Anda di halaman 1dari 206

SKRIPSI

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN KEJADIAN


NOMOPHOBIA DI KALANGAN SISWA KELAS
VIII MTSN 3 PASURUAN

Studi kolerasional di MTSN 3 Pasuruan di Desa Lumbangrejo


Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan

RIZKA YULY SUSWANTI

NIM. 201701049

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN KEJADIAN


NOMOPHOBIA DI KALANGAN SISWA KELAS
VIII MTSN 3 PASURUAN

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat Ppni
Kabupaten Mojokerto

OLEH :

RIZKA YULY SUSWANTI


201701049

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020

i
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Proposal Skripsi ini adalah hasil karya sendiri

dan belum pernah dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai

jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun, dan apabila terbukti ada unsur

Plagiarisme saya siap untuk dibatalkan kelulusannya.

Mojokerto, 23 Februari 2021

Yang menyatakan,

RIZKA YULY SUSWANTI

NIM : 201701049

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Lembar persetujuan skripsi ini telah disetujui untuk diajukan dalam ujian akhir program

Judul : Hubungan Self Control Dengan Kejadian Nomophobia di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN
3 Pasuruan di Desa Lumbangrejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan.

Nama : RIZKA YULY SUSWANTI NIM : 201701049

Pada tanggal : 24 Februari 2021

Oleh:

Pembimbing I

Rina Nur Hidayati, M.Kep, Sp.Kep Kom NIK. 162 601 027

Pembimbing II

Binarti Dwi Wahyuningsih,S.Kep.Ns.M.M.Kes

NIK. 162 601 070

iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kasih sayang-Nya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ’ ’ Hubungan Self Control Dengan

Kejadian Nomophobia di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa Lumbangrejo

Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada program S1

Keperewatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini

peneliti dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung

maupun tidak langsung kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak hambatan dan kesulitan yang

peneliti alami, akan tetapi berkat bimbingan Ibu Rina Nur Hidayati, M.Kep, Sp.Kep Kom dan ibu

Binarti Dwi Wahyuningsih S.Kep. Ns. M.M.Kes selaku ibu dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak membantu dalam pengarahan dan bimbingan skripsi kepada peneliti, serta waktu dan saran yang

membangun dalam penyelesaian skripsi peneliti ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini, peneliti

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

v
1. Bapak Dr. M. Sajidin, S.Kp, M.Kes selaku Ketua STIKes Bina

Sehat PPNI Kabupaten Mojokerto

2. Ibu Ana Zakiyah, M.Kep selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan

3. Ibu Rina Nur Hidayati, M.Kep, Sp.Kep Kom selaku pembimbing I

Proposal Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam bimbingan

kepada peneliti.

4. Ibu Binarti Dwi Wahyuningsih S.Kep. Ns. M.M.Kes selaku

pembimbing II Proposal Skripsi yang telah meluangkan waktu

dalam bimbingan kepada peneliti.

5. Ibu Siti Indatul,S.Krp.Ns.,M.Kes selaku penguji yang telah

meluangkan waktu untuk menguji peneliti.

6. Bapak Yasir, S.Ag, M.Pd.I Selaku kepala sekolah MTSN 3

Pasuruan.

7. Staff Dosen dan Karyawan STIKes Bina Sehat PPNI Kabupaten

Mojokerto.

8. Terimakasih kepada Ibunda Eko Purwanti yang selalu mensupport

putrinya untuk menuju kesuksesan semoga selalu diberikan

kesehatan.

9. Terimakasih kepada Ayahanda Suyadi selaku ayah saya yang

selalu bekerja keras demi putrinya agar cepat bisa melaksanakan

semhas semoga selalu diberikan kesehatan.

vi
10. Terimakasih kepada Ibunda Eko Purwanti yang selalu mensupport

putrinya untuk menuju kesuksesan semoga selalu diberikan

kesehatan.

11. Terimakasih kepada Ayahanda Suyadi selaku ayah saya yang

selalu bekerja keras demi putrinya agar cepat bisa melaksanakan

semhas semoga selalu diberikan kesehatan.

12. Terimakasih kepada Achmad Nabawi Alhasbi yang selalu

mendukung dan mendampingi saya dalam proses penyelesaian

skripsi ini.

vii
ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF SELF CONTROL WITH THE EVENT


OF NOMOPHOBIA IN CLASS VIII STUDENTS OF
MTSN 3 PASURUAN

Correlational study at MTSN 3 Pasuruan in Lumbangrejo Village, Prigen


District, Pasuruan Regency
BY :
RIZKA YULY SUSWANTI
Nomophobia is a phobia caused by being away from smartphones. This
study aims to determine the relationship between self-control and nomophobia in
students. The hypothesis in this study is that there is a relationship if the
individual's self-control is low with the incidence of nomophobia among grade
VIII students. The population in this study were all students of class VIII at MtsN
3 Pasuruan as many as 150 people. This sample was taken using a purpsosive
sampling technique so that 148 respondents were obtained who met the inclusion
criteria. Based on the results of the analysis of the Spearman Rho test, which is
indicated by the value of value (0.000) < (0.05), with a very close relationship as
indicated by the correlation coefficient value of - 610. So it can be concluded that
the hypothesis in this study can be accepted. This means that the direction of the
relationship between the two variables is a positive correlation, meaning that the
negative the self-control possessed by the respondent, the lower the incidence of
nomophobia among students of MtsN 3 Pasuruan, so it is expected that class VIII
students at MtsN 3 Pasuruan can increase self-control to avoid nomophobia by
how to identify and avoid temptations that we feel are negative things and can
only cause harm, then limit ourselves to using smartphones so we don't experience
nomophobia which we know has a very significant negative impact.

Keywords: Self Control, Nomophobia, Students.

viii
ABSTRAK

HUBUNGAN SELF CONTROL DENGAN KEJADIAN


NOMOPHOBIA DI KALANGAN SISWA KELAS
VIII MTSN 3 PASURUAN

Studi kolerasional di MTSN 3 Pasuruan di Desa Lumbangrejo


Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan

OLEH :
RIZKA YULY SUSWANTI
Nomophobia merupakan suatu phobia yang di akibatkan karena jauh dari
smartphone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol
diri dan nomophobia pada siswa. Hipotesis dalam penelitian ini ada hubungan jika
self control yang dimiliki oleh individu rendah dengan kejadian nomophobia di
kalangan siswa kelas VIII. Desain penelitian ini menggunakan korelasional
dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan
dan arah hubungan kedua variable. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa
kelas viii di MtsN 3 Pasuruan sebanyak 150 orang. Sampel ini di ambil
menggunakan dengan menggunakan teknik purpsosive sampling sehingga di
dapatkan 148 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan hasil
analisis uji spearman rho yang ditunjukkan dari nilai ρ value (0,000) < α (0, 05),
dengan tingkat keeratan hubungan kuat ditunjukan oleh nilai correlation coeficient
-610. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis dalam penelitian ini
dapat diterima. Artinya arah hubungan antara kedua variable tersebut adalah
kolerasi negative artinya semakin positive self control yang dimiliki oleh
responden maka semakin rendah kejadian nomophobia di kalangan siswa MtsN 3
Pasuruan, sehingga di harapkan siswa kelas VIII di MtsN 3 Pasuruan dapat
menigkatkan self control untuk menghindari kejadian nomophobia dengan cara
mengidenftifikasi dan menghindari godaan yang di rasa itu adalah hal negatif dan
hanya dapat menimbulkan kerugian, kemudian membatasi diri dalam
menggunakan smartphone agar tidak mengalami nomophobia yang kita tahu
memiliki dampak negative yang sangat signifikan.

Kata kunci :Self Control, Nomophobia,Siswa.

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... II


LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... III
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... IV
KATA PENGANTAR ............................................................................... V
ABSTRAK ................................................................................................. IX
DAFTAR ISI .............................................................................................. X
DAFTAR TABEL................................................................................... XIII
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... XV
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................................. 6
1.3.1Tujuan Khusus ................................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 9
2.1 Konsep Teori Remaja ...................................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Remaja ........................................................................................... 9
2.1.2 Ciri-ciri Perkembangan Remaja ..................................................................... 11
2.1.3 Tugas-Tugas Pada Perkembangan Remaja .................................................... 13
2.2 Konsep Teori Self Control ............................................................................. 14
2.2.1 Pengertian Self Control .................................................................................. 14
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Control ........................................... 16
2.2.3 Aspek-Aspek Self Control ............................................................................. 19
2.2.4 Ciri-Ciri Seseorang yang Memiliki Self Control Tinggi. ............................... 20
2.2.5 Pengukuran Self Control. ............................................................................... 23
2.2.6 Rumus Pehitungan Self Control. .................................................................... 25
2.2.7 Kriteria Penilaian Self Control. ..................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Konsep Teori Nomophobia Terhadap Smartphone ........................................ 27
2.3.1 Pengertian Nomophobia Terhadap Smartphone ........................................... 27
2.3.1 Manfaat Smartphone ...................................................................................... 29
2.3.2 Aspek Aspek Nomophobia Terhadap Smartphone. ....................................... 32
2.3.3 Ciri-Ciri dan Karakteristik Seseorang yang Mengalami Nomophobia
Terhadap Smartphone .................................................................................... 33
menurut (I. P. Sari et al., 2020) dan (Pradana & P. W, 2016) ................................ 33
2.3.4 Fakto - Faktor yang Mempengaruhi Nomophobia Terhadap Smartphone ..... 38
2.3.5 Penelitian Terkait ........................................................................................... 40
2.3.6 Dampak Nomophobia Terhadap Smartphone. ............................................... 42
2.3.7 Pencegahan Nomophobia Terhadap Smartphone .......................................... 47
2.3.8 Pengukuran Nomophobia Terhadap Smartphone .......................................... 49
2.3.9 Rumus Pengukuran Nomophobia Terhadap Smartphone .............................. 51
2.3.10 Kriteria Nomophobia Terhadap Smartphone ............................................... 52
2.3.11 Hubungan Self Control dan Nomophobia .................................................... 53

x
2.4 Kerangka Teori .............................................................................................. 54
2.5 Kerangka Konsep ........................................................................................... 19
2.6 Hipotesis ........................................................................................................ 21
BAB III ..................................................................................................... 55
METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 55
3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 55
3.2 Populasi, Sampel dan Sampling ..................................................................... 56
3.2.1 Populasi.......................................................................................................... 56
3.2.2 Sampling ........................................................................................................ 57
3.2.3 Sampel ........................................................................................................... 58
3.3 Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 59
3.3.1 Variabel Independen (Bebas) ......................................................................... 60
3.3.2 Variabel Dependen (Terikat/ Tergantung) ..................................................... 60
3.3.3 Definisi Operasional ...................................................................................... 60
3.4 Prosedur Penelitian ........................................................................................ 64
3.5 Kerangka Kerja. ............................................................................................. 68
3.6 Pengumpulan data .......................................................................................... 69
3.6.1 Instrumen ....................................................................................................... 69
3.7 Validitas dan Reabilitas Alat Ukur ................................................................ 70
3.7.1 Uji Validitas ................................................................................................... 70
3.7.2 Jenis - Jenis Validitas ..................................................................................... 70
3.7.3 Uji Reliabilitas ............................................................................................... 75
3.7.4 Teknik Perhitungan Reliabilitas ..................................................................... 75
3.7.5 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 76
3.8 Pengolahan Data ............................................................................................ 77
3.9 Etika Penelitian .............................................................................................. 83
BAB IV ..................................................................................................... 86
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 86
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................. 86
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian .......................................................................... 86
4.1.2 Data Umum Responden ................................................................................. 87
4.1.3 Data Khusus Responden ................................................................................ 91
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 94
4.2.1 Identifikasi Self Control. ................................................................................ 94
4.2.2 Identifikasi Nomophobia. .............................................................................. 96
4.2.3 Analisis Hubungan Self Control Dengan Kejadian Nomophobia di Kalangan
Siswa Kelas VIII di MtsN 3 Pasuruan ........................................................... 97
BAB V ...................................................................................................... 99
Kesimpulan dan Saran................................................................................99
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 99
5.2 Saran .............................................................................................................. 99
5.2.1 Bagi Siswa Kelas VIII di MtsN 3 Pasuruan ................................................... 99
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................................. 100
5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan ............................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 101
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... 121

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 rumus pengukuran self


control. ............................................. 25
Gambar 2.2 rumus perhitungan
nomophobia ............................................. 52
Gambar 2.3 kerangka teori hubungan self control dengan kejadian
nomophobia di kalangan siswa kelas viii mtsn 3
pasuruan ...................................................................................................... 2
1
Gambar 3.1 rumus uji validitas. ................................................................ 74

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Blue Print Self Control ......................................................... 23


Tabel 2.2 Kriteria Penilaian
........................................................... Self Control Error! Bookmark not
defined.
Tabel 2.3 Blue Print Nomophobia.......................................................... 50
Tabel 2.4 Kriteria Nomophobia Smartphone .........................................52
Tabel 2.5 Kerangka Teori Hubungan Self Control Dengan Kejadian
Nomophobia Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MtsN
3
Pasuruan ..................................................................................................... 1
9
Tabel 2.6 Kerangka Teori Hubungan Self Control Dengan Kejadian
Nomophobia Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MtsN
3
Pasuruan ..................................................................................................... 2
0
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Self Control Dengan Kejadian
Nomophobia Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MtsN
3
Pasuruan .................................................................................................. 61
Tabel 3.2 Kerangka Teori Hubungan Self Control Dengan Kejadian
Nomophobia Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MtsN
3
Pasuruan ..................................................................................................... 6
8
Tabel 3.3 Skala Likert .............................................................................. 76
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Kalangan
Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa Lumbang Rejo Kecamatan
Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April
2021 ............................................................................................................ 8
7
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa Lumbang Rejo
Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April
2021 ............................................................................................................ 8
7
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas di Kalangan
Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa Lumbang Rejo Kecamatan
Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April
xiii
2021 ........................................................................................................... 88

xiv
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal di
Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa Lumbang Rejo
Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April
2021 ............................................................................................................ 8
8
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kepemilikan
Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa
Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April
2021 ............................................................................................................ 8
9
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Ekonomi
Daya Beli Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan
di Desa Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan
April 2021.................................................................................................. 89
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ketersediaan
Koneksi Internet di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di
Desa Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan
April 2021 ........................................................................................ 90
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Self
Kontrol. di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa
Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April
2021. ........................................................................................................... 9
1
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Nomophobia di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa
Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April
2021. ........................................................................................................... 9
1
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Hubungan Self Control dengan Kejadian
Nomophobia di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa
Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April
2021 ............................................................................................................ 9
2
Tabel 4.11 Data Spearman
Rho’ w ............................................................ 93

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengajuan Judul Skripsi ....................................................... 105

Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi ............................................ 106

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian......................................................... 121

Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian ........................................... 122

Lampiran 5 Infrom Consent .............................................................. 124

Lampiran 6 Kisi-Kisi Kuisioner Self Control dan Kejadian

Nomophobia. ....................................................................................... 125

Lampiran 7 Kisi-Kisi Kuisioner Self Control dan Kejadian Nomophobia.

......................................................................................................126

Lampiran 8 Kuisioner data umum responden ...................................... 127

xvi
Lampiran 9 Kuisioner Self Control .................................................. 129

Lampiran 10 Kuisioner Nomophobia................................................. 132

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Uji

Coba Nomophobia. ....................................................... 136

Lampiran 12 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Uji Coba ........ 61

Lampiran 13 Tabulasi Data Umum ...................................................... 75

Lampiran 14 input data self control ...................................................... 89

Lampiran 15 input data Nomophobia..................................................... 98

Lampiran 16 Hasil Distribusi Frekuensi Data Umum ............................ 75

Lampiran 17 Hasil Distribusi Frekeunsi Data Khusus Hubungan Self

Control Dengan Kejadian Nomophobia ................................... 77

Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian ....................................................84

xvii
BAB 1

PENDAHULU

AN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia

dari tahun ke tahun yang paling banyak digemari salah satunya adalah

smartphone. Smartphone atau ponsel pintar masuk di kalangan remaja dengan

perlahan dan tidak disadari oleh para remaja yang menjadi korban perkembangan

smartphone, dengan beragamnya aplikasi yang dapat menghibur dan diunduh

secara gratis tentunya tidak mengherankan jika kebanyakan remaja menghabiskan

waktu di dalam dunia digital lebih sering daripada di dunia nyata.

Mengamati fenomena tentang nomophobia yang kini menjadi trend

di masyarakat karena penggunaan media (smartphone) yang tidak terkendali maka

dibutuhkan self control yang tinggi dari masing-masing individu, karena dengan

rendahnya self control menjadi salah satu penyebab individu mengalami

nomophobia. Self control merupakan menjadi salah satu pencegahan dari

banyaknya kasus kejadian nomophobia pada saat ini. Dengan kecangihan

teknologi yang ada dan dengan semakin banyaknya fitur-fitur aplikasi yang dapat

diperoleh dengan mudah tentunya di haruskan setiap individu harus mengimbangi

dirinya sendiri dengan kemampuan dalam mengontrol penggunaan smartphone.

Hal ini berkaitan dengan self control, slef control sendiri merupakan suatu

kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk

perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. self control
1
memiliki peran penting dalam penggunaan smartphone saat ini karena jika remaja

tidak memiliki self control yang baik maka penggunaan smartphone yang

berlebihan dan tidak adanya kontrol akan berdampak negatif pada diri remaja, self

control diperlukan setiap individu agar mereka mampu mendisiplinkan dirinya

dan mempunyai tanggung jawab. Banyak hal sederhana yang menjadi faktor

keberhasilan proses belajar pada anak usia sekolah namun kurang diperhatikan

oleh siswa, salah satunya yaitu kontrol diri siswa. salah satunya adalah adanya

perubahan perilaku dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari. Selain

berdampak pada interaksi sosial, juga dapat berakibat pada ketergantungan

smartphone. Ketika sudah ketergantungan pada smartphone maka akan muncul

perasaan seperti gelisah, cemas, dan takut ketika jauh dari smartphone atau yang

disebut dengan nomophobia (Antasari, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian (Emarketer, 2017) Indonesia

menempati peringkat ke 3 jumlah pengguna smartphone terbanyak di Asia Pasifik

sekitar 65.2 juta pengguna kemudian berdasarkan survei yang dilakukan oleh

(Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2019) total populasi penduduk

Indonesia sebanyak 264,16 juta orang. Dari total populasi itu, sebanyak 64,8%

penduduk sudah melek terhadap Internet, atau sebanyak 171,17 juta orang. Survei

itu juga mengungkapkan pertumbuhan pengguna internet mencapai 10,12 persen

sepanjang 2018 dibandingkan dengan 2017, atau bertambah sebanyak 27,92 juta.

Survei itu juga mengungkapkan Pulau Jawa tetap menjadi wilayah dengan

kontribusi pengguna yang tertinggi yaitu 55%. Survei APJII juga menjelaskan,

kontribusi pengguna internet di Jawa Barat ternyata yang paling tinggi dengan

2
memberikan sumbangan hingga 16,6%. Berikutnya diikuti Jawa Tengah (14,3%),

Jawa Timur (13,5%), Banten dan DKI Jakarta (4,7%), dan Yogyakarta (1,5%).

Smartphone merupakan barang yang wajib di miliki oleh masyarakat Indonesia

baik dari lapisan masyarakat perkotaan, dan pedesaan, bahkan perekonomian

tinggi maupun menengah wajib memiliki smartphone.

Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 10

siswa kelas VIII 3 MTSN 3 Pasuruan melalui lembar kuisioner yang dibagikan

pada tanggal 11 Desember 2020. Peneliti melakukan penyebaran kuisioner

kepada 10 siswa kelas VIII MTSN 3 Pasuruan yang memiliki smartphone secara

pribadi dimana sebanyak 10 orang siswa mengatakan smartphone mereka selalu

terkoneksi dengan internet, kemudian 8 orang siswa mengatakan bahwa jika

smartphone-nya tertinggal maka tidak jarang terkadang mereka merasakan cemas

dan ingin segera mengambil smartphone-nya yang tertinggal, sebanyak 10 orang

mengatakan panik jika smartphone mereka mengalami lowbat, kemudian mereka

juga menjelaskan bahwa mereka selalu mengecek smartphone lebih dari 10x

dalam sehari dan menggunakannya lebih dari 8 jam per hari. Dari 10 orang yang

mengalami gejala nomophobia tinggi ternyata hal ini juga berkaitan dengan

rendahnya self control individu, hal ini dibuktikan dengan presentase nilai yang

tertinggi yaitu sebanyak 54,5% dari hasil yang di dapatkan melalui penyebaran

kuisioner yang menyatakan bahwa saya mudah putus asa ketika saya gagal dan

sebanyak 64,3% mengatakan ketidakmampuan untuk terhubung dengan berita-

berita terkini melalui smartphone membuat saya merasa gugup ataupun cemas.

Dengan didukung akses internet yang mudah seperti contohnya banyak yang

3
memasang wi-fi, kuota internet yang bisa di dapatkan dengan harga terjangkau

dan kualitas signal yang baik hal ini menjadikan salah satu faktor dalam

mempermudah atau mendukung terjadinya nomophobia.

Penggunaan smartphone memiliki posisi penting dalam kehidupan

penggunanya selain itu smartphone juga memiliki sisi positif bagi para

penggunanya tanpa melihat sisi buruk yang akan ditimbulkan jika digunakan

secara berlebihan, smartphone dapat memfasilitasi kemudahan berkomunikasi,

membantu seseorang tetap terhubung dimana saja, kapan saja, dan memberikan

seseorang kemudahan dalam mengakses informasi. Dengan demikian, seseorang

telah menjadi bergantung pada ponsel lebih dari sebelumnya, yang pada akhirnya

akan memperburuk kecemasan yang disebabkan oleh smartphone menurut

(Aguilera-Manrique, G., Márquez-Hernández, V. V., AlcarazCórdoba, T.,

Granados-Gámez, G., Gutiérrez-Puertas, V. & Gutiérrez-Puertas, 2018). Dampak

buruk apabila seseorang telah dikatakan ketergantungan dalam menggunakan

smartphone, biasanya muncul gejala-gejala seperti (Nomophobia). Nomophobia

memiliki pengertian yaitu perasaan cemas apabila dijauhkan dari smartphone.

Singkatan ini berasal dari (no mobile phone = tidak ada telepon genggam) dan

phobia (takut). Individu yang mengalami nomophobia, memiliki karakteristik

klinis seperti menggunakan smartphone secara intens dan menghabiskan waktu

untuk menggunakannya, selalu membawa batery atau power bank, merasa cemas

atau gugup ketika kehilangan komunikasi atau ketika ketika smartphone tidak

dapat digunakan karena tidak ada jaringan, selalu melihat layar smartphone untuk

mengecek notifikasi yang masuk, memilih berkomunikasi melalui dunia maya

4
daripada berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung, dan pengguna rela

mengeluarkan biaya besar untuk menggunakan smartphone. Phobia ini saat ini

menjadi tren di kalangan remaja alasanya di karenakan masa remaja merupakan

masa dimana seorang individu sedang mencari jati dirinya oleh karena itu

dibutuhkan self control yang tinggi,sehingga remaja mampu memaknai stimulus

yang ada, dapat mempertimbangkan konsekuensi yang terjadi sehingga dapat

meminimalkan dampak negatif yang tidak diinginkan jika tidak menggunakan

smartphone tanpa memperhatikan manajemen waktu atau digunakan secara

berlebihan.

Melihat dampak negatif yang diakibatkan penggunaan smartphone yang

berlebihan, self control dalam hal ini memegang peranan penting dalam

mengendalikan penggunaan smartphone agar sesuai dengan kebutuhan. Kontrol

diri yang baik juga dapat mengurangi kecenderungan nomophobia yang

diakibatkan dari penggunaan smartphone yang berlebihan dan individu dapat

mengatur penggunaan smartphone agar tidak tenggelam akan kenyamanan

memakai fasilitas yang canggih dari smartphone. Dalam upaya pencegahan

penyakit nomophobia pada generasi milenial, peran aktif dari pemerintah dan

keluarga sangat diperlukan. Upaya-upaya pencegahan tersebut dapat dilakukan

dengan berbagai cara. Salah satunya dengan cara membuat waktu dan jadwal

ketika bermain smartphone,lebih banyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar,

meningkatkan upaya self control dan yang terakhir yaitu dengan cara menerapkan

sistem jam malam mulai pukul 22.00 hingga 04.00

5
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, peneliti akan

melakukan penelitian berjudul “ hubungan self control dengan kejadian

nomophobia di kalangan siswa kelas VIII MTSN 3 Pasuruan”

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan self control dengan kejadian nomophobia di

kalangan siswa kelas VIII MTSN 3 Pasuruan

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum : Untuk mengetahui hubungan self control dengan

kejadian nomophobia di kalangan siswa kelas VIII MTSN 3 Pasuruan

1.3.1 Tujuan Khusus :

1. Mengidentifikasi kejadian nomophobia di kalangan siswa kelas

VIII MTSN 3 Pasuruan

2. Mengidentifikasi hubungan self control dengan kejadian

nomophobia di kalangan siswa kelas VIII MTSN 3 Pasuruan

3. Menganalisis self control penggunaan smartphone dikalangan

siswa kelas VIII MTSN 3 Pasuruan

1.4 Manfaat Penelitian.

1.4.1 Manfaat Teoritis

a) Bagi Responden

di harapakan dengan adanya penelitian ini responden dapat mengetahui

tingkatan maupun kategori nomophobia,dan skala self control yang sedang

dialami.

6
b) Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk

mengevaluasi penggunaan smartphone pada siswa kelas VIII di MTSN 3

Pasuruan agar dapat memaksimalkan waktu penggunaan smartphone sehingga

dapat mengerjakan tugas dan kewajiban dalam belajar. Sehingga proses belajar

siswa dapat lebih optimal dan terjadwal.

c) Bagi Peneliti

di harapkan pelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui lebih rinci

tentang gambaran dari nomophobia pada siswa kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan

akibat dari self control yang rendah serta dapat memberikan masukan dalam

peningkatan refrensi pada penelitian selanjutnya .

7
BAB 2

TINJAUAN

PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas mengenai 2.1 Konsep Teori Remaja 2.2 Konsep

Teori self control 2.3 Konsep Teori Nomophobia 2.4 Kerangka Teori 2.5

Kerangka Konsep dan 2.6 Hipotesis Penelitian.

2.1 Konsep Teori Remaja

2.1.1 Pengertian Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja

manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-

anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

dewasa. Masa remaja atau ‘ ’ adolescence’ ’ berasal dari bahasa latin

‘ ’ adolescere’ ’ yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Bila diartikan yang lebih

luas, akan mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik Hurlock,

1976:206 dalam (Jannah, 2016). Masa remaja menurut Hurlock diartikan sebagai

suatu masa transisi atau peralihan, yaitu periode dimana individu secara fisik

maupun psikis berubah dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Psikolog G.

Stanley Hall “ adolescence is a time of storm and stress “ . Artinya, remaja

adalah masa yang penuh dengan badai dan tekanan jiwa, yaitu masa di mana

terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang

yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang

bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert &

Hoffnung), Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa

9
perkembangan di masa remaja penuh konflik. Remaja yang mampu beradaptasi

dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu

beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang

tua dan masyarakatnya. Bila dikaji, kedua pandangan tersebut ada benarnya,

namun sangat sedikit remaja yang mengalami kondisi yang benar-benar ekstrim

seperti kedua pandangan tersebut (selalu penuh konflik atau selalu dapat

beradaptasi dengan baik). Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi tersebut

(penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian

(fluktuatif).

Salah satu pembagian kelompok umur atau kategori umur dikeluarkan oleh

Departemen Kesehatan RI (2009) dalam (Amin & Juniati, 2017) dalam situs

resminya Kesehatan RI yaitu depkes.go.id sebagai berikut :

1. Masa balita = 0 – 5 tahun,

2. Masa kanak-kanak = 6 – 11 tahun.

3. Masa remaja Awal = 12 – 16 tahun.

4. Masa remaja Akhir = 17 – 25 tahun.

5. Masa dewasa Awal = 26 – 35 tahun.

6. Masa dewasa Akhir = 36 – 45 tahun.

7. Masa Lansia Awal = 46 – 55 tahun.

8. Masa Lansia Akhir = 56 – 65 tahun.

10
9. Masa Manula = 65 sampai atas

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa usia remaja merupakan masa pencarian jati diri setiap

individu dan rata-rata di Indonesia remaja mencakup usia 12

tahun hingga 25 tahun.

2.1.2 Ciri-ciri Perkembangan Remaja

Setiap manusia mengalami perkembangan yang berbeda-beda terhadap

ciri-ciri yang dilewati. Adapun Hurlock (1980) dalam (Mudrikah, 2019)

menjelaskan ciri-ciri perkembangan remaja sebagai berikut :

a) Masa yang utama.

Individu yang berada pada periode ini mengalami

perubahan pada inividu mengenai perkembangan fisik mencakup

perkembangan psikis inidividu yang secara cepat akan membentuk

sikap dan nilai, penyesuaian mental, serta perilaku yang akan

dimunculkan dalam jangka waktu yang panjang.

b) Masa peralihan

terkait dengan status individu, yang mana individu pada

masa ini merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa, yang mana mencakup sikap dan perilakunya yang tidak

ingin disamakan dengan anak-anak dan masih belum bisa

11
dikatakan sebagai orang dewasa, sebab belum tercapainya tugas-

tugas pada masa dewasa.

c) Masa perubahan.

Terdapat empat perubahan yang dialami individu pada

periode perubahan, diantaranya emosi yang naik ketika perubahan

fisik dan psikis. Selanjutnya, perubahan tubuh mengenai

bagaimana peran individu pada usia remaja terhadap kelompok

sosial. Berikutnya, Perubahan minat dan perilaku bisa

memunculkan nilai-nilai juga berubah. Terakhir, remaja cenderung

remaja tidak mempunyai pendirian yang tetap.

d) Usia bermasalah.

Terdapat dua alasan ketika remaja dikatakan sebagai usia

yang bermasalah, yang pertama ketika individu berada pada masa

kanak-kanak saat dihadapkan dengan suatu masalah mereka

cenderung tergantung terhadap orang tua atau guru mereka

sehingga belum membiasakan inidvidu mandiri untuk mengatasi

masalah tersebut. Kedua, ketika individu merasa bahwa individu

mampu menghadapi masalah tersebut maka ia mempunyai

keinginan untuk menyelesaikan masalah sendiri supaya terbiasa

berskipap mandiri.

e) Masa pencarian identitas.

12
Masa ini dimana masa-masa pencarian terhadap penerimaan

teman sebaya dan kelompoknya dengan berjalannya waktu individu

merasa tidak akan puas dengan kesetaraan terhadap teman

sebayanya. Mereka cenderung akan mencari kepopularitasan

individu

f) Ambang masa dewasa.

Pada masa dewasa individu akan memprilakukan diri

mereka dengan orang yang dewasa misalnya merokok, bermabuk-

mabukan,dan sebagainya. Berdasarkan yang diuraikan di atas

bahwa ciri-ciri masa pada perkembangan remaja diantaranya, masa

utama, masa transisi atau masa peralihan, masa perubahan, usia

yang bermasalah, masa pencarian identitas atau self identity, dan

masa ambang dewasa.

2.1.3 Tugas-Tugas Pada Perkembangan Remaja

Adapun tugas-tugas perkembangan yang dialami oleh remaja menurut

Havighurst (dalam Monks, 2006) (Mudrikah, 2019) untuk usia 12 hingga 18

sebagai berikut :

a) Perkembangan fisik terkait aspek-aspek biologis.

b) Perkembangan sosial terkait penerimaan masyarakat .

c) Kebebasan yang didapatkan dari orang tua untuk bersikap mandiri.

d) Mempunyai pandangan hidup sendiri.

13
e) Mencari identitas diri.

Menurut Hurlock (1980) dalam (Mudrikah, 2019) tugas-tugas perkembangan

remaja meliputi :

a) Menerima keadaan fisik.

b) Menjalin hubungan baru.

c) Mencapai peran sosial.

d) Mencapai kemandirian emosional.

e) Mempersiapkan karir.

f) Mendapatkan nilai-nilai dan minat sosial untuk

mengembangkan ideology.

Berdasarkan tugas perkembangan remaja disimpulkan bahwa

remaja akan mengalami tugas perkembangan fisik dan perkembangan

sosial terutama dalam peranan di masyarakat sekitarnya dan membentuk

kepribadian yang sesuai dengan ketentuan.

2.2 Konsep Teori Self Control

2.2.1 Pengertian Self Control

Self control merupakan suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing,

mengatur dan mengarahkan perilaku yang dapat membawa individu ke arah

konsekuensi yang lebih positif yang menggambarkan keputusan individu individu

melalui pertimbangan kognitif (pikiran) dalam membentuk dan menyatukan

perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan seperti yang

diharapkan. Self control merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan

14
dan digunakan individu selama menjalani proses-proses dalam kehidupan,

termasuk dalam mengahadapi kondisi yang terdapat dilingkungan sekitarnya.

Tingkah laku individu ditentukan oleh dua variabel yakni variabel internal dan

variabel eksternal. Sekuat apapun stimulus dan penguat eksternal, perilaku

individu masih bisa dirubah melalui proses self control. Self control berkaitan

dengan bagaimana seorang individu mengendalikan emosi serta menjalankan

dorongan-dorongan dari dalam dirinya.

Menurut (Averill, 1973b) dalam jurnal (Putri, 2019) menjelaskan bahwa

self control tediri dari tiga konsep yang berbeda tentang kemampuan

mengendalikan diri yaitu ‘ ’ kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku,

kemampuan individu dalam mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan

cara menginterpretasi serta kemampuan individu untuk memilih tindakan

berdasarkan suatu yang diyakininya’ ’ . Colhoun dan Acocella (1990)

mendefinisikan self control atau kontrol diri sebagai pengaturan proses fisik,

psikologis, dan perilaku seseorang yang mana kontrol diri serangkaian proses

yang membentuk diri setiap individu. Roberts (1975) mendefinisikan self control

atau kontrol diri sebagai suatu jalinan yang secara utuh dilakukan antara individu

dengan lingkungannya. Individu yang memiliki self control tinggi akan berusaha

untuk memerhatikan, menemukan serta menerapkan dengan cara yang tepat untuk

berperilaku dalam berbagai situasi atau keadaan. Self control juga dapat

mempengaruhi individu untuk mengubah perilakunya sesuai dengan situasi sosial

sehingga dapat mengatur kesan yang dibuat agar perilakunya lebih responsif

15
terhadap petunjuk situasional, fleksibel, berusaha untuk berinteraksi sosial dengan

baik, serta bersikap hangat, dan terbuka.

Menurut teori Goldfried dan Merbaum 1973:10 dalam (Pratiwi et al.,

2020) self control merupakan suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing,

mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke

arah konsekuensi positif. Menurut Chaplin (2012:111) dalam (Pratiwi et al., 2020)

kontrol diri adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri dalam

artian kemampuan seseorang untuk menekan atau merintangi impuls-impuls atau

tingkah laku impuls. Kontrol diri ini menyangkut seberapa kuat seseorang

memegang nilai dan kepercayaan untuk acuan ketika bertindak atau acuan ketika

bertindak atau mengambil suatu keputusan.

Dari beberapa definisi yang telah di sebutkan di atas maka dapat di

simpulkan bahwa self control merupakan sesuatu yg harus di miliki oleh setiap

individu untuk mengatur, mengarahkan, dan membimbing perilaku setiap

individu kearah yang lebih positif.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Self Control

Dalam hal ini, self control sangatlah berperan penting bagi kehidupan

remaja. Kontrol diri yang terdapat pada diri setiap individu tidaklah sama, hal

tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

pembetukannya, self control sebagai mediator psikologis dan berbagai perilaku

kemampuan untuk menjauhkan dari perilaku yang mendesak dan memuaskan

keinginan adaptif, orang yang memiliki self control baik-baik maka individu

16
tersebut dapat mengarahkan perilakunya, sebaliknya jika individu yang memiliki

self control kurang baik akan berdampak pada ketidakmampuan mematuhi

perilaku dan tindakan, sehingga individu tidak lagi menolak godaan atau implus.

Menurut (Gufron et al., 2010) dan ((Marsela & Supriatna, 2019) membagi faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi kontrol diri menjadi 2 (dua), yaitu :

a) Faktor Internal.

yang ikut andil terhadap self control adalah usia. Cara orang tua menegakkan

disiplin, cara orang tua merespon kegagalan anak, gaya berkomunikasi, cara orang

tua mengekspresikan kemarahan (penuh emosi atau mampu menahan diri)

merupakan awal anak belajar tentang kontrol diri. Seiring dengan bertambahnya

usia anak, bertambah pula komunitas yang mempengaruhinya, serta banyak

pengalaman sosial yang dialaminya, anak belajar merespon kekecewaan,ketidak

sukaan¸ kegagalan, dan belajar untuk mengendalikannya, sehingga lama-kelamaan

self control tersebut akan muncul dari dalam dirinya sendiri. Menurut Baumeister

& Boden (1998) mengemukakan bahwa faktor kognitif berkenaan dengan dengan

kesadaran berupa proses-proses seseorang menggunakan pikiran dan

pengetahuannya untuk mencapai suatu proses dan cara-cara yang tepat atau

strategi yang sudah dipikirkan terlebih dahulu. Individu yang menggunakan

kemampuan diharapkan dapat memanipulasi tingkah laku sendiri melalui proses

intelektual. Jadi kemampuan intelektual individu dipengaruhi seberapa besar

individu dapat memiliki kontrol diri.

17
b) Faktor Eksternal

diantaranya adalah lingkungan dan keluarga. Faktor

lingkungan dan keluarga merupakan faktor eksternal dari self

control. Orang tua yang menentukan kemampuan mengontrol diri

seseorang. Salah satunya yang diterapkan oleh orang tua adalah

disiplin, karena sikap disiplin dapat menentukan kepribadian yang

baik dan dapat mengendalikan prilaku pada individu. Kedisiplinan

yang diterapkan pada kehidupan dapat mengembangkan self

control dan self directions sehingga seseorang dapat

mempertanggung jawabkan dengan baik segala hal yang telah

dilakukan.

2.2.3 Aspek-Aspek Self Control

Menurut (Averill, 1973b) dalam (P. Figueroa & Aceh, 2020) terdapat tiga

aspek self control yaitu:

1. Kontrol perilaku

Merupakan suatu respon yang secara langsung

mempengaruhi atau memodifikasi keadaan yang tidak

menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini dibagi

menjadi beberapa komponen, yaitu mengatur pelaksanaan

(regulated administration) dan kemampuan memodifikasi stimulus

(stimulus modifiality). Kemampuan mengatur pelaksanaan

merupakan kemampuan individu untuk menentukan

19
siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan. Sedangkan

kemapuan modifikasi stimulus untuk mengetahui bagaimana dan

kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dapat dihadapi.

2. Kontrol kognitif

Merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi

yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau

menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif

sebagai adaptasi untuk mengurangi tekanan.

3. Kontrol keputusan

Merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau

suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau

disetujuinya. Self control dalam menentukan pilihan akan

berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan,kebebasan atau

kemungkina ada pada diri individu untuk memilih suatu tindakan.

2.2.4 Ciri-Ciri Seseorang yang Memiliki Self Control Tinggi.

1. Energinya selalu bersifat positif.

2. Seseorang yang memiliki self control tinggi akan lebih cepat

menyelesaikan masalah yang saat ini sedang dihadapi.

3. Dapat mengontrol emosinya.

4. Selalu mengedepankan sifat optimisnya dan tidak pernah

mendahulukan sifat pesimisnya.

20
Menurut (Majid, 2017) ciri-ciri kontrol diri, sebagai berikut :

1. Kemampuan mengontrol perilaku, yaitu kemampuan untuk menentukan

siapa yang mengendalikan situasi.

2. Kemampuan mengontrol situasi/keadaan, yaitu kemampuan untuk

menghadapi situasi/keadaan yang tidak diinginkan dengan cara mencegah

atau menjauhi sebagian dari situasi/keadaan, menempatkan tenggang

waktu diantara rangkaian situasi/keadaan yang sedang berlangsung,

menghentikan situasi/keadaan sebelum berakhir, dan membatasi intensitas

situasi/keadaan.

3. Kemampuan mengantisipasi peristiwa, yaitu kemampuan untuk

mengantisipasi keadaan melalui berbagai pertimbangan secara relative

objektif.

4. Kemampuan menafsirkan peristiwa yaitu kemampuan untuk menilai dan

menafsirkan suatu keadaan atau sutau peristiwa dengan cara

memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. Kemampuan mengambil

keputusan, yaitu kemampuan untuk memilih suatu tindakan berdasarkan

pada sesuatu yang diyakini atau disetujui.

Messina dan Messina 2012:5 dalam (Majid, 2017) mengemukakan fungsi dari self

control sebagai berikut :

1. Membatasi perhatian individu pada orang lain.

2. Membatasi keinginan untuk mengendalikan orang lain di lingkungannya.

3. Membatasi untuk bertingkah laku negatif.

21
4. Membantu memenuhi kebutuhan hidup secara seimbang.

Sriyanti, 2012:6 dalam (Majid, 2017) menambahkan fungsi self control

adalah mengatur kekuatan dorongan yang menjadi inti tingkat kesanggupan,

keinginan, keyakinan, keberanian dan emosi yang ada dalam diri seseorang.

Berbagai pelanggaran yang muncul karena rendahnya self control, sekaligus

bersumber dari sikap orang tua yang salah.

Menurut (Gufron et al., 2010) dalam jurnal (Marsela & Supriatna, 2019)

ada tiga jenis kualitas kontrol diri, yaitu over control, under control, dan

appropriate control :

a. Over Control

Merupakan kontrol diri yang dilakukan oleh individu secara

berlebihan yang menyebabkan individu banyak menahan diri

dalam berekasi terhadap stimulus.

b. Under Control

Merupakan suatu kecenderungan individu untuk melepaskan

impulsifitas dengan bebas tanpa perhitungan yang matang.

c. Appropriatte Control

Merupakan self control dalam upaya mengendalikan implus secara

tepat.

22
2.2.5 Pengukuran Self Control.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan 3

(tiga) aspek self control menurut (Averill, 1973). Skala ini di adapatasi dari

(Murdiani, 2018) pengukuran self control terdiri dari kontrol perilaku, kontrol

kognitif, kontrol keputusan. Setiap item pada skala kontrol diri akan terdapat

empat alternatif jawaban yaitu (SS) Sangat Sesuai, (S) Sesuai, TS (Tidak Sesuai),

dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Skor untuk pernyataan favorable adalah SS = 5, S

= 4, KS = 3 TS = 2, dan STS = 1. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable

adalah SS = 1, S =2, TS = 3, KS= 4 dan STS = 5

Tabel 2.1 Blue Print Self Control

Aspek Indikator Forable Unfavorable Jumlah

Pertanyaan

a. Kemampuan
Kontrol 2, 7, 8 9, 11, 12, 14 7

Perilaku
invidu dalam

mengendalikan

situasi atau

keadaan

b. Kemampuan

individu untuk

menerima atau

Menolak stimulus

23
a. Kemampuan
Kontrol 3, 4 5, 6, 10 5

kognitif
individu dalam

mengantisipasi

peristiwa

berdasarkan

informasi yang

dimiliki.

b. Kemampuan

individu dalam

menafsirkan atau

menilai suatu

peristiwa

Kontrol 1, 13, 15 3

keputusan

Total Item : 27 8 7 15

24
2.2.6 Rumus Pehitungan Self Control.

Setelah semua data terkumpul dari hasil kuesioner responden

dikelompokkan sesuai dengan sub variabel yang diteliti. Jumlah jawaban

responden dari masing-masing pernyataan dijumlahkan dan dihitung

menggunakan skala likert :

Untuk mengukur sikap dengan menggunakan skor T. Berikut adalah

rumus penghitungan skor T:

Gambar 2.2.1 Rumus Pengukuran Self Control

dimana

Keterangan:

X : Skor responden

X : Mean skor kelompok

S : Standar deviasi kelompok

n : jumlah responden(Azwar, 2011)

25
Setelah didapatkan skor T, maka peneliti melakukan penghitungan T mean

yaitu rata-rata nilai T dari seluruh responden yang dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan :

Keterangan :

X : Skor responden pada skala likert yang hendak diubah menjadi

skor T

X : Nilai rata-rata kelompok

Sd : Standart deviasi kelompok

Selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan kriteria sebagai berikut :

Mekanisme Koping Adaptif : Jika Skor T hasil perhitungan > dan > Mean

T=50

Mekanisme Koping Maladaptif : Jika Skor T hasil perhitungan < Mean T

= 50 (Syaiffudin,2007 ; Anthina, 2014)

26
2.3 Konsep Teori Nomophobia Terhadap Smartphone

2.3.1 Pengertian Nomophobia Terhadap Smartphone

Nomophobia adalah salah satu bentuk sindrom ketakutan ketika jauh dari

smartphone. Menurut Cheever dalam jurnal (Mayangsari, A.P., & Ariana,

2015) Nomophobia atau singkatan dari no-mobile phone yaitu merupakan

kondisi yang tidak dapat lepas dari telepon genggam. Sedangkan menurut

Yildirim dan Correia (2015) dalam (Pitaloka, 2020) menjelaskan

nomophobia adalah kecemasan karena tidak mampu berkomunikasi melalui

ponsel atau internet. King, Valenca, dan Nardi (2010) dalam (Pitaloka, 2020)

menjelaskan nomophobia sebagai ketidaknyamanan atau kecemasan individu

saat tidak memainkan ponselnya, yang dapat menyebabkan individu memiliki

rasa takut tidak mendapatkan informasi. Nomophobia saat ini telah menjadi

salah satu jenis phobia modern baru-baru ini istilah nomophobia digunakan

untuk menggambarkan ketidaknyamanan atau suatu kecemasan yang

disebabkan karena tidak berada dekat dengan perangkat komunikasi virtual.

Nomophobia sering dialami pada anak usia remaja yang sedang menduduki

27
pendidikan tingkat sekolah menengah pertama. Penyebab nomophobia pada

saat remaja adalah karena remaja merupakan individu yang sedang berada

dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yaitu berkembang

kearah kematangan atau kemandirian. Remaja (adolensence) menurut Piaget

(Hurlock, E.B., 2003) dalam penelitian (Marsela, 2019) mempunyai arti yang

lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan

fisik. Oleh karena itu remaja memerlukan bimbingan karena mereka masih

kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan

lingkungannya serta pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya

untuk mencapai kematangan menurut (Ali et al., 2017)

Nomophobia disini di jelaskan bahwa individu tersebut ketergantungan

dengan smartphone. Ponsel cerdas (bahasa Inggris: smartphone) adalah

telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan

fungsi yang menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik yang

menentukan arti ponsel cerdas. Bagi beberapa orang, ponsel cerdas

merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat lunak

sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi

pengembang aplikasi. Bagi yang lainnya, ponsel cerdas hanyalah merupakan

sebuah telepon yang menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik),

internet (A. P. Sari et al., 2017) dan kemampuan membaca buku elektronik

(e-book) atau terdapat papan ketik (baik sebagaimana jadi maupun dihubung

keluar) dan penyambung VGA.

28
Menurut (Dihan, 2010) dalam (Sobry, 2017) Smartphone merupakan

pengembangan dari telepon selular yang kemudian ditambahkan fitur dan

fasilitas lainnya sehingga menjadi telepon yang cerdas dan disebut

smartphone. Sedangkan (Sridianti, 2018) mengatakan, Smartphone adalah

telepon yang menyediakan fitur yang berada diatas dan di luar kemampuan

sederhana untuk membuat panggilan telepon. Sementara istilah dapat

digunakan secara wajar untuk semua jenis telepon, smartphone biasanya

dipahami sebagai ponsel dan bukan telepon rumah. Selama bertahun-tahun,

konsep ponsel pintar terus berkembang sebagai perangkat tangan telah

menjadi lebih canggih.

Dari beberapa definisi yang sudah di paparkan atas maka dapat di

tarik kesimpulan bahwasannya nomophobia merupakan suatu phobia yang di

akibatkan karena jauh dari smartphone-nya, seseorang yang mengalami

phobia ini bisa kita lihat melalui tanda tanda yang muncul yaitu ketakutan

berlebih, kekahwatiran berlebih dan juga merasakan cemas berlebih ketika

smartphonenya tidak berada di sampingnya. Nomophobia sering menyerang

pada anak usia remaja di karenakan masa remaja pada dasarnya merupakan

masa perkembangan dan pencarian identitas diri yang masih membutuhkan

bimbingan terkait baik buruknya dampak penggunaan mobile phone.sehingga

di harapkan remaja dapat meningkatkan self control untuk menghindari

terjadinya nomophobia ini.

2.3.1 Manfaat Smartphone

Menurut (Priawan, 2016) ada beberapa manfaat dari smartphone yaitu :

29
a. Komunikasi Antar Manusia

Smartphone adalah suatu bentuk pengembangan terbaru

dari teknologi telepon nirkabel. Dengan smartphone seseorang

dapat melakukan komunikasi seperti handphone biasa pada

umumnya, yaitu seperti untuk telepon suara, mengirim pesan sms,

pesan mms, dan layanan data. Sedangkan menurut Thoha (dalam,

Pratiwi & Sukma, 2013) dalam (Sobry, 2017) komunikasi

interpersonal berorientasi pada perilaku sehingga penekanannya

pada proses penyampaiannya informasi dari satu orang keorang

lain.

b. Mencari Informasi / Ilmu.

Berselancar di dunia internet jauh lebih nyaman jika

menggunakan smartphone daripada hp biasa yang belum

dilengkapi dengan teknologi yang canggih. Berselancar di dunia

maya akan terasa lebih cepat dengan smartphone yang

menggunakan koneksi internet tanpa kabel generasi terbaru seperti

3G, 3,5G, 4G, 4,5G. Ditambah lagi dengan web browser terbaru

yang dapat menerjemahkan bahasa html dan bahasa permograman

web serta teknologi terbaru lainnya.

c. Hiburan

Smartphone dapat menayangkan berbagai format

multimedia yang ada. Media streaming online pun juga dapat

30
dengan mudah dijalankan di smartphone yang canggih tanpa

banyak kendala. Ditambah lagi dengan adanya berbagai aplikasi

hiburan gratisan yang dapat diunduh secara gratis maupun berbayar

menambah lengkap sarana hiburan yang ada pada smartphone.

Game menurut Neumann & Morgenstern dalam (Jannah et al.,

2015) yaitu permainan yang terdiri atas sekumpulan peraturan yang

membangun situasi bersaing dengan beberapa orang atau

kelompok dengan strategi yang dibangun untuk mencapai

kemenangan.

d. Aplikasi

Pengguna smartphone dapat memasang dan menjalankan

berbagai aplikasi yang tersedia di internet dan juga non internet

yang sesuai dengan sistem operasi yang digunakannya. Setiap

aplikasi memiliki spesifikasi minimal yang dibutuhkan agar dapat

berjalan dengan lancar. Semakin canggih dan baru suatu

smartphone yang digunakan, maka pada umumnya semakin

banyak aplikasi yang bisa dijalankan.

e. Penyimpanan Data

Kapasitas memori smartphone yang besar bisa berfungsi

sebagai media penyimpanan data file. Seperti halnya usb flashdisk,

usb external drive dan multimedia card, handphone yang canggih

pun dapat dipergunakan untuk meletakkan berbagai file sesuai

31
dengan kapasitas yang ada pada smartphone. Smartphone yang

diberi kartu memory tambahan akan mampu menampung data lebih

besar.

2.3.2 Aspek Aspek Nomophobia Terhadap Smartphone.

Aspek-aspek nomophobia tersusun dalam 4 dimensi utama penyebab

ketakutan yaitu sebagai berikut :

1) Not being able to communicate (Tidak bisa berkomunikasi)

Takut tidak bisa untuk menghubungkan percakapan.

adanya perasaan kehilangan ketika secara tiba-tiba terputus

komunikasi dengan orang lain dan atau tidak dapat menggunakan

pelayanan disaat tiba-tiba membutuhkan komunikasi

2) Losing Connectedness ( Kehilangan Konektivitas/Jaringan )

perasaan kehilangan ketika tidak dapat terhubung dengan

layanan pada smartphone dan tidak dapat terhubung pada identitas

sosialnya terkhusus di media sosial.

3) Not being able to access information ( Tidak dapat mengakses

informasi )

menggambarkan perasaan ketidaknyamanan ketika tidak

dapat mengambil atau mencari informasi melalui smartphone.

4) Giving up convenience ( Menyerah pada kenyamanan )

Mencerminkan keinginan untuk memanfaatkan kenyamanan

memiliki smartphone (Sudarji, 2017)

32
2.3.3 Ciri-Ciri dan Karakteristik Seseorang yang Mengalami Nomophobia

Terhadap Smartphone

menurut (I. P. Sari et al., 2020) dan (Pradana & P. W, 2016)

1) Menghabiskan waktu menggunakan telephone genggam, mempunyai satu

atau lebih gadget dan selalu membawa charger.

2) Merasa cemas dan gugup ketika telepon genggam tidak tersedia dekat atau

tidak pada tempatnya. Selain itu juga merasa tidak nyaman ketika

gangguan atau tidak ada jaringan serta saat baterai lemah.

3) Selalu melihat dan mengecek layar telepon genggam untuk mencari tahu

pesan atau panggilan masuk.

4) Tidak mematikan telepon genggam dan selalu sedia 24 jam, selain itu saat

tidur telepon genggam diletakkan di kasur.

5) Kurang nyaman berkomunikasi secara tatap muka dan lebih memilih

berkomunikasi menggunakan teknologi baru, dan biaya yang dikeluarkan

untuk membeli smartphone begitu besar.

Menurut (Hafni, 2018) dalam jurnal menyebutkan beberapa ciri-ciri

seseorang yang terkena nomophobia.

1) Menghabiskan waktu menggunakan telepon genggam atau ponsel,

mempunyai satu atau lebih gadget dan selalu membawa charger

dan power bank.

2) Merasa cemas dan gugup ketika telepon genggam tidak tersedia

dekat atau tidak pada tempatnya. Selain itu juga merasa tidak

33
nyaman ketika gangguan atau tidak ada jaringan, saat baterai

lemah, kelupaan ponsel, dan kehabisan pulsa. Merasa sangat panik

dan ketakutan ketika telepon genggam atau ponsel hilang karena

berbagai penyebab.

3) Selalu melihat dan mengecek layar telepon genggam untuk mencari

tahu pesan atau panggilan masuk. Menurut David Laramie

fenomena ini disebut ringxiety, Ringxiety merupakan perasaan

menganggap telepon genggam bergetar atau berbunyi padahal

belum tentu telepon genggam bergetar atau berbunyi.

4) Tidak mematikan telepon genggam dan selalu sedia 24 jam, selain

itu saat tidur telepon genggam diletakkan di kasur.

5) Kurang nyaman berkomunikasi secara tatap muka dan lebih

memilih berkomunikasi menggunakan tekonologi terbaru.

6) Biaya yang dikeluarkan untuk telepon genggam lebih besar

Menurut (Santo, 2018) mengatakan bahwa ada 8 ciri cirri orang yang

mengalami nomophobia yaitu :

1. masing-masing mereka selalu membawa smartphone ke mana pun pergi

seperti ke pasar, kebun, sungai, toilet, dan tempat rapat atau tempat lainnya

yang tidak lajim, kadang-kadang mereka melawan kodrat sebagai makhluk

sosial atau dengan kata lain kurang bersosialisasi di dunia nyata.

34
2. kadang-kadang lebih memilih mengutak-atik smartphone dibanding

memilih makan, hingga orang waras di sekitarnya sering menyebut

makanan sehari-hari orang seperti ini adalah handphone.

3. pada saat waktu belajar lebih mengutamakan smartphone daripada buku

pelajaran, sebentar-sebentar melihat ke layar smartphone, kapan, dan ke

manapun pergi selalu membawa charger atau powerbank karena takut

smartphone-nya mati

4. kemudian ketika smartphone-nya mati, pecandu akan tergesa-gesa men-

charger smartphone-nya

5. pecandu akut mengakibatkan bungkuk pada punggung, dan sakit mata.

6. Tidak jarang ketergantungan terhadap ponsel menjadikan ponsel atau

smartphone sebagai dewa atau menjadi nafas bagi orang yang

memilikinya. Mereka beranggapan tak ada ponsel hidup ini hampa.

7. Pecandu nomophobia ini akan merasa sulit, cemas, dan takut jika

berjauhan dengan ponselnya. Sebentar-sebentar cek ponsel, cek media

sosial, dan sebagainya, bahkan ketika berbicara dengan rekan sejawat,

atasan atau orangtua sekalipun mereka tetap tak bisa meninggalkan

ponselnya.

8. Walaupun sedang tidur orang yang terkena penyakit nomophobia akan

terbangun hanya sekedar mengecek ponselnya. Yang lebih parah lagi saat

ke kamar mandi pun ponsel harus selalu menemani, dan tak lepas dari

35
tangan. Kegelisahan, dan rasa cemas akan menjadi-jadi jika mereka

mendapati ponselnya hilang.

Menurut (Wulansari, 2017) berikut ini ciri-ciri anak yang kecanduan smartphone

adalah :

1. Penggunaan gadget secara terus – menerus disertai kurangnya minat untuk

bersosialisasi.

2. Menghabiskan waktu 2 ( dua) jam untuk menggunakan gadget.

3. Melakukan protes atas segala pembatasan dan peraturan soal gadget.

4. Tidak dapat melewatkan waktu sehari pun tanpa gadget.

5. Selalu minta diberikan gadget , jika tidak diberi, anak akan mengamuk.

6. Tidak mau beraktivitas di luar rumah. Misalnya, bersikeras minta pulang

cepat agar bisa bermain game atau smartphone di rumah.

7. Menolak melakukan rutinitas sehari-hari dan lebih memilih bermain

smartphone, contohnya seperti tidak mau di suruh orang tua untuk

makan,tidur dan mandi.

Menurut (Subagijo, 2020) adapun ciri-ciri seseorang dikatakan telah kecanduan

smartphone adalah sebagai berikut :

1. Sering merasa tidak nyaman jika smartphone tidak bersamanya.

2. Merasa keberatan atau enggan jika tidak memegang smartphone,

meskipun hanya sebentar.

3. Sering menggunakan smartphone di waktu makan.

36
4. Sering memeriksa status atau unggahan (posting) pada smartphone di

waktu-waktu yang tidak lazim seperti tengah malam, di toilet, dan saat

mengemudi.

5. Sering berinteraksi dengan smartphone daripada dengan orang lain.

6. Menghabiskan banyak waktu untuk membuat cuitan di Twitter, membalas

status-status di Facebook, mem-posting gambar di Instagram, atau

mengirim surrel kepada orang lain ketimbang tatap muka.

7. Sering bermain smartphone, ketimbang hal bermanfaat lainnya, seperti

berolahraga, melukis,menyanyi , dan membaca buku.

8. Cenderung untuk menggunakan smartphone, padahal sedang sibuk dengan

tugas sekolah atau pekerjaan lainnya.

Jika 5 atau lebih dari 8 pertanyaan di atau diakui oleh seseorang sebagai

perilaku dirinya, maka sudah dapat dipastikan ia sudah mengalami kecanduan

smartphone.

Dari beberapa definisi yang sudah di jelaskan di atas bisa di tarik kesimpulan

bahwa seseorang yang mengalami gejala nomophobia memiliki ciri-ciri perasaan

takut , cemas, dan kahwatir ketika tidak berada di dekat smartphone, atau tidak

dapat melakukan segala sesuatu tanpa internet. Tak jarang seseorang yang sudah

mengalami gejala nomophobia ketika sedang diajak untuk berkomunikasi mereka

lebih memilih untuk fokus ke smartphone-nya ketimbang harus mengikuti

pembicaraan yang sedang di lakukan selain itu ketika kita berkomunikasi dengan

seseorang yang mengalami nomophobia ketika ia tidak mendapati smartphone itu

37
di sampingnya maka seseorang itu biasanya tidak fokus karena pikirannya hanya

tertuju pada smartphone tersebut. Sejauh ini nomophobia banyak memberikan

dampak negatif yang sudah di temukan oleh para peneliti ketimbang dampak

positifnya, maka hal itu disinilah self control sangat berpean penting dalam upaya

pencegahan nomophobia.

2.3.4 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Nomophobia Terhadap

Smartphone

Menurut Bianchi dan Philips, Yildirim, 2014 dalam (Lestari & Puji, 2017)

menyatakan bahwa prediktor psikologis dari gangguan nomophobia, adalah usia

muda, pandangan negatif pada diri sendiri, harga diri rendah, efikasi diri rendah,

gairah yang tidak teratur, impulsif, urgensi, pencarian sensasi. Selain itu faktor

lain yang mempengaruhi nomophobia adalah jenis Kelamin, extraversi, dan

neurotisme.

Dalam jurnal penelitian yang di lakukan oleh (Asih & Fauziah, 2017)

siswa yang memiliki self control tinggi akan mampu mengatur penggunaan

smartphone agar sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan . menurut

(Ghufron & Risnawati, 2016) menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia

seseorang, maka semakin baik kemampuan mengontrol dirinya. Wan dan Chiou

(2006) juga mengungkapkan bahwa selain motivasi dan kebutuhan psikologis, self

control merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketergantungan yang

terjadi pada individu. Penelitian yang dilakukan oleh Karuniawan dan Cahyanti

(2013) menunjukkan bahwa self control memiliki peranan penting dalam

mengontrol penggunaan smartphone agar tidak berlebihan. Widiana, Retnowati,

38
dan Hidayat, (2004) mengungkapkan bahwa individu yang memiliki self control

yang tinggi akan menggunakan internet (merupakan salah satu fitur pada

smartphone) secara sehat dan sesuai dengan kebutuhannya sehingga tidak terjadi

kecanduan.

faktor-faktor yang mempengaruhi nomophobia Terhadap Smartphone

yaitu menurut (Yuwanto & L, 2010) dalam (Putri, 2019)

1. Faktor Internal : faktor yang paling beresiko menyebabkan

individu menjadi ketergantungan smartphone ataupun mengalami

nomophobia diantaranya tingkat sensation seeking yang tinggi,

Self-esteem yang rendah, Self Control yang rendah, expentancy

effect, kesenangan pribadi, dan kepribadian ekstraversi yang tinggi.

2. Faktor Situasional : faktor yang menyebabkan individu menjadi

ketergantungan smartphone dan mengarahkan pada penggunaan

smartphone sebagai media coping. Faktor ini menggambarkan

tentang situasi psikologis individu yang mengarah pada keadaan

penggunaan smartphone seperti stress, merasa sedih, kesepian,

kecemasan,kejenuhan belajar, Leisure boredom, yang dapat

menyebabkan perasaan nyaman ketika menggunakan

smartphone dan menjadi ketergantungan kepada penggunanya.

3. Faktor Sosial : Faktor yang menjadikan smartphone sebagai

sarana dan kebutuhan untuk berinteraksi dan menjaga hubungan

39
dengan orang lain yang dapat mempengaruhi individu menjadi

lebih intens menggunakan smartphone.

4. Faktor Eksternal : Faktor ini terjadi akibat dari paparan media

teknologi yang menyediakan kecanggihan smartphone seperti iklan

smartphone dan tersedianya beragam fasilitas smartphone sehingga

mempengaruhi individu untuk memiliki dan menggunakan

smartphone. Menurut (Hafni, 2018) penyebab nomophobia

(kecemasan jauh dari handphone) diantaranya: faktor genetik,

faktor sosial lingkungan, faktor perilaku serta faktor kognitif dan

emosional.

2.3.5 Penelitian Terkait

Penelitian terkait dalam penyusunan proposal ini dan menjadi

refrensi dari penelitian yang akan di lakukan adalah tentang bagaimana pengaruh

self control sebagai salah satu faktor penting yang dapat menyebabkan terjadinya

nomophobia ataupun mencegah terjadinya nomophobia yaitu :

1. (Asih & Fauziah, n.d 2017.) yang berjudul “ Hubungan antara kontrol

diri dengan kecemasan jauh dari smartphone (nomophobia) pada

mahasiswa jurusan ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan politik

universitas diponegoro semarang “ Hasil uji linieritas hubungan antara

variabel kontrol diri dan kecemasan jauh dari smartphone (nomophobia)

menunjukkan F = 4.807 dengan signifikasi p=0,030 (p < 0,05), dengan

40
demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kontrol diri dan

kecemasan jauh dari smartphone (nomophobia) adalah linier.

2. (Aldianita & Maryatmi, 2019) yang berjudul “ hubungan kontrol diri dan

perilaku impulsif dengan nomophobia pada remaja pengguna Instagram di

kelas xi ips sman 31 jakarta timur” Menunjukkan hasil bahwa Terdapat

hubungan yang signifikan dengan arah negatif antara kontrol diri dengan

nomophobia pada remaja pengguna Instagram di kelas XI SMAN 31

Jakarta Timur.

3. (Muna & Astuti, 2014) yang berjudul ’ ’hubungan antara kontrol diri

dengan kecenderungan kecanduan media sosial pada remaja akhir’’ Hasil

penelitian mengenai hubungan antara kontrol diri dengan kecenderungan

kecanduan media sosial pada remaja akhir menunjukkan adanya

sumbangan efektif sebesar 15,1% yang diberikan kontrol diri terhadap

kecenderungan kecanduan, sedangkan sisanya 84,9 % dipengaruhi oleh

faktor lain.

4. (Aprilia, 2020) yang memiliki judul “Pengaruh Kesepian dan Kontrol Diri

Terhadap Kecenderungan Ketergantungan Terhadap Ponsel” yakni

menunjukkan hasil bahwa pengendalian diri dengan kecenderungan

nomophobia menunjukkan nilai C.R. adalah -7.059 ≥ 1.96 dan nilai P

sebesar 0.000

Dari beberapa penelitian terkait di atas dapat di simpulkan bahwa self

control merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya

41
nomophobia , menurut (Ghufron & Risnawati, 2016) menyatakan bahwa semakin

bertambahnya usia seseorang, maka semakin baik kemampuan mengontrol

dirinya. Wan dan Chiou (2006) juga mengungkapkan bahwa selain motivasi dan

kebutuhan psikologis, kontrol diri. Selain itu dari penelitian yang dilakukan oleh

Karuniawan dan Cahyanti (2013) menunjukkan bahwa self control memiliki

peranan penting dalam mengontrol penggunaan smartphone agar tidak berlebihan.

Widiana, Retnowati, dan Hidayat, (2004) mengungkapkan bahwa individu yang

memiliki self control yang tinggi akan menggunakan internet (merupakan salah

satu fitur pada smartphone) secara sehat dan sesuai dengan kebutuhannya

sehingga tidak terjadi kecanduan.

2.3.6 Dampak Nomophobia Terhadap Smartphone.

(Rahayuningrum & Sary, 2019) beberapa dampak bagi kesehatan yang

bisa terjadi ketika seseorang terlau sering menggunakan telepon genggam mereka

sebagai berikut :

a) Risiko Kanker tinggi

Telepon genggam dapat meningkatkan resiko kanker pada

manusia, terutama tumor otak. Pada tahun 2011, Badan Internasional

untuk Penelitian Kanker mengelompokkan medan elektromagnetik

frekuensi radio, yang dipancarkan oleh telepon genggam, sebagai

"karsinogenik bagi manusia."

b) Lebih rendah jumlah sperma

Studi dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa pria

42
yang membawa telepon genggam di saku mereka atau pada sabuk cenderung

memiliki jumlah sperma yang lebih rendah dan lebih aktif.

c) Carpal Tunnel Syndrome

Mengetik yang berlebihan dalam beberapa kasus menyebabkan

carpal tunnel syndrome, yang merupakan kondisi tangan yang sakit atau

nyeri akibat saraf terjepit di pergelangan tangan.

d) Risiko tinggi dalam Kecelakaan

Studi menunjukkan bahwa penggunaan telepon genggam

meningkatkan risiko kecelakaan mobil antara orang-orang. Mengetik atau

berbicara di telepon genggam dianggap sebagai penyebab kecelakaan di

jalan dalam banyak kasus selama bertahun tahun.

e) Text Neck

Text neck dan sekitarnya seperti bahu atau sakit kepala yang

disebabkan oleh postur tubuh yang tegang saat melihat ke bawah pada

layar ponsel Anda dan mengetik untuk waktu yang lama. Istilah ini

diciptakan oleh Dr Dean Fishman, seorang chiropractor di Florida, AS.

(Subagijo, 2020) orang yang mengalami nomophobia satu titik akan menuai

dampak negatif pada dirinya. Siapapun dapat mengalami berbagai dampak negatif

ini pada dirinya. Dampak itu bukan hanya terjadi secara fisik, melainkan juga

dapat menimpa seseorang secara psikis. Berikut ini dampak negatif dari

kecanduan smartphone :

Dampak Fisik :

43
a. Masalah pada mata.

Akibat terlalu lama menatap layar gadget, mata seseorang bisa

menjadi bermasalah. Adapun masalah pada mata yang beresiko terjadi

pada pecandu smartphone, antara lain mata lelah, mata kering dan

pengelihatan terganggu.

b. Nyeri di bagian tubuh tertentu.

Postur orang yang menggunakan smartphone biasanya akan sering

menunduk, dengan leher tertekuk, tangang yang memegang smartphone,

serta jari-jari yang tidak berhenti menggeser layar atau mengetik.

Akibatnya, seseorang yang mengalami nomophobia ini rentan mengalami

sakit leher, nyeri bahu, serta nyeri pada jari-jari dan pergelangan tangan.

c. Infeksi.

Layar smartphone adalah sarangnya jutaan kuman karena penggguna

smarphone sering kali menyentuh layar smartphone setelah memegang

atau menyentuh barang-barang atau benda-benda lain yang tidak selalu

bersih. Sayangnya, tidak banyak orang yang menyadari hal ini, termasuk

untuk membersihkan layar smartphone-nya secara rutin.

d. Kurang tidur.

Pecandu smartphone sering kali rela mengorbankan apapun demi

keasyikan menggunakan smartphone, termasuk waktu tidurnya.

Akibatnya, tak jarang mereka rela bergadang sehingga kualitas dan waktu

44
tidurnya berkurang. Jika hal ini dibiarkan berkepanjangan, hal ini dapat

menyebabkan gangguan tidur dan bisa meningkatkan resiko terjadinya

obesitas, diabetes, penyakit jantung, bahkan infertilitas.

Dampak Psikis :

Seseorang yang kecanduan smarphone tak hanya mengalami

masalah fisik, tetapi juga dapat menyebabkan masalah gangguan

psikisnya, yaitu :

a. Sulit fokus atau berkonsentrasi ketika belajar atau bekerja, karena

konsentrasinya terbagi dengan smartphonenya atau karena kurang tidur.

b. Masalah dalam hubungan sosial, baik dengan keluarga, teman, rekan kerja,

atau pasangan, mengingat pecandu smartphone lebih sering nyaman

melihat smartphone-nya daripada memperhatikan lawan bicaranya.

c. Menjadi lebih mudah marah dan panik, terutama bila jauh dari

smartphone-nya (misalnya ketika di pinjam orang lain, atau hilang).

d. Sering merasa kesepian karena berjam-jam menghabiskan waktu tanpa

bersosialisai dengan orang lain. Hal ini dapat meningkatkan resiko

terjadinya depresi dan gangguan kecemasan.

Dapat disimpulkan bahwa mereka sering sekali menghabiskan waktu

mengecek layar ponsel. Kebanyakan orang berfikir bahwa ketergantungan

terhadap ponsel pintar atau yang biasa kita sebut smartphone bukan merupakan

sebuah permasalahan yang dianggap serius. Padahal ada beberapa efek cukup

45
berbahaya yang ditimbulkan oleh nomophobia ini jika tidak segera di tangani

ataupun dicegah. Berikut ini adalah beberapa efek negatif dari nomophobia yang

berhasil peneliti rangkum (Hafni, 2018)

a) Stres

Penderita nomophobia memiliki kecenderungan terhadap tingkat

stres yang cukup tinggi. Tingkat stres ini lah yang kemudian menjadikan

tingkat emosional yang dimiliki oleh seseorang tidak stabil dan mudah

emosi.

b) Kurang Fokus

Sesorang yang sudah mengalami nomophobia memiliki

ketergantungsn dengan gadget yang sangat kuat. Hal ini lah yang

menyebabkan pikiran orang tersebut akan selalu fokus dengan gadgetnya,

meskipun dia sedang melakukan aktifitas lain.

c) Anti Sosial

Penderita nomophobia menghabiskan lebih banyak waktu dengan

membuka jejaring sosial atau bermain di ponsel pintarnya. Mereka akan

terjebak dengan kebahagiaan yang mereka dapatkan di dunia maya.

Penderita Nomophobia lebih mementingkan interaksi di dunia maya

dibanding dengan komunikasi face to face dengan teman di dunia nyata.

d) Insomnia

Salah satu efek stres akibat nomophobia bisa diekspresikan dalam

bentuk gejala insomnia. Rasa tidak mau berpisah dengan ponsel pintar

46
memberi instruksi kepada otak untuk terus menerus memikirkannya

sehingga mengusir rasa kantuk. Penderita nomophobia biasanya tidak bisa

jauh dari telepon genggam ketika akan tidur.

2.3.7 Pencegahan Nomophobia Terhadap Smartphone

Dalam upaya pencegahan penyakit nomophobia pada generasi milenial,

peran aktif dari keluarga sangat diperlukan. Upaya-upaya pencegahan tersebut

dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :

1. Terapkan sistem jam malam mulai pukul 22.00 hingga 04.00. Gunakan

waktu itu untuk beristirahat. Anda dapat menggunakan aplikasi Liva,

Forrest App, dll. untuk mengatur jam malam saat menggunakan

smartphone.

2. Terapkan sistem kekerabatan antar teman. Berkumpullah bersama teman-

teman dan tinggalkan smartphone anda untuk sementara waktu.

Menurut (Subagijo, 2020) dampak negative dari nomophobia baik dari sisi

fisik dan psikis tentunya tidak kita harapkan terjadi pada diri kita sendiri.

Untuk itu, penting untuk setiap orang melakukan intropeksi diri sejauh mana

kebiasaanya menggunakan smartphone dalam kehidupan sehari hari. Jika

ternyata sudah masuk dalam kategori nomophobia sebaiknya, penting untuk

melakukan langkah-langkah berikut :

1. Batasi waktu : Atur dan batasi waktu penggunaan smartphone,

misalnya maksimal dua atau tiga jam sehari. Jika mengharuskan

47
menggunakan smartphone dalam suatu pekerjaan, cobalah mencari

aktivitas lain yang tidak menggunakan smartphone setelah

melakukan pekerjaan tersebut.

2. Area no smartphone : Tentukan area bebas smartphone di rumah

kita, misalnya tidak menggunakan smartphone ketika berada di

kamar mandi, dapur, atau kamar tidur.

3. Stop gunakan smartphone bersamaan dengan aktivita penting

lainnya : Tidak menggunakan smartphone ketika sedang memasak,

berjalan, apalagi saat mengoperasikan kendaraan bermotor.

4. Sepakati aturan no smartphone : Buat aturan di keluarga untuk

tidak menggunakan smartphone ketika sedang makan bersama atau

saat ada acara keluarga.

5. Tentukan alternative kegiatan selain smartphone : Ganti waktu

penggunaan smartphone dengan aktifitas lainnya yang lebih sehat,

misalnya berolahraga atau membaca buku.

Tujuan dan manfaat melakukan pencegahan dari menerapkan dua cara

tersebut, Anda dapat memiliki jam istirahat yang relatif normal, dapat meluangkan

waktu untuk berinteraksi sosial, dan melatih diri untuk menahan penggunaan

smartphone secara berlebihan Karena kejadian nomophobia ini banyak

menimbulkan hal-hal yang bersifat negatif.

48
dalam upaya pencegahan menurut (Saintif.com, n.d.) ada beberapa hal yang

dapat kita lakukan untuk menghindari damapak dari nomophobia yaitu :

a) Mencari waktu tertentu untuk memutuskan jaringan

b) Memberi perhatian lebih besar pada kehidupan nyata

dibandingan dunia maya.

c) Memberi batas informasi yang kita perlukan.

d) Lebih banyak bersosialisasi dalam kehidupan nyata.

2.3.8 Pengukuran Nomophobia Terhadap Smartphone.

Kecenderungan kejadian tinggi rendahya individu yang mengalami

nomophobia dapat dilihat dari tinggi rendahnya skor, semakin tinggi skor yang

diperoleh maka semakin tinggi tingkat kecenderungan mengalami nomophobia.

Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah

kecenderungan mengalami nomophobia. Skor perilaku nomophobia diperoleh

melalui nomophobia questionnaire yang harus dijawab dan diisi oleh subjek.

Kuesioner ini terbagi menjadi 20 pernyataan yang dikelompokkan menjadi empat

dimensi .Variabel nomophobia menggunakan Skala yang di adaptasi dari No

Mobilephone Phobia Questionnaire (NMP-Q) yang dikembangkan oleh

(Yildirim et al., 2015). Skala ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh

(Lestari, 2017). Aspek – aspek nomophobia terdiri dari 4 aspek yaitu :

a) Not being able to communicate (Tidak dapat berkomunikasi)

b) Losing connectedness ( Kehilangan konektivitas )

c) Not being able to acces information (Tidak dapat mengakses

49
informasi )

d) Giving up convenience ( Kehilangan rasa nyaman )

e) Subjek diminta untuk menanggapi pernyataan pernyataan yang telah

diajukan dalam skala tersebut dengan memilih salah satu jawaban dari

Lima macam pilihan yang diajukan, yaitu selalu = 5, sering = 4, kadang-

kadang = 3, jarang = 2, tidak pernah =1 .

50
Tabel 2.2 Blue Print
Nomophobia

No Aspek Fovorable Jumlah

Pertanyaan

Not being able to 10, 11, 12, 13, 6

1 communicate 14, 15

2. Losing 16, 17, 18, 19, 20 5

connectedness

Not being able to access 1, 2, 3, 4 4

.3. information

4. Giving up Convenience 5, 6, 7, 8, 9 5

Total Item : 20

2.3.9 Rumus Pengukuran Nomophobia Terhadap Smartphone

Penilaian yang di gunakan dan di lakukan dalam penelitian yaitu dengan

cara membandingkan jumlah skor jawab dengan skor yang di harapkan (

Teringgi) kemudian di kalikan 100% yang hasilnya nanti akan berupa presentase

menurut Sudijono, 2006 dalam jurnal (Kusmawati, 2011). Rumus yang digunakan

51
adalah :

52
Penilaian yang di gunakan dan di lakukan dalam penelitian yaitu dengan

cara membandingkan jumlah skor jawab dengan skor yang di harapkan (

Teringgi) kemudian di kalikan 100% yang hasilnya nanti akan berupa presentase

menurut Sudijono, 2006 dalam jurnal (Kusmawati, 2011). Rumus yang digunakan

adalah :

Gambar 2.2 Rumus Perhitungan Nomophobia

P : Prosentase nilai

SP : Skoring yang di peroleh dari responden

SM : Skor maksimal yang di peroleh.

2.3.10 Kriteria Nomophobia Terhadap Smartphone

Menurut (Yildirim et al., 2015) terdapat beberapa criteria dari nomophobia

yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.3 Kriteria Nomophobia Smartphone


Rentang Angka Kategori

1) < 36,01 Sangat Rendah

2) 36,01 - 52,01 Rendah

53
3) 52,01 - 67,99 Sedang

4) 67,99 - 83,99 Tinggi

5) > 83,99 Sangat Tinggi

2.3.11 Hubungan Self Control dan Nomophobia.

Self control merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam membentuk

perilaku setiap individu. Menurut J. P. Chaplin Self Control adalah “ kemampuan

untuk membimbing tingkah laku sendiri kemampuan untuk menekan atau

merintangi impuls-impuls atau tingkah laku impulsif” . Self control merupakan

salah satu hal yang dapat menjadi sebuah coping individu untuk menghidari

kecemasan jauh dari smartphone atau yang biasa kita sebut nomophobia. Self

control merupakan salah satu faktor yang menyebabkan nomophobia. Hal ini

dibuktikan dengan adanya hasil penelitian (Asih & Fauziah, 2017) yang

menunjukan bahwa self control merupakan faktor yang memberikan sumbangan

efektif sebesar 4,3% pada nomophobia.

Rendahnya self control menjadi salah satu penyebab individu mengalami

nomophobia. Self control dapat menjadi pengendalian diri individu. Individu yang

memiliki self control baik tidak akan mudah untuk menjadi smartphone addict

atau seseorang dengan kecanduan smartphone. Aspek kontrol perilaku dalam

kontrol diri juga berpengaruh terhadap nomophobia. Berdasarkan penelitian yang

ada individu yang memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan baik akan

mencegah perilaku penggunaan smartphone secara berlebihan.

54
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa self control

memiliki peran yang penting yang dapat mengendalikan pernggunaan smartphone

yang berlebihan, dan dapat mengontrol emosi atas perasaan cemas dan gelisah

ketika seseorang berada jauh dari smartphone-nya atau ketika tidak bisa

menggunakannya (Nomophobia).

2.4 Kerangka Teori

Kerangka teoritis adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan sebagai

landasan berfikir untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan

kata lain untuk mendiskripsikan kerangka referensi atau teori yang digunakan

untuk mengkaji permasalahan.

Menurut Bivin et al, 2013 dalam (Mulyar & B.K, 2016) mengungkapkan

bahwa smartphone menjadi salah satu masalah ketergantungan terbesar akan

smartphone karena penggunanya akan merasa cemas ketika jauh dari smartphone

(Nomophobia) Sehingga semakin sering penggunaan smartphone dalam

kehidupan sehari-hari maka semakin tinggi pula tingkat kecemasan yang dialami

pengguna ketika mereka tidak dapat mengakses smartphone atau ketika mereka

jauh dari smartphone. Hal tersebut karena kurangnya self control individu dalam

menggunakan smartphone yang dapat menyebabkan penggunanya merasa

ketergantungan dengan smartphone dan merasa cemas ketika tidak menggunakan

smartphone.

55
56
Tabel 2.4 Kerangka Teori Hubungan Self Control Dengan Kejadian Nomophobia Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII
di MtsN 3 Pasuruan

Siswa kelas VIII di MTSN 3

Pasuruan Over Control

Positif jika skor mean


(Marsela & Supriatna, 2019) Faktor Faktor Self Control
Self control : T ≥50
Appropriate
merupakan salah satu
1. Faktor internal : usia & kematangan, gaya
control
potensi yang dapat dikembangkan
berkomunikasi Negative jika skor
dan digunakan individu selama Under control
2. Faktor eksternal : keluarga, mean T ≤ 50

lingkungan keluarga, orang tua menentukan

bagaimana kemampuan mengontrol diri. Suatu kecenderungan


individu untuk melepaskan
implus secara bebas tanpa
perhitungan yang matang.

59
Faktor faktor yang meyebabkan
nomophobia menurut (Putri, 2019)
a. Faktor Internal : Tingkat
sensation seeking yang tinggi, Self-
esteem rendah, self control rendah
Nomophobia
b.Faktor Situasional :
adalah perasaan cemas,
menggambarkan tentang situasi
gelisah, khawatir atau takut
psikologis yang mengarah pada keadaan saat berada jauh dari
penggunaan smartphone seperti stress, smartphone yang diakibatkan
karena efek samping dari
sedih, kesepian, kecemasan,kejenuhan
penggunaan smartphone
belajar, yang berlebihan.
c.Faktor Sosial : kebutuhan
berinteraksi & menjaga hubungan Rendah Sedang
dengan orang lain Sangat Tinggi Sangat tinggi
44-56 57- 68
rendah 25-43 69 - 81
82- 100

60
Gambar 2.3 Kerangka teori hubungan self control dengan kejadian nomophobia di kalangan siswa kelas VIII MTSN
3
Pasuruan

61
2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan gambaran dari arahan asumsi mengenai

variabel-variabel yang akan diteliti, atau memiliki arti hasil sebuah sintesisi dari

proses berfikir dedukatif maupun induktif kemudian dengan kemampuan kreatif

dan inovatif diakhiri konsep atau ide baru.

62
Tabel 2.5 Kerangka Teori Hubungan Self Control Dengan Kejadian
Nomophobia Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MtsN 3 Pasuruan

Seluruh Remaja kelas VIII di MTSN 3

Pasuruan yang berumur 13-15 tahun


Faktor- faktor yang
mempengaruhi self
control : Self Control

1. Faktor internal 1. Kontrol perilaku


2. Kontrol Keputusan
2. Faktor Eksternal 3. Kontrol kognitif

Positif jika skor mean T ≥50 Negative jika skor mean T ≤ 50

Faktor-faktor
Nomophobia : Kejadian Nomophobia :
1. Self Control rendah. 1. Tidak bisa berkomunikasi
2. Faktor internal 2. Kehilangan Konektivitas
3. Tidak dapat mengakses informasi
3. Faktor Eksternal
4. Kehilangan rasa nyaman
4. Faktor situasional
5. Faktor sosial Terjadi Tidak Terjadi
Nomophobia nomophobia

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Keterangan : Di Teliti
Tidak di Teliti

63
2.6 Hipotesis

Menurut (Masturoh & Nauri Anggita, 2018) Hipotesis berasal dari kata

hupo dan thesis, hupo artinya sementara kebenarannya dan thesis artinya

pernyataan atau teori, jadi hipotesis adalah pernyataan sementara yang akan diuji

kebenarannya. Hipotesis ini merupakan jawaban sementara berdasarkan pada teori

yang belum dibuktikan dengan data atau fakta. Pembuktian dilakukan dengan

pengujian hipotesis melalui uji statistik. Dalam hal ini hipotesis menjadi panduan

dalam menganalisis hasil penelitian, sementara hasil penelitian harus dapat

menjawab tujuan penelitian terutama tujuan khusus, jadi sebelum merumuskan

hipotesis harus dilihat dulu tujuan penelitiannya. Hasil pengujian yang diperoleh

dapat disimpulkan benar atau salah, berhubungan atau tidak, diterima atau ditolak.

Hasil akhir penelitian tersebut merupakan kesimpulan penelitian sebagai

generalisasi dan representasi dari populasi secara keseluruhan.

Fungsi Hipotesis dalam penelitian:

a) Mengarahkan dalam mengidentifikasi variable-variabel yang akan

diteliti.

b) Memberikan batasan penelitian.

c) Lebih fokus dan memberikan arah dalam pengumpulan data.

d) Sebagai panduan dalam pengujian hipotesis melalui uji statistik

yang sesuai.

64
Ciri-ciri hipotesis:

a) Hipotesis dibuat sederhana dan jelas serta ada batasannya.

b) Dinyatakan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan.

c) Berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang akan diteliti.

d) Terdiri dari variable-variabel yang dapat diukur sehingga dapat

dilakukan pengujian.

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

H0 : Tidak ada hubungan jika self control yang dimiliki oleh setiap

individu tinggi dengan kejadian nomophobia di kalangan siswa

kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan.

H1 : Ada hubungan jika self control yang dimiliki oleh individu rendah

dengan kejadian nomophobia di kalangan siswa kelas VIII di

MTSN 3 Pasuruan.

65
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah usaha untuk menjawab permasalahan, membuat suatu

yang masuk akal. Memahami peraturan, dan memprediksikan keadaan dimasa

yang akan datang. (Setiadi, 2013). Pada bab ini akan disajikan: (1) Desain

penelitian, (2) Populasi, sampling dan sampel, (3) Identifikasi Variabel dan

Definisi Operasional, (4) Pengumpulan data, (5) Pengolahan data, dan (6) Etika

penelitian.

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kuantitatif, karena penelitian kuantitatif ini menekankan pada data- data

berupa angka yang dikumpulkan dengan metode analisis statistika. Jenis

penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan

cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan arah hubungan

yang ada diantara dua variabel dan dikarenakan diukur hanya pada satu waktu saja

(Saifudin, 2017). Dengan jenis penelitian kuantitatif bentuk korelasional, peneliti

dapat memperoleh informasi dan data mengenai hubungan timbal balik antara dua

variabel yaitu hubungan antara variabel self control dengan variabel kejadian

nomophobia. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis dalam statistik yang

digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif.

Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan sebab

akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja. Dua variabel dikatakan

66
berkolerasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan

pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi positif)

atau berlawanan (korelasi negatif).

Sedangkan pendekatan cross sectional menurut (Irmawartini et al., 2017)

Penelitian cross sectional adalah yang sering disebut juga penelitian transversal,

merupakan penelitian epidemiologi yang paling sering dikerjakan pada bidang

kesehatan. Pendekatan ini dalam rangka memepelajari dinamika korelasi antara

faktor-faktor risiko dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan

tertentu dengan model pendekatan point time. Study cross sectional ditandai

dengan ciri-ciri bahwa pengukuran variabel bebas (faktor risiko) dan variabel

tergantung (efek) dilakukan secara simultan atau pada saat yang bersamaan.

Variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan efek diobservasi sekaligus pada

saat yang sama. Pengertian saat yang sama disini bukan berarti pada satu saat

observasi dilakukan pada semua subjek untuk semua variabel, tetapi tiap subjek

hanya diobservasi satu kali saja, dan faktor risiko dan efek diukur menurut

keadaan atau status waktu diobservasi.

3.2 Populasi, Sampel dan Sampling

3.2.1 Populasi

Populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang

sama dan menjadi objek inferensi, Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua

konsep dasar, populasi sebagai keseluruhan data, baik nyata maupun imajiner, dan

sampel, sebagai bagian dari populasi yang digunakan untuk melakukan inferensi

(pendekatan/penggambaran) terhadap populasi tempatnya berasal. Menurut

67
(Sugiyono, 2018) mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII di MTSN 3

Pasuruan dengan jumlah siswa kurang lebih 159 orang dan terdiri dari 5 kelas.

3.2.2 Sampling

(Sugiyono, 2018) sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik Nonprobability sampling, yaitu teknik yang tidak

memberikan kesempatan atau peluang yang sama pada setiap anggota populasi

untuk dipilih sebagai sampel. Terdapat juga beberapa macam dalam teknik

sampling ini, dan teknik yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik

“purposive sampling” .

Teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang

dilakukan atas dasar pertimbangan peneliti semata yang menganggap bahwa

unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.

Teknik ini digunakan jika seorang peneliti telah mengenal betul populasi yang

akan diteliti. Dengan demikian, sampel tersebut akan representatif terhadap

populasi yang sedang diteliti (Surahman et al., 2016)

68
3.2.3 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan. Penelitian dengan

menggunakan sampel lebih menguntungkan dibandingkan dengan penelitian

menggunakan populasi karena penelitian dengan menggunakan sampel lebih

menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Dalam menentukan sampel, langkah awal

yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau menentukan populasi

target (Masturoh & Nauri Anggita, 2018). Pengertian sampel menurut (Sugiyono,

2018) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul

representative (mewakili). Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang

akan diambil dari suatu populasi. Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

1. Kriteria inklusi :

Menurut (Masturoh & Nauri Anggita, 2018) Kriteria inklusi

adalah kriteria yang akan menyaring anggota populasi menjadi sampel

yang memenuhi kriteria secara teori yang sesuai dan terkait dengan

topik dan kondisi penelitian. Atau dengan kata lain, kriteria inklusi

merupakan ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi

yang dapat diambil sebagai sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian

ini adalah:

69
a. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani

informed consent yang sudah disediakan peneliti.

b. Semua siswa kelas VIII yang berumur 13-15 tahun.

c. Sedang tidak sakit dan dapat mengikuti penelitian.

d. Remaja yang bisa di hubungi dan dapat mengikuti

penelitian yang di lakukan atau kooperatif terhadap

penelitian yang di lakukan.

2. Kriteria ekslusi :

Menurut (Masturoh & Nauri Anggita, 2018) Kriteria

ekslusi adalah kriteria yang dapat digunakan untuk mengeluarkan

anggota sampel dari kriteria inklusi atau dengan kata lain ciri-ciri

anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel. Kriteria

ekslusi dalam penelitian ini adalah :

a. Siswa kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan yang tidak bersedia

mengisi google from meskipun sudah dihubungi sebanyak 3x.

b. Memiliki riwayat penyakit yang dapat mempengaruhi

keterlambatan berfikir, perkembangan bicara dan gerak.

3.3 Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan

merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris

atau ditentukan tingkatannya. Dalam terminologi metodologi, dikenal beberapa

70
macam variabel penelitian. Berdasarkan hubungan antara satu variabel dengan

variabel yang lain, maka macam-macam variabel penelitian dapat dibedakan

antara lain variabel bebas, variabel tergantung, variabel moderat, variabel kontrol,

dan variabel perancu. (Setiadi, 2013). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,

yaitu :

3.3.1 Variabel Independen (Bebas)

Menurut (Sugiyono, 2018) variabel bebas (independen) adalah

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat (dependen), yang disimbolkan dengan simbol

(X). Variable independen dalam penelitian ini adalah self control pada

siswa kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan.

3.3.2 Variabel Dependen (Terikat/ Tergantung)

menurut (Sugiyono, 2018) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, yang disimbolkan

dengan simbol (Y) variable dependent pada penelitian ini adalah kejadian

nomophobia pada siswa kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan.

3.3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38)

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki

variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-variabel penelitian harus

71
dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data. Dalam

penelitian ini, definisi operasional variabelnya adalah sebagai berikut :

Tabel Definisi Operasional Hubungan Self Control Dengan Kejadian


Nomophobia Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MtsN 3
Pasuruan

No Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala Kriteria

Operasional

1 self control kemampuan a. Kemampuan Kuesioner Ordinal. 1) Positif jika skor


mean T ≥50
Pada siswa untuk invidu dalam
Self Control 2) Negative jika
kelas VIII di mrngontrol diri mengendalikan
Scale (SCS) skor mean T ≤
MTSN 3 sendiri pada situasi atau keadaan
50
Pasuruan siswa kelas
b. Kemampuan
VIII di MTSN
individu untuk
3 Pasuruan.
menerima atau

menolak stimulus

c. Kemampuan

individu dalam

mengantisipasi

peristiwa

72
berdasarkan

informasi yang

dimiliki.

d. Kemampuan

individu dalam

menafsirkan

2. Kejadian merupakan 1. Merasa cemas Kuisioner Ordinal


1. < 36,01 = sangat
Nomophobia perasaan takut saat tidak NMP-Q
rendah
Terhadap ketika berada dapat
(Nomophobia
2. 34,01-52,01 =
Smartphone jauh dari menghubungi
Quisttioner)
Rendah
di kalangan smartphone dan dihubungi

siswa kelas orang lain. 3. 52,01-67,99 =

VIIII MTSN Sedang


2. Individu sangat
3 Pasuruan
membutuhkan 4. 67,99-83,99 =

jaringan tinggi

koneksi
5. .83,99 = sangat
internet
tinggi

3. Individu

mendapatkan

banyak

keuntungan

saat

73
menggunakan

smartphone.

4. Perasaan tidak

nyaman ketika

tidak dapat

mengambil

atau mencari

informasi

melalui

smartphone.

74
3.4 Prosedur Penelitian

1) Penelitian ini di mulai dari peneliti di lakukan pada tanggal 24 November

2020 ke pembimbing dan melakukan bimbingan pada tanggal 30

November 2020.

2) Setelah judul di setujui oleh pembimbing yang berkaitan, peneliti

menyerahkan judul kepada prodi S1 Keperawatan pada tanggal 5

Desember 2020 Setelah judul di berikan ke prodi peneliti Menunggu ACC

judul dari prodi

3) Setelah judul di ACC oleh prodi pada tanggal 7 Desember 2020 peneliti

meminta surat izin dari prodi untuk melakukan penelitian di MTSN 3

Pasuruan di Desa Lumbangrejo Kecamatan Prigen.

4) Setelah mendapatkan surat izin dari prodi peneliti meminta izin kepada

tempat penelitian atau institusi pendidikan terkait untuk melakukan

penelitian terhadap siswanya pada tanggal 17 Februari 2021.

5) Kemudian pihak sekolah memberikan izin agar peneliti dapat melakukan

penelitian pada tanggal 23 Februari 2021.

75
6) Selanjutnya peneliti menentukan populasi dalam penelitian ini

bahwasannya populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII di

MTSN 3 Pasuruan yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah keseluruhan

siswa ada 150 orang.

7) Setelah menentukan populasi yang akan dijadikan responden, peneliti

menemui TU sekolah untuk mengkoordinasikan ke wali kelas masing

masing kelas untuk menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian yang akan

di lakukan pada tanggal 3 April 2021.

8) Setelah menentukan kontrak waktu untuk bertemu dengan wali kelas tiap

masing-masing kelas peneliti menjelaskan tujuan penelitian,waktu

penelitian, kemudian meminta tolong wali kelas untuk mengkoordinir tiap

kelas agar dapat segera bergabung k e dalam grub penelitian yang telah

dibuat oleh peneliti 3 April 2021.

9) Selanjutnya peneliti mengumpulkan data atau kontak nomor handphone

dari beberapa responden setelah melalui koordinasi dari wali kelas dari

masing-masing kelas di karenakan pada saat melakukan penelitian ada

pandemi Covid-19 peneliti mulai mengumpulkan kontak padal 3 April

2021.

10) Selanjutnya peneliti membuat kontrak dengan responden untuk

memberikan penjelasan serta memberikan pengarahan mengenai penelitian

yang akan di lakukan pada tanggal 5 April 2021.

76
11) Setelah menyebutkan penjelasan serta memberikan pengarahan mengenai

penelitian yang akan di lakukan peneliti membagikan power point dan

video pada tanggal 5 April 2021 tujuan penelitian,kontrak waktu dan juga

apa saja data yang akan di ambil sebelumnya peneliti bertanya kepada

responden apakah bersedia mengikuti penelitian dan menjadi reponden

dalam penelitian ini atau tidak.

12) Setelah responden menyetujui bahwa mereka akan menjadi responden

kemudian peneliti membagikan google from yang berisi tanda tangan

persetujuan dari responden untuk mengambil data lebih lanjut pada tanggal

5 April 2021.

13) Selanjutnya setelah responden melakukan tanda tangan persetujuan

peneliti memberikan arahan untuk mengisi google from yang berisi data

umum responden serta menjelaskan bagaimana cara mengisinya pada

tanggal 5 april pukul 19:07 .

14) Selanjutnya peneliti mengingatkan lagi kepada responden yang belum

mengisi google from agar segera mengisi google from yang berisi infrom

content dan data umum agar peneliti dapat melanjutkan ke proses

selanjutnya untuk mengambil data tentang google from self control tetapi

sebelumnya peneliti melalukan pemeriksaan untuk menentukan sampling

yaitu purposive sampling dengan menggunakan criteria inklusi sebagai

sampel dalam peneliti yang akan di gunakan .

77
15) Sampel terkumpul sebanyak 148 responden, hal ini di sebabkan ada 4

responden yang tidak kooperatif sehingga tidak memenuhi kriteria inklusi

yang telah di tetapkan oleh peneliti, kemudian sebanyak 5 siswa sudah di

nyatakan tidak aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar.

16) Setelah data umum terkumpul peneliti lanjut membagikan google from

yang berisi kuisioner self control kepada responden pada tanggal 6 april

2021.

17) Selanjutnya peneliti membagikan google from yang berisi nomophobia

kepada responden pada tanggal 7 april 2021.

18) Setelah kuisioner di bagikan peneliti melakukan pengecekan untuk

memastikan bahwa responden sudah mengisi semua .

19) Setelah data terkumpul peneliti melakukan editing penulisan, sesuai

dengan data yang sudah terkumpul dari 148 responden

78
3.5 Kerangka Kerja.

Tabel 3.2 Kerangka Teori Hubungan Self Control Dengan


Kejadian Nomophobia Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MtsN
3 Pasuruan

Populasi :

Seluruh siswa kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan sebanyak 150 orang

Sampling :

menggunakan teknik noprobability sampling, yaitu dengan teknik purposive sampling

Sampel :

148 siswa kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan yang memenuhi syarat kriteria inklusi

Pengumpulan Data

Dengan mengisi kuisioner melalui aplikasi google from yang telah dibagikan

Analisa Data :
68
Setelah data terkumpul dan dilakukan pengolahan data melalui editing, coding, skoring dan
tabulating kemudian data di ujikan dengan menggunakan uji Kolerasi Spearman Rhow
Penyajian data :

Data yang telah terkumpul dan sudah dianalisis dalam bentuk distribusi frekuensi

Distribusi Hasil :

Terdapat hubungan negatif antara self control dengan kejadian nomophobia pada siswa kelas VIII di
MTSN 3 Pasuruan

3.6 Pengumpulan data

3.6.1 Instrumen

Instrumen penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu

dengan menggunakan angket (kuesioner) berupa pernyataan ataupun pertanyaan

secara tertulis untuk di jawab oleh responden (Sugiyono, 2012) dalam (Putri,

2019). Instrumen ini di ambil dari jurnal penelitian yang dilakukan oleh (Pitaloka,

2020) Sebelum peneliti melakukan peneletian, peneliti melakukan uji coba

kuisioner dengan menyebarkan kuisioner kepada 5 pilot project atau kepada 5

peserta yang akan di lakukan uji coba.

69
3.7 Validitas dan Reabilitas Alat Ukur.

3.7.1 Uji Validitas

menurut (Irmawartini et al., 2017) adalah indeks yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur betul-betul mengukur apa

yang perlu diukur. Jika suatu instrumen pengukuran sudah valid (sah)

berarti instrumen tersebut dapat mengukur benda dengan tepat sesuai

dengan apa yang ingin diukur. Dalam membuat instrumen penelitian

kita harus mengetahui apakah alat ukur yang akan kita gunakan dalam

penelitian mampu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dapat

dilakukan menggunakan SPSS dengan melihat hasil skor correlated

item-total correlation. Uji validitas alat ukur dalam penelitian ini

menggunakan validitas isi (content validity). Azwar (2014) dalam

(Pitaloka, 2020) menjelaskan validitas isi merupakan validitas yang

diperoleh melalui pengujian yang telah dilakukan oleh seseorang yang

profesional (profesional judgement).

3.7.2 Jenis - Jenis Validitas.

Menurut (Surahman et al., 2016) ada beberapa jenis validitas

instrumen pengumpul data dapat digolongkan beberapa jenis, yakni: validitas

konstruk, validitas isi, validitas prediktif, dan validitas rupa. Khusus untuk di

Indonesia terdapat satu validitas lain yang penting untuk diperhatikan ialah

validitas budaya.

1. Validitas konstruk.

70
Konstruk atau construct adalah kerangka dari suatu

konsep.

Contoh : seorang peneliti ingin mengukur konsep sehat.

Pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu apa saja

yang merupakan kerangka dari konsep sehat tersebut.

Dengan diketahuinya kerangka sehat itu, seorang peneliti

dapat menyusun tolok ukur operasional konsep tersebut.

2. Validitas isi

Validitas isi suatu instrumen pengukur ditentukan oleh

sejauh mana isi instrumen tersebut mewakili semua aspek yang

dianggap sebagai aspek kerangka konsep.

Contoh : misalnya seorang peneliti ingin mengukur

tindakan keluarga jika ada anggota keluarga yang sakit dengan

menanyakan jenis pengobatan yang digunakan. Jika

kemungkinan jawaban yang tersedia dalam kuesioner tidak

mencakup seluruh jenis pengobatan, maka kuesioner tersebut

tidak memiliki validitas isi

3. Validitas eksternal

Dalam penelitian sosial telah banyak instrumen pengukur

yang dikembangkan oleh para peneliti untuk mengukur gejala

sosial, dan instrumen tersebut sudah memiliki validitas.

71
Contoh : Untuk mengukur status ekonomi keluarga,

banyak cara yang dapat digunakan, misalnya penghasilan

keluarga, pemilikan barang berharga, jenis makanan yang

dikonsumsi, dan asupan energi dalam satuan kalori per hari.

Jika sekiranya terdapat korelasi yang tinggi diantara jenis

pengukuran tersebut, dapatlah dikatakan bahwa masing-masing

instrumen pengukuran status ekonomi keluarga sudah memiliki

validitas eksternal.

4. Validitas prediktif

Instrumen yang dikembangkan oleh peneliti seringkali

bertujuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa

datang.

Contoh : Contoh instrumen yang seperti itu adalah ujian

seleksi penerimaan mahasiswa baru. Ujian seleksi tersebut

adalah merupakan upaya untuk memprediksi apa yang terjadi

di masa datang. Peserta yang lulus ujian dengan nilai baik

diprediksi akan dapat mengikuti pelajaran di perguruan tinggi

dengan baik

5. Validitas budaya

Selain validitas seperti yang telah dikemukakan, ada jenis

validitas yang perlu diperhatikan yaitu validitas budaya.

Validitas budaya sangat penting untuk penelitian di negara

72
yang memiliki suku bangsa sangat bervariasi seperti Indonesia.

Validitas budaya juga akan menjadi penting ketika penelitian

dilakukan di beberapa negara dengan instrumen yang sama.

Suatu instrumen penelitian yang sudah valid di suatu negara

belum tentu valid pula di negara lain.

Contoh : kuesioner pengukur interaksi keluarga yang

dikembangkan di negara barat tidak sesuai jika digunakan di

Indonesia sebab konsep Barat mengenai keluarga selalu

didasarkan pada keluarga inti, nuclear family yang hanya

terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Sedangkan di Indonesia konsep

keluarga lazimnya didasarkan pada keluarga batih atau

extended family, yang tidak hanya terdiri dari ayah, ibu, dan

anak-anak tetapi juga keluarga dekat lainya.

Cara Mengukur Uji Validitas menurut (Irmawartini et al., 2017)

adalah :

dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-

masing item pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total diperoleh dari hasil

penjumlahan semua skor item. Skor masing-masing item haruslah berkorelasi

secara signifikan dengan skor totalnya. Validitas ini disebut dengan validitas

constrak (construct validity). Bila alat ukur sudah memiliki validitas konstrak

maka sudah dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut sudah valid. Dengan

73
menggunakan rumus koefisien korelasi product moment maka diperoleh nilai

koefisen korelasi sebagai berikut.

Gambar 3.1 Rumus Uji Validitas.

Pada instumen pengumpulan data yang termasuk nilai r hitung rendah

terdapat pada nomor 7 dan nomor 11 yang terdapat di dalam kuisioner Self

Control Karena memiliki nilai r nomor 7 = 220 dan nomor 11= 247. Namun pada

penelitian ini pernyataan tersebut tetap digunakan dan tidak di hapus dengan cara

memodifikasi pernyataan terserbut menjadi “ Ketika saya sedang melakukan

suatu pekerjaan, saya tidak akan terganggu dan tidak akan meninggalkan

pekerjaan saya untuk sesuatu yang menurut saya tidak penting dan hanya

merugikan saya.” Dan “ Ketika saya tidak menyukai sesuatu yang ada di orang

lain maka saya akan mengejek dan langsung memarahinya.” Selanjutnya dari 2

pernyataan ini peneliti melakukan uji validitas constent terhadap 5 orang dan

didapatkan nilai r untuk nomo 7 = 986 dan nomor 11= 943.

74
3.7.3 Uji Reliabilitas

(Irmawartini et al., 2017) menjelaskan Uji Reabilitas adalah indeks

yang menunjukkan sejauh mana suatu alat dapat dipercaya atau diandalkan.

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

alat pengukur yang sama. Maksudnya adalah dengan menggunakan alat ukur

yang sama dilakukan pengukuran berulang-ulang maka hasilnya tetap sama.

Uji reliabilitas alat ukur dari penelitian ini menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Koefisien reliabilitas yang angkanya berada antara rentang 0

sampai 1,00. Reliabilitas mendekati angka 25 1,00 berarti semakin tinggi

reliabilitasnya, sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0

berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2014) dalam (Pitaloka, 2020).

3.7.4 Teknik Perhitungan Reliabilitas

Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menghitung indeks

reliabilitas, yaitu:

a) teknik pengukuran ulang.

b) teknik belah dua.

c) teknik paralel.

.Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

75
suatu fenomena sosial (Putri, 2019) Lokasi dan Waktu Penelitian. Skala Likert

Menurut (Siregar et al., 2016) skala likert adalah skala yang dapat digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau

fenomena tertentu. Fenomena ini telah ditetapkan secara spesifik oleh penulis

yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Tabel 3.3 Skala Likert


No Simbol Keterangan Skor

1 SS Sangat Setuju 5

2 S Setuju 4

3 KS Kurang setuju 3

4 TS Tidak Setuju 2

5 STS Sangat Tidak Setuju 1

Kemudahan yang ada pada penyusunan skala likert harus diperhatikan

dengan hati-hati agar analisis lanjutan terhadap butir-butir respon tepat.

Permasalahan yang sering terjadi adalah kebingunan dalam penggolongan skala

likert ke dalam dua skala pengukuran yang berbeda yaitu diantara ordinal dan

interval.

3.7.5 Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di MTSN 3 Pasuruan desa Lumbangrejo

Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Waktu

76
dilakukannya penelitian ini yaitu pada tanggal 29 November 2020 sampai dengan

29 Mei 2021 di MTSN 3 Pasuruan Kabupaten Pasuruan.

3.8 Pengolahan Data

a) Editing :

Menurut (Masturoh & Nauri Anggita, 2018) Editing atau

penyuntingan data adalah tahapan dimana data yang sudah dikumpulkan

dari hasil pengisian kuesioner disunting kelengkapan jawabannya. Jika

pada tahapan penyuntingan ternyata ditemukan ketidaklengkapan dalam

pengisian jawaban, maka harus melakukan pengumpulan data ulang.

b) Coding :

Coding adalah kegiatan merubah data dalam bentuk huruf menjadi

data dalam bentuk angka/bilangan. Kode adalah simbol tertertu dalam

bentuk huruf atau angka untuk memberikan identitas data. Kode yang

diberikan dapat memiliki arti sebagai data kuantitatif (berbentuk skor)

(Masturoh & Nauri Anggita, 2018). Coding pada penelitian ini adalah

1. Data Umum

a. Nama Responden

Responden 1 = R1

Responden 2 = R2

Responden 3= R3

Dst...

77
b. Umur Responden :

13 Tahun : U1

14 Tahun :

U2 15 Tahun

: U3

c. Jenis Kelamin :

Laki – laki : L1

Perempuan : P1

d. Kelas :

Kelas A :

K1 Kelas B

: K2 Kelas

C : K3

Kelas D :

K4 Kelas E

: K5

e. Self Control :

Sangat Tinggi :

1 Tinggi :2

Sedang : 3

Rendah : 4

Sangat Rendah : 5

f. Nomophobia :

Sangat Tinggi :

78
5 Tinggi : 4

79
Sedang : 3

Rendah : 2

Sangat Rendah : 1

a) Scoring :

Scoring adalah kegiatan menjumlahkan nilai yang diperoleh dari

responden dari lembar pengumpulan data (Nursalam, 2017). Scoring pada

penelitian ini adalah :

1. Scoring pada self control sebagai berikut :

a) Skor item favourable

: SS (Sangat Sesuai )

: 5 S ( Sesuai ) 4

KS ( Kurang Setuju) :

3 TS ( Tidak Sesuai )

STS ( Sangat Tidak Sesuai : 1

b) Scoring item unfavourable

: SS ( Sangat Sesuai ) 1

S ( Sesuai ) 2

KS ( Kurang Setuju) 3

TS ( Tidak Sesuai ) 4

STS ( Sangat Tidak Sesuai ) : 5

80
Untuk mengukur self control dengan menggunakan skor T. Berikut

merupakan rumus penghitungan skor T :

dimana

Keterangan:

X : Skor responden

X : Mean skor kelompok

S : Standar deviasi kelompok

n : jumlah responden(Azwar, 2011)

Setelah didapatkan skor T, maka dilakukan penghitungan T mean yaitu

rata-rata nilai T dari seluruh responden yang dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

Kriteria self control


Rentang Angka Kategori
≥ 50 Positif

≤ 50 Negative

81
2. Scoring pada nomophobia hanya terdiri dari pertanyaan favourable :

a) Selalu 5

b) Sering 4

c) Kadang – kadang 3

d) Jarang 2

e) Tidak Pernah 1

Rumus yang digunakan untuk scoring nomophobia adalah sebagai berikut :

Keterangan :

P : Prosentase nilai

SP : Skoring yang di peroleh dari responden

SM : Skoring maksimal yang di peroleh

Kriteria penilaian kejadian nomophobia

Rentang Angka Kategori

1) < 36,01 Sangat Rendah

2) 36,01 - 52,01 Rendah

3) 52,01 - 67,99 Sedang

4) 67,99 - 83,99 Tinggi

82
5) > 83,99 Sangat Tinggi

b) Tabulating :

Tabulating (pentabulasian) merupakan tahap keempat yang

dilakukan setelah proses editing dan scoring. Kegiatan tabulating dalam

penelitian meliputi pengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian

kemudian dimasukkan ke dalam tabel-tabel yang telah ditentukan

berdasarkan kuesioner yang telah ditentukan skornya. Tahap terakhir yang

dilakukan dalam proses pengolahan data adalah entry data (memasukkan

data). Entry data yaitu suatu proses memasukkan data yang diperoleh

dengan menggunakan fasilitas komputer dengan menggunakan sistem atau

program SPSS

c) Analisa data :

Analisa uji statistik yang digunakan berdasarkan tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui adakah hubungan self control dengan kejadian

nomophobia, uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Kolerasi spearman rhow dengan bantuan menggunakan software SPSS

versi 22 for Windows. Asumsi yang digunakan adalah data terdistribusi

normal apabila T hitung lebih besar dari 1 tabel, maka H0 di tolak dan H1

di terima. Pada penelitian ini menggunakan nilai probability, jika p

(0,000) < α (0,05) maka H0 di tolak, jika p (0,000) > α (0,05) maka H0

di terima.

Syarat- Syarat Uji Kolerasi Spearman Rhow

83
a. Berdasarkan skala data yang di ambil adalah ordinal

b. Sampel bebas tidak berpasangan dengan tujuan penelitian kolerasi

c. terdapat 2 variabel dalam penelitian yaitu variabel dependen dan

variabel independen dengan jumlah tiap variabel adalah satu.

3.9 Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan komite etik dan

ijin penelitian dari Rumah Cemara dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip

etika penelitian yaitu The five right of human subjects in research (Polit & Beck

dalam Kurniawan, 2015) dalam (Rizka Amalia, 2016) lima hak tersebut adalah :

1. Respect for Autonomy

Partisipan memiliki hak untuk membuat keputusan secara sadar

untuk menerima atau menolak menjadi partisipan. Peneliti menjelaskan

kepada partisipan tentang proses penelitian yang meliputi wawancara

mendalam mendalam dengan direkam menggunakan voice recorder,

selanjutnya partisipan diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia

atau menolak berpartisipasi dalam penelitian.

2. Privacy atau dignity

Partisipan memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang mereka

lakukan dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol

kapan dan bagaimana informasi tentang mereka dibagi dengan orang lain.

Peneliti hanya melakukan wawancara pada waktu yang telah

84
disepakati dengan partisipan. Setting wawancara dibuat berdasarkan

pertimbangan terciptanya suasana santai, tenang dan kondusif serta tidak

diketahui oleh orang lain, kecuali keluarga partisipan dan petugas terkait

yang diijinkan oleh partisipan.

3. Anonymity dan Confidentialy

Peneliti menjelaskan kepada partisipan bahwa identitasnya

terjamin kerahasiaannya dengan menggunakan pengkodean sebagai

pengganti identitas dari partisipan. Selain itu peneliti menyimpan seluruh

dokumen hasil pengumpulan data berupa lembar persetujuan mengikuti

penelitian, biodata, hasil rekaman dan transkip wawancara dalam tempat

khusus yang hanya dapat diakses oleh peneliti. Semua bentuk data hanya

digunakan untuk keperluan proses analisis sampai penyusunan laporan

penelitian sehingga partisipan tidak perlu takut data yang bersifat rahasia

dan pribadi diketahui orang lain.

4. Justice

Peneliti memberikan kesempatan yang sama bagi pasien yang

memenuhi kriteria untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Selain itu,

peneliti memberikan kesempatan yang sama dengan partisipan untuk

mengungkapkan perasaannya baik sedih maupun senang dan

mengungkapkan seluruh pengalamannya terkait penelitian yang saat ini

sedang dilakukan.

5. Beneficence dan Nonmaleficence

85
Penelitian ini tidak membahayakan partisipan dan peneliti telah

berusaha melindungi partisipan dari bahaya ketidaknyamanan (protection

from discomfort). Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, penggunaan alat

perekam, dan penggunaan data penelitian sehingga dapat dialami oleh

partisipan dan bersedia menandatangani serat ketersediaan berpartisipasi

atau Informed Consent. Selama proses wawancara berlangsung peneliti

memperhatikan beberapa hal yang dapat merugikan partisipan antara lain

status hemodinamik, kenyamanan, dan perubahan perasaan. Apabila

kondisi tersebut membahayakan kondisi partisipan maka peneliti

menghentikan wawancara terlebih dulu dan memulainya lagi ketika

kondisi sudah stabil dan partisipan siap untuk melakukan wawancara.

6. Legalitas

Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan

pemerintah yang terkait dengan penelitian Anda.

86
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil data umum meliputi umur, jenis kelamin,

kelas, tempat tinggal dan data khusus yang meliputi data yang berhubungan

dengan 2 variable independent dan dependent.

4.1 Hasil Penelitian.

4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di MtsN 3 Pasuruan yang bertempat di Desa

Lumbangrejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Di

MtsN 3 Pasuruan ini pada angkatan kelas VIII terdapat jumlah siswa sebanyak

150 secara keseluruhan, sudah termasuk siswa yang sudah tidak aktif atau sudah

tidak mengikuti kegiatan belajar di sekolah , di MtsN 3 Pasuruan ini saat peneliti

melakukan studi pendahuluan di temukan adanya hubungan self control rendah

dengan kejadian nomophobia di kalangan siswa kelas VIII di MtsN 3 Pasuruan ,

sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian di MtsN 3 Pasuruan ini.

87
4.1.2 Data Umum Responden.

1) Umur

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Kalangan


Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa Lumbang Rejo
Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April 2021

No Umur Frekuensi %
1. 13 Tahun 51 34,5
2. 14 Tahun 82 55,5
3. 15 Tahun 15 10
Jumlah 148 100
Sumber: Data primer Tahun 2021
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa ditinjau dari usia sebagian

besar responden berusia 14 Tahun sebanyak 82 responden (55,5%).

2) Jenis Kelamin.
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa
Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada
bulan April 2021
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1. Laki-laki 99 66,9
2. Perempuan 49 33,1
Jumlah 148 100
Sumber : Data primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.2 berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa sebagian

besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 99 responden (66,9%).

88
3) Kelas

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas di Kalangan


Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa Lumbang Rejo
Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April 2021
No Kelas Frekuensi %
1. A 27 18,2
2. B 29 19,6
3. C 30 20,3
4. D 30 20,3
5. E 32 21,6
Jumlah 148 100
Sumber : Data primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.3 berdasarkan kelas diketahui bahwa hampir sebagian

kecil berasal dari kelas E yaitu sebanyak 32 responden (21,6%).

4) Tempat Tinggal.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tempat Tinggal di


Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa
Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada
bulan April 2021
No Tempat Tinggal Frekuensi %
1. Desa 143 96,6
2. Kota 5 3,4
Jumlah 148 100
Sumber : Data primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.4 berdasarkan tempat tinggal diketahui bahwa seluruh

responden memiliki tempat tinggal di desa dengan jumlah yaitu 143 responden

(96,6%).

89
5) Kepemilikan Smartphone

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kepemilikan


Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan
di Desa Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan
pada bulan April 2021

No Kepemilikan Smartphone Frekuensi %


1. Pribadi 142 95,9
2. Orang Tua 6 4,1
Jumlah 148 100
Sumber : Data primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden

memiliki samrtphone secara pribadi sebanyak 142 responden (95,9%)

6) Faktor Ekonomi Daya Beli Smartphone.

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Ekonomi


Daya Beli Smartphone di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN
3 Pasuruan di Desa Lumbang Rejo Kecamatan Prigen
Kabupaten Pasuruan pada bulan April 2021

No Faktor Ekonomi Frekuensi %


1. Menengah Atas 5 3,4
2. Menengah 140 94,6
3. Menengah Bawah 3 2,0
Jumlah 148 100
Sumber : Data primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.6 Jika ditinjau dari faktor ekonomi daya beli

smartphone hampir seluruhnya responden berasal dari keluarga menengah yaitu

sebanyak 140 responden (94,6%).

90
7) Ketersediaan Koneksi Internet.

Tabel 10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Ketersediaan


Koneksi Internet di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3
Pasuruan di Desa Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten
Pasuruan pada bulan April 2021

No Ketersediaan Koneksi Frekuensi %


1. Internet Bulanan 45 30,4
2. Modem 5 3,4
3. Voucher 13 8,8
4. Wi-fi 85 57,4
Jumlah 148 100
Sumber : Data primer Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.7 jika ditinjau dari ketersediaan koneksi

internet sebagian besar responden memiliki bersumber internet dari wi-

fi yaitu sebanyak 85 responden (57,4%).

91
4.1.3 Data Khusus Responden.

1) Karakteristik Self Control.

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Self


Kontrol. di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di
Desa Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan
pada bulan April 2021.
No Self Control Frekuensi %
1. Negative 88 59,5
2. Positif 60 40,5
Jumlah 148 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang

memiliki self control negative yaitu sebanyak 88 responden (59,5%)

2) Karakteristik Nomophobia.

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik


Nomophobia di Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3
Pasuruan di Desa Lumbang Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten
Pasuruan pada bulan April 2021.
No Nomophobia Frekuensi %
1. Sangat Rendah 13 8,8
2. Rendah 9 6,1
3. Sedang 25 16,9
4. Tinggi 55 37,2
5. Sangat Tinggi 46 31
Jumlah 148 100
Sumber: Data Primer 2021

92
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa hampir setengah responden memiliki

yang memiliki gejala nomophobia sangat tinggi yaitu sebanyak 55 responden

(37,2%).

3) Hubungan Self Control Dengan Kejadian Nomophobia di


Kalangan Siswa MtsN 3 Pasuruan di Desa Lumbangrejo
Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan .

Tabel 13 Tabulasi Silang Hubungan Self Control dengan Kejadian Nomophobia di


Kalangan Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan di Desa Lumbang
Rejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan pada bulan April 2021.

Self_control * Nomophobia Crosstabulation


Nomophobia

Sangat Sangat
Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Total

Self_control negative Count 0 1 10 33 44 88


% within Self_control 0.0% 1.1% 11.4% 37.5% 50.0% 100.0%

% within Nomophobia 0.0% 11.1% 40.0% 60.0% 95.7% 59.5%


% of Total 0.0% 0.7% 6.8% 22.3% 29.7% 59.5%

positif Count 13 8 15 22 2 60
% within Self_control 21.7% 13.3% 25.0% 36.7% 3.3% 100.0%

% within Nomophobia 100.0% 88.9% 60.0% 40.0% 4.3% 40.5%


% of Total 8.8% 5.4% 10.1% 14.9% 1.4% 40.5%
Total Count 13 9 25 55 46 148

% within Self_control 8.8% 6.1% 16.9% 37.2% 31.1% 100.0%

% within Nomophobia 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


% of Total 8.8% 6.1% 16.9% 37.2% 31.1% 100.0%

Sumber : Data Primer,2021

Berdasarkan hasil analisis tabulasi silang dari tabel 4.10 tentang hubungan

self control dengan kejadian nomophobia di kalangan siswa kelas viii di MtsN 3

Pasuruan di dapatkan bahwa sebagian besar siswa yang memiliki self control

93
negative sebanyak 44 responden (50.0%) mengalami nomophobia sangat tinggi.

Artinya responden yang memiliki self control negative maka dapat mempengaruhi

tingkat kejadian nomophobia yang sangat tinggi pada setiap responden, kemudian

responden yang memiliki self control positif sebanyak 22 responden (36.7%) yang

mengalami nomophobia tinggi, yang artinya responden yang memiliki self control

positif akan mengalami nomophobia yang tinggi.

4) Hasil Analisa Data Spearman’ rhow

Tabel 14 Data Spearman Rho’ w

Correlations
Self_control Nomophobia

Spearman's rho Self_control Correlation Coefficient 1.000 -.610**


Sig. (2-tailed) . .000
N 148 148

Nomophobia Correlation Coefficient -.610** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .


N 148 148

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan Tabel 4.11 hasil analisa data spearman rho’w menunjukkan

H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada Hubungan self control dengan

kejadian nomophobia di kalangan siswa kelas VIII di MtsN 3 Pasuruan. yang

ditunjukkan dari nilai ρ value (0,000) < α (0, 05), dengan tingkat keeratan

hubungan sangat erat yang ditunjukan oleh nilai correlation coeficient -.610.

Artinya arah hubungan antara kedua variable tersebut adalah kolerasi negative

94
artinya responden yang memiliki self control negative maka akan mengalami

nomophobia yang sangat tinggi.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Identifikasi Self Control.

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada tabel 4.8 dari 148 responden

menujukkan bahwa sebagian besar responden memiliki self control negative yaitu

sebanyak 88 responden ( 59,5%) banyaknya faktor yang mempengaruhi self

control yang rendah salah satunya adalah dengan umur dan jenis kelamin.hal ini

dibuktikan pada tabel 4.1 sebagian besar berumur 14 tahun sebanyak 82

responden (55,5%) kemudian berdasarkan tabel 4.2 di dapatkan hasil bahwa

sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 99 responden

(66,9%). Hal ini sejalan dengan penelitian (Asih & Fauziah, 2017) menyatakan

bahwa semakin bertambahnya usia seseorang, maka semakin baik kemampuan

mengontrol dirinya. Dalam teori yang di kemukakan oleh (Gandawijawa, 2017)

menunjukkan bahwa seseorang pada masa transisi menuju dewasa perlu lebih

mengontrol diri terhadap perkembangan media komunikasi online. Sejalan dengan

pendapat yang di kemukakan oleh Berdasarkan penelitian (Andriani,W. S., Sriati,

A., Yamin, 2019) individu yang memiliki kemampuan mengambil keputusan

dengan baik akan mencegah perilaku negative.

Peneliti berasumsi bahwa umur disini sangat berperan penting dalam

mempengaruhi individu guna membentuk suatu self control yang sangat tinggi,

sehingga individu dapat mengambil keputusan mana yang di anggapnya baik dan

95
mana yang harus ditinggalkan. Hal ini berkaitan dengan individu yang sudah

memiliki umur yang cukup sehingga dapat memilah kemampuan menerima segal

hal yang ada di kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan indvidu tidak mudah

terpangaruh dan cepat emosi.

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin laik-laki yaitu sebanyak 99 responden (66,9%). Laki-laki lebih

beresiko mengalami self control rendah di karenakan laki-laki mudah terpengaruh

dengan ajakan teman,selain itu laki-laki jangkauan pertemanannya lebih luas dari

pada perempuan. Menurut teori (Pitaloka, 2020) jenis kelamin juga menjadi salah

satu faktor terjadinya self control rendah. Laki-laki memiliki tingkat self control

lebih rendah daripada perempuan sehingga banyak ditemukan melakukan

tindakan negatif dan menyimpang. Dalam teorinya, tindakan negatif dan

menyimpang tersebut terkait dengan perilaku kriminal dan kenakalan tetapi dalam

penelitian ini penulis mengaitkannya pada perilaku negatif yang lain yaitu

kecanduan internet namun, Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Gottfredson

dan Hirschi, hasil penelitian justru menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

tingkat self control yanpg dimiliki pada remaja perempuan dan remaja laki-laki

yang kecanduan internet menurut (Dhanis Andaryani; Prof. Dr. MMW. Tairas,

n.d.)

Peneliti berasumsi bahwa usia sangat mempengaruhi self control setiap

individu dimana jika usia nya lebih tua maka individu tersebut dapat mengambil

keputusan dengan tepat dan tidak tergesa-gesa selain itu responden dengan jenis

kelamin laki-laki dapat mempengaruhi rendahnya self control hal tersebut

96
berkaitan dengan lingkungan serta dari pergaulannya, sehingga dengan adanya

penelitian ini seorang responden di harapkan dapat meningkatkan self control

walaupun dengan usia yang belum matang karena jika seorang responden tidak

meningkatkan self controlnya maka individu tersebut mudah untuk di pengaruhi

dan salah satunya menyebabkan nomophobia jika individu tersebut tidak dapa

tmengatur penggunaan smartphone agar sesuai dengan kebutuhan tidak

berlebihan.

4.2.2 Identifikasi Nomophobia.

Pada variabel kecenderungan nomophobia menunjukkan hasil bahwa

berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 148 responden saat ini responden

yang mengalami nomophobia tinggi yaitu sebanyak 55 responden (37,2%)

Nomophobia di sebabkan beberapa faktor berdasarkan tabel distribusi frekuensi

data umum di dapatkan kejadian nomophobia ini berkaitan dengan sebanyak 142

responden (95,9%) memiliki smartphone secara pribadi, kemudian sebanyak 140

responden (94,6%) berada di faktor ekonomi menengah dan yang terakhir

sebanyak 85 responden (57,4%) menggunakan wifi sebagai ketersediaan koneksi

internet.

Siswa yang tidak bisa jauh dari smartphone cenderung lebih

konsumtif, karena dirinya berusaha untuk memenuhi kebutuhan gaya hidupnya

yang selalu terhubung dengan media sosial dan karena memudahkan dalam

berkomunikasi. Tren berkomunikasi lewat dunia maya inilah yang banyak terjadi

dikalangan siswa mulai dari sekedar mencari tugas, menjalin relasi dengan

lingkungan sosial dunia maya dan bermain game online (Rabathy, 2018)

97
Berdasarkan penelitian yang di teliti oleh (Ramaita et al., 2019) menyebutkan

bahwa didapatkan ada hubungan yang bermakna antara ketergantungan

smartphone dengan kecemasan (nomophobia) pada mahasiswa program studi S1

keperawatan stikes piala sakti pariaman tahun 2018 dengan p value 0.002< 0,05.

Hendaknya dalam menggunakan smartphone harus lebih bijak dan bisa mengatur

waktu sehingga tidak mengalami nomophobia.

Peneliti berasumsi nomophobia memiliki efek bisa dilihat dari semakin

banyaknya orang menghabiskan waktu menatap layar smartphone dibandingkan

berbicara secara langsung. Salah faktor yang menyebabkan nomophobia adalah

karena kurangnya kontrol diri, apabila seseorang memiliki self control yang baik

maka dapat menjauhkan seseorang dari ketergantungan smartphone, yang

tentunya individu akan terhindar dari masalah kecemasan ketika berada jauh dari

smartphone.

4.2.3 Analisis Hubungan Self Control Dengan Kejadian Nomophobia di

Kalangan Siswa Kelas VIII di MtsN 3 Pasuruan.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 148 responden yang

telah diteliti diketahui bahwa responden yang memiliki self control negative

sebanyak 88 responden (59,5%) dan responden yang saat ini sedang mengalami

nomophobia tinggi sebanyak 55 responden (37,2%). Hal ini menunjukkan bahwa

self control yang negative sangat berkaitan dengan tingginya kejadian

nomophobia yang saat ini di alami oleh siswa di MtsN 3 Pasuruan.

Dari hasil uji crosstabs yang telah dilakukan oleh peneliti dapat dilihat

bahwa responden dengan self control rendah mengalami kejadian nomophobia

98
sangat tinggi yaitu sebanyak 44 responden (55,0%). Senada dengan pendapat yang

dikemukan oleh Bianchi dan Philips (2005) dalam Bragazzi & Del Puente (2014)

bahwa terdapat faktor yang lain yang dapat mempengaruhi nomophobia.

Sedangkan (Yuwanto & L, 2010) mengatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang

memunculkan nomophobia yaitu faktor internal seperti self esteem expentancy

effect, habit, kesenangan pribadi, dan kepribadian, faktor eksternal seperti paparan

media iklan dan fasilitas yang diberikan, faktor situasional seperti stress, sedih,

kesepian, cemas, bosan, kejenuhan belajar dan faktor dari lingkungan sosial.

Self control yang negative berkaitan dengan umur responden semakin

tinggi umur seseorang maka semakin tinggi pula self control yang akan di miliki

karena semakin tinggi umur individu tersebut maka seseorang dapat membedakan

mana yang baik dan mana yang buruk,kemudian seseorang tidak mudah

terpengaruh terhadap orang lain dan yang paling penting bisa membuat keputusan

tanpa tergesa-gesa. Nomophobia sendiri dapat di hindari ataupun di kurangi

dengan hal hal yang lebih bersifat positif contohnya menetapkan jam dalam

penggunaan smartphone dan lebih suka berinteraksi dengan orang lain ketimbang

melalui dunia maya.

99
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

Berdasarkan hasil dari analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini,

maka diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara

self control dengan nomophobia pada siswa kelas viii di MtsN 3 Pasuruan.

Hubungan positif tersebut menjelaskan bahwa ada hubungan yang erat dengan

nilai p value (0,000) < α (0, 05), dengan tingkat keeratan hubungan kuat yang

ditunjukan oleh nilai correlation coeficient sebesar -,610 Arah hubungan antara

variable adalah korelasi negative artinya semakin positive perilaku self control

yang dimiliki, maka semakin rendah nomophobia yang di alami oleh siswa.

Sebaliknya, ada jika semakin negative perilaku self control yang dimiliki, maka

semakin tinggi nomophobia yang di alami oleh siswa.

5.2 Saran.

5.2.1 Bagi Siswa Kelas VIII di MtsN 3 Pasuruan.

Siswa diharapkan dapat mengontrol dirinya dengan baik dan dapat

meningkatkan self controlnya sehingga dengan cara mengidenftifikasi dan

menghindari godaan yang di rasa itu adalah hal negative dan hanya dapat

menimbulkan kerugian, memiliki keinginan untuk melakukan pengendalian diri

yang lebih baik dan menghindari hal-hal yang dapat menjadikan self control

rendah, membatasi diri dalam menggunakan smartphone agar tidak mengalami

nomophobia, Selain itu siswa diharapkan tidak menjadikan smartphone sebagai

100
salah satu media pengalihan atau kebutuhan primer yang sangat penting untuk

mengurangi tingkat nomophobia, kemudian siswa di harapkan dapat mengatur

jadwal dalam menggunakan smartphone agar tidak mengalami nomophobia.

5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memilih subjek penelitian ditempat

berbeda untuk mengetahui apakah kontrol diri memiliki hubungan yang signifikan

dengan nomophobia. Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian secara

langsung kepada responden. Selain itu, diharapkan untuk melakukan penelitian

nomophobia dikaitkan dengan varabel lain untuk melihat lebih lanjut faktor-faktor

yang mempengaruhi nomophobia selain self control.

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan.

Terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan agar

insitusi pendidikan dapat memberikan wawasan dan himbauan tentang

penggunaan smartphone yang berlebihan dan diadakannya larangan membawa

smartphone untuk mengantisipasi perilaku siswa terhadap kecenderungan

nomophobia. Dan supaya pihak sekolah memberi punishment jika terdapat siswa

yang melanggar peraturan yang telah dicantumkan di sekolah tersebut.

101
DAFTAR PUSTAKA

aguilera-Manrique, G., Márquez-Hernández, V. V., Alcarazcórdoba, T.,


Granados-Gámez, G., Gutiérrez-Puertas, V., &, & Gutiérrez-Puertas, L.
(2018). The Relationship Between Nomophobia And The Distraction
Associated With Smartphone Use Among Nursing Students In Their Clinical
Practicum.
Https://Doi.Org///Journals.Plos.Org/Plosone/Article?Id=10.1371/Journal.Pon
e.0202953
Aldianita, N., & Maryatmi, A. S. (2019). Hubungan Kontrol Diri Dan Perilaku
Impulsif Dengan Nomophobia Pada Remaja Pengguna Instagram Di Kelas
Xi Ips Sman 31 Jakarta Timur. Jurnal Ikra-Ith Humaniora, Vol 3 Numb.
Ali, A., Muda, Ridzuan, M. ., Ridzuan, M. ., M.N.N, Izzamuddin, M.H.M, Latif,
& D.I.A. (2017). The Relationship Between Phone Usage Factors And
Nomophobia. 23, 7610– 7613.
Amin, M. Al, & Juniati, D. (2017). Klasifikasi Kelompok Umur Manusia
Berdasarkan Analisis Dimensi Fraktal Box Counting Dari Citra Wajah
Dengan Deteksi Tepi Canny. Jurnal Ilmiah Matematika, 2.
Andriani,W. S., Sriati, A., Yamin, A. (2019). Gambaran kontrol diri penggunaan
smartphone pada siswa sekolah menengah atas dan sederajat di kecamatan
jatinangor. Jurnal Keperawatan Komprhensif, 5(2), 64-126.
Antasari, D. (2020). Pengembangan Manajemen Diri D Alam Penggunaan
Smartphone (Pmd-Ps) Untuk Mengurangi Tingkat Nomophobia Pada
Remaja. Direktorat Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Malang.
Aprilia, N. (2020). Pengaruh Kesepian Dan Kontrol Diri Terhadap
Kecenderungan Ketergantungan Terhadap Ponsel. Psikoborneo, Vol 8,No 2,
249– 254. Issn: 2477-2666/E-Issn: 2477-2674
Asih, A. T., & Fauziah, N. (2017). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan
Kecemasan Jauh Dari Smartphone (Nomophobia) Pada Mahasiswa Jurusan
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Diponegoro
Semarang. Jurnal Empati, Volume 6, 15– 20.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2019). Potret Zaman Now,
Pengguna & Perilaku Internet Indonesia. In Apjii (Vol. 23, Pp. 1– 7).
Https://Apjii.Or.Id/Downfile/File/Buletinapjiiedisi23april2018.Pdf
Averill. (1973a). Personal control over aversive stimuli and its relationship to
stress. Psychology Bull, 286– 303.
Averill, J. . (1973b). Personal control over aversive stimuli and its relationship to

102
stress. Psychology Bull, 80., 286– 303.
Dhanis Andaryani; Prof. Dr. MMW. Tairas, M. (n.d.). Perbedaan Tingkat Self
Control Pada Remaja Laki-Laki Dan Remaja Perempuan Yang Kecanduan
Internet. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Emarketer. (2017). Pengguna Smartphone Tertinggi Di Asia-Pasifik 2016.
Retrieved October 26, 2017.
Https://Databoks.Katadata.Co.Id/Datapubli%0ash/2016/08/08/Pengguna-
Smartphone -%0atertinggi-Di-Asia-Pasifik-2016%0d
Gandawijawa, L. E. (2017). Hubungan antara kontrol diri dan agresi elektronik
pada pengguna media sosial di masa transisi menuju dewasa. Skripsi
Psikologi, Universita.
Ghufron, & Risnawati. (2016). Teori - Teori Pskiologi. Yogyakarta-Ar-Ruzz
Media.
Gufron, M. N., Risnawati, & Rini. (2010). Teori-Teori Psikologi.
Hafni, N. D. (2018). Nomophobhia, Penyakit Masyarakat Modern. Jurnal
Al– Hikmah, 6.
Irmawartini, &, & Nurhaedah. (2017). Metedologi Penelitian.
Jannah, M. (2016). Remaja Dan Tugas-Tugas Perkembangannya Dalam Islam.
Jurnal Psikoislamedia, 1.
Jannah, Mudjiran, & Nirwana. (2015). Hubungan Kecanduan Game dengan
Motivasi Belajar Siswa dan Implikasinya Terhadap Bimbingan dan
Konseling.
Kusmawati, N. N. (2011). Gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang
perawatan metode kanguru di RSAB harapan kita.
Lestari, C. (2017). Hubungan antara kesepian dan nomophobia pada mahasiswa.
Skripsi. Fakultas Psikologi da Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.Islam Indonesia.
Lestari, & Puji, T. R. (2017). Harga Diri Dan Nomophobia Pada Mahasiswa.
Http://Eprints.Mercubuana-Yogya.Ac.Id/1599/
Majid, A. N. (2017). Hubungan Antara Kontrol Diri (Self-Control) Dengan
Prokrastinasi Akademik Dalam Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Ftik
Jurusan Pai Angkatan 2012 Iain Salatiga.
Marsela, R. D., & Supriatna, M. (2019). Kontrol Diri : Definisi dan Faktor.
Journal of Innovative Counseling, Vol.3, No.
Masturoh, I., & Nauri Anggita. (2018). Metoe Penelitian Kesehatan.
Mayangsari, A.P., & Ariana, A. D. (2015). Hubungan Antara Self-Esteem dengan
Kecenderungan Nomophobia pada Remaja. Jurnal Psikologi Klinis Dan

103
Kesehatan Mental. 4, 3.
Mudrikah, C. (2019). Hubungan Antara Sindrom Fomo (Fear Of Missing Out)
Dengan Kecenderungan Nomophobia Pada Remaja.
Mulyar, & B.K. (2016). Dinamika Adaptif Penggunaan Smartphone Mahasiswa
Fisip Universitas Airlangga di Kota Surabaya. Jurnal Antro Unair Dot Net,
VOL 5 NO 3.
Muna, R. F., & Astuti, T. P. (2014). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan
Kecenderungan Kecanduan Media Sosial Pada Remaja Akhir. Fakultas
Psikologi Universitas Diponegoro, 3(4).
Murdiani, M. (2018). Hubungan Antara Kontrol Diri Dan Smartphone Addiction
Pada Mahasiswa.
P. Figueroa, G. P. & M. R. P. A. K. C. C. C., & Aceh, Kue Tradisional Khas.
(2020). Hubungan Antara Kontrol Diri Dan Nomophobia Pada Mahasiswa.
September, 92027. Http://Repositorio.Unan.Edu.Ni/2986/1/5624.Pdf
Pitaloka, A. R. A. (2020). Hubungan Antara Kontrol Diri Dan Nomophobia Pada
Mahasiswa.
Pradana, & P. W. (2016). Perancangan aplikasi liva untuk mengurangi
nomophobia dengan pendekatan gamifikasi. Jurnal Teknik ITS,.
Pratiwi, M., Wicaksono, L., & Astuti, I. (2020). Teori Goldfried Dan Merbaum
(1973:10),. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol9.
Priawan, D. (2016). Pengaruh Penggunaan Smartphone Bagi Kalangan Pelajar
[Online].
Putri, N. A. (2019). Hubungan Antara Self Control Dengan Kecenderungan
Nomophobia ( No Mobile Phone Phobia ) Pada Mahasiswa.
Rabathy, Q. (2018). Nomophobia Sebagai Gaya Hidup Mahasiswa. Jurnal
Linimasa.
Rahayuningrum, D. C., & Sary, A. N. (2019). Studi Tingkat Kecemasan Remaja
Terhadap No-Mobile Phone (Nomophobia). Jurnal Keperawatan BSI, VII.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Ramaita, Armaita, & Vandelis, P. (2019). Hubungan Ketergantungan Smartphone
Dengan Kecemasan (Nomophobia). Jurnal Kesehatan, Volume 10, 89– 93.
Rizka Amalia. (2016). Gambaran Motivasi Hidup Pada Orang Dengan Hiv/Aids
Di Rumah Cemara Geger Kalong Bandung. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Saifudin, A. (2017). Metode Penelitian Psikologi.
Santo. (2018). Itjen Kemendikbud “ Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”
Nomophobia. Kemendikbud.

104
Https://Itjen.Kemdikbud.Go.Id/Public/Post/Detail/Nomophobia
Sari, A. P., Ilyas, A., & Ifdil, I. (2017). Tingkat Kecanduan Internet pada Remaja
Awal. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 3(2).
Sari, I. P., Ifdil, I., & Yendi, F. M. (2020). Konsep Nomophobia pada Remaja
Generasi Z. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 5(1), 21.
https://doi.org/10.29210/3003414000
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (2nd ed.).
Graha Ilmu.
Siregar, &, & Sofyan. (2016). Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17.
Sobry, M. gustia. (2017). Peran Smartphone Terhadap Pertumbuhan Dan
Perkembangan Anak. Jurnal Penelitian Guru Indonesia, 2(2).
Sridianti. (2018). Apa pengertian smartphone dan sejarah[online].
Subagijo, A. (2020). Diet & Detoks Gadget (1st ed.). Noura Books PT Mizan
Publika.
Sudarji, S. (2017). Hubungan Antara Nomophobia Dengan Kepercayaan Diri.
Jurnal Psikologi Psibernetika,.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif.
Surahman, Rachmat, M., &, & Supardi, S. (2016). Metedologi Penelitian.
Wulansari, N. M. D. (2017). Didiklah Anaka Sesuai Zamannya.
Yildirim, &, & Correia. (2015). Exploring the dimensions of nomophobia:
development and validation of a self-reported questionnaire. Computers in
Human Behavior, 25(3), 225-229.
Yuwanto, & L. (2010). Mobile Phone Addict. Surabaya: CV. Putra Media
Nusantara.

105
Lampiran 1 Pengajuan Judul Skripsi

106
Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi

107
108
109
110
111
112
112
113
114
115
116
117
118
119
120
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

121
Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian

122
Nama Peneliti :Rizka Yuly

Suswanti. Nim : 201701049.

Alamat : Dusun Bogem Gang Cengkeh RT 02 RW 06. Kecamatan Prigen

Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur.

Judul Penelitian : Hubungan Self Control dengan Kejadian Nomophobia pada

Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan.

Peneliti adalah mahasiswa Program S1 Keperawatan di STIKES Bina Sehat PPNI

Mojokerto. Saudara telah diminta ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden dalam

penelitian ini adalah siswa sisiwi kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan. Saudara berhak menolak

berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur tinggi

rendahnya self control yang nanti akan berkaitan dengan pengaruh intensitas penggunaan

smartphone pada setiap individu. Segala informasi yang saudara berikan akan digunakan

sepenuhnya dalam penelitian ini. Peneliti sepenuhnya akan menjaga kerahasiaan identitas

saudara. Jika ada yang belum jelas, saudara boleh bertanya pada peneliti. Jika sudah memahami

penjelasan ini dan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, silahkan saudara

menandatangani lembar persetujuan yang akan dilampirkan.

123
Lampiran 5 Infrom Consent
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang di lakukan oleh :

Nama Peneliti :Rizka Yuly

Suswanti. Nim : 201701049.

Alamat : Dusun Bogem Gang Cengkeh RT 02 RW 06. Kecamatan Prigen

Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur.

Judul Penelitian : Hubungan Self Control dengan Kejadian Nomophobia pada

Siswa Kelas VIII di MTSN 3 Pasuruan.

Saya bersedia untuk dilakukan pengukuran dan pemeriksaan demi kepentingan penelitian.

Dengan ketentuan, hasil pemeriksaan akan dirahasiakan dan hanya semata-mata untuk

kepentingan ilmu pengetahuan. Demikian surat peryataan ini saya sampaikan, agar dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Prigen, ................... 2021

Responden

( ............................)

124
Kisi Kisi Kuisioner Self Control Dan Nomophobia

Lampiran 6 Kisi-Kisi Kuisioner Self Control dan Kejadian


Nomophobia.
No Variable Indikator Nomor

Penelitian Pertanyaan

1. Hubungan Self a. Kemampuan invidu dalam 2,7,8,9,11,12,14

Control mengendalikan situasi atau

keadaan

b. Kemampuan individu untuk

menerima atau menolak

stimulus
3,4,5,6,10
c. Kemampuan individu

dalam mengantisipasi

peristiwa berdasarkan

informasi yang dimiliki. 1,13,15

d. Kemampuan individu

dalam menafsirkan

125
Lampiran 7 Kisi-Kisi Kuisioner Self Control dan Kejadian Nomophobia.
1. Kejadian a. Merasa cemas saat tidak 10,11,12,13,14,15

Nomophobia dapat menghubungi dan

dihubungi orang lain.

b. Individu sangat
16,17,18,19,20
membutuhkan jaringan

koneksi internet

c. Individu mendapatkan
1,2,3,4
banyak keuntungan saat

menggunakan smartphone.

d. Perasaan tidak nyaman

ketika tidak dapat 5,6,7,8,9.

mengambil atau mencari

informasi melalui

smartphone.

126
Lampiran 8 Kuisioner data umum responden

A. DATA UMUM RESPONDEN

Hari/Tanggal :

Nama Institusi Pendidikan :

Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda pilih :

1. Umur anda saat ini :

: 13 Tahun

: 14 Tahun

: 15 Tahun

2. Jenis Kelamin :

: Perempuan

: Laki – laki

3. Kelas A-E :

: Kelas A

: Kelas B

: Kelas C

: Kelas D

: Kelas E

4. Tempat Tinggal :

: Desa

: Kota

127
5. Faktor Ekonomi Daya Beli Smartphone :

: Menengah ke atas.

: Menengah

: Menengah ke bawah.

6. Ketersediaan koneksi internet :

: Paket kuota internet bulanan

: Modem

: Voucher internet

: Wi-fi

7. Kepemilikan smartphone saat ini :

: Pribadi

: Orang Tua

128
Lampiran 9 Kuisioner Self Control

Petunjuk Pengisian
Bacalah setiap pernyataan dengan seksama, lalu pilihlah salah satu dari keempat

jawaban yang tersedia secara jujur dan saudara rasakan paling sesuai dengan gambaran diri

Anda. Jawaban diberikan dengan memberi tanda centang (✓) pada jawaban yang saudara pilih.

Berilah tanda centang pada:

1. Kolom SANGAT SESUAI (SS) jika pertanyaan tersebut sangat sesuai dengan yang Anda

lakukan

2. Kolom SESUAI (S) jika pertanyaan tersebut sesuai dengan yang Anda lakukan

3. Kolom KURANG SESUAI (KS) jika pertanyaan tersebut kurang sesuai dengan yang Anda

lakukan

4. Kolom TIDAK SESUAI (TS) jika pernyataan tersebut tidak sesuai dengan yang Anda

lakukan

5. Kolom SANGAT TIDAK SESUAI (STS) jika pernyataan tersebut sangat tidak sesuai

dengan yang anda lakukan

129
No Pernyataan Jawaban

SS S KS TS STS

1. Saya tidak tergesa-gesa dalam

mengambil sebuah keputusan

2. Saya bisa menempatkan diri saya

sesuai dengan berbagai situasi.

3. Meskipun sedang menghadapi

banyak masalah, saya mampu untuk

tetap tenang.

4. Saya dapat berkonsenterasi dengan

baik

5. Saya mudah menyerah bila

menemukan suatu hambatan.

6. Saya mudah apabila saya

menemukan kegagalan.

7. Ketika saya sedang melakukan suatu

pekerjaan, saya tidak akan terganggu

dan tidak akan meninggalkan

pekerjaan saya untuk sesuatu yang

130
menurut saya tidak penting dan

hanya merugikan saya.

8. Saya tahu kapan saatnya harus

berbicara atau diam di dalam suatu

situasi tertentu.

9. Saya akan melampiaskan kemarahan

saya kepada orang lain jika saya

merasa kesal.

10. Apabila saya tidak ikut berkumpul

atau bermain dengan teman-teman,

saya takut teman saya akan

memarahi saya.

11. Ketika saya tidak menyukai sesuatu

yang ada di orang lain maka saya

akan mengejek dan langsung

memarahinya.

12. Saya sering menunda-nunda suatu

pekerjaan.

13. Saya akan tetap menyelesaikan

pekerjaan saya terlebih dahulu

walaupun ada ajakan bermain dari

teman-teman.

14. Saya akan ikut marah apabila ada

orang lain atau seseorang yang

memarahi saya.

131
15. Lebih baik saya berpikir terlebih

dahulu sebelum bertindak.

Lampiran 10 Kuisioner Nomophobia


Skala 2
Petunjuk Pengisian :
Bacalah setiap pernyataan berikut ini secara seksama, kemudian pilihlah satu dari lima

alternatif berikut :

TP : Bila pernyataan tersebut tidak pernah kamu alami

JR : Bila pernyataan tersebut jarang kamu alami

KK : Bila pernyataan tersebut kadang-kadang kamu alami

SR : Bila pernyataan tersebut sering kamu alami

SL : Bila pernyataan tersebut selalu kamu alami

Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan apa yang

teman-teman lakukan.

132
No Pernyataan Jawaban

TP JR KK SR SL

1. Saya merasa tidak nyaman jika tidak

dapat mengakses informasi melalui

smartphone saya.

2. Saya merasa kesal jika tidak bisa

mengakses informasi pada smartphone

ketika saya sedang menginginkannya

3. Ketidakmampuan untuk terhubung

dengan berita-berita terkiri melalui

smartphone membuat saya gugup/merasa

cemas.

4. Saya merasa kesal ketika tidak bisa

menggunakan smartphone dan fitur-fitur

yang ada di smartphone saya habis.

5. Saya merasa takut jika daya baterai

smartphone saya akan habis.

6. Saya merasa panik jika saya kehabisan

pulsa ataupun paket langganan bulanan

133
yang saya miliki.

7. Saya terus-menerus mengecek

smartphone saya untuk melihat

keteresediaan sinyal dan koneski wifi jika

saya sedang tidak memiliki sinya atau

koneksi wifi

8. Saya merasa kahwatir tersesat di jalan

jika smartphone saya tidak bisa

digunakan.

9. Jika saya tidak mengecek smartphone

saya dalam beberapa saat,saya akan

memiliki perasaan untuk segera

mengecek smartphone saya.

10. Saya merasa gelisah jika saya tidak dapat

segera berkomunikasi dengan keluarga

dan teman-teman saya.

Jika smartphone saya tidak berada di dekat saya.

11. Saya merasa kahwatir ketika keluarga dan

teman teman tidak dapat menghubungi

saya.

12. Saya merasa gelisah karena saya tidak

dapat menerima pesan dan panggilan

telepon.

13. Saya merasa kahwatir karena saya tidak

dapat melakukan kontak dengan keluarga

134
dan juga teman-teman saya.

14. Saya merasa gelisah karena saya tidak

tahu ketika seseorang mencoba

menghubungi saya.

15. Saya merasa kahwatir karena komunikasi

rutin saya dengan teman teman akan

terganggu.

16. Saya merasa gelisah karena kehilangan

identitas online saya.

17. Saya merasa tidak nyaman karena saya

tidak mendapatkan berita terkini tentang

media sosial dan jaringan-jaringan online

lainnya.

18. Saya merasa janggal karena saya tidak

bisa mengecek pemberitahuan terkait

informasi dari relasi saya dan jaringan-

jaringan online lainnya.

19. Saya merasa gelisah karena tidak dapat

mengecek pesan pada e-mail saya.

20. Saya merasa bingung karena tidak tahu

apa yang harus saya lakukan ketika

smartphone saya tidak ada.

135
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Uji Coba Nomophobia.

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Uji Coba Kontrol Diri

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha I N
tems of Items
,756 ,772 15

Item-Total Statistics

Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Corr D
elation Eleted

Ait 48,1000 33,887 ,366 ,496 ,742


em_01
Ait 47,8250 34,507 ,422 ,490 ,741
em_02
Ait 48,1500 33,874 ,438 ,486 ,738
em_03
Ait 48,0500 34,715 ,354 ,421 ,744
em_04
Ait 48,7500 33,013 ,455 ,598 ,734
em_05
Ait 48,6750 33,661 ,401 ,504 ,739
em_06
Ait 48,5500 34,715 ,986 ,342 ,755
em_07
Ait 47,5750 34,456 ,351 ,385 ,744
em_08
Ait 48,1250 30,317 ,561 ,563 ,720
em_09
Ait 49,3500 30,849 ,375 ,465 ,744
em_10
Ait 49,0500 33,177 ,943 ,466 ,757

136
em_11

Ait 49,2000 31,190 ,385 ,573 ,741


em_12
Ait 48,1750 33,174 ,323 ,649 ,746
em_13
Ait 49,0000 32,667 ,373 ,562 ,741
em_14
Ait 47,6750 34,994 ,304 ,453 ,748
em_15

137
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Uji Coba
Nomophobia Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha I N
tems of Items
,921 ,923 20

Item-Total Statistics

Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
a 60,8500 148,490 ,504 ,615 ,918
item01
a 60,4250 145,789 ,557 ,593 ,917
item02
a 61,5500 146,203 ,544 ,615 ,918
item03
a 61,1000 143,785 ,493 ,720 ,919
item04
a 61,0000 143,538 ,491 ,661 ,919
item05
a 61,1000 140,810 ,657 ,728 ,915
item06
a 61,1500 143,515 ,465 ,688 ,920
item07
a 60,9750 142,487 ,556 ,539 ,917
item08
a 60,8750 140,420 ,683 ,710 ,914
item09
a 60,8500 149,413 ,327 ,691 ,922
item10
a 60,9750 138,589 ,714 ,841 ,914
item11
a 61,0500 138,562 ,763 ,866 ,913
item12
a 60,8000 141,190 ,783 ,857 ,913
item13
a 61,1000 141,887 ,735 ,821 ,914
item14
a 61,1000 143,477 ,656 ,829 ,915
item15
a 62,0750 139,866 ,675 ,855 ,915
item16
a 61,3250 142,225 ,574 ,894 ,917
item17
a 61,3250 145,866 ,549 ,837 ,917
item18
a 61,8250 143,994 ,619 ,822 ,916
item19
a 60,7250 148,717 ,384 ,768 ,921
item20

138
Lampiran 13 Tabulasi Data Umum

Data Umum Data Khusus


Faktor Self Control Nomophobia
Ekonomi Daya
No Jenis Tempat Beli Ketersediaan Kepemilikan
Resp Umur Kelamin Kelas Tinggal Smartphone Koneksi Smartphone Kategori Kode Kategori Kode
1 Sedang 3
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi Positif 1
2 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi Positif 1
3 rendah 2
2 14 Thn 2 PR 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi Negative 2
4 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi Positif 1 Tinggi
5 Sedang 3
1 13 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi Positif 1
6 Tinggi 4
Menengah
2 14 Thn 2 PR 2 B 1 Desa 3 Bawah 4 Wi-fi 1 Pribadi Positif 1
7 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi Positif 1 Tinggi
8 Tinggi 4
1 13 Thn 2 PR 2 B 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 2

139
9 Tinggi 4
Menengah
2 14 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 3 Bawah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 1
10 Sedang 3
3 15 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 2
11 Tinggi 4
3 15 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi positif 1
12 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi positif 1 Tinggi
13 rendah 2
2 14 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 2
14 sangat 1
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi negative 2 rendah
15 Sedang 3
2 14 Thn 2 PR 1 A 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi negative 2
16 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 1
17 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 2
18 Sedang 3
2 14 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 2
19 Tinggi 4
3 15 Thn 2 PR 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 1

140
20 Sedang 3
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 2
21 rendah 2
2 14 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 2
22 rendah 2
3 15 Thn 2 PR 2 B 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 2
23 rendah 2
3 15 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 2
24 Tinggi 4
2 14 Thn 2 PR 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 1
25 Sedang 3
2 14 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 2
26 Tinggi 4
1 13 Thn 2 PR 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 2
27 Sedang 3
2 14 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 2
28 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 1
29 Tinggi 4
3 15 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi negative 2
30 rendah 2
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 2

141
31 Tinggi 4
2 14 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 1
32 rendah 2
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi negative 2
33 Sedang 3
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 2
34 Sedang 3
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi negative 2
35 rendah 2
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 1
36 Sedang 3
2 14 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi negative 2
37 Sangat 5
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 1 Tinggi
38 Tinggi 4
1 13 Thn 2 PR 1 A 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi positif 1
39 Tinggi 4
2 14 Thn 2 PR 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 1
40 rendah 2
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 2
41 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 1 Tinggi

142
42 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 1 Tinggi
43 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 1
44 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 1 Tinggi
45 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 1 Tinggi
46 Tinggi 4
3 15 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi positif 1
47 Sangat 5
1 13 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 1 Tinggi
48 Sedang 3
2 14 Thn 2 PR 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 2
49 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 1 Tinggi
50 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 2 B 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
51 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
52 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi

143
53 Sangat 5
1 13 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
54 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
55 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
56 sangat 1
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 2 rendah
57 Sangat 5
1 13 Thn 2 PR 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
58 Sangat 5
3 15 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
59 sangat 1
2 14 Thn 2 PR 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2 rendah
60 sangat 1
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2 rendah
61 Sangat 5
3 15 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
62 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
63 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi

144
64 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
65 Sangat 5
3 15 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
66 sangat 1
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2 rendah
67 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
68 Sangat 5
Menengah
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 3 Bawah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
69 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
70 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
71 Sangat 5
3 15 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi negative 1 Tinggi
72 sangat 1
2 14 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 2 rendah
73 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
74 Sangat 5
1 13 Thn 2 PR 1 A 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi negative 1 Tinggi

145
75 Tinggi 4
3 15 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1
76 Sedang 3
1 13 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
77 Sedang 3
1 13 Thn 2 PR 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
78 Sedang 3
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1
79 Tinggi 4
3 15 Thn 2 PR 1 A 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 2
80 sangat 1
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2 rendah
81 Sedang 3
2 14 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 3 Voucher 1 Pribadi negative 1
82 sangat 1
2 14 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 2 rendah
83 sangat 1
1 13 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2 rendah
84 Sangat 5
1 13 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 2 Modem 1 Pribadi negative 1 Tinggi
85 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi

146
86 Sedang 3
2 14 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1
87 sangat 1
3 15 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2 rendah
88 Sangat 5
3 15 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
89 Sangat 5
1 13 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
90 sangat 1
1 13 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 2 rendah
91 Tinggi 4
2 14 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 2 Ortu positif 2
92 sangat 1
2 14 Thn 2 PR 2 B 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi positif 2 rendah
93 Sangat 5
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
94 Sedang 3
1 13 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1
95 Sangat 5
1 13 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
96 Sangat 5
1 13 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2 Tinggi

147
97 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
98 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
99 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
100 Tinggi 4
1 13 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 2 Modem 1 Pribadi negative 1
101 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 2 Modem 2 Ortu negative 1
102 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1
103 Sangat 5
1 13 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
104 Sedang 3
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1
105 Sangat 5
1 13 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1 Tinggi
106 Tinggi 4
Menengah
1 13 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 1 Atas 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
107 Sangat 5
Menengah
1 13 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 1 Atas 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi

148
108 Sangat 5
1 13 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
109 Tinggi 4
Menengah
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 1 Atas 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
110 Tinggi 4
Menengah
1 13 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 1 Atas 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
111 Tinggi 4
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
112 Sangat 5
1 13 Thn 2 PR 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2 Tinggi
113 Sedang 3
1 13 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
114 Tinggi 4
1 13 Thn 2 PR 2 B 2 Kota 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
115 Tinggi 4
1 13 Thn 2 PR 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
116 Sedang 3
1 13 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
117 Sedang 3
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
118 sangat 1
1 13 Thn 2 PR 2 B 2 Kota 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2 rendah

149
119 Tinggi 4
1 13 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
120 Tinggi 4
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
121 Tinggi 4
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
122 Tinggi 4
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
123 Sedang 3
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
124 Sedang 3
1 13 Thn 1 LK 1 A 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
125 Tinggi 4
1 13 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
126 Tinggi 4
1 13 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
127 Tinggi 4
1 13 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
128 Tinggi 4
1 13 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
129 Sangat 5
2 14 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi

150
130 Tinggi 4
2 14 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
131 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
132 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
133 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
134 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 2 Modem 1 Pribadi positif 2
135 Tinggi 4
2 14 Thn 2 PR 4 D 1 Desa 2 Menengah 2 Modem 1 Pribadi positif 2
136 Tinggi 4
1 13 Thn 1 LK 2 B 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 2 Ortu negative 1
137 Tinggi 4
Menengah
1 13 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 1 atas 1 Bulanan 1 Pribadi negative 1
138 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
139 Sangat 5
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1 Tinggi
140 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 3 C 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2

151
141 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
142 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1
143 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi positif 2
144 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 2 Ortu positif 2
145 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 2 Ortu negative 1
146 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 2 Ortu positif 2
147 Sedang 3
2 14 Thn 1 LK 4 D 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 2 Ortu negative 1
148 Tinggi 4
2 14 Thn 1 LK 5 E 1 Desa 2 Menengah 4 Wi-fi 1 Pribadi negative 1

152
Lampiran 14 input data self control
x- (X-
Res P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 X rata" SD RATA")/SD AA*10 AB+50 Kate Cod
-
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 4 19 -3 7.697 -0,000389762 0,003897622 49,99610238 positif 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
3 3 1 1 4 3 1 3 1 2 1 2 3 4 4 5 38 16 7.697 0,002078732 0,02078732 50,02078732 negative 2
-
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 21 -1 7.697 -0,000129921 0,001299207 49,99870079 positif 1
-
5 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 4 20 -2 7.697 -0,000259841 0,002598415 49,99740159 positif 1
-
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 positif 1
7 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
8 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 1 24 2 7.697 0,000259841 0,002598415 50,00259841 negative 2
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
10 2 1 1 1 2 1 5 4 2 1 1 5 1 1 1 29 7 7.697 0,000909445 0,009094452 50,00909445 negative 2
11 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
-
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 positif 1
13 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 5 1 4 26 4 7.697 0,000519683 0,00519683 50,00519683 negative 2
14 1 2 1 1 1 2 1 5 2 3 3 4 4 1 5 36 14 7.697 0,00181889 0,018188905 50,0181889 negative 2
15 1 1 1 1 1 1 1 1 5 3 3 4 4 3 5 35 13 7.697 0,00168897 0,016889697 50,0168897 negative 2
16 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
17 1 2 2 1 1 2 3 1 1 3 2 3 2 2 2 28 6 7.697 0,000779524 0,007795245 50,00779524 negative 2
18 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 1 3 2 3 24 2 7.697 0,000259841 0,002598415 50,00259841 negative 2

153
-
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 positif 1
20 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 4 1 1 1 3 22 0 7.697 0 0 50 negative 2
21 2 3 1 1 2 1 1 3 1 2 1 4 4 1 3 30 8 7.697 0,001039366 0,01039366 50,01039366 negative 2
22 1 3 2 3 1 2 1 2 3 3 1 5 1 4 1 33 11 7.697 0,001429128 0,014291282 50,01429128 negative 2
23 5 1 1 5 1 1 2 3 3 3 4 1 1 1 4 36 14 7.697 0,00181889 0,018188905 50,0181889 negative 2
24 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
25 1 1 1 1 4 2 1 1 3 1 1 1 3 1 2 24 2 7.697 0,000259841 0,002598415 50,00259841 negative 2
26 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 5 4 1 5 5 35 13 7.697 0,00168897 0,016889697 50,0168897 negative 2
27 2 1 1 4 1 1 4 1 1 4 1 1 2 3 3 30 8 7.697 0,001039366 0,01039366 50,01039366 negative 2
28 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
29 1 1 1 1 1 1 2 1 4 5 2 2 4 4 5 35 13 7.697 0,00168897 0,016889697 50,0168897 negative 2
30 1 4 1 2 1 3 5 5 1 1 4 3 5 4 4 44 22 7.697 0,002858256 0,028582565 50,02858256 negative 2
31 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
32 4 1 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 4 5 1 29 7 7.697 0,000909445 0,009094452 50,00909445 negative 2
33 1 4 1 5 1 1 5 2 2 3 3 5 4 3 2 42 20 7.697 0,002598415 0,02598415 50,02598415 negative 2
34 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 3 1 5 24 2 7.697 0,000259841 0,002598415 50,00259841 negative 2
-
35 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 -6 7.697 -0,000779524 0,007795245 49,99220476 positif 1
36 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 3 5 1 1 4 28 6 7.697 0,000779524 0,007795245 50,00779524 negative 2
-
37 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 -6 7.697 -0,000779524 0,007795245 49,99220476 positif 1
38 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
-
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 positif 1
40 1 1 5 3 1 5 1 1 1 4 5 2 3 3 4 40 18 7.697 0,002338573 0,023385735 50,02338573 negative 2

154
-
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 positif 1
42 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
-
43 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 -6 7.697 -0,000779524 0,007795245 49,99220476 positif 1
44 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 positif 1
-
45 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 -6 7.697 -0,000779524 0,007795245 49,99220476 positif 1
-
46 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 -6 7.697 -0,000779524 0,007795245 49,99220476 positif 1
-
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 positif 1
48 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 2 1 2 3 1 23 1 7.697 0,000129921 0,001299207 50,00129921 negative 2
-
49 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 positif 1
-
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
51 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
52 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
-
54 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 16 -6 7.697 -0,000779524 0,007795245 49,99220476 negative 1
56 1 2 1 1 1 1 5 1 5 1 5 5 5 5 1 40 18 7.697 0,002338573 0,023385735 50,02338573 positif 2
57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 - 49,99090555 negative 1

155
0,009094452
-
58 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 -6 7.697 -0,000779524 0,007795245 49,99220476 negative 1
59 1 1 1 1 1 3 3 3 3 4 4 4 4 1 5 39 17 7.697 0,002208653 0,022086527 50,02208653 positif 2
60 1 2 1 1 1 1 1 1 1 5 5 5 4 4 4 37 15 7.697 0,001948811 0,019488112 50,01948811 positif 2
-
61 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 16 -6 7.697 -0,000779524 0,007795245 49,99220476 negative 1
-
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
-
64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
-
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
66 1 1 1 1 4 4 5 5 4 2 1 1 2 1 1 34 12 7.697 0,001559049 0,01559049 50,01559049 positif 2
-
67 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
69 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
70 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
-
71 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 19 -3 7.697 -0,000389762 0,003897622 49,99610238 negative 1
72 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 5 5 4 4 1 35 13 7.697 0,00168897 0,016889697 50,0168897 positif 2
-
73 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 16 -6 7.697 -0,000779524 0,007795245 49,99220476 negative 1
74 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 -6 7.697 -0,000779524 - 49,99220476 negative 1

156
0,007795245
75 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
76 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 3 4 24 2 7.697 0,000259841 0,002598415 50,00259841 positif 2
77 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 4 1 22 0 7.697 0 0 50 positif 2
-
78 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
79 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 5 4 1 4 4 32 10 7.697 0,001299207 0,012992075 50,01299207 positif 2
80 1 3 3 1 3 1 2 2 3 1 4 5 2 3 3 37 15 7.697 0,001948811 0,019488112 50,01948811 positif 2
-
81 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 16 -6 7.697 -0,000779524 0,007795245 49,99220476 negative 1
82 4 5 5 4 3 2 2 2 4 1 3 4 1 5 5 50 28 7.697 0,003637781 0,03637781 50,03637781 positif 2
83 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 4 5 3 3 3 33 11 7.697 0,001429128 0,014291282 50,01429128 positif 2
-
84 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
-
85 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
-
86 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
87 1 1 1 1 1 1 3 3 4 1 4 3 3 3 3 33 11 7.697 0,001429128 0,014291282 50,01429128 positif 2
88 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
-
89 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
90 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 5 4 3 3 3 34 12 7.697 0,001559049 0,01559049 50,01559049 positif 2
91 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 5 2 22 0 7.697 0 0 50 positif 2
92 1 1 1 1 1 1 4 4 3 4 4 3 3 3 2 36 14 7.697 0,00181889 0,018188905 50,0181889 positif 2
-
93 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1

157
-
94 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
95 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
96 1 1 1 1 1 1 3 4 1 1 1 1 1 1 3 22 0 7.697 0 0 50 positif 2
-
97 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
98 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
99 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
-
100 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
101 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
-
102 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
103 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
-
104 2 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 19 -3 7.697 -0,000389762 0,003897622 49,99610238 negative 1
105 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
106 3 2 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 22 0 7.697 0 0 50 positif 2
107 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
-
108 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
109 2 2 3 4 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 25 3 7.697 0,000389762 0,003897622 50,00389762 positif 2
110 2 2 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 22 0 7.697 0 0 50 positif 2
111 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 1 7.697 0,000129921 0,001299207 50,00129921 positif 2
112 1 1 1 2 2 2 3 4 1 1 4 2 2 1 1 28 6 7.697 0,000779524 0,007795245 50,00779524 positif 2
113 1 1 1 1 2 2 2 3 5 2 1 1 2 1 1 26 4 7.697 0,000519683 0,00519683 50,00519683 positif 2

158
114 2 2 1 1 1 5 5 2 1 1 1 3 1 1 1 28 6 7.697 0,000779524 0,007795245 50,00779524 positif 2
115 2 1 1 3 1 1 2 1 1 4 1 1 1 1 1 22 0 7.697 0 0 50 positif 2
116 2 2 2 1 4 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 27 5 7.697 0,000649604 0,006496037 50,00649604 positif 2
117 2 3 3 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 24 2 7.697 0,000259841 0,002598415 50,00259841 positif 2
118 1 1 1 2 2 3 3 2 4 5 1 5 1 4 5 40 18 7.697 0,002338573 0,023385735 50,02338573 positif 2
119 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 0 7.697 0 0 50 positif 2
-
120 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
121 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 0 7.697 0 0 50 positif 2
122 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
-
123 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
124 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
125 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
-
126 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
-
127 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 19 -3 7.697 -0,000389762 0,003897622 49,99610238 negative 1
128 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
-
129 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
130 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
-
131 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 20 -2 7.697 -0,000259841 0,002598415 49,99740159 negative 1
132 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
133 2 2 1 1 1 1 3 4 1 1 1 1 1 2 1 23 1 7.697 0,000129921 0,001299207 50,00129921 positif 2

159
134 5 3 3 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 27 5 7.697 0,000649604 0,006496037 50,00649604 positif 2
135 1 2 3 1 1 1 4 4 3 3 2 1 1 1 1 29 7 7.697 0,000909445 0,009094452 50,00909445 positif 2
-
136 2 1 1 1 1 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 21 -1 7.697 -0,000129921 0,001299207 49,99870079 negative 1
-
137 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
-
138 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 -7 7.697 -0,000909445 0,009094452 49,99090555 negative 1
139 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 -4 7.697 -0,000519683 -0,00519683 49,99480317 negative 1
140 2 3 3 5 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 26 4 7.697 0,000519683 0,00519683 50,00519683 positif 2
141 1 3 1 1 4 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 24 2 7.697 0,000259841 0,002598415 50,00259841 positif 2
-
142 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
143 1 4 4 1 2 2 1 5 2 1 1 1 1 1 1 28 6 7.697 0,000779524 0,007795245 50,00779524 positif 2
144 1 5 4 5 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 7 7.697 0,000909445 0,009094452 50,00909445 positif 2
-
145 1 1 1 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 21 -1 7.697 -0,000129921 0,001299207 49,99870079 negative 1
146 2 2 4 5 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 4 7.697 0,000519683 0,00519683 50,00519683 positif 2
-
147 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 19 -3 7.697 -0,000389762 0,003897622 49,99610238 negative 1
-
148 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 17 -5 7.697 -0,000649604 0,006496037 49,99350396 negative 1
22 7400,036378
50,0002458

160
161
Lampiran 15 input data
Nomophobia

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 F Total Kategori koding
1 5 1 5 1 2 1 5 2 5 3 5 2 5 1 1 3 5 3 5 3 63 63 Sedang 3
2 5 5 2 1 1 5 5 1 1 5 5 3 5 5 2 5 5 5 5 2 73 73 Tinggi 4
3 4 3 1 1 3 3 1 2 1 5 2 1 5 2 5 3 2 5 2 1 52 52 rendah 2
4 5 5 5 3 5 3 5 2 5 5 5 5 5 2 4 5 5 3 2 5 84 84 Sangat Tinggi 5
5 5 5 4 4 3 5 4 4 5 5 2 4 2 1 2 3 1 1 2 1 63 63 Sedang 3
6 5 4 5 5 5 1 5 3 5 5 1 2 5 5 3 5 5 5 2 4 80 80 Tinggi 4
7 3 1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93 93 Sangat Tinggi 5
8 5 2 4 4 5 2 1 3 5 5 2 2 5 2 4 5 4 4 2 5 71 71 Tinggi 4
9 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 1 3 5 5 2 75 75 Tinggi 4
10 3 4 2 1 2 1 5 4 1 4 1 4 5 5 4 5 5 1 5 2 64 64 Sedang 3
11 5 3 4 4 1 3 4 4 4 3 1 3 5 1 4 5 5 3 5 5 72 72 Tinggi 4
12 1 2 1 1 3 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79 79 Sangat Tinggi 5
13 4 4 2 3 1 5 1 4 2 4 3 2 1 2 4 2 1 1 2 3 51 51 rendah 2
14 1 5 2 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 30 sangat rendah 1
15 3 5 5 3 1 1 1 1 1 5 1 1 5 5 5 1 5 5 1 5 60 60 Sedang 3
16 3 4 4 1 1 5 5 5 1 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 1 72 72 Tinggi 4
17 1 1 5 1 5 5 5 3 5 5 1 5 5 5 5 5 1 1 5 1 70 70 Tinggi 4
18 2 2 1 1 2 1 2 1 2 5 1 1 3 2 1 5 1 5 5 5 48 48 Sedang 3
19 1 3 5 4 4 5 2 3 2 3 5 4 5 5 5 2 3 5 5 5 76 76 Tinggi 4
20 1 1 1 2 1 3 4 4 4 1 4 5 5 5 3 1 2 4 5 1 57 57 Sedang 3

162
21 3 4 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 5 1 3 1 39 39 rendah 2
22 5 2 1 1 5 1 5 3 1 4 1 2 3 1 1 2 2 1 2 5 48 48 rendah 2
23 1 2 1 4 5 1 4 1 1 1 1 5 1 4 1 5 1 5 3 1 48 48 rendah 2
24 5 5 5 5 5 5 1 2 5 5 3 5 2 2 5 5 2 2 5 5 79 79 Tinggi 4
25 1 4 1 4 1 5 5 2 5 5 5 1 4 1 2 5 1 2 5 5 64 64 Sedang 3
26 5 5 2 5 2 2 3 3 3 2 4 2 4 4 3 4 4 2 5 5 69 69 Tinggi 4
27 3 2 2 2 1 1 1 5 1 5 2 1 1 2 2 2 5 4 5 5 52 52 Sedang 3
28 5 5 5 1 5 2 2 5 1 2 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 79 79 Tinggi 4
29 5 1 2 2 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 81 81 Tinggi 4
30 2 3 2 1 2 1 3 1 2 1 3 1 5 5 2 1 1 1 2 4 43 43 rendah 2
31 5 5 5 1 2 4 4 2 4 1 5 2 5 5 5 5 2 5 5 1 73 73 Tinggi 4
32 5 5 5 5 2 5 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 4 3 1 51 51 rendah 2
33 1 1 1 4 5 1 5 1 5 1 2 2 3 3 5 1 4 3 5 1 54 54 Sedang 3
34 1 1 5 1 5 5 1 2 5 1 1 5 1 5 2 5 3 4 4 5 62 62 Sedang 3
35 5 5 5 1 5 5 2 1 1 2 2 3 1 2 2 4 1 3 2 1 53 53 rendah 2
36 1 3 5 5 4 1 1 5 5 5 3 5 3 5 5 2 2 3 2 1 66 66 Sedang 3
37 5 3 5 1 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 88 88 Sangat Tinggi 5
38 1 5 5 3 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 2 3 5 5 5 81 81 Tinggi 4
39 1 5 1 2 1 1 1 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 75 75 Tinggi 4
40 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 4 3 2 33 33 rendah 2
41 5 3 2 3 4 4 2 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85 85 Sangat Tinggi 5
42 4 5 5 3 5 3 5 5 5 4 4 5 5 3 5 5 4 4 4 5 88 88 Sangat Tinggi 5
43 3 1 5 5 5 5 4 5 1 5 5 2 3 3 4 5 4 5 5 5 80 80 Tinggi 4
44 5 5 1 5 3 4 4 5 4 3 5 3 5 5 4 5 4 5 5 5 85 85 Sangat Tinggi 5
45 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 5 87 87 Sangat Tinggi 5

163
46 1 1 4 5 4 5 3 5 2 3 4 5 4 5 2 3 4 3 5 5 73 73 Tinggi 4
47 3 4 2 2 2 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 84 84 Sangat Tinggi 5
48 4 1 1 1 4 1 4 4 5 5 4 4 4 5 1 5 2 1 5 5 66 66 Sedang 3
49 1 2 3 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 85 85 Sangat Tinggi 5
50 5 3 2 4 2 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 2 5 5 84 84 Sangat Tinggi 5
51 5 4 2 2 5 5 5 2 5 5 2 5 5 5 5 5 5 3 5 5 85 85 Sangat Tinggi 5
52 4 4 1 2 5 5 5 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85 85 Sangat Tinggi 5
53 5 5 5 4 5 5 5 4 4 2 5 5 5 5 3 2 4 5 3 4 85 85 Sangat Tinggi 5
54 5 5 2 1 1 5 2 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 84 84 Sangat Tinggi 5
55 4 3 3 2 5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 4 3 3 4 5 78 78 Sangat Tinggi 5
56 1 1 1 2 1 1 4 1 1 1 5 2 2 1 1 1 1 2 2 2 33 33 sangat rendah 1
57 5 5 3 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 92 92 Sangat Tinggi 5
58 4 5 4 5 4 3 5 4 5 3 3 4 5 4 4 3 5 5 5 5 85 85 Sangat Tinggi 5
59 3 2 4 5 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 33 33 sangat rendah 1
60 1 1 2 1 1 4 3 1 2 2 2 1 4 1 2 1 2 1 1 1 34 34 sangat rendah 1
61 3 3 3 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2 5 3 5 3 5 83 83 Sangat Tinggi 5
62 1 2 5 5 5 5 5 2 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 87 87 Sangat Tinggi 5
63 4 5 2 1 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 86 86 Sangat Tinggi 5
64 4 4 4 3 4 3 4 5 5 4 4 5 4 5 5 3 5 4 5 5 85 85 Sangat Tinggi 5
65 5 5 3 2 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90 90 Sangat Tinggi 5
66 1 2 2 1 1 1 4 1 1 1 5 1 2 2 2 1 1 1 1 1 32 32 sangat rendah 1
67 4 3 3 3 4 3 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 83 83 Sangat Tinggi 5
68 5 5 5 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 1 1 1 5 5 5 5 84 84 Sangat Tinggi 5
69 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 93 93 Sangat Tinggi 5
70 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 93 93 Sangat Tinggi 5

164
71 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 98 98 Sangat Tinggi 5
72 3 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 30 30 sangat rendah 1
73 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 92 92 Sangat Tinggi 5
74 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 91 91 Sangat Tinggi 5
75 5 5 4 4 3 3 3 3 5 1 2 2 4 4 4 5 5 5 2 5 74 74 Tinggi 4
76 4 5 5 5 5 3 1 1 1 1 2 2 2 4 1 5 5 2 2 3 59 59 Sedang 3
77 5 5 5 5 1 2 1 4 2 5 5 2 2 2 5 3 1 1 1 3 60 60 Sedang 3
78 5 5 5 5 5 5 2 5 2 5 2 1 1 1 1 1 1 2 3 3 60 60 Sedang 3
79 1 1 1 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 77 77 Tinggi 4
80 1 2 2 2 2 1 5 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 30 30 sangat rendah 1
81 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 5 5 1 5 60 60 Sedang 3
82 1 1 1 1 5 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 30 30 sangat rendah 1
83 2 1 5 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 31 31 sangat rendah 1
84 5 5 5 5 1 4 1 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 88 88 Sangat Tinggi 5
85 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 94 94 Sangat Tinggi 5
86 5 4 5 2 5 2 4 1 5 1 4 1 1 3 5 2 1 1 3 5 60 60 Sedang 3
87 1 1 1 1 1 5 1 1 1 2 1 1 5 1 1 1 1 1 5 2 34 34 sangat rendah 1
88 1 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 91 91 Sangat Tinggi 5
89 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95 95 Sangat Tinggi 5
90 3 2 5 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 1 1 1 33 33 sangat rendah 1
91 5 1 3 1 3 1 1 5 3 5 4 1 5 5 5 5 5 2 5 5 70 70 Tinggi 4
92 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 2 1 1 28 28 sangat rendah 1
93 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98 98 Sangat Tinggi 5
94 5 5 5 5 5 5 1 5 1 5 3 1 3 2 1 5 1 5 1 1 65 65 Sedang 3
95 5 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 88 88 Sangat Tinggi 5

165
96 5 5 5 1 5 5 2 2 5 3 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 85 85 Sangat Tinggi 5
97 5 5 5 5 1 5 1 1 1 3 2 5 5 2 5 5 5 2 5 5 73 73 Tinggi 4
98 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 96 96 Sangat Tinggi 5
99 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 88 88 Sangat Tinggi 5
100 4 4 5 3 3 4 5 5 3 3 2 2 1 1 1 5 3 4 5 5 68 68 Tinggi 4
101 2 2 3 4 5 4 1 1 3 3 5 5 4 4 5 3 2 5 5 5 71 71 Tinggi 4
102 4 4 2 1 5 5 5 3 3 4 5 2 3 3 5 5 5 5 5 5 79 79 Tinggi 4
103 2 2 3 5 4 1 5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 84 84 Sangat Tinggi 5
104 4 5 5 5 3 3 2 1 1 5 5 5 4 5 2 2 3 1 1 1 63 63 Sedang 3
105 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 4 2 2 5 1 5 5 5 5 84 84 Sangat Tinggi 5
106 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 4 4 5 5 82 82 Tinggi 4
107 3 3 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 87 87 Sangat Tinggi 5
108 3 5 5 3 3 4 4 5 5 4 4 2 3 4 5 5 5 5 5 5 84 84 Sangat Tinggi 5
109 5 5 5 5 2 3 5 3 2 1 5 5 5 4 5 3 3 5 5 5 81 81 Tinggi 4
110 3 5 5 5 4 4 5 2 5 5 5 5 1 4 4 5 2 4 5 5 83 83 Tinggi 4
111 1 3 5 5 5 3 2 2 5 5 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 80 80 Tinggi 4
112 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 91 91 Sangat Tinggi 5
113 4 2 2 1 1 4 4 2 2 2 3 3 3 3 3 5 2 2 4 5 57 57 Sedang 3
114 3 3 2 1 1 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 75 75 Tinggi 4
115 1 2 2 2 1 3 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 75 75 Tinggi 4
116 2 2 1 1 1 1 3 3 2 5 4 2 5 5 3 5 3 3 5 3 59 59 Sedang 3
117 3 3 1 2 2 1 2 3 3 3 4 5 5 2 5 3 4 5 5 5 66 66 Sedang 3
118 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 26 26 sangat rendah 1
119 3 2 1 2 3 3 3 4 5 5 5 3 5 2 5 5 5 5 5 4 75 75 Tinggi 4
120 2 1 4 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 3 5 5 5 3 4 3 82 82 Tinggi 4

166
121 1 1 4 4 4 4 3 3 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 2 5 75 75 Tinggi 4
122 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 81 81 Tinggi 4
123 2 2 3 3 4 5 5 5 3 3 3 2 1 1 4 5 3 3 3 3 63 63 Sedang 3
124 5 5 3 3 2 2 1 3 4 5 5 5 2 2 2 2 3 4 4 4 66 66 Sedang 3
125 5 4 5 5 4 5 1 5 5 1 5 5 1 5 5 5 1 3 5 5 80 80 Tinggi 4
126 3 3 2 1 5 5 3 2 3 4 5 1 5 2 3 5 5 5 5 4 71 71 Tinggi 4
127 5 5 5 3 3 2 2 5 4 4 4 3 1 1 3 5 5 5 5 5 75 75 Tinggi 4
128 3 3 2 2 5 2 5 1 5 5 3 5 5 5 2 2 5 5 5 5 75 75 Tinggi 4
129 3 3 2 1 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 83 83 Sangat Tinggi 5
130 1 3 4 1 2 2 5 5 3 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 1 72 72 Tinggi 4
131 3 2 5 2 2 1 4 4 5 5 2 2 1 5 5 5 5 5 5 5 73 73 Tinggi 4
132 2 1 1 4 4 5 2 2 5 5 5 5 1 5 5 4 2 5 5 5 73 73 Tinggi 4
133 3 3 4 4 2 2 5 1 1 5 5 5 4 3 3 5 5 5 5 5 75 75 Tinggi 4
134 1 2 3 1 1 2 5 5 5 2 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 75 75 Tinggi 4
135 1 2 2 3 1 4 1 3 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 73 73 Tinggi 4
136 2 5 3 1 4 5 5 3 3 5 1 3 5 5 5 3 3 4 5 5 75 75 Tinggi 4
137 2 2 4 1 2 2 3 5 5 5 4 4 3 2 5 5 5 5 5 5 74 53 Tinggi 4
138 1 1 2 5 1 4 4 2 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 76 76 Tinggi 4
137 2 5 5 5 5 1 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 88 88 Sangat Tinggi 5
139 4 4 4 2 2 1 3 3 2 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 76 76 Tinggi 4
140 2 2 2 5 5 5 2 5 5 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 1 78 78 Tinggi 4
141 1 2 5 5 5 3 3 2 5 4 5 2 3 5 2 5 1 5 5 1 69 69 Tinggi 4
142 3 3 2 4 5 5 2 1 2 3 4 5 5 5 3 2 5 5 5 5 74 74 Tinggi 4
143 5 4 4 1 5 3 5 5 5 3 5 5 5 1 1 3 3 5 5 5 78 78 Tinggi 4
144 3 3 3 5 1 3 3 4 4 1 1 5 5 5 4 4 2 5 5 5 71 71 Tinggi 4

167
145 3 2 5 5 3 4 5 5 5 1 1 2 1 2 3 5 5 5 5 5 72 72 Tinggi 4
146 1 2 2 4 5 1 1 3 5 2 2 4 3 5 5 5 2 4 5 1 62 62 Sedang 3
147 5 5 5 3 5 5 5 1 2 5 1 1 1 5 3 1 5 2 5 5 70 70 Tinggi 4

168
Lampiran 16 Hasil Distribusi Frekuensi Data Umum
Hubungan Sself control dengan kejadian nomophobia di kalangan siswa

kelas viii di MtsN 3 Pasuruan

1. Distribusi Frekuensi Umur Responden.


Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 13 Tahun 51 34.5 34.5 34.5

14 Tahun 82 55.5 55.5 89.9

15 Tahun 15 10 10 100.0
Total 148 100.0 100.0

2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin.

Jenis_Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki Laki 99 66.9 66.9 66.9

Perempuan 49 33.1 33.1 100.0


Total 148 100.0 100.0

3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelas.

Kelas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kelas A 27 18.2 18.2 18.2

Kelas B 29 19.6 19.6 37.8

Kelas C 30 20.3 20.3 58.1

Kelas D 30 20.3 20.3 78.4

Kelas E 32 21.6 21.6 100.0


Total 148 100.0 100.0

171
4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Tinggal.

Tempat_Tinggal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Desa 143 96.6 96.6 96.6
Kota 5 3.4 3.4 100.0
Total 148 100.0 100.0

5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Ekonomi.


Faktor_Ekonomi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Menengah Atas 5 3.4 3.4 3.4
Menengah 140 94.6 94.6 98.0

Menengah Bawah 3 2.0 2.0 100.0


Total 148 100.0 100.0

6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketersediaan Koneksi Internet.

Ketersediaan_Koneksi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Internet Bulanan 45 30.4 30.4 30.4


Modem 5 3.4 3.4 33.8

Voucher 13 8.8 8.8 42.6

Wifi 85 57.4 57.4 100.0


Total 148 100.0 100.0

7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepemilikan Smartphone.

Kepemilikan_Smartphone

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pribadi 142 95.9 95.9 95.9

Orang Tua 6 4.1 4.1 100.0


Total 148 100.0 100.0

172
Lampiran 17 Hasil Distribusi Frekeunsi Data Khusus Hubungan Self Control
Dengan Kejadian Nomophobia

Statistics
Self_Control Nomophobia

N Valid 148 148


Missing 0 0
1. Hasil Frekuensi Self Control

Self_control

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid negative 88 55.0 59.5 59.5


positif 60 37.5 40.5 100.0

Total 148 100.0

2. Hasil Distrbusi Frekuensi Nomophobia

Nomophobia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Rendah 13 8.8 8.8 8.8
Rendah 9 6.1 6.1 14.9

Sedang 25 16.9 16.9 31.8

Tinggi 55 37.2 37.2 68.9

Sangat Tinggi 46 31 31 100.0


Total 148 100.0 100.0

173
3. Hasil Crosstab Tabulasi Silang.

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Self_control * Nomophobia 148 92.5% 0 0.0% 160 100.0%

Self_control * Nomophobia Crosstabulation


Nomophobia

Sangat Sangat
Rendah Rendah Sedang Tinggi Tinggi Total

Self_control negative Count 0 1 10 33 44 88


% within Self_control 0.0% 1.1% 11.4% 37.5% 50.0% 100.0%

% within Nomophobia 0.0% 11.1% 40.0% 60.0% 95.7% 59.5%


% of Total 0.0% 0.7% 6.8% 22.3% 29.7% 59.5%

positif Count 13 8 15 22 2 60
% within Self_control 21.7% 13.3% 25.0% 36.7% 3.3% 100.0%

% within Nomophobia 100.0% 88.9% 60.0% 40.0% 4.3% 40.5%


% of Total 8.8% 5.4% 10.1% 14.9% 1.4% 40.5%
Total Count 13 9 25 55 46 148

% within Self_control 8.8% 6.1% 16.9% 37.2% 31.1% 100.0%

% within Nomophobia 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%


% of Total 8.8% 6.1% 16.9% 37.2% 31.1% 100.0%

174
4. Hasil Uji Analisa Data Spearman Rho’ w

Correlations
Self_control Nomophobia

Spearman's rho Self_control Correlation Coefficient 1.000 -.610**

Sig. (2-tailed) . .000


N 148 148

Nomophobia Correlation Coefficient -.610** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .


N 148 148

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

175
LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Rizka Yuly Suswanti


NIM 201701049

Judul Proposal : Hubungan Self Control Dengan Kejadian Nomophobia Di


Kalangan Siswa Kelas VIII di MtsN 3 Pasuruan di Desa
Lumbangrejo Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan.

No Hari Nama Penguji Uraian Bimbingan Tanda Tangan

Rina Nur Hidayanti, .1. Perbaiki Prosedur


10 Juni M.Kep,Sp.Kep Kom penelitian,uraikan lebih
1. 2021
lengkap sesuai dengan
NIK 162 601 027
bahasa penelitian.

2. Tambahkan Jumlah

Sampel serta berikan

alasan di ambil jumlah

148 kenapa.

2. 21 Juni Rina Nur Hidayanti, 1. Perbaiki Cara


2021
M.Kep,Sp.Kep Kom membaca tabel

NIK 162 601 027 2. Data Mentah di

Lampirkan.

3. 6 July Rina Nur Hidayanti, 1. Hitung Tabel dengan


2021

176
M.Kep,Sp.Kep Kom Benar

NIK 162 601 027

4. 8 July Rina Nur Hidayanti, 1. Pembenaran FTO di


2021
M.Kep,Sp.Kep Kom pembahasan.

NIK 162 601 027 2. Benarkan Ketikan

dan Tabel.

3. Benarkan Abstrak.

177
B£N A SEHAT PPNI MO.IOKERTO
JI. Rayu Jabon Km 6 MoJokcrto. I clp/I ax. (03211 390203
f'mai1 : stikes pni ,telkom.net

LEMBAR REVISI SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Rizka Yuly Suswanti


NIM 201701049
Dosen Pembimbing : Binarti Dwi Wahyuningsih,S.Kep.Ns.M.M.Kes

Judul Proposal Hubungan Self Control Dengan Kejadian Nomophobia Di


Kalangan Siswa Kelas VIII di MtsN 3 Pasuruan di Desa
Lumbangrejo Kecamatan Pri en Kabupaten Pasuruan.

No Hari Nama Penguji Uraian Bimbingan Tanda Tangan

Binarti Dwi 1. bahas antara keterkaitan antara


12 13 kedua avariable.
' Wilhyuningsih.S.Kep.Ns.
1. 2021
M.M.Kes 2. di pembahasan gabiin•kan deng

data umum per uat


NIK. 162 601 070
Fakta,Teori,Opini.

3. perbaiki saran.
178
Lampiran 18 Dokumentasi Penelitian

Mengkoordinasi Bersama
Wali Kelas

Penjelasan mengenai penelitian yang


akan di lakukan,tujuan,
mempresentasikan fenomena
penelitian,responden penelitian yang
di butuhkan, waktu yang di butuhkan

Perkenalan Peneliti Kepada Responden


yang sudah terkumpul

179
Penjelasan materi dan
peraturan penelitian mengggunakan
vidio

Penjelasan materi menggunakan PPT,


Penyampaian materi,tjuan penelitian,dan
peraturan menggunakan teks. Serta arahan
untuk mengisi infrom content

Pengisian Infrom Content

180
Pengecekan kembali Infrom content,
dan melanjutkan ke pingisian kuisoner
data umum.

Pengisian data Self Control


melalui google from

Pengisian Nomophobia
melalui Google from

181

Anda mungkin juga menyukai