Anda di halaman 1dari 7

MATERI ELASITAS (PEGAS)

HANGTUAH

MATA PELAJARAN:FISIKA

GURU:BENI MULYADI

SEKOLAH:SMA HANGTUAH

KELAS: Xl MIA 2 TP 2021/2022

SEMESTER:GANJIL

KELOMPOK: RIZKI NUR ROHMAN

SUGIANTO WIJAYA

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, serta
hidayah-Nya hingga saya dapat menyelesaikan makalah Fisika ini yang membahas tentang
Elastisitas dan Hukum Hooke. Dalam pembuatan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah
ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Dan saya berharap kerangka acuan ini
dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca untuk lebih mengetahui
tentang Elastisitas dan Hukum Hooke. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf
yang sebesar-besarnya jikalau terdapat kesalahan dalam makalah ini. Karena sesungguhnya
kesalahan itu hanya milik manusia dan kesempurnaan itu adalah milik Allah SWT semata.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua terkhususnya bagi saya pribadi. Amin
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………….................... DAFTAR
ISI……………………………………….................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Belakang…………………………………………………. B. Tujuan……………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Elastisitas………………………………………………… B. Sifat


Elastisitas Bahan………………………………………………… C. Modulus Elastisitas (Young)
…………………………………………. D. Sejarah Robert Hooke…………………………………………………… E.
Hukum Hooke…………………………………………………………….. F. Susunan
Pegas……………………………………………………….

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………….. B.


Saran…………………………………………………..

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Pada saat kamu menarik sebuah karet gelang, dengan jelas kamu dapat
melihat karet tersebut akan mengalami perubahan bentuk. Demikian pula, jika kamu duduk di
atas kasur busa, kasur akan mengalami perubahan bentuk. Setiap benda memiliki sifat lentur
atau elastis. Sifat ini merupakan bawaan dari setiap benda. Sifat benda yang berusaha
menghambat perubahan bentuk atau deformasi dan cenderung untuk mengembalikan bentuk
benda ke bentuk semula ketika gaya yang memengaruhinya dihilangkan.Benda seperti ini
disebut benda elastis.

B. Tujuan - Memahami tentang pengertian Elastisitas - Memahami tentang Sifat Elastisitas


Bahan, yaitu Tegangan, Regangan, dan Modulus Elastisitas (Young) - Memahami Hukum
Hooke - Memahami Susunan Pegas
BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian Elastisitas Elastisitas adalah sifat benda yang berusaha
menghambat perubahan bentuk atau deformasi dan cenderung untuk mengembalikan bentuk
benda ke bentuk semula ketika gaya memengaruhinya dihilangkan. Adapun benda yang
setelah mengalami deformasi tidak kembali ke bentuk semula itulah yang disebut benda
plastis.

B. Sifat Elastisitas Bahan Tiga hal utama yang harus diketahui di dalam mempelajari sifat
elastis dari suatu bahan, yaitu tegangan (Stress), regangan (Strain), dan modulus elastisitas.
Tegangan, regangan, dan modulus elastisitas terjadi pada benda yang dikenai gaya tertentu
akan mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk bergantung pada arah dan letak gaya
tersebut.

Tegangan (Stress) Jika sebuah benda elastis ditarik oleh sebuah gaya, benda tersebut akan
bertambah panjang sampai ukuran tertentu. Besarnya tegangan adalah perbandingan antara
gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda. Tegangan dinotasikan dengan σ
(sigma), satuannya Nm¯² atau pascal (Pa). Secara matematis, tegangan dirumuskan dengan:

Keterangan: F= besar gaya tekan/tarik (N) A= luas permukaan (m²) σ = tegangan (N/m²)

Regangan (Strain) Regangan atau strain adalah perubahan pada ukuran benda karena gaya
dalam kesetimbangan dibandingkan dengan ukuran semula. Strain juga dapat dikatakan
sebagai tingkat deformasi. Tingkat deformasi tersebut dapat memanjang, memendek,
membesar, mengecil dan sebagainya. Oleh karena itu, regangan didefinisikan sebagai
perbandingan antara pertambahan panjang benda dan panjang benda mula-mula, secara
matematis dirumuskan dengan:

Keterangan: e =regangan ΔL = pertambahan panjang (m) L = panjang mula-mula (m)

C. Modulus Elastisitas (Young)


Modulus Elastisitas adalah perbandingan antara tegangan dan regangan dari suatu benda.
Modulus elastisitas dilambangkan dengan E dan satuannya Nm¯². Modulus elastisitas disebut
juga Modulus Young.

Keterangan : E : modulus Young (N/m² atau Pascal) σ = tegangan (N/m²) e =regangan

Nilai modulus elastisitas hanya bergantung pada jenis bahan suatu benda, tidak bergantung
pada ukuran ataupun bentuk benda. Berikut ini adalah nilai modulus elastisitas dari beberapa
jenis bahan :

D.Sejarah Robert Hooke

ROBERT HOOKE (1635-1703) Robert Hooke lahir di Freshwater, Isle of Wight, Inggris pada
tanggal 18 Juli 1635, ia adalah seorang penemu, ahli kimia dan matematika, arsitek serta
filsuf. Ia adalah putra seorang pendeta. Ayahnya bernama John Hooke seorang kurator pada
museum Gereja All Saints. Pada masa kecil Hooke belajar pada ayahnya. Karena orang

tuanya miskin, Hooke tidak leluasa untuk memilih tempat belajar dan akhirnya dia tertarik
dengan seni, dan kemudian ia dikiriim ke London untuk belajar pada seorang pelukis Peter
Lely. Ia kemudian berubah minat dan akhirnya ia mendaftarkan diri di sekolah Westminter
untuk belajar karya-karya klasik dan matematika. Selanjutnya ia belajar di Universitas Oxford
selama dua tahun dan kemudian ia ditunjuk sebagai asisten Robert Boyle berkat rekomendasi
Profesor Kimia Thomas Willis yang membimbing Hooke. Robert Boyle ketika itu baru datang
dari Oxford dan sedang mencari asisten untuk membantu dalam pembuatan pompa udara.
Robert Hooke menghabiskan waktu dengan Boyle selama dua dekade dan menghasilkan
kemajuan luar biasa pada bidang mekanika. Robert Hooke memiliki perhatian yang sangat
luas di bidang keilmuan, mulia dari astronomi sampai geologi, hukum kekekalan (elastisitas)
masih memakai namanya. Ia memberikan sumbangan besar ke arah menerangkan gerakan
planet dengan mengatakan bahwa orbit planet-planet itu akibat dari gabungan inersia
menuruni garis lurus dan gaya tarik matahari. Hukum Hooke yang ditemukan dengan rumus F
=-kx dimana tanda (-) menyatakan bahwa arah F berlawanan denagn arah perubahan panjang
x. Menurut Hooke F = -kx, dengan x diukur dengan posisi keseimbangan pegas. Tanda (-)
menunjukkan bahwa pegas diregangkan (x > 0), gaya yang dikerjakan pegas mempunyai arah
sehingga menyusutkan x. Sebaiknya, waktu mendesak pegas (x < 0), gaya pegas pada arah x
yang positif sedangkan k disebut konstanta pegas, mempunyai dimensi gaya/panjang.
Kemudian temuan yang lain ditemukan seperti pompa udara, mikroskop, teleskop, jam, serta
yang paling populer adalah sebagai penemu hukum Hooke, dan sambungan-sambungan
universal.

E. Hukum Hooke

Pengertian Hukum Hooke Hukum Hooke menyelidiki hubungan antara gaya F yang
merenggangkan sebuah pegas dengan pertambahan panjang pegas (Δx), pada daerah batas
elastisitas pegas. Pada daerah elastisitasnya, Besar gaya luar yang diberikan (F) sebanding
dengan pertambahan panjang pegas (Δx). aplikasi hukum Hooke ada pegas. Persamaan
hukum Hooke Dari bunyi hukum Hooke di atas, hukum Hooke dapat dituliskan : F = K . Δx atau
K = F / Δx Dimana: F : besar gaya luar yang diberikan pada Pegas (N) Δx : Pertambahan
panjang pegas (m) K : Konstanta Pegas (N/m) Ketika sebuah pegas diberi gaya luar dengan
ditarik, maka pegas akan mengeluarkan gaya yang besarnya sama dengan gaya luar yang
menariknya, tetapi arahnya berlawanan (aksi = reaksi). Jika gaya yang diberikan pegas ini
disebut Gaya pemulih pegas (Fp), gaya pemulih ini juga sebanding dengan pertambahan
panjang pegas Δx. Secara matematis dapat ditulis : Fp = - K . Δx Dari persaman persamaan
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa didalam batas elastisitas benda, gaya F sebanding
dengan pertambahan panjang benda. Pernyataan inilah yang dikenal dengan Hukum Hooke.

Aplikasi Hukum Hooke Dalam pengaplikasian hukum Hooke sangat berkaitan erat dengan
benda benda yang prinsip kerjanya memakai pegas dan yang bersifat elastis. Prinsip hukum
Hooke sudah diterapkan pada beberapa bendabenda berikut ini.  Mikroskop yang fungsinya
untuk melihat jasad-jasad renik yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang 
Teleskop yang fungsinya untuk melihat benda-beda yang letaknya jauh supaya tampak dekat,
seperti benda luar angkasa  Alat pengukur percepatan gravitasi bumi  Jam yang memakai
peer sebagai pengatur waktu  Jam kasa atau kronometer yang dimanfaatkan untuk
menentukan garis atau kedudukan kapal yang berada di laut  Sambungan tongkat-tongkat
persneling kendaraan baik sepeda motor maupun mobil  Ayunan pegas Beberapa benda
yang sudah disebutkan diatas mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia.
Dengan kata lain, gagasan Hooke memberi dampak positif terhadap kualitas hidup manusia.
Penerapan Hukum Hooke dalam kehidupan sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari kita
berhubungan dengan hukum Hooke. Contohnya adalah pada pegas di sepeda motor, pegas di
mobi, dan pegas di sepeda. Pegas tersebut dirangkai dengan besi di tengahnya. Namanya
adalah Shock. Kalau motor matic hanya punya satu shock saja. Bayangkan apa yang terjadi
kalau tidak adalah shockbreaker. Tentu rasanya tidak enak sekali pada saat kita mengendarai
sepeda motor. Apalagi kalau kita mengendarai di jalan yang berlubang dan tidak mulus. Jadi
fungsi dari shock itu sebagai peredam dari gelombang atau kejutan sehingga kita yang
mengendarai itu lebih nyaman.

F. Susunan Pegas

Beberapa buah pegas dapat dipasang secara seri ataupun paralel sesuai dengan kebutuhan.
Pegas-pegas yang dipasang secara seri akan menurunkan nilai konstanta pegas, sedangkan
pemasangan pegas secara paralel akan menaikkan nilai konstanta pegas. Oleh karena itu, jika

dibutuhkan konstanta pegas yang lebih kecil, pegas harus disusun secara seri, sedangkan
untuk mendapatkan konstanta pegas yang besar, pegas harus disusun secara paralel.

Susunan Pegas Seri Anggap ada dua pegas yang disusun seri seperti gambar di bawah ini.

Pada waktu pegas diberi beban, pegas 1 akan mengalami gaya sebesar berat beban (misalnya
F) demikian juga pegas 2 (artinya untuk setiap pegas pada rangkaian seri gayanya sama).
Akibatnya pegas 1 akan bertambah panjang sebesar x₁ = F₁/k₁ dan pegas 2 akan bertambah
panjang sebesar x₂ = F₂/k₂. Pertambahan panjang total pegas adalah

Untuk n susunan buah pegas yang disusun secara seri dengan konstanta pegas masing-masing
k₁,k₂,k₃,……,kn dapat dianggap sebagai sebuah pegas dengan konstanta k yang besarnya

Susunan Pegas Paralel Anggap dua pegas dihubungkan paralel, kemudian pada susunan pegas
ini digantungkan sebuah benda seperti gambar di bawah.
Gaya berat (misalnya F) yang bekerja pada pegas akan tersebar pada kedua pegas ini,
sehingga masing-masing pegas bertambah panjang sebesar Δx. Jika gaya yang dirasakan pada
masing-masing pegas adalah F₁ dan F₂ maka F=F₁=F₂. Karena F₁=k₁Δx₁ dan F₂=k₂Δx₂ maka

Untuk susunan n buah pegas yang disusun secara paralel dengan konstanta pegas masing-
masing k₁,k₂,k₃,……,kn dapat dianggap sebagai sebuah pegas dengan konstanta k yang
besarnya

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

 Jadi dapat disimpulkan bahwa elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali
bentuk semula setelah gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Contoh dari
elastisitas yaitu karet gelang, adonan kue, dsb.  Modulus Elastisitas (Young) didefinisikan
sebagai hasil bagi antara tegangan (stress) dan regangan (strain).  Jika bentuk benda tidak
kembali ke bentuk semula, berarti berarti gaya yang diberikan telah melewati batas
elastisitasnya. Keadaan itu juga dinamakan keadaan plastis.

B. Saran

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahannya, maka dari saya meminta saran kepada Bapak Guru untuk memberikan saran
yang dapat membangun. Sehingga makalah ini bisa lebih bagus dan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai