TUGAS 3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya perusahaan tidak hanya mengharapkan sumber daya manusia yang cakap
dan terampil, tetapi lebih penting lagi, perusahaan mengharapkan karyawannya mau bekerja
dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kinerja yang optimal. Hal ini disebabkan
karena keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan akan ditentukan oleh faktor manusia dan
karyawan dalam mencapai tujuannya. Diantara sumber daya tersebut, sumber daya yang
terpenting ialah sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan aset organisasi yang
paling penting, dan membuat sumber daya organisasi lainnya menjadi bekerja (Simamora, 2006).
Menurut Munawaroh (2011), mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional
digambarkan sebagai gaya kepemimpinan yang dapat membangkitkan atau memotivasi
karyawan, sehingga dapat berkembang dan mencapai kinerja pada tingkat yang tinggi, melebihi
dari apa yang mereka pikirkan sebelumnya.
Selain gaya kepemimpinan yang dapat menentukan tujuan organisasi hal lain yang sangat
penting yang patut diperhatikan dalam perusahaanyaitu kinerja karyawan. Pengertian kinerja
yaitu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan perusahaan. Kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai perannya dalam perusahaan (Veizal
Rivai 2004). Kinerja menjadi tolak ukur yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur sejauh
mana karyawan dapat melakasanakan dengan baik tugas yang mereka emban dan bagaimana ada
suatu kemajuan yangdialami oleh perusahaan kedepannya. Di dalam perusahaan kinerja dapat
dipengaruhi olehbeberapa faktor, seperti budaya organisasi, motivasi, dan kepemimpinan
seorang manajer. Kinerja pegawai adalah salah satu aspek penting yang wajib diperhatikan oleh
organisasi, karena kinerja pegawai menuntun organisasi dalam mencapai tujuannya. Kinerja
yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan
mendukung tercapainya tujuan organisasi, dan dikatakan buruk jika sebaliknya (Masrukhin dan
Waridin, 2006).
Kinerja pegawai erat kaitannya dengan penilaian kinerja, untuk itu penilaian kinerja
pegawai perlu dilakukan oleh suatu organisasi. Penilaian kinerja (performance evaluation) yaitu
proses untuk mengukur atau mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dalam organisasi (Rivai, 2003). Dengan kata lain penilaian kinerja ditentukan
oleh hasil kegiatan sumber daya manusia (SDM) dengan standar kinerja yang telah ditetapkan
organisasi sebelumnya. Standar kinerja tersebut harus mampu diaplikasikan oleh setiap
karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Mereka harus mampu bertanggung jawab penuh
dengan apa yang sudah menjadi kewajiban mereka terhadap perusahaan. Maulizar (2012)
menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan organisasi dalam upaya
mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika. Dampak positif akan dirasakan dengan meningkatnya kinerja
karyawan, oleh sebab itu manajemen harus mampu mempelajari bagaimana sikap serta prilaku
karyawan dalam perusahaan untuk dapat mencapai tujuan dengan maksimal.
B. Permasalahan
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Hakikat Kepemimpinan (Leadership)
Kinerja dalam bahasa Inggris disebut dengan performance, yang juga memiliki arti
prestasi. Maka jika dilihat secara harfiah arti dari kinerja adalah hasil/prestasi kerja/usaha
seseorang. Dalam organisasi, kinerja dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan dalam organisasi. Mangkunegara (2006) menyatakan, kinerja karyawan (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya,
sedangkan Hariandja (2002) menyatakan, kinerja merupakan hasil kerja yang dihasilkan
karyawam/pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya untuk
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Gorda (2006), kinerja adalah hasil kerja yang disumbangkan Seseorang
karyawan yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawabnya kepada Organisasi (perusahaan)
yang didasari atas kecerdasan spiritual, intelegensia, emosional dan kecerdasan mengubah
kendala menjadi peluang serta ketrampilan fisik yang diarahkan kepada pemanfaatan sumber
daya yang disediakan oleh organisasi (perusahaan). Kinerja karyawan atau job performance tidak
bisa dilepaskan dengan motivasi kerja. Sebab motivasi kerja pada prakteknya memperlihatkan
perilaku kerja dari seorang karyawan. Kinerja karyawan atau job performance menurut Moh.
As’ad (1995) didefinisikan sebagai “kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan, atau
successfull role achievement yang diperoleh seseorang dari perbuatanperbuatannya.” Pendapat
ini dikutip dari pendapat dua orang ahli yaitu pertama dari Maier (1965), yang memberi batasan
kinerja karyawan sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan.
B. Analisis permasalahan
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan
Mamik (2010), menyatakan bahwa pemimpin perusahaan perlu memperhatikan gaya
kepemimpinan yang digunakannya dalam mendorong dan mengarahkan bawahannya agar
mereka dapat meningkatkan kinerja mereka lebih baik lagi, sehingga mutu produk yang
dihasilkan karyawan juga lebih berkualitas. Setiap perusahaan selalu mengharapkan tercapainya
tujuan organisasi, dimana untuk mencapainya dibutuhkan peranan penting bagi pegawai.
Pegawai yang mampu dan cakap menjalankan pekerjaannya dengan hasil yang sesuai dengan
harapan perusahaan sangat menguntungkan. Agar pegawai lebih bersemangat dalam
menjalankan pekerjaannya, maka sudah selayaknya apabila perusahaan memperhatikan sikap
pimpinannya. Seorang pemimpin harus menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola
bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi
dalam mencapai tujuannya (Waridin dan Guritno, 2005:49).
Menurut Tjiptono (2006:61) gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan
pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Salah satu gaya kepemimpinan yang
dianggap mampu meningkatkan kinerja karyawan adalah gaya kepemimpinan transformasional.
Menurut Munawaroh (2011) mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional
digambarkan sebagai gaya kepemimpinan yang dapat membangkitkan atau memotivasi
karyawan, sehingga dapat berkembang dan mencapai kinerja pada tingkat yang tinggi, melebihi
dari apa yang mereka perkirakan sebelumnya. Wijaya (2005) berpendapat bahwa gaya
kepemimpinan transformasional adalah pemimpinan yang mampu mendatangkan perubahan di
dalam diri setiap individu yang terlibat dan/atau bagi seluruh organisasi untuk mencapai kinerja
yang semakin tinggi.
BAB III
KESIMPULAN
Rivai, V. 2004. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.Edisi Kedua. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Robbins, S. P. 2006. Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT. Indeks. Jakarta.