Anda di halaman 1dari 5

Pahitnya Kehidupan Bunga

Setiap kehidupan memiliki cerita yang berbeda...., dan setiap orang juga pernah
memiliki masa terpahit di perjalanan hidupnya. Ibarat sudah tenggelam di laut, tetapi di
lautan yang paling dalam. Kata-kata tersebut berhubungan dengan apa yang dialami oleh
seseorang. Siapakah orang tersebut?
Dia adalah Bunga. Bunga adalah anak perempuan berusia 13 tahun yang bisa dibilang
menyedihkan dan dia juga memiliki gangguan kecemasan pada dirinya. Hal itu membuat
dirinya terkadang memiliki kecemasan & ketakutan tanpa sebab, emosional yang tak
terkontrol dan terkadang  juga tidak bisa berpikir dengan baik. Lalu, apakah yang sebenarnya
membuat Bunga mengidap gangguan kecemasan tersebut? apakah dulu Bunga sebenarnya
anak perempuan yang normal? jawabannya ya, Bunga dulu adalah anak yang normal, tetapi
itu dulu sebelum hal-hal yang buruk terjadi kepadanya.
Bunga hidup di keluarga yang mengerikan. Dia memiliki ayah, ibu, dan seorang
kakak laki-laki berusia 18 tahun. Saat Bunga masih kecil ,  dia melihat ayah dan ibunya
bertengkar karena masalah ekonomi keluarga. Ayah Bunga sangat galak dan emosian,
ayahnya juga berkali-kali melakukan KDRT kepada ibunya Bunga, tiap hari itulah yang
dilihat Bunga hingga membuatnya  merasa takut. Bunga tidak bisa berbuat apapun untuk
melindungi ibunya, karena waktu itu dia masih kecil dan tidak sepantasnya kejadian itu
dilihat oleh anak seusianya. Lalu bagaimana dengan kakaknya? dia tidak pernah ingin tau
terhadap masalah keluarganya dan sering keluyuran diluar sampai larut malam entah kemana.
Sampai suatu hari , Ayahnya mencekik Ibu Bunga hingga meninggal di depan mata Bunga
sendiri. Melihat hal itu Bunga benar-benar  sedih kehilangan ibunya sendiri, hanya ibunya lah
yang perhatian dan sayang kepadanya, ayah dan kakak laki-lakinya itu tidak pernah peduli
maupun perhatian pada Bunga. Yang lebih menyakitkan lagi bagi Bunga, dia tidak
menyangka yang membunuh ibunya adalah ayahnya sendiri. Ayah Bunga mengancam Bunga
dan kakaknya untuk tidak memberitahu polisi kalau ayahnya lah yang membunuh ibunya
Bunga, jika tidak ayahnya akan membunuh Bunga dan kakaknya seperti bagaimana ayahnya
membunuh ibunya. Saat diselidiki oleh pihak kepolisian, ayah Bunga mensabotase bekas
merah di leher istrinya seakan-akan meninggal karena gantung diri. Setelah kejadian itu
terjadi, Bunga merasa sangat takut pada ayahnya. Semua perkejaan rumah yang dilakukan
ibunya dulu, kini Bunga yang melakukannya. Ayah Bunga kerja dari pagi hingga malam ,
sedangkan kakak Bunga pun setiap pulang sekolah pasti langsung nongkrong-nongkrong dan
tidak pernah langsung pulang. Bunga melakukan semua perkerjaan rumah dengan terpaksa,
jika bukan dia maka siapa lagi. Sebelum sekolah Bunga harus bangun lebih awal untuk pergi
ke pasar membeli bahan-bahan masakan dan menyiapkan makanan untuk ayah dan kakaknya.
Hari-hari Bunga pun berlalu tanpa ibunya. Setiap hari Bunga selalu dimarahi ayahnya,
disaat ayahnya memiliki masalah, kemarahannya dilampiaskan kepada Bunga. Kenapa tidak
pada kakaknya? seperti yang sudah dibilang, kakak Bunga jarang dirumah.  Walau Bunga
selalu dijadikan pelampiasan amarah ayahnya, Bunga tetap sabar dan mengerti kalau ayahnya
suka marah-marah karena stress. Jika Bunga melawan ayahnya, dia takut akan menjadi
korban pembunuhan selanjutnya, setelah ibunya sendiri. Lama-kelamaan semua hal yang
selama ini dialami oleh Bunga berdampak pada jiwanya. Setiap melakukan suatu hal Bunga
sangat cemas takut dimarahi ayahnya, padahal dia tidak berbuat sesuatu yang salah, lalu dia
akan terbayang-bayang dengan kejadian saat ibunya dibunuh oleh ayahnya waktu itu.
Kecemasan itu pun semakin berlangsung hingga menyebabkan Bunga mengidap gangguan
kecemasan. Disamping gangguan kecemasan yang dia miliki, dia tetap melakukan pekerjaan
rumah dan bersekolah. 
Tiga tahun telah berlalu, hingga usia Bunga kini 16 tahun. Bunga melewati bertahun-
tahun itu dengan kecemasan dan rasa tertekan karena stress dengan pekerjaan rumah,
perkerjaan sekolah dan amarah dari ayahnya. Selama itu tidak ada yang pernah perhatian atau
ingin tau  apa sebenarnya isi hati Bunga. Hal itu membuat Bunga merasa depresi dan
kejiwaannya jadi terganggu, dia pernah mencoba untuk bunuh diri 2 kali namun gagal.
Ayahnya pun akhirnya mengetahui mental Bunga terganggu dan sudah diajak ke dokter
psikiater 3 kali namun tetap saja tidak ada perubahan. Saat diajak ke dokter untuk ke-4
kalinya dokter hanya menyarankan kepada ayah Bunga untuk lebih perhatian pada anaknya
dan jangan membuat Bunga merasa tertekan dulu, karena kejiwaan Bunga belum stabil dan
bisa saja terkadang bertingkah laku gila atau nekat. Akhirnya Bunga diberikan cuti dari
sekolahnya karena takut nanti Bunga akan mengganggu proses pembelajaran teman-
temannya di sekolah. 
Semenjak itu ayahnya tidak pernah lagi memarah-marahi Bunga. Setelah 1 bulan cuti
sekolah, keadaan jiwa Bunga pun membaik, sehingga dia pun bisa kembali ke sekolah. Bunga
sangat senang bisa kembali ke sekolah dan bertemu teman-temannya, namun yang terjadi
tidak sesuai ekspetasinya. Sampai di sekolah Bunga malah dibully oleh murid-murid lainnya,
ada yang mengatakan kalau Bunga gila, menyedihkan, dan juga idiot. 
“Ehhh lihat tuhh..., idiot itu kembali lagi ke sekolah ini, kenapa gak bunuh diri lagi aja?” seru
salah satu murid
“Bunga kamu gak salah alamat kan? kenapa kesini? harusnya kan ke rumah sakit jiwa!
Eh...mana tau kamu salah alamat atau enggak, kamu kan gila, ups.” seru murid lainnya
“Teman-teman awas nanti Bunga mengamuk, bisa menggila disini hahaha.” seru para murid
lainnya
Pembullyan terhadap Bunga terus berlanjut. Bunga tidak kuat mendengar semua perkataan
jahat dari teman-temannya, tiba-tiba rasa ketakutan dan kecemasan pada dirinya muncul lagi
seperti orang yang panik,  dia pun lari ke ruang kelas sambil menangis. 
“Aku harus tenang, aku tidak mau seperti orang gila, aku harus bisa mengontrol diriku.” ucap
Bunga dalam hati sambil menarik nafas
Jam sekolah sudah selesai, Bunga pun pulang dengan berjalan kaki. Ngomong-ngomong
jarak sekolah Bunga dari rumahnya tidak begitu jauh, maka dari itu dia berjalan kaki ke
sekolah untuk menghemat biaya transportasi.
Di perjalanan pulang, jalan tampak sepi. Bunga merasa merinding seperti ada yang
mengikutinya. Saat Bunga menoleh ke belakang, dia melihat  seorang laki-laki dewasa yang
sedang mengikutinya. Bunga pun berlari sekencang mungkin, namun orang tersebut berhasil
menangkap Bunga dan hampir mau memperkosanya. Hal itu tidak terjadi karena Bunga
menggigit tangan orang tersebut dan memukul kepalanya dengan balok kayu yang ada di
dekatnya waktu itu sampai orang tersebut meninggal. Bunga merasa syok dan bersalah, lalu
dia langsung lari pulang meninggalkan orang tersebut karena merasa takut dan trauma.
Sesampainya di rumah Bunga menangis dan badannya bergetar ketakutan, lalu suatu hal
terjadi yang membuat Bunga terkejut. Apakah yang terjadi? Kakak Bunga ketahuan sedang
mengajak perempuan dirumahnya untuk melakukan seks.
“Hahhhh??? ternyata ini yang kakak lakukan setiap gak ada orang di rumah? lalu ini apa?
kakak pakai narkoba?” ucap Bunga dengan kaget
“Hmm..diam kamu, awas aja kamu kasi tau ayah tentang ini. Nanti kakak jual kamu ke
temen-temen kakak, mau kamu?” kata kakaknya dengan mengancam
Bunga pun semakin merasa takut dan trauma, apalagi tadi dia hampir saja di perkosa oleh
seorang lelaki, tapi ternyata kakaknya juga orang yang begitu. Selama ini kakak Bunga diam-
diam melakukan seks bebas dengan banyak perempuan dan parahnya lagi menggunakan
narkoba yang sebetulnya dilarang. Bunga sebenernya ingin mengatakan hal itu kepada
ayahnya tapi dia merasa lemah dan tak berdaya, dia takut dengan ancaman dari kakaknya.
Bunga menangis di kamarnya dan terbayang-bayang dengan kejadian miris yang dia alami
tadi sepulang sekolah, Bunga membenci dirinya sendiri karena dia menjadi seorang
pembunuh, padahal dia hanya membela diri. Kecemasannya kembali lagi, kata-kata yang
dikatakan temannya di sekolah menghantui pikiran Bunga, dia merasa dirinya menyedihkan
dan merasa ingin hilang saja dari dunia ini. 
Kejahatan dan kebejatan kakak Bunga tidak bertahan lama, keesokan harinya polisi
datang ke rumah Bunga, dan menangkap kakaknya yang ketahuan menggunakan narkoba dan
seks bebas selama berbulan-bulan. Ayah Bunga pun akhirnya syok mengetahui anaknya
seperti itu dan akhirnya meninggal akibat serangan jantung. Di hari itu Bunga merasa sangat
sedih kenapa semua ini harus terjadi padanya, dimana ayahnya meninggal dan kakaknya yang
ditangkap polisi. Setelah kejadian itu, Bunga kini tidak memiliki keluarga dan tinggal
bersama tantenya, sedangkan kakaknya menderkam di penjara akibat perbuatannya. 
Saat kembali ke sekolah, Bunga masih tetap dibully teman-temannya, apalagi semua
pada tau apa yang dialami oleh Bunga akhir-akhir ini.
“Anak yatim piatu lewat tuh.” seru salah satu murid
“Ehhh iya, ngomong-ngomong dia pernah hampir diperkosa looo, ewh cewek hina” jawab
murid lainnya
“Jangan-jangan lo bersekutu ya sama kakak lo makai narkoba, ngaku lo!” nyolot salah satu
murid
“Lo mending bunuh diri lagi aja deh, aku saranin si lompat dari atas gedung sekolah, biar ada
kenang-kenangan terakhir tentang lo di sekolah ini. Kalau lo mau, gue pasti bakal bantu
hahaha.” kata salah satu murid
“Cukupppp!” teriak Bunga
Bunga lalu menangis dan berlari ke belakang gedung sekolah karena tidak tahan dengan
fitnah dan bullyan teman-temannya. Lalu Bunga kepikiran dengan saran temannya untuk
bunuh diri, dia merasa buat apa lagi hidup toh dia sudah gak punya siapa-siapa lagi. Namun,
salah satu murid ada yang prihatin dengan keadaan Bunga, murid tersebut melihat Bunga
menangis dan menghampirinya.
“Hai, kamu yang sabar ya. Gak perlu dengar kata-kata mereka.” kata murid itu
“Hmm makasih ya, ternyata masih ada orang yang baik denganku.” jawab Bunga
“Jika kamu merasa sendirian, gimana kalau kamu curahkan semua isi hati kamu dengan
menulis buku diary deh, aku biasanya melakukan itu disaat aku sedih. Setelah kamu
melakukan itu, pasti kamu akan merasa lebih lega.” saran murid tersebut
“Baiklah, akan aku coba.” jawab Bunga
Sepulang sekolah, Bunga mencoba menulis semua isi hatinya ke dalam buku diary
dan setelah melakukannya dia benar benar merasa lebih lega. Selama ini tidak pernah ada
yang tau apa isi hati Bunga, keluarganya sudah tidak ada dan teman pun tidak punya, dia
hanya memendam semuanya sendiri. Dengan menulis isi hatinya ke dalam buku diary, Bunga
belum merasa puas. Bunga membuat kata-kata yang dia tulis menjadi sebuah lirik lagu. Lagu
tersebut diberi judul “Buka Semangat Baru” yang salah satu liriknya adalah “Apa yang
kurasakan, kuingin engkau tahu dan berbagi bersama. Buka kita, buka hari yang baru sebagai
semangat langkah ke depan”. Kata-kata tersebut menunjukkan apa yang selama ini terjadi
pada Bunga. Tetapi, Bunga sekarang sudah bangkit dari pembullyan dan gangguan
mentalnya, dia membuka semangat baru dari kehidupan pahitnya, sehingga Bunga menjadi
pribadi yang lebih baik. Bunga pun membuat lirik ini juga karena, jika ada orang yang
mengalami nasib sama seperti Bunga, maka dia harus bangkit dari hal buruk itu
Lalu, Bunga mengupload video dirinya menyanyi lagu yang dia ciptakan ke sosial
media. Videonya pun viral karena arti lirik dan pembawaan nyanyi dari Bunga begitu dalam
menghayati. Berbagai perusahaan label musik tertarik untuk merekrut Bunga sebagai
musisinya, Bunga pun menerima tawaran tersebut. Hingga akhirnya Bunga sekarang telah
menjadi musisi yang terkenal. Bunga pun menjadi hot topik perbincangan selama berhari-
hari, semua orang senang dengan lagu yang diciptakan oleh Bunga.

~SELESAI~

Anda mungkin juga menyukai