Kelas : X MIPA 5
Guru Pembimbing : Yusmarni, S.Pd
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT , karena berkat rahmatnya tugas
karya ilmiah ini apat kami selesaikan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. karya
ilmiah ini membahas mengenai “ Pola Hidup Konsumtif”.
Karya ilmiah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata pelajaran ekonomi. untuk
memperdalam pemahaman dalam pembuatan karya ilmiah maupun masa makalah.
kami menyadari bahwa makalah saya belum sempurna, meksipun kami sudah
berusaha untuk menyusunya sebaik mungkin. oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan
dari pemakai makalah ini nanti. tidak lupa saya ucapkan terima kaih sebesar-besarnya kepada
teman yang sudah membantu guru dan narasumber lainnya agar terwujunya makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Amin
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang..................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah............................................................................2
I.3 Tujuan Penelitian.............................................................................2
I.4 Manfaat Penelitian...........................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.I Pengertian Perilaku Konsumtif........................................................3
2.2 Faktor Pentebab Perilaku Konsumtif..............................................5
2.3 Pengaruh Perilaku Konsumtif.........................................................7
2.4 Upaya Memgatasi Perilaku Konsumtif...........................................7
BAB III PENUTUP
3.I Kesimpulan.....................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap orang mempunyai kebutuhan hidup yang dipenuhinya dengan cara yang
berbeda-beda. ada yang memenuhi kebutuhannya secara wajar dan ada juga yang
berlebihandalam pemenuhan kebutuhannya. hal tersebut menyebabkan orang-orang untuk
berperilaku konsumtif. perilaku konumtif seperti ini terjadi pada hampir semua lapisan
masyarakat tidak hanya pada orang dewasa, perilaku konsumtif pun banyak melanda para
remaja.
Produk industri mengincar remaja sebagai target pemasarannya antara lain karena
karaketriktik mereka yang labil spesifik dan mudah dipengaruhi sehingga akhirnya
mendorong munculnya berbagai gejala dalam perilaku membeli yang tidak wajar, membeli
tidak lagi dilakukan karena produk tersebut memang dibutuhkan namun membeli dilakukan
karena alasan-alaan lain seperti sekedar mengikuti mode hanya ingin mencoba produk baru
ingin memperoleh pengkauan sosial dan sebagainya.
remaja merupakan objek yang menarik untuk diminati oleh para ahli pemasaran.
kelompok usia remaja adalah salah satu kekuatan bagi produsen karena remaja biasanya
mudah terbujuk rayuan iklan suka ikut-ikutan teman tidak realistis cenderung boros dalam
menggunakan uangnya lebih mudah terpengaruh teman dalam berperilaku dan biasanya
lebih mementingkan gengsinya untuk membeli barang-barang bermerek agar mereka
dianggap tidak ketinggalan zaman.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Untuk mengetahui secara jelas faktor penyebab timbulnya perilaku konsumtif dikalangan
pelajar
2. Untuk menjelaskan akibat yang ditimbulkan dari perilaku konsumtif
3. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi perilaku konsumtif
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Mowen dan Minor (2002) mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku
yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan membeli produk atau
jasa tertentu untuk memperoleh kesenangan atau hanya perasaan emosi. Pengertian perilaku
konsumtif tersebut sejalan dengan pendapat Dahlan yakni suatu perilaku yang ditandai oleh
adanya kehidupan mewah yang berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling
mahal memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup
manusia yang dikendalikan oleh suatu keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata
(dalam Sumartono, 2002). Berdasarkan dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan,
maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku individu
yang ditunjukan untuk mengkonsumsi suatu barang secara berlebihan dan tidak terencana.
Perilaku ini lebih banyak dipengaruhi oleh nafsu yang semata-mata untuk memuaskan
kesenangan serta lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Sehingga tanpa
pertimbangan yang matang, seseorang begitu mudah melakukan pengeluaran untuk
memenuhi keinginan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pokoknya sendiri.Di tengah realitas
kondisi ekonomi bangsa kita yang masih jauh di bawah Negara lain. Masyarakat kita malah
semakin dikendalikan oleh budaya konsumtivisme. Besarnya peningkatan permintaan
terhadap barang-barang teknologi seperti yang diberikatan di beberapa media sejak tahun-
tahun lalu hingga sekarang, telah menunjukkan perilaku konsumtif bangsa Indonesia yang
semakin memprihatinkan.
Tiada hari tanpa belanja dan membeli. Bahkan sebagian dari mereka sudah ada yang
mengidap penyakit “shopilimia”, suatu penyakit “kecanduan berbelanja”. Masyarakat kita
pun akhirnya semakin sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Mungkin kita
pernah memperhatikan beberapa counterhandphone yang
selalu ramai saat hari-hari biasa dan membludak di hari libur. Survey membuktikan
bahwa banyak diantara kita yang mempunyai telepon seluler lebih dari satu. Keberadaan dua
sampai tiga telepon seluler disaku bagi sebagian besar masyarakat kita saat ini tidak lagi
menjadi sesuatu hal yang aneh, namun sudah lumrah. Apple, BlackBerry dan Htc merupakan
segelintir brand yang menghiasi saku-saku banyak orang saat ini, tentunya dengan dibantu
hp-hp lokal lainnya. Fakta ini, diperkuat oleh prilaku para remaja, khususnya pada momen-
momen khusus yang terjadi di sepanjang tahun, semisal hari raya keagamaan, seperti bulan
Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.
Remaja yang bergaya hidup konsumtif rela mengeluarkan uangnya hanya untuk jaga
gengsi dalam pergaulan. Baik itu masalah makanan dan minuman, pakaian, juga masalah
hiburan (Food, Fashion, and Fun). Hal ini merupakan perwujudan dari gharizah al
baqa (naluri mempertahankan diri). Setiap orang ingin dianggap eksis dalam lingkungan
pergaulannya. Bahkan mereka rela menghambur-hamburkan uang kedua orang tuanya demi
mencapai eksistensi tersebut. Mereka sudah tidak memperdulikan betapa susahnya orang tua
dalam mencari uang, yang mereka pikirkan hanyalah mencapai kepuasan dan keinginan.
Budaya konsumtif yang mewabah pada remaja saat ini tidak terlepas dari
perkembangan budaya kapitalisme yang menempatkan konsumsi sebagai titik sentral
kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat. Terlebih lagi pada momen-momen khusus yang
terjadi disepanjang tahun yang mendorong setiap individu untuk bertindak konsumtif. Hal ini
awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan yang dianggap perlu, namun lama-kelamaan sifat
konsumtif semakin besar sehingga individu cenderung membeli barang yang sebenarnya
tidak mereka butuhkan. Keinginan yang besarlah yang membuat mereka susah untuk
menahan membelanjakan uang yang mereka miliki.
Perilaku konsumtif ini dapat terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok remaja.
Dalam perkembangannya, mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup
konsumtif. Gaya hidup konsumtif ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai.
Masalah lebih besar terjadi apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan dengan segala
macam cara yang tidak halal. Sebagai contohnya mencuri, merampok, dan sebagainya.
1. Faktor Internal. Faktor internal ini juga terdiri dari dua aspek, yaitu faktor psikologis dan
faktor pribadi.
a) Faktor psikologis, juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bergaya hidup konsumtif
b) Motivasi, dapat mendorong karena dengan motivasi tinggi untuk membeli suatu produk,
barang / jasa maka mereka cenderung akan membeli tanpa menggunakan faktor rasionalnya.
c) Persepsi, berhubungan erat dengan motivasi. Dengan persepsi yang baik maka motivasi
untuk bertindak akan tinggi, dan ini menyebabkan orang tersebut bertindak secara rasional.
d) Sikap pendirian dan kepercayaan. Melalui bertindak dan belajar orang akan memperoleh
kepercayaan dan pendirian. Dengan kepercayaan pada penjual yang berlebihan dan dengan
pendirian yang tidak stabil dapat menyebabkan terjadinya perilaku konsumtif.
2. Faktor Eksternal / Lingkungan. Perilaku konsumtif dipengaruhi oleh lingkungan di mana
ia dilahirkan dan dibesarkan. Variabel-variabel yang termasuk dalam faktor eksternal dan
mempengaruhi perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok sosial, dan
keluarga
3. Prioritaskan Kebutuhan
Penting dipahami bahwa kebutuhan tidak sama dengan keinginan dan keperluan.
Sederhananya, butuh selalu perlu, sedangkan perlu tidak selalu butuh. Jadi, kebutuhan
memiliki ‘derajat’ yang lebih tinggi daripada keperluan atau hanya sekadar keinginan. Nah,
untuk beranjak dari perilaku konsumtif, prioritaskanlah kebutuhan. Jika kebutuhan telah
terpenuhi, maka keinginan atau keperluan bisa dipenuhi ketika ada dana sisa. Bukan
kebalikannya, memenuhi keinginan lebih dulu dan mengesampingkan kebutuhan. Ketika
dana telah habis untuk memuaskan keinginan, muncul kebutuhan yang mau tak mau wajib
dipenuhi sehingga harus merogoh kocek lebih dalam. Beruntung kalau ada dana cadangan,
jika tidak maka solusi yang harus diambil adalah dengan berutang. Tentu kondisi ini jauh dari
tujuan hidup hemat.
4. hindari pemakaian kartu kredit
Ada yang bilang kartu kredit tak ubahnya seperti kartu setan. Dia begitu mudah membujuk
dan merayu berperilaku konsumtif dengan berbelanja berlebihan bahkan untuk barang-barang
yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Mudah, praktis, dan gengsi. Itulah iming-iming yang
menggelitik psikologis manusia, terutama yang hidup di perkotaan. Tanpa disadari, iming-
iming tersebut justru menjerumuskan secara finansial, karena penggunanya akan dibebani
dengan tagihan sebesar dana yang digunakan plus bunga.
Transaksi dengan kartu kredit yang bersifat virtual tanpa uang tunai dan tinggal gesek seolah
‘menyihir’ penggunanya untuk belanja dan terus belanja. Asyik dan nyaman saja ketika
menggunakannya, tetapi ketika sadar banyaknya tagihan dan pengeluaran barulah akan
menyesakkan dada.
Belanja menggunakan kartu kredit sebenarnya sah-sah saja, asal Anda memiliki komitmen
dan kontrol diri yang kuat. Bagi Anda yang cenderung ‘latah’ sebaiknya menghindari
berbelanja dengan kartu kredit dan lebih bijak jika menggunakan uang tunai. Dengan
demikian, Anda tetap bisa mengontrol pengeluaran Anda.
5. Kurangi Jalan-jalan dan Cuci Mata di Mal
Jalan-jalan dan cuci mata di mal atau pusat perbelanjaan memang mengasyikkan, namun
akan berbahaya, jika hal ini menjadi kebiasaan, maka lama-lama akan menguras kantong
Anda. Mengapa? Cuci mata di pusat perbelanjaan berpotensi menimbulkan niat belanja yang
tidak terduga dan terencana. Ketika melihat suatu barang yang di-display di toko, bisa jadi
Anda langsung tertarik dan ingin membelinya meskipun tidak ada rencana untuk membelinya
dalam daftar belanja yang telah Anda buat.
6. Mulailah Berinvestasi
Investasi merupakan salah satu cara untuk menghindari perilaku konsumtif sekaligus
merencanakan kehidupan masa depan yang lebih baik. Apa pentingnya berinvestasi?
Investasi dapat dipahami sebagai penanaman modal pada suatu usaha atau barang tak
bergerak dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Ketika usia Anda tak
lagi produktif, investasi bisa menyelamatkan kehidupan masa tua Anda. Misalnya saja,
Anda membeli properti. Jika belum ingin memanfaatkannya untuk diri sendiri, Anda bisa
menyewakannya kepada pihak lain sehingga Anda memperoleh keuntungan dari uang
sewanya. Selain itu, Anda juga bisa menikmati nilai properti yang cenderung meningkat
setiap tahunnya.
7. Cermatlah Ketika Membeli Barang
Mahal tak selalu berkualitas, dan murah tak selalu murahan. Agaknya prinsip tersebut perlu
bahkan wajib Anda terapkan ketika membeli suatu barang. Membeli barang berdasarkan
fungsi akan lebih bijak dibandingkan berdasarkan merek hanya untuk menunjang gengsi.
Contohnya saja tas. Bagi kebanyakan wanita, barang tersebut sangatlah berharga. Tak heran
jika barang ini dikoleksi oleh kaum hawa. Namun, untuk apa membeli tas dengan harga
mencapai ratusan juta, padahal fungsinya sama dengan tas yang berharga ratusan atau hanya
puluhan ribu saja. Perilaku tersebut tentu saja merupakan pemborosan.
3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan di atas, dapat saya simpulkan bahwa globalisasi memiliki
pengaruh yang luar biasa bagi para remaja. Pengaruh tersebut yaitu melekatnya perilaku
konsumtif remaja di kehidupan sehari-harinya. Hal tersebut bisa terjadi karena remaja
memang sudah menjadi sasaran potensial bagi para produsen. Selain itu, masa remaja adalah
proses pencarian jati diri, sehingga mereka lebih mudah terpengaruh dan terbawa oleh
kondisi lingkungan di sekitarnya. Ditambah lagi dengan diluncurkannya barang-barang
bermerk, semakin mudahlah perilaku konsumtif muncul di kalangan remaja.
Dengan melihat kondisi remaja saat ini, jika seseorang memasuki masa remaja
sebaiknya lebih diarahkan dan lebih dipantau lagi terutama oleh orang tua. Selain itu, para
remaja lebih baik diberi kesibukan agar mereka tidak merasa bosan. Karena perilaku
konsumtif muncul akibat mereka tidak ada kegiatan, lalu mereka bosan. Dari kebosanan
itulah muncul budaya belanja yang mengakibatkan perilaku konsumtif.
3.2 SARAN
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan semoga bisa dikaji
ulang supaya karya tulis ini dapat lebih baik lagi. Dan yang paling saya tekankan, semoga
dengan adanya karya tulis ini para remaja bisa memiliki kesadaran untuk menghindari yang
namanya perilaku konsumtif. Sebab perilaku konsumtif bukan hanya merugikan diri sendiri,
tetapi dapat merugikan orang tua serta bisa menghabiskan uang tanpa alasan dan tujuan yang
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
http://siskawulan0108.blogspot.co.id/2016/04/pengaruh-prilaku-konsumtif-remaja-
dalam.html
Skripsiadi, Erwin J., Aning, Floriberta (2005) Penuntun Komunikasi dan Tingkah Laku
Manusia Modern; Mengenal Budaya dan Tradisi yang Berbeda. Yogyakarta. Enigma
Publishing.
Yuswohady.(2006).PasarMetroseksual.[online]
(http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?
mid=3&id=159528&kat_id=105&kat_id1=149&kat_id2=259).