Makalah Kep Jiwa
Makalah Kep Jiwa
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Anak Sekolah dan Remaja” makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa .
Penulis
ii
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Kesehatan Jiwa
1. Definisi Kesehatan Jiwa ........................................................................................3
2. Kriteria Sehat Jiwa..................................................................................................3
3. Rentang Sehat Jiwa.................................................................................................3
B. Konsep Dasar Sehat Jiwa Pada Anak Usia Sekolah
1. Definisi Sehat Jiwa Pada Anak Usia Sekolah........................................................4
2. Landasan Teoritis Keperawatan Jiwa Pada Anak ..................................................5
3. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Anak Usia Sekolah...........................................12
C. Konsep Dasar Sehat Jiwa Pada Remaja
1. Definisi Sehat Jiwa Pada Remaja.........................................................................23
2. Landasan Teoritis Keperawatan Jiwa Pada Remaja.............................................24
3. Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Anak Remaja....................................................26
DAFTAR PUSTAKA
iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kesehatan jiwa?
2. Bagaimana kriteria sehat jiwa menurut Yahoda?
1
3. Bagaimana rentang sehat jiwa?
4. Apa definisi sehat jiwa pada anak?
5. Bagaimana landasan teoritis pada anak?
6. Bagaimana asuhan keperawatan sehat jiwa pada anak usia sekolah?
7. Apa definisi sehat jiwa pada remaja?
8. Bagaimana landasan teoritis pada remaja?
9. Bagaimana asuhan keperawatan sehat jiwa pada remaja?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan sehat jiwa pada anak usia sekolah dan
remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi kesehatan jiwa
b. Mengetahui kriteria sehat jiwa menurut Yahoda
c. Mengetahui rentang sehat jiwa
d. Mengetahui definisi sehat jiwa pada anak
e. Mengetahui landasan teoritis pada anak
f. Mengetahui asuhan keperawatan sehat jiwa pada anak usia sekolah
g. Mengetahui definisi sehat jiwa pada remaja
h. Mengetahui landasan teoritis pada remaja
i. Mengetahui asuhan keperawatan sehat jiwa pada remaja
BAB II
2
PEMBAHASAN
9
mengatasi konflik interpersonal. Pertanyaan yang dapat di ajukan antara
lain, sebagai berikut:
a) Ketika anak mempunyai masalah, apakah ia dapat memikirkan
beberapa cara penyelesaiannya ?
b) Apakah anak menjadi marah jika tidak mendapat keinginannya ?
c) Apakah orang lain mudah dibuat marah oleh anak tersebut ?
10
Anak yang terganggu emosinya, mungkin kemampuan kognitifnya belum
berkembang. Untuk mengatahui keterampilan kognitif anak, perlu ditanyakan
hal-hal berikut ini.
a) Apakah anak mengalami kesulitan untuk menguraikan perasaannya
pada orang lain?
b) Apakah anak merasa seolah-olah ia tidak pernah tau apa yang terjadi?
c) Apakah anak dapat mengidentifikasi kelebihan yang dimilikinya?
Lingkungan yang terapeutik diperlukan untuk menstimulasi perkembangan
kognitif anak. Prawat perlu mrancang mainan, perlengkapan, komunikasi dan
interaksi, serta pertemuan yang berguna bagi proses kognitif anak.
a. Pengkajian
Perawat mengkaji penguasaan anak terhadap tiap area keterampilan
yang dibutuhkan anak untuk dapat menjadi seorang dewasa yang
kompeten. Perkembangan kemampuan psikososial anak usia sekolah
11
adalah kemampuan menghasilkan karya berinteraksi dan berprestasi
dalam belajar berdasarkan kemampuan ini akan memuat anak bangga
terhadap dirinya. Hambatan atau kegagalan dalam mencapai
kemampuan ini menyebabkan anak merasa rendah diri sehingga pada
masa dewasa, anak dapat mengalami hambatan dalam bersosialisasi.
2) Fisik
12
Dalam pengkajian fisik perlu diperiksa keadaan kulit, kepala,
rambut, mata, telinga, hidung, mulut, pernapasan, kardiovaskuler,
muskuloskeletal, dan neurologis anak. Pemeriksaan fisik lengkap sangat
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh gangguan fisik
terhadap prilaku anak. Misalnya, anak yang menderita diabetes atau asma
sering berprilaku merusak dalam usahanya mengendalikan lingkungan.
Selain itu, hasil pemeriksaan fisik berguna sebagai dasar dalam
menentukan pengobatan yang diperlukan. Bahkan untuk mengetahui
kemungkinan bekas penganiayaan yang pernah di alami anak.
3) Status mental
Pemeriksaan status mental anak bermanfaat untuk memberi gambaran
mengenai fungsi ego anak. Perawat membandingkan perilaku dengan
tingkat fungsi ego anak dari waktu kewaktu. Oleh karena itu, status mental
anak perlu dikaji setiap waktu dengan suasana yang santai dan nyaman
bagi anak. Menggunakan alat bermain sangat bermanfaat untuk
mengalihkan fokus anak (yang menimbulkan ansietas) ke karakter yang
digunakan dalam permainannya. Data dicatat sesuai dengan perilaku yang
di amati untuk menjaga objektivitas pengkajian, kesan, perasaan, dan
pendapat perawat. Pemeriksaan status mental meliputi keadaan emosi,
proses berpikir, dan isi pikiran; halusinasi dan persepsi; cara bocara dan
orientasi; keinginan untuk bunuh diri atau membunuh. Pengkajian
terhadap hubungan interpersonal anak dilihat dalam hubungannya dengan
anak sebayanya yang penting untuk untuk mengetahui kesesuaian perilaku
dengan usia. Pertanyaan yang perlu diperhatikan perawat ketika mengkaji
hubungan interpersonal anak, antara lain sebagai berikut :
a) Apakah anak berhubungan dengan anak sebaya dan dengan jenis
kelamin tertentu?
b) Apakah anak dalam struktur kekuasaan dalam kelompok?
c) Bagaimana keterampilan sosial anak ketika menjalin dan
berhubungan dengan anak lain?
d) Apakah anak mempunyai teman dekat?
13
Kemampuan anak berhubungan dengan orang dewasa juga penting
dikaji untuk mengetahui kebutuhan anak akan tokoh panutan dan
kebutuhan anak akan dukunga dan kasih sayang.
b. Diagnosis
c. Perencanaan
Setelah pengkajian selesai dan masalah utama yang dialami anak telah
diidentifikasi, rencana perawatan dan pengobatan yang komprehensif di
susun. Tujuan asuhan keperawatan disusun sesuai dengan kebutuhan anak,
seperti modifikasi, penyesuaian sekolah anak dan perubhan lingkungan
anak. Tujuan umum untuk anak yang dirawat di unit perawatan jiwa
adalah sebagai berikut
1) Memenuhi kebutuhan emosi anak dan dan kebutuhan untuk dihargai
2) Mengurangi ketegangan pada anak dan kebutuhan untuk berprilaku
defensif
3) Membantu anak menjalin hubungan positif dengan orang lain.
4) Membantu mengembangkan identitas anak
14
5) Memberikan anak kesempatan untuk menjalani kembali tahapan
perkembangan terdahulu yang belum terselesaikan secara tuntas.
6) Membantu anak berkomunuikasi secara efektif
7) Mencegah anak untuk menyakiti, baik dirinya sendiri maupun diri orang
lain
8) Membantu anak memelihara kesehatan fisiknya
9) Meningkatkan uji coba realitas yang tepat
d. Implementasi
Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial anak usia sekolah
bertujuan:
1) Anak mengenal kemampuan dirinya
2) Anak mengikuti kegiatan social
3) Anak merasa puas terhadap keberhasilan yang dicapai
Berbagai bentuk terapi pada anak dan keluarga dapat diterapkan yang terdiri
atas sebagai berikut.
1) Terapi Bermain
Pada umumnya merupakan media yang tepat bagi anak untuk
mengekspresikan konflik yang belum terselesaikan, selain juga berfungsi untuk:
a) Menguasai dan mengasimilasi kembali pengalaman lalu yang tidak
dapat dikendalikan sebelumnya;
b) Berkomunikasi dengan kebutuhan yang tidak disadari;
c) Berkomunikasi dengan orang lain;
d) Menggali dan mencoba belajar bagaimana berhubungan dengan diri
sendiri, dunia luar, dan orang lain;
e) Mencocokan tuntutan dan dorongan dari dalam diri dengan realitas.
2) Terapi Keluarga
Semua anggota keluarga perlu diikutsertakan dalam terapi keluarga.
Orang tua perlu belajar secara bertahap tentang peran mereka dalam
permasalahan yang dihadapi dan bertanggung jawab terhadap perubahan yang
15
terjadi pada anak dan keluarga. Biasanya cukup sulit bagi keluarga untuk
menyadari bahwa keadaan dalam keluarga terus menimbulkan gangguan pada
anak. Oleh karena itu, perawat perlu berhati-hati dalam meningkatkan
kesadaran keluarga.
3) Terapi Kelompok
Terapi kelompok dapat berupa suatu kelompok yang melakukan kegiatan
atau berbicara. Terapi kelompok ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan
uji realitas, mengendaikan impuls (dorongan internal), meningkatkan harga
diri, memfasilitasi pertumbuhan; kematangan dan keterampilan sosial anak.
Kelompok dengan lingkungan yang terapeutik memungkinkan anggotanya
umtuk menjalin hubungan dan pengalaman sosial yang positif dalam suatu
lingkungan yang terkendali.
4) Psikofarmalogi
Walaupun terapi obat belum sepenuhnya diterima dalam psikiatrik anak,
tatapi bermanfaat untuk mengurangi gejala (hiperaktif, depresi, impulsif, dan
ansietas) dan membantu agar pengobatan lain lebih efektif. Pemberian obat
ini tetap diawasi oleh dokter dan menggunakan pedoman yang tepat.
5) Terapi Individu
Ada berbagai terapi individu, terapi bermain, psikoanalitis, psikoanalitis
berdasarkan psikoterapi, dan terapi bermain pengalaman. Hubungan antara
anak dengan therapist memberi kesempatan pada anak untuk mendapatkan
pengalaman mengenai hubungan positif dengan orang dewasa dengan penuh
kasih sayang dan uji realitas.
7) Terapi Lingkungan
Konsep terapi lingkungan dilandaskan pada kejadian dalam kehidupan
sehari-hari yang dialami anak. Lingkungan yang aman dan kegiatan yang
teratur daan terprogram, memungkinkan anak untuk mencapai tugas
terapeutik dari rencana penyembuhan dengan berfokus pada modifikasi
perilaku. Kegiatan yang terstruktur secara formal, seperti belajar, terapi
kelompok, dan terapi rekreasi. Kegiatan rutin meliputi bangun pagi hari,
makan , dan jam tidur. Program yang berfokus pada prilaku, memungkinkan
staf keperawatan untuk memberi umpan balik terus-menerus kepada anak-
anak tentang perilaku mereka sesuai jadwal kegiatan. Untuk perilaku yang
baik, mereka menrima pujian, stiker, atau nilai, bergantung pada tingkat
perkembangannya. Sebaliknya, prilaku negatif tidak di toleransi.
Peran perawat sebagai orang tua yang baik menuntut perawat mampu
menciptakan lingkungan yang terbuka, komunikasi yang jujur, dan memberi
gambaran yang jelas tentang batasan hubungan anak-orang dewasa yang
bebas dari keintiman yang pura-pura. Lingkungan yang terapeutik harus
memberi perlindungan pada anak dari ancaman dinamika keluarganya yang
patologis.
17
Tugas Perkembangan Tindakan Keperawatan
Orientasi
‘selamat pagi pak,saya suster I dari puskesmas tanggul.siapa nama bapak?
biasanya di panggil apa, bagimana perasaan bapak hari ini? apakah bapak punyak
purta yang berusia 6-12 tahun?siapa namanya bapak apakah bapak mengalami
kesulitan perilakunya? agara kemampuan anak bapak bias berkembang kita akan
mendiskusikan ciri kahas perundangan anak usia 6-12.dimana kita akan berbicara
pak?apakah di ruangan ini ?baiklah kita akan berdisukusi 30 menit
Kerja
‘apakah bapak tau perkembangan anak usia 6-12 tahun yang normal ?mari
kita baca leaflet ini disitu tertulias ciri perkembangan anak usia 6-12 tahun yang
19
normal dan yang menyimpang.anak usia 6-12 tahun di harapakan mempunyai
kemampuan bergaul dengan teman sebaya,tidak bergantung lagi pada oaring
tua ,menghasilkan suatu karya sesuai dengan kemampuanaya,baik parestasi di
sekolah maupun di keluarga atau masyarakat.hasil karya anak berupa perstasi
sekolah maupun masyarakat,seperti membuat sendiri benda benda apakah anak
mempunyai kemapuan yang tertulis di leaflet itu?bapak bias memotifasinya
supaya kemapuan lain tetap tercapai jika anak tidak dapat menujukan hasil
karyanya,iya dapat mengalami rendah diri,karena merasa tidak menghasilkan
suatu yang nyata
Terminasi
Kita telah selesai berdiskusi.bagaimana perasana bapak setelah kita bicara
apakah bapak masik ingat ciri perkembgan anak usia 6- 12 tahun apa saja?.bapak
ibu sudah ingat ciri cirinya sehingga bapak dapat membandingkanya dengan
perkembanga anak bapak.nantik bapak lihat perilaku anak yang tidak ada pada
anak bapak jika menyimpang kita akan mendiskusikan bersama pada pertemuan
berikutnya.kesini lagi minggu depan mendikusikan cara yang akan bapak lakukan.
Orientasi
“Selamat pagi/siang/sore. Apakah Bapak/Ibu masih ingat diskusi kita minggu
lalu tentang ciri perkembangan anak usia 6-12 tahun? hari ini kita mencoba cara
yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk menstimulasi perkembangan D, nanti
Bapak.Ibu bias langsung mencobanya. Dimana D? Saya ingin mengenalnya.
Dimana kita akan berbicara selama kurang lebih 30 menit ya.”
Kerja
“Selamat pagi/siang/ sore. Kenalkan, saya suster I dari puskesmas Meuraksa.
Ini D nya? Senangnya di panggil apa? Sedang gambar apa? Gambarnya bagus lho.
20
Lihat dimana gambar seperti ini? Ngarang sendiri? Hebat sekali. Suster tidak bisa
bikin gambar seperti itu. Menuruut D, apa warna yang cocok untuk bajunya?
Dinding rumahnya? Wah, pintar sekali milih warnanya. D suka menggambar ya.
Sudah pernah ikut lomba? Kalau nanti ada lomba, mau ikut apa enggak? Selain
menggambar, apa saja yang disukai? Artinya, D punya bakat kea rah itu. Senang
sekali dapat berbicara dengan D. Kita sudahi dulu ya. Suster mau bicara dengan
Bapak/Ibu.”
“Tadi Bapak/Ibu sudah melihat bagaimana saya membantu D mengenali
kemampuannya. Bapak/Ibu dapat meneruskan dengan memfasilitasi kegiatannya
tersebut supaya D lebih merasa percaya diri dan dapat berinteraksi denga teman
sebayanya. Coba juga Bapak/Ibu mengobservasi kemapuannya yang lain, seperti
kegiatan rumah tangga.”
Terminasi
“Bapak/Ibu, kita sudah selesai mempraktekkan cara menstimulasi
kemampuan D. Bagaimana perasaan Bapak/Ibu? Apakah masih ada hal yang lain
yang ingin Bapak/Ibu ketahui? Sudah cukup? Kalau begitu, saya permisi dulu dan
kalau ada kesulitan dengan D, silahkan Bapak/Ibu menghubungi saya di
puskesmas Meuraksa, saya bertugas disana dan saya akan senang sekali
membantu Bapak/Ibu. Sampai jumpa.”
Evaluasi
Evaluasi kemampuan anak dan keluarga dalam perkembangan psikososial
anak usia sekolah dan evaluasi kemampuan perawat dalam memfasilitasi
perkembangan psikososial anak usia sekolah dapat dilihat pada tabel diatas.
e. Evaluas
Pada umumnya, pengamatan perawat berfokus pada perubahan
perilaku anak. Apakah anak menunjukan kesadaran dan pengertian tentang
dirinya sendriri melalui refleksi diri dan meningkatnya kemampuan untuk
membuat keputusan secara rasional. Anak harus mulai beradaptasi dengan
lingkungannya dan tidak impulsif. Aspek yang perlu di evaluasi, antara
lain, sebagai berikut.
21
1) Keefektifan intervensi penanggulangan perilaku
2) Kemampuan untuk berhubungan dengan teman sebaya, orang dewasa
dan orang tua secara wajar
3) Kemampuan untuk melakukan asuhan mandiri
4) Kemampuan untuk menggunakan kegitan program sebagai rekreasi dan
proses belajar
5) Respons terhadap peraturan dan rutinitas
6) Status mental secara menyeluruh
7) Koordinasi dan rencana pemulangan
Data yang dikumpulkan mencakup semua aspek kehidupan remaja baik pada
masa lalumaupun sekarang yang diperoleh dari remaja itu sendiri, keluarganya
atau orang lain.Permasalahan yang biasanya dihadapi oleh remaja berkaitan
dengan citra diri, idenditas diri,kemandirian, seksualitas, peran sosial dan perilaku
seksual yang menimbulkan perilakuadaptif maupun maladaptive. Dalam
berkomunikasi dengan remaja, perawat harus mengerti bahwa:
1) Perasaan dan konflik cenderung diekspresikan melakukan perilaku kasar
dari pada secara verbal
2) Remaja mempunyai bahasa mereka sendiri
3) Kata-kata kotor sering diucapkan oleh remaja, terutama remaja yang
sangat terganggu.
4) Banyak data yang dapat diperoleh hanya dengan mengamati perilaku
remaja, cara berpakaian dan lingkungannya.
25
Perawat yang mempelajari keterampilan mewawancarai dan menggunakan
pesan nonverbal dapat memanfaatkan keterampilannya dalam berkomunikasi
dengan remaja secara verbal. Dalam usahanya menyesuaikan diri dengan
perubahan fisik yang pesat, remaja mengalami ketegangan karena konflik
antara kebutuhan akan rasa tergantung dan keinginan untuk mandiri. Menurut
para ahli remaja bahwa kemandirian berarti melepaskan diri dari kendaliorang
tua, tanpa menyadari bahwa kemandirian terjadi melalui suatu proses belajar
yang terjadi secara bertahap.
b. Diagnosis
1) Potensial (normal): pembentukan identitas diri
2) Risiko (penyimpangan): bingung peran
26
kesan remaja bahwa perawat memihak kepada orang tuanya, maka
sangatperlu diperhatikan perawat untuk melakukan kontak awal langsung
dengan remaja.
2) Terapi Keluarga
Terapi keluarga khususnya diperlukan bagi remaja dengan gangguan
kronis dalam interaksikeluarga yang mengakibatkan gangguan perkembangan
pada remaja. Oleh karena itu perawatperlu mengkaji tingkat fungsi keluarga
dan perbedaan yang terdapat didalamnya untuk menentukan cara terbaik bagi
perawat berinteraksi dan membantu keluarga.
27
3) Terapi Kelompok
Terapi kelompok memanfaatkan kecenderungan remaja untuk mendapat
dukungan dariteman sebaya. Konflik antara keinginan untuk mandiri dan
tetap tergantung, serta konflik berkaitan dengan tokoh otoriter, akan mudah
dibahas.
4) Terapi Individu
Terapi individu oleh perawat spesialis jiwa yang berpengalaman dan
mendapat pendidikanformal yang memadai. Terapi individu terdiri atas terapi
yang bertujuan singkat dan terapipenghayatan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan perawat ketika berkomunikasi dengan remajaantara lain
penggunaan teknik berdiam diri, menjaga kerahasiaan, negativistic,
resistens,berdebat, sikap menguji perawat, membawa teman untuk terapi, dan
minta perhatian khusus.
28
Tindakan keperawatan untuk perkembangan psikososial remaja bertujuan:
1) Remaja mampu menyebutkan karektrikstik perkembangan psikososial
yang normal dan menyimpang
2) Remaja mampu menjelasankan cara mencapai perkembangan psikososial
yang normal
3) Remaja mampu melakukan tindakan untuk
mencapai perkembangan psikososial yang normal.
29
f)Beri lingkungan yang nyaman bagi remaja untuk melakukan aktivitas
bersama kelompoknya
3) Diskusikan dan demonstrasikan tindakan untuk membantu remaja
memperoleh identitas diri
4) Diskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan keluarga untuk
memfasilitasi remaja memperoleh identitas diri
Orientasi
Selamat siang/ sore, pak/bu. Saya suster I dari puskesmas Meuraksa. Nama
bapak/ibu siapa? Biasa dipanggil apa? Bagaimana perasaan bapak/ibu hari ini?
Saya ingin bertemu adik E dan bapak/ibu untuk mendiskusikan perkembangan E
yang sudah remaja. Bagaiamana e jika kita berbincang-bincang sebentar mengenai
perkembangan remaja? Baiklah, E. Kita akan berdiskusi selama kurang lebih 30
menit.
Kerja
Saya bawakan leaflet tentang perkembangan remaja. Silahkan E
membacanya. Disitu tertulis perkembangan remaja yang normal dan menyimpang.
Apakah menurut E, perilaku E sudah sesuai dengan yang tertulisdisitu? Baiklah,
saya jelaskan cirinya. Tugas utama remaja adalah mencapai identitas atau
mengenal jati diri, seperti kelebihan, kekurangan, tujuan hidup, peran di keluarga,
sekolah, kelompok dan lingkungan terdekat. Mari kita diskusikan (kelebihan dan
kekurangan)
Terminasi
30
“bagaiamana perasaan E setelah kita berbincang-bincang dan latihan? Apakah
E masih ingat ciri-ciri remaja yang yang sudah kita bicarakan tadi? Betul sekali,
saya akan tinggalkan leaflet ini, silahkan E membacanya. Coba lakukan untuk
mencapainya. Minggu depan, saya datang lagi dan akan mendiskusikan cara lain
yang dapat E lakukan unruk mencapai perkembangan psikososial remaja yang
normal. Baiklah, bapak/ibu/E, saya pamit dulu. Sampai jumpa.”
d. Evaluasi
Dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, masalah remaja lebih
sering dihadapi oleh perawat. Perawat harus waspada untuk tidak memihak
baik pada remaja maupun orang tua. Remaja cenderung impulsive dan secara
tidak disadarinya menghambat perkembangan terapi. Apabila kriteria
keberhasilan ditulis secara jelas dengan menggunakan istilah perubahan yang
ingin dicapai, maka kriteria ini dapat dipakai untuk mengukur efektifivitas
intervensi keperawatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sehat jiwa adalah kemampuan individu dalam kelompok dan lingkungannya
untuk berinteraksi dengan yang lain sebagai cara untuk mencapai kesejahteraan,
perkembangan yang optimal, dengan menggunakan kemampuan mentalnya
(kognisi, afeksi dan relasi) memiliki prestasi individu serta kelompoknya
konsisten dengan hukum yang berlaku. Rentang sehat jiwa terdiri dari dinamis
bukan titik statis, rentang dimulai dari sehat optimal – mati, ada tahap-tahap,
adanya variasi tiap individu, menggambarkan kemampuan adaptasi, berfungsi
secara efektif: sehat.
Anak usia sekolah sudah mengembangkan kekuatan internal dan tingkat
kematangan yang memungkinkan mereka untuk bergaul di luar rumah. Tugas
31
perkembangan utama pada tahap ini adalah menanamkan interaksi yang sesuai
dengan teman sebaya dan orang lain, meningkatkan keterampilan intelektual
khususnya di sekolah, meningkatkan keterampilan motorik halus, dan ekspansi
keterampilan motorik kasar.
Landasan teoritis keperawatan jiwa pada anak adalah teori perkembangan
fisio-biologis, psikologis, kognitif, bahasa, moral, ego. Masa remaja merupakan
suatu fase perkembangan antara masa kanak – kanak dan masa dewasa,
berlangsung antara usia 10 – 19 tahun. Masa remaja terdiri dari remaja awal ( 10 –
14 tahun ), masa remaja pertengahan ( 14- 17 tahun) dan masa remaja akhir (17 –
19 tahun). Pada masa remaja terjadi banyak perubahan baik biologis, psikologis
maupun sosial. Landasan teoritis keperawatan jiwa pada remaja adalah teori
perkembangan dan teori interaksi humanistik.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna et all. 2012 Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta:
EGC
Yosep, Iyus & Sutini, Titin. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama.
32
33