Potensi Kulit Kacang Tanah Sebagai Adsor
Potensi Kulit Kacang Tanah Sebagai Adsor
APRILIA SUSANTI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
ABSTRAK
APRILIA SUSANTI. Potensi Kulit Kacang Tanah Sebagai Adsorben Zat Warna Reaktif
Cibacron Red. Dibimbing oleh BETTY MARITA SOEBRATA dan MOHAMMAD
KHOTIB.
Limbah industri merupakan masalah utama dalam pengendalian dampak lingkungan.
Pengolahan limbah secara fisika dan kimia yang sudah ada sangatlah mahal dan
dihasilkannya lumpur dalam jumlah yang besar. Penghilangan zat warna juga tidak dapat
berlangsung secara optimum, zat warna tetap tinggal dalam kadar cukup tinggi di dalam
air hasil olahannya. Oleh karena itu, metode adsorpsi dapat menjadi metode alternatif
untuk mengatasi pencemaran zat warna yang ekonomis dan sederhana. Beberapa produk
samping pertanian berpotensi sebagai adsorben, salah satunya adalah kulit kacang tanah.
Pada penelitian ini, kulit kacang tanah yang digunakan sebagai adsorben cibacron red
yang telah dimodifikasi dengan asam sulfat 97%. Parameter yang diujikan adalah waktu
adsorpsi, bobot adsorben, dan konsentrasi awal zat warna. Kondisi optimum yang
diperoleh untuk adsorben tanpa modifikasi pada parameter adalah 45 menit, 1.0 g, dan
100 ppm. Kondisi optimum untuk adsorben modifikasi asam ialah 60 menit, 1.5 g, dan
150 ppm. Arang aktif yang digunakan sebagai pembanding kapasitas adsorpsi memiliki
kondisi optimum sebagai berikut 60 menit, 3.0 g, dan 150 ppm. Pada pengujian larutan
tunggal, kapasitas adsorpsi cibacron red oleh adsorben tanpa modifikasi, dengan
modifikasi, dan arang aktif, berturut-turut sebesar 476.34, 8837.00, dan 3827.50 µg/g
adsorben. Efisiensi penjerapan pada larutan tunggal berturut-turut sebesar 4.69, 87.14,
dan 72.56%. Persen penurunan warna oleh ketiga jenis adsorben pada limbah industri
tekstil, berturut-turut sebesar 2.03, 97.08, dan 51.65%. Hal ini menunjukkan bahwa
adsorben modifikasi asam lebih efektif menjerap warna. Tipe isoterm yang dianut oleh
ketiga jenis adsorben adalah isoterm Freundlich dengan linearitas >90%.
ABSTRACT
APRILIA SUSANTI. Potency of Peanut hulls as an Adsorbent Reactive Dyes Cibacron
Red. Supervised by BETTY MARITA SOEBRATA and MOHAMMAD KHOTIB.
Industrial waste water is an important problem in the environment impact control.
Physical and chemical waste processing are very expensive and produce sludge in the
huge amount. The dyes removal also could not be going optimum, the dyes still in high
content on the product processing water. Therefore, adsorption method could be an
economical and simple alternative to solve caused by pollution. Some agriculture waste
biomass can be used as adsorbent, such as peanut hull.
In this research, peanut hull as an adsorbent reactive dyes cibacron red was modified
using 97% sulfuric acid. Adsorption was carried out with variations of contact time,
adsorbent weight, and initial concentration of the dyes. Optimum condition of the
unmodified parameter of adsorbent was 45 minutes, 1.0 g, and 100 ppm, respectively. On
the other hand, for acid modified adsorbent the treatment were 60 minutes, 1.5 g, and 150
ppm. The results of cibacron red adsorption were compared to commercial activated
carbon. The optimum condition for activated carbon was at 60 minutes, 3.0 g, and 150
ppm. Cibacron red adsorption capacity by unmodified adsorbent, acid modified
adsorbent, and activated carbon in single solution were 476.34, 8837.00, and 3827.50
µg/g adsorbent, respectively. Removal efficiency in single solution were 4.69, 87.14, and
72.56%. Percent decrease of dyes using three kinds off adsorbent on textile industry
waste were 2.03, 97.08, and 51.65%. It shows that acid modified adsorbent is more
effective remove dyes. Isotherm type for those kinds of adsorbent followed Freundlich
isotherm, with high linearity more than 90%.
POTENSI KULIT KACANG TANAH SEBAGAI ADSORBEN
ZAT WARNA REAKTIF CIBACRON RED
APRILIA SUSANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
Judul : Potensi Kulit Kacang Tanah sebagai Adsorben Zat Warna Reaktif
Cibacron Red
Nama : Aprilia Susanti
NIM : G44204055
Menyetujui:
Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Bismillahirrahmanirrahim…
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini berjudul Potensi Kulit
Kacang Tanah sebagai Adsorben Zat Warna Reaktif Cibacron Red, yang dilaksanakan
pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik dan
Lingkungan, IPB.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Betty Marita Soebrata, S.Si, M.Si. dan
Bapak Mohammad Khotib, S.Si selaku pembimbing yang telah memberikan masukan dan
pengarahan kepada penulis. Ungkapan terima kasih dihaturkan kepada Bapak, Mamah,
Kak Irwan, Kak Shinta, Deky, dan Ria atas doa dan dukungannya. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada staf Departemen Kimia IPB, Ibu Ai, Bapak Nano, Bapak Mail,
Bapak Eman, dan Bapak Didi atas bantuannya. Saya haturkan banyak terima kasih
kepada Egih, Maipa, Ai, Kak Sari, Mba Lia, dan Kak Fahrizal atas kerja samanya selama
ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ikhsan atas kebersamaan dan
semangat selama menjalankan penelitian.
Akhir kata, penulis menyampaikan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Amin.
Aprilia Susanti
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 12 April 1986 sebagai anak kedua dari
empat bersaudara, putri dari pasangan Muhammad Husein dan Ratna Komala.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Negeri 44 Jakarta dan memperoleh kesempatan
melanjutkan studi di Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam IPB melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI).
Penulis melakukan praktik lapangan pada tahun 2007 di Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi, Subang. Judul yang dipilih adalah Karakterisasi Mutu Beras di Tingkat
Penggilingan dan Pedagang di Provinsi Jawa Tengah. Selama mengikuti perkuliahan,
penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia Dasar 2006/2007 dan 2008/2009, Kimia
Lingkungan 2006/2007, dan Kimia Fisik 2007/2008. Selain itu, penulis juga aktif
mengikuti seminar-seminar yang berbasis iptek selama mengikuti perkuliahan di IPB.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman
1 Komposisi kimia kulit kacang tanah...................................................................... 2
2 Kondisi optimum ATM.......................................................................................... 6
3 Kondisi optimum AMA.......................................................................................... 7
4 Kondisi optimum arang aktif.................................................................................. 7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Zat Warna Reaktif dalam kelas azo. Zat warna azo merupakan
jenis zat warna mempunyai sistem kromofor
Zat warna merupakan senyawa organik
dari gugus azo (-N=N-) yang berikatan
yang keberadaannya dalam perairan dapat
dengan gugus aromatik. Zat warna ini
mengganggu ekosistem didalamnya sebelum
mempunyai bobot molekul sebesar 1000.25
dibuang ke perairan. Zat warna dapat
g/mol dan umumnya analisisnya
digolongkan menurut cara diperolehnya, yaitu
menggunakan spektroskopi sinar tampak
zat warna alam dan zat warna sintetis.
dengan panjang gelombang maksimum 517
Penggolongan zat warna berdasarkan
nm (Aldrich 2007). Struktur cibacron red
pemakaiannya, misalnya zat warna yang
dapat dilihat pada Gambar 1.
langsung dapat mewarnai serat disebut
sebagai zat warna substantif dan zat warna
yang memerlukan zat-zat pembantu supaya
dapat mewarnai serat disebut zat reaktif
(Manurung et al. 2004).
Penggolongan lainnya berdasarkan
susunan kimia atau inti zat warna tersebut,
yaitu zat warna nitroso, nitroazo, poliazo,
indigoido, antrakuinon, ptalosianin. Selain itu,
penggolongan yang lebih umum dikenal Gambar 1 Struktur cibacron red.
adalah berdasarkan aplikasi (cara pewarnaan),
yaitu zat warna direk, asam, basa, mordan, BAHAN DAN METODE
belerang, bejana, naftol, dispersi, dan reaktif.
Bahan dan Alat
Zat warna reaktif termasuk zat warna
yang larut dalam air, reaktif terhadap serat Bahan-bahan yang digunakan adalah kulit
selulosa, dan sering dipakai dalam industri kacang tanah, serbuk zat warna cibacron red,
tekstil, yaitu procion, cibacron, remazol, arang aktif, dan limbah cair industri tekstil.
levafix, drimarine, dan primazine. Zat warna Alat-alat yang digunakan adalah
reaktif adalah kromofor yang mengandung spektrofotometer spektronik 20D+ Thermo
gugus yang aktif dan reaktif terhadap Electron Corporation, spektrofotometer
permukaan pada bahan tertentu. Zat warna ini spektronik DR/2000 Hach, neraca analitik
memiliki gugus reaktif monoklorotriazina dan Kern ALJ 220-4, oven, shaker Heidolph
vinil sulfon yang juga dapat diaplikasikan Titramax 101, dan ayakan ukuran 100 mesh.
untuk serat protein, yaitu wool dan nilon. Zat
warna reaktif seperti zat warna azo umumnya Metode Penelitian
mempunyai sifat sulit terbiodegradasi. Adsorben
Kromofor zat warna reaktif biasanya Adsorben yang digunakan adalah kulit
merupakan sistem azo dan antrakuinon kacang tanah. Kulit kacang tanah diperoleh
dengan berat molekul relatif kecil. Daya serap dari kebun bibit University Farm, Dramaga-
terhadap serat tidak besar sehingga zat warna Bogor. Kulit kacang tanah yang digunakan
yang tidak bereaksi dengan serat mudah adalah varietas gajah berumur 100 hari.
dihilangkan. Gugus-gugus penghubung dapat Adsorben dibuat menjadi ukuran kurang dari
mempengaruhi daya serap dan ketahanan 100 mesh. Adsorben kulit kacang tanah
terhadap asam atau basa. Pada umumnya agar kemudian dibandingkan dengan adsorben
reaksi dapat berjalan dengan baik maka komersil, yaitu arang aktif yang terbuat dari
diperlukan penambahan alkali atau asam tempurung kelapa.
sehingga mencapai pH tertentu (Manurung et
al. 2004). Preparasi Kulit Kacang Tanah
(Raghuvanshi et al. 2004)
Cibacron red Kulit kacang tanah dicuci dengan air
Zat warna cibacron briliant red 3B-A mengalir hingga bersih kemudian direndam
(C32H19ClN8Na4O14S4) termasuk zat warna dengan air destilata selama 48 jam. Setelah
bifungsional yang mengandung dua gugus itu, direndam dengan NaOH 0.1 N selama 12
reaktif, yaitu monoklorotriazin dan vinil jam dan dibilas dengan air destilata kemudian
sulfon. Cibacron red merupakan bubuk yang dikeringkan dalam oven pada suhu 60°C
berwarna merah, memilki pH 6-7, dan selama 24 jam dan digiling sampai berukuran
kelarutan dalam air 100 g/l (Ciba 2002). kurang dari 100 mesh. Serbuk kulit kacang ini
Cibacron red merupakan zat warna reaktif selanjutnya disebut adsorben tanpa modifikasi
(ATM).
5
penjerapan yang lebih besar dibandingkan 3.0 gram. Barros et al. (2003) menyatakan
adsorben tanpa modifikasi. Hal ini sesuai bahwa peningkatan bobot adsorben akan
dengan hasil penelitian Raghuvanshi et al. menyediakan tapak aktif yang lebih besar,
(2004) yang menunjukkan bahwa modifikasi sehingga meningkatkan efisiensi penjerapan.
asam oleh asam sulfat dapat meningkatkan Konsentrasi cibacron red optimum yang
efisiensi penjerapan. diperoleh oleh AMA adalah 150 ppm
Pengaruh waktu adsorpsi, bobot, dan (Lampiran 6 dan 7). Melalui Lampiran 7 dapat
konsentrasi terhadap kapasitas adsorpsi dan dilihat bahwa pada selang konsentrasi yang
efisiensi penjerapan oleh adsorben modifikasi diberikan, kapasitas adsorpsi berbanding lurus
asam (AMA) dapat dilihat pada Lampiran 6 dengan konsentrasi awal cibacron red.
dan 7. Kapasitas adsorpsi dan efisiensi Kenaikan kapasitas adsorpsi mengindikasikan
penjerapan terus mengalami kenaikan dan jumlah molekul cibacron red yang terjerap
mencapai kondisi optimum pada waktu 60 pada tapak aktif semakin besar. Konsentrasi
menit, bobot 1.5 gram, dan konsentrasi 150 yang tinggi akan meningkatkan jumlah
ppm, dari analisis statistiknya didapat nilai molekul cibacron red dalam larutan, sehingga
kapasitas adsorpsi dan efisiensi penjerapan semakin besar kemungkinannya akan terjerap.
dengan nilai ketepatan percobaan 77.06% Semakin besar konsentrasi, semakin tinggi
sebesar 8837.00 µg/g (artinya sebanyak jumlah molekul dalam larutan, sehingga
8837.00 µg adsorbat yang terjerap dalam 1.5 g meningkatkan laju reaksi antara molekul
adsorben) dan 87.14% (Tabel 3). Hasil ini adsorbat dan adsorben (Barros et al. 2003).
membuktikan bahwa modifikasi asam pada Pada penelitian ini, konsentrasi 150 ppm
adsorben dapat meningkatkan kapasitas belum dapat dikatakan sebagai konsentrasi
adsorpsi dan efisiensi penjerapan. Modifikasi optimum, karena kapasitas adsorpsi yang
adsorben dengan asam paling umum lebih besar masih mungkin diperoleh pada
dilakukan dan terbukti sangat efektif dalam konsentrasi yang lebih tinggi.
meningkatkan kapasitas dan efisiensi
Kondisi Optimum Arang Aktif
adsorben (Gufta 1998).
Arang aktif merupakan adsorben
Tabel 3 Kondisi optimum AMA
komersial yang memiliki kemampuan
Parameter optimum Q E
menjerap berbagai jenis senyawa dan zat
(µg/g) (%)
warna. Proses adsorpsi pada arang aktif
Waktu 60
dianggap sebagai proses fisikokimia: molekul
(menit)
atau ion-ion adsorbat terikat oleh permukaan
Bobot 1.5 8837.00 87.14
partikel yang reaktif. Selain itu, materi ini
(gram)
memiliki pori-pori sehingga molekul adsorbat
Konsentrasi 150
dapat terperangkap dalam pori tersebut.
(ppm)
Lampiran 8 dan 9 menunjukkan pengaruh
waktu adsorpsi, bobot, dan konsentrasi
Waktu adsorpsi adsorben modifikasi terhadap kapasitas adsorpsi dan efisiensi
asam sebesar 60 menit belum dikatakan penjerapan oleh arang aktif. Kondisi optimum
optimum karena adsorben membutuhkan yang diperoleh adalah waktu 60 menit, bobot
waktu yang lebih lama agar terjadi 3.0 gram, dan konsentrasi 150 ppm (Tabel 4),
kesetimbangan antara adsorben dan adsorbat. dari analisis statistiknya dengan ketepatan
Ketersediaan tapak aktif diperbesar dengan percobaan 73.97% didapat nilai kapasitas
penambahan bobot AMA, tetapi peningkatan adsorpsi dan efisiensi sebesar 3827.50 µg/g
tapak aktif berbanding terbalik dengan (artinya sebanyak 3827.50 µg adsorbat yang
kapasitas adsorpsi (Lampiran 6 dan 7). Hal ini terjerap dalam 3.0 g adsorben) dan 75.56%.
dikarenakan tapak aktif dalam jumlah besar
membutuhkan waktu kesetimbangan yang Tabel 4 Kondisi optimum arang aktif
lebih lama. Pada Lampiran 7 terlihat bahwa Parameter optimum Q E
bobot optimum adsorben modifikasi sebesar (µg/g) (%)
1.5 gram dan setelah melewati titik tersebut, Waktu 60
kapasitas adsorpsi menurun dan efisiensi (menit)
penjerapan meningkat. Penurunan kapasitas Bobot 3.0 3827.50 72.56
adsorpsi setelah mencapai nilai optimum (gram)
dimungkinkan adanya sisi aktif yang belum Konsentrasi 150
berikatan dengan adsorbat sehingga kapasitas (ppm)
adsorpsi 1.5 gram lebih besar dibandingkan
8
2000 4
476.34
2
0
ATM AMA Arang aktif 0
Jenis adsorben 0 40 80 120 160
Gambar 3 Perbandingan kapasitas adsorpsi c
cibacron red oleh adsorben tanpa Gambar 5 Isoterm Langmuir adsorpsi
modifikasi, adsorben modifikasi cibacron red oleh adsorben tanpa
asam, dan arang aktif. modifikasi.
9
x/m
-0.4
20
log c 10
Gambar 6 Isoterm Freundlich adsorpsi 0
cibacron red oleh adsorben tanpa 0 10 20 30
modifikasi. c
log x/m
ini menunjukkan bahwa kedua tipe isoterm 1.0
terjadi pada proses adsorpsi untuk cibacron
0.5
red. Jika dibandingkan linieritas kedua tipe
isoterm tersebut, dapat dilihat ternyata 0.0
linieritas isoterm adsorpsi tipe Freundlich 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
lebih tinggi dibandingkan isoterm Langmuir. log c
Hasil penelitian ini dikuatkan oleh Hussein et
al. (2004) yang menyatakan bahwa dengan Gambar 10 Isoterm Freundlich adsorpsi
linieritas 90%, dapat dinyatakan bahwa kedua cibacron red oleh arang aktif.
tipe isoterm adsorpsi terjadi pada proses
adsorpsi zat warna. Isoterm adsorpsi oleh arang aktif juga
y = 2.5945x + 26.8934
mengikuti isoterm Freundlich berdasarkan
100
80
2
R = 0.8956
linieritasnya, yaitu 96.09% untuk isoterm
60
freundlich dan 94.33% untuk isoterm
x/m
40
Langmuir (Gambar 9 dan 10). Berdasarkan
20
hasil tersebut, diduga adsorpsi ATM, AMA,
0 dan arang aktif mengikuti tipe isoterm
0 10 20 30 Freundlich. Pendekatan Freundlich
c mengasumsikan bahwa permukaannya bersifat
Gambar 7 Isoterm Langmuir adsorpsi heterogen, membentuk banyak lapisan,
cibacron red oleh adsorben terdapat sisi aktif adsorpsi yang memiliki
modifikasi asam. afinitas tinggi, dan bagian lainnya memiliki
y = 0.2961x + 1.4834
afinitas yang rendah.
2.5 2
R = 0.9751
2.0 Adsorpsi Limbah Industri
log x/m
1.5
1.0
Kemampuan penjerapan adsorben kulit
0.5
kacang tanah juga diujicobakan pada limbah
0.0 industri tekstil (Lampiran 13). Adsorpsi
-2.0 -1.0 0.0 1.0 2.0 limbah industri yang diukur hanyalah
log c intensitas warna dan persen penurunan warna
Gambar 8 Isoterm Freundlich adsorpsi dari total warna yang terkandung di dalam
cibacron red oleh adsorben limbah, sedangkan nilai kapasitas adsorpsi
modifikasi asam. tidak dapat diketahui dari zat warna tunggal
yang diinginkan. Hal ini diduga terjadi karena
Isoterm adsorpsi cibacron red oleh AMA adanya persaingan antara zat yang satu dan
menunjukkan linieritas yang tinggi, yaitu lainnya untuk mendapatkan tapak aktif
89.56% untuk isoterm Langmuir dan 97.51% (Notodarmojo 2004). Metode yang digunakan
untuk isoterm Freundlich. Dengan melihat adalah spektrofotometer single wavelength.
linieritas kedua tipe isoterm adsorpsi tersebut, Parameter warna diukur mengunakan
ternyata linieritas isoterm Freundlich lebih spektronik DR/2000 dalam unit Pt-Co, yaitu
tinggi dibandingkan dengan isoterm Langmuir satuan nilai untuk intensitas warna yang
10
didapat. Panjang gelombang yang digunakan dapat dikatakan adsorpsi terhadap limbah
adalah panjang gelombang yang terbaik untuk industri kurang baik.
pengukuran warna dalam limbah, yaitu 455
nm. SIMPULAN DAN SARAN
Intensitas warna limbah awal yang
diukur adalah 788 unit Pt-Co. Setelah dijerap Simpulan
dengan masing-masing adsorben ATM, AMA, Modifikasi asam terhadap kulit kacang
dan arang aktif ternyata didapat intensitas tanah terbukti mampu meningkatkan kapasitas
warnanya berkurang berturut-turut sebesar adsorpsi dan efisiensi penjerapan cibacron
772, 23, dan 381 unit Pt-Co terlihat pada red. Kapasitas adsorpsi dan efisiensi
Gambar 11. Persen penurunan warna dari penjerapan cibacron red oleh adsorben
intensitas awal limbah setelah dijerap masing- modifikasi asam lebih besar dibandingkan
masing adsorben adalah 2.03, 97.08, dan dengan adsorben tanpa modifikasi dan arang
51.65% (Gambar 12). Persen penurunan aktif. Persen penurunan warna limbah industri
warna AMA, yaitu sebesar 97.08% ini jauh oleh adsorben modifikasi asam juga lebih
lebih besar dibandingkan dengan ATM dan besar dibandingkan adsorben tanpa modifikasi
arang aktif. Terbukti bahwa AMA lebih dan arang aktif. Proses adsorpsi cibacron red
efektif menjerap warna limbah industri dan limbah industri tekstil menggunakan
dibandingkan ATM dan arang aktif. adsorben modifikasi asam lebih efektif
788 772 dibandingkan adsorben tanpa modifikasi dan
800 arang aktif. Hal ini membuktikan bahwa
adsorben modifikasi asam dapat
Intensitas warna
600
(unit Pt-Co)
Kulit kacang
tanah
Preparasi Sampel
0.2680
0.2660
0.2640
Absorbans
0.2620
0.2600
0.2580
0.2560
0.2540
514 515 516 517 518 519 520 521 522 523 524 525 526
Panjang gelombang (nm)
Lampiran 3 Kurva standar cibacron red pada panjang gelombang maksimum 517 nm
[Cibacron Red]
(ppm) %T A
0.5 98.0 0.0088
1 96.6 0.0150
5 85.2 0.0696
10 73.2 0.1355
15 63.0 0.2007
20 54.6 0.2628
25 47.2 0.3261
15
Contoh perhitungan:
V (C o − C a )
Q =
m
Q = 100 ml x 1 liter /1000 ml x (150.0000 - 48.3175) mg/liter x 1000 µg/mg
1.0001 gram
= 168.2445 µg/g adsorben
⎛ C − Ca ⎞
E = ⎜⎜ o ⎟⎟ × 100 %
⎝ Co ⎠
⎛ 50.0000 ppm − 48.3175 ppm ⎞
E = ⎜⎜ ⎟⎟×100%
⎝ 50.0000 ppm ⎠
= 3.37%
16
QKKBTM
#55
#54
#53
#52
#51
#50
.5
#48
#47
#46
#45
#44
#43 294.42
#42
#41
#40
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
#26
#25
#24
#23
#22
0.
#20
#19
#18
#17
#16
#15 4.0480
#14
#13
#12
#11
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
-200.0
9.0000 #95
#94
#93
#92
#91
#90
#89
#88
#87
#86
#85
#84
#83
#82
#81
#80
#79
#78
#77
#76
#75
#74
1.
#72
#71
#70
#69
#68
#67
#66 5.8474
#65
#64
#63
#62
#61
#60
#59
#58
%KKBTM
4.6865 #57
#56
#55
#54
#53
#52
#51
.5
#49
#48
#47
#46
#45
#44
#43 3.0451
#42
#41
#40
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
0.
#26
#25
#24
#23
#22
#21
#20
#19 .24288
#18
#17
#16
#15
#14
#13
#12
#11
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
-3.000
.80300
Desirability
1. 3. 30. 45. 60. 50. 100. 150.
QKKBMA
#55
#54
#53
#52
.5
#50
#49
#48
#47 6171.9
#46
#45
#44
#43
#42
#41
#40
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
#26
#25
#24
0.
#22
#21
#20
#19
#18
#17 1654.7
#16
#15
#14
#13
#12
#11
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
-2000.
120.00 #95
#94
#93
#92
#91
#90
#89
#88
#87
#86
#85
#84
#83
#82
#81
#80
#79
#78
1.
#76
#75
#74
#73
#72
#71 99.672
#70
#69
#68
#67
#66
#65
#64
#63
#62
#61
#60
#59
#58
%KKBMA
87.138 #57
#56
#55
#54
#53
#52
#51
.5
#49
#48
#47
#46
#45
#44
#43 74.913
#42
#41
#40
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
#26
#25
#24
0.
#22
#21
#20
#19
#18
#17
#16
#15
#14
#13 50.154
#12
#11
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
30.000
.77057
Desirability
1. 1.5 3. 30. 60. 50. 150.
QAA
#49
.5
#47
#46
#45
#44 3100.1
#43
#42
#41
#40
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
#26
#25
#24
#23
#22
#21
#20
0.
#18
#17
#16
#15
#14
#13 1202.0
#12
#11
#10
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
0.0000
110.00 #95
#94
#93
#92
#91
#90
#89
#88
#87
#86
#85
#84
#83
#82
#81
#80
#79
1.
#77
#76
#75
#74
#73
#72
#71 88.091
#70
#69
#68
#67
#66
#65
#64
#63
#62
#61
75.562 #60
#59
#58
#57
#56
#55
#54
#53
#52
#51
#50
%AA
#49
.5
#47
#46
#45
#44
#43
#42
#41
#40 58.103
#39
#38
#37
#36
#35
#34
#33
#32
#31
#30
#29
#28
#27
#26
#25
#24
#23
#22
#21
#20
0.
#19
#17
#16
#15
#14
#13
#12
#11
#10 28.115
#9
#8
#7
#6
#5
#4
#3
#2
#1
10.000
.73968
Desirability
1. 3. 30. 60. 50. 150.
Lampiran 10 Isoterm Langmuir dan Freundlich untuk adsorpsi cibacron red oleh
adsorben tanpa modifikasi
C0 *Ca Isoterm
(ppm) (ppm) Isoterm Langmuir Freundlich
No m (g) c x* x/m log c log x/m
1 0
2 25 24.2839 1.0001 24.2839 0.7161 0.7160 1.3853 -0.1451
3 50 48.3175 1.0000 48.3175 1.6825 1.6825 1.6841 0.2260
4 75 72.5362 1.0002 72.5362 2.4638 2.4633 1.8606 0.3915
5 100 94.1526 1.0000 94.1526 5.8474 5.8474 1.9738 0.7670
6 150 142.2038 1.0003 145.2038 7.9039 7.9015 2.1526 0.8977
* Ca digunakan sebagai variabel c pada rumus Isoterm Langmuir dan Freundlich
Bobot biosorben digunakan sebagai variabel m pada rumus Isoterm Langmuir dan
Freundlich
Nilai x = C0−Ca
Persamaan garis isoterm Langmuir yang diperoleh y = 0.0652x – 1.2481 dengan r =
C 1 1
94.13%, maka dari persamaan = + C , diperoleh nilai α = 15.3374 dan β = –
x / m αβ α
0.0052
Persamaan garis isoterm Freundlich yang diperoleh y = 1.4096x − 2.1257 dengan r =
x 1
96.50%, maka dari persamaan Log ( )= Log C + Log k, diperoleh nilai n = 0.7094
m n
dan k = 0.0075
22
Lampiran 11 Isoterm Langmuir dan Freundlich untuk adsorpsi cibacron red oleh adsorben
modifikasi asam
C0 *Ca Isoterm
(ppm) (ppm) Isoterm Langmuir Freundlich
No m (g) c x* x/m log c log x/m
1 0
2 25 0.1187 1.5000 0.1187 24.8813 16.5875 -0.9256 1.2198
3 50 1.2186 1.5002 1.2186 48.7814 32.5166 0.0859 1.5121
4 75 6.8376 1.5002 6.8376 68.1624 45.4356 0.8349 1.6574
5 100 8.5338 1.5004 8.5338 91.4662 60.9612 0.9311 1.7851
6 150 23.8203 1.5000 23.8203 126.1797 84.1198 1.3769 1.9249
* Ca digunakan sebagai variabel c pada rumus Isoterm Langmuir dan Freundlich
Bobot biosorben digunakan sebagai variabel m pada rumus Isoterm Langmuir dan
Freundlich
Nilai x = C0−Ca
Persamaan garis isoterm Langmuir yang diperoleh y = 2.5945x + 26.8934 dengan r =
C 1 1
89.56%, maka dari persamaan = + C , diperoleh nilai α = 0.3854 dan β =
x / m αβ α
0.0965
Persamaan garis isoterm Freundlich yang diperoleh y = 0.2961x + 1.4834 dengan r =
x 1
97.51%, maka dari persamaan Log ( )= Log C + Log k, diperoleh nilai n = 3.3772
m n
dan k = 30.4369
23
Lampiran 12 Isoterm Langmuir dan Freundlich untuk adsorpsi cibacron red oleh arang
aktif
C0 *Ca Isoterm
(ppm) (ppm) Isoterm Langmuir Freundlich
No m (g) c x* x/m log c log x/m
1 0
2 25 7.3294 3.0001 7.3294 17.6706 5.8900 0.8651 0.7701
3 50 14.2895 3.0003 14.2895 35.7105 11.9025 1.1550 1.0756
4 75 17.8247 3.0002 17.8247 57.1753 19.0572 1.2510 1.2801
5 100 19.2493 3.0002 19.2493 80.7507 26.9155 1.2844 1.4300
6 150 26.8301 3.0004 26.8301 123.1699 41.0512 1.4286 1.6133
* Ca digunakan sebagai variabel c pada rumus Isoterm Langmuir dan Freundlich
Bobot biosorben digunakan sebagai variabel m pada rumus Isoterm Langmuir dan
Freundlich
Nilai x = C0−Ca
Persamaan garis isoterm Langmuir yang diperoleh y = 1.8683x – 10.9935 dengan r =
C 1 1
94.33%, maka dari persamaan = + C , diperoleh nilai α = 0.5352 dan β = –
x / m αβ α
0.1699
Persamaan garis isoterm Freundlich yang diperoleh y = 1.5220x – 0.5878 dengan r =
x 1
96.09%, maka dari persamaan Log ( )= Log C + Log k, diperoleh nilai n = 0.6570
m n
dan k = 0.2583
24
Lampiran 13 Penentuan intensitas warna dan persen penurunan warna untuk adsorpsi
limbah industri tekstil
Jenis Waktu Bobot Gambar Intensitas warna %
adsorben (menit) (g) (unit Pt-Co) Penurunan
warna
Limbah - - 788 -