Anda di halaman 1dari 8

Studi Perbedaan Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan Kutorejo dengan Pasar Tradisional Tanjungsari Kecamatan

Dlanggu Kabupaten Mojokerto

STUDI PERBEDAAN PASAR TRADISIONAL KUTOREJO KECAMATAN KUTOREJO DENGAN


PASAR TRADISIONAL TANJUNGSARI KECAMATAN DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO

Eridanila Firmandani
Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, firmandanieridanila@gmail.com
Drs. Suharsono
Dosen Pembimbing Mahasiswa

Abstrak
Pasar Tradisional Kutorejo dan Pasar Tradisional Tanjungsari adalah pasar kecamatan yang ada di Kabupaten
Mojokerto. Jarak dari pusat kota menuju Pasar Tradisional Kutorejo yaitu ±9km dan jarak menuju Pasar Tradisional
Tanjungsari yaitu ±13km, namun dari segi keramaian pengunjung lebih banyak di Pasar Tradisional Tanjungsari dari
pada di Pasar Tradisional Kutorejo. Peranan sarana dan prasarana transportasi merupakan peranan yang penting untuk
menentukan perkembangan pusat-pusat kegiatan, akan tetapi Pasar Tradisional Tanjungsari memiliki faktor lain yaitu
dari segi kebersihan, keamanan dan kenyamanan yang bisa menarik pengunjung untuk datang ke Pasar Tradisional
Tanjungsari dari pada pasar Tradisional Kutorejo.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan lokasi, kualitas fasilitas, kelengkapan barang, harga barang
dan jumlah stand di Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan Kutorejo dengan Pasar Tradisional Tanjungsari Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto.Jenis penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data ini dengan menggunakan uji
deskriptif kuantitatif, uji chi kuadrad dan T test.
Nilai lokasi dari pusat kota menuju Pasar Kutorejo memiliki nilai 82, sedangkan lokasi dari pusat kota menuju
Pasar Tradisional Tanjungsari memiliki nilai 75. Sehingga nilai lokasi di Pasar Kutorejo lebih baik daripada Pasar
Tanjungsari. Nilai fasilitas di kedua pasar ini juga hampir sama yaitu 44 untuk Pasar Tradisional Kutorejo dan 60 untuk
Pasar Tradisional Tanjungsari, sehingga kualitas fasilitas di Pasar Tanjungsari lebih baik daripada Pasar Kutorejo.
Kelengkapan barang yang diperjualbelikan di Pasar Tradisional Kutorejo dan Pasar Tradisional Tanjungsari memiliki
perbedaan yang signifikan χ2hitung > χ2tabel , (21,42>9,488). Berdasarkan hasil T test diketahui bahwa nilai p=0. Dengan
menggunakan α=0,05 akan memiliki perbedaan yang signifikan jika (p<α) ternyata (0,000<0,05). Artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antara harga di Pasar Tradisional Kutorejo dan Pasar Tradisional Tanjungsari. Jumlah stand
di Pasar Tradisional Kutorejo dalam seminggu ialah 43% dan 100% di Pasar Tradisional Tanjungsari, hasil uji chi
kuadrad pada jumlah stand yaitu (15,78>12,592) maka ( χ 2hitung > χ2tabel ) artinya terdapat perbedaan yang signifikan
antara kondisi stand di Pasar Tradisional Kutorejo dan Pasar Tradisional Tanjungsari.
Kata Kunci : Perbedaan Pasar Tradisional, Pedagang.
Abstract
Kutorejo traditional and Tanjungsari traditional market is the market sub-district that is located in Mojokerto
regency. The distance from the city center to the Kutorejo traditional market is closer than Tanjungsari traditional
market, but from the crowds Tanjungsari traditional market more than Kutorejo traditional market. The role of
transportation infrastructure is an important role for determining the development of activity centers; however,
tanjungsari traditional market has other factors, seen by the cleanliness, safety, and freshness that can attract visitors to
come to the Tanjungsari traditional market than Kutorejo traditional market.
The purpose of this study to determine the differences in location, facility quality, completely of goods, the
price of goods, and market conditions in the booth at Kutorejo traditional market, kutorejo sub-disctrict and tanjungsari
traditional market, dlanggu sub-district in Mojokerto regency. This study used descriptive quantitative. The data
collection techniques used interview technique, observation, and documentation. The analysis of data used quantitative
descriptive test, chi-square test, and t-test.
The value of the accessibility of the city center towards Kutorejo traditional market has 82 point. Meanwhile
the location from the city center towards Tanjungsari traditional market has 75 point. The result of the value location at
Kutorejo traditional market is better than Tanjungsari traditional market. The value of facility in both the market is also
almost the same, 44-point for kutorejo traditional market and 60-point for tanjungsari traditional market, so the quality
of facility at Tanjungsari traditional market is better than Kutorejo traditional market. The completeness of goods
bought and sold at Kutorejo traditional market and Tanjungsari traditional market has significant differences X2 hitung
> X2tabel (21, 42>9,488). Based on the results of t-test is known that the value of p=0. By using α=0, 05 would have a
significant difference if p<α, so (0, <0, 05). It means that there is a significant difference between the price at Kutorejo
traditional market and Tanjungsari traditional market. The results of chi-square for amount of booth is (15, 78>12,592)
so (X2hitung > X2tabel) it means that there is a significant difference between the condition of booth at kutorejo
traditional market and tanjungsari traditional market.
Keywords : differences, traditional market, trader.

7
Studi Perbedaan Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan Kutorejo dengan Pasar Tradisional Tanjungsari Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto

bagi ekonomi keluarga. b. Pedagang semi


PENDAHULUAN profesional, yaitu pedagang yang melakukan
Lokasi yang dianggap paling strategis dari aktivitas perdagangan untuk memperoleh uang
segi aksebilitas adalah lokasi yang paling mudah tetapi pendapatan dari hasil perdagangan tersebut
dijangkau dari beberapa lokasi yang lain. Peranan merupakan sumber tambahan bagi ekonomi
prasarana dan sarana transportasi memegang peranan keluarga. c. Pedagang subsistensi, yaitu pedagang
paling menentukan terhadap perkembangan pusat- yang menjual produk atau barang dari hasil
pusat kegiatan. Makin tinggi aksebilitas suatu lokasi aktivitas atas subsistensi untuk memenuhi
kegiatan, makin besar potensi perkembangan pusat ekonomi keluarga. Pada daerah pertanian,
kegiatan, makin besar potensi perkembangan pusat pedagang ini adalah seorang petani yang menjual
kegiatan tersebut sehingga pada perkembangannya produk pertanian ke pasar desa atau kecamatan.
akan memunculkan pusat kegiatan sekunder, tertier Sebagai upaya untuk menjadikan pasar
dan seterusnya. Pusat-pusat kegiatan tersebut sebagai salah satu motor penggerak dinamika
berperan menjadi simpul pemusatan kegiatan dari perkembangan perekonomian suatu kota, maka
berbagai sub-wilayah yang beraneka ragam tersebut diperlukan adanya pasar yang dapat beroperasi
dan membentuk suatu sistem kegiatan wilayah yang secara optimal dan efisien serta dapat melayani
solid dan hal inilah yang mendasari mengapa kebutuhan masyarakat. Efisiensi dan optimasi
wilayah tersebut juga disebut sebagai wilayah nodal pelayanan suatu pasar untuk meningkatkan
(nodal region). Keberadaan wilayah yang ditandai kemajuan pasar di antaranya dapat dilihat dari
oleh adanya keterkaitan fungsional dan terkontrol pola penyebaran sarana perdagangan, waktu
oleh suatu simpul kegiatan memunculkan sistem pelayanan pasar, kondisi fisik pasar, jenis dan
wilayah yang khas dan berbeda diarti wilayah lain variasi barang yang diperdagangkan, dan sistem
(Yunus,2010). pengelolaan pasar (kelembagaan) pasar itu
Menurut Black (dalam Tamin, 2000), sendiri, dimana menurut Viktor (2006) yang dapat
aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau dijelaskan sebagai berikut :
kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan Pola penyebaran sarana perdagangan dan
berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susahnya waktu pelayanan yang efisien akan memudahkan
lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan pedagang dan pembeli (konsumen) untuk
transportasi. Aksesibilitas adalah konsep yang berinteraksi dan mengurangi biaya dan waktu
menggabungkan sistem pengaturan tata guna lahan perjalanan yang diperlukan. Ketidakteraturan pola
secara geografis dengan sistem jaringan penyebaran dan sistem pelayanan pasar
transportasi yang menghubungkannya. Jadi dapat tradisional akan menyebabkan tidak efisiennya
dikatakan disini bahwa aksesibilitas merefleksikan pelayanan pasar. Bila kondisi ini tidak segera
jarak perpindahan di antara beberapa tempat ditangani secara tepat, akan terjadi inefisiensi dan
yang dapat diukur dengan waktu dan/atau biaya pada akhirnya akan mengganggu sistem pelayanan
yang dibutuhkan untuk perpindahan tersebut. kota secara keseluruhan. a. Variasi dan asal serta
Tempat yang memiliki waktu dan biaya tujuan barang yang diperjualbelikan
perpindahan yang rendah menggambarkan adanya mengindikasikan kondisi aktivitas dan keterkaitan
aksesibilitas yang tinggi. Peningkatan fungsi pasar dengan aktivitas di kawasan yang lain atau
transportasi akan meningkatkan aksesibilitas karena adanya keterkaitan keruangan (spatial linkages). b.
dapat menekan waktu dan biaya yang dibutuhkan. Sistem pengelolaan pasar (kelembagaan) juga
Dalam aktivitas perdagangan, pedagang memegang peranan penting terhadap
adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan perkembangan dan kemajuan aktivitas pasar.
produk atau barang kepada konsumen baik secara Kemajuan pasar tidak terlepas dari aktivitas
langsung maupun tidak langsung. Dalam ekonomi, yang berada di dalam dan di sekitar pasar serta
pedagang dibedakan menurut jalur distribusi yang pertumbuhan ekonomi yang ada di wilayah tersebut.
dilakukan, dapat dibedakan menjadi pedagang Penambahan jumlah penduduk juga menyebabkan
distributor (tunggal), pedagang (partai) besar, dan terjadinya peningkatan kebutuhan akan ruang yang
pedagang eceran. semakin meninggi, di mana ruang tersebut selain
Sedangkan dari pandangan sosiologi digunakan untuk aktivitas penduduk, juga untuk
ekonomi, menurut Damsar (1997), membedakan penyediaan sarana penunjang, terutama untuk
pedagang berdasarkan penggunaan dan meningkatkan aktivitas perekonomian seperti
pengolahan pendapatan yang didapatkan dari pengelolaan pasar.
hasil perdagangan dan hubungannya dengan Globalisasi dan kondisi ekonomi beberapa
ekonomi keluarga. Berdasarkan penggunaan dan tahun terakhir telah mendorong pertumbuhan usaha
pengolahan pendapatan yang diperoleh dari hasil pasar modern yang pesat, terutama bisnis ritel
perdagangan, pedagang dikelompokkan menjadi : a. modern di kota-kota besar. Munculnya pasar-pasar
Pedagang profesional, yaitu pedagang yang dan toko modern tersebut menjadi salah satu
menggunakan aktivitas perdagangan sebagai indikator keberhasilan daerah dalam meningkatkan
sumber utama pendapatan dan satu-satunya kapasitas perkonomian daerah, karena pasar modern

8
Studi Perbedaan Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan Kutorejo dengan Pasar Tradisional Tanjungsari Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto

berkembang pesat di daerah perkotaan. Dari segi meyebabkan tarjadinya perkembangan pasar yang
perkembangan, pasar modern lebih cepat ada di dekatnya yaitu Pasar Tradisional Tanjungsari
berkembang di daerah perkotaan dan pasar semakin ramai, sehingga banyak pembeli yang
tradisional lebih cepat berkembang di daerah memilih berkunjung ke Pasar Tradisional
pedesaan karena akses yang lebih mudah. Akan Tanjungsari dari pada Pasar Tradisional Kutorejo
tetapi disisi lain pasar tradisional juga memiliki meskipun Pasar Tradisional Tanjungsari aksesnya
persaingan yang ketat antar pasar tradisional satu lebih jauh.
dengan yang lain. Pasar Tradisional Tanjungsari adalah pasar
Keadaan ini juga terjadi di Pasar Tradisional tradisional yang lokasinya tidak jauh dari Pasar
Kutorejo dan Pasar Tradisional Tanjungsari Tradisioanal Kutorejo, luas Pasar Tradisional
Kabupaten Mojokerto, dimana saat ini pasar modern Tanjungsrai memiliki luas 1.944 m2. Lokasi Pasar
semakin mudah ditemukan seperti minimarket Tradisional Tanjungsari cukup strategis dan barang
sehingga keadaan tersebut merubah gaya hidup dagangan yang diperjualbelikan juga cukup lengkap.
masyarakat, akan tetapi masyarakat masih tetap ada Pengelolaan Pasar Tradisional Tanjungsari dikelola
yang datang ke pasar tradisional guna memperoleh dengan baik oleh pemerintah desa serta pendapatan
kebutuhan yang tidak ada di pasar modern. Untuk dari pungutan retribusi pasar tradisional
dapat memenuhi kebutuhan pasar, tentunya dikembalikan untuk pembangunan desa terutama
pedagang memerlukan modal yang semakin pengembangan pasar tradisional desa tersebut.
meningkat, dan hal inilah yang menjadi kendala bagi Kedua pasar tersebut memiliki persamaan
pedagang dalam meningkatkan modal usaha yang yaitu keduanya merupakan pasar kecamatan, letak
dimilikinya. Sehingga hal ini dapat membuat kedua pasar tersebut berdekatan dengan jarak ±3km,
pedagang menjadi bangkrut karena mereka tidak keduanya memiliki luas yang hampir sama. Akan
mampu meningkatkan modal yang harus mereka tetapi kedua pasar tersebut memiliki perbedaan yaitu
miliki guna meningkatkan penjualan. Pasar Tanjungsari semakin ramai dan sebaliknya
Ditambah lagi keberadaan pedagang Pasar Kutorejo semakin sepi. Untuk itu, peneliti
pendatang yang tidak memiliki stand di pasar menggunakan beberapa variabel yaitu Lokasi,
tradisional dan berjualan di emperan pasar bahkan Kualitas Fasilitas, Kelengkapan barang, Harga
sampai ke badan jalan yang pada akhirnya membuat barang , Jumlah stand dan Faktor yang
retribusi dari sewa kios atau los menurun. Transaksi mempengaruhi Pasar Tanjungsari semakin ramai dan
di luar pasar tradisional membuat transaksi jual beli Pasar Kutorejo semakin sepi. Variabel tersebut
pedagang yang berada di dalam pasar tradisional digunakan untuk mengetahui apa saja faktor yang
menjadi berkurang. Selain itu dengan adanya mempengaruhi perbedaan kedua pasar tersebut.
pedagang yang berjualan di emperan pasar Berikut jumlah pedagang yang ada di Pasar
tradisional membuat lahan parkir yang tersedia Tradisional Kutorejo dan Pasar Tradisional
menjadi berkurang sehingga memicu munculnya Tanjungsari :
parkir liar yang tidak dikelola oleh petugas parkir
resmi sehingga mengakibatkan retribusi dari sektor Tabel 1.1
parkir berkurang. Faktor lainnya adalah adanya Data Jumlah Pedagang di Pasar Kutorejo dan Pasar
disfungsi bangunan pasar tradisional. Tanjungsari Kabupaten Mojokerto 2013

Pasar Tradisional Kutorejo merupakan pasar


tradisioanal milik pemerintah Kabupaten Mojokerto Tahun Pasar Kutorejo Pasar Tanjungsari
yang di kelola sepenuhnya oleh pemerintah, luas
pasar tradisional ini kurang lebih 2.682 m2. lokasi
Pasar Tradisioanal Kutorejo merupakan lokasi yang Isi Kosong Isi Kosong
strategis, merupakan jalur wisata, barang yang
diperjualbelikan juga lengkap, lokasi pasar juga 2010 98 31 325 7
dekat dengan pemukiman warga sehingga pasar ini
sangat ramai, akan tetapi semakin lama Pasar
Tradisional Kutorejo mulai tampak sepi, kemudian 2011 85 44 329 3
jumlah pengunjung yang semakin hari semakin
menurun, hal ini menyebabkan jumlah pedagang
juga menurun dari tahun ke tahun. 2012 70 59 332 0
Karena mobilitas di Pasar Tradisional
Kutorejo tidak begitu ramai, maka pedagang di pasar 2013 65 64 332 0
tradisioanl ini banyak yang gulung tikar dan hingga
saat ini hanya tersisa 65 pedagang. Karena Sumber : Data Kantor Dinas Pasar Tradisional Kutorejo
penurunan pedagang, hal ini menyebabkan banyak dan Pasar Tradisional
stand yang kosong dan barang dagangan yang
dijualbelikan tidak lengkap. Ketika Pasar Tradisional Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui
Kutorejo semakin tahun semakin sepi, hal ini perbedaan lokasi, kualitas fasilitas, kelengkapan barang,

9
Studi Perbedaan Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan Kutorejo dengan Pasar Tradisional Tanjungsari Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto

harga barang, dan jumlah stand yang terpakai dan tidak pasar. Hasil χ2 hitung dikatakan ada perbedaan jika
terpakai di Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan mempunyai nilai lebih dari χ2tabel demikian pula
Kutorejo dan Pasar Tradisional Tanjungsari Kecamatan sebaliknya. Uji yang ketiga adalah uji T test digunakan
Dlanggu kabupaten Mojokerto untuk menjawab rumusan masalah nomer 5 yaitu
tentang Harga di Pasar Tradisional Kutorejo dan Pasar
METODE PENELITIAN Tradisional Tanjungsari.
Jenis penelitian ini termasuk penelitian survey
HASIL PENELITIAN
untuk mendapatkan suatu deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan keruangan dengan analisis 1. Lokasi
kewilayahan, yang merupakan suatu metode untuk Lokasi di Kecamatan Kutorejo merupakan
memahami gejala tertentu agar mempunyai lokasi yang baik untuk pendirian sebuah pasar
pengetahuan yang lebih mendalam melalui media ruang tradisional karena Kecamatan Kutorejo hanya
yang dalam hal ini variabel ruang mendapat posisi berjarak 9 km dari pusat kota dengan waktu tempuh
utama dalam setiap analisis. 33 menit. Jarak pusat kota dengan Pasar Tradisional
Pendekatan Keruangan adalah suatu metode Tanjungsari berjarak 13 km dengan waktu tempuh
untuk memahami gejala tertentu agar mempunyai 43 menit. Lokasi di Kecamatan Kutorejo merupakan
pengetahuan yang lebih mendalam melalui media ruang lokasi yang baik untuk pendirian pasar daripada di
yang dalam hal ini variabel ruang mendapat posisi
Kecamatan Dlanggu karena Kecamatan Kutorejo
utama dalam setiap analisis.
memiliki jarak yang lebih dekat dari pusat kota dan
Subjek penelitian yang digunakan dalam memiliki waktu tempuh yang tidak terlalu lama.
penelitian ini adalah pasar tradisional, peneliti Keadaan jalan untuk mencapai Pasar
mengambil responden dari dua pasar tradisional yaitu
Tradisional Kutorejo juga tidak terlalu buruk karena
Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan Kutorejo yang
terletak di wilayah Kecamatan Kutorejo dan pasar semua jalan sudah dilakukan pengaspalan dan
kedua adalah Pasar Tradisional Tanjungsari yang kondisi jalan masih mulus, lebar jalan sebesar 15
terletak di Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto. meter dan termasuk kelas jalan III. Dan kondisi jalan
Populasi target dalam penelitian ini adalah pedagang untuk menuju Pasar Tradisional Kutorejo hanya ada
yang berjualan di Pasar Tradisional Kutorejo sebanyak satu tanjakan dan satu belokan sehingga
65 pedagang dan Pedagang di Pasar Tradisional
mempermudah pengunjung menuju lokasi pasar,
Tanjungsari sebanyak 332 pedagang
aksebilitas menuju Pasar Tradisional Kutorejo
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai memiliki nilai skor 82. Jarak Pasar Tradisional
pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam Tanjungsari dengan terminal kurang lebih 13 km,
upaya mengumpulkan data-data di lapangan.
keadaan jalan untuk mencapai Pasar Tradisional
Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain
selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu Kutorejo juga tidak terlalu buruk karena semua jalan
dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat sudah dilakukan pengaspalan dan kondisi jalan
digunakan untuk menunjang kebebasan hasil penelitian, masih mulus, lebar jalan sebesar 11 meter dan
namun berfungsi sebagai instrumen pendukung. termasuk kelas jalan III. Selain kondisi jalan yang
Analisis data pada penelitian ini menggunakan baik, akses jalan menuju Pasar Tanjungsari tidak
analisis deskritpif dimana Uji analisis deskriftif memiliki tanjakan dan memiliki tiga belokan yang
kuantitatif yaitu analisis penyajian datanya diolah harus dilalui oleh pengunjung yang akan menunju
dengan menghitung frekuensi kemunculan angka Pasar Tradisional Tanjungsari, aksebilitas menuju
kemudian dikonversi kedalam angka relatif, yang Pasar Tradisional Tanjungsari ini mendapat skor 75,
digunakan untuk menjawab rumusan masalah nomer 1
Dengan demikian skor pada Pasar Tradisional
tentang lokasi, rumusan masalah nomer 2 kualitas
fasilitas di kedua pasar dan rumusan masalah nomer 6 Kutorejo menunjukkan aksebilitas yang lebih baik
yaitu faktor yang mempengaruhi Pasar tradisional daripada aksebilitas di Pasar Tradisional
Kutorejo sepi dan Pasar Tradisional Tanjungsari Tanjungsari.
semakin ramai. Analisis deskriptif digunakan untuk 2. Fasilitas
mengetahui variabel keadan jalan, kualitas jalan, Berdasarkan kedua tabel sarana yang tersedia di
fasilitas (tempat parkir, toilet, tempat ibadah, tempat pasar dapat dijelaskan bahwa fasilitas yang telah
sampah dan warung makan). Uji yang kedua
disediakan oleh pengelola Pasar Tradisional
menggunakan uji chi kuadrad untuk mengetahui untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan kondisi stand di Kutorejo sebenarnya sudah mencukupi dan sesuai
kedua pasar dari stand yang ada dan stand yang kosong, dengan kebutuhan masyarakat dengan skor 44
dimana perhitungan stand tersebut dilakukan selama 2 sedangkan pada Pasar Tradisional Tanjungsari
minggu observasi lapangan, dan untuk mengetahui memiliki skor 60 . Dengan demikian Pasar
perbedaan kelengkapan barang yang dijual di kedua

10
Studi Perbedaan Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan Kutorejo dengan Pasar Tradisional Tanjungsari Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto

Tradisional Tanjungsari memiliki fasilitas Kualitas tersebut merupakan Pasar Kecamatan, keduanya
lebih baik daripada Pasar Tradisional Kutorejo memiliki luas yang hampir sama, jarak dari Pasar
3. Kelengkapan barang Tradisional Kutorejo dari pusat kota yaitu 9 km dan jarak
ke Pasar Tradisional Tanjungsari 13 km.
Dari tabel diatas diketahui bahwa hasil uji chi square
Untuk membandingkan daerah satu dengan
menunjukkan nilai (χ2hitung = 21,42). Dengan daerah lain akan membutuhkan elemen-elemen wilayah
menggunakan (df=4) ( dan (α=0,05) menunjukkan yang lebih kompleks, karena perkembangan wilayah
(χ2tabel = 9,488). setelah dilakukan uji chi square akan meliputi seluruh aspek kehidupan. Dalam hal
memiliki perbedaan yang signifikan jika (χ2hitung > menentukan lokasi peneliti harus memahami keterkaitan
χ2tabel ) , ternyata (21,42>9,488) maka hasil tersebut kepentingan variabel lokasi dengan topik bahasan yang
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan akan dibangun (Yunus,2010)
Aksebilitas merupakan faktor penting dalam
antara jumlah stand yang ada di Pasar Tradisional
pengembangan lokasi, lokasi yang mudah dijangkau
Tanjungsari dan Pasar Tradisional kutorejo. oleh pengunjung memiliki nilai yang tinggi atau
4. Harga yang dijual aksebilitas yang tinggi. Aksebilitas merupakan jauh
Berdasarkan hasil uji T test diketahui bahwa nilai dekatnya pasar yang diukur dengan waktu perjalanan
p=0. Dengan menggunakan α=0,05 akan memiliki atau jarak perjalanan (Agus Sutedjo dan Sri murtini
perbedaan yang signifikan jika p<α, ternyata 2007:49)
(0,<0,05). Artinya terdapat perbedaan yang Lokasi merupakan hal yang sangat penting
dalam pengembangan sebuah pusat kegiatan ekonomi.
signifikan antara harga di Pasar Tradisional Kutorejo
Lokasi yang baik ialah lokasi yang strategis atau lokasi
dan Pasar Tradisional Tanjungsari. yang paling mudah dijangkau oleh pengunjung yaitu
5. Jumlah stand yang dipakai dan tidak terpakai dekat dengan pusat kota, memiliki waktu tempuh yang
Hasil perhitungan statistik deskriptif Pasar tidak lama dan biaya yang relatif sedikit. Semakin baik
Tradisional Kutorejo yang berada pada stand dalam lokasi sebuah pasar, semakin tinggi juga potensi
pasar diperoleh rata-rata dengan nilai 60, untuk di perkembangan pasar tersebut.
Pasar Tradisional Kutorejo merupakan pasar
luar stand diperoleh dengan nilai 7. Sedangkan untuk
yang memiliki lokasi yang baik karena memiliki letak
perhitungan statistik Pasar Tradisional Tanjungsari yang sesuai dengan perkembangan wilayah. Pasar
yang berada pada stand dalam diperoleh rata-rata Tradisional Kutorejo memiliki potensi yang baik untuk
dengan nilai 327 dan diluar stand diperoleh rata-rata berkembang dan menjadi pasar yang maju, karena pasar
41. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata tersebut memiliki jarak yang dekat dengan pusat kota,
jumlah stand di Pasar Tradisional Kutorejo dan Pasar dekat dengan pusat pemerintahan, dekat dengan
Tradisional Tanjungsari berbeda, jumlah stand pemukiman, merupakan jalur pariwisata, memiliki
waktu tempuh yang tidak jauh dan biaya yang relatif
terbanyak di luar maupun di dalam terdapat di Pasar
sedikit dibanding Pasar Tradisional Tanjungsari.
Tanjungsari. Akan tetapi, kenyataannya di Pasar Tradisional
6. Faktor yang mempengaruhi keramaian pasar Tanjungsari lebih ramai dan lebih maju karena faktor
Pasar Tradisional Kutorejo ialah pasar yang letak lain yaitu kualitas fasilitas yang baik, kelengkapan
lokasinya lebih strategis daripada Pasar Tradisional barang yang beraneka ragam dan harga barang yang
Tanjungsari, akan tetapi Pasar Tradisional lebih murah. Faktor inilah yang menjadi daya tarik bagi
Tanjungsari lebih ramai daripada Pasar Tradisional pengunjung untuk memilih Pasar Tradisional
Tanjungsari daripada Pasar Tradisional Kutorejo.
Kutorejo, hal ini disebabkan karena Pasar
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jarak
Tradisional Tanjungsari memiliki kualitas fasilitas pasar dan akses jalan di Pasar Kutorejo lebih strategis
yang lebih baik, memiliki kelengkapan barang yang dan hal ini merupakan modal awal untuk perkembangan
lengkap dan harga barang yang lebih murah. pasar sehingga dengan keadaan jalan yang baik, kualitas
Meskipun jarak tempuh di Pasar Tradisional jalan yang mulus dan dekat dengan keramaian atau pusat
Tanjungsari lebih jauh dan mengeluarkan biaya yang kota. Keadaan ini merupakan salah satu alat untuk dapat
mengembangkan pasar menjadi lebih maju.
lebih untuk menjangkau lokasi pasar, pengunjung
Meskipun aksebilitas di Pasar Kutorejo lebih
lebih tertarik dengan Pasar Tradisional Tanjungsari baik, akan tetapi pasar tersebut tetap sepi dari
karena sesuai dengan budaya orang jawa “Yang pengunjung karena sebagian besar pengunjung ketika
murah akan tetap dicari meskipun lokasinya lebih mereka akan berbelanja, mereka juga memperhatikan
jauh” segi kebersihan dan keamanan pasar. Faktor tersebut
merupakan faktor pendukung mengapa Pasar
PEMBAHASAN Tradisional Tanjungsari lebih ramai daripada pasar
Pasar Tradisional Kutorejo dan Pasar Tradisional Kutorejo meskipun aksebilitas di Pasar
Tradisional Tanjungsari merupakan pasar tradisional Tradisional Kutorejo lebih strategis.
yang terletak di Kabupaten Mojokerto. Kedua pasar Fasilitas umum yang ada di Pasar Tradisional
Kutorejo dan Pasar Tradisional Tanjungsari seperti

11
Studi Perbedaan Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan Kutorejo dengan Pasar Tradisional Tanjungsari Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto

parkir, tempat ibadah, toilet, tempat sampah dan berbeda tetapi hanya terdapat selisih harga yang tidak
warung makan sebetulnya masih belum lengkap terlalu jauh dan pada barang-barang tertentu.
sebagaimana standar fasilitas umum, tetapi fasilitas Hasil penelitian menunjukkan harga di Pasar
tersebut dapat membantu kenyamanan pedagang atau Tradisional Tanjungsari lebih murah daripada Pasar
pengunjung karena mereka bisa menggunakan fasilitas Tradisional Kutorejo. Hal ini dikarenakan faktor
dengan layak. perpindahan pemasok barang, yang dulu pemasok barang
Fasilitas di Pasar Tradisional Tanjungsari singgah di Pasar Tradisional Kutorejo akan tetapi
memiliki fasilitas yang lebih baik daripada Pasar beberapa tahun terakhir pemasok barang singgah di Pasar
Tradisional Kutorejo, faktor ini merupakan salah satu Tradisional Tanjungsari. Inilah yang menyebabkan
faktor pendukung mengapa Pasar Tradisional banyak pedagang di Pasar Tradisional Kutorejo beralih
Tanjungsari lebih diminati oleh masyarakat, sebagai berjualan di Pasar Tradisional Tanjungsari.
contoh tempat parkir, tempat parkir di Pasar Selain kebersihan, keamanan, dan kelengkapan
Tradisional Tanjungsari memiliki keamanan yang barang, faktor harga mempunyai pengaruh yang besar
cukup baik karena setiap kendaraan yang diparkir akan terhadap keramaian pasar. Hasil ini menunjukkan bahwa
diberi kartu parkir, berbeda dengan tempat parkit di salah satu faktor penentu keramaian pasar tradisional
Pasar Tradisional Kutorejo yang tidak menggunakan adalah pada harga yang menjadi bagian dari proses
kartu parkir. Contoh yang kedua yaitu Tempat sampah, transaksi antara penjual dan pembeli.
Pasar Tradisional Tanjungsari memiliki alat untuk Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
pembakaran sampah yang sangat baik, api untuk stand dikedua pasar dengan jumlah stand yang terbanyak
pembakaran juga selalu hidup. terdapat di Pasar Tradisional Tanjungsari, bahkan tidak
Berbeda dengan tempat sampah di Pasar ada stand yang kosong atau tidak digunakan. Hal ini
Tradisional Kutorejo yang masih menggunakan dikarenakan pasar Tradisional tanjungsari memiliki
pembakaran sampah secara tradisional, jadi sampah pengunjung yang sangat banyak, oleh karena itu
masih sering bertumpukan. Faktor kebersihan dan pengunjung merupakan faktor mengapa stand di Pasar
keamanan di Pasar Tradisional Tanjungsari merupakan Tradisional Tanjungsari lebih banyak. Jadi banyaknya
faktor yang mendukung untuk segi kenyamanan bagi pengunjung mempengaruhi banyaknya jumlah stand
pengunjung. yang setiap tahunnya selalu bertambah. Pengunjung
Pasar Tradisional Tanjungsari memiliki merupakan faktor perbedaan jumlah stand yang menjadi
kelengkapan barang yang lebih baik daripada Pasar salah satu alat ukur untuk menentukan perkembangan
Tradisional Kutorejo. Perbedaan ini karena macam sebuah pasar dimana dengan penataan yang tidak teratur
barang yang diperjual belikan di Pasar Tradisional dan tidak didasarkan pada kesamaan atau keterkaitan
Kutorejo relatif lebih sedikit dan kurang lengkap antar barang yang diperdagangkan serta jumlah
dibandingkan pada Pasar Tradisional Tanjungsari, pedagang terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah
sedangkan barang yang dijual di Pasar Tradisional kios dan los yang tersedia mengakibatkan para
Tanjungsari lebih bervariasi karena jumlah pedagang pedagang menggunakan lorong- lorong, bahu jalan,
lebih banyak. Keramaian pasar juga dimanfaatkan oleh bahkan badan jalan untuk memajang barang dagangan
warga sekitar untuk membangun kios atau toko di dekat untuk berjualan.
pasar sehingga menambah kelengkapan barang yang Keadaan tersebut sama halnya di Pasar
dijual di Pasar Tradisional Tanjungsari dan meningkatkan Tradisional Tanjungsari, karena jumlah pengunjung
pendapatan yang diperoleh pengelola dari pajak selalu banyak, maka hal ini mempengaruhi jumlah stand
pertokoan sehingga hasil pajak tersebut dapat di dalam pasar selalu penuh, sehingga banyak pedagang
dimanfaatkan untuk pembangunan di Pasar Tradisional yang berjualan di badan jalan. Jumlah stand di Pasar
Tanjungsari. Tanjungsari selalu penuh oleh pedagang dan
Selain faktor kebersihan dan keamanan, Pasar pengunjung karena terdapat beberapa faktor yaitu dari
Tradisional Tanjungsari juga memiliki kelengkapan segi kebersihan, keamanan, barang yang dijual lengkap,
barang yang baik, kelengkapan barang merupakan faktor harga barang yang relatif murah dibanding pasar
yang mendukung untuk menarik banyak pengunjung Tradisional Kutorejo serta adanya pemasok barang yang
karena pengunjung bisa berbelanja banyak jenis barang singgah di Pasar Tradisional Tanjungsari untuk
di satu tempat. mensuplai barang.
Harga disini merupakan variabel yang sangat Faktor yang mempengaruhi Pasar Tradisionsl
mempengaruhi minat pengunjung, karena harga dapat Kutorejo semakin sepi dan Pasar Tradisional Tanjungsari
membuat pengunjung untuk tetap berbelanja atau tidak di semakin ramai karena Pasar Tradisional Tanjungsari
suatu pasar. Apalagi harga di pasar sudah dikenal oleh memiliki kualitas fasilitas yang lebih baik, kelengkapan
masyarakat dengan harga yang lebih murah, sehingga barang yang lengkap, dan harga yang relatif murah.
pengunjung akan tertarik untuk menjadi pelanggan di Meskipun Pasar Tradisional Kutorejo memiliki lokasi
pasar tersebut. atau letak yang strategis, tapi pengunjung lebih memilih
Pasar Tradisional Kutorejo dan Pasar berbelanja di Pasar Tradisional Tanjungsari karena faktor
Tradisional Tanjungsari memiliki perbedaan yang kebersihan, keamanan, kelengkapan barang dan harga
signifikan terhadap harga dari kedua pasar sehingga yang murah.
dapat dinyatakan bahwa harga yang berlaku di Pasar
Tradisional Kutorejo dan Pasar Tradisional Tanjungsari

12
Studi Perbedaan Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan Kutorejo dengan Pasar Tradisional Tanjungsari Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto

PENUTUP Indrawati. (2014). Analisis Sumber Modal Pedagang


A.Kesimpulan Pasar Tradisional Di Kota
1. Aksebilitas di Pasar Tradisional Kutorejo lebih baik Pekanbaru. Jurnal Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi
daripada Pasar Tradisional Tanjungsari, akan tetapi Ekonomi Pembangunan
Pasar Tradisional Tanjungsari masih tetap ramai Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
karena faktor kebersihan, keamanan, memiliki Jayadinata, Johara T. (1985). Pembangunan Desa dalam
barang yang lengkap dan harga yang lebih murah. Perencanaan. Bandung:
2. Kualitas fasilitas dan jumlah stand di Pasar ITB
Tradisional Tanjungsari lebih baik daripada di Pasar Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 23 / MPP/1998
Tradisional Kutorejo, jadi pengunjung lebih memilih Tanggal 21 Januari 1998
Pasar Tradisional Tanjungsari yang memiliki tentang Lembaga-Lembaga Usaha Perdagangan
kebersihan dan keamanan yang terjamin, banyaknya Kottler, Philip and Gary Amstrong. (2001). Prinsip-
pedagang dari Pasar Tradisional Kutorejo yang prinsip Pemasaran. Jakarta:
berpindah stand ke Pasar Tradisional Tanjungsari Penerbit PT Erlangga.
karena adanya faktor perpindahan pemasokan barang Kottler, Philipetal. (1998). Marketing Places: Attracting
yang singgah di Pasar Tradisional Tanjungsari, Investment ,Industry and
banyaknya jumlah pedagang tersebut juga Tourism to Cities, State and Nations. NewYork:
mempengaruhi banyaknya jenis barang dagangan di The Free Press Division of Macmillan Inc.
Pasar Tradisional Tanjungsari. Maulana. (2012). Studi Implementasi Kebijakan
3. Kelengkapan barang dan harga di Pasar Tradisional Revitalisasi Pasar Bulu Kota
Tanjungsari lebih lengkap dan murah murah Semarang. Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial
daripada Pasar Tradisional Kutorejo karena hal ini Politik Universitas Diponegoro Semarang.
disesuaikan dengan biaya produksi dan ongkos Manner, david dan wiryomarto, (1995) Teori Budaya.
transportasi pemasok barang yang singgah di Pasar Yogyakarta : Pustaka
Tradisional Tanjungsari Pelajar
Miles, Mike E.etal.(1999). Real Estate Development,
B.Saran Principles and Process.
1. Bagi pedagang di Pasar Tradisonal Kutorejo, harus Washington DC: Urban Land Institute.\
bisa menyesuaikan harga yang lebih murah Mursid, M. (1997).Manajemen Pemasaran. Jakarta:
contohnya dengan memberikan potongan khusus Penerbit Bumi Aksara
untuk pembelian dalam jumlah besar. Nazir, Moh.(2003). Metode Penelitian. Jakarta: Penerbit
2. Bagi kepala pasar dan pengelola juga harus ada Ghalia Indonesia.
perhatian lebih seperti mencari suplayer atau Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan.
pemasok barang dari wilayah sekitar yang mungkin Jakarta : Rineka Cipta
lebih murah agar bisa tercipta persaingan pasar yang Riyadi dan Deddy Supriady Bratakusumah. 2004.
sehat, serta menjaga kebersihan dan keamanan agar Perencanaan Pembangunan
pengunjung merasa nyaman. Daerah: Strategi Menggali Potensi dalam
Mewujudkan Otonomi Daerah.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta:Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Asy’ari, Sapari Imam. (1993). Sosiologi Kota dan Desa. Santoso, Slamet (2006) Dinamika Kelompok. Jakarta :
Surabaya: Penerbit Bumi Aksara
Usaha Nasional Sutedjo Agus dan Murtini Sri (2007). Buku Ajar
Blair, JohnP. (1995). Local Economic Development: Geografi Pariwisata Mahasiswa
Analysis and Practice, Geografi : Jurusan Geografi FIS UNESA
California, USA: Sage Publications Inc. Sutrisno, Pamardi dan Mudji (2002). Teori-teori
Campbell, R.Mc Connell and Stanley L.Brue. (1990). Kebudayaan. Yogyakarta :
Economics: Principles, Kanikus
Problems and Policies. Mc Graw-Hill Suryana dan Riduwan, (2010). Statistika Bisnis.
Publishing Company Bandung : Alfabeta
Daldjoeni, N.(1987). Geografi Kota dan Desa. Bandung: Sugiono (2012) Metologi penelitian Kuantitatif
Penerbit Alumni. Kualitatif dan RD . Bandung :
Damsar. (1997). Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Penerbit PT Alfabeta
Raja Grafindo Persada Tamin, Ofyar Z. (2000). Perencanaan dan Permodelan
Djojodipuro, Marsuki. (1992). Teori Lokasi .Jakarta: Transportasi. Bandung:
Lembaga Penerbit Fakultas Penerbit ITB.
Ekonomi Universitas Indonesia Viktor, El manik (2006). Kajian Faktor-Faktor Yang
th
Eisner, Simonetal.(1993). The Urban Pattern, 6 Edition. Mempengaruhi Tidak
NewYork: Optimalnya Fungsi Pasar Tradisional Lolowa
WileyPublishing. Dan Pasar Tradisional
Fatubenao Kecamatan Kota Atambua
Kabupaten Belu. Jurnal Ilmiah

13
Studi Perbedaan Pasar Tradisional Kutorejo Kecamatan Kutorejo dengan Pasar Tradisional Tanjungsari Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto

JurusanPembangunanWilayahDanKota
Universitas Diponegoro Semarang
Wiwit (2013). Pembangunan Ekonomi Daerah. Tersedia
dihttp://wiwitna.wordpres.com/2013/03/pemban
gunan-ekonomi-daerah.html
Yunus, Hadi sabari, (2010). Metodologi penelitaian
wilayah kontempoter.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

14

Anda mungkin juga menyukai