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan Negeri berdasarkan teori perilaku dan Masyarakat Luar Negeri
dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses produsen dan konsumen dalam berdasarkan teori perilaku
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, kegiatan ekonomi. produsen dan konsumen dalam
kegiatan ekonomi
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
3.4 Mendeskripsikan terbentuknya 4.4 Menyajikan perubahan harga dan
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
keseimbangan pasar, elastisitas, kuantitas suatu barang terhadap
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
dan pasar persaingan keseimbangan pasar, dan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama sempurna maupun tidak elastisitas.
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan sempurna
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai 3.5 Mendeskripsikan peranan 4.5 Menyajikan hasil identifikasi
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lembaga jasa keuangan bank, kegiatan masyarakat setempat
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan nonbank, dan lembaga keuang- dalam memanfaatkan produk
seperti dalam tabel berikut. an mikro di bawah lembaga jasa keuangan yang ada
pengawasan Otoritas Jasa
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Keuangan (OJK) dalam
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN perekonomian Indonesia.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.6 Mendeskripsikan peran bank 4.6 Menyajikan peran bank sentral
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji sentral sebagai salah satu otoritas sebagai salah satu otoritas
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak moneter, sistem pembayaran, moneter, sistem pembayaran,
konseptual, prosedural, dan metakognitif terkait dengan pengembangan dari dan alat pembayaran dalam dan alat pembayaran dalam
berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, perekonomian Indonesia. perekonomian Indonesia.
mandiri, bertindak secara efektif dan 3.7 Mendeskripsikan konsep badan 4.7 Menyajikan peran, fungsi, dan
seni, budaya, dan humaniora dengan
kreatif, serta mampu menggunakan usaha menurut jenis kegiatan kegiatan badan usaha menurut
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait metode sesuai kaidah keilmuan dan kepemilikan modal dalam jenis kegiatan dan kepemilikan
penyebab fenomena dan kejadian, serta perekonomian Indonesia modal terhadap peningkatan
menerapkan pengetahuan prosedural perekonomian masyarakat di
pada bidang kajian yang spesifik sesuai sekitarnya.
dengan bakat dan minatnya untuk 4.8 Menerapkan pengelolaan
3.8 Mendeskripsikan peran koperasi
memecahkan masalah
dalam perekonomian Indonesia. koperasi di lingkungan tempat

148 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 149


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.9 Mendeskripsikan tingkatan, 4.9 Menerapkan fungsi perencanaan, 3.18 Menganalisis konsep dan 4.18 Menyajikan hasil analisis
unsur, fungsi, dan bidang pengorganisasian, tindakan, dan kebijakan perdagangan dampak kebijakan perdagangan
manajemen, pengawasan dalam mengelola internasional. internasional terhadap
kegiatan yang ada di masyarakat perekonomian nasional.
3.10 Menganalisis konsep dan metode 4.10 Menyajikan hasil penghitungan
penghitungan pendapatan pendapatan nasional melalui
nasional. konsep, pendekatan produksi,
Tingkatan: VI (Setara Kelas XII) pendekatan pengeluaran, dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, pendekatan
tujuan penerimaan
kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
3.11 Menganalisis konsep 4.11 Menyajikan
keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu dimiliki hasilpeserta
analisis didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
pertumbuhan ekonomi dan permasalahan pertumbuhan
peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
pembangunan ekonomi serta
disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan proaktif; sebagai bagian dari solusi
dan pembangunan ekonomi
atas berbagai permasalahan
permasalahan dandalam berinteraksi secara
cara meng- efektif dengan
di daerahnya lingkungan
dan usulan cara sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
tersebut dicapaiatasinya.
dan dibangun melalui proses pembelajaran
mengatasinya.tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
memperhatikan karakteristik
3.12 Menganalisis pendidikan kesetaraan,
permasalahan mata pelajaran,
4.12 Menyajikan serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
hasil analisis
ketenagakerjaan dalam penyebab, dampak, dan cara
pembangunan ekonomi mengatasi permasalahan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
ketenagakerjaan dalam proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
pembangunan ekonomi kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
3.13 Memahami indeks harga dan 4.13 Menyajikan hasil identifikasi pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
inflasi indeks harga dan inflasi di lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
daerahnya. seperti dalam tabel berikut.
3.14 Menganalisis kebijakan mo- 4.14 Menyajikan hasil analisis dampak
neter dan fiskal dan dampaknya kebijakan moneter dan fiskal
terhadap perekonomian. terhadap perekonomian di
daerah.
3.15 Menganalisis fungsi, peran, dan 4.15 Menyajikan hasil analisis fungsi,
pengelolaan APBN dan APBD peran, dan pengelolaan APBN
dalam pembangunan ekonomi dan APBD dalam pembangunan
ekonomi
3.16 Menganalisis perpajakan dalam 4.16 Menyajikan hasil analisis fungsi,
pembangunan ekonomi. dan peran perpajakan dalam
pembangunan ekonomi daerah.
3.17 Mendeskripsikan bentuk kerja 4.17 Menyajikan bentuk dan
sama ekonomi internasional manfaat kerja sama ekonomi
interna- sional dan pengaruhnya
terhadap perekonomian daerah.

150 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C EKONOMI 151


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji,
analisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah
pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak
prosedural, dan metakognitif terkait dengan
berdasarkan rasa ingintahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
di sekolah secara mandiri serta
seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, bertindak secara efektif dan kreatif,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metode
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Mendeskripsikan 4.1 Menyajikan konsep akuntansi
konsep akuntansi sebagai sistem informasi
sebagai sistem
informasi.
3.2 Mendeskripsikan konsep 4.2 Menyajikan persamaan dasar
persamaan dasar akuntansi dan akuntansi
mekanisme debit/kredit.
3.3 Memahami tahapan pencatatan 4.3 Membuat laporan keuangan
akuntansi meliputi jurnal, buku sebagai hasil tahapan pencatatan
besar, neraca saldo, kertas kerja akuntasi pada perusahaan jasa
dan laporan keuangan pada
perusahaan jasa
3.4 Memahami tahapan penutupan 4.4 Membuat jurnal penutup dan
pencatatan akuntansi pada neraca saldo setelah penutup
perusahaan jasa sebagai hasil tahapan penutupan
pencatatan akuntansi pada
perusahaan jasa
3.5 Memahami tahapan pencatatan 4.5 Membuat laporan keuangan
akuntasi, meliputi jurnal, buku sebagai hasil tahapan pencatatan
besar, neraca saldo, kertas kerja akuntasi pada perusahaan
dan laporan keuangan pada dagang
perusahaan dagang
3.6 Memahami tahapan penutupan 4.6 Membuat jurnal penutup dan
pencatatan akuntansi pada neraca saldo setelah penutup
perusahaan dagang sebagai hasil tahapan penutupan
pencatatan akuntansi pada
perusahaan dagang

152 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 153
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan
A. Rasional budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Dalam konteks di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi sangat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam penting dalam upaya membina dan mengembangkan kepercayaan diri
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan peserta didik sebagai komunikator dan pemikir (termasuk pemikir
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan imajinatif). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga mengantar warga
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, negara Indonesia menjadi melek literasi dan informasi. Pembelajaran
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan pembinaan dan pengembangan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. sikap, pengetahuan, dan keterampilan berkomunikasi yang diperlukan
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam peserta didik dalam menempuh pendidikan, kehidupan di lingkungan
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan sosial, dan menjalani dunia kerja.
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan Pembelajaran berbahasa Indonesia mencakup pembelajaran pengetahuan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. tentang kaidah bahasa Indonesia dan cara penggunaannya secara efektif.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peserta didik belajar tentang fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk berinteraksi secara efektif; membangun dan membina hubungan;
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat mengungkapkan dan mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, dan
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan sikap berbahasa. Peserta didik mampu berkomunikasi secara efektif,
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan dengan kalimat yang tertata dengan baik (termasuk ejaan dan tanda
di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan bacanya). Pemahaman tentang bahasa, sebagai penghela pengetahuan dan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas wahana komunikasi, diharapkan dapat menjadikan peserta didik sebagai
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk pengguna bahasa Indonesia yang komunikatif dan produktif, baik secara
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah lisan maupun tulis.
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang Kemampuan membaca dan menulis sangat diperlukan untuk membangun
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan yang mampu
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan, dan sebagai bentuk upaya
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. melestarikan budaya bangsa. Sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab fenomena kehidupan dengan sendirinya menuntut kecakapan personal
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara (personal skills) yang berfokus pada kecakapan berpikir rasional yang
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan mengedepankan kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi.
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka Pembelajaran literasi bertujuan mengembangkan kemampuan peserta
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan didik dalam memahami, menafsirkan, dan menciptakan teks yang tepat,
mengacu dan melalui kontekstulisasi akurat,

154 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 155
fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
kehidupan di masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari- berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
hari, dan teks dunia kerja. Rentangan bobot teks dari tingkatan 1 hingga 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
tingkatan 6 secara bertahap semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa persatuan dan bahasa negara.
bahasa sehari- hari pengalaman pribadi hingga semakin abstrak, bahasa 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
ragam teknis dan khusus, dan bahasa untuk kepentingan akademik. kreatif untuk berbagai tujuan.
Peserta didik dihadapkan pada bahasa untuk berbagai tujuan, audiens, dan 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
konteks. Peserta didik dipajankan pada beragam pengetahuan dan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
pendapat yang disajikan dan dikembangkan dalam teks dan penyajian 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
multimodal (lisan, cetakan, dan konteks digital) yang mengakibatkan wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
kompetensi mendengarkan, memirsa, membaca, berbicara, menulis dan dan kemampuan berbahasa.
mencipta dikembangkan secara sistematis dan berperspektif masa depan. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran budaya dan intelektual manusia.
mata pelajaran Bahasa Indonesia di Pendidikan Kesetaraan Paket C C. Ruang Lingkup
(Peminatan) setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada Secara khusus, pembelajaran Bahasa Indonesia di Paket C setara sekolah
standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam menengah atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan
pendidikan formal. peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran
B. Tujuan Bahasa Indonesia di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, dalamnya materi- materi sejalan dengan yang terdapat di dalam
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, lulusan yang dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah
dan/atau ekstrakurikuler. dan tantangan khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi
perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dalam Mengacu pada kompetensi Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas,
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, pengembangan kompetensi Bahasa Indonesia diarahkan pada kemampuan
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastrabahasa mendengarkan, berbicara, memirsa (melihat dari sudut pandang tertentu),
Indonesia, peserta didik dapat menguasai pengetahuan, keterampilan membaca, dan menulis. Pengembangan kemampuan tersebut dilakukan
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Hal melalui beragam jenis teks, baik lisan ataupun tulis, yang diwadahi oleh
tersebut merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan suatu kegiatan/kepentingan komunikasi yang jelas. Teks yang dimaksud
merespons situasi lokal/daerah, nasional, dan global. hendaknya dipahami berdasarkan isi, struktur penyajian, serta kaidah
(fitur) kebahasannya, baik itu berupa ragam kalimat dan pilihan katanya.
Secara khusus, kurikulum bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.

156 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 157
Lingkup materi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kesetaraan Paket sesuatu yang bermakna bagi kehidupan. Kemampuan literasi tingkat
C merupakan penjabaran tiga aspek: kebahasaan, kesastraan, dan literasi. tinggi memungkinkan mereka menggunakan bahasa untuk memenuhi
Ruang lingkup kebahasaan mencakup pengenalan ragam bahasa, sebagai beragam kebutuhannya. Seorang yang cakap berliterasi (manusia literat)
bagian dari masyarakat Indonesia yang multilingual. Peserta didik perlu menggunakan kemampuan tersebut untuk kegiatan sehari-hari di sekolah,
belajar bahasa dalam beragam konteks komunikasi, baik yang dipengaruhi lingkungan masyarakat, dan di dunia kerja.
oleh latar belakang sosial budaya maupun kepentingan komunikasinya.
Idiolek, dialek, sosiolek, ataupun logat gaya haruslah dihargai sebagai D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
bagian dari kajian pembelajaran bahasa. Aspek bahasa juga membelajarkan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
struktur dan kaidah kebahasaan dari setiap teks. Peserta didik belajar Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
organisasi dan ciri-ciri kebahasaan suatu teks berdasarkan tujuannya--yang tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
ternyata--memiliki beberapa keragaman: berupa perbedaan di samping standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
persamaan-persamaannya. Dengan cara demikian, peserta didik sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
diharapkan dapat mengenali suatu teks dengan mudah dan tepat dan dapat dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
mereproduksi dan mengkreasikannya secara benar dan menarik yang praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
selanjutnya akan menjadi bekal keterampilan hidup peserta didik. Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
Ruang lingkup literasi dalam pengertian luas meliputi kemampuan peserta dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
didik di dalam memanfaatkan informasi dan pengetahuan melalui kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
kegiatan berbahasa, terutama membaca dan menulis. Kemampuan peserta kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
didik dalam berliterasi merupakan langkah awal dalam mencapai formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih
keberhasilan pembelajaran. Salah satu indikasi keberhasilan pembelajaran operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi
ditandai dengan semakin baiknya tingkat berliterasi peserta didik. Artinya, pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
semakin baik tingkat literasi peserta didik semakin baik pula tingkat daya kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan
serap mereka terhadap informasi yang diperolehnya dalam proses kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk
pembelajaran. Para peserta didik yang memiliki daya serap tinggi akan memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
lebih mudah mengeksplorasi informasi ataupun pengetahuan yang pengembangan pendidikan.
dimilikinya. Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
Kemampuan berliterasi tidak serta-merta dimiliki dalam diri setiap materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
peserta didik. Kemampuan tersebut membutuhkan pembiasaan dan rumusan kalimat
pembudayaan yang terus-menerus melalui pengembangan kompetensi Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
dasar (KD) yang dijalani peserta didik pada setiap pertemuannya.
Bentuknya dapat berupa kegiatan membaca sebanyak-banyaknya buku Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
perpustakaan, e-book, ataupun laman-laman internet, berkenaan dengan mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
KD yang mereka pelajari itu. Mereka juga didorong untuk menulis sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
resume, sinopsis, ataupun laporan buku di samping lomba-lomba sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
membaca dan menulis. Penyediaan pojok bacaan dan optimalisasi fungsi mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
perpustakaan sekolah juga perlu dilakukan dalam rangka peningkatan sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
budaya literasi di lingkungan sekolah. Dengan proses tersebut, peserta disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
didik pada akhirnya terbiasa dalam memahami, mengkritisi, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
memproduksi, dan mengkreasikan beragam informasi untuk menjadi berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

158 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 159
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata 3.4 Menjelaskan proses morfologis 4.4 Menerapkan proses morfologis
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. (afiksasi, pemajemukan, (afiksasi, pemajemukan,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses pengulangan, dan penyerapan) pengulangan, dan penyerapan)
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan dalam kalimat. dalam kalimat.
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam 3.5 Mengidentifikasi jenis-jenis 4.5 Menggunakan jenis-jenis dan
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi frasa dan konstruksi frasa dalam konstruksi frasa dalam kalimat
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kalimat. secara lisan dan tertulis.
3.6 Membedakan jenis-jenis 4.6 Menggunakan jenis-jenis
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
makna (makna konotatif dan makna (konotatif dan denotatif,
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
denotatif, makna gramatikal dan gramatikal dan leksikal, kias
PENGETAHUAN KETERAMPILAN leksikal, makna kias dan lugas, dan lugas, referensial dan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan makna referensial dan makna nonreferensial, umum dan
analisis pengetahuan faktual, menyaji dalam ranah konkret nonreferensial, makna umum khusus, perubahan dan
konseptual, prosedural, berdasarkan dan dan khusus, perubahan dan pergeseran makna kata, serta
rasa ingin tahunya tentang ilmu ranah abstrak terkait dengan pergeseran makna kata, serta hubungan makna kata dalam
pengetahuan, teknologi, seni, pengembangan dari yang hubungan makna kata. teks lisan dan tulis.
budaya, dan humaniora dengan
dipelajarinya di sekolah secara 3.7 Menafsirkan sastra Melayu Klasik 4.7 Mengungkapkan kembali naskah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait mandiri dan mampu menggunakan (hikayat) lisan atau tulis. sastra Melayu Klasik (hikayat)
fenomena dan kejadian, serta metode sesuai dengan keilmuan. secara lisan atau tulis.
menerapkan pengetahuan prosedural 3.8 Menganalisis puisi bertema 4.8 Menulis puisi bertema sosial,
pada bidang kajian yang spesifik
sosial, budaya, dan kemanusian budaya, dan kemanusiaan
sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah. dengan memperhatikan struktur dengan memperhatikan
fisik (tipografi, diksi, imaji, strukturfisik (tipografi, diksi,
3.1 Menafsirkan informasi dari suatu 4.1 Mengubah informasi dari bentuk kata konkret, bahasa figuratif, imaji, kata konkret, bahasa
tabel dan atau grafik dengan tabel dan atau grafik ke dalam verifikasi: rima, ritme, dan figuratif, verifikasi: rima, ritme,
membaca intensif. bentuk uraian secara lisan atau metrum) dan struktur batin dan metrum) dan struktur batin
tertulis. puisi (tema, feeling, nada, dan puisi (tema, feeling, nada, dan
3.2 Menjelaskan informasi teks 4.2 Menulis teks naratif objektif amanat). amanat.
naratif objektif tentang riwayat tentang riwayat tokoh (sastra dan 3.9 Mengidentifikasi pendapat 4.9 Berdebat dengan tema ilmu
tokoh (sastra dan bahasa) bahasa) dengan memperhatikan narasumber dalam suatu debat pengetahuan, teknologi, seni,
dengan memperhatikan hal- hal-hal yang menarik dan patut yang bertema ilmu pengetahuan, budaya, dan atau humaniora
hal yang menarik dan perlu diteladani . teknologi, seni, budaya, dan atau atau tema lain yang relevan.
diteladani. humaniora.
3.3 Menerangkan informasi tentang 4.3 Menggunakan berbagai kategori 3.10 Menganalisis isi makalah 4.10 Menyajikan makalah bertema
kategori kata dalam teks. kata dalam kalimat secara lisan bertema ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, teknologi,
atau tertulis dalam teks. teknologi, seni, budaya, dan seni, budaya, dan
humaniora yang dipresentasikan. humaniora hasil
pengamatan (penelitian)
secara lisan dan tertulis.

160 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 161
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung
PENGETAHUAN KETERAMPILAN jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
3.11 Menganalisis berbagai jenis 4.11 Menyajikan laporan hasil analisis responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
klausa dalam teks ilmiah bertema jenis-jenis klausa dalam teks permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
pendidikan, lingkungan hidup, ilmiah bertema pendidikan, dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
sosial, dan atau budaya atau lingkungan hidup, sosial, dan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses
tema lain yang relevan. atau budaya secara lisan dan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
tertulis.
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
3.12 Mengidentifikasi berbagai jenis 4.12 Meringkas isi novel dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kalimat (aktif dan pasif, transitif menggunakan berbagai jenis
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
dan intransitif, verbal dan kalimat (aktif dan pasif, transitif
nominal, tunggal dan majemuk, dan intransitif, verbal dan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
mayor dan minor, langsung dan nominal, tunggal dan majemuk, proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
tidak langsung, versi dan inversi) mayor dan minor, langsung dan
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
dalam novel. tidak langsung, versi dan inversi).
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
3.13 Mengidentifikasi berbagai genre 4.13 Menyajikan hasil identifikasi
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
sastra berdasarkan periodisasi berbagai genre sastra
sastra Indonesia dari berbagai berdasarkan periodisasi sastra seperti dalam tabel berikut.
sumber. Indonesia secara lisan dan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tertulis KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.14 Menganalisis nilai-nilai (budaya, 4.14 Menyajikan hasil analisis PENGETAHUAN KETERAMPILAN
sosial, moral, agama, dan perbandingan nilai-nilai (budaya,
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
pendidikan) dalam satu atau sosial, moral, agama, dan menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
lebih cerita pendek pendidikan) dalam satu atau konseptual, procedural, berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
lebih cerita pendek secara lisan rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di sekolah
dan tertulis pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri dan mempu
3.15 Menganalisis nilai-nilai (budaya, 4.15 Mengungkapkan nilai-nilai budaya, dan humaniora dengan
menggunakan metode sesuai dengan
sosial, moral, agama, dan (budaya, sosial, moral, agama, wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan.
pendidikan) dalam novel. dan pendidikan) dalam novel
fenomena dan kejadian, serta
secara lisan dan tertulis. menerapkan pengetahuan procedural
3.16 Mengevaluasi pementasan 4.16 Mementaskan naskah drama pada bidang kajian yang spesifik
drama (langsung atau hasil yang berkaitan dengan sesuai dengan bakat dan minatnya
rekaman). kehidupan sehari-hari. untuk memecahkan masalah.
3.1 Merumuskan berbagai pendapat 4.1 Mempresentasikan makalah
dalam kegiatan seminar dan rumusan berbagai pendapat
Tingkatan VI Setara Kelas XII atau diskusi panel tentang ilmu tentang ilmu pengetahuan,
pengetahuan, teknologi, seni, teknologi, seni, budaya, dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum budaya, dan humaniora atau humaniora atau tema-tema lain
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) tema-tema lain yang relevan. yang relevan dalam seminar dan
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti atau diskusi panel.
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
mengamalkan

162 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 163
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mengidentifikasi informasi dalam 4.2 Menyusun laporan pelaksanaan
laporan pelaksanaan kegiatan kegiatan sekolah atau lingkungan
sekolah atau lingkungan tempat tempat tinggal.
tinggal.
3.3 Menganalisis kohesi dan 4.3 Menyusun artikel ilmiah dengan
koherensi dalam artikel ilmiah. memperhatikan kohesi dan
koherensi.
3.4 Mengulas isi dan unsur 4.4 Menyajikan ulasan isi dan unsur
kebahasaan sebuah novel. kebahasaan sebuah novel dalam
kegiatan bedah buku secara
lisan dan tertulis.
3.5 Mengidentifikasi kalimat dalam 4.5 Menyajikan sebuah teks dengan
berbagai ragam bahasa dalam berbagai ragam bahasa baik
teks lisan dan tulis. secara lisan maupun tulis.
3.6 Menganalisis unsur fisik dan 4.6 Mengalihwahanakan puisi
batin puisi terjemahan. terjemahan ke dalam bentuk
prosa.
3.7 Menelaah naskah sastra Melayu 4.7 Mengalihaksarakan teks
Klasik beraksara Arab-Melayu. sastra Melayu klasik
beraksara Arab- Melayu ke
dalam aksara Latin.
3.8 Mengidentifikasi isi dan unsur 4.8 Menulis laporan tentang isi dan
sebuah buku nonfiksi. unsur sebuah buku nonfiksi.

164 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 165
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Inggris sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan
A. Rasional budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Adapun, Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam berperan penting bagi pengembangan wawasan dan daya saing generasi muda
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan ditingkat internasional. Dengan kemampuan bahasa Inggris, peserta didik
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan wawasannya tentang ilmu pengetahuan,
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, teknologi, seni dan budaya yang berkembang di negara lain diseluruh dunia.
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan Sebaliknya, peserta didik juga dapat mulai belajar mengomunikasikan ilmu
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya yang berkembang di Indonesia ke
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam berbagai bangsa dan negara lain.
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan Bahasa Inggris juga memungkinkan siswa mulai mengenal nilai-nilai
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan luhur dan karakter positif yang berkembang di berbagai bangsa, belajar
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. menghargai, dan bahkan berupaya menirunya. Tidak dapat dipungkiri
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari bahwa bahasa Inggris juga memungkinkan masuknya berbagai hal negatif
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk ke bangsa ini. Namun dengan siswa belajar teks yang melibatkan
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat berbagai konteks budaya dan konteks situasi, siswa diharapkan mampu
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan meningkatkan kemampuan berpikir kritis sehingga mereka dapat menilai,
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di memilih, dan membuat keputusan yang tepat dalam menanggapi berbagai
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan informasi dalam berbagai situasi. Mereka diharapkan mampu
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas mempertimbangkan manfaat serta kerugian dari setiap tindakan yang
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dilakukan dalam mengatasi masalah dalam setiap situasi. Penguasaan
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah bahasa Inggris juga diharapkan menjadi kunci untuk belajar memperoleh
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang wawasan seluas-luasnya tentang cara mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi dihadapi siswa.
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai Konsep ‘genre’ pada Bahasa Inggris dipandang sangat tepat jika digunakan
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. sebagai dasar dalam merumuskan kompetensi yang hendak dicapai oleh
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab peserta didik, karena dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara hari. Genre merupakan bagaimana sebuah teks lisan, tulis, visual,
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan diorganisasikan untuk mencapai tujuan sosialnya. Genre merupakan
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka praktik sosial yang beroperasi pada tataran budaya, dan disebut konteks
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan budaya. Tujuan sosial dari tindakan komunikasi membentuk jenis teks.
mengacu dan melalui kontekstulisasi

166 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 167
Pencapaian kompetensi tersebut perlu dijadikan acuan dalam Berikut ruang lingkup kompetensi dan materi Bahasa dan Sastra Inggris.
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris di Pendidikan Kesetaraan KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI
Paket C setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam Tingkatan V Setara Kelas X dan XI • Teks-teks: iklan, recount, naratif,
pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan • Mensyukuri nikmat belajar Bahasa proverb, riddle, lagu, brosur, leaflet,
kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan Inggris sebagai alat komunikasi banner, pamphlet, factual report,
atau kecakapan dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek untuk lingkup internasional biografi, eksposisi hortatory, puisi,
pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan • Menunjukkan perilaku yang diskusi dan reviuw dalam wacana
keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar berterima dalam lingkungan interpersonal, transaksional, dan
kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada personal, sosial budaya, dan fungsional pada tataran literasi
standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam akademik; informasional
pendidikan formal. • Mengidentifikasi fungsi sosial, • Struktur teks interpersonal,
struktur teks dan unsur kebahasaan transaksional, dan
B. Tujuan dari teks agak panjang dalam fungsional
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, kehidupan dan kegiatan peserta • Keterampilan mendengarkan,
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang didik sehari-hari berbicara, membaca, dan menulis
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau • Komunikasi interpersonal, teks interpersonal, transaksional,
ekstrakurikuler. Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris di Paket B dan Paket transaksional, dan fungsional dan fungsional yang tercakup
C adalah sama yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar tentang diri sendiri, keluarga, orang • Unsur-unsur kebahasaan
memiliki kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, lain, dan objek kongkrit dan • Frasa kompleks
transaksional, dan fungsional. Kompetensi ini dikembangkan melalui imajinatif, yang terdekat dengan • Modalitas: alternatif pembeda
pembelajaran yang membimbing peserta didik untuk dapat menggunakan kehidupan dan kegiatan peserta lebih samar satu dengan yang
berbagai teks berbahasa Inggris lisan dan tulis, secara runtut dengan didik sehari-hari lainnya
menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima, tentang berbagai di rumah, satuan pendidikan, dan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif serta masyarakat, serta terkait dengan mata
pelajaran lain
menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di
• Menyusun teks lisan dan tulis,
lingkungan rumah, satuan pendidikan, dan masyarakat. agak panjang dengan
Perbedaannya adalah pada cakupan jenis teks dan tingkat kompleksitas menggunakan struktur teks dan
teks yang hendak dicapai. Mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang unsur kebahasaan secara akurat
pendidikan Paket B bertujuan mengenalkan teks-teks pendek dan dan berterima
sederhana yang menjadi dasar untuk mempelajari teks-teks yang lebih • Menyunting teks tulis, agak
panjang dan lebih kompleks di Paket C. Hanya saja pada paket B dan C panjang dengan menggunakan
kegiatan dan materi yang ada pada Kompetensi Dasar (KD) lebih struktur teks dan unsur
kebahasaan
dikontekstualisasikan dengan kebutuhan peserta didik dan karakterisitik
• Menggunakan unsur kebahasaan
layanannya. secara akurat, berterima, dan
C. Ruang Lingkup lancar
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga secara spontan
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan Tingkatan VI Setara Kelas XII
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. • Mensyukuri nikmat belajar Bahasa
Inggris sebagai alat komunikasi
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
untuk lingkup internasional
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal • Menunjukkan perilaku yang
ini sangat diperlukan. berterima dalam lingkungan
personal, sosial budaya, akademik,
dan profesi;
• Mengidentifikasi fungsi sosial,

168 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 169
struktur teks dan unsur kebahasaan
dari teks, agak panjang dalam
kehidupan dan
kegiatan peserta didik sehari-hari

168 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 169
KOMPETENSI RUANG LINGKUP MATERI Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
• Komunikasi interpersonal, materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
transaksional, dan fungsional rumusan kalimat.
tentang diri sendiri, keluarga, orang
lain, dan objek kongkrit dan Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
imajinatif, yang terdekat dengan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
kehidupan dan kegiatan peserta
didik sehari-hari
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
di rumah, satuan pendidikan, dan
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
masyarakat, serta terkait dengan mata sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
pelajaran lain dan dunia kerja mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
• Menyusun teks lisan dan tulis, sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
agak panjang dengan disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
menggunakan struktur teks dan damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
unsur kebahasaan secara akurat berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
dan berterima lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
• Menyunting teks tulis, agak bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
panjang dengan menggunakan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
struktur teks dan unsur teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan
kebahasaan pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik
• Menggunakan unsur kebahasaan pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
secara akurat, berterima, dan peserta didik.
lancar
secara spontan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
Kurikulum pada Kesetaraan pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan seperti dalam tabel berikut.
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam PENGETAHUAN KETERAMPILAN
praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan prosedural berdasarkan rasa ingin abstrak terkait dengan pengembangan
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan tahunya tentang ilmu pengetahuan, dari yang dipelajarinya di satuan
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan teknologi, seni, budaya, dan pendidikan secara mandiri, dan
humaniora dengan wawasan mampu menggunakan metode sesuai
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan kemanusiaan, kebangsaan, kaidah keilmuansatuan pendidikan.
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih kenegaraan, dan peradaban terkait
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi penyebab fenomena dan kejadian,
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan spesifik sesuai dengan bakat dan
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk minatnya untuk memecahkan
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan masalah.
pengembangan pendidikan.

170 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 171
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Membedakan fungsi sosial, 4.1 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan beberapa teks khusus sosial, struktur teks, dan unsur
dalam bentuk formulir isian kebahasaan teks khusus dalam
yang digunakan di perusahaan/ bentuk formulir isian yang
bank/instansi lain sesuai konteks digunakan di perusahaan/ bank/
penggunaannya. instansi lain, terkait jati diri
dan informasi yang relevan.
3.2 Menerapkan fungsi sosial, 4.2 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan
kebahasaan teks interaksi tulis yang melibatkan
transaksional lisan dan tulis tindakan
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
informasi terkait keharusan terkait keharusan melakukan
melakukan suatu tindakan/ suatu tindakan/kegiatan pada
terkait kegiatan pada waktu waktu yang akan datang,
yang akan datang, saat ini, saat ini, atau waktu lampau,
atauwaktu lampau, sesuai dengan memperhatikan fungsi
dengan konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan
(Perhatikan unsur kebahasaan unsur kebahasaan yang
should+(simple), should+ benar dan sesuai konteks.
(continuous),
should+(perfect)).
3.3 Menerapkan fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan yang melibatkan tindakan
teks interaksi transaksional memberi dan meminta informasi
lisan dan tulis dalam memberi terkait tindakan/ kegiatan/
dan meminta informasi terkait kejadian yang akan, sedang,
tindakan/ kegiatan/kejadian dan telah dilakukan/ terjadi
yang akan, sedang, dan telah di waktu yang akan
dilakukan/ terjadi di waktu datang,
yang dengan memperhatikan
akan datang, sesui dengankonteks fungsi sosial, struktur teks,
penggunaannya(Perhatikan dan unsur kebahasaan yang
unsur kebahasaan will+(simple), benar dan
will+(continuous), will+(perfect)). sesuai konteks.
3.4 Menerapkan fungsi sosial, 4.4 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan yang melibatkan tindakan
teks interaksi transaksional memberi dan meminta
lisan dan tulis dalam memberi informasi yang mengandung
dan meminta informasi hubungan setara antara dua
terkait hubungan setara benda/tindakan, dengan
antara dua benda/ tindakan, memperhatikan fungsi sosial,

172 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 173
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.5 Membedakan fungsi sosial, 4.5 Teks recount dalam
struktur teks, dan unsur bentuk biografi
kebahasaan teks recount lisan dan 4.5.1 Menangkap makna secara
tulis dalam bentuk biografi kontekstual terkait fungsi
terkait tokoh terkenal, sesuai sosial, struktur teks, dan
dengan konteks unsur kebahasaan teks
penggunaannya. recount lisan dan tulis, dalam
bentuk biografi terkait tokoh
terkenal.
4.5.2 Menyusun teks recount
lisan dan tulis, dalam bentuk
biografi, terkait tokoh terkenal
dengan memperhatikan
fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan,
secara benar dan sesuai
konteks.
3.6 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.6 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis
teks interaksi transaksional yang melibatkan tindakan
lisan dan tulis dalam memberi memberi dan meminta
dan meminta informasi terkait informasi terkait kecukupan
kecukupan untuk dapat/tidak untuk dapat/tidak dapat
dapat melakukan/ menjadi melakukan/menjadi sesuatu,
sesuatu, sesuai dengan konteks dengan memperhatikan fungsi
penggunaannya. (Perhatikan sosial, struktur teks, dan unsur
unsur kebahasaan too kebahasaan yang benar dan
... to ..., ... enough to...) sesuai konteks.
3.7 Membedakan fungsi sosial, 4.7 Iklan kegiatan (event)
struktur teks, dan unsur 4.7.1 Menangkap makna secara
kebahasaan beberapa teks kontekstual terkait fungsi
khusus dalam bentuk iklan sosial, struktur teks dan
terkait kegiatan (event), sesuai unsur kebahasaan teks khusus
dengan konteks dalam bentuk iklan kegiatan
penggunaannya. (event).
4.7.2 Menyusun teks khusus dalam
bentuk iklan kegiatan (event), lisan
dan tulis, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan secara
benar
dan sesuai konteks.
3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Teks report
struktur teks, dan unsur 4.8.1 Menangkap makna secara

172 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 173
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4.8.2 Menyusun teks report lisan
dan tulis, terkait teknologi
yang tercakup dalam mata
pelajaran lain di Kelas X,
dengan memperhatikan fungsi
sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan, secara
benar dan sesuai konteks.
3.9 Menafsirkan fungsi sosial, 4.9 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan teks khusus dalam sosial, struktur teks, dan unsur
bentuk proverb dan riddle, kebahasaan teks khusus dalam
terkait kehidupan di bentuk proverb dan riddle
lingkungannya sesuai dengan terkait
konteks penggunaannya. kehidupan di lingkungannya.
3.10 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.10 Menangkap makna secara
unsur kebahasaan lirik lagu. kontekstual terkait fungsi
sosial dan unsur kebahasaan
lirik lagu.
3.11 Menerapkan fungsi sosial, 4.11 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur interpersonallisan dan
kebahasaan teks interaksi tulisyang melibatkan
interpersonal lisan dan tulis tindakan menyarankan
dalam dalam menyarankan untuk untuk melakukan atau tidak
melakukan atau tidak melakukan melakukan sesuatu dengan
sesuatu dengan penjelasan, dan penjelasan,dan meresponnya
meresponsnya, sesuai dengan dengan memperhatikan fungsi
konteks penggunaannya. sosial, struktur teks,dan unsur
kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
3.12 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.12 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan transaksional lisan dan tulis
teks interaksi transaksional yang melibatkan tindakan
lisan dan tulis dalam memberi memberi dan meminta
dan meminta informasi terkait informasi terkait
tindakan/ kegiatan/kejadian yang tindakan/kegiatan/ kejadian
sudah/telah dilakukan/terjadi yang sudah/telah dilakukan/
dikaitkan dengan satu titik terjadi dikaitkan dengan satu
waktu di waktu lampau, saat titik waktu di waktu lampau,
ini, dan waktu yang akan saat ini, dan waktu yang akan
datang, sesuai dengan konteks datang, dengan memperhatikan
penggunaannya. (Perhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan past perfect, unsur kebahasaan yang benar

174 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 175
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.13 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.13 Menyusun teks interaksi
teks, dan unsur kebahasaan teks transaksional lisan dan tulis
interaksi transaksional lisan dan yang melibatkan tindakan
tulis dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
informasi terkait rencana yang terkait rencana yang akan datang
akan datang dengan kondisi dengan kondisi tertentu dengan
tertentu, sesuai dengan konteks memperhatikan fungsi sosial,
penggunaannya. (Perhatikan unsur struktur teks, dan unsur
kebahasaan if dalam present tense). kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
3.14 Menafsirkan fungsi sosial, 4.14 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan teks khusus dalam sosial, struktur teks, dan unsur
bentuk poem, lisan dan tulis, kebahasaan teks khusus dalam
sesuai dengan konteks bentuk poem.
penggunaannya.
3.15 Membedakan fungsi sosial, 4.15.Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait dengan fungsi
kebahasaan teks naratif lisan sosial, struktur teks, dan unsur
dan tulis terkait cerita pendek, kebahasaan teks naratif, lisan
sesuai dengan konteks dan tulis, terkait cerita pendek.
penggunaannya.
3.16 Menerapkan fungsi sosial, 4.16 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis yang
kebahasaan teks interaksi melibatkan tindakan memberi dan
transaksional lisan dan tulis meminta informasi melalui
dalam memberi dan meminta telepon terkait acara, tawaran,
informasi melalui telepon janji dan reservasi dengan
terkait acara, tawaran, janji dan memperhatikan fungsi sosial,
reservasi, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur
penggunaannya. kebahasaan yang benar dan
sesuai konteks.
3.17 Membedakan fungsi sosial, 4.17 Brosur, leaflet, banner, dan
struktur teks, dan unsur pamflet
kebahasaan teks khusus dalam 4.17.1 Menangkap makna secara
bentuk brosur, leaflet, banner, kontekstual terkait fungsi
dan pamflet, terkait promosi sosial, struktur teks, dan
barang/jasa/kegiatan sesuai unsur kebahasaan brosur,
dengan konteks penggunaannya. leaflet, banner, dan pamflet
terkait
promosi barang/jasa/kegiatan.
4.17.2 Menyusun teks khusus brosur,
leaflet, banner, dan pamflet
terkait promosi barang/jasa/

174 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 175
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
3.18 Menerapkan fungsi sosial, struktur 4.18 Menyusun teks interaksi transak- pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
teks, dan unsur kebahasaan teks sional lisan dan tulis yang melibat- lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
interaksi transaksional lisan dan kan tindakan memberi dan memin- seperti dalam tabel berikut.
tulis dalam memberi dan meminta ta informasi terkait pemberian
informasi terkait pemberian contoh, dengan memperhatikan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
contoh, sesuai dengan konteks fungsi sosial, struktur teks, dan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
penggunaannya. (Perhatikan unsur unsur kebahasaan yang benar dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kebahasaan for example, such as). sesuai konteks. 3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyajidalam
3.19 Membedakan fungsi sosial, 4.19 Teks hortatory exposition analisis pengetahuan faktual, ranah konkret dan ranah abstrak
struktur teks, dan unsur 4.19.1 Menangkap makna secara konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan
kebahasaan teks hortatory kontekstual terkait fungsi rasa ingin tahunya tentang ilmu dari yang dipelajarinya di satuan
exposition lisan dan tulis terkait sosial, struktur teks, dan pengetahuan, teknologi, seni,
pandangan/pendapat mengenai unsur kebahasaan teks pendidikan secara mandiri, dan
budaya, dan humaniora dengan
topik yang hangat dibicarakan hortatory exposition lisan mampu menggunakan metode sesuai
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
umum, argumentasi pendukung, dan tulis, terkait isu aktual. kenegaraan, dan peradaban terkait kaidah keilmuan
serta saran, sesuai dengan 4.19.2 Menyusun teks hortatory expo- penyebab fenomena dan kejadian,
konteks penggunaannya. sition lisan dan tulis, terkait serta menerapkan pengetahuan
isu aktual dengan prosedural pada bidang kajian yang
memperhatikan fungsi sosial, spesifik sesuai dengan bakat dan
struktur teks, dan unsur minatnya untuk memecahkan masalah
kebahasaan, secara benar 3.1 Menerapkan fungsi sosial, 4.1 Menyusun teks interaksi
dan sesuai konteks.
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulisyang
3.20 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.20 Menangkap makna secara kebahasaan melibatkan tindakanmemberi
unsur kebahasaan lirik lagu. konteks- tual terkait dengan fungsi
teks interaksi transaksional dan memintainformasi terkait
sosial dan unsur kebahasaan lirik
lagu. lisan dan tulis dalam hubungan sebab akibat dengan
memberi dan meminta memperhatikan fungsisosial,
Tingkatan VI Setara Kelas XII informasi terkait hubungan struktur teks,dan unsur
sebab akibat, sesuai kebahasaan yang benardan sesuai
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dengan konteks penggunaannya. konteks
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) (Perhatikan unsur kebahasaan
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti such ... that; so ... that)
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan 3.2 Menerapkan fungsi sosial, 4.2 Menyusun teks interaksi
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta informasi
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas dalam memberi dan meminta terkait benda dengan pewatas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan informasi terkait benda dengan berupa sifat dan jenis, dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan pewatas berupa sifat dan memperhatikan fungsi sosial,
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan jenis, sesuai dengan konteks struktur teks, dan unsur
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), penggunaannya. (Perhatikan kebahasaan yang benar dan
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan unsur kebahasaan prepositional sesuai konteks
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, phrase, adjective clause: finite
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. dan non-finite)

176 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 177
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menerapkan fungsi sosial, 4.3 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta
dalam memberi dan meminta informasi terkait keterangan
informasi terkait keterangan (circumstance), dengan
(circumstance), sesuai dengan memperhatikan fungsi sosial,
konteks penggunaannya. struktur teks, dan unsur
(Perhatikan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan
klausa finite atau klausa non- sesuai konteks
finite)
3.4 Menerapkan fungsi sosial, 4.4 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan
kebahasaan teks interaksi tulis yang melibatkan
transaksional lisan dan tulis tindakan
dalam memberi dan meminta memberi dan meminta informasi
informasi terkait pengandaian terkait pengandaian terjadinya/
terjadinya/dilakukannya sesuatu dilakukannya sesuatu yang
yang tidak nyata pada saat ini tidak nyata pada saat ini dan
dan pada waktu lampau, sesuai pada waktu lampau, dengan
dengan konteks penggunaannya. memperhatikan fungsi sosial,
(Perhatikan unsur kebahasaan struktur teks, dan unsur
conditional: past dan past kebahasaan yang benar dan
perfect) sesuai konteks
3.5 Menerapkan fungsi sosial, 4.5. Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta
dalam memberi dan meminta informasi terkait hubungan
informasi terkait hubungan pertentangan dan kebalikan,
pertentangan dan kebalikan, dengan memperhatikan fungsi
sesuai dengan konteks sosial, struktur teks, dan
penggunaannya. (Perhatikan unsur kebahasaan yang
unsur kebahasaan even if ..., benar dan sesuai konteks
unless ..., however, on the
other hand, in contrast,

178 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 179
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.6 Membedakan fungsi sosial, 4.6 Teks pembahasan
struktur teks, dan unsur ilmiah(discussion)
kebahasaan teks pembahasan 4.6.1 Menangkap makna secara
ilmiah (discussion) lisan dan kontekstual terkait fungsi
tulis terkait pembahasan isu sosial, struktur teks,
kontrovesial dan aktual dari dan unsur kebahasaan
beberapa (minimal dua) sudut teks pembahasan ilmiah
pandang, sesuai dengan konteks (discussion) lisan dan tulis,
penggunaannya terkait isu kontroversial dan
aktual
4.6.2 Menyusun pembahasan
ilmiah (discussion) lisan dan
tulis, terkait isu kontroversial
dan aktual, dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan secara benar
dan
sesuai konteks
3.7 Menerapkan fungsi sosial, 4.7 Menyusun teks interaksi
struktur teks, dan unsur transaksional lisan dan tulis
kebahasaan teks interaksi yang melibatkan tindakan
transaksional lisan dan tulis memberi dan meminta
dalam memberi dan meminta informasi terkait konsesi,
informasi terkait konsesi, sesuai dengan memperhatikan fungsi
dengan konteks penggunaannya. sosial, struktur teks, dan unsur
(Perhatikan unsur kebahasaan kebahasaan yang benar dan
even though, although) sesuai konteks
3.8 Membedakan fungsi sosial, 4.8 Menangkap makna secara
struktur teks, dan unsur kontekstual terkait fungsi
kebahasaan beberapa teks ulasan sosial, struktur teks, dan
(review) lisan dan tulis terkait unsur
film/buku/cerita, sesuai dengan kebahasaan teks ulasan (review),
konteks penggunaannya lisan dan tulis, terkait film/buku/
cerita
3.9 Menafsirkan fungsi sosial dan 4.9 Menangkap makna secara
unsur kebahasaan lirik lagu kontekstual terkait fungsi sosial

178 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA DAN SASTRA INGGRIS 179
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi kurikulum

BAHASA ARAB 181

180 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C


pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam B. Tujuan
lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus dan/atau ekstrakurikuler.
sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia
kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi Pembelajaran bahasa Arab pada pendidikan kesetaraan memiliki tujuan
komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi
ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. Kompetensi ini mengarahkan peserta didik melalui berbagai bentuk teks
berbahasa Arab lisan dan tulis, secara runtut dengan unsur kebahasaan
Dengan demikian program paket C mata pelajaran bahasa Arab, pada yang akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan
tingkatan V setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII prosedural, serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam
penting diarahkan pada pembentukan kompetensi untuk melaksanakan konteks kehidupan di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
fungsi sosial. Kompetensi ini dicapai dengan menggunakan teks yang Peserta didik dituntut dapat melakukan berbagai kegiatan pembelajaran
memiliki struktur dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai yang produktif, kreatif dan inovatif yang sejalan dengan kegiatan
dengan tujuan dan konteks komunikatif dalam berbahasa Arab. sainstifik.
Selain perubahan pada rumusan kompetensi, dalam implementasi Setelah mempelajari Bahasa Arab, peserta didik diharapkan mampu menggunakan
Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan juga memastikan bahwa beragam fungsi sosial kebahasaan untuk berkomunikasi baik lisan maupun
proses pembelajaran terpusat pada peserta didik. Pembelajaran tidak tulis dalam berbagai situasi dan topik dengan menggunakan bahasa Arab
terfokus hanya pada pengetahuan konseptual, tidak berbasis hanya pada sederhana. Kompetensi yang harus dicapai mencakup pengetahuan dan
buku teks, dan tidak hanya menggunakan bahasa tulis. Keempat keterampilan berbahasa. Pengetahuan yang harus dimiliki adalah tentang unsur-
kecenderungan arah implementasi kurikulum tersebut, telah menghasilkan unsur penunjang kebahasaan yaitu fonetik/pelafalan, kosakata, struktur
prosedur belajar yang paling lazim diterapkan selama ini, yaitu diawali gramatikabahasa Arabdan pengetahuan lintas budaya. Sedangkan empat
dengan memahami penjelasan pendidik tentang aturan dan konsep yang keterampilan berbahasa yang diajarkan meliputi menyimak, berbicara,
terdapat dalam buku teks.Kemudian diikuti latihan penerapan konsepsecara membaca dan menulis.
tertulis. Sebagai gantinya Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan
menerapkan pendekatan Competency Based Learning, Contextual Based C. Ruang Lingkup
Learning, Problem Based Learning, dan/atau Experimental Learning, yang lebih Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
sesuai dengan proses belajar manusia secara alami di dunia nyata dan di sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
pendidikan nonformal. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
mata pelajaran Bahasa Arab di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab Ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab untuk tingkatan V setara kelas
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII di pendidikan kesetaraan
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu sebagaimana tertera pada tujuan pembelajaran adalah mencakup aspek
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi pengetahuan kebahasaan dan aspek keterampilan berbahasa, dengan
ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap memperhatikan hal- hal sebagai berikut:
harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.

182 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 183


1. Unsur pengetahuan kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-
bermanfaat dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
yang terkait dengan fungsi sosial berbahasa. berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
2. Unsur penunjang kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
dalam konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses
hubungan fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pendidik, teman, dan orang di sekitarnya. pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
3. Unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-wacana memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis. kebutuhan dan kondisi peserta didik.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
sebagaimana terdapat dalam pendidikanformal. seperti dalam tabel berikut.
Kontektualisasidilakukanagarmudahdioperasionalisasikan dan diwujudkan di
dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih dan metakognitif berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, bertindak secara
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai pengetahuan, teknologi, seni,
efektif dan kreatif, serta mampu
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan budaya, dan humaniora dengan
menggunakan metoda sesuai kaidah
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan.
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan penyebab fenomena dan kejadian,
pengembangan pendidikan. serta menerapkan pengetahuan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan dan minatnya untuk
kalimat. memecahkan masalah.
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
3.1 Mendemonstrasikan tindak tutur 4.1 Menggunakan ungkapan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum menyapa (salam, menanyakan salam, menanyakan keadaan,
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) keadaan), memperke-nalkan memperkenalkan diri (ta’aruf),
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti diri (ta’aruf), mengucapkan meng-ucapkan terimakasih
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan teri-makasih (taqdim al-syukr), (taqdimal- syukr), meminta
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap meminta maaf (al-isti’fa), dan maaf (alisti’fa), dan
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, berpamitan (wada’an), dan cara- berpamitan (wada’an), secara
disiplin,tanggung jawab, peduli cara meresponnya. sederhana
dengan memperhatikan penutur
asli.

184 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 185


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mengemukakan jati diri 4.2 Menjelaskan jati diri (huwiyah)
(huwiyah) sesuai konteks sesuai konteks penggunanya
penggunanya. dan dituturkan dengan
memperhatikan penutur
asalinya. (mutahaddits qoumy).
3.3 Mengemukakan nama hari 4.3 Menggunakan teks sederhana
(asmaal-ayyam), bulan terkait nama hari (asma al-
(syuhural-hijriyahmiladiyah), ayyam), bulan (syuhur al-
nama waktu dalam hari hijriyah/fgggimiladiyah), nama
(shobah, waktu dalam hari (shobah,
nahar, masalailah), waktu dalam nahar, masa, lailah), waktu
bentuk angka (sa’ah) sesuai dalam bentuk angka (sa’ah),
dengan konteks penggunaannya. sesuai konteks, dan dituturkan
sesuai dengan penutur asli.
3.4 Menunjukkan bangunan publik 4.4 Menggunakan teks sederhana
(al- mabanial- ‘ammah) yang terkait dengan bangunan publik
dekat dengan kehidupan siswa (al- mabanial-‘ammah) yang
sehari-harisesuai dengan konteks dekat dengan kehidupan siswa
penggunaannya. sehari-hari, sesuai konteks dan
sesuai dengan penuturaslinya.
3.5 Menggambarkan sifat 4.5 Menjelaskan teks sederhana
orang (sifat al-insan)sesuai terkait sifat orang (sifat al-insan)
dengan konteks sesuai konteks dan sesuai
penggunaannya. dengan penutur aslinya.
3.6 Membedakan aktivitas 4.6 Menggunakan teks sederhana
(ansyithah) orang dan fungsi terkait dengan aktivitas
(wadhaif) benda/alatsesuai (ansyithah) orang dan fungsi
dengan konteks penggunaannya (wadhaif) benda/alat, sesuai
konteks dan diungkapkan, sesuai
dengan penutur asli.
3.7 Menyatakan deskripsi orang 4.7 Menjelaskan deskripsi orang
(washf al-insan) secara (washfal- insan), secara
sederhana sesuai dengan konteks sederhana sesuai konteks dan
penggunaannya. diungkapkan, sesuai dengan
penutur asli.
3.8 Menentukan peribahasa Arab 4.8 Menjelaskan peribahasa Arab
yang sederhana. secara sederhana.

186 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 187


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.9 Mengemukakan tindak tutur 4.9 Menggunakan teks sederhana
untuk meminta perhatian yang berisi meminta perhatian
(mulahazhat), mengecek (mulahadhat), mengecek
pemahaman (al-isti’ab), dan pemahaman (al-isti’ab), dan
meminta dan mengungkapkan meminta dan mengungkapkan
pendapat (taqdim al-ara) secara pendapat (taqdim al araa) sesuai
sederhana sesuai dengan konteks dan diungkapkan, sesuai
konteks penggunaannya. dengan penutur asli.
3.10 Mendemontrasikan tindak 4.10 Menggunakan teks sederhana
tutur tentang kemampuan (al- terkait kemampuan (al- kafaah)
kafaah) dan kemauan (al-iradah) dan kemauan (al-iradah)
melakukan suatu tindakan melakukan suatu tindakan
(al‘amal) sesuai dengan konteks (al amal) sesuai konteks
penggunaannya. dan diungkapkan, sesuai
dengan penutur asli.
3.11 Membedakan ungkapan minta 4.11 Menggunakan teks sederhana
ijin (isti’dzan), menyuruh berisi tindakan minta ijin
(al-amr), dan melarang (al- (isti’dzan), menyuruh (al-amr),
nahyu) sesuai dengan konteks melarang (al-nahyu) sesuai
penggunaannya. konteks dan diungkapkan, sesuai
dengan penutur asli.
3.12 Menentukan ucapan selamat 4.12 Menggunakan teks sederhana
(tahni’ah) sesuai dengan konteks berisi ucapan selamat (tahni’ah)
penggunaannya. sesuai konteks, dan dituturkan
sesuai dengan penutur asli.
3.13 Mengemukakan tindak 4.13 Menggunakan teks sederhana
tutur yang menyatakan dan berisi tindakan memberi dan
menanyakan tindakan/kejadian meminta informasi terkait
yang dilakukan/terjadi di waktu dengan tindakan/kejadian yang
lampau (al-madli) sesuai dengan dilakukan/terjadi di waktu
konteks penggunaannya. lampau (al-madli) sesuai konteks,
dan dituturkan sesuai dengan
penutur asli.
3.14 Mengemukakan tindak 4.14 Menggunakan teks sederhana
tutur yang menyatakan dan berisi tindakan menyatakan dan
menanyakan tindakan/kejadian menanyakan tentang tindakan/
yang sedang dilakukan/terjadi kejadian yang sedang dilakukan/
(mudlari’) sesuai dengan konteks terjadi (mudlari’) sesuai konteks,
penggunaannya. dan dituturkan sesuai dengan
penutur asli.

186 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 187


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik
PENGETAHUAN KETERAMPILAN pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik.
3.15 Mengemukakan tindak 4.15 Menggunakan teks sederhana
tutur yang menyatakan dan berisi tindakan memberi dan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
menanyakan perbandingan meminta informasi terkait proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
jumlah (muqaranah al- dengan perbandingan jumlah kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
adad) sesuai dengan konteks (muqaranah al-‘adad) sesuai pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
penggunaannya. konteks dan dituturkan sesuai lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
dengan penutur asli. seperti dalam tabel berikut.
3.16 Mengemukakan tindak 4.16 Memproduksi teks sederhana
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tutur yang menyatakan dan berisi tindakan memberi dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
menanyakan tentang deskripsi meminta informasi terkait
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
benda (sifat al-maddah), secara dengan keberadaan benda (sifat
sederhana sesuai dengan al-maddah), sesuai konteks, 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji,
konteks penggunaannya. dan dituturkan sesuai dengan dan mengevaluasi pengetahuan dan mencipta dalam ranah
faktual, konseptual, prosedural, konkret dan ranah abstrak
penutur asli.
dan metakognitif berdasarkan terkait dengan
3.17 Menunjukkan ungkapan berisi 4.17 Menjelaskan pesan singkat dan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya
pesan singkat dan pengumuman/ pengumuman/pemberitahuan pengetahuan, teknologi, seni,
di sekolah secara mandiri serta
pemberitahuan (al-akhbar aw (al-akhbar aw al-ma’lumat), budaya, dan humaniora dengan
bertindak secara efektif dan kreatif,
al-ma’lumat), dengan memberi lisan dan tulis secara sederhana wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda
dan meminta informasi terkait tentang kegiatan lembaga sesuai
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan.
kegiatan lembaga /PKBM/SKB/ konteks, dan dituturkan sesuai
serta menerapkan pengetahuan
LKP sesuai dengan konteks dengan penutur asli.
prosedural pada bidang kajian yang
penggunaannya. spesifik sesuai dengan bakat dan
3.18Menyatakan kembali syair atau 4.18 Menjelaskan syair atau lagu Arab minatnya untuk memecahkan masalah.
lagu bahasa Arab sangat singkat sangat sederhana. 3.1 Memberi contoh ungkapan 4.1 Menggunakan teks sederhana
dan sederhana. sederhana yang menyatakan berisi harapan (roja’) atas suatu
harapan (roja’) atas suatu kebahagiaan dan prestasisesuai
Tingkatan VI Setara Kelas XII kebahagiaan dan prestasi sesuai konteks dan diungkapkan, sesuai
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum dengan konteks penggunaannya. dengan penutur asli.
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) 3.2 Menyatakan kembali ungkapan 4.2 Menggunakan teks sederhana
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sederhana terkait persetujuan berisi ungkapan tindakan
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan (muwafaqah) sesuai dengan memberi dan meminta informasi
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap konteks penggunaannya. terkait persetujuan (muwafaqah)
melakukan suatu tindakan/
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
kegiatan sesuai konteks, dan
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
dituturkan sesuai dengan penutur
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas asli.
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect

188 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA ARAB 189


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menentukan ungkapan terkait 4.3 Menggunakan teks sederhana
maksud (al-maqashid) dan tujuan berisi ungkapan tindakan
(al-ahdaf) melakukan suatu memberi dan meminta informasi
tindakan/kegiatan sesuai dengan terkait maksud (al-maqashid)
konteks penggunaannya. dan tujuan (al-ahdaf) melakukan
suatu tindakan/kegiatan sesuai
konteks dan dituturkan meniru
penutur asli.
3.4 Membedakan ungkapan 4.4 Menggunakan teks sederhana
sederhana terkait menyuruh berisi ungkapan menyuruh (al-
(al-amr) dan melarang (al-nahyu) amr) dan melarang (al-nahyu)
melakukan suatu tindakan/ melakukan suatu tindakan/
kegiatansesuai dengan konteks kegiatan sesuai konteks dan
penggunaannya. dituturkan meniru penutur asli.
3.5 Menentukan isi teks cerita 4.5. Menjelaskan teks naratif
(al-qashash) pendek dan sederhana secara lisan dan tulis,
sederhanasesuai dengan konteks terkait teks cerita (al-qashash)
penggunaannya. sesuai konteks.
3.6 Membedakan iklan (al- 4.6 Menentukan informasi dalam
i’lan), sesuai dengan konteks teks iklan (al-i’lan) sesuai
penggunaannya. konteks.
3.7 Menyatakan kembali kisah-kisah 4.7 Menjelaskan teks-teks
teladan dalam bahasa Arab kisah teladan dalam
sangat sederhana. bahasa Arab sangat
sederhana.

190 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 191


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan
PENDIDIKAN KESETARAAN dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus
Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia
Jenjang : Paket C Setara kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi
SMA/MA komunikasi di abad 23. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi
ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
A. Rasional
Pembelajaran bahasa Mandarin pada ranah pendidikan kesetaraan,
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan memiliki arti penting untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, diri dalam menyesuaikan perkembangan dan kemajuan masyarakat global.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam Dengan pendekatan-pendekatan pembelajaran implementatif, aplikatif,
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan praktis, dan kontekstual dalam pembelajaran bahasa Mandarin akan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan membentuk kompetensi penggunaan fungsi sosial bahasa. Kompetensi itu
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, memiliki struktur dan unsur kebahasaan yang benar sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan dan konteks komunikatifnya.
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam Proses pembelajaran berbasis genre, berarti berdasarkan pada ketentuan
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan dan rumusan yang rinci tentang fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan kebahasaan yang perlu dicakup sesuai dengan tujuan dan konteks
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. penggunaannya. Pendekatan ini terdiri atas 5 (lima) dimensi, yaitu:
kompetensi wacana, kompetensi sosio-kultural, kompetensi aksional,
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari kompetensi kebahasaan, dan kompetensi strategi.
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat Selain perubahan pada rumusan kompetensi, dalam implementasi
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan juga memastikan bahwa
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan proses pembelajaran terpusat pada peserta didik. Pembelajaran tidak
di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan terfokus hanya pada pengetahuan konseptual, tidak berbasis hanya pada
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas buku teks, dan tidak hanya menggunakan bahasa tulis. Kecenderungan
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk arah implementasi kurikulum tersebut, telah menghasilkan prosedur
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah belajar yang paling lazim diterapkan selama ini, yaitu diawali dengan
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang memahami penjelasan pendidik tentang aturan dan konsep yang terdapat
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi dalam buku teks.Kemudian diikuti latihan penerapan konsepsecara
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai tertulis. Sebagai gantinya, Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. menerapkan pendekatan Competency Based Learning, Contextual Based
Learning, Problem Based Learning, dan/atau Experimental Learning,
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
yang lebih sesuai dengan proses belajar manusia dewasa secara alami di
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dunia nyata dan dipendidikan nonformal.
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka
pengembangan kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan
mengacu dan melalui

192 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 193


Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 4. Memiliki kompetensi komunikatif yang baik dalam wacana lisan
mata pelajaran Bahasa Jepang di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara maupun wacana tulis untuk diterapkan dalam mencapai kemandirian
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan dan keterampilan hidup di masyarakat.
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab C. Ruang Lingkup
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
B. Tujuan Mata pelajaran Bahasa Mandarin untuk tingkatan V setara kelas X dan XI,
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, dan tingkatan VI setara kelas XII di pendidikan kesetaraan dalam hal ini
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang memuat materi-materi yang sejalan dengan pendidikan formal sehingga
dicapai dicapai melaluiprosespembelajaranintrakurikuler, kokurikuler, dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan
dan/atauekstrakurikuler. Kurikulum mata pelajaran Bahasa Mandarin pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus
dirancang untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada
kemampuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki aspek pembelajaran. Materi- materi pembelajaran Bahasa Mandarin
kompetensi komunikatif dalamwacana interpersonal, transaksional, dan berorientasi pada:
fungsional, dengan menggunakan berbagai teks berbahasa Mandarin lisan dan 1. Penguasaan unsur kebahasaan fonetik/pelafalan bahasa Mandarin,
tulis, secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan
kosakata, struktur gramatika, aksara Cina (Kanji)/sistem ejaan dan
berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan prosedural, serta pengetahuan lintas budaya maupun keterampilan berbahasamenyimak/
menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam konteks kehidupan di
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis yang bermanfaat
lingkungan rumah, satuan pendidikan, dan masyarakat. dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang terkait
Kemandirian peserta didik sebagai orang dewasa yang sekaligus menjadi dengan fungsi sosial berbahasa.
warga masyarakat dan warga negara yang bertanggungjawab pada 2. Penguasaan unsur kebahasaan dan keterampilan atau berkompetensi
perkembangan diri dan masyarakat sekitarnya, akanselalu memerlukan komunikatif yang diterapkan dalam hubungan fungsional
bahasa untuk komunikasi aktif dengan orang lain. Oleh karena itu, secara interpersonal antara peserta didik dengan pendidik, teman, dan orang
khusus, tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Mandarin agar peserta di sekitarnya.
didik: 3. Penguasaan unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam
1. Memiliki kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, wacana- wacana transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis.
transaksional, dan fungsionalberbahasa Mandarin dalam bentuk lisan D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam
maupun tulis/teks. Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
2. Memiliki pengetahuan kebahasaan yang akurat dan berterima. Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
Pengetahuan ini mencakup tentang unsur-unsur kebahasaan yaitu tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
fonetik/pelafalan bahasa Mandarin, kosakata, struktur gramatika, standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
aksara Cina (Kanji)/sistem ejaan, dan pengetahuan lintas budaya. sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
3. Terampil berbahasa Mandarin yang aplikatif komunikatif mencakup dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak/mendengar, berbicara, praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
membaca, dan menulis

194 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 195


Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, yaitu: KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
(1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rumusan atau
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan
dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan dan metakognitif berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah
pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, bertindak secara
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan pengetahuan, teknologi, seni,
efektif dan kreatif, serta mampu
pengembangan pendidikan. budaya, dan humaniora dengan
menggunakan metoda sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum minatnya untuk memecahkan masalah
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
3.1 Mengidentifikasi beragam 4.1 Mempraktikkan beragam
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti tindak tutur lisan dan tulis tindak tutur lisan dan tulis
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan terkait dengan tema keseharian terkait dengan tema
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap mencakup tata cara menyapa, keseharian mencakup tata
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, memberi salam, berpamitan, cara menyapa, memberi
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, berterimakasih, dan meminta salam, berpamitan,
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas maaf, serta bagaimana berterimakasih, dan meminta
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan meresponnya dengan maaf, serta bagaimana
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan memperhatikan perbedaan meresponnya dengan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan waktu, situasi dan kondisi, serta memperhatikan perbedaan
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), status sosial lawan bicara, baik waktu, situasi dan kondisi,
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan secara lisan dan tulis serta status sosial lawan
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, bicara, baik secara lisan dan
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. tulis
3.2 Menginterpretasikan beragam 4.2 Mempraktikkan beragam tindak
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama tindak tutur terkait jati diri tutur memberi dan meminta
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan (meliputi nama, usia, alamat, informasi terkait dengan jati diri
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai nomor telepon, email, asal (meliputi nama, usia, alamat,
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih daerah dan pekerjaan), dengan nomor telepon, email, asal
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan memperhatikan konteks waktu, daerah dan pekerjaan) dengan
seperti dalam tabel berikut. situasi dan kondisi, serta memperhatikan konteks waktu,
status sosial lawan bicara, situasi dan kondisi serta status
baik secara lisan dan tulis sosial lawan bicara secara lisan

196 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 197


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Mengidentihasi nama hari, 4.3 Memproduksi beragam bentuk
tanggal, bulan, tahun, jam, waktu tindak tutur terkait nama hari,
dalam beragam bentuk tindak tanggal, bulan, tahun, berupa
tutur memberi dan meminta tindakan memberi dan meminta
informasi sesuai situasi dan informasi waktu dengan
kondisi baik secara lisan dan memperhatikan situasi dan
tulis kondisi secara lisan dan tulis
3.4 Mendeskripsikan profesi 4.4 Memproduksi tindak tutur
seseorang, nama/ sifat/ kondisi/ memberi dan meminta informasi
jumlah orang/ benda, binatang tentang profesi seseorang,
dan bangunan publik yang nama/ sifat/ kondisi/ jumlah
dekat dengan kehidupan orang/ benda, binatang dan
sehari-hari secara lisan dan bangunan publik yang dekat
tulis dengan kehidupan sehari-hari
secara lisan dan tulis
3.5 Mendeskripsikan tindakan/ 4.5 Mendemonstrasikan tindak tutur
kegiatan/ kejadian/ peristiwa memberi dan meminta
rutin sehari-hari yang informasi terkait tindakan/
merupakan kebenaran umum kegiatan/ kejadian/ peristiwa
atau kebiasaan sehari-hari, rutin sehari- hari yang
sesuai dengan situasi dan merupakan kebenaran umum
kondisi secara lisan dan tulis atau kebiasaan sehari- hari,
sesuai dengan situasi dan
kondisi secara lisan dan tulis
3.6 Menafsirkan beragam teks 4.6 Memproduksi beragam
berupa instruksi (指令 teks berupa instruksi (指
instruction), tanda atau rambu 令
( 通 知 short notice), tanda instruction), tanda atau rambu
peringatan ( 警 告 warning/ (通知 short notice), tanda
caution) peringatan (警告 warning/
caution)
3.7 Mendeskripsikan keinginan, 4.7 Mengemukaan keinginan,
kemauan dan kesukaan sesuai kemauan dan kesukaan dalam
situasi dan kondisi dalam bentuk beragam tindak tutur
bentuk ujaran secara lisan dan sesuai dengan situasi dan
tulis kondisi baik secara lisan
maupun tulis
3.8 Menafsirkan isi suatu lirik lagu 4.8 Menjelaskan makna isi lirik lagu

198 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 199


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.9 Mendemonstrasikan beragam 4.9 Memproduksi tindak tutur
tindak tutur untuk meminta meminta perhatian, mengecek
perhatian, mengecek pemahaman, dan memuji
pemahaman, dan memuji suatu hasil kerja, serta cara
suatu hasil kerja, serta cara meresponnya, sesuai dengan
meresponnya, sesuai dengan konteks penggunaannya secara
konteks penggunaannya secara lisan dan tulis
lisan dan tulis
3.10 Mendemonstrasikan tindak 4.10 Memproduksi tindak tutur
tutur memberi instruksi, memberi instruksi, mengajak,
mengajak, minta ijin, serta minta ijin, serta cara
cara meresponnya, sesuai meresponnya, sesuai dengan
dengan konteks konteks penggunaannya secara
penggunaannya secara lisan lisan dan tulis
dan tulis
3.11 Mengidentifikasi ungkapan rasa 4.11 Memproduksi ungkapan rasa
simpati/empati sesuai dengan simpati/empati sesuai dengan
konteks penggunaannya dengan konteks penggunaannya dengan
memperhatikan situasi dan memperhatikan situasi dan
kondisi serta status sisiao lawan kondisi serta status sisiao lawan
bicara secara lisan dan tulis bicara secara lisan dan tulis
3.12 Menggambarkan kegiatan/ 4.12 Memproduksi beragam bentuk
kejadian yang sedang dilakukan ujaran berisi kegiatan/ kejadian
atau sedang berlangsung dalam yang sedang dilakukan atau
beragam bentuk ujaran lisan sedang berlangsung, dengan
dan tulis dengan memperhatikan situasi dan
memperhatikan situasi dan kondisi secara lisan dan tulis
kondisi
3.13 Mendeskripsikan tindakan/ 4.13 Memproduksi beragam bentuk
kejadian yang telah atau ujaran lisan dan tulis berupa
pernah dilakukan/terjadi di pernyataan atau pertanyaan
waktu lampau yang terdapat tentang tindakan/ kejadian yang
dalam beragam bentuk ujaran telah/pernah dilakukan/terjadi di
secara lisan dan tulis waktu lampau
3.14 Mengklasifikasikan hubungan 4.14 Mengemukakan hubungan sebab
sebab akibat dan hubungan akibat dan hubungan kebalikan
kebalikan serta hubungan serta hubungan perbandingan
perbandingan yang terdapat dalam berbagai bentuk ujaran
dalam berbagai bentuk ujaran sesuai situasi dan kondisi secara

198 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 199


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap terintergrasi dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga terjadi
PENGETAHUAN KETERAMPILAN harmonisasi dengan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat
3.15 Menggambarkan beberapa 4.15 Memproduksi beragam ujaran digunakan sebagai pertimbangan pendidik dalam mengembangkan
tindakan yang dilakukan/ yang menggambarkan suatu karakter peserta didik lebih lanjut.Kontekstualisasi kompetensi inti dan
terjadi secara bersamaan atau keadaan yang menunjukkan kompetensi dasar dirumuskan sebagai berikut.
menunjukkan bagaimana suatu adanya beberapa tindakan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tindakan dilakukan secara lisan yang dilakukan/terjadi secara
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dan tulis bersamaan atau menunjukkan
bagaimana suatu tindakan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dilakukan secara lisan dan tulis 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji,
3.16 Mengidentifikasi penggunaan 4.16 Memproduksi beragam menganalisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah
beragam pelengkap (补语)untuk ujaran yang menyatakan dan pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak
menyatakan suatu keadaan/hasil menanyakan keadaan/hasil prosedural, dan metakognitif terkait dengan
suatu tindakan yang dilakukan/ suatu tindakan yang dilakukan/ berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
terjadi secara lisan dan tulis terjadi menggunakan beragam tentang ilmu pengetahuan, teknologi, di sekolah secara mandiri serta
pelengkap (补语) secara lisan seni, budaya, dan humaniora dengan bertindak secara efektif dan kreatif,
dan tulis wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
3.17 Menafsirkan pesan singkat dan 4.17 Memproduksi pesan singkat dan
penyebab fenomena dan kejadian,
pengumuman/ pemberitahuan pengumuman/ pemberitahuan
serta menerapkan pengetahuan
(通知 notice) baik secara lisan (通知 notice) baik secara lisan
dan tulis terkait kehidupan di dan tulis terkait kehidupan prosedural pada bidang kajian yang
lingkungan sosial di lingkungan sosial spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.18 Menafsirkan isi cerita rakyat 4.18 Menjelaskan makna cerita rakyat
3.1 Menunjukkan tindak tutur berisi 4.1 Membuat beragam ujaran untuk
dan/atau asal usul peribahasa dan/atau asal usul peribahasa
harapan atau doa dan ucapan mengungkapkan dan merespon
tradisional Cina tradisional Cina
selamat atas suatu prestasi, serta harapan atau doa dan ucapan
Tingkatan VI Setara Kelas XII responnya secara lisan dan tulis selamat atas suatu prestasi secara
lisan dan tulis
Kompetensi inti Sikap Spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah 3.2 Mendemonstrasikan 4.2 Membuat beragam ujaran untuk
“Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan tindak tutur yang menyatakan dan merespon
kompetensi inti Sikap Sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan menyatakan dan persetujuan/ ketidaksetujuan
perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, menanyakan persetujuan/ secara lisan dan tulis
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi ketidaksetujuan, serta
responnya secara lisan dan tulis
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan 3.3 Mendemonstrasikan beragam 4.3 Membuat beragam ujaran yang
bentuk ujaran yang menyatakan menyatakan dan menanyakan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dan menanyakan suatu tentang keharusan/ suruhan/
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect keharusan/ suruhan/ larangan/ larangan/himbauan melakukan
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan himbauan melakukan suatu suatu tindakan secara lisan dan
pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik tindakan/ kegiatan secara lisan tulis
pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi dan tulis
peserta didik.

200 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA MANDARIN 201


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Mendemontrasikan maksud 4.4 Menunjukkan tindakan yang
dan tujuan melakukan suatu menyatakan dan menanyakan
tindakan/kegiatan dalam maksud dan tujuan melakukan
berbagai bentuk ujaran secara suatu tindakan/ kegiatan dalam
lisan dan tulis berbagai bentuk ujaran secara
lisan dan tulis
3.5 Mengekspresikan hubungan 4.5 Membuat beragam bentuk
penambahan atau pengecualian ujaran yang menyatakan
dalam beragam bentuk ujaran dan menanyakan hubungan
secara lisan dan tulis penambahan atau pengecualian
secara lisan dan tulis
3.6 Menyebutkan perilaku orang, 4.6 Membuat teks paparan sesuai
binatang, benda, gejala dan fakta tentang perilaku orang,
peristiwa alam dan sosial dalam binatang, benda, gejala dan
bentuk teks paparan sesuai fakta peristiwa alam dan sosial
3.7 Menafsirkan isi formulir 4.7 Menjelaskan isi
sederhana, tiket, formulir sederhana,
jadwal tiket, jadwal (pelajaran/
(pelajaran/perjalanan) perjalanan)

202 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 203


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
PENDIDIKAN KESETARAAN kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan
Mata Pelajaran : Bahasa Jepang dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus
sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia
A. Rasional kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan Bagi mata pelajaran Bahasa Jepang, perubahan definisi kompetensi
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan tersebut sebenarnya justru memberikan kemudahan untuk mengukur
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, kemampuan peserta didik. Selain itu, dapat memberikan kemudahan
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan dalam hal pengajaran, memudahkan melakukan kegiatan sebagai bentuk
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. keterampilan berbahasa, serta dapat membedakan pengetahuan dan
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam keterampilan berbahasa. Perubahan ini didasari juga dengan adanya
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan tingkat kemampuan berbahasa Jepang yaitu JF Standard for Japanese
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan Language Education yaitu A1 untuk kemampuan tingkat dasar.Sehingga
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. dengan adanya perubahan dalam kompetensi dasar yang sudah disesuaikan
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari oleh JF Standard For Japanese Language Education yaitu A1 untuk
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk kemampuan tingkat dasar maka dapat melaksanakan fungsi sosial dengan
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat menggunakan teks yang memiliki struktur dan unsur kebahasaan yang
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan tepat dan benar sesuai dengan tujuan dan konteks komunikatifnya.
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan
Selain perubahan pada rumusan kompetensi, dalam implementasi
di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
Kurikulum 2013 pada pendidikan kesetaraan juga memastikan bahwa
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
proses pembelajaran terpusat pada peserta didik. Pembelajaran tidak
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
terfokus hanya pada pengetahuan konseptual, tidak berbasis hanya pada
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
buku teks, dan tidak hanya menggunakan bahasa tulis. Keempat
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
kecenderungan arah implementasi kurikulum tersebut, telah menghasilkan
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
prosedur belajar yang paling lazim diterapkan selama ini, yaitu diawali
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
dengan memahami penjelasan pendidik tentang aturan dan konsep yang
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
terdapat dalam buku teks.Kemudian diikuti latihan penerapan
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab konsepsecara tertulis. Sebagai gantinya Kurikulum 2013
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan
pendidikan

204 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 205


pada pendidikan kesetaraan menerapkan pendekatan Competency Based 2. Kompentensi/kecakapan berbicara peserta didik diharapkan mampu
Learning, Contextual Based Learning, Problem Based Learning, dan/atau memperkenalkan diri, menceritakan gambar dan mendeskripsikan
Experimental Learning, yang lebih sesuai dengan proses belajar manusia suatu obyek.
secara alami di dunia nyata dan dipendidikan nonformal. 3. Kompentensi/kecakapanmembaca, peserta didik diharapkan mampu
membaca dengan lancar, cermat dan tepat, dan menemukan makna
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran yang tersirat dalam teks.
mata pelajaran Bahasa Jepang di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara 4. Kompentensi/kecakapan menulis, peserta didik diharapkan mampu
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan mengurutkan kata menjadi kalimat, menyusun kalimat berdasarkan
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab gambar dan kosa kata, juga mendeskripsikan obyek atau gambar
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam berdasarkan pertanyaan.
hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi C. Ruang Lingkup
juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
B. Tujuan negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang Ruang lingkup materi mata pelajaran Bahasa Jepang yaitu
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dan/ atau ekstrakurikuler. Kurikulum mata pelajaran Bahasa Jepang 1. Menentukan identitas diri dan kehidupan sosial
dirancang untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki 2. Menunjukkan ungkapan memberi dan meminta informasi
kemampuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki 3. Menjelaskan paparan tentang keluarga
kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan 4. Menjelaskan kehidupan di lingkungan satuan pendidikan nonformal.
fungsional, dengan menggunakan berbagai teks berbahasa Jepang lisan
dan tulis, secara runtut dengan menggunakan unsur kebahasaan yang 5. Menggambarkan lingkungan rumah
akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan 6. Menjelaskan kehidupan sehari-hari
prosedural, serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam 7. Menentukan kegemaran
konteks kehidupan di lingkungan rumah, satuan pendidikan nonformal, 8. Menunjukkan kegiatan di waktu senggang
dan masyarakat. D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam
Empat kompetensi/kecakapan berbahasa, yaitu: Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
1. Kompetensi/kecakapan menyimak/mendengarkan, peserta didik Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
diharapkan mampu melafalkan ulang kata yang diperdengarkan, tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
mengidentifikasi bunyi, menentukan makna kata melalui gambar, standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
Menentukan makna kalimat melalui gambar, memahami teks sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
sederhana dalam dialog dan narasi. dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.

206 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 207


Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, yaitu: KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
(1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rumusan atau 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dan metakognitif berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, bertindak secara efektif dan
pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk pengetahuan, teknologi, seni, kreatif, serta mampu menggunakan
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
pengembangan pendidikan. kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan serta menerapkan pengetahuan
ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI minatnya untuk memecahkan masalah
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.1 Menentukan ungkapan menyapa, 4.1 Mendemonstrasikan ungkapan me-
berpamitan, mengucapkan terima nyapa, berpamitan, mengucapkan
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) kasih, meminta maaf, meminta terima kasih, meminta maaf, me-
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti izin, instruksi dan memperkenalkan minta izin, instruksi dan memper-
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan diri serta cara meresponnya kenalkan diri serta cara meres-
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap terkait topik identitas diri ponnya terkait topik identitas diri
(aisatsu, jikoshoukai) dan (aisatsu, jikoshoukai) dan kehidup-
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, kehidupan satuan pendidikan an satuan pendidikan nonformal
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, nonformal (Gakkou no seikatsu) (Gakkou no seikatsu) dengan
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas dengan memperhatikan unsur memperhatikan unsur kebahasaan,
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan kebahasaan, struktur teks dan struktur teks dan unsur budaya
unsur budaya sesuai konteks sesuai konteks penggunaannya.
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan penggunaannya.
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan 3.2 Menunjukkan ungkapan memberi 4.2 Mengemukakan ungkapan
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), dan meminta informasi terkait memberi dan meminta
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan dengan memperkenalkan informasi terkait dengan
diri dan identitas diri, serta memperkenalkan diri dan
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, identitas diri, serta
meresponnya pada teks
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. interaksi transaksional lisan meresponnya pada teks
dan tulis, dengan interaksi transaksional lisan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama memperhatikan unsur dan tulis, dengan
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kebahasaan dan struktur memperhatikan unsur
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai teks yang sesuai konteks kebahasaan dan struktur
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih penggunaannya. teks yang sesuai konteks
penggunaannya.
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
3.3 Menentukan informasi 4.3 Mengemukakan informasi
seperti dalam tabel berikut. berkenaan dengan memberi berkenaan dengan memberi
dan meminta informasi terkait dan meminta informasi terkait
tanggal, bulan, dan tahun, tanggal, bulan, dan tahun,
serta serta
meresponnya pada teks interaksi meresponnya pada teks interaksi
transaksional lisan dan tulis, transaksional lisan dan tulis,

208 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 209


Tingkatan VI Setara KelasKOMPETENSI
KONTEKSTUALISASI XII INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan
PENGETAHUAN kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
KETERAMPILAN
keterampilan. Kompetensi
3.4 Menjelaskan inti sikap
paparan spiritual yang
tentang perlu dimiliki
4.4 Membuat wacanapeserta
pendek didik
dan adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
peserta didik mampu
keluarga,“Menunjukkan perilaku jujur,
karakter dan hal-hal disiplin,tanggung
sederhana jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
mengenai paparan
yang disukai pada
atas berbagai permasalahan teks berinteraksi secara
dalam efektif
tentang dengankarakter
keluarga, lingkungan
dan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
interaksi transaksional lisan hal-hal yang disukai pada teks
tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
dan tulis dengan interaksi transaksional lisan dan
memperhatikanmemperhatikan
karakteristikfungsi
pendidikan
sosial, kesetaraan,tulis
mata pelajaran,
dengan serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
memperhatikan
struktur teks, dan unsur fungsi sosial, struktur teks, dan
kebahasaan sesuai dengan konteks unsur kebahasaan sesuai dengan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
penggunaanya. konteks penggunaannya. proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
3.5 Menunjukkan ungkapan yang 4.5 Menggunakan ungkapan yang kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
menyatakan kemampuan pada menyatakan kemampuan pada pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
teks interaksi transaksional lisan teks interaksi transaksional lisan lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
dan tulis, dengan memperhatikan dan tulis, dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks, dan fungsi sosial, struktur teks, dan seperti dalam tabel berikut.
unsur kebahasaan sesuai dengan unsur kebahasaan sesuai dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
konteks penggunaannya. konteks penggunaannya. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.6 Menjelaskan kehidupan di 4.6 Menggunakan wacana pendek PENGETAHUAN KETERAMPILAN
lingkungan satuan pendidikan dan sederhana mengenai 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji,
nonformal pada teks interaksi kehidupan di lingkungan satuan dan mengevaluasi pengetahuan dan mencipta dalam ranah
transaksional lisan dan tulis pendidikan nonformal pada teks faktual, konseptual, prosedural, konkret dan ranah abstrak
dengan memperhatikan fungsi interaksi transaksional lisan dan dan metakognitif berdasarkan terkait dengan
sosial, struktur teks, dan unsur tulis dengan memperhatikan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya
kebahasaan sesuai dengan fungsi sosial, struktur teks, dan pengetahuan, teknologi, seni, di sekolah secara mandiri serta
konteks penggunaannya. unsur kebahasaan sesuai dengan budaya, dan humaniora dengan bertindak secara efektif dan kreatif,
konteks penggunaannya. wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda
3.7 Menggambarkan lingkungan 4.7 Menulis wacana mengenai kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan
rumah yang terdapat pada teks lingkungan rumah dengan penyebab fenomena dan kejadian,
interaksi interpersonal lisan dan memperhatikan fungsi sosial, serta menerapkan pengetahuan
tulis dengan memperhatikan struktur teks, dan unsur prosedural pada bidang kajian yang
fungsi sosial, struktur teks, dan kebahasaan yang benar sesuai spesifik sesuai dengan bakat dan
unsur kebahasaan sesuai dengan konteks. minatnya untuk memecahkan masalah
konteks penggunaannya.
3.8 Memilih kegiatan pariwisata pada 4.8 Menghasilkan wacana mengenai
teks interaksi transaksional lisan kegiatan pariwisata dengan
dan tulis dengan memperhatikan memperhatikan fungsi sosial,
fungsi sosial, struktur teks, dan struktur teks, dan unsur
unsur kebahasaan sesuai dengan kebahasaan yang benar sesuai
konteks penggunaannya. konteks.
3.9 Menjelaskan tindak tutur yang 4.9 Menggunakan tindak tutur yang
mendeskripsikan kehidupan mendeskripsikan kehidupan seha-
sehari-hari sesuai dengan konteks ri-hari sesuai dengan konteks
penggunaannya pada teks interaksi penggunaannya pada teks interaksi
transaksional lisan dan tulis transaksional lisan dan tulis dengan
dengan memperhatikan fungsi memperhatikan fungsi sosial,
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan.
struktur teks, dan unsur kebahasaan.

210 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JEPANG 211


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Menentukan Kegemaran dan 4.1 Membuat wacana yang berkaitan
kegiatan waktu luang (Shumi dengan kegemaran dan kegiatan
toHima na toki) pada teks waktu luang (Shumi to Hima
transaksional lisan dan tulis na toki) dalam bentuk teks
dengan memperhatikan fungsi transaksional lisan dan tulis
sosial, struktur teks, dan unsur dengan memperhatikan fungsi
kebahasaan sesuai dengan sosial, struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar sesuai
konteks.
3.2 Menunjukkan kegiatan di waktu 4.2 Menghasilkan wacana yang berka-
senggang pada teks interaksi itan kegemaran dan kegiatan
transaksional lisan dan tulis pada waktu senggang (Shumi to
dengan memperhatikan fungsi Himana toki) dengan
sosial, struktur teks, dan unsur memperhatikan fungsi sosial,
kebahasaan sesuai dengan struktur teks, dan unsur
konteks penggunaannya. kebahasaan yang benar sesuai
konteks

212 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 213


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam
lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan
PENDIDIKAN KESETARAAN masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus
Mata Pelajaran : Bahasa Korea sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi
komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi
ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas
A. Rasional sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Dengan pemahaman demikian, maka kompetensi yang ditetapkan bagi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam peserta didik juga memiliki bobot yang sama antara kompetensi bagi
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan siswa pendidikan formal dengan peserta didik pendidikan nonformal
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan (kesetaraan). Perbedaan terletak dari jumlah materi yang diajarkan dan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, strategi pembelajarannya mengingat bahwa peserta didik pada pendidikan
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan nonformal sebagian besar merupakan warga usia produktif yang bekerja
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. dan memiliki keterbatasan waktu, khususnya pada paket kesetaraan C.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam Kompetensi yang akan dijabarkan pada panduan ini adalah kompetensi
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam perubahan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan Kurikulum 2013. Perubahan yang dilakukan mencakup pendekatan yang
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. digunakan berupa pendekatan saintifik dan perubahan definisi kompetensi
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari untukmemberi jalan diterapkannya pendekatan berbasis genre (genre-based
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk learning approach). Pendekatan ini bertujuan untuk membentuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat kompetensi penggunaan fungsi sosial melalui teks, yang memiliki struktur
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar, sesuai dengan tujuan dan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan konteks komunikatifnya. Proses pembelajaran berbasis genre, berarti
di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan berdasar pada ketentuan dan rumusan yang rinci tentang fungsi sosial,
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas struktur teks, dan unsur kebahasaan yang dicakup sesuai dengan tujuan
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dan konteks penggunaannya. Pendekatan ini terdiri atas 5 dimensi, yaitu:
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah kompetensi wacana, kompetensi sosio-kultural, kompetensi aksional,
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang kompetensi kebahasaan, dan kompetensi strategi.
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi Pembelajaran Bahasa Korea memiliki arti penting untuk meningkatkan
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai kemampuan mengembangkan diri, menumbuhkan kesadaran akan
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. identitas diri, dan mempermudah berhubungan sosial di masyarakat.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab Dengan demikian, dalam pempelajaran Bahasa Korea, peserta didik perlu
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara ditingkatkan kepeduliannya terhadap masalah sosial di masyarakat
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan sebagai bagian dari tanggungjawab sebagai orang dewasa atau warga
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka negara yang mandiri yang peduli terhadap lingkungan sekitar dan
pengembangan kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan kehidupan publik. Termasuk juga,
mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum

214 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 215


mereka perlu ditingkatkan kemampuannya dalam menjalin kerjasama, Secara khusus, tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Korea agar
melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial, peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
dan mengembangkan kehidupan publik. 1. Memahami konsep berbahasa korea seperti aksara, pelafalan,
Dalam konteks pendidikan kesetaraan, pembelajaran mata pelajaran kosakata, intonasi, dan struktur gramatika.
bahasa Korea diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menghadapi 2. Menguasai keterampilan berbahasa korea yaitu, mendengarkan/
perkembangan kebutuhan informasi dan tuntutan teknologi komunikasi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
global yang berkembang pesat, sehingga mampu bersaing dalam 3. Memahami berbagai peran sosial bahasa korea dalam kehidupan
perkembangan dunia usaha bidang ekonomi, pendidikan, ilmu bermasyarakat
pengetahuan, dan teknologi. 4. Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian sosial
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran 5. Menumbuhkan sikap gotong-royong dan saling menghargai dalam
mata pelajaran Bahasa Korea di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara bermasyarakat multikultural.
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan 6. Memberikan alternatif kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab memilih bahasa asing sesuai karakter, minat, dan kebutuhan yang
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup, diperlukan dalam menghadapi dunia kerja dan dunia usaha.
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu C. Ruang Lingkup
dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga
ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan
harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa.
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal
B. Tujuan ini sangat diperlukan.
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang Mata pelajaran Bahasa Korea di Program Paket C Setara SMA, memuat
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, materi- materi yang sejalan dengan kebutuhan belajar peserta didik dalam
dan/atau ekstrakurikuler. Pelajaran Bahasa Korea pada pendidikan pendidikan nonformal, tetapi tetap mempertimbangkan kompetensi
kesetaraan paket C secara umum bertujuan untuk mengembangkan kesetaraan dengan pendidikan formal, sehingga kualitas peserta didik
pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik agar mampu lulusan yang dihasilkan berkompetensi setara pendidikan formal. Meski,
berkomunikasi interpersonal, transaksional, dan fungsional menggunakan mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi pendidikan
teks berbahasaKorea baik lisan maupun tulis. Pembelajaran juga diarahkan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek pembelajaran.
untuk membelajarkan peserta didik tentang bahasa Korea secara runtut Materi-materi pembelajaran Bahasa Korea berorientasi pada:
dengan menggunakan unsur kebahasaan yang akurat dan berterima. 1. Unsur kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang bermanfaat
Disamping itu, pembelajaran juga untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks yang terkait
karakter bangsa dalam konteks kehidupan di lingkungan tempat tinggal, dengan fungsi sosial berbahasa.
satusan pendidikan nonformal, dan masyarakat. 2. Unsur kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada dalam
Kurikulum mata pelajaran Bahasa Korea dirancang untuk mempersiapkan konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam hubungan
generasi baru bangsa memiliki kemampuan sebagai pribadi orang dewasa fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan guru,
dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki teman, dan orang di sekitarnya.
etika sosial yang tinggi, serta bertanggungjawab terhadap perkembangan
diri dan masyarakatnya untuk menopang pembangunan bangsa dan
peradaban dunia.

216 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 217


3. Kompetensi komunikatif dalam wacana transaksional bertujuan untuk didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab,
saling memberi dan meminta informasi, misalnya bertanya, memberi peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
tahu, menyuruh, menawarkan, meminta, dsb. pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
4. Tindakan dan strategi komunikatif, sebagai wahana untuk menguasai berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
menonton, secara strategis sesuai konteks dan tujuan yang hendak Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses
dicapai. pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
5. Unsur kebahasaan, sebagai wahana untuk menggunakan bahasa korea pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
secara akurat dan berterima, yang mencakup penanda wacana, kosa memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
kata, tata bahasa, ucapan, intonasi, tanda baca, dan ketepatan tulisan. kebutuhan dan kondisi peserta didik.
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi seperti dalam tabel berikut.
dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih dan metakognitif berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, bertindak secara efektif dan
pengetahuan, teknologi, seni,
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai budaya, dan humaniora dengan
kreatif, serta mampu menggunakan
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
metoda sesuai kaidah keilmuan
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk kenegaraan, dan peradaban terkait
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan penyebab fenomena dan kejadian,
pengembangan pendidikan. serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian spesifik sesuai dengan bakat dan
materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan minatnya untuk memecahkan masalah
rumusan kalimat. 3.1 Membedakan tindak tutur 2.1 Menerapkan tindak tutur sapaan
menyapa (sapaan), berpamitan, yang mencakup sapaan saat
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI mengucapkan terima kasih, bertemu, berpamitan/ berpisah,
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum meminta maaf, sesuai konteks ucapan terima kasih, permintaan
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) siapa lawan bicara, serta maaf dan bentuk sapaan lain sesuai
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti responnya secara lisan dan tulis. konteks siapa lawan bicara, serta
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan responnya secara lisan dan tulis
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
sosial, yaitu peserta

218 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 219


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mendemonstrasikan tindak 2.1 Menerapkan tindak tutur
tutur yang pendek dan memperkenalkan diri yang
sederhana, untuk memberi dan pendek dan sederhana, untuk
meminta informasi terkait jati memberi dan meminta
diri (nama, usia, alamat, asal informasi jati diri terkait (nama,
daerah) secara lisan dan tulis. usia, alamat, asal daerah)
secara lisan dan tulis.
3.3 Mengidentifikasi angka (sino 2.3 Memproduksi kalimat pendek
Korean dan pure Korean), menggunakan angka (sino Korean
nama hari, tanggal, bulan, dan pure Korean), nama hari,
tahun, waktu dalam tindak tanggal, bulan, waktu dalam hari,
tutur terkait memberi dan yang digunakan sehari-hari secara
meminta infomasi secara lisan lisan dan tulis.
dan tulis.
3.4 Mendeskripsikan nama benda, 2.4 Menerapkan tindak tutur untuk
dan bangunan publik di sekitar menyebutkan nama benda,
peserta didik secara lisan dan dan bangunan publik di sekitar
tulis. peserta didik secara lisan dan
tulis.
3.5 Mendeskripsikan sifat dan kondisi 2.5 Menjelaskan tindak tutur
manusia, benda, binatang yang menyatakan tentang sifat dan
dekat dengan kehidupan sehari- kondisi manusia, benda, binatang
hari. di sekitar kehidupan peserta
didik secara lisan dan tulis.
3.6 Mendeskripsikan tindak tutur 2.6 Mendemonstrasikan tingkah
menyatakan tingkah laku/ laku/ tindakan yang rutin
tindakan, yang rutin dilakukan, dilakukan, dan menjelaskan
dan menjelaskan fungsi orang, fungsi orang, benda, dan
benda, dan binatang secara binatang yang digunakan
lisan dan tulis peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari.
3.7 Mendeskripsikan orang, benda, 2.7 Menerapkan tindak tutur untuk
binatang di sekitar kehidupan mendeskripsikan orang, benda,
peserta didik. dan binatang secara lisan dan
tulis.
3.8 Menafsirkan makna lagu 2.8 Menjelaskan makna lirik lagu,
sederhana secara lisan dan dan peran lagu terkait
tulis kehidupan sehari-hari dalam
(misal: 곰세마리) kehidupan

220 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 221


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.9 Mendemonstrasikan tindak 2.9 Menghasilkan teks mengenai
tutur yang melibatkan tindakan tindak tutur yang melibatkan
meminta perhatian, mengecek ungkapan meminta perhatian,
pemahaman, dan menghargai mengecek pemahaman, dan
kinerja yang baik, serta responnya menghargai kinerja yang baik,
secara lisan dan tulis. serta responnya secara lisan
dan tulis.
3.10 Mengemukakan tindak tutur 2.10 Menghasilkan teks mengenai
memberi instruksi, mengajak, tindak tutur memberi instruksi,
meminta ijin, serta cara mengajak, meminta ijin serta
responnya secara lisan dan cara responnya secara lisan dan
tulis. tulis.
3.11 Mengemukakan tindak tutur yang 2.11 Memproduksi tindak tutur
menyatakan hubungan sebab hubungan sebab akibat,
akibat dan hubungan kebalikan hubungan kebalikan, dan
serta hubungan perbandingan hubungan perbandingan secara
secara lisan dan tulis. lisan dan tulis.
3.12 Menunjukan ungkapan berupa 2.11 Memproduksi teks pendek dan
ucapan selamat sesuai situasi sederhana berkaitan dengan
dan kondisi secara lisan dan ucapan selamat sesuai situasi
tulis. dan kondisi secara lisan dan
tulis.
3.13 Mendemonstrasikan tindak tutur 2.13 Memproduksi tindak tutur
memberi dan meminta informasi memberi dan meminta
terkait dengan waktu dalam informasi terkait dengan waktu
bentuk angka (sino Korean dan dalam bentuk angka (sino
pure Korean), tanggal, tahun Korean dan pure Korean),
secara lisan dan tulis. tanggal secara lisan dan tulis.
3.14 Mendemonstrasikan tindak tutur 2.14 Memproduksi tindak tutur
menyatakan dan menanyakan menyatakan tingkah laku /
keberadaan orang atau benda tindakan, fungsi dari orang
dalam jumlah yang tidak tertentu dan benda dalam jumlah yang
secara lisan dan tulis. tidak tertentu secara lisan
dan tulis.
3.15 Menafsirkan teks pesan 2.15 Memproduksi pesan singkat dan
singkat dan pengumuman/ pengumuman/ pemberitahuan (
pemberitahuan (광고/안내문) 광고/안내문) dalam kehidupan
lisan dan tulis yang terkait sehari-hari.
dengan
informasi seputar lingkungan

220 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 221


Tingkatan VI Setara Kelas XII KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) 3.1 Menjabarkan tindak tutur 4.1 Memproduksi tindak tutur
pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu mengenai harapan atau doa dan mengenai ungkapan harapan,
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang ucapan selamat secara lisan dan doa, dan ucapan selamat secara
dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu tulis. lisan dan tulis.
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, 3.2 Mendemonstrasikan tindak 4.1 Memproduksi teks yang
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari tutur yang menyatakan dan menyatakan persetujuan dan
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan menanyakan persetujuan/ ketidaksetujuan terhadap sesuatu
ketidaksetujuan, serta cara secara lisan dan tulis.
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa meresponnya secara lisan dan
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui tulis.
proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, 3.3 Mendemonstrasikan tindak 4.3 Memproduksi tindak tutur
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan tutur yang menyatakan memberi dan meminta informasi
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta memberi dan meminta terkait keharusan dan himbauan
kebutuhan dan kondisi peserta didik. informasi terkait keharusan, melakukan suatu tindakan/
dan himbauan melakukan kegiatan secara lisan dan tulis.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama suatu tindakan/ kegiatan,
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan secara lisan dan tulis.
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai 3.4 Mendemonstrasikan tindak 4.4 Memproduksi tindak tutur yang
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih tutur menyatakan maksud dan menyatakan dan menanyakan
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan tujuan dalam melakukan suatu tentang maksud dan tujuan
kegiatan secara lisan dan tulis. melakukan suatu kegiatan secara
seperti dalam tabel berikut.
lisan dan tulis.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR 3.5 Mendemonstrasikan tindak tutur 4.5 Memproduksi tindak tutur
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN menyuruh, melarang, meminta ijin menyuruh dan melarang
PENGETAHUAN KETERAMPILAN untuk melakukan suatu tindakan/ melakukan suatu tindakan/
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, kegiatan secara lisan dan tulis. kegiatan secara lisan dan tulis.
dan mengevaluasi pengetahuan dan mencipta dalam ranah 3.6 Mendemonstrasikan tindak tutur 4.6 Menjelaskan makna teks naratif,
faktual, konseptual, prosedural, konkret dan ranah abstrak memberi dan meminta informasi berbentuk cerita pendek dan
dan metakognitif berdasarkan terkait dengan terkait teks naratif, dalam bentuk sederhana secara lisan dan tulis.
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya biografi singkat dan sederhana
pengetahuan, teknologi, seni,
di sekolah secara mandiri serta dengan memberi dan meminta
budaya, dan humaniora dengan
bertindak secara efektif dan kreatif, informasi tokoh terkenal secara
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda lisan dan tulis.
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan 3.7 Menjabarkan berbagai bentuk 4.7 Memproduksi teks berbentuk
serta menerapkan pengetahuan label untuk obat/makanan/ iklan, produk, jasa secara
prosedural pada bidang kajian yang minuman (tanggal kadaluarsa lisan dan tulis.
spesifik sesuai dengan bakat dan produk) terkait dengan iklan,
minatnya untuk memecahkan masalah produk, jasa secara lisan dan tulis.
3.8 Menafsirkan lagu bahasa Korea 4.8 Menjelaskan makna lirik lagu
dengan memperhatikan fungsi berbahasa Korea dengan
sosial, unsur kebahasaan dan memperhatikan fungsi sosial,
unsur budaya dalam lirik lagu unsur kebahasaan dan unsur
budaya dalam lirik lagu.

222 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA KOREA 223


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Jerman
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui

BAHASA JERMAN 225

224 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C


kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan B. Tujuan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus dan/atau ekstrakurikuler.
sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia
kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi Pembelajaran bahasa Jerman pada pendidikan kesetaraan memiliki tujuan
komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi
ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. Kompetensi ini mengarahkan peserta didik melalui berbagai bentuk teks
Dengan demikian program paket C mata pelajaran bahasa Jerman, pada berbahasa Jerman lisan dan tulis, secara runtut dengan unsur kebahasaan
tingkatan V setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII yang akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan
penting diarahkan pada pembentukan kompetensi untuk melaksanakan prosedural, serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam
fungsi sosial. Kompetensi ini dicapai dengan menggunakan teks yang konteks kehidupan di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
memiliki struktur dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai Peserta didik dituntut dapat melakukan berbagai kegiatan pembelajaran
dengan tujuan dan konteks komunikatif dalam berbahasa Jerman. yang produktif, kreatif dan inovatif yang sejalan dengan kegiatan
sainstifik.
Selain itu agar peserta didik pada pendidikan kesetaraan dapat pula diakui
oleh masyarakat internasional seperti halnya pendidikan formal, Setelah mempelajari Bahasa Jerman, peserta didik diharapkan mampu
penyetaraan kompetensi khusus untuk bahasa Jerman harus diarahkan menggunakan beragam fungsi sosial kebahasaan untuk berkomunikasi
pada peningkatan kemampuan peserta untuk berkomunikasi secara tertulis baik lisan maupun tulis dalam berbagai situasi dan topik dengan
dan lisan dalam bahasa Jerman sesuai level kemampuan berbahasa A1 menggunakan bahasa Jerman sederhana. Kompetensi yang harus dicapai
Standar Internasional GER(Gemeinsamer Europäscher Referenzrahmen). mencakup pengetahuan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan yang
Sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya dalam harus dimiliki adalah tentang unsur-unsur penunjang kebahasaan yaitu
menjalin kerjasama dengan komunitas masyarakat internasional, fonetik/pelafalan, kosakata, struktur gramatikabahasa Jermandan
melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah dan pengetahuan lintas budaya. Sedangkan empat keterampilan berbahasa yang
mengembangkan kehidupan publik. diajarkan meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran C. Ruang Lingkup
mata pelajaran Bahasa Jerman di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan Ruang lingkup pembelajaran bahasa Jerman Paket C untuk tingkatan V
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII sebagaimana
dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. tertera pada tujuan pembelajaran adalah mencakup aspek pengetahuan
kebahasaan dan aspek keterampilan berbahasa, dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:

226 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 227


1. Unsur pengetahuan kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab,
bermanfaat dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
yang terkait dengan fungsi sosial berbahasa; pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
2. Unsur penunjang kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
hubungan fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses
pendidik, teman, dan orang di sekitarnya; pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
3. Unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-wacana pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis. memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Dalam kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam seperti dalam tabel berikut.
praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih konseptual, prosedural, dan terkait dengan pengembangan dari
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi metakognitif berdasarkan rasa ingin yang dipelajarinya di sekolah secara
tahunya tentang ilmu pengetahuan, mandiri, bertindak secara efektif dan
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
teknologi, seni, budaya, dan kreatif, serta mampu menggunakan
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan humaniora dengan wawasan kem metoda sesuai kaidah keilmuan.
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk anusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan dan peradaban terkait penyebab
pengembangan pendidikan. fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian pada bidang kajian yang spesifik sesuai
materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan dengan bakat dan minatnya untuk
rumusan kalimat memecahkan masalah.
3.1 Mendemontrasikan tindak 4.1 Melakukan dialog pendek dan
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI tutur menyapa, berpamitan, sederhana dengan tindak tutur
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mengucapkan terimakasih, untuk menyapa, berpamitan,
dan meminta maaf (eine mengucapkan terima kasih,
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) Bi1e formulieren), serta meminta maaf (eine Bi1e
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti bagaimana meresponnya formulieren) menggunakan unsur
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan secara lisan dan tulis dalam kebahasaan yang benar sesuai
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap bentuk teks dialog konteks.
sosial, yaitu peserta sederhana menggunakan unsur
kebahasaan yang benar
sesuai
konteks.

228 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 229


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Mendemonstrasikan tindak 4.2 Melakukan dialog pendek
tutur yang pendek dan dan sederhana dengan
sederhana, untuk memberi menggunakan tindak tutur
dan meminta informasi terkait secara mandiri maupun dengan
memperkenalkan diri dan bimbingan tentang, memberi
orang lain (sich vorstellen und dan meminta informasi terkait
andere vorstellen) dan benda- memperkenalkan diri dan
benda di kelas (Gegenstände in orang lain (sich vorstellen und
derKlasse) dalam bentuk teks andere vorstellen), benda-
dialog sederhana secara lisan benda di kelas (Gegenstände in
dan tulis, menggunakan unsur derKlasse) menggunakan unsur
kebahasaan kebahasaan
yang benar sesuai konteks. yang benar sesuai konteks.
3.3 Menafsirkan tindak tutur untuk 4.3 Menyusun teks pendek dan
memberi dan meminta informasi sederhana secara mandiri
tentang nama dan jumlah maupun dengan bimbingan ,
orang, benda, bangunan terkait tindakan untuk
publik, sifat dan tingkah memberi dan meminta
laku/tindakan/ fungsi orang informasi tentang nama dan
dan benda, di lingkungan kelas jumlah orang, benda,
melalui teks sederhana secara bangunan publik, sifat dan
lisan dan tulis, menggunakan tingkah laku orang, dan benda
unsur kebahasaan yang benar di lingkungan kelas,
sesuai konteks. menggunakan unsur
kebahasaan yang benar sesuai
konteks.
3.4. Menerka isi teks khusus 4.4 Menentukan isi teks khusus
lisan dan tulis pendek lisan dan tulis pendek dan
dan sederhana berbentuk
sederhana berbentuk formulir formulir (Formular), kartu
(Formular), kartu identitas identitas (Personalausweis),
(Personalausweis), pesan pesan pada mesin penjawab
pada mesin penjawab telepon telepon
(Anru@eantworter), pembicaraan (Anru@eantworter),
telepon (Telephongespräch), iklan pembicaraan telepon
(Anzeige), surat (Brief), E-Mail (Telephongespräch), iklan
terkait jati diri dan orang lain (Anzeige), surat (Brief), E-Mail ,
dan kegiatan di lingkungan terkait jati diri dan kegiatan di
kelas menggunakan unsur lingkungan kelas menggunakan
kebahasaan unsur kebahasaan yang benar
yang benar sesuai konteks sesuai konteks.
3.5 . Menerka isi teks deskriptif 4.5.1. Menentukan isi teks
lisan dan tulis pendek dan deskriptif lisan dan tulis
sederhana terkait orang dan pendek dan sederhana

230 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 231


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
4.5.4. Menyusun teks deskriptif lisan
dan tulis pendek dan
sederhana, secara mandiri
maupun
dengan bimbingan, tentang
orang dan benda di
lingkungan kelas,
menggunakan unsur
kebahasaan yang benar
sesuai
konteks.
3.6. Mendemonstrasikan lagu 4.6. Menjelaskan arti lirik lagu dan
dan atau puisi (Gedicht) atau puisi (Gedicht) yang
yang dilihat atau didengar dilihat atau didengar secara
dengan memperhatikan unsur mandiri maupun dengan
kebahasaan yang benar bimbingan, dengan
sesuai konteks. memperhatikan unsur
kebahasaan dan budaya yang
benar.
3.7 Mendemonstrasikan tindak 4.7 Melakukan dialog pendek dan
tutur untuk menghargai kinerja sederhana secara mandiri
yang baik ucapan selamat, maupun dengan bimbingan
mengajak, melarang,minta untuk menggunakan tindak tutur
ijin,meminta/mengungkapkan tentang menghargai kinerja yang
pendapat, mengungkapkan baik, ucapan selamat, mengajak,
permintaan/permohonan (eine melarang, minta izin, meminta/
Bitteformulieren) dalam bentuk mengungkapkan pendapat
teks lisan dan tulis pendek dan dan mampu, mengungkapkan
sederhana, dengan menggunakan permintaan/permohonan (eine
unsur kebahasaan yang benar Bitte formulieren) dengan
sesuai konteks. menggunakan unsur kebahasaan
yang benar sesuai konteks.
3.8 Menafsirkan tindak tutur yang 4.8 Menyusun teks lisan dan tulis
terkait dengan memberi dan pendek dan sederhana secara
meminta informasi tentang mandiri maupun dengan
bangunan rumah, benda dan bimbingan ,terkait tindakan untuk
binatang di rumah, orang, memberi dan meminta informasi
pekerjaan dan kegiatan tentang bangunan rumah, benda
sehari- hari di rumah dan di dan binatang di rumah, orang,
lingkungan tempat tinggal pekerjaan dan kegiatan sehari-
yang terdapat pada teks lisan hari di rumah dan di lingkungan

230 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 231


Tingkatan VI Setara KelasKOMPETENSI
KONTEKSTUALISASI XII INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankanPENGETAHUANdalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
KETERAMPILAN
keterampilan. Kompetensi
3.9 Menafsirkan isi inti
teks sikap
khususspiritual yang perlu dimiliki
4.9 Menentukan peserta
isi teks khususdidik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
peserta didik mampu
lisan dan“Menunjukkan
tulis pendek dan perilaku jujur, disiplin,tanggung
lisan dan tulis pendek dan jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
sederhana berbentuk
atas berbagai permasalahan dalam daGar sederhana
berinteraksi secara efektifberbentuk daGar
dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
menu, iklan singkat, E-Mail, menu, iklan singkat, surat/
tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
pesan pada mesin penjawab undangan pribadi, E-Mail,
memperhatikantelepon
karakteristik pendidikan kesetaraan,pesan
(Anru6eantworter) matapada
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
mesin penjawab
pesan singkat dan pengumuman telepon (Anru6eantworter),
/ pemberitahuan (Zettel/ pesan singkat dan pengumuman Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
Informationschilder) terkait / pemberitahuan (Zettel/ proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
benda dan binatang di Informationschilder) terkait benda kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
rumah, orang, pekerjaan, dan binatang di rumah, orang, pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
kegiatan sehari-hari di pekerjaan, kegiatan sehari-hari di
rumah dan di rumah dan di lingkungan tempat lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
lingkungan tempat tinggal tinggal dengan menggunakan seperti dalam tabel berikut.
dengan menggunakan unsur unsur kebahasaan yang benar
kebahasaan yang benar sesuai KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sesuai konteks.
konteks. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.10 Menafsirkan isi teks deskriptif 4.10.1 Menentukan isi teks deskriptif PENGETAHUAN KETERAMPILAN
lisan dan tulis pendek dan lisan dan tulis pendek dan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
sederhana terkait bangunan sederhana terkait bangunan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
rumah, benda di rumah, rumah, benda di rumah, faktual, konseptual, prosedural abstrak terkait dengan pengembangan
orang, pekerjaan dan orang, pekerjaan dan dan metakognitif berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah
kegiatan sehari-hari di kegiatan sehari-hari di rasa ingin tahunya tentang
rumah dan di rumah dan di lingkungan secara mandiri, dan mampu
ilmupengetahuan, teknologi, seni,
lingkungan tempat tinggal tempat tinggal dengan menggunakan metoda sesuai kaidah
budaya, dan humaniora dengan
dengan menggunakan unsur menggunakan unsur keilmuan.
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kebahasaan yang benar sesuai kebahasaan yang benar kenegaraan, dan peradaban
konteks. sesuai konteks. terkaitpenyebab fenomena dan
4.10.2 Menyusun teks lisan dan kejadian, serta menerapkan
tulis pendek dan sederhana pengetahuan prosedural pada
secara mandiri maupun bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bimbingan, terkait dengan bakat dan minatnya untuk
tindakan untuk memberi memecahkan masalah.
dan meminta informasi
tentang bangunan rumah,
benda dan binatang di
rumah, orang, pekerjaan
dan kegiatan sehari-hari di
rumah dan di lingkungan
tempat tinggal, dengan
menggunakan unsur
kebahasaan yang benar
sesuai konteks.
3.11 Mendemostrasikan lagu dan atau 4.11 Menjelaskan arti lirik lagu dan
puisi (Gedicht) yang dilihat atau atau puisi (Gedicht) yang dilihat
didengar dengan memperhatikan atau didengar secara mandiri

232 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 233


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Mendemonstrasikan tindak tutur 4.1 Melakukan dialog dengan
untuk mengungkapkan usulan, menggunakan tindak tutur
persetujuan, ketidaksetujuan, untuk mengungkapkan
mengajak, meminta usulan,persetujuan,
izin,melarang, harapan atau ketidaksetujuan
doa, dalam bentuk teks lisan mengajak,meminta
dan tulis pendek dan sederhana, izin,melarang,harapan atau doa,
dengan memperhatikan unsur dalam bentuk teks lisan dan
kebahasaan yang benar sesuai tulis pendek dan sederhana,
konteks. denganmemperhatikan unsur
kebahasaan yang benar sesuai
konteks.
3.2 Mendemonstrasikan tindak 4.2 Melakukan dialog secara mandiri
tutur memberi dan meminta maupun dengan bimbingan
informasi untuk menyatakan guru terkait dengan interaksi
keharusan, himbauan, yang melibatkan tindakan
kemampuan/ kesanggupan, keharusan, himbauan,
memberi instruksi dan melarang kemampuan/ kesanggupan,
melakukan suatu tindakan/ memberi instruksi dan melarang
kegiatan terkait kegiatan melakukan suatu
waktu senggang tindakan/kegiatan terkait
(Freizeitbeschäƒigung) dalam kegiatan waktu senggang
bentuk teks lisan dan dengan memperhatikan unsur
tulis pendek dan sederhana, kebahasaan yang benar sesuai
dengan memperhatikan unsur konteks.
kebahasaan yang benar sesuai
konteks.
3.3 Menafsirkan tindak tutur yang 4.3 Menyusun teks lisan dan tulis
terkait dengan memberi dan pendek dan sederhana terkait
meminta informasi tindakan/ tindakan untuk memberi dan
kegiatan waktu senggang/ meminta informasi terkait
kejadian yang sudah tindakan kegiatan waktu
dilakukan/ terjadi di waktu senggang /kejadian yang sudah
lampau terkait dilakukan/ terjadi di waktu
perjalanan/wisata (Reisen) lampau terkait perjalanan/
pada teks lisan dan tulis wisata dengan memperhatikan
sesuai unsur kebahasaan yang benar
konteks penggunaannya, dengan sesuai konteks.

234 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 235


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Menerka isi teks khusus lisan 4.4 Menentukan isi teks khusus lisan
dan tulis pendek dan sederhana dan tulis pendek dan sederhana
berbentuk pengumuman singkat berbentuk pengumuman singkat
(kurze Mi1eilungen), iklan (kurze Mi1eilungen), iklan
singkat (kurze Anzeigen), papan singkat(kurze Anzeigen), papan
petunjuk (Hinweisschilder/ petunjuk (Hinweisschilder/
Aushänge), pengumuman Aushänge), pengumuman
lisan (Durchsage),agenda lisan (Durchsage), agenda
kegiatan (Terminkalender), tiket kegiatan (Terminkalender), tiket
perjalanan (Fahrkarte),jadwal perjalanan (Fahrkarte), jadwal
perjalanan (Fahrplan), rencana perjalanan (Fahrplan), rencana
perjalanan (Reiseprogramm), perjalanan (Reiseprogramm),
pesan pada mesin penjawab pesan pada mesin penjawab
telepon (Anru@eantworter) telepon (Anru@eantworter)
terkait kegiatan waktu senggang terkait kegiatan waktu senggang
dan perjalanan/ wisata sesuai dan perjalanan/wisata sesuai
unsur kebahasaan dan konteks unsur kebahasaan dan konteks
penggunaan yang benar. penggunaan yang benar.
3.5 Menerka isi teks deskriptif lisan 4.5.1 Menentukan isi teks deskriptif
dan tulis pendek dan sederhana, lisan dantulis pendek
terkait kegiatan waktu senggang dan sederhana tentang
(Freizeitbeschäƒigung) dan kegiatan waktu senggang
perjalanan/wisata (Reisen), (Freizeitbeschäƒigung) dan
sesuai unsur kebahasaan dan perjalanan/wisata Reisen)
konteks yang benar. sesuai unsur kebahasaan
dan konteks penggunaan
yang benar.
4.5.2 Menyusun teks deskriptif
lisan dan tulis pendek
dan sederhana, tentang
kegiatan waktu senggang dan
perjalanan/wisata dengan
memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar sesuai
konteks.
3.6 Mendemonstrasikan lagu 4.6. Menjelaskan arti lirik lagu dan
dan atau puisi (Gedicht), atau puisi (Gedicht) yang
dengan memperhatikan dilihat atau didengar secara
unsur mandiri maupun dengan
kebahasaan yang benar sesuai bimbingan, memperhatikan
konteks. unsur budaya.

234 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA JERMAN 235


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Bahasa Perancis
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah pertama
dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang dihadapi,
menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan untuk
mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai sebab masih
belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulumpendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui

BAHASA PERANCIS 237

236 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C


kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan B. Tujuan
dalam lingkuppengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
pendidikan kesetaraanberorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus dan/atau ekstrakurikuler.
sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia
kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi Pembelajaran bahasa Perancis pada pendidikan kesetaraan memiliki
komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi tujuan mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi
ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional, dan fungsional.
aktivitas sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. Kompetensi ini mengarahkan peserta didik melalui berbagai bentuk teks
Dengan demikian program paket C mata pelajaran bahasa Perancis, pada berbahasa Perncis lisan dan tulis, secara runtut dengan unsur kebahasaan
tingkatan V setara kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII yang akurat dan berterima, tentang berbagai pengetahuan faktual dan
penting diarahkan pada pembentukan kompetensi untuk melaksanakan prosedural, serta menanamkan nilai-nilai luhur karakter bangsa, dalam
fungsi sosial. Kompetensi ini dicapai dengan menggunakan teks yang konteks kehidupan di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
memiliki struktur dan unsur kebahasaan yang tepat dan benar sesuai Peserta didik dituntut dapat melakukan berbagai kegiatan pembelajaran
dengan tujuan dan konteks komunikatif dalam berbahasa Perancis. yang produktif, kreatif dan inovatif yang sejalan dengan kegiatan
sainstifik.
Selain itu agar peserta didik pada pendidikan kesetaraan dapat pula diakui
oleh masyarakat internasional seperti halnya pendidikan formal, Setelah mempelajari Bahasa Perancis, peserta didik diharapkan mampu
penyetaraan kompetensi khusus untuk bahasa Perancis harus diarahkan menggunakan beragam fungsi sosial kebahasaan untuk berkomunikasi
pada peningkatan kemampuan peserta untuk berkomunikasi secara tertulis baik lisan maupun tulis dalam berbagai situasi dan topik dengan
dan lisan dalam bahasa Perncis sesuai level kemampuan berbahasa A1 menggunakan bahasa Perancis sederhana. Kompetensi yang harus dicapai
Standar Internasional GER (Gemeinsamer Europäscher Referenzrahmen). mencakup pengetahuan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan yang
Sehingga peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya dalam harus dimiliki adalah tentang unsur-unsur penunjang kebahasaan yaitu
menjalin kerjasama dengan komunitas masyarakat internasional, fonetik/pelafalan, kosakata, struktur gramatika bahasa Perancis dan
melakukan tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah dan pengetahuan lintas budaya. Sedangkan empat keterampilan berbahasa yang
mengembangkan kehidupan publik. diajarkan meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran C. Ruang Lingkup
mata pelajaran Bahasa Perancis di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan.
kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan Ruang lingkup pembelajaran bahasa Perancis untuk tingkatan V setara
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi kelas X dan XI, dan tingkatan VI setara kelas XII sebagaimana tertera
dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. pada tujuan pembelajaran adalah mencakup aspek pengetahuan
kebahasaan dan aspek keterampilan berbahasa, dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:

238 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 239


1. Unsur pengetahuan kebahasaan maupun keterampilan berbahasa yang didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab,
bermanfaat dalam kehidupan nyata (aplikatif ) yang terlihat dari teks peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan
yang terkait dengan fungsi sosial berbahasa. pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
2. Unsur penunjang kebahasaan dan keterampilan yang dipelajari berada berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam konteks kompetensi komunikatif yang diterapkan dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
hubungan fungsional interpersonal antara siswa/peserta didik dengan Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses
pendidik, teman, dan orang di sekitarnya. pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
3. Unsur kebahasaan dan keterampilan tertuang dalam wacana-wacana pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
transaksional baik berbentuk lisan maupun tulis. memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dalam kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel
dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam berikut.
praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi dan metakognitif berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai pengetahuan, teknologi, seni,
mandiri, bertindak secara efektif dan
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan budaya, dan humaniora dengan
kreatif, serta mampu menggunakan
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk metoda sesuai kaidah keilmuan.
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan kenegaraan, dan peradaban terkait
pengembangan pendidikan. penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian prosedural pada bidang kajian yang
materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan spesifik sesuai dengan bakat dan
rumusan kalimat minatnya untuk memecahkan masalah.
3.1 Mendemonstrasikan tindak tutur 4.1 Mempraktekan ungkapan selamat
Tingkatan V Setara Kelas X dan XI menyapa, berpamitan, berterima pagi, selamat siang, selamat
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum kasih, meminta maaf dan cara- malam pada seseorang sesuai
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) cara meresponnya. dengan konteks formal/ informal
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti dan meresponnya secara lisan
dan tulisan.
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
3.2 Mendemonstrasikan cara 4.2 Mempraktikan ungkapan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
memperkenalkan diri dan memperkenalkan diri dan
sosial, yaitu peserta
menanyakan nama secara formal menanyakan nama orang lain
dan informal. secara formal/informal secara
lisan dan tulisan.

240 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 241


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menyatakan dan menanyakan 4.3 Mempraktekan ungkapan 3.12 Mencontohkan tindak 4.12 Menghasilkan teks yang berisi
nama hari, tanggal, bulan, mengenai nama hari, nama bulan tutur ucapan selamat tindak tutur ucapan selamat
dan tahun dalam bentuk dan tahun secara lisan dan tulis. (féliciter quelqu’un) dengan dalam berbagai situasi secara
angka dan huruf pada saat memperhatikan fungsi sosial, lisan dan tulis.
pembelajaran. struktur teks, dan unsur
3.4 Mendemonstrasikan nama, 4.4 Mempraktikan dengan cara kebahasaan pada teks interaksi
tanggal lahir, alamat, nomor membuat wacana pendek yang lisan dan tulis.
telepon, alamat email. berisi informasi mengenai nama, 3.13 Menyatakan keberadaan 4.13 Memproduksi teks yang berisi
tanggal lahir, bulan, tahun, alamat orang atau benda (mis: il est tindak tutur untuk menyatakan
dan nomor telepon. dans la classe, la chat est sur keberadaan orang dan benda
3.5 Menyebutkan nama-nama benda 4.5 Menceritakan nama-nama benda la table). secara lisan dan tulis.
di dalam kelas, nama-nama di dalam kelas, nama-nama 3.14 Menggambarkan kegiatan yang 4.14 Menghasilkan teks yang
bangunan di sekitar sekolah. bangunan di sekitar SPNF secara sedang dilakukan/kegiatan yang menceritakan kejadian/kegiatan
lisan dan tulis. rutin dilakukan. yang dilakukan sehari-hari
3.6 Menyatakan karakter/sifat teman, 4.6 Menceritakan karakter/sifat (present de l’indicatif) secara lisan
pendidik, kepala SPNF secara teman sekelas, Pendidik, kepala dan tulis.
lisan dan tulisan. SPNF, artis/tokoh terkenal secara 3.15 Menggambarkan kegiatan/ 4.15 Menghasilkan teks yang
lisan dan tulisan. keadaan pada waktu lampau menceritakan kegiatan di waktu
3.7 Menyatakan instruksi yang 4.7 Mendemonstrasikan instruksi (passé composé). lampau (passé-composé) secara
berupa rambu-rambu di jalan. rambu-rambu lalu lintas di jalan lisan dan tulis.
Membedakan rambu-rambu di secara lisan dan tulis. 3.16 Mendemonstrasikan pesan 4.16 Menghasilkan teks berupa
jalan. singkat (message courte) dan pesansingkat dan pengumuman
3.8 Menafsirkan makna 4.8 Menceritakan makna lagu pemberitahuan sesuai dengan dan tulis terkait dengan
lagu tradisional Prancis tradisional Prancis secara lisan fungsi sosial secara lisan dan kehidupan sekolah.
(mis: Alloue1e). dan tulis. tulisan.
3.9 Mendemonstrasikan tindak tutur 4.9 Memproduksi teks pendek 3.17 Menemukan ciri-ciri teks 4.17 Menghasilkan teks deskriptif
meminta perhatian. Mengecek yang berisitindak tutur untuk deskriptif dengan memperhatikan untuk mendeskripsikan orang dan
pemahaman, menghargai kinerja, meminta perhatian, mengecek fungsi sosial. benda secara lisan dan tulis.
meminta dan mengungkapkan pemahaman, menghargai kinerja
pendapat. dan mengungkapkan pendapat 3.18 Menafsirkan puisi berbahasa 4.18 Menghasilkan puisi berbahasa
serta meresponnya secara lisan Prancis. Prancis secara lisan dan tulis.
dan tulis.
Tingkatan VI (Setara Kelas XII)
3.10 Mengekspresikan tindak tutur 4.10 Menghasilkan teks yang berisi
untuk menanyakan kebersediaan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tindak tutur untuk
tujuan menyatakan
kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
dan keinginan melakukan sebuah kesanggupan dan kemauan
keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang melakukan
tindakan sesuai dengan fungsi
perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
tindakan secara lisan
peserta didik mampu
sosial. “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung
dan tulis. jawab, peduli
3.11 Membedakan tindak tutur untuk 4.11 Menghasilkan teks yang berisi
memberi instruksi, mengajak, tindak tutur memberi instruksi,
melarang, minta ijin sesuai mengajak, melarang, minta ijin
konteks. secara lisan dan tulis.

242 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 243


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai PENGETAHUAN KETERAMPILAN
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan 3.3 Menyatakan tindak tutur untuk 4.3 Menghasilkan teks yang berisi
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu mengeskpresikan tujuan (but). tindak tutur untuk menyatakan
keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dan menanyakan maksud dan
dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, tujuan melakukan tindakan/
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. kegiatan secara lisan dan tulis.
3.4 Mengekspresikan tindak tutur 4.4 Menghasilkan teks yang berisi
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses untuk menyuruh dan melarang suruhan/larangan melakukan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan (demander quelqu’un de faire tindakan secara lisan dan
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam quelque chose et interdiction) tulis.
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi melakukan suatu tindakan/
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. kegiatan, sesuai dengan konteks.
3.5 Mengekspresikan teks prosedural 4.5 Memproduksi teks prosedural
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
yang berisi kalimat-kalimat berbentuk resep makanan dan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
perintah seperti resep makanan, buku petunjuk secara lisan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN buku petunjuk. dan tulis.
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji 3.6 Mendemonstrasikan tindak tutur 4.6 Memproduksi teks yang berisi
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah untuk menyatakan kejadian di tindak tutur untuk menyatakan
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan pengembangan waktu yang akan datang (future). kegiatan yang akan dilakukan di
dan metakognitif berdasarkan dari yang dipelajarinya di sekolah waktu mendatang (future) secara
rasa ingin tahunya tentang ilmu secara mandiri, bertindak secara
pengetahuan, teknologi, seni, lisan dan tulis.
efektif dan kreatif, serta mampu
budaya, dan humaniora dengan 3.7 Menafsirkan isi teks naratif. 4.7 Menghasilkan teks naratif
menggunakan metoda sesuai kaidah
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, berbentuk formulir, tiket, jadwal
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan.
pelajaran secara lisan dan tulis.
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan 3.8 Menafsirkan cerita fabel Prancis. 4.8 Menceritakan kembali isi cerita
prosedural pada bidang kajian fabel Perancis (fable française)
yang spesifik sesuai dengan bakat yang sederhana secara lisan dan
dan minatnya untuk tulis.
memecahkan masalah.
3.1 Menyatakan tindak tutur 4.1 Memproduksi teks sederhana
harapan dan ucapan selamat yang berisi ungkapan harapan,
atas suatu kebahagiaan. ucapan selamat atas kebahagiaan
dan prestasi secara lisan dan
tulis.
3.2 Menyatakan tindak tutur untuk 4.2 Menghasilkan teks yang berisi
menyatakan keharusan dan tindak tutur untuk menyatakan
usulan. larangan/suruhan/himbauan
secara lisan dan tulis.

244 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C BAHASA PERANCIS 245


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Antropologi
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan

ANTROPOLOGI
247

246 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C


kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan B. Tujuan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
dalam lingkup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
dengan masalah, tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi dan/atau ekstrakurikuler.
pendidikan kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu
dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus Kurikulum mata pelajaran Antropologi dirancang untuk mempersiapkan
sesuai potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia generasi baru bangsa yang memiliki kemampuan sebagai pribadi orang
kerja, dan kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dewasa dan warga negara yang berpengetahuan, berketerampilan, dan
komunikasi di abad 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi memahami berbagai persoalan dan kekuatan budaya dalam membangun
ketersediaan ruang-ruang publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas kehidupan bermasyarakat, hidup berdampingan secara damai dalam
sosial, ekonomi dan budaya yang bersifat kreatif dan inovatif. perbedaan. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan
warga negara yang bertanggung jawab pada perkembangan diri dan
Sejauh ini, mata pelajaran Antropologi di Sekolah Menengah Atas masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. Secara khusus, mata
dirancang untuk mempersiapkan generasi baru bangsa memiliki pelajaran Antropologi diajarkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus
kemampuan sebagai pribadi orang dewasa dan warga negara yang sebagai berikut.
berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki etika sosial yang tinggi
serta bertanggung jawab terhadap perkembangan diri dan masyarakatnya 1. Tujuan umum, yaitu:
untuk menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia. Secara a. Memahami ruang lingkup kajian Antropologi;
khusus, mata pelajaran Antropologi memiliki arti penting untuk b. Memahami dan menerapkan pendekatan dan metode kerja
memahami berbagai persoalan dan kekuatan budaya dalam membangun Antropologi;
kehidupan bermasyarakat, hidup berdampingan secara damai dalam c. Memahami kebudayaan dan dapat memanfaatkannya untuk
perbedaan. Demikian pula, melalui belajar Antropologi, perlu menyelesaikan berbagai masalah terkait dengan manusia dan
ditingkatkan empati antar sesama, toleran dan menghargai keberadaan kehidupannya sebagai makhluk biologi dan sosial budaya yang
setiap orang dalam sebuah komunitas, kelompok dan masyarakat. beraneka ragam.
Termasuk, kemampuannya dalam menjalin kerjasama, melakukan tindakan d. Menelaah fenomena budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi
kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan mengembangkan dan bahasa dalam masyarakat multikultur.
kehidupan publik. e. Mengaplikasikan hasil telaah terkait dengan budaya dalam
masyarakat multikultur dalam kehidupan sehari-hari.
Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
f. Menyajikan data dan informasi yang diperoleh melalui proses
mata pelajaran Antropologi di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara
penelitian Antropologi
Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan
g. Produktif dan responsif dalam menyikapi berbagai persoalan
lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
terkait dengan keberadaan budaya lokal, nasional, pengaruh
permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam
budaya luar dan membina hubungan antar budaya
hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi
h. Menginternalisasikan nilai-nilai budaya sebagai pembentuk kepri-
juga perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski
badian yang toleran, empati, serta saling menghargai antar sesama
kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan
untuk membangun kehidupan harmonis dalam masyarakat
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi
multikultur.
dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.

248 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 249


2. Tujuan khusus, yaitu: Mengacu pada kompetensi Antropologi di Sekolah Menengah Atas,
a. Pembelajaran Antropologi menginspirasi, menantang, memotivasi kompetensi yang hendak dicapai dalam pendidikan kesetaraan ini
pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang berorientasi pada fenomena keragaman budaya, agama,
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai religi/kepercayaan, tradisi, dan
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis bahasa beserta unsur-unsurnya yang terinternalisasi menjadi budaya
peserta didik dalam menghadapi perubahan budaya manusia. dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam
b. Memahami dan menerapkan pendekatan dan metode kerja rangka membentuk kepribadian dan karakter, dan menggunakan metode
Antropologi dengan mempertimbangkan latar belakang peserta etnografi dalam menganalisis kesamaan dan keberagaman bahasa, dialek,
didik yang merupakan Usia Sekolah dan Orang Dewasa. tradisi lisan dalam masyarakat multikultur untuk tingkatan 5, dan
c. Memahami kebudayaan dan dapat dimanfaatkan untuk kemampuan mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait
menyelesaikan berbagai masalah terkait dengan kebutuhan di dengan berbagai persoalan tentang kesetaraan, perubahan sosial-budaya
masyarakat agar peserta didik mampu mempertahankan hidup dan dalam masyarakat multikultur untuk tingkatan 6.
kehidupannya sebagai makhluk biologi dan sosial budaya yang
beraneka ragam. Kompetensi-kompentensi tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran
d. Mengaplikasikan hasil telaah sederhana terkait dengan budaya materi-materi berikut.
dalam masyarakat multikultur dalam kehidupan sehari-hari. 1. Peran Antropologi sebagai ilmu dan metode dalam memahami
e. Memiliki keterampilan yang dapat diterapkan di masyarakat manusia, perilaku, dan hubunganya dengan kebudayaan.
tempat tinggalnya secara produktif dan responsif dalam menyikapi 2. Budaya sebagai sistem pengetahuan/sistem nilai yang menjadi acuan
berbagai persoalan terkait dengan keberadaan budaya lokal, dalam bersikap, berperilaku, dan bertindak sebagai anggota
nasional, pengaruh budaya luar dan membina hubungan antar masyarakat.
budaya. 3. Kesamaan dan keberagaman budaya, agama, religi/kepercayaan,
C. Ruang Lingkup bahasa/ dialek dan tradisi di nusantara serta cara menyikapi
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, berbagaiperbedaan (simpati, empati, emansispasi, kesetaraan dan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya keadilan), dan hubungan antar budaya dalam rangka membangun
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing kehidupan harmonis pada masayarakat multikultur.
bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga 4. Globalisasi dan perubahan sosial budaya: latar belakang, proses dan
negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat.
masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. 5. Alternatif solusi dan strategi pemecahan masalah sosial-budaya melalui
pende- katan kajian Antropologi dan kaitanya dengan pembangunan
Secara khusus, pembelajaran Antropologi di sekolah menengah atas
masyarakat.
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas
D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Antropologi di pendidikan
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan Kurikulum pada Pendidikan Kesetaraan
dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
pembelajaran. dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.

250 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 251


Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, yaitu: KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
(1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rumusan atau 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
faktual, konseptual, prosedural, terkait dengan pengembangan dari
rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dan metakognitif berdasarkan yang dipelajarinya di sekolah secara
dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan rasa ingin tahunya tentang ilmu mandiri, bertindak secara efektif dan
pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk pengetahuan, teknologi, seni,
kreatif, serta mampu menggunakan
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan budaya, dan humaniora dengan
metode sesuai kaidah keilmuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
pengembangan pendidikan. kenegaraan, dan peradaban terkait
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi, kejelasan penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan kalimat. prosedural pada bidang kajian yang
Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. XI) spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.1 Menjelaskan manfaat Antropologi 4.1 Membaca berbagai sumber/bahan
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) dalam mempelajari keanekaragaman bacaan tentang ilmu Antropologi
dan kesamaan suku bangsa di yang mempelajari keanekaragaman
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
Indonesia dalam kehidupan sehari- dan kesamaan suku bangsa di
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan hari yang dijadikan pembiasaan Indonesia dalam kehidupan sehari-
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap untuk membangun sikap toleran, hari yang dijadikan pembiasaan
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, empati, dan saling menghargai untuk membangun sikap toleran,
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, sehingga tercipta kerukunan empati, dan saling menghargai
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas nasional sehingga tercipta kerukunan nasional
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan 3.2 Menggambarkan adanya 4.1 Melakukan pengamatan, kajian
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan pengelompokan komunitas berbagai sumber bacaan, dan
masyarakat Indonesia berdasarkan berdiskusi tentang masyarakat
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
kriteria agama, etnik, gender, sekitar untuk memahami adanya
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), pekerjaan, desa-kota dalam rangka pengelompokan komunitas
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan menyadari bahwa masyarakat masyarakat berdasarkan agama, etnik,
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, Indonesia beraneka ragam gender, pekerjaan, desa-kota dalam
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. rangka menyadari bahwa masyarakat
Indonesia beraneka ragam
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama 3.3 Menjelaskan adanya pembagian 4.3 Melakukan pengamatan, kajian
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kerja atau kewenangan dalam berbagai sumber bacaan, dan
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai masyarakat, atau organisasi berdiskusi di masyarakat sekitar
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih berdasarkan tingkatan tertentu tentang pembagian kerja atau
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan dalam rangka menyadari bahwa kewenangan dalam masyarakat, atau
seperti dalam tabel berikut. pelapisan kedudukan tersebut organisasi berdasarkan tingkatan
diperoleh dari pencapaian seperti tertentu dalam rangka menyadari
penghasilan, pendidikan, dsb bahwa pelapisan kedudukan
tersebut diperoleh dari pencapaian
seperti penghasilan, pendidikan, dsb

252 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 253


Tingkatan: VI (Setara Kelas
KONTEKSTUALISASI XII)
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Sebagaimana ditekankan
PENGETAHUAN
dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
KETERAMPILAN
keterampilan. Kompetensi
3.4 Mencari inti mitos,
cerita, ritual, sikap spiritual4.4yang perlu dimiliki
Melakukan peserta
kajian hasil didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
penelitian
peserta didikatau
mampu “Menunjukkan
membuka tabir budaya perilaku jujur, disiplin,tanggung
etnografi melalui pengamatan jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagaidengan
permasalahan dalam
mengamati perbedaan berinteraksi secara
(observasi) di masyarakat setempat sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
efektif dengan lingkungan
tersebut dicapai dan dibangun
atau persamaan antaramelalui
sistem proses pembelajaran
untuk melihattidak
adanyalangsung
perbedaan (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
memperhatikankekerabatan, sistempendidikan
karakteristik religi , sistem ataumata
kesetaraan, persamaan antaraserta
pelajaran, sistem
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
politik, sistem mata pencaharian kekerabatan, sistem religi , sistem
hidup, bahasa, dan kesenian disuatu politik, sistem mata pencaharian Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
daerah atau kelompok suku bangsa hidup, bahasa, dan kesenian disuatu proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
setempat. daerah atau kelompok suku bangsa kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
setempat. pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
3.5 Menemukan dan menunjukkan 4.5 Melakukan pengamatan (observasi), lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
persamaan dan perbedaan institusi- wawancara (interview), mengkaji
institusi sosial dalam berbagai berbagai sumber untuk melihat
seperti dalam tabel berikut.
kelompok etnik di Indonesia, agar persamaan serta perbedaan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
tercapai pemahaman tentang institusi-institusi sosial dalam KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
keanekaragaman dan kesamaan berbagai kelompok etnik di PENGETAHUAN KETERAMPILAN
budaya, sehingga terbentuk sikap Indonesia, agar terbentuk sikap
toleransi, saling menghargai, dan toleransi, saling menghargai, 3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah
empati dalam rangka membangun dan empati untuk membangun konseptual, prosedural berdasarkan abstrak terkait dengan pengembangan
masyarakat multietnik Indonesia masyarakat multietnik Indonesia rasa ingin tahunya tentang ilmu
yang rukun, aman, dan damai yang yang rukun, aman, dan dari yang dipelajarinya di sekolah
pengetahuan, teknologi, seni, secara mandiri, dan mampu
damai budaya, dan humaniora dengan
menggunakametode sesuai kaidah
3.6 Menemukan nilai-nilai kultural yang 4.6 Mengomunikasikan dalam forum wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait keilmuan
disepakati bersama oleh masyarakat diskusi nilai- nilai kultural nasional
Indonesia (misalnya: gotong royong, Indonesia (misalnya: gotong royong, penyebab fenomena dan kejadian,
tolong menolong, kekeluargaan, tolong menolong, kekeluargaan, serta menerapkan pengetahuan
kemanusiaan, tenggang rasa) dalam kemanusiaan, tenggang rasa) dalam prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
rangka membangun sikap toleran, rangka membangun sikap toleran,
minatnya untuk memecahkan masalah
empati, dan saling menghargai empati, dan saling menghargai
sehingga tercipta masyarakat multi sehingga tercipta masyarakat multi
etnik Indonesia yang rukun, aman, etnik Indonesia yang rukun, aman,
dan damai dan damai
3.7 Menunjukkan dan memperkenalkan 4.7 Merancang kegiatan untuk
perilaku yang menjunjung nilai- mempromosikan nilai- nilai kultural
nilai kultural yang disepakati yang disepakati bersama oleh
bersama oleh masyarakat Indonesia masyarakat Indonesia (misalnya:
(misalnya: gotong royong, gotong royong, tolong menolong,
tolong menolong, kekeluargaan, kekeluargaan, kemanusiaan,
kemanusiaan, tenggang rasa) tenggang rasa) sebagai budaya
sebagai budaya nasional (national nasional (national culture)
culture)

254 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C ANTROPOLOGI 255


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.1 Memahami dampak positif dan 4.1 Melakukan pengamatan,kajian
negatif dari pengaruh adanya literatur, diskusi dan pengamatan
pertemuan dua kebudayaan ( untuk mengidentifikasi
Asimilasi dan Akulturasi,imitasi pertemuan dua kebudayaan
budaya )sebagai perubahan ( Asimilasi dan Akulturasi,imitasi
sosial budaya, pembangunan budaya )sebagai perubahan
nasional, globalisasi, dan social budaya, pembangunan
modernisasi terhadap nasional, globalisasi, dan
masyarakat modernisasi terhadap
masyarakat Indonesia.
3.2 Menemukan perilaku yang 4.1 Melakukan kajian pengamatan
berdampak negatif dari atas perilaku untuk dapat
pertemuan dua kebudayaan memahami budaya manusia dan
(Asimilasi dan Akulturasi,imitasi mendapatkan gambaran adanya
budaya ) seperti perilaku dampak negatif perubahan
koruptif, diskriminatif, sosial, pembangunan nasional,
pelanggaran HAM, kekerasan globalisasi, dan modernisasi
dalam rumah tangga, dan terhadap kehidupan masyarakat
hedonism) sebagai perubahan setempat (misalnya: perilaku
social budaya, pembangunan koruptif, diskriminatif,
nasional, globalisasi, dan pelanggaran HAM, kekerasan
modernisasi terhadap dalam rumah tangga, dan
masyarakat hedonisme)
3.3 Merancang cara 4.3 Membaca berbagai sumber,
memperkenalkan budaya yang melakukan pengamatan, dan
baik seperti kearifan lokal wawancara untuk merancang
dan tradisi lisan di lingkungan cara memperkenalkan kearifan
masyarakat setempat untuk lokal dan tradisi lisan di
mengatasi berbagai dampak lingkungan masyarakat setempat
negatif dari perubahan sosial, sebagai upaya mengatasi
pembangunan nasional, berbagai dampak negatif
globalisasi, dan modernisasi bagi perubahan sosial, pembangunan
pembangunan karakter bangsa. nasional, globalisasi, dan
modernisasi dalam rangka
pembangunan karakter bangsa .

256 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 257


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan
PENDIDIKAN KESETARAAN kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan
Mata Pelajaran : Seni Budaya kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA 21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya
yang bersifat kreatif dan inovatif.
A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan Sejauh ini, mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Atas
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, dirancang untuk mempersiapkan generasi baru bangsa yang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam berpengetahuan, berketerampilan, dan memiliki kepekaan rasa estetik dan
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif untuk menopang pembangunan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan bangsa dan peradaban dunia. Secara khusus, mata pelajaran Seni Budaya
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, memiliki arti penting untuk meningkatkan kemampuan mengembangkan
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan diri dalam konteks perkembangan masyarakat melalui
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam beragam seni budaya yang memungkinkan seseorang hidup secara
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan Termasuk, kemampuannya dalam menjalin kerjasama, melakukan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. tindakan kolektif dalam memecahkan masalah-masalah sosial dan
mengembangkan kehidupan publik.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat mata pelajaran Seni Budaya di Pendidikan Kesetaraan Paket C setara
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan kesetaraan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan menjawab
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan dalam hidup,
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga perlu
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski kontekstualisasi
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang harus setara dan mengacu pada standar kompetensi dan kualitas lulusan
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal.
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai B. Tujuan
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan ekstrakurikuler.
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka Kurikulum mata pelajaran Seni Budaya dirancang untuk mempersiapkan
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan generasi baru bangsa yang berpengetahuan, berketerampilan, dan
mengacu dan melalui kontekstulisasi kurikulum pendidikan formal. memiliki kepekaan rasa estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan
Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup kreatif untuk

258 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 259


menopang pembangunan bangsa dan peradaban dunia. Kemandirian 2. Seni Musik
warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang Pembelajaran seni music meliputi apresiasi seni musik, estetika seni
bertanggung jawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal musik, pengetahuan bahan dan alat seni musik, teknik penciptaan seni
ini sangat diperlukan. Secara khusus, mata pelajaran Seni Budaya musik, pertunjukan seni musik, evaluasi seni musik, portofolio seni
diajarkan untuk mencapai tujuan- tujuan khusus sebagai berikut. musik.
1. Menumbuhkembangkan sikap menghargai, jujur, disiplin, percaya 3. Seni Tari
diri, toleransi, kerjasama, dan bertanggungjawab; Pembelajaran seni tari meliputi apresiasi seni tari, estetika seni tari,
2. Memahami fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan pentingnya pengetahuan bahan dan alat seni tari, teknik penciptaan seni tari,
mempelajari Seni Budaya; pertunjukkan seni tari, evaluasi seni tari, portofolio seni tari.
3. Menampilkan sikap apresiasiatif dan mengembangkan pengalaman estetik 4. Seni Teater
melalui pembelajaran Seni Budaya;
4. Mengekspresikan diri melalui kegiatan berkarya seni yang kreatif dan Pembelajaran seni teater meliputi apresiasi seni teater, estetika seni
produktif; teater, pengetahuan bahan dan alat seni teater, teknik penciptaan seni
teater, pertunjukkan seni teater, evaluasi seni teater, portofolio seni
5. Membuat pagelaran dan pameran karya seni teater.
C. Ruang Lingkup
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, sehingga Dari ke-4 aspek mata pelajaran Seni Budaya yang tersedia, satuan
perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan pendidikan dapat memilih sesuai dengan sumber daya dan sarana
perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing bangsa. prasarana satuan pendidikan, potensi daerah, dan minat peserta didik.
Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga negara yang Karakteristik mata pelajaran Seni Budaya dapat menjadi sarana
bertanggungjawab pada perkembangan diri dan masyarakatnya dalam hal konservasi dan pengembangan budaya lokal, sehingga budaya tersebut
ini sangat diperlukan. terjaga kelestariannya.
Secara khusus, pembelajaran Seni Budaya di sekolah menengah atas D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan kualitas Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Seni Budaya di pendidikan Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan
kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya materi-materi sejalan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas atau
dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal sehingga dicapai kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam
kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang dihasilkan pendidikan pendidikan formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan
formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan khusus dihadapi dan diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan pada aspek Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan dengan
pembelajaran. masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan, yaitu:
Ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya pada jenjang Kesetaraan Paket C (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan kesetaraan setara atau equivalen
berisi kegiatan apresiasi, ekspresi dan kreasi yang meliputi 4 aspek seni yang dengan kompetensi dasar pendidikan formal; (2) menjadikan rumusan atau
dicapai melalui pembelajaran pada tingkatan V dan VI. Empat aspek materi deskripsi kompetensi lebih operasional; dan (3) memberikan tekanan
seni meliputi: khusus rumusan kompetensi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
agar bisa dicapai sesuai kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan
1. Seni Rupa pendidikan kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk
Pembelajaran seni rupa meliputi apresiasi seni rupa, estetika seni memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
rupa, pengetahuan bahan dan alat seni rupa, teknik penciptaan seni pengembangan pendidikan.
rupa, pameran seni rupa, evaluasi seni rupa, portofolio seni rupa.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan
kalimat.

260 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 261


Tingkatan: V (Setara Kelas X s.d. KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
XI) SENI RUPA PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum 3.2 Memahami prosedur, bahan,dan 4.2 Membuat karya seni rupa tiga dimensi
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) teknik dalam proses berkarya seni menggunakan berbagai media dan
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap rupa tiga dimensi teknik, sesuai dengan ketersediaan
spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan bahan di daerah setempat berdasarkan
melihat model/contoh
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, 3.3 Memahami konsep, prosedur dan 4.3 Menyelenggarakan pameran hasil
tata kelola pameran karya seni rupa karya seni rupa dua dan tiga
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, dimensi yang dibuat berdasarkan
responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi melihat model/contoh
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan 4.4 Membuat deskripsi/tanggapan karya
3.4 Memahami konsep,prosedur dan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan fungsi kritik dalam karya seni seni rupa berdasarkan pengamatan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan rupa dalam bentuk lisan atau tulisan
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), 3.5 Menganalisis konsep, unsur, prinsip, 4.5 Membuat karya seni rupa dua dimensi
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan bahan dan teknik dalam berkarya berdasarkan contoh objek yang
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata seni rupa dua dimensi kemudian dimodifikasi, mengubah
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. sedikit bentuknya menjadi lebih
menarik dengan berbagai media dan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama teknik, sesuai dengan ketersediaan
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan bahan di daerah setempat
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai 3.6 Menganalisis konsep, unsur, prinsip, 4.6 Membuat karya seni rupa tiga
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih bahan dan teknik dalam berkarya dimensi berdasarkan contoh
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seni rupa tiga dimensi objek yang kemudian
seperti dalam tabel berikut. dimodifikasi, mengubah sedikit
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR bentuknya menjadi lebih
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN menarik dengan berbagai media
PENGETAHUAN KETERAMPILAN dan teknik, sesuai dengan
ketersediaan bahan di daerah
3. Memahami, menerapkan, dan mengana- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji setempat
lisis pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
3.7 Menganalisis perencanaan, 4.7 Menyelenggarakan pameran karya
prosedural, dan metakognitif berda- terkait dengan pengembangan dari
pelaksanaan,dan pelaporan pameran seni rupa dua dan tiga dimensi
sarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
karya seni rupa hasil modifikasi
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, mandiri, bertindak secara efektif dan
dan humaniora dengan wawasan kreatif, serta mampu menggunakan 3.8 Menganalisis karya seni rupadalam 4.8 Membuat analisis karya seni rupa
kema- nusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan bentuk tulisan dalam bentuk lisan atau tulisan
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
SENI MUSIK
menerapkan pengeta- huan prosedural Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
pada bidang kajian mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
yang spesifik sesuai dengan bakat sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap
dan
minatnya untuk memecahkan masalah spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
3.1 Memahami konsep, unsur, prinsip, 4.1 Membuat karya seni rupa dua dimensi
bahan,dan teknik dalam proses menggunakan berbagai media dan
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
berkarya seni rupa dua dimensi teknik, sesuai dengan ketersediaan tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
bahan di daerah setempatberdasarkan responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
melihat model/contoh atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

262 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 263


secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung PENGETAHUAN KETERAMPILAN
(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan 3.7 Menganalisis hasil pertunjukan 4.7 Membuat tulisan tentang musik
pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan musik Barat Barat
kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. 3.8 Memahami perkembangan musik 4.8 Menampilkan beberapa lagu dan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses Barat pertunjukan musik Barat dengan
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan menggunakan alat musik Barat yang
tersedia di daerah setempat
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi SENI TARI
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
PENGETAHUAN KETERAMPILAN mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
konseptual, prosedural, dan metakognitif terkait dengan pengembangan dari responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, mandiri, bertindak secara efektif dan
seni, budaya, dan humaniora dengan kreatif, serta mampu menggunakan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, metoda sesuai kaidah keilmuan dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun
kenegaraan, dan peradaban terkait melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
penyebab fenomena dan kejadian, serta keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan ma-
menerapkan pengetahuan prosedural syarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
pada bidang kajian yang spesifik sesuai pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
3.1 Memahami musik tradisi 4.1 Memainkan alat musik tradisi, proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
berdasarkan ketersediaan alat di kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
daerah setempat
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
3.2 Menganalisis jenis dan fungsi 4.2 Membuat presentasi dari
sosial dari alat musik tradisi hasil analisis alat musik lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
pada masyarakat tradisi seperti dalam tabel berikut.
berdasarkan jenis dan fungsinya
berdasarkan ketersediaan alat di
daerah setempat
3.3 Memahami dan mengapresiasi 4.3 Menampilkan musik tradisi
pertunjukan musik tradisi berdasarkan ketersediaan alat di
daerah setempat
3.4 Memahami konsep, bentuk dan 4.4 Membuat analisis dari hasil
jenis pertunjukan musik tradisi pertunjukan musik tradisi
3.5 Memahamikonsep musik Barat 4.5 Memainkan alat musik Barat yang
tersedia di daerah setempat
3.6 Menganalisis musik Barat 4.6 Mempresentasikan hasil analisis
musik Barat

264 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 265


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
PENGETAHUAN KETERAMPILAN mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
konseptual, prosedural, dan metakognitif terkait dengan pengembangan dari kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
seni, budaya, dan humaniora dengan
mandiri, bertindak secara efektif dan lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kreatif, serta mampu menggunakan seperti dalam tabel berikut.
kenegaraan, dan peradaban terkait metoda sesuai kaidah keilmuan
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
penyebab fenomena dan kejadian, serta KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
menerapkan pengetahuan prosedural
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk 3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
memecahkan masalah menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
konseptual, prosedural, dan metakognitif terkait dengan pengembangan dari
3.1 Memahami teknik dan prosedur 4.1 Meragakan ragam gerak tari
berdasarkan rasa ingin tahunya yang dipelajarinya di sekolah secara
gerak tari tradisi tradisional tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
3.2 Memahami nilai estetik gerak tari 4.2 Memeragakan gerak tari sesuai mandiri, bertindak secara efektif dan
seni, budaya, dan humaniora dengan
tradisi dengannilai estetika kreatif, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait metoda sesuai kaidah keilmuan
3.3 Menganalisis ragam gerak tari tradisi 4.3 Meragakan ragam gerak tari tradisi
sesuai dengan iringan penyebab fenomena dan kejadian, serta
3.4 Menganalisis tari tradisi 4.4 Membuat tulisan sebuah karya tari menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
3.5 Menerapkan konsep berkarya tari 4.5 Berkarya seni tari kreasi sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
kreasi dengan hitungan memecahkan masalah
3.6 Menerapkan nilai estetis pada tari 4.6 Berkarya seni tari kreasi sesuai
3.1 Memahami konsep seni peran 4.1 meragakan adegan sesuai
kreasi sesuai dengan iringan dengan nilai estetis dan iringan
yang bersumber pada seni teater konsep seni peran yang
3.7 Mengevaluasi gerak tari kreasi 4.7 Menyajikan ragam gerak tari kreasi tradisi bersumber pada seni teater
berdasarkan tata teknik pentas berdasarkan tata teknik pentas tradisi
3.8 Mengevaluasi karya tari kreasi 4.8 Membuat tulisan tentang 3.2 Memahami teknik menyusun nas- 4.2 Memahami teknik menyusun nas-
pertunjukan tari kreasi kah lakon bersumber cerita tradisi kah lakon bersumber cerita tradisi
SENI TEATER 3.3 Memahami konsep perancangan 4.3 Merancang pementasan seni
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum pementasan seni teater tradisi teater tradisi
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) 3.4 Menganalisis pementasan seni 4.4 Mementaskan seni teater tradisi
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap teater tradisi
spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan 3.5 Memahami konsep seni peran 4.5 Meragakan adegan sesuai konsep
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sesuai kaidah teater modern kaidah seni teater modern
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, 3.6 Menafsirkan kembali makna 4.6 Membuat naskah lakon sesuai
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, naskah lakon sesuai kaidah seni kaidah seni teater modern
responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi teater modern berdasarkan penafsiran peristiwa
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan keseharian
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan 3.7 Memahami perancangan 4.7 Merancang pementasan seni
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan pementasan seni teater modern teater modern
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect 3.8 Menganalisis pementassan seni 4.8 Mementaskan seni teater
teater modern modern

266 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 267


Tingkatan: VI (Setara Kelas 3.1 Mengevaluasi karya seni rupadua 4.1 Membuat karya seni rupa dua
dimensi dimensi berdasarkan imajinasi
XII) SENI RUP A dengan berbagai media dan
teknik, sesuai dengan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
ketersediaan bahan di daerah
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) setempat
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap 3.2 Mengevaluasi karya seni rupa tiga 4.2 Membuat karya seni rupa tiga
spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan dimensi dimensi berdasarkanimajinasi
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap denganberbagai media dan teknik,
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, sesuai dengan ketersediaan bahan
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, di daerah setempat
responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi 3.3 Mengevaluasi penyelenggaraan 4.3 Menyelenggarakan pameran
pameran karya seni rupa dua dan
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
tiga dimensi hasil kreasi
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan sendiri
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan 3.4 Mengevaluasi Karya Seni Rupa 4.4 Membuat evaluasi dalam
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), bentuk kritik karya seni rupa
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan secara lisan atau tulisan
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
SENI MUSIK
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3)
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perlu
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu peserta didik mampu
seperti dalam tabel berikut. “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
PENGETAHUAN KETERAMPILAN teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata
dan mengevaluasi pengetahuan dan mencipta dalam ranah pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
faktual, konseptual, prosedural, konkret dan ranah abstrak
dan metakognitif berdasarkan terkait dengan Penumbuh
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya pengemba
pengetahuan, teknologi, seni, sikap dila
di sekolah secara mandiri serta
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, bertindak secara efektif dan kreatif, pembelaja
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda sehingga
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan dengan k
serta menerapkan pengetahuan peserta
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan digunakan
minatnya untuk memecahkan masalah pertimban
268 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 269
mengembangkan
didik lebih lanjut.
kompetensi inti
dasar dirumuskan
tabel berikut.

268 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 269


teaching), yaituKONTEKSTUALISASI
keteladanan, pembiasaan, danINTI
KOMPETENSI budaya di satuan pendidikan
DAN KOMPETENSI DASAR dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN kompetensi sikap dilakukan
Penumbuhan dan pengembangan KETERAMPILAN
selama proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel
digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter
menganalisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah
berikut. pengetahuan faktual, konseptual,
konkret dan ranah abstrak
prosedural, dan metakognitif terkait dengan
berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
di sekolah secara mandiri serta
seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, bertindak secara efektif dan kreatif, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
serta menerapkan pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji,
prosedural pada bidang kajian yang dan mengevaluasi pengetahuan dan mencipta dalam ranah
spesifik sesuai dengan bakat dan faktual, konseptual, prosedural, konkret dan ranah abstrak
minatnya untuk memecahkan masalah dan metakognitif berdasarkan terkait dengan
3.1 Memahami konsep dan teknik 4.1 Mempresentasikan konsep rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya
berkreasi musik kontemporer dan teknik berkreasi musik pengetahuan, teknologi, seni,
di sekolah secara mandiri serta
budaya, dan humaniora dengan
kontemporer bertindak secara efektif dan kreatif,
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
3.2 Menganalisis karya musik 4.2 Mempresentasikan analisis musik kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda
sesuai kaidah keilmua
SENI TARI
kontemporer kontemporer penyebab fenomena dan kejadian,
3.3 Mengevaluasi pertunjukan musik 4.3 Menerapkan konsep dan teknik serta menerapkan pengetahuan
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum berkreasi
kontemporer nasional,musik
tujuan kurikulum
kontemporer prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
mencakup pencapaiankonsep
3.4 Merancang empat dan
kompetensi, yaitu: (1) sikap
4.4 Menampilkan karyaspiritual;
musik (2) minatnya untuk memecahkan masalah
sikap sosial;
teknik (3) pengetahuan,
berkreasi dan;
musik (4) keterampilan. Kompetensi inti
kontemporer kreasi sendiri sikap 3.1 Merancang manajemen 4.1 Menerapkan manajemen
spiritual kontemporer
yang perlusecara
dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
mandiri pergelaran tari pergelaran tari
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap SENI TEATERkarya tari
3.2 Merancang 4.2 Membuat karya tari
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, 3.3 Mengevaluasi
Sebagaimana rancangandalam
ditekankan karya tari 4.3 Mempergelarkan
kurikulum karya kurikulum
nasional, tujuan tari
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, 3.4 Mengevaluasi pergelaran tari 4.4 Membuat evaluasi
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; tertulis dari (2)
responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi pergelaran tari
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti sikap
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan

270 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C SENI BUDAYA 271


sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua
kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan
budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan
karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
seperti dalam tabel berikut.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji,
dan mengevaluasi pengetahuan dan mencipta dalam ranah
faktual, konseptual, prosedural, konkret dan ranah abstrak
dan metakognitif berdasarkan terkait dengan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya
pengetahuan, teknologi, seni,
di sekolah secara mandiri serta
budaya, dan humaniora dengan
bertindak secara efektif dan kreatif,
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Memahami konsep seni peran 4.1 Meragakan adegan teater
teater kontemporer kontemporer
3.2 Memahami teknik menyusun 4.2 Menyusun naskah lakon sesuai
naskah teater kontemporer kaidah teater kontemporer
3.3 Memahami perancangan 4.3 Merancang pementasan teater
pementasan teater kontemporer kontemporer
3.4 Menganalisis pementasan teater 4.4 Mementaskan teater
kontemporer kontemporer

272 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C MATEMATIKA 273


KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013 kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah,
PENDIDIKAN KESETARAAN tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
Mata Pelajaran : Pendidikan Olahraga dan Rekreasi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan
A. Rasional budaya yang bersifat kreatif dan inovatif.
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, Pendidikan Olahragadan Rekreasidirancangsebagaisaranauntukmenyegarkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam dan memulihkan kekuatan fisik dan mental melalui berbagai kegiatan
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan pengembangan organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan (physical fitness), kegiatan pisik (physical activities), dan pengembangan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu, keterampilan (skill development) untuk membentuk karakter generasi
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan muda bangsa yang sehat jasmani dan rohani, dan memiliki rasa sportivitas
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa. dan jujur sebagai warga negara yang berpengetahuan, berkepribadian,
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam keterampilan, cerdas serta berkepribadian dalam rangka membentuk
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan manusia Indonesia yang berkualitas. Secara khusus, mata pelajaran
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan Pendidikan Olahraga dan Rekreasi memiliki arti penting untuk
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara. mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan
motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari mental, emosional, sportivitas, spiritual, dan sosial) yang dibangun
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk melalui aktivitas yang menyenangkan bersifat rekreatif, serta pembiasaan
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Dengan belajar
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan Olahraga dan Rekreasi peserta didik belajar berinteraksi dengan orang lain
di Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan di alam terbuka, lapangan ataupun arena indoor sebagai pembentukan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas karakter dan kesehatan fisik dan psikis, melalui suatu program olahraga
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk rekreatif yang disusun dan direncanakan dengan baik, menarik dan
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah menyenangkan, sehingga dapat membentuk perkembangan pribadi peserta
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang didik yang mampu bekerja sama, sportif, jujur dan toleran dalam
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi melakukan aktivitas serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai dalam kehidupan sehari- secara mandiri dan berani berkompetisi di era
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan. global atau abad 21.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab Pencapaian kompetensi di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi di Pendidikan
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan Kesetaraan Paket C setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan
pendidikan kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka dalam pendidikan kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan
pengembangan kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan kemampuan menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan
mengacu dan melalui kontekstulisasi atau kecakapan dalam hidup,

274 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 275
maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan, kontekstualisasi juga dan olahraga sederhana dan/atau tradisional bersifat rekreatif, serta
perlu dilakukan pada aspek sikap dan keterampilan. Meski aktivitas gerak berirama, selain itu juga dimuat pendidikan kesehatan
kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan, standar kompetensi dan yang membahas kesehatan pribadi berupa kebersihan diri dan lingkungan,
kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu pada standar kompetensi pencegahan terhadap obat berbahaya, hingga bahaya HIV – AIDS, serta
dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. kesehatan mental dan sosial.
B. Tujuan D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi, Kurikulum Pendidikan Kesetaraan
yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan
dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, tantangan pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan
dan/atau ekstrakurikuler. standar kualitas atau kompetensi lulusan yang hendak dicapai
Adapun mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Rekreasi bertujuan sebagaimana terdapat dalam pendidikan formal. Kontektualisasi
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan diwujudkan di dalam
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan.
emosional, landasan karakter moral, aspek pola hidup sehat dan Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga, dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan
kesehatan dan rekreasi yang direncanakan secara sistematis, bersifat kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan
rekreatif/menyenangkan, dan sesuai usia perkembangan serta kehidupan kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan
budaya setempat. formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih
C. Ruang Lingkup operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif,
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan
bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
pengembangan pendidikan.
negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan
masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian
materi, kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan
Pembelajaran Olahraga dan Rekreasi di Paket C setara sekolah menengah
rumusan kalimat
atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan peningkatan
kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran Olahraga dan Tingkatan V Setara Kelas X dan XI
rekreasi di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya
materi-materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
pada aspek pembelajaran. mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
Lingkup materi pada pendidikan olahraga dan rekreasi berupa disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
pengembangan pola gerak dasar, atletik (track and field), permainan bola damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
besar, dan bola kecil, beladiri, pengembangan kebugaran jasmani, berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
melalui berbagai permainan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

276 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 277
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata 3.3 Menganalisis keterampilan gerak 4.3 Mempraktikkan hasil analisis
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. salah satu permainan bola kecil keterampilan gerak salah satu
sederhana, tradisional dan atau permainan bola kecil sederhana,
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses rekreatif untuk menghasilkan tradisional dan atau rekreatif
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan koordinasi gerak yang baik* untuk menghasilkan koordinasi
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam gerak yang baik*
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi 3.4 Menganalisis keterampilan 4.4 Mempraktikkan hasil analisis
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. gerak salah satu permainan bola keterampilan gerak salah satu
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR kecil sederhana, tradisional dan permainan bola kecil dengan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN atau rekreatif serta menyusun peraturan yang disederhanakan,
PENGETAHUAN KETERAMPILAN rencana perbaikan* tradisional dan atau rekreatif
serta menyusun rencana
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
menganalisis pengetahuan perbaikan*
ranah konkret dan ranah abstrak terkait
faktual, konseptual, prosedural, dengan pengembangan dari yang 3.5 Menganalisis keterampilan jalan 4.5 Mempraktikkan hasil analisis
dan metakognitif berdasarkan dipelajarinya di sekolah secara mandiri, cepat, lari, lompat dan lempar keterampilan jalan cepat, lari,
rasa ingin tahunya tentang ilmu bertindak secara efektif dan kreatif, untuk menghasilkan gerak yang lompat dan lempar untuk
pengetahuan, teknologi, seni, efektif* menghasilkan gerak yang efektif*
serta mampu menggunakan metoda
budaya, dan humaniora dengan 3.6 Menganalisis keterampilan 4.6 Mempraktikkan hasil analisis
sesuai kaidah keilmuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, jalan, lari, lompat, dan lempar keterampilan jalan, lari, lompat,
kenegaraan, dan peradaban terkait untuk menghasilkan gerak yang dan lempar untuk menghasilkan
penyebab fenomena dan kejadian,
efektif serta menyusun rencana gerak yang efektif serta
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang perbaikan* menyusun rencana perbaikan *
spesifik sesuai dengan bakat dan 3.7 Menganalisis keterampilan gerak 4.7 Mempraktikkan hasil analisis
minatnya untuk memecahkan masalah seni dan olahraga beladiri (sikap keterampilan gerak seni dan
3.1 Menganalisis keterampilan 4.1 Mempraktikkan hasil analisis kuda-kuda, sikap pasang, pola olahraga beladiri (sikap kuda-
gerak salah satu permainan keterampilan gerak salah langkah, pukulan, tendangan, dan kuda, sikap pasang, pola langkah,
bola besar sederhana, satu permainan bola besar tangkisan) untuk menghasilkan pukulan, tendangan, dan
tradisional dan atau rekreatif sederhana, tradisional dan atau gerak yang efektif** tangkisan) untuk menghasilkan
untuk menghasilkan koordinasi rekreatif dengan peraturan gerak yang efektif **
gerak yang baik* yang disederhanakan untuk 3.8 Menganalisis strategi dalam 4.8 Mempraktikkan hasil analisis
menghasilkan koordinasi gerak pertarungan bayangan (shadow strategi dalam pertarungan
yang baik* fighting) olahraga beladiri bayangan (shadow fighting)
3.2 Menganalisis keterampilan gerak 4.2 Mempraktikkan hasil analisis untuk menghasilkan gerak yang olahraga beladiri untuk
salah satu permainan bola besar keterampilan gerak salah satu efektif** menghasilkan gerak yang efektif
sederhana, tradisional dan atau permainan bola besar dengan **
rekreatif serta menyusun rencana peraturan yang disederhanakan, 3.9 Menganalisis konsep 4.9 Mempraktikkan hasil analisis
perbaikan* tradisional dan atau rekreatif latihan dan pengukuran konsep latihan dan pengukuran
serta menyusun rencana komponen kebugaran komponen kebugaran jasmani
perbaikan* jasmani terkait terkait kesehatan (daya tahan,
kesehatan (daya tahan, kekuatan, kekuatan, dan kelenturan)
dan kelenturan) menggunakan menggunakan instrumen
instrumen terstandar, misalnya; terstandar, misalnya; TKJI
TKJI

278 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 279
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.10 Menganalisis konsep latihan 4.10 Mempraktikkan hasil analisis 3.19 Menganalisis berbagai peraturan 4.19 Mempresentasikan berbagai
dan pengukuran komponen konsep latihan dan pengukuran perundangan serta konsekuensi peraturan perundangan serta
kebugaran jasmani terkait komponen kebugaran jasmani hukum bagi para pengguna dan konsekuensi hukum bagi
keterampilan (kecepatan, terkait keterampilan (kecepatan, pengedar narkotika, psikotropika, para pengguna dan pengedar
kelincahan, keseimbangan, kelincahan, keseimbangan, zat-zat aditif (NAPZA) dan obat narkotika, psikotropika, zat-
dan koordinasi) menggunakan dan koordinasi) menggunakan berbahaya lainnya zat aditif (NAPZA) dan obat
instrumen terstandar instrumen terstandar berbahaya lainnya
3.11 Menganalisis keterampilan 4.11 Mempraktikkan hasil analisis 3.20 Menganalisis bahaya, cara 4.20 Mempresentasikan hasil analisis
rangkaian gerak sederhana dalam keterampilan rangkaian gerak penularan, dan cara mencegah bahaya, cara penularan, dan
aktivitas spesifik senam lantai sederhana dalam aktivitas spesifik HIV/AIDS cara mencegah HIV/AIDS
(guling depan-belakang, lenting senam lantai (guling depan-
tengkuk, kayang, sikap lilin) belakang, lenting tengkuk, kayang,
Tingkatan VI Setara Kelas XII sikap lilin)
3.12 Menganalisis berbagai ke- 4.12 Mempraktikkan hasil analisis
terampilan rangkaian gerak yang berbagai keterampilan rangkaian Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
lebih kompleks dalam aktivitas gerak yang lebih kompleks dalam mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
spesifik senam lantai (guling aktivitas spesifik senam lantai sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
depan-belakang, lenting tengkuk, (guling depan-belakang, lenting sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
kayang, sikap lilin, handstand, tengkuk, kayang, sikap lilin,
headstand, lompat jongkok- handstand, headstand, lompat
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
kangkang, dan meroda) jongkok-kangkang, dan meroda) sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
3.13 Menganalisis gerak rangkaian 4.13 Mempratikkan hasil analisis gerak disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
langkah kaki, ayunan lengan, dan rangkaian langkah kaki, ayunan damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
anggota tubuh lainnya mengikuti lengan, dan anggota tubuh berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
irama (ketukan) dalam aktivitas lainnya mengikuti irama (ketukan) lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
gerak berirama dalam aktivitas gerak berirama bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
3.14 Menganalisis sistematika latihan 4.14 Mempraktikkan hasil sistematika dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
(gerak pemanasan, inti latihan, latihan (gerak pemanasan, inti
dan pendinginan) dalam aktivitas latihan, dan pendinginan) dalam
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
gerak berirama aktivitas gerak berirama masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
3.15 Menganalisis keterampilan satu 4.15 Mempraktikkan hasil analisis mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
gaya renang*** keterampilan satu gaya renang Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
***
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
3.16 Menganalisis keterampilan dua 4.16 Mempraktikkan hasil analisis
gaya renang *** keterampilan dua gaya renang*** kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
3.17 Memahami konsep dan prinsip 4.17 Mempresentasikan konsep dan pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
pergaulan yang sehat antar prinsip pergaulan yang sehat lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
remaja dan menjaga diri dari antar remaja dan menjaga diri seperti dalam tabel berikut.
kehamilan pada usia sekolah dari kehamilan pada usia sekolah
3.18 Menganalisis manfaat jangka 4.18 Mempresentasikan manfaat
panjang dalam aktivitas fisik jangka panjang dalam aktivitas
secara teratur fisik secara teratur

280 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 281
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, 2.6 Merancang beberapa pola 4.6 Mempraktikkan hasil rancang
dan mengevaluasi pengetahuan dan mencipta dalam ranah rangkaian keterampilan senam beberapa pola rangkaian
faktual, konseptual, prosedural, konkret dan ranah abstrak lantai keterampilan senam lantai
dan metakognitif berdasarkan terkait dengan 2.7 Merancang sistematika latihan 4.7 Merancang sistematika latihan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya (gerak pemanasan, inti latihan, (gerak pemanasan, inti latihan,
pengetahuan, teknologi, seni,
di sekolah secara mandiri serta dan pendinginan) dalam aktivitas dan pendinginan) dalam aktivitas
budaya, dan humaniora dengan
bertindak secara efektif dan kreatif, gerak berirama gerak berirama
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda 3.8 Menganalisis keterampilan dua 4.8 Mempraktikkan hasil analisis
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan gaya renang untuk keterampilan keterampilan dua gaya
serta menerapkan pengetahuan penyelamatan diri, dan tindakan renang untuk keterampilan
prosedural pada bidang kajian yang pertolongan kegawatdaruratan penyelamatan diri, dan
spesifik sesuai dengan bakat dan di air dengan menggunakan alat tindakan pertolongan
minatnya untuk memecahkan masalah bantu*** kegawatdaruratan di air dengan
3.1 Merancang pola penyerangan 4.1 Mempraktikkan hasil rancangan menggunakan alat
dan pertahanan salah satu pola penyerangan dan pertahanan bantu***
permainan bola besar sederhana, salah satu permainan bola 3.9 Menganalisis langkah-langkah 4.9 Mempresentasikan hasil analisis
tradisional dan atau rekreatif* besar dengan peraturan yang melindungi diri dan orang langkah-langkah melindungi
disederhanakan, tradisional dan lain dari Penyakit Menular diri dan orang lain dari Penyakit
atau rekreatif* Seksual (PMS) Menular Seksual (PMS)
3.2 Merancang pola penyerangan 4.2 Mempraktikkan hasil rancangan pola
Keterangan:dan pertahanan salah satu penyerangan dan pertahanan salah
permainan bola kecil sederhana, satu permainan bola kecil dengan
*) Untuk kompetensi
tradisionaldasar permainan
dan atau bola besar dan
rekreatif* permainan
peraturan bola kecil dapat dipilih sesuai dengan sarana prasarana yang tersedia. (Dan dipastikan Guru tidak mengajarkan pada salah satu
yang disederhanakan,
pembelajaran yang diminati oleh gurunya melainkan diminati oleh
tradisional dan atau siswanya agar siswa tidak terpaksa dan PJOK menjadi momok bagi siswanya)
rekreatif*
3.3 Merancang simulasi perlombaan 4.3 Mempraktikkan hasil rancangan **) Pembelajaran aktifitas beladiri selain pencaksilat dapat juga aktifit-
jalan cepat, lari, lompat dan simulasi perlombaan jalan cepat,
as beladiri lainnya (karate, yudo, taekondo, dll) disesuaikan dengan
lempar sesuai peraturan* lari, lompat dan lempar sesuai
peraturan* situasi dan kondisi sekolah. Olahraga beladiri pencaksilat mulai dia-
3.4 Merancang pola penyerangan 4.4 Mempraktikkan hasil rancangan jarkan pada kelas IV dikarenakan karakterisrtik psikis anak kelas I. II
dan pertahanan dalam olahraga pola penyerangan dan pertahanan dan III belum cukup untuk menerima aktifitas pembelajaran beladi-
beladiri sesuai peraturan ** dalam olahraga beladiri sesuai ri.
peraturan permainan**
***) Pembelajaran aktifitas air boleh dilaksanakan sesuai dengan kondisi,
3.5 Merancang program latihan 4.5 Mempraktikkan hasil rancangan
untuk meningkatkan derajat program latihan untuk jikalau tidak bisa dilaksanakan digantikan dengan aktifitas fisik lain-
kebugaran jasmani terkait meningkatkan derajat kebugaran nya yang terdapat di lingkup materi.
kesehatan (latihan; daya tahan, jasmani terkait kesehatan
kekuatan, dan kelenturan) dan (latihan; daya tahan, kekuatan,
keterampilan (latihan; kecepatan, dan kelenturan) dan keterampil
kelincahan, keseimbangan, dan an (latihan; kecepatan,
koordinasi) secara pribadi kelincahan, keseimbangan, dan
koordinasi) secara pribadi

282 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN REKREASI 283
KONTEKSTUALISASI KURIKULUM 2013
PENDIDIKAN KESETARAAN
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
Jenjang : Paket C Setara SMA/MA

A. Rasional
Pendidikan nasional pada dasarnya dimaksudkan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa secara berkelanjutan. Sehubungan dengan itu,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam
salah satu misinya hendak meningkatkan akses dan kualitas lulusan
pendidikan yang merata untuk mendukung daya saing bangsa. Pendidikan
juga pada dasarnya adalah hak setiap warga negara. Untuk itu,
pendidikan nasional juga diharapkan mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan yang bermutu untuk setiap warga bangsa.
Peningkatan akses dan mutu pendidikan sebagaimana ditekankan dalam
misi pendidikan nasional tersebut diharapkan bisa menjawab tantangan
yang dihadapi dalam hal keterpenuhan hak dan pemenuhan kebutuhan
pendidikan berkualitas bagi setiap warga negara.
Pendidikan kesetaraan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pendidikan nasional yang secara khusus dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keberadaan pendidikan kesetaraan disini sangat
penting agar setiap warga negara memiliki peluang untuk meningkatkan
kualitas dan berperan serta dalam pembangunan. Pendidikan kesetaraan di
Indonesia menghadapi kondisi objektif adanya masalah dan tantangan
khusus yang harus dihadapi berkaitan dengan peningkatan kualitas
manusia dalam pembangunan. Masih rendahnya partisipasi penduduk
dalam pendidikan, khususnya untuk pendidikan tingkat menengah
pertama dan menengah atas, karena berbagai sebab dan masalah yang
dihadapi, menunjukkan bahwa pendidikan kesetaraan menghadapi
tantangan untuk mampu menampung warga bangsa yang karena berbagai
sebab masih belum mendapatkan kesempatan dalam pendidikan.
Meski pendidikan kesetaraan memiliki misi khusus untuk menjawab
tantangan tersebut, kualitas lulusan pendidikan kesetaraan haruslah setara
dengan pendidikan formal. Untuk memastikan kualitas lulusan pendidikan
kesetaraan setara dengan pendidikan formal, maka pengembangan
kurikulum pendidikan kesetaraan dilakukan dengan mengacu dan melalui
kontekstulisasi

PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 285

284 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C


kurikulum pendidikan formal. Kontekstualisasi dilakukan dalam lingkup dan keterampilan. Meski kontekstualisasi ketiga aspek itu dilakukan,
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang disesuaikan dengan masalah, standar kompetensi dan kualitas lulusan tetap harus setara dan mengacu
tantangan, karakteristik dan kebutuhan yang dihadapi pendidikan pada standar kompetensi dan kualitas lulusan sebagaimana terdapat dalam
kesetaraan berorientasi pada pemberdayaan. Hal itu dimaksudkan untuk pendidikan formal.
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khusus sesuai potensi
B. Tujuan
sumberdaya manusia, sumberdaya alam, peluang dunia kerja, dan
kecakapan hidup sebagai akibat kemajuan teknologi komunikasi di abad Secara umum, tujuan kurikulum mencakup empat dimensi kompetensi,
21. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mengisi ketersediaan ruang-ruang yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan, yang
publik di masyarakat dengan berbagai aktivitas sosial, ekonomi dan budaya dicapai dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler,
yang bersifat kreatif dan inovatif. dan/atau ekstrakurikuler.
Adapun, mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dirancang untuk Secara khusus, mata pelajaran Prakarya diajarkan untuk mencapai tujuan
mempersiapkan generasi muda bangsa sebagai pewaris budaya bangsa material dan tujuan formal sebagai berikut.
sebagai individu dan warga negara yang beriman, produktif kreatif, 1. Tujuan Material
inovatif dan peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa, serta Menemukan, membuat karya (produk) prakarya, merancang ulang
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, produk dan mengembangkan produk berupa: kerajinan, rekayasa,
bernegara dan peradaban dunia. Secara khusus, mata pelajaran Prakarya budidaya dan pengolahan melalui kegiatan mengidentifikasi,
dan Kewirausahaan memiliki arti penting untuk mengembangkan dan memecahkan masalah, merancang, membuat, memanfaatkan,
menguatkan budaya lokal (local genius dan local wisdom), nilai-nilai mengevaluasi, dan mengembangkan produk yang bermanfaat dalam
karakter sebagai pembangunan kembali potensi lokal, pemanfaatan sumber kehidupan sehari-hari. Sedangkan keterampilan yang dikembangkan
daya alam secara seimbang dan dasar pengembangan kewirausahaan dan adalah kemampuan memodifikasi, menggubah, mengembangkan, dan
ekonomi kreatif, sehingga mampu membangun citra dan identitas bangsa, menciptakan serta merekonstruksi karya yang ada, baik karya sendiri
serta memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif. Melalui maupun karya orang lain
penguatan pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan nantinya peserta didik
mampu menciptakan ide-ide kreatif, kritis, dan mampu beradaptasi 2. Tujuan F ormal
dengan perubahan yang berlangsung di lingkungan sekitar, a. Menemukan atau mengemukakan gagasan atau ide-ide yang
pengembangan kompetensi kemandirian yang dilengkapi dengan berpikir mampu memunculkan bakat atau talenta peserta didik, terutama
kreatif dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan masalah untuk diterapkan pada jenjang pendidikan dasar (Paket A setara SD/MI).
menemukan solusi yang inovatif. Dasar pembelajaran berbasis budaya b. Mengembangkan kreatifitas melalui: mencipta, merancang,
pada mata pelajaran Prakarya ini diharapkan dapat menumbuhkan nilai memodifikasi (menggubah), dan merekonstruksi berdasarkan
kearifan lokal dan nilai ‘jati diri’ sehingga tumbuh semangat kemandirian, pendidikan teknologi dasar, kewirausahaan dan kearifan lokal,
kewirausahaan dan sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-nilai dimulai pada jenjang pendidikan menengah pertama (Paket B
kearifan lokal. setara SMP/MTs) sampai dengan pendidikan menengah atas
(Paket C setara SMA/MA, SMK/MA).
Pencapaian kompetensi atau visi mata pelajaran Prakarya dan c. Melatih kepekaan rasa peserta didik terhadap perkembangan ilmu
Kewirausahaan di atas perlu dijadikan acuan dalam pembelajaran mata pengetahuan, teknologi dan seni untuk menjadi inovator dengan
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di Pendidikan Kesetaraan Paket C mengembangkan: rasa ingin tahu, rasa kepedulian, rasa memiliki
setara Sekolah Menengah Atas. Mengingat tujuan dalam pendidikan bersama, rasa keindahan dan toleransi.
kesetaraan lebih berorientasi pada pemberdayaan dan kemampuan d. Membangun jiwa mandiri dan inovatif peserta didik yang
menjawab permasalahan serta meningkatkan keterampilan atau kecakapan berkarakter: jujur, bertanggungjawab, disiplin, dan peduli.
dalam hidup, maka selain dilakukan pada aspek pengetahuan,
kontekstualisasi juga perlu dilakukan pada aspek sikap

286 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 287


e. Menumbuhkembangan berpikir teknologis dan estetis: cepat, 2. Rekayasa
tepat, cekat serta estetis, ekonomis dan praktis, dimulai pada Rekayasaterkaitdenganbeberapakemampuan: merancang, merekonstruksi
jenjang pendidikan menengah atas (Paket C setara dan membuat benda produk yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-
SMA/MA/SMK/MAK). hari dengan pendekatan pemecahan masalah. Sebagai contoh:
f. Menempa keberanian untuk mengambil resiko dalam rekayasa penyambungan balok kayu untuk membuat susunan
mengembangkan keterampilan dan mengimplementasikan (konstruksi) kerangka atap rumah, harus dilakukan dengan prinsip
pengetahuannya. ketepatan agar susunan rumah tidak mudah runtuh. Lingkup ini
C. Ruang Lingkup memerlukan kesatuan pikir dan kecekatan tangan membuat susunan
Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan menghadapi tantangan objektif, mengarah kepada: berpikir kreatif, praktis, efektif, ketepatan dan
sehingga perlu pendayagunaan potensi sumberdaya manusia, sumberdaya hemat serta berpikir prediktif.
alam dan perkembangan masyarakat untuk meningkatkan daya saing
3. Budidaya
bangsa. Kemandirian warga masyarakat sebagai orang dewasa dan warga
negara yang bertanggungjawab pada perkembangan diri dan Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja berusaha
masyarakatnya dalam hal ini sangat diperlukan. untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau
makhluk hidup agar lebih besar/tumbuh, dan berkembangbiak,
Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di Paket C setara sekolah bertambah banyak. Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya
menengah atas dirancang agar memberi kontribusi pada kebutuhan pembudidaya. Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Mata pelajaran memberikan hidup pada tumbuhan atau hewan, namun dalam bekerja
Prakarya di pendidikan kesetaraan dalam hal ini memuat di dalamnya dibutuhkan sistem yang berjalan rutin atau prosedural. Manfaat
materi-materi sejalan dengan yang terdapat di dalam pendidikan formal edukatif teknologi budidaya ini adalah pembinaan perasaan,
sehingga dicapai kompetensi setara dengan kualitas lulusan yang pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan
dihasilkan pendidikan formal. Meski, mengingat masalah dan tantangan dengan alam (ecosystem) menjadi peserta didik yang berpikir
khusus dihadapi pendidikan kesetaraan, kontekstualisasi perlu dilakukan sistematis berdasarkan potensi kearifan lokal.
pada aspek pembelajaran.
4. Pengolahan
Adapun penataan konten mata pelajaran Prakarya disusun mengikuti
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berdasarkan pada
benda produk jadi, agar dapat dimanfaatkan. Pada prinsipnya kerja
budaya/kearifan lokal sehingga tumbuh semangat kemandirian,
pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang
kewirausahaan dan sekaligus kesediaan melestarikan potensi dan nilai-
mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti:
nilai kearifan lokal. Konteks pendidikan kearifan lokal (berbasis budaya)
mencampur, mengawetkan, dan memodifikasi. Manfaat edukatif
diselenggarakan pada tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan
teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian peserta didik
menengah. Konteks pendidikan berbasis budaya/kearifan lokal pada mata
adalah pelatihan rasa yang dapat dikorelasikan dalam kehidupan
pelajaran Prakarya dibagi dalam empat aspek, yaitu:
sehari-hari, sistematis yang dipadukan dengan pikiran serta Prakarya.
1. Kerajinan Keempat aspek Prakarya tersebut hendaknya dipilih oleh satuan
Kerajinan dapat dikaitkan dengan kerja tangan yang hasilnya pendidikan, minimalduaatausatuaspek Prakaryadan Kewirausahaan.
merupakan benda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan: Ketentuanpemilihan aspek Prakarya dan Kewirausahaan tersebut dengan
estetika - ergonomis, dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara mempertimbangkan ketersediaan tutor/fasilitator yang memiliki latar
dan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda fungsional belakang pengetahuan dan kemampuan keterampilan dari aspek prakarya
yang dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya. tersebut serta berdasarkan minat peserta didik.
Lingkup ini dapat menggali dari potensi lokal dan seni terap (applied
art), desain kekinian (modernisme dan postmodernisme).

288 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 289


D. Kontekstualisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
Kontekstualisasi kompetensi kurikulum dilakukan sesuai dengan tantangan kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
pendidikan kesetaraan tanpa mengubah atau menurunkan standar kualitas atau pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
kompetensi lulusan yang hendak dicapai sebagaimana terdapat dalam pendidikan lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
formal. Kontektualisasi dilakukan agar mudah dioperasionalisasikan dan seperti dalam tabel berikut.
diwujudkan di dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
Prinsip yang digunakan dalam melakukan kontekstualisasi disesuaikan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
dengan masalah, tantangan, kebutuhan dan karakteristik pendidikan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
kesetaraan, yaitu: (1) memastikan kompetensi dasar pendidikan pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
kesetaraan setara atau equivalen dengan kompetensi dasar pendidikan prosedural berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
formal; (2) menjadikan rumusan atau deskripsi kompetensi lebih tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
operasional; dan (3) memberikan tekanan khusus rumusan kompetensi teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri, dan mampu menggunakan
pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap agar bisa dicapai sesuai dengan wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat menjadikan pendidikan kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kesetaraan mampu berperan sebagai pendidikan alternatif untuk kejadian, serta menerapkan pengetahuan
memecahkan masalah sekaligus futuristik dalam peningkatan kualitas dan prosedural pada bidang kajian yang
pengembangan pendidikan. spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
Kontekstualisasi yang dilakukan mencakup konseptualisasi, rincian materi,
3.1 Mengidentifikasi pengertian, 4.1 Menentukan karakteristik
kejelasan ruang lingkup, deskripsi kata kerja operasional dan rumusan bentuk, dan karakteristik wirausahawan berdasarkan
kalimat. kewirausahaan berdasarkan jenis usaha, modal serta
Tingkatan V Setara Kelas X dan Kelas jenis usaha, modal serta cara pemasarannya serta
cara pemasarannya serta memperhatikan serta mengkaji
XI KERAJINAN memperhatikan faktor keberhasilan dan kegagalan usaha
keberhasilan dan kegagalan melalui pengamatan atau studi
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum suatu usaha melalui kegiatan pustaka untuk menentukan tingkat
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) pengamatan atau studi pustaka. keberhasilan selanjutnya
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti 3.2 Menjelaskan tahapan 4.2 Merencanakan dan
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan perencanaan usaha kerajinan mempraktekkan wirausaha
dengan mengambil inspirasi kerajinan dengabn mengambil
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap budaya lokal non bendawi inspirasi budaya lokal non benda
sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, berdasarkan kebutuhan, peluang berdasarkan hasil pengamatan
disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, usaha, dan bahan dan alat lokal atau studi pustaka tentang
damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas yang ada didaerah setempat ketersediaan bahan dan alat,
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan melalui kegiatan pengamatan atau serta kebutuhan masyarakat yang
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan studi pustaka. ada di daerah setempat
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan 3.3 Menganalisis sistem produksi 4.3 Menciptakan karya kerajinan
kerajinan (cara dan tahapan dengan inspirasi budaya lokal non
dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect
pembuatan suatu usaha bendawi berdasarkan kebutuhan,
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan kerajinan) dengan inspirasi dan ketersediaan bahan dan
pendidikan dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik budaya lokal non bendawi alat, serta daya dukung yang
pendidikan kesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi berdasarkan ketersediaan dimiliki oleh daerah setempat
peserta didik. sumber daya lokal dan daya berdasarkan hasil analisa system
dukung yang dimiliki oleh produksi kerajinan)
daerah setempat melalui
pengamatan atau studi pustaka

290 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 291


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.4 Mengidentifikasi cara 4.4 Mempraktekkan penghitungan
menentukan harga pokok dan biaya produksi suatu karya
menghitung biaya produksi kerajinan budaya lokal non
satuan karya kerajinan dengan benda sesuai perencanaan
mengambil inspirasi budaya lokal
non bendawi melalui belajar dari
pengalaman wirausaha yang ada
di daerah setempat.
3.5 Menjelaskan arti perencanaan 4.5 Mempraktekkan strategi
dan strategi pemasaran pemasaran hasil karya kerajinan
suatu karya kerajinan dengan dengan mengambil inspirasi
mengambil inspirasi budaya lokal budaya lokal non bendawi
non bendawi di daerah berdasarkan hasil pengamatan di
setempat lapangan serta studi pustaka.
3.6 Menganalisis evaluasi proses 4.6 Mengevaluasi hasil usaha karya
hasil (kekurangan dan kelebihan) kerajinan dengan mengambnil
usaha kerajian dengan inspirasi inspirasi budaya lokal non
budaya lokal non bendawi bendawi untuk pengembangan
untuk usaha
pengembangan usaha berikutnya.
3.7 Menjelaskan tahapan dalam 4.7 Menyusun perencanaan suatu
merencanakan wirausaha wirausaha kerajinan dengan
kerajinan dengan mengambil inspirasi artefak/objek budaya
inspirasi artefak/objek budaya lokal berdasarkan ketersediaan
lokal berdasarkan kebutuhan, bahan dan alat, serta
peluang usaha, dan bahan dan kebutuhan masyarakat yang
alat lokal yang ada didaerah ada di daerah setempat
setempat melalui kegiatan melalui pengamatan atau studi
pengamatan atau studi pustaka. pustaka
3.8 Menganalisis sistem produksi 4.8 Membuat karya kerajinan dengan
kerajinan (tenaga, teknik dan inspirasi artefak/objek budaya
bahan) berdasarkan daya dukung lokal berdasarkan kebutuhan,
yang dimiliki oleh daerah dan ketersediaan bahan dan
setempat untuk dengan inspirasi alat, serta daya dukung yang
artefak/ objek budaya lokal dan dimiliki oleh daerah setempat
material dari daerah sekitar
melalui
pengamatan atau studi pustaka
3.9 Menjelaskan cara menghitung 4.9 Mempraktekkan penghitungan
biaya produksi suatu karya biaya produksi suatu karya
kerajinan artefak/objek budaya kerajinan artefak/objek budaya
lokal dengan mempelajari lokal sesuai perencanaan
pengalaman wirausaha yang ada
di daerah setempat
3.10 Menjelaskan perencanaan dan 4.10 Mempraktekkan pemasaran
strategi pemasaran suatu karya karya kerajinan dengan inspirasi
kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal
artefak/objek budaya lokal berdasarkan analisis pasar (jenis
di daerah setempat melalui dan bentuk pasar).

292 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 293


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.11 Menganalisis evaluasi proses 4.11 Melakukan evaluasi hasil usaha
hasil (kekurangan dan kelebihan kerajian dengan inspirasi
) usaha kerajian dengan inspirasi artefak/ objek budaya lokal
artefak/objek budaya lokal untuk untuk pengembangan usaha
pengembangan usaha berikutnya. berikutnya.
3.12 Menjelaskan tahapan 4.12 Merencanakan suatu wirausaha
perencanaan usaha kerajinan dari kerajinan dari bahan limbah
bahan limbah berbentuk bangun berbentuk bangun datar
datar berkaitan dengan masalah berkaitan dengan lingkungan
lingkungan hidup berdasarkan hidup berdasarkan hasil
kebutuhan, peluang usaha, pengamatan atau studi pustaka
dan bahan dan alat lokal yang tentang ketersediaan bahan dan
ada didaerah setempat melalui alat, serta kebutuhan masyarakat
kegiatan pengamatan atau studi yang ada di daerah setempat
pustaka.
3.13 Menganalisis system produksi 4.13 Menciptakan karya kerajinan
(tenaga, bahan dan teknik) (masinal, manual dan produksi
kerajinan dari bahan limbah tunggal maupun reproduksi
berbentuk lembaran berdasarkan masal) dari bahan limbah
ketersediaan sumber daya lokal berbentuk lembaran berdasarkan
dan daya dukung yang dimiliki kebutuhan, dan ketersediaan
oleh daerah setempat melalui bahan dan alat, serta daya
pengamatan atau studi pustaka dukung yang dimiliki oleh daerah
setempat
3.14 Menjelaskan arti, jenis dan cara 4.14 Mempraktekkan penghitungan
menghitung titik impas (Break titik impas (Break Even Point)
Even Point) satuan produk karya pada satuan karya kerajinan
kerajinan dari bahan limbah dari bahan limbah berbentuk
berbentuk lembaran/lempengan lembaran sesuai perencanaan
dengan mempelajari pengalaman yang dibuat sebelumnya.
berwirausaha di daerah setempat
3.15 Menganalisis strategi promosi 4.15 Mempraktekkan strategi
(pemilihan media, strategi promosi (pemilihan media,
komunikasi dan model strategi komunikasi dan model
pembayaran) karya kerajinan pembayaran) karya kerajinan
dari bahan limbah berbentuk dari bahan limbah berbentuk
lembaran sesuai dengan daya lembaran sesuai dengan daya
dukung daerah setempat dukung daerah setempat
3.16 Menganalisis laporan hasil 4.16 Membuat laporan kegiatan
pemasaran (barang keluar dan usaha pemasaran kerajinan
barang sisa pemasaran) produk dari bahan limbah berbentuk
kerajinan dari bahan limbah lembaran sesuai dengan daya
berbentuk lembaran sesuai dukung daerah setempat untuk
dengan daya dukung daerah mendiagnosis permasalahan
setempat sebagai usaha pengembangan
produk kerajinan.

292 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 293


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR REKAYASA
Sebagaimana ditekankan KURIKULUM
dalam kurikulum nasional,
PENDIDIKAN tujuan kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
KESETARAAN
keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perluKETERAMPILAN
PENGETAHUAN dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
peserta didik
3.17mampu “Menunjukkan
Menjelaskan tahapan dalamperilaku4.17jujur, disiplin,tanggung
Merencanakan jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
wirausaha
atas berbagai permasalahan dalam
merencanakan suatu berinteraksi secara
wirausaha efektifdari
kerajinan dengan
bahanlingkungan
limbah sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
tersebut dicapaikerajinan
dan dibangun
dari bahanmelalui
limbah proses pembelajaran tidak langsung
berbentuk bangun ruang (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
memperhatikanberbentuk
karakteristik
bangunpendidikan
ruang kesetaraan,(bervolume)
mata pelajaran, serta
berkaitan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
dengan
(bervolume) berkaitan dengan lingkungan hidup di daerah
masalah lingkungan hidup di setempat berdasarkan hasil Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
daerah setempat berdasarkan pengamatan atau studi pustaka pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan
kebutuhan, peluang usaha, sesuai kebutuhan masyarakat, keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor
dan bahan dan alat lokal ketersediaan bahan dan alat, dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
serta administrasi administrasi pembukuan, serta kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
pembukuannya melalui strategi pemasaran nya
kegiatan pengamatan KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
atau studi pustaka. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
3.18 Menganalisis system produksi 4.18 Menciptakan karya kerajinan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
(tenaga, bahan dan teknik) (masinal, manual dan produksi 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
kerajinan dari bahan bangun tunggal maupun reproduksi pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
ruang (bervolume) berdasarkan masal) kerajinan dari bahan prosedural berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
ketersediaan sumber daya lokal bangun ruang (bervolume) tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
dan daya dukung yang dimiliki berdasarkan ketersediaan teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri, dan mampu menggunakan
oleh daerah setempat melalui sumber daya lokal dan daya dengan wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
pengamatan atau studi pustaka dukung yang dimiliki oleh kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
daerah setempat melalui terkait penyebab fenomena dan
pengamatan atau studi pustaka kejadian, serta menerapkan pengetahuan
3.19 Menjelaskan arti, jenis dan cara 4.19 Mempraktekkan penghitungan prosedural pada bidang kajian yang
menghitung titik impas (Break titik impas (Break Even Point) spesifik sesuai dengan bakat dan
Even Point) satuan produk karya pada satuan karya kerajinan minatnya untuk memecahkan masalah.
kerajinan dari bahan limbah dari bahan limbah berbentuk 3.1 Mengidentifikasi sifat-sifat 4.1 Menentukan karakteristik wirau-
berbentuk berbentuk bangun bangun ruang (bervolume) sesuai kewirausahaan melalui kegiatan sahawan yang menyebabkan
ruang dengan mempelajari perencanaan pengamatan atau studi pustaka keberha- silan atau kegagalan suatu
pengalaman wirausaha yang ada wirausaha
di daerah setempat 3.2 Menjelaskan kewirausahaan pada 4.2 Merancang wirausaha bidang
3.20 Menjelaskan laporan hasil 4.20 Mempraktekkan strategi bidang transportasi logistik dan transportasi dan logistik
pemasaran (barang keluar promosi (pemilihan media, produk teknologi yang digunakan berdasarkan hasil pengamatan
dan barang sisa pemasaran) strategi komunikasi dan model melalui kegiatan pengamatan atau studi pustaka yang sesuai
produk kerajinan dari bahan pembayaran) karya kerajinan atau studi pustaka. dengan kebutuhan masyarakat
limbah berbentuk bangun ruang dari bahan limbah berbentuk yang ada di daerah setempat
(bervolume) yang diterapkan di bangun ruang (bervolume) yang
daerah setempat diterapkan di daerah setempat
3.21 Menganalisis laporan hasil 4.21 Membuat laporan kegiatan
pemasaran (barang keluar usaha pemasaran kerajinan dari
dan barang sisa pemasaran) bahan limbah berbentuk bangun
produk kerajinan dari bahan berruang (bervolume) sesuai
limbah berbentuk bangun ruang dengan daya dukung daerah
(bervolume) untuk evaluasi setempat untuk mendiagnosis
pengembangan usaha tersebut permasalahan sebagai usaha
pengembangan produk kerajinan.

294 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 295


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menganalisis mekanisme sistem 4.3 Merancang desain pengangkutan 3.15 Menjelaskan pengertian, dan 4.15 Mempraktekkan strategi
transportasi dan logistik melalui dan penyimpanan barang pada berbagai strategi promosi alat promosi yang sesuai untuk alat
pengamatan dan atau studi kegiatan wirausaha transportasi pengolahan makanan tradisional pengolahan makanan tradisional
pustaka dan logistik menggunakan sistem teknis menggunakan sistem teknis
3.4 Menjelaskan cara menghitung 4.4 Mempraktekkan penghitungan 3.16 Menganalisis kegiatan usaha 4.16 Membuat laporan evaluasi
biaya operasi dengan mempelajari biaya operasi suatu wirausahan produksi alat pengolahan usaha kegiatan alat pengolahan
pengalaman wirausaha melalui sederhana dalam bidang makanan tradisional makanan tradisional
pengamatan atau studi pustaka transportasi dan logistik menggunakan sistem teknis menggunakan sistem teknis
3.5 Mengidentifikasi cara pemasaran 4.5 Merancang cara pemasaran 3.17 Menjelaskan konversi energi dan 4.17 Merencanakan produk usaha
produk wirausaha bidang produk wirausaha bidang jenis-jenis usaha pada bidang bidang konversi energi dan proses
transportasi dan logistik transportasi dan logistik konversi energi produksi
3.6 Mengidentifikasi kelebihan dan 4.6 Mengevaluasi kelebihan dan 3.18 Menganalisis sistem produksi 4.18 Membuat produk usaha bidang
keku- rangan rancangan kegiatan kekurangan kegiatan wirausaha produk usaha bidang konversi konversi energi dan proses
wirausaha bidang transportasi bidang transportasi dan logistik energi dan proses produksi produksi
dan logistik 3.19 Memahami cara menghitung biaya 4.19 Mempraktekkan penghitungan
3.7 Menjelaskan jenis dan perencanaan 4.7 Merancang kegiatan wirausaha produksi suatu produk usaha biaya produksi. produk usaha
kewirausahaan bidang grafika bidang grafika sesuai kebutuhan bidang konversi energi dan proses bidang konversi energi dan proses
melalui kegiatan pengamatan dan masyarakat yang ada di daerah produksi melalui pengamatan dan produksi
atau studi pustaka. setempat atau studi pustaka
3.8 Menjelaskan cara dan tahapan 4.8 Merancang alur pembuatan 3.20 Mengidentifikasi berbagai strategi 4.20 Mempraktekkan berbagai strategi
pembuatan produk teknologi produk teknologi grafika yang promosi produk usaha bidang promosi produk usaha bidang
grafika sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan konversi energi dan proses produksi konversi energi dan proses produksi
masyarakat melalui pengamatan masyarakat 3.21 Menganalisis kegiatan usaha 4.21 Membuat laporan kegiatan
dan atau studi pustaka bidang konversi energi dan proses evaluasi usaha bidang konversi
3.9 Menjelaskan cara menghitung 4.9 Mempraktekkan penghitungan produksi energi dan proses produksi untuk
biaya produksi suatu produk biaya produksi suatu produk mengetahui permasalahan usaha
teknologi grafika melalui teknologi grafika dan pengembangan usaha
pengamatan dan atau studi pustaka
BUDIDAYA 3.10 Menjelaskan metode pemasaran 4.10 Merancang metode pemasaran
Sebagaimana produk
ditekankan dalam
teknologi kurikulum nasional,
grafika tujuan
produk kurikulum
teknologi grafika mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
keterampilan. Kompetensi
3.11 Memahami carainti sikapevaluasi
metode spiritual yang perlu dimiliki
4.11 Mengevaluasi peserta
rencana didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
kegiatan
peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
rencana kegiatan wirausahan wirausahan pada bidang grafika
pada bidang grafika
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
tersebut dicapaiMenjelaskan
3.12 dan dibangun sistem teknik proses
melalui dan 4.12 Merencanakan
pembelajaran tidak suatu (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan
wirausaha
langsung
produk teknologi pengelolaan ma- pengolahan makanan tradisional
kanan trandisional menggunakan dari bahan pangan nabati
sistem teknik melalui kegiatan dan hewani berdasarkan hasil
pengamatan atau studi pustaka. pengamatan atau studi pustaka
3.13 Mengidentifikasi alat pengolahan 4.13 Mendesain alat pengolahan
makanan tradisional menggunakan makanan tradisional
sistem teknis melalui pengamatan menggunakan sistem teknis
dan atau studi pustaka
3.14 Menjelaskan metode menghitung 4.14 Mempraktekkan perhitungan
biaya pembuatan alat biaya pembuatan alat
pengolahan makanan tradisional pengolahan makanan tradisional
menggunakan sistem teknis menggunakan sistem teknis

296 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 297


dan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan 3.6 Merencanakan evaluasi hasil usaha 4.6 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha
budidaya tanaman pangan budidaya tanaman pangan secara
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam langsung untuk mengetahui
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi permasalahan usaha dan
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. pengembangan usaha
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR 3.7 Menjelaskan langkah-langkah 4.7 Merencanakan usaha budidaya
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN merencanakan usaha budidaya tanaman hias yang ada di
tanaman pangan berdasarkan daerah setempat
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
kebutuhan, peluang usaha, dan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, dan menyaji bahan dan alat lokal yang ada
analisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak didaerah setempat
konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari
3.8 Menjelaskan pengertian, bentuk, 4.8 Membuat produk hasil budidaya
rasa ingin tahunya tentang ilmu yang dipelajarinya di sekolah secara
dan ciri-ciri kewirausahaan dan tanaman hias berdasarkan
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, dan mampu menggunakan
faktor keberhasilan dan kegagalan kebutuhan, dan ketersediaan bahan
budaya, dan humaniora dengan metoda sesuai kaidah keilmuan.
suatu usaha budidaya tanaman hias dan alat, serta daya dukung yang
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
melalui kegiatan pengamatan atau dimiliki oleh daerah setempat
kenegaraan, dan peradaban terkait
studi pustaka
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan 3.9 Menjelaskan langkah-langkah dan 4.9 Menghitung biaya produksi suatu
prosedural pada bidang kajian yang merencanakan usaha budidaya produk budidaya tanaman hias
spesifik sesuai dengan bakat dan tanaman hias dengan mempelajari sesuai perencanaan
minatnya untuk memecahkan masalah. pengalaman wirausahawan yang ada
di daerah setempat .
3.1 Mengidentihasi pengertian, bentuk, 4.1 Menentukan karakteristik wirausaha-
dan ciri-ciri kewirausahaan dan faktor wan berdasarkan keberhasilan dan 3.10 Menjelaskan langkah-langkah 4.10 Mempraktekkan pemasaran produk
keberhasilan dan kegagalan suatu usaha kegagalan usaha budidaya tanaman pemasaran yang cocok untuk produk budidaya tanaman hias
budidaya melalui kegiatan pengamatan pangan berdasarkan hasil pengamatan budidaya tanaman hias di daerah
atau studi pustaka atau studi pustaka setempat
3.2 Menjelaskan langkah-langkah dan me- 4.2 Merencanakan usaha budidaya 3.11 Memahami perencanakan evaluasi 4.11 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha
rencanakan usaha budidaya tanaman tanaman pangan berdasarkan hasil hasil usaha budidaya tanaman hias budidaya tanaman hias secara
pangan berdasarkan kebutuhan, pengamatan atau studi pustaka langsung
peluang usaha, dan bahan dan alat sesuai dengan ketersediaan bahan 3.12 Menjelaskan tahapan dalam 4.12 Merencanakan usaha budidaya
di daerah setempat melalui kegiatan dan alat, serta kebutuhan merencanakan suatu usaha budidaya pembenihan ikan konsumsi (yang
pengamatan atau studi pustaka. masyarakat yang ada di daerah pembenihan ikan konsumsi (yang dimakan sehari-hari) berdasarkan
setempat dimakan sehari-hari) berdasarkan hasil pengamatan atau studi pustaka
3.3 Menjelaskan proses produksi tanaman 4.3 Membuat produk hasil budidaya kebutuhan, peluang usaha, dan tentang ketersediaan bahan dan
pangan berdasarkan ketersediaan sum- pangan berdasarkan kebutuhan, bahan dan alat lokal yang ada alat, serta kebutuhan masyarakat
ber daya lokal dan daya dukung dan ketersediaan bahan dan alat, didaerah setempat melalui kegiatan yang ada di daerah setempat.
yang dimiliki oleh daerah setempat serta daya dukung yang dimiliki oleh pengamatan atau studi pustaka.
melalui pengamatan atau studi daerah setempat 3.13 Menjelaskan alur kegiatan 4.13 Mempraktikkan pembenihan ikan
pustaka pembenihan ikan konsumsi (yang konsumsi (yang dimakan sehari-
3.4 Menjelaskan cara menghitung 4.4 Menghitung biaya produksi suatu dimakan sehari-hari) berdasarkan hari)berdasarkan kebutuhan, dan
biaya produksi budidaya tanaman produk budidaya tanaman pangan ketersediaan sumber daya lokal ketersediaan bahan dan alat, serta
pangan yang ada di daerah sesuai perencanaan dan daya dukung yang dimiliki daya dukung yang dimiliki oleh
setempat oleh daerah setempat melalui daerah setempat
pengamatan atau studi pustaka
3.5 Menjelaskan langkah-langkah 4.5 Mempraktekkan pemasaran produk
pemasaran produk budidaya budidaya tanaman pangan
tanaman pangan secara langsung

298 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 299


PENGOLAHAN KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
Sebagaimana ditekankan KURIKULUM
dalam kurikulum nasional,
PENDIDIKAN tujuan kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
KESETARAAN
keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang perluKETERAMPILAN
PENGETAHUAN dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
peserta 3.14
didikMenjelaskan
mampu “Menunjukkan perilaku
cara menghitung titik 4.14jujur, disiplin,tanggung
Mempraktekkan jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
penghitungan
impas (Break Even Point) budidaya titik impas
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan (Break Even lingkungan
Point) sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
pembenihan
tersebut dicapai ikan konsumsi
dan dibangun dengan
melalui budidaya pembenihan
proses pembelajaran ikan konsumsi
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
mempelajari pengalaman wirausaha- (yang dimakan sehari-hari) sesuai
memperhatikan karakteristik
wan yang pendidikan
ada di daerah setempatkesetaraan, mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
perencanaan
3.15 Menjelaskan pengertian, dan 4.15 Mempraktekkan strategi promosi Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses
menentukan strategi promosi yang sesuai untuk produk budidaya
pembenihan ikan konsumsi (yang
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan ke-
budidaya pembenihan ikan
konsumsi (yang dimakan sehari- dimakan sehari-hari) yang dibuatnya seharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam
hari) yang ada di daerah setempat mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi
3.16 menjelaskan fungsi, manfaat dan 4.16 Membuat laporan kegiatan usaha kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
tahapan pembuatan laporan budidaya pembenihan ikan konsumsi
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
kegiatan usaha budidaya (yang dimakan sehari-hari) untuk
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
pembenihan ikan konsumsi (yang mengetahui permasalahan usaha
dimakan sehari- dan pengembangan usaha PENGETAHUAN KETERAMPILAN
hari) sebagai bahan evaluasi 3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
pengembangan usaha tersebut pengetahuan faktual, konseptual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
3.17 Mengidentifikasi usaha budidaya 4.17 Merencanakan usaha budidaya prosedural berdasarkan rasa ingin terkait dengan pengembangan dari
pembenihan ikan hias di daerah pembenihan ikan hias di daerah tahunya tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah secara
setempat berdasarkan kebutuhan, setempat berdasarkan hasil teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri, dan mampu menggunakan
peluang usaha, dan bahan dan pengamatan atau studi pustaka dengan wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan.
alat lokal serta administrasi sesuai kebutuhan masyarakat, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
pembukuannya melalui kegiatan ketersediaan bahan dan alat, terkait penyebab fenomena dan
pengamatan atau studi pustaka. administrasi pembukuan, serta kejadian, serta menerapkan pengetahuan
strategi pemasaran nya prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
3.18 Menjelaskan langkah-langkah 4.18 Mempraktikkan budidaya
minatnya untuk memecahkan masalah.
budidaya pembenihan ikan hias pembenihan ikan hias sesuai
berdasarkan ketersediaan sumber tahapan pembuatan produksi 3.1 Mengidentihasi pengertian, bentuk, 4.1 Menentukan karakteristik
daya lokal dan daya dukung yang berdasarkan kebutuhan, dan dan ciri-ciri kewirausahaan dan faktor wirausahawan berdasarkan
dimiliki oleh daerah setempat melalui ketersediaan bahan dan alat, serta keberhasilan dan kegagalan suatu keberhasilan dan kegagalan usaha
pengamatan atau studi pustaka daya dukung yang dimiliki oleh usaha pengolahan pangan melalui pengolahan pangan yang ada di
daerah setempat kegiatan pengamatan atau studi daerah setempat berdasarkan hasil
pustaka pengamatan atau studi pustaka
3.19 Menjelaskan cara menghitung titik 4.19 Mempraktekkan penghitungan titik
impas (Break Even Point) budi- impas (Break Even Point) budidaya
daya pembenihan ikan hias dengan pembenihan ikan hias sesuai
mempelajari pengalaman wirausa- perencanaan
hawan yang ada di daerah setempat
3.20 Mengidentifikasi berbagai strategi 4.20 Mempraktekkan berbagai strategi
promosi budidaya pembenihan promosi budidaya pembenihan ikan
ikan hias yang diterapkan di daerah hias pada lingkungan masyarakat
setempat yang berbeda
3.21 Menjelaskan fungsi dan tahapan 4.21 Membuat laporan kegiatan usaha
pembuatan laporan kegiatan usaha budidaya pembenihan ikan hias
budidaya pembenihan ikan hias untuk mengetahui permasalahan
untuk evaluasi pengembangan usaha usaha dan pengembangan usaha

300 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 301


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menjelaskan langkah-langkah dan 4.2 Merencanakan usaha peng-
merencanakan usaha pengolahan olahan bahan pangan nabati
bahan pangan nabati yang yang diawetkan berdasarkan
diawet- kan berdasarkan kebutuhan, hasil pengamatan atau studi
peluang usaha, dan bahan dan alat pustaka tentang ketersediaan
lokal yang bahan dan alat, serta kebutuhan
ada didaerah setempat melalui kegiatan masyarakat yang ada di daerah
pengamatan atau studi pustaka. setempat
3.3 Menjelaskan proses pengolahan 4.3 Membuat produk pengolahan bahan
bahan pangan nabati yang pangan nabati yang diawetkan
diawetkan berdasarkan berdasarkan kebutuhan, dan
ketersediaan sumber daya lokal ketersediaan bahan dan alat, serta
dan daya dukung yang dimiliki oleh daya dukung yang dimiliki oleh
daerah setempat melalui daerah setempat
pengamatan atau studi pustaka
3.4 Mengidentifikasi cara menghitung 4.4 Menghitung biaya produksi suatu
biaya produksi suatu pengolahan produk pengolahan bahan pangan
bahan pangan nabati yang nabati yang diawetkan sesuai
diawetkan di daerah setempat perencanaan
3.5 Menjelaskan langkah-langkah 4.5 Memasarkan hasil praktek
pemasaran produk pangan nabati berupa produk pengolahan
yang diawetkan di daerah setempat bahan pangan nabati yang
diawetkan
3.6 Merencanakan evaluasi hasil usaha 4.6 Melakukan evaluasi hasil usaha
suatu pengolahan bahan pangan terhadap pengolahan bahan pangan
nabati yang diawetkan untuk nabati yang diawetkan untuk
pengembangan usaha tersebut mengetahui permasalahan usaha
dan pengembangan usaha
3.7 Menjelaskan langkah-langkah 4.7 Merencanakan usaha peng-
merencanakan usaha peng- olahan bahan pangan hewani
olahan bahan pangan hewani yang yang diawetkan yang ada di
diawetkan berdasarkan daerah setempat
kebutuhan, peluang usaha, dan
bahan dan alat
lokal yang ada didaerah setempat.
3.8 Menjelaskan pengertian, bentuk, dan 4.8 Membuat produk pengolahan bahan
ciri-ciri kewirausahaan dan faktor pangan hewani yang diawetkan
keberhasilan dan kegagalan suatu usaha berdasarkan kebutuhan, dan
pengolahan bahan pangan hewani yang ketersediaan bahan dan alat, serta
diawetkan berdasarkan ketersediaan daya dukung yang dimiliki oleh
sumber daya lokal dan daya dukung daerah setempat
yang dimiliki oleh daerah setempat
melalui pengamatan atau studi pustaka
3.9 Menjelaskan langkah-langkah dan 4.9 Menghitungan biaya produksi suatu
merencanakan usaha pengolahan pengolahan bahan pangan hewani
bahan pangan hewani yang yang diawetkan sesuai perencanaan

302 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 303


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.10 Menjelaskan langkah-langkah 4.10 Mempraktekkan pemasaran produk
pemasaran yang cocok untuk pengolahan bahan pangan hewani
produk pengolahan bahan pangan yang diawetkan yang dibuatnya
hewani yang diawetkan di daerah
setempat
3.11 Memahami perencanaan evaluasi 4.11 Mengevaluasi hasil kegiatan usaha
hasil usaha pengolahan bahan pengolahan bahan pangan hewani
pangan hewani yang diawetkan yang diawetkan untuk mengetahui
untuk pengembangan usaha permasalahan usaha dan
tersebut pengembangan usaha
3.12 Menjelaskan tahapan dalam 4.12 Merencanakan usaha peng-
merencanakan suatu wirausaha olahan makanan tradisional dari
pengolahan makanan tradisional bahan pangan nabati dan hewani
dari bahan pangan nabati dan berdasarkan hasil pengamatan atau
hewani berdasarkan kebutuhan, studi pustaka tentang ketersediaan
peluang usaha, dan bahan dan bahan dan alat, serta kebutuhan
alat lokal yang ada didaerah masyarakat yang ada di daerah
setempat melalui kegiatan setempat
pengamatan atau studi pustaka.
3.13 Menjelaskan alur kegiatan 4.13 Mempraktikkan usaha peng-
pengolahan makanan tradisional olahan makanan tradisional dari
dari bahan pangan nabati dan bahan pangan nabati dan hewani
hewani berdasarkan ketersediaan berdasarkan kebutuhan, dan
sumber daya lokal dan daya ketersediaan bahan dan alat,
dukung yang dimiliki oleh daerah serta daya dukung yang dimiliki
setempat melalui pengamatan oleh daerah setempat
atau studi pustaka
3.14 Memahami cara menghitung titik 4.14 Mempraktekkan penghitungan titik
impas (Break Even Point) suatu impas (Break Even Point) pengolahan
pengolahan makanan tradisional dari makanan tradisional dari bahan
bahan pangan nabati dan hewani pangan nabati dan hewani sesuai
dengan mempelajari pengalaman perencanaan
wirausahawan yang ada di daerah
setempat
3.15 Menjelaskan pengertian, dan 4.15 Mempraktekkan media promosi yang
menen- tukan strategi promosi cocok untuk produk pengolahan
pengolahan makanan tradisional makanan tradisional dari bahan
dari bahan pangan nabati dan pangan nabati dan hewani yang di-
hewani yang ada di daerah buatnya
setempat
3.16 Menjelaskan fungsi, manfaat dan 4.16 Membuat laporan kegiatan usaha
tahapan pembuatan laporan kegiatan pengolahan makanan tradisional dari
usaha pengolahan makanan tradisional bahan pangan nabati dan hewani
dari bahan pangan nabati dan untuk mengetahui permasalahan
hewani untuk evaluasi usaha dan pengembangan usaha

302 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 303


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
sosial, yaitu peserta
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.17 Mengidentifikasi suatu usaha 4.17 Merencanakan usaha peng-
pengolahan makanan tradisional olahan makanan tradisional dari
dari bahan pangan nabati dan bahan pangan nabati dan hewani
hewani berkaitan dengan masalah berkaitan dengan lingkungan hidup
lingkungan hidup di daerah setempat di daerah setempat berdasarkan
berdasarkan kebutuhan, peluang hasil pengamatan atau studi pustaka
usaha, dan bahan dan alat lokal sesuai kebutuhan masyarakat,
serta administrasi pembukuannya ketersediaan bahan dan alat,
melalui kegiatan pengamatan atau administrasi pembukuan, serta
studi pustaka. strategi pemasaran nya
3.18 Menjelaskan langkah-langkah 4.18 Membuat produk pengolahan
pengolahan makanan internasional makanan internasional dari bahan
dari bahan pangan nabati dan pangan nabati dan hewani sesuai
hewani berdasarkan ketersediaan tahapan pembuatan produksi
sumber daya lokal dan daya dukung berdasarkan kebutuhan, dan
yang dimiliki oleh daerah setempat ketersediaan bahan dan alat, serta
melalui pengamatan atau studi daya dukung yang dimiliki oleh
pustaka daerah setempat
3.19 Memahami cara menghitung titik 4.19 Mempraktekkan penghitungan titik
impas (Break Even Point) impas (Break Even Point) pengolahan
pengolahan makanan makanan internasional dari bahan
internasional dari pangan nabati dan hewani sesuai
bahan pangan nabati dan perencanaan
hewani dengan mempelajari
pengalaman wirausahawan yang
ada di daerah
setempat
3.20 Mengidentifikasi berbagai strategi 4.20 Mempraktekkan berbagai strategi
promosi pengolahan makanan promosi pengolahan makanan
internasional dari bahan pangan internasional dari bahan pangan
nabati dan hewani yang diterapkan nabati dan hewani pada lingkungan
di daerah setempat masyarakat yang berbeda
3.21 Menjelaskan fungsi dan tahapan 4.21 Membuat laporan kegiatan usaha
pembuatan laporan kegiatan pengolahan makanan internasional
usaha pengolahan makanan dari bahan pangan nabati dan
internasional dari bahan pangan hewani untuk mengetahui
nabati dan hewani untuk evaluasi permasalahan usaha dan
pengembangan usaha pengembangan usaha

Tingkatan VI Setara Kelas XII


KERAJINAN
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
304 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 305
didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif,
dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan dibangun melalui proses
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata pelajaran,
serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar
dirumuskan seperti dalam tabel berikut.
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji,
analisis dan mengevaluasi pe- dan mencipta dalam ranah
ngetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak
prosedural, dan metakognitif terkait dengan
berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, di sekolah secara mandiri serta
seni, budaya, dan humaniora dengan
bertindak secara efektif dan kreatif,
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menjelaskan tahapan perencanaan 4.1 Merencanakan suatu wirausaha
usaha kerajinan dari bahan limbah kerajinan sesuai kebutuhan
berbentuk bangun datar berkaitan lingkungan pasar setempat
dengan masalah lingkungan hidup berdasarkan hasil pengamatan
berdasarkan kebutuhan, peluang atau studi pustaka tentang
usaha, dan bahan dan alat lokal ketersediaan bahan dan alat,
yang ada didaerah setempat administrasi pembukuan serta
melalui kegiatan pengamatan atau pemasaran di daerah setempat
studi pustaka.

304 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 305


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.2 Menjelaskan cara dan tahapan 4.2 Membuat suatu karya kerajinan 3.8 Menjelaskan arti, jenis dan cara 4.8 Mengevaluasi hasil perhitung-
pembuatan kerajinan sesuai sesuai kebutuhan lingkungan penghitungan harga jual produk an harga jual produk usaha
kebutuhan lingkungan pasar pasar setempat berdasarkan kerajinan yang sesuai kebutuhan kerajinan yang sesuai kebutuhan
setempat berdasarkan kebutuhan, dan ketersediaan pasar global melalui pengamatan, pasar global mengacu
ketersediaan sumber daya lokal bahan dan alat, serta daya praktek pemasaran dan atau studi pada perencanaan melalui
dan daya dukung yang dimiliki dukung yang dimiliki oleh daerah pustaka pengamatan, praktek pemasaran
oleh daerah setempat melalui setempat dan atau studi pustaka
pengamatan atau studi pustaka 3.9 Mengidentifikasi jenis media 4.9 Membuat media promosi karya
3.3 Menjelaskan pengertian, jenis dan 4.3 Mempraktekkan penghitungan promosi yang cocok untuk kerajinan yang sesuai dengan
cara menghitung titik impas titik impas (Break Even Point) promosi karya kerajinan jenis produk kerajinan dan
(Break Even Point) suatu karya suatu karya kerajinan sesuai berdasarkan kebutuhan pasar kebutuhan pasar luar negeri
kerajinan sesuai kebutuhan kebutuhan lingkungan pasar luar negeri maupun dalam maupun dalam negeri melalui
lingkungan pasar setempat setempat sesuai perencanaan negeri melalui pengalaman pengalaman pemasaran serta
dengan mempelajari pemasaran serta pengamatan pengamatan dan studi pustaka
pengalaman wirausaha yang ada dan studi pustaka
di daerah setempat 3.10 Memahami penjualan dengan 4.10 Memasarkan karya kerajinan
3.4 Menjelaskan pengertian, jenis 4.4 Mempraktekkan pembuatan cara penitipan barang (konsinyasi) berdasarkan kebutuhan pasar
dan manfaat media promosi media promosi yang sesuai untuk karya kerajinan berdasarkan luar negeri maupun dalam negeri
terhadap karya kerajinan sesuai karya kerajinan sesuai kebutuhan kebutuhan pasar luar negeri melalui beajar dari pengalaman
kebutuhan lingkungan pasar lingkungan pasar setempat maupun dalam negeri melalui pemasaran serta pengamatan
setempat sebagai daya tarik penjualan pengalaman pemasaran serta dan studi pustaka dengan cara
3.5 Mengidentifikasi pengertian, 4.5 Memasarkan karya kerajinan pengamatan dan studi pustaka penjualan cara penitipan barang
keunggulan dan kelemahan, serta sesuai kebutuhan lingkungan (konsinyasi) konsinyasi untuk
tata cara konsinyasi suatu kerajinan pasar setempat dengan cara pengembangan usaha
sesuai kebutuhan lingkungan penjualan konsinyasi untuk
pasar setempat untuk evaluasi pengembangan usaha REKAYASA
Sebagaimana pengembangan
ditekankan dalam usahakurikulum
tersebut nasional, tujuan kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
keterampilan. Kompetensi inti sikap
3.6 Menjelaskan tahapan dalam spiritual yang perlu dimilikisuatu
4.6 Merencanakan peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
wirausaha
peserta didik mampu “Menunjukkan
merencanakan suatu wirausaha perilaku jujur, disiplin,tanggung
kerajinan sesuai kebutuhanjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
kerajinan sesuai kebutuhan pasar secara
pasar global berdasarkan hasil sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi
efektif dengan lingkungan
tersebut dicapaiglobal
dan berdasarkan
dibangun melalui proses
kebutuhan, pembelajaran
pengamatantidak pustaka(indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan masyarakat dengan
langsung
atau studi
memperhatikanpeluang
karakteristik pendidikan
usaha, bahan dan alatkesetaraan,tentang
mata pelajaran,
ketersediaanserta
bahankebutuhan
dan dan kondisi peserta didik.
yang ada didaerah setempat, alat, administrasi pembukuan
administrasi pembukuan, serta serta pemasaran di daerah
pemasaran melalui kegiatan setempat
pengamatan atau studi pustaka.
3.7 Menjelaskan cara dan tahapan 4.7 Membuat karya kerajinan yang
pembuatan kerajinan yang sesuai sesuai kebutuhan pasar global
kebutuhan pasar global berdasarkan sesuai tahapan pembuatan
ketersediaan sumber daya lokal produksi berdasarkan
dan daya dukung yang dimiliki ketersediaan sumber daya lokal
oleh daerah setempat melalui dan daya dukung yang dimiliki
peng- oleh daerah setempat

306 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 307


Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai PENGETAHUAN KETERAMPILAN
pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih 3.7 Menganalisis mekanisme 4.7 Membuat produk teknologi
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan kewirausahaan, produk teknologi terapan sesuai tahapan
terapan melalui pengamatan atau pembuatan produksi berdasarkan
seperti dalam tabel berikut. studi pustaka ketersediaan sumber daya lokal
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR dan daya dukung yang dimiliki
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN oleh daerah setempat
PENGETAHUAN KETERAMPILAN 3.8 Mengidentifikasi kelemahan 4.8 Mengevaluasi kegiatan
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan keunggulan mekanisme kewirausahaan bidang teknologi
analisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah kegiatan kewirausahaan bidang terapan
pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak teknologi terapan
prosedural, dan metakognitif terkait dengan 3.9 Menjelaskan pemanfaatan media 4.9 Membuat media promosi produk
berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya promosi produk teknologi terapan teknologi terapan yang kreatif
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, di sekolah secara mandiri serta melalui pengamatan atau studi dan memiliki nilai jual
seni, budaya, dan humaniora dengan bertindak secara efektif dan kreatif, pustaka
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda 3.10 Memahami penjualan dengan cara 4.10 Memasarkan produk teknologi te-
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan konsinyasi produk teknologi rapan dengan cara penjualan konsi-
penyebab fenomena dan kejadian, terap- an sebagai nyasi untuk pengembangan usaha
serta menerapkan pengetahuan pengembangan usaha
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan BUDIDAYA
minatnya untuk memecahkan masalah
3.1 Menjelaskan makna profesi, 4.1 Merencanakan kewirausahaan Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum
profesionalisme dan hubung- bidang jasa berdasarkan hasil mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2)
annya dengan kewirausahaan pengamatan dan atau studi pustaka sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4) keterampilan. Kompetensi inti
3.2 Menjelaskan mekanisme 4.2 Mempraktekkan kewirausahaan sikap spiritual yang perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan
kewirausahaan bidang jasa bidang jasa sesuai dengan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap
melalui pengamatan atau studi kebutuhan masyarakat sekitar sosial, yaitu peserta didik mampu “Menunjukkan perilaku jujur,
pustaka disiplin,tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
3.3. Mengidentifikasi kelemahan dan 4.3 Mengevaluasi kegiatan damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
keunggulan mekanisme kegiatan kewirausahaan bidang jasa
kewirausahaan bidang jasa
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
3.4 Mengidentifikasi strategi promosi 4.4 Mempraktekkan pembuatan
kewirausahaan bidang jasa media promosi yang sesuai bagi bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai dan
kewirausahaan bidang jasa dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
3.5 Menjelaskan pengertian, 4.5 Menganalisis kelebihan dan yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan
keunggulan dan kelemahan, kelemahan sistem konsiyasi pada masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan,
serta tata cara konsinyasi usaha kewirausahaan bidang jasa mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
kewirausahaan bidang jasa
3.6 Menjelaskan makna teknologi 4.6 Merencanakan usaha produk Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama
terapan, produk teknologi teknologi terapan berdasarkan proses pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan
terapan dan jenis usaha pada hasil pengamatan atau studi kehidupan keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai
bidang teknologi terapan pustaka . pertimbangan tutor dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih
lanjut. Kontekstualisasi kompetensi inti dan kompetensi dasar dirumuskan
seperti dalam tabel berikut.

308 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 309


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, menyaji, 3.6 Menjelaskan tahapan dalam 4.6 Merencanakan usaha budidaya
dan mengevaluasi pengetahuan dan mencipta dalam ranah merencanakan usaha budidaya unggas pedaging berdasarkan
faktual, konseptual, prosedural, konkret dan ranah abstrak unggas pedaging berdasarkan hasil pengamatan atau studi
dan metakognitif berdasarkan terkait dengan kebutuhan, peluang usaha, pustaka tentang ketersediaan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengembangan dari yang dipelajarinya bahan dan alat yang ada bahan dan alat, administrasi
pengetahuan, teknologi, seni, didaerah setempat, administrasi pembukuan serta pemasaran di
di sekolah secara mandiri serta
budaya, dan humaniora dengan
bertindak secara efektif dan kreatif, pembukuan, serta pemasaran daerah setempat
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait dan mampu menggunakan metoda melalui kegiatan pengamatan atau
penyebab fenomena dan kejadian, sesuai kaidah keilmuan studi pustaka.
serta menerapkan pengetahuan 3.7 Menjelaskan cara dan tahapan 4.7 Mempraktikkan usaha budidaya
prosedural pada bidang kajian yang usaha budidaya unggas pedaging unggas pedaging sesuai tahapan
spesifik sesuai dengan bakat dan berdasarkan ketersediaan sumber pembuatan produksi berdasarkan
minatnya untuk memecahkan masalah daya lokal dan daya dukung yang ketersediaan sumber daya lokal
3.1 Menjelaskan tahapan dalam 4.1 Merencanakan usaha budidaya dimiliki oleh daerah setempat dan daya dukung yang dimiliki
merencanakan usaha budidaya unggas petelur berdasarkan hasil melalui pengamatan atau studi oleh daerah setempat
unggas petelur berdasarkan pengamatan atau studi pustaka pustaka
kebutuhan, peluang usaha, tentang ketersediaan bahan dan 3.8 Mengevaluasi kegiatan usaha 4.8 Merencanakan usaha budidaya
bahan dan alat yang ada alat, administrasi pembukuan budidaya unggas pedaging unggas pedaging sebagai
didaerah setempat, administrasi serta pemasaran di daerah pembelajaran pengembangan
pembukuan, serta pemasaran setempat usaha
melalui kegiatan pengamatan atau 3.9 Mengidentifikasi pemanfaatan 4.9 Mempraktekkan pembuatan
studi pustaka. media promosi usaha budidaya media promosi yang sesuai bagi
3.2 Menjelaskan langkah-langkah 4.2 Mempraktikkan usaha budidaya unggas pedaging melalui usaha budidaya unggas pedaging
produksi usaha budidaya unggas petelur berdasarkan pengamatan atau studi pustaka sebagai daya tarik penjualan
unggas petelur berdasarkan kebutuhan, dan ketersediaan 3.10 Memahami penjualan dengan 4.10 Memasarkan usaha budidaya
ketersediaan sumber daya lokal bahan dan alat, serta daya cara konsinyasi usaha budidaya unggas pedaging dengan cara
dan daya dukung yang dimiliki dukung yang dimiliki oleh daerah unggas pedaging sebagai penjualan konsinyasi untuk
oleh daerah setempat melalui setempat pengembangan usaha pengembangan usaha
pengamatan atau studi pustaka
PENGOLAHAN 3.3 Mengevaluasi kegiatan usaha 4.3 Merencanakan usaha budidaya
budidaya unggas petelur unggas petelur sebagai
Sebagaimana ditekankan dalam kurikulum nasional, tujuan kurikulum mencakup pencapaian empat kompetensi, yaitu: (1) sikap spiritual; (2) sikap sosial; (3) pengetahuan, dan; (4)
pembelajaran pengembangan
keterampilan. Kompetensi inti sikap spiritual yang usaha perlu dimiliki peserta didik adalah “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya”, dan kompetensi inti sikap sosial, yaitu
peserta didik mampu “Menunjukkan
3.4 Menjelaskan pengertian, jenisperilaku4.4
jujur, disiplin,tanggung
Mempraktekkan pembuatanjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
dan manfaat media promosi yang secara
media promosi yang sesuai bagi sosial dan alam serta menempatkan diri
efektif dengan lingkungan
cocok untuk usaha budidaya usaha budidaya unggas petelur
unggas petelur sebagai daya tarik penjualan
3.5 Menjelaskan pengertian, 4.5 Memasarkan usaha budidaya
keunggulan dan kelemahan, unggas petelur untuk
cara konsinyasi/kerjasama usaha pengembangan usaha
budidaya unggas petelur sebagai
pengembangan usaha

310 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 311


sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
dicapai dan dibangun melalui proses pembelajaran tidak langsung (indirect KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya di satuan pendidikan dan PENGETAHUAN KETERAMPILAN
masyarakat dengan memperhatikan karakteristik pendidikan kesetaraan, mata 3.2 Menjelaskan langkah-langkah 4.2 Membuat pengolahan makanan
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. produksi usaha pengolahan khas daerah yang dimodifikasi
makanan khas daerah yang dari bahan pangan nabati dan
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan selama proses dimodifikasi dari bahan pangan hewani berdasarkan kebutuhan,
pembelajaran berlangsung sehingga terjadi harmonisasi dengan kehidupan nabati dan hewani berdasarkan dan ketersediaan bahan dan alat,
keseharian peserta didik, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan tutor dalam ketersediaan sumber daya lokal serta daya dukung yang dimiliki
dan daya dukung yang dimiliki oleh daerah setempat
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kontekstualisasi kompetensi oleh daerah setempat melalui
inti dan kompetensi dasar dirumuskan seperti dalam tabel berikut. pengamatan atau studi pustaka
KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR 3.3 Memahami penghitungan titik 4.3 Mengevaluasi hasil penghitungan
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN impas (Break Even Point) peng- titik impas (Break Even Point)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN olahan makanan khas daerah pengolahan makanan khas
yang dimodifikasi dari bahan daerah yang dimodifikasi dari
3. Memahami, menerapkan, meng- 4. Mengolah, menalar, menyaji,
pangan nabati dan hewani bahan pangan nabati dan
analisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah
melalui sebagai pembelajaran hewani melalui pengalaman
pengetahuan faktual, konseptual, konkret dan ranah abstrak
pengembangan usaha wirausahawan yang
prosedural, dan metakognitif terkait dengan
sukses sebagai
berdasarkan rasa ingin tahunya pengembangan dari yang dipelajarinya
pembelajaran
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, di sekolah secara mandiri serta
pengembangan usaha
seni, budaya, dan humaniora dengan bertindak secara efektif dan kreatif,
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan mampu menggunakan metoda 3.4 Menjelaskan pengertian, jenis 4.4 Mempraktekkan pembuatan
kenegaraan, dan peradaban terkait sesuai kaidah keilmuan dan manfaat media promosi media promosi yang sesuai
penyebab fenomena dan kejadian, yang cocok untuk pengolahan bagi pengolahan makanan khas
serta menerapkan pengetahuan makanan khas daerah yang daerah yang dimodifikasi dari
prosedural pada bidang kajian yang dimodifikasi dari bahan pangan bahan pangan nabati dan
spesifik sesuai dengan bakat dan nabati dan hewani hewani
sebagai daya tarik penjualan
minatnya untuk memecahkan masalah
3.5 Menjelaskan pengertian, 4.5 Memasarkan pengolahan
3.1 Menjelaskan tahapan dalam 4.1 Merencanakan suatu wirausaha
keunggulan dan kelemahan, makanan khas daerah yang
merencanakan suatu wirausaha pengolahan makanan khas
cara konsinyasi/kerjasama suatu dimodifikasi dari bahan pangan
pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi dari
pengolahan makanan khas nabati dan hewani dengan cara
daerah yang dimodifikasi dari bahan pangan nabati dan hewani
daerah yang dimodifikasi dari penjualan konsinyasi untuk
bahan pangan nabati dan hewani berdasarkan hasil pengamatan
bahan pangan nabati dan pengembangan usaha
berdasarkan kebutuhan, peluang atau studi pustaka tentang
hewani
usaha, bahan dan alat yang ada ketersediaan bahan dan alat,
sebagai pengembangan usaha
didaerah setempat, administrasi administrasi pembukuan serta
pembukuan, serta pemasaran pemasaran di daerah setempat 3.6 Menjelaskan tahapan dalam 4.6 Merencanakan usaha pengolahan
melalui kegiatan pengamatan merencanakan usaha peng- makanan fungsional berdasarkan
atau studi pustaka. olahan makanan fungsional hasil pengamatan atau studi
berdasarkan kebutuhan, peluang pustaka tentang ketersediaan
usaha, bahan dan alat yang ada bahan dan alat, administrasi
didaerah setempat, administrasi pembukuan serta pemasaran di
pembukuan, serta pemasaran daerah setempat

312 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN 313


KONTEKSTUALISASI KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.7 Menjelaskan cara dan proses 4.7 Membuat pengolahan makanan
pengolahan makanan fungsional fungsional sesuai proses produksi
berdasarkan ketersediaan sumber berdasarkan ketersediaan
daya lokal dan daya dukung sumber daya lokal dan daya
yang dimiliki oleh daerah dukung yang dimiliki oleh
setempat melalui pengamatan daerah setempat
atau studi pustaka
3.8 Menjelaskan pengertian, jenis dan 4.8 Mengevaluasi hasil perhitungan
cara menghitung harga jual produk harga jual produk usaha
pengolahan makanan fungsional pengolahan makanan fungsional
melalui pengamatan atau studi mengacu pada perencanaan
pustaka
3.9 Mengidentifikasi pemanfaatan 4.9 Membuat media promosi yang
media yang cocok promosi cocok untuk produk pengolahan
pengolahan makanan fungsional makanan fungsional yang kreatif
melalui pengamatan atau studi dan memiliki nilai jual
pustaka
3.10 Memahami penjualan dengan 4.10 Memasarkan produk
cara konsinyasi/kerjasama pengolahan makanan fungsional
pengolahan makanan fungsional dengan cara konsinyasi untuk
sebagai pengembangan usaha pengembangan usaha

314 KURIKULUM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C

Anda mungkin juga menyukai