Anda di halaman 1dari 11

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SARUDU


DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN

Mujibu Rahman
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
This study aims to identify and describe the Policy Implementation Unit Level Curriculum
(SBC) in improving learning in SMK Negeri 1 Sarudu. This research is a qualitative descriptive
study with a study population of 16 people, .Teknik data collection using observation, interview
and documentation study. The data analysis technique used is descriptive qualitative. The results
showed that the policy implementation Unit Level Curriculum (SBC) at SMK 1Sarudu based on the
theory of Edward III, which include: Communication, Resources, disposition and bureaucratic
structure in SMK 1 Sarudu suboptimal even though the policy implementation of SBC is in
conformity with the standards of competence / basic competence but there are some programs that
are not performing well as the development program or department areas of expertise, competence
test execution and implementation of learning programs. Factors affecting less optimal for policy
implementation level curriculum, among others, limited education facilities / infrastructure and
support available budget and human resources seen from Aspe kkualitas and quantity
Keywords: Policy Implementation Unit Level Curriculum Vocational High School

Dalam kehidupan suatu negara, dan pegangan tentang jenis, lingkup dan
pendidikan memegang peranan yang amat urutan isi serta proses pendidikan. Jadi
penting untuk menjamin kelangsungan hidup kurikulum adalah suatu rencana yang
negara dan bangsa, karena pendidikan memberikan pedoman atau pegangan dalam
merupakan wahana untuk meningkatkan dan proses belajar mengajar.
mengembangkan kualitas sumber daya Kurikulum yang baik semestinya akan
manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju menghasilkan proses dan produk pendidikan
pembangunannya masih menghadapi masalah yang baik, dan sebaliknya kurikulum yang
pendidikan yang berat, terutama berkaitan buruk akan membuahkan proses dan hasil
dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan yang jelek pula. Kurikulum
pendidikan. merupakan komponen penting dari sistem
Kurikulum merupakan elemen strategis pendidikan. Kurikulum dan pendidikan
dalam sebuah layanan program pendidikan mempunyai hubungan yang erat yaitu antara
dan komponen pendidikan yang dijadikan kurikulum dan pendidikan mempunyai suatu
acuan bagi segenap pihak yang terkait tujuan yang hendak dicapai. Apabila tujuan
dengan penyelenggaraan program atau setiap tersebut hendak tercapai maka harus ada
satuan pendidikan, baik itu oleh pengelola sarana isi yaitu kurikulum yang dijadikan
maupun penyelenggara khususnya oleh guru dasar acuan yang relevan, artinya sesuai
dan kepala sekolah. dengan tujuan pendidikan tersebut, hal ini
Ahli kurikulum lain Mauritz Johnson dapat diartikan bahwa kurikulum dapat
(Sukmadinata,2004:4),kurikulum ”Prescribes membawa kita ke arah tercapainya tujuan
(or at leat anticipates) the result of in pendidikan. Undang-Undang Nomor 20
struction” kurikulum merupakan suatu tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
rencana pendidikan, memberikan pedoman Nasional (SISDIKNAS) pasal 36 ayat (1)

121
122 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 121-131 ISSN: 2302-2019

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengembangkan kemampuan dan


mengacu pada standar nasional pendidikan membentuk watak serta peradaban bangsa
untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang bermartabat dalam rangka
nasional. (2) kurikulum pada semua jenjang mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan berkembangnya potensi peserta didik agar
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Munculnya kebijakan pemerintah tentang mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
pendidikan yang bersifat sentralistik berubah dan menjadi warga negara yang demokratis
ke pendidikan desentralistik dilatarbelakangi serta bertanggungjawab. (UU RI No. 20
oleh perubahan dan tuntutan masyarakat Tahun 2003).
dalam dimensi global. Kurikulum memainkan peranan penting
Dalam upaya meningkatkan kwalitas dalam pendidikan karena berkaitan dengan
pendidikan ditempuh dalam rangka penentuan arah, isi, dan proses pendidikan,
mengantisipasi berbagai berubahan dan yang pada akhirnya menentukan macam dan
tuntutan kebutuhaan dimasa depan yang akan kualifikasai lulusan suatu lembaga
dihadapi siswa sebagai warga bangsa agar pendidikan. Kurikulum berkenaan dengan
mampu berfikir global dan bertindak sesuai rencana dan pelaksanaan pendidikan, baik
dengan karakteristik dan potensi lokal (think dalam lingkup kelas, sekolah, daerah,
globally but act loclly). maupun nasional. Adanya rancangan atau
Kantor Dinas Pendidikan Nasional kurikulum formal dan tertulis merupakan ciri
pada tingkat kota/kabupaten dan provinsi utama pendidikan di sekolah. Kurikulum
harus dapat mempertimbangkan dengan merupakan syarat esensial bagi pendidikan
bijaksanaan kondisi nyata organisasi maupun sekolah. Hal ini berarti bahwa kurikulum
lingkungannya, dan harus mendukung pula merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
misi pendidikan nasional. Perubahan seperti pendidikan atau pengajaran di sekolah.
tersebut di atas berkaitan dengan kurikulum Sesuai Undang-Undang (UU) Republik
yang dengan sendirinya menuntut dan Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang
mempersyaratkan berbagai perubahan pada Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
komponen-komponen pendidikan lain. Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP),
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai menengah disusun oleh satuan pendidikan
pedoman penyelenggaraan kegiatan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta
pendidikan tertentu.Tujuan tertentu ini berpedoman pada paduan yang disusun oleh
meliputi tujuan pendidikan nasional serta Badan standar Nasional Pendidikan (BSNP).
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan Dengan diterbitkannya berbagai
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta Permendiknas yang berkaitan dengan
didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh Standar Nasional Pendidikan (SNP) maka
satuan pendidikan untuk memungkinkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
penyesuaian kelompok pendidikan dengan (KTSP) juga harus mengacu pada Standar
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Proses dan Standar Penilaian Pendidikan.
Dalam hal ini Pendidikan memegang Selain itu, KTSP juga harus mengikuti
peranan yang sangat penting dalam ketentuan lain yang menyangkut kurikulum
menciptakan manusia berkualitas. Sesuai dan UU No. 20/2003 dan PP No.
dengan fungsi Pendidikan Nasional adalah 19/2005.pasal 38 ayat (2) UU RI Nomor 20
Mujibu Rahman, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di Sekolah Menengah …………………….123

tahun 2003 menyatakan bahwa “ kurikulum pendidikan dan lulusannya. Guru yang
pendidikan dasar dan menengah berperan sebagai pelaksana kurikulum, maka
dikembangkan sesuai dengan relevansinya penerapan kurikulum di lapangan perlu
oleh setiap kelompok atau sistem satuan ditinjau dan dievaluasi sehingga pelayanan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah pendidikan yang diberikan lebih optimal dan
dibawah koordinasi dan supervisi Dinas dapat menghasilkan mutu pendidikan yang
Pendidikan atau Kantor Departemen Agama sesuai dengan yang diharapkan. Kesiapan
Kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan guru dalam pembelajaran merupakan kunci
Provinsi untuk pendidikan menengah”. keberhasilan guru dalam pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendidikan kegiatan pembelajaran, karena kesiapan guru
(Permendiknas) RI Nomor 6 tahun 2007 itu akan sangat berpengaruh terhadap proses
pasal 5 butir b tentang Perubahan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai
Permendiknas RI Nomor 24 tahun 2006 dengan kurikulum yang berlaku.
tentang Pelaksanaan Permendiknas RI Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Nomor 22 tahun 2006 dan Permendiknas merupakan satuan-satuan pendidikan harus
Nomor 23 tahun 2006, menyatakan bahwa mampu mengembangkan komponen-
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan komponen dalam kurikulum. Komponen-
Dasar dan Menengah (Ditjen Mandikdasmen) komponen yang dimaksud adalah
melakukan bimbingan teknis, supervisi dan mencangkup visi, misi dan tujuan satuan
evaluasi pelaksanaan kurikulum. Disebut pendidikan, struktur dan muatan, kalender
juga dalam panduan penyusunan KTSP pendidikan, silabus sampai pada rencana
jenjang pendidkan dasar dan menengah oleh pelaksanaan pembelajaran.
BSNP, pemberlakuan dokumen KTSP pada Pada dasarnya, tujuan dari KTSP
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah adalah bagaimana siswa dan guru lebih aktif
Pertama (SMP), Sekolah menengah Atas dalam pembelajaran. Selain Siswa harus aktif
(SMA), dan Sekolah menengah Kejuruan dalam kegiatan belajar dan mengajar, guru
(SMK) dinyatakan berlaku oleh kepala juga harus aktif dalam memotivasi kreativitas
sekolah setelah mendapat pertimbangan dari siswanya agar terjadi diskusi yang dinamis.
komite sekolah dan ketahui oleh dinas tingkat Kelebihan dari pada KTSP adalah
kabupaten/kota yang bertanggung jawab di memberikan alokasi waktu pada kegiatan
bidang pendidikan untuk SD dan SMP, pengembangan diri siswa. Siswa tidak hanya
tingkat provensi untuk SMA dab SMK. diajarkan teori tetapi diajak untuk terlibat
Bagi satuan pendidikan yang belum dalam sebuah proses pengalaman belajar.
siap mengembangkan kurikulum, dapat Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan
menggunakan model kurikulum yang ini, menuntut setiap sekolah membuat
dikembangkan oleh BSNP. Meskipun kurikulum yang berbeda-beda. Namun dalam
demikian, dalam pelaksanaannya tetap perlu penyusunannya harus memperhatikan
disesuaikan atau diadaptasikan dengan Standar isi (SI) dan Standar Kompetensi
kondisi sekolah, masyarakat, serta Kelulusan (SKL) yang sudah ditetapkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan melalui Peraturan Menteri Pendidikan
teknologi, terutama teknologi informasi yang Nasional (Permendiknas). Dalam kurikulum
berkembang sangat pesat bersamaan dengan baru ini guru diberi otonomi dalam
era globalisasi. penjabarkan kurikulum, dan siswa sebagai
Realisasi kurikulum adalah merupakan subyek dalam proses belajar mengajar.
usaha yang dilakukan Kementerian Sehingga diharapkan Implementasi
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat
(Kemdikbudnas) untuk meningkatkan mutu memenuhi standarisasi evaluasi belajar siswa.
124 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 121-131 ISSN: 2302-2019

Namun sebagai konsep baru dalam melihat Implementasi Kebijakan Kurikulum


meningkatkan kualitas kurikulum, KTSP Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di
tidak semudah yang dibayangkan dalam Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1
penerapannya. Pemerintah menargetkan Sarudu Dalam Meningkatkan Kualitas
empat tahun semua sekolah di Indonesia Pembelajaran. Menggali setiap tahapan
dapat melaksanakan KTSP dengan kebijakan proses Implementasi Kurikulum
menyeluruh. Akan tetapi selama ini Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
mayoritas sekolah-sekolah terpusat di Instrumen penelitian ini adalah peneliti
pemerintahan pusat sehingga untuk sendiri dengan menggunakan alat bantu
penerapan KTSP memerlukan sosialisasi dan berupa pedoman wawancara dan observasi
proses. serta alat batu dokumentasi data seperti tape
Di Kabupaten Mamuju Utara, SMK recorder dan kamera. Sesuai dengan
Negeri 1 Sarudu merupakan salah satu pendapat Sugiyono (2007: 15) menyatakan
sekolah kejuruan yang dalam bahwa metode penelitian kualitatif adalah
mengimplementasikan KTSP belum optimal metode penelitian yang digunakan untuk
karena belum memadainya akan tetapi meneliti pada obyek yang alamiah, dimana
berusaha untuk meningkatkan kualitas peneliti sebagai instrument kunci.
pembelajaran dan kelulusan. . Tujuan dalam Informan dalam penelitian ini terdiri
penelitian ini yaitu melihat Implementasi Kepala Sekolah, wakil Kepala Sekolah,
Kebijakan Kurikulum Tingkat Satuan Wakil Kepala bagian Kesiswaan,Wakil
Pendidikan (KTSP) Di Sekolah Menengah Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, Ketua
Kejuruan Negeri 1 Sarudu Dalam jurusan, Pengawas, Komite dan seorang
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Guru, yang di tentukan secara porposif yaitu
pendekatan Teori yang dikemukakan oleh menentukan informan yang susai kriteria
George C. Edwards III. Dimana yang telah di tentukan sejak awal.
implementasi dapat dimulai dari kondisi Model analisis yang digunakan dalam
abstrak dan sebuah pertanyaan tentang penelitian ini adalah motode analisis
apakah syarat agar implementasi kebijakan kwalitatif, sebagaimana Miles dan
dapat berhasil, menurut George C. Edwards Huberman (2009:18) menyatakan bahwa
III ada empat variabel dalam kebijakan salah satu jenis metode analisis data kualitatif
publik yaitu Komunikasi (Communications), yaitu Model Analisis Interaksi. Dimana
Sumber Daya (resources), sikap (dispositions komponen reduksi data dan sajian data
atau attitudes) dan struktur birokrasi. dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Setelah data terkumpul,
METODE maka tiga komponen analisis (reduksi data,
sajian data dan penarikan kesimpulan) saling
Penelitian ini menggunakan metode
berinteraksi.
deskriptif kualitatif di amsudkan untuk
memahami objek secara mendalam yaitu
Mujibu Rahman, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di Sekolah Menengah …………………….125

Pengumpulan Penyajian
Data Data

Reduksi Kesimpulan-kesimpulan:
Data Penarikan/verifikasi

Gambar 1: Bagan alur interaksi metode penelitian


Sumber : Miles dan Huberman (2009:20)

HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan aspek paling penting dari


Hasil penelitian ini mendapatkan keseluruhan proses kebijakan. Udoji dalam
gambaran implementasi Kebijakan Wahab (1997:59) dengan tegas menyatakan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah suatu
bagaimana keberhasilan implementasi yang penting dari pada pembuatan kebijakan
kebijakan KTSP dengan Perspektif Erwad Dari hasil wawancara dengan informan
III dengan melihat beberapa indikator guru dan peninjauan secara langsung,
komunikasi, sumber daya, disposisi/sikap dan menunjukan bahwa komunikasi kepala
struktur birokrasi. sekolah kepada guru-guru tentang
1. Komunikasi implementasi kebijakan KTSP pada SMK
Indikator komunikasi merupakan salah Negeri 1 Sarudu sudah optimal. Hasil
satu indikator yang sangat penting sebagai penelitian menunjukan bahwa kepala sekolah
penunjang implementasi kebijakan kurikulum SMK Negeri 1 Sarudu sudah
tingkat satuan pendidikan. Komunikasi mengkomunikasikan dengan baik kepada
merupakan sarana yang dapat guru-guru maupun pihak lain yang
menghubungkan antara semua stakeholder mempunyai peranan terhadap keberhasilan
yang terlibat dalam proses perumusan, implementasi Kebijakan KTSP. Sangat jelas
pembelajaran dan pengawasan pelaksanaan bahwa peranan Kepala Sekolah sangat
pembelajaran berbasis KTSP. Komunikasi berpengaruh terhadap berhasil tidaknya suatu
bagian penting dalam memediasi berbagai kebijakan khususnya implementasi kebijakan
persoalan yang muncul dalam proses KTSP pada SMK Negeri 1 Sarudu.
implementasi KTSP pada SMK Negeri 1 2. Sumber daya
Sarudu. Keberhasilan implementasi kebijakan
Hamdi ( 1995: 5) menyebutkan bahwa KTSP pada SMKN 1 Sarudu tidak terlepas
“pelaksanaan kebijakan merupakan dari sumber daya yang memadai, baik
penjabaran lebih lanjut dari tujuan yang telah sumber daya manusia, sarana dan prasarana
ditetapkan tersebut oleh penjabat atau maupun finansial. Faktor ini sangat
instansi pelaksana”. Implementasi kebijakan berpengaruh terhadap implementasi
126 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 121-131 ISSN: 2302-2019

kebijakan, sumber daya manusia yang dalam mengimplementasikan KTSP pada


profesional dalam menggunakan sarana dan SMKN 1 Sarudu sudah memadai.. Hal ini
prasarana atau fasilitas SMKN 1 Sarudu berarti bahwa kemampuan guru pada SMKN
sesuai dengan pemanfaatannya dalam 1 Sarudu telah memiliki pengetahuan dan
melancarkan proses pembelajaran yang kompetensi dalam mengimplementasikan
sesuai dengan KTSP. Terkait sumber daya kebijakan KTSP. Faktor individu guru
manusia yang di miliki SMKN 1 Sarudu sebagai pendorong terjadinya perubahan
dapat di lihat pada tabel 1 berikut: yang dilakukan dalam implementasi
kebijakan, hal ini terkait dengan peran guru
Tabel 1. Keadaan Pengajar Menurut sebagai ujung tombak dalam
Pendidikan pada SMKN 1 mengimplementasikan program - program
Sarudu pembaruan dikelas/sekolah. Atas peran
Ket strategis itu, guru harus mempunyai kesiapan
No Pendidikan Jumlah untuk menerima dan melaksanakan program
yang dikembangkan berdasarkan kebijakan
Magister (S2) KTSP. Kesiapan guru sebagaimana tersebut
1 -
Sarjana (S.1) 3 di atas, dapat terwujut karena mereka sudah
2 16
Sarjana PNS menerima pelatihan dan melakukan studi
3 -
Muda(D3) banding untuk meningkatkan pengetahuan
dan kemampuannya. Disisi lain, guru-guru
memiliki kualitas dan potensi untuk
Jumlah 16 orang berkembang, misalnya dilihat dari tingkat
Sumber Data : Tata Usaha SMK Neg 1 Sarudu 2015 pendidikan guru. Kesemuanya itu merupakan
modal untuk berkembang. Namun, modal
Manusia merupakan salah satu fakror tersebut tidak akan memberikan kontribusi
yang mendasar dan paling dominan dalam terhadap produktivitas sekolah apabila guru
satu organisasi. Dikatakan demikian karena sebagai pemilik modal tidak mempunyai
unsur-unsur lainnya, seperti peralatan, dana, kemampuan untuk memberdayakan
metode dan mekanisme kerja hanya dapat potensinya. Ini berarti bahwa faktor
berfungsi dan bermanfaat bagi organisasi. kemampuan menjadi “power”yang
Pada hakekatnya manusia dengan segala mendorong guru memberdayakan potensinya
sumber daya yang memilikinya harus dapat sehingga implementasi kebijakan KTSP
dijadikan sebagai sumber kekuatan yang benar-benar tewujud
paling strategik dalam suatu organisasi. Hamalik (1995:57) berpendapat bahwa
Organisasi pendidikan tidak berfungsi pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
dengan baik tanpa adanya keterlibatan tersusun meliputi unsur-unsur manusia,
manusia. Dengan kata lain, bahwa faktor material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
manusialah yang paling menentukan berhasil yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
tidaknya suatu organisasi/sekolah untuk pembelajaran. Untuk mengetahui
mencapai tujuan pendidikan berdasarkan perlengkapan sarana dan prasarana dalam
KTSP. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan KTSP pada SMKN 1
kemampuan guru-guru dalam Sarudu. Ketersediaan sarana dan prasarana
mengimlplementasi kebijakan KTSP pada pada SMKN 1 Sarudu kurang memadai, hal
SMKN 1 Sarudu. ini dibuktikan dari hasil wawncara dengan
Berdasarkan hasil wawancara, guru di SMK Negeri I Sarudu yang
peninjauan langsung serta studi dokumentasi menyatakan bahwa sarana sangat kurang
menujukan bahwa tingkat kemampuan guru memadai. Artinya bahwa dalam
Mujibu Rahman, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di Sekolah Menengah …………………….127

mengimplementasikan kebijakan KTSP pada Sehingga para guru mapun siswa dalam
SKMN 1 Sarudu kurang didukung dengan memperdalam ilmu pengetahuan dan
sarana dan prasarana sekolah yang memadai teknologi kurang efektivitas dan efesien
seperti ruangan laboratorium, perpustakaan dalam pelaksanaan pembelajaran sebagimana
dan alat-alat praktek tiap jurusan di dalam yang diamanatkan oleh kebijakan KTSP pada
ruang maupun diluar ruangan. Disamping lembaga pendidikan khususnya SMKN 1
sarana dan prasarana yang kurang memadai, Sarudu. Sarana dan prasarana yang terdapat
juga tempat-tempat praktek tiap jurusan pada pada SMKN 1 Sarundu dapat di lihat pada
dunia industri dan dunia usaha yang ada di Tabel 2. beriku.
Kabupaten Mamuju Utara kurang memadai.

Tabel 2. Keadaan Sarana dan Prasarana pada SMKN 1 Sarudu

No Sarana dan Prasana Jumlah Keterangan

1 Ruang belajar 8 Kelas Permanen


2 Laboratorium ATP Ruang Permanen
3 Lab Geologi Ruang Permanen
4 Laboratorium Komputer Ruang Permanen
5 Ruang Administrasi Kantor Ruang Permanen
6 Ruang Guru 1 Ruang Permanen
7 Ruang Bimbingan Konseling 1 Ruang Permanen
10 Perpustakaan 1 Ruang Permanen
11 Ruang osis 1 Ruang Permanen
12 Ruang KM/WC Kepala sekolah - Permanen
13 Raung KM/WC Guru - Permanen
14 Ruang KM/WC Murid 1 Ruang Permanen
15 Kantin 3 Ruang Permanen
16 Lapangan Voly 1 Buah Permanen
17 Lapangan Takraw 1 Buah Permanen
18 Lapangan Footsal - Permanen
19 Lapangan Tenis Meja -
20 Tempat Parkir Motor - Semi Permanen

Sumber Data : Tata Usaha SMKN 1 Sarudu 2015

Hal ini berarti bahwa sarana dan Dari pantauan peniliti menemukan
prasana sekolah selama proses pembelajaran bahwa komite SMKN 1 Sarudu kurang
kurang melakukan praktek di dalam ruangan berperan dalam merumusan KTSP, dengan
maupun di luar ruangan sedangkan guru yang tidak keefektifan komite sekolah dalam
memilih memadai dan cukup memadai merumuskan KTSP mengakibatkan kurang
adalah guru yang mengajar mata pelajaran maksimalnya pelaksanaan implementasi
Adaptif dan Normatif yang memang kurang kebijakan KTSP yang dilakukan oleh SMKN
mengunakan alat-alat praktek, tidak seperti 1 Sarudu. Sangat jelas bahwa dalam suatu
mata pelajaran produktif (mata pelajaran organisasi dibutuhkan suatu kerja sama yang
jurusan) yang selalu dituntut tiap habis materi baik dalam mencapai suatu tujuan yang telah
harus melakukan praktek. ditetapkan sebelumnya, namun jika ada suatu
komponen tidak berfungsi dalam suatu
128 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 121-131 ISSN: 2302-2019

organisasi akan mengalami kurangnya Kabupaten tentang Implementasi KTSP


maksimal pelaksanaan bahkan terjadi untuk sekolah kejuruan juga telah dilakukan
terbelangkainya suatu tujuan. pelatihan-pelatihan melalui MKKS. Pada
3. Disposisi / Sikap proses pelaksanaan KTSP di SMKN 1
Keberhasilan implementasi kebijakan Sarudu di butuhkan tindakan tegas atau
menurut Edward III tidak terlepas dari bimbingan kepala sekolah dalam pelaksanaan
disposisi/sikap Kepala Sekolah maupun Implementasi KTSP disekolah SMKN 1
Guru-guru SMKN 1 Sarudu. Disposisi/sikap Sarudu terhadap tugas-tugas guru yang tidak
adalah watak atau karakteristik yang dimiliki melaksanakan atau melalaikan proses
oleh implementor, seperti komitmen, pembelajaran di sekolah .Untuk. Seperti para
kejujuran, sifat demokratis. Apabila wakil-wakil kepala sekolah dan penempatan
implementor memiliki disposisi/sikap yang ketua-ketua program keahlian pada masin-
baik, maka dia akan dapat menjalankan masing jurusan.
kebijakan dengan baik seperti apa yang Penempatan guru dalam jajaran struktur
diinginkan oleh pembuat kebijakan (policy organisasi SMKN 1 Sarudu mulai wakasek
maker). Sebaliknya, jika implementor tidak hingga ketua Jurusan, Kepala sekolah telah
memiliki sikap atau karakter yang baik akan melakukan sesuai dengan kompotensinya
berpengaruh negatif terhadap implementasi masing2. Walaupun ada jurusan terpaksa
kebijakan KTSP. dijabat dari guru lain karena guru Program
Pada SMKN 1 Sarudu, stakeholders keahlian jurusan tidak menetap di tempat.
mempunyai komitmen yang kuat dalam Hal ini dilakukan agar Implementasi KTSP
mensukseskan semua program-program atau tetap berjalan dengan baik walaupun kurang
kegiatan di SMKN 1 Sarudu, antara lain maksimal, Misalnya Ketua jurusan Geologi
berupa telah berupaya melakukan perumusan Pertambangan. Dari hasil wawancara dengan
KTSP mengenai standar kompetensi dan Kepala SMK Negeri 1 Sarudu ( MR )
kompetensi dasar, penyusunan silabus dan Menyatakan:
RPP berdasarkan standar kompetensi dan “ Bahwa semua ketua program keahlian
kompetensi dasar, sehingga implementasi sudah sesuai dengan jurusan masing-masing
kebijakan KTSP dapat berjalan dengan walaupun ada satu jurusan program keahlian
efektif dan efesien. Dari proses tersebut yang tidak sesuai dengan bidangnya tetapi
menandakan bahwa semua stakeholders guru tersebut mempunyai sedikit keahlia
terlibat langsung secara efektif dan pada jurusan itu. (wawacara tanggal 12
bertanggung jawab atas apa yang telah desember 2015).
dilakukan dengan kata lain bahwa Pembagian tugas untuk ketua-ketua
stakeholders mempunyai komitmen bersama program keahlian sudah sesuai begitu pula
untuk mewujudkan implementasi KTSP peneliti berpendapat bahwa ketua-ketua program
tersebut. Ini di tunjukkan dengan keaktifan keahlian sudah sesuai dengan bidangnya masing-
masing walaupun ada salah satu jurusan yang
stakeholder seperti Kepala sekolah, semua
tidak diketuai oleh bidangnya akan tetapi mampu
wakasek, ketua-ketua program keahlian dan para
didalam penyusunan program-programm
guru-guru sangat berperan aktif apalagi dalam
jurusannya.
rapat-rapat program perencanaan kegiatan
pelajaran dan pembagian tugas di SMK Negeri 1
Sarudu hampir semua para stakeholder hadir”. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4. Struktur Birokrasi Kesimpulan
Dari hasil penelitian struktur birokrasi Berdasarkan hasil penelitian dan
sudah berjalan dengan baik ini dapat dilihat pembahasan sebagaimana telah diuraikan
dengan adanya bimbingan dan pelatihan oleh tentang Implementasi Kebijakan Kurikulum
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dari Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada
Mujibu Rahman, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di Sekolah Menengah …………………….129

SMKN 1 Sarudu Kecamatan Sarudu c. Disposisi/Sikap.


Kabupaten Mamuju Utara, sehingga dapat Indikator disposisi/sikap merupakan
ditarik suatu kesimpulan hasil penelitian watak atau karak teristik Kepala Sekolah
adalah sebagia berikut: maupun Guru-guru SMK Negeri 1 Sarudu,
1) Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan seperti komitmen, kejujuran, dan sifat
Pendidikan (KTSP) SMKN 1 Sarudu demokratis. Hal ini berjalan cukup bagus
kurang berjalan efektif . Hal ini tidak sesuai hasil pengamatan dilapangan.
sesuai teori Edward III tentang: d. Struktur Birokrasi.
a. Komunikasi; Struktur organisasi memiliki pengaruh
Komunikasi merupakan proses yang signifikan terhadap implementasi
penyampaian informasi dari komunikator kebijakan KTSP di SMKN 1 Sarudu
kepada komunikan. Sementara itu, lemahnya pengawasan dan monitoring
komunikasi kebijakan berarti merupakan sehingga tidak berjalan sesuai yang telah
proses penyampaian informasi kebijakan di rumuskan pada saat perumusan KTSP
dari pembuat kebijakan (policy makers) awal tahun Ajaran pelajaran. Walaupun
kepada pelaksana kebijakan (policy telah dibuat SOP ( Standart Operations
implementors). Widodo kemudian Prosedur) dalam mengimplementasikan
menambahkan bahwa informasi perlu KTSP di SMKN 1 Sarudu. Struktur
disampaikan kepada pelaku kebijakan agar birokrasi tidak berfungsi secara maksimal
pelaku kebijakan dapat memahami apa hal ini tidak ada bimbingan langsung
yang menjadi isi, tujuan, arah, kelompok maupun tidak langsung dari Dinas
sasaran (target group) kebijakan, agar Pendidikan, sehingga sebagian guru
proses implementasi kebijakan bisa Produktif cenderung mencopy Paste
berjalan dengan efektif serta sesuai Silabus dan RPP.
dengan tujuan kebijakan itu sendiri.
Sehubungan dengan teori Edward III, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
komunikasi di SMK N 1 Sarudu kurang
intensif, sehingga menyebabkan lemahnya Kesimpulan
pengetahuan guru tentang implementasi 1.) Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
materi KTSP disamping itu supervisi dan Pendidikan (KTSP) di SMKN 1 Sarudu
monitoring freqwensinya sangat rendah. dapat disimpulkan bahwa pelaksanaanya
b. Sumber Daya berjalan kurang sempurna. Karena faktor
Di SMKN 1 Sarudu minimnya komunikasi tidak berjalan secara efektif
pelatihan KTSP sehingga guru memiliki dan intensif serta minimnya supervisi pada
kemampuan yang terbatas dalam proses pelaksanaannya, Hal ini dibuktikan
mengembangkan silabus dan RPP ( dengan terori Edward III , dengan 4
Rencana Pelaksanan Pembelajaran). (empat) indikatornya yaitu : Komunikasi
Disamping itu anggaran sekolah yang merupakan sarana yang dapat
tersedia kurang mencukupi dalam menghubungkan antara semua stakeholder
memaksimalkan sumber daya, khususnya yang terlibat dalam proses perumusan,
menyiapkan sarana dan prasarana sekolah. pembelajaran dan pengawasan
sehingga Indikator Sumber daya kurang pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP.
bagus , faktor ini sangat berpengaruh Indikator Sumber daya , faktor ini sangat
implementasi kebijakan KTSP di SMKN 1 berpengaruh implementasi kebijakan,
Sarudu. sumber daya manusia yang profesional
dalam menggunakan sarana dan prasarana.
Indikator disposisi/sikap merupakan watak
130 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 2, Februari 2016 hlm 121-131 ISSN: 2302-2019

atau karakteristik Kepala Sekolah maupun praktek siswa untuk program keahlian
Guru-guru SMK Negeri 1 Sarudu, seperti jurusan sebagai sarana fungsional karena
komitmen, kejujur, dan sifat demokratis. merupakan kebutuhan mendasar bagi
Indikator terakhir yaitu struktur birokarsi siswa dalam proses pembelajaran untuk
mendukung pelaksanaan Implementasi lebih meningkatkan mutu dan kwalitas
KTSP harus dibentuk struktur organisasi serta keterampilan siswa.
di sekolah sesuai dengan bidang keahlian 3) SMK Negeri 1 Sarudu sebaiknya pro aktif
masing-masing guru. mengkomunikasikan kepada Pemerintah
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi daerah, pemerintah Provensi dan
terhadap Implementasi Kurikulum Tingkat Pemerintah pusat serta Dunia Usaha dan
Satuan Pendidikan di SMKN 1 Sarudu dunia Industri guna meningkatkan
yakni terbatasnya dukungan bantuan dukungan anggaran agar pelaksanaan
anggaran yang tersedia dari Dinas Implementasi KTSP dapat terlaksana dan
Pendidikan kabupaten dan Dinas berjalan sesuai program pemerintah.
Pendidikan Provensi, untuk pengadaaan 4) Peneliti menyarankan agar guru yang
fasilitas sarana dan prasarana . mengajar pada program keahlian jurusan
3) Faktor pendukung semua pengajar atau benar-benar sesuai dengan kompetensi
guru sudah berstrata satu(S1) . Serta jurusannya agar menghasilkan tamatan
motivasi dalam meningkatkan kualitas atau lulusan yang berkwalitas dan berdaya
pembelajaran di SMKN 1 Sarudu. saing sesuai dengan visi sekolah. Hal ini
sesuai dengan teori Edward III tentang
Rekomendasi Sumber daya.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan
maka perkenankanlah peneliti menyampaikan UCAPAN TERIMA KASIH
saran dengan pihak terkait, semoga bisa Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
dijadikan acuan dalam proses peningkatan Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
mutu dan kwalitas pendidikan khususnya karunia-Nya, sehingga penulis dapat
Implementasi KTSP di SMKN 1 Sarudu, menyelesaikan penelitian ini. Penulis
Adapun saran peneliti antara lain: mengakui bahwa dalam pelaksanaan
1) Dalam Pelaksaanaan Implementasi penelitian ini telah mendapat banyak
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di bantuan, petunjuk dan arahan dari berbagai
SMKN 1 Sarudu peneliti menyarankan pihak terutama Ketua Tim pembimbing Dr.
melakukan komunikasi yang efektif Syahrudin Hattab, M.Si dan Anggota Tim
dengan Dinas Pendidikan, MKKS dan Pembimbing Dr. Ani Susanti, M.Si. Semoga
Komite sekolah agar diadakan pelatihan
penelitian ini dapat menjadi sumbangan yang
guru lebih intensif tentang penyusunan bermanfaat dan mendorong lahirnya
KTSP, Sesuai teori Edward III dalam penelitian yang lebih baik dikemudian hari.
pengembangannya.
2) Peneliti juga menyarankan kepada Pihak
DAFTAR RUJUKAN
SMKN 1 Sarudu agar
mengkomunikasikan dengan pihak terkait
agar dilakukan peningkatan sumber daya Hamalik,Oemar.1995. Kurikulum dan
yaitu memberikan kesempatan kepada Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
guru melanjutkan kependidikan yang lebih Hamdi, Muhclis,1999, Laporan Hasil Tim
tinggi khususnya Kepala sekolah, sarana Studi Pengakajian Ilmu Pemerintahan,
(peralatan) dan prasarana (bangunan) IIP. Jakarta
sekolah dengan mengutamakan peralatan
Mujibu Rahman, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Di Sekolah Menengah …………………….131

Miles, M. B. dan Huberman, M, 1992,


Analisis Data Kualitatif. Terjemahan
oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta:
UI Press.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan
Nomor 6 Tahun 2007 tentang
pelaksanaan Permendiknas Nomor 22
dan 23/2006
Sugiono, 2007. Metode Penelitian
Administrasi dan R & B. Bandung:
Alpabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodin, 2004.
Pengembangan Kurikulum, Teori dan
Praktek. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Departemen Pendidikan Nasional
Jakarta
Wahab, Solichin Abdul, 1997. Analisis
Kebijaksanaan ,Dari Formulasi ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara,
Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai