DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
ABSTRAK
MUHAMMAD IFAN AKBAR. Pemanfaatan Arang Aktif Cangkang Kelapa
Sawit Sebagai Adsorben Zat Warna pada Biodiesel. Dibimbing oleh BETTY
MARITA SOEBRATA dan SRI MULIJANI.
Adsorpsi zat warna pada biodiesel menggunakan arang aktif dari cangkang
kelapa sawit dikaji dalam penelitian ini. Arang diaktifkan secara fisik pada suhu
800 C selama 1 jam. Pencirian arang aktif yang dilakukan meliputi kadar air,
kadar abu, daya adsorpsi terhadap iodin, daya adsorpsi terhadap biru metilena,
memberikan hasil yang cukup baik bila dibandingkan dengan SNI, dan topografi
permukaan menggunakan mikroskop elektron payaran. Hasil penelitian
menunjukkan arang aktif memberikan kondisi optimum pada bobot adsorben 0.5
g selama 45 menit dengan nilai kapasitas dan efisiensi adsorpsi berturut-turut
sebesar 103.64 mg/g dan 20.80%. Konsentrasi zat warna biodiesel turun dari 10
000 ppm menjadi 7 919.72 ppm, sedangkan angka setana biodiesel meningkat
sebesar 9.85% dari 51.2 menjadi 56.8. Adsorpsi cangkang sawit menunjukkan
model isoterm Freundlich sehingga diasumsikan terjadi secara multilayer atau
banyak lapisan.
ABSTRACT
MUHAMMAD IFAN AKBAR. Utilization of Palm Shell Activated Charcoal as
an Adsorbent on Biodiesel Dyes. Supervised by BETTY MARITA SOEBRATA
and SRI MULIJANI.
Adsorption of biodiesel dyes using palm shell activated charcoal was studied in
this research. The charcoal was activated physically with high temperature at 800
C for 1 hour. Characterization of the activated charcoal involved water content,
ash content, adsorption of iodine, adsorption of methylene blue, showed a good
result if compared with SNI, and surface topographic by scanning electron
microscope. The results showed optimum condition of adsorption at 0.5 g of
adsorbent weight for 45 minutes adsorption with the adsorption capacity and
efficiency value were 103.64 mg/g and 20.80%, respectively. Concentration of the
biodiesel dye decreased from 10 000 ppm to 7 919.72 ppm, where as the cetane
number of biodiesel increased 9.85% from 51.2 to 56.8. The adsorption showed a
Freundlich isotherm type, which assumed that multilayer adsorption was
occurred.
ii
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
Judul
Nama
NIM
Disetujui
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr Sri Mulijani, MS
NIP 19630401 199103 2 001
Diketahui
Ketua Departemen,
Tanggal lulus:
iv
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah
ini disusun berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2010
sampai Januari 2011 di Laboratorium Kimia Fisik, Departemen Kimia FMIPA
IPB. Karya ilmiah yang berjudul Pemanfaatan Arang Aktif Cangkang Kelapa
Sawit sebagai Adsorben Zat Warna pada Biodiesel ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Kimia FMIPA
IPB.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Betty Marita Soebrata, SSi,
MSi selaku pembimbing pertama dan Ibu Dr Sri Mulijani MS selaku pembimbing
kedua yang telah memberikan arahan, saran, dan dorongan selama pelaksanaan
penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih penulis berikan
kepada keluarga tercinta, Bapak, Ibu, dan kakak-kakakku yang selalu memberikan
semangat, doa, dan kasih sayang. Terima kasih juga kepada Bapak Nano, Ibu Ai,
Bapak Ismail atas fasilitas dan bantuan yang diberikan serta teman-teman Ekstensi
Kimia angkatan 2007 dan 2008 yang turut membantu, memberikan semangat dan
dukungannya dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Mei 2011
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Galang, Sumatera Utara pada tanggal 18 April 1986
sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Yuzarwan dan Nurbaity
Nst. Tahun 2004, penulis lulus dari SMA Swasta Al-Azhar Medan dan pada tahun
2005 diterima di Program Studi D3 Analisis Kimia, Departemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, USU. Tahun 2008, penulis mengikuti
kegiatan praktik lapangan di PT Inalum, Asahan, Sumatera Utara dan
menyelesaikan laporan akhir dengan judul Penentuan Kadar Pengotor dalam
Kokas secara X-Ray Fluorescence. Tahun 2008, penulis lulus seleksi ujian masuk
Program Penyelenggaraan Khusus Sarjana Kimia IPB. Tahun 2010, penulis
melakukan penelitian di Laboratorium Kimia Fisik.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vii
PENDAHULUAN ..............................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Cangkang Kelapa Sawit ..........................................................................
Arang Aktif .............................................................................................
Biodiesel..................................................................................................
Adsorpsi ..................................................................................................
Isoterm Adsorpsi .....................................................................................
1
2
2
3
3
4
4
6
6
6
6
6
7
7
8
8
8
9
LAMPIRAN........................................................................................................ 11
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Buah dan cangkang kelapa sawit....................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Standar baku mutu arang aktif menurut SNI 06-3730-95 .............................. 12
2 Diagram alir penelitian................................................................................... 13
3 Kadar air ......................................................................................................... 14
4 Kadar abu ....................................................................................................... 14
5 Daya jerap terhadap iodin............................................................................... 15
6 Daya jerap terhadap biru metilena.................................................................. 16
7 Waktu dan bobot optimum arang aktif........................................................... 17
8 Penentuan isoterm adsorpsi arang aktif dari cangkang kelapa sawit ............. 18
vii
PENDAHULUAN
Salah satu adsorben alternatif yang
penggunaannya menjanjikan adalah karbon
dari limbah organik seperti limbah tanaman
jagung, padi, pisang, atau cangkang sawit. Di
antara beberapa limbah organik tersebut, yang
menarik adalah penggunaan cangkang sawit.
Hal ini berkaitan dengan ketersediaan limbah
tersebut yang cukup banyak di beberapa
tempat industri pengolahan kelapa sawit dan
belum banyak dimanfaatkan. Selain itu,
cangkang sawit mengandung selulosa sebesar
45% dan hemiselulosa 26% yang baik untuk
dimanfaatkan sebagai arang aktif (Rasmawan
2009).
Menurut Pope (1999), bahan organik yang
mengandung lignin, hemiselulosa, dan
selulosa dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan arang aktif karena sangat
efektif mengadsorpsi limbah cair. Selain itu,
lignin dan selulosa sebagian besar tersusun
dari unsur karbon yang pada umumnya dapat
dijadikan arang. Cangkang sawit termasuk
bahan berlignoselulosa yang berkadar karbon
tinggi dan mempunyai massa jenis lebih tinggi
daripada kayu, mencapai 1.4 g/mL. Semakin
besar massa jenis bahan baku, daya jerap
arang aktif yang dihasilkan akan semakin
besar sehingga baik untuk dijadikan arang
aktif (Nurmala & Hartoyo 1990).
Arang aktif banyak digunakan sebagai
adsorben pemurnian gas, pemurnian pulp,
penjernihan air, pemurnian minyak, katalis
dan sebagainya. Hal ini menyebabkan
kebutuhan arang aktif semakin meningkat.
Banyak industri baik industri pangan maupun
nonpangan menggunakan arang aktif dalam
proses produksinya (Wijayanti 2009).
Cangkang sawit merupakan salah satu
limbah pengolahan minyak sawit yang cukup
besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
(BPS), besarnya limbah padat ini mencapai
7.6 juta ton pada tahun 2006 dengan produksi
minyak sawit 18.8 juta ton. Jumlah ini akan
terus meningkat seiring dengan peningkatan
produksi
minyak
sawit.
Tempurung
(cangkang) sawit dapat dimanfaatkan sebagai
arang aktif yang dapat dijadikan sumber
energi alternatif pengganti BBM. Selama ini
cangkang sawit hanya digunakan sebagai
bahan bakar pembangkit tenaga uap dan
bahan pengeras jalan (Fauzi et al. 2002).
Penelitian
mengenai
penggunaan
cangkang sawit sebagai adsorben sudah cukup
banyak dilakukan, di antaranya untuk
pemucatan minyak goreng sisa pakai, dengan
TINJAUAN PUSTAKA
Cangkang Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Gambar 1) merupakan salah
satu komoditas andalan Indonesia yang
perkembangannya sangat pesat. Selain
produksi minyak sawit yang tinggi, produk
samping atau limbah yang dihasilkan dari
proses pengolahan minyak sawit juga tinggi,
baik limbah cair maupun limbah padat.
Limbah padatnya berupa tandan buah kosong
dan cangkang sawit. Cangkang (Gambar 1b)
saat ini telah dimanfaatkan untuk pembuatan
briket, arang aktif, dan bahan campuran
pembuatan keramik.
(a)
Gambar 1
(b)
Buah (a) dan cangkang kelapa
sawit (b).
makan
(edible
oil),
maka
peluang
pemanfaatan minyak jarak pagar sebagai
bahan baku biodiesel lebih besar.
Biodiesel dapat digunakan murni atau
dicampur
dengan
petrodiesel
tanpa
mengganggu mesin kendaraan. Penggunaan
biodiesel sebagai sumber energi merupakan
salah satu solusi dalam menghadapi
kelangkaan energi fosil pada masa yang akan
datang. Dibandingkan dengan bahan bakar
diesel/solar, biodiesel bersifat lebih ramah
lingkungan, dapat diperbaharui (renewable),
dapat urai (biodegradable), serta memiliki
sifat pelumasan terhadap piston mesin karena
termasuk kelompok minyak tidak mengering
(non-drying
oil).
Biodiesel
mampu
mengeliminasi efek rumah kaca, dan
kesinambungan ketersediaan bahan baku
terjamin. Emisi gas buang biodiesel juga jauh
lebih baik dibandingkan dengan diesel/solar,
yaitu bebas sulfur, bilangan asap (smoke
number) rendah, dan angka setana (cetane
number) berkisar antara 57 dan 62 sehingga
efisiensi pembakarannya lebih baik, terbakar
sempurna (clean burning), dan tidak
menghasilkan racun (nontoxic) (Hambali et al.
2007).
Adsorpsi
Adsorpsi (penjerapan) adalah proses
akumulasi zat atau bahan pada permukaan
padatan (Scheidegger & Spark 1996). Pada
proses adsorpsi, terjadi tarik-menarik antara
molekul adsorbat (zat teradsorpsi) dan tapaktapak aktif pada permukaan adsorben. Jika
gaya tarik ini lebih kuat daripada gaya tarik
antarmolekul
adsorbat,
maka
terjadi
perpindahan massa adsorbat dari fase gerak
(fluida pembawa adsorbat) ke permukaan
adsorben (Setyaningsih 1995). Menurut
Cheremisinoff & Morresi (1978), adsorpsi
adalah peristiwa fisik atau kimia pada
permukaan yang dipengaruhi oleh afinitas
spesifik atau reaksi kimia antara bahan
penjerap (adsorben) dan zat yang dijerap
(adsorbat).
Menurut Sinaga dan Sembiring (2003),
faktor-faktor yang memengaruhi proses
adsorpsi adalah sifat fisik dan kimia adsorben,
yaitu luas permukaan, pori-pori, dan
komposisi kimia; sifat fisik dan kimia
adsorbat, yaitu ukuran molekul, polaritas
molekul, dan komposisi kimia; konsentrasi
adsorbat dalam fase cair; sifat fase cair seperti
pH dan suhu; serta kondisi adsorpsi, seperti
lamanya proses adsorpsi berlangsung.
Adsorben dapat bersifat polar (hidrofilik) atau
Keterangan:
Q = kapasitas adsorpsi (mg/g)
V
C0
C
m
Isoterm Freundlich
Isoterm
Freundlich
paling
umum
digunakan karena lebih baik dalam
mencirikan kebanyakan proses adsorpsi.
Persamaan isoterm Freundlich didasarkan atas
terbentuknya lapisan tunggal molekul
adsorbat pada permukaan adsorben, dengan
tapak-tapak aktif pada permukaan adsorben
bersifat heterogen. Isoterm Freundlich
diturunkan secara empiris dengan bentuk
persamaan
Apabila dilogaritmakan,
menjadi
persamaan
akan
Keterangan:
x/m : jumlah adsorbat teradsorpsi per satuan
bobot adsorben (mg/g)
c
: konsentrasi kesetimbangan adsorbat
dalam larutan setelah adsorpsi
k,n : tetapan empiris (Atkins 1999)
Isoterm Langmuir
Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas
beberapa asumsi, yaitu adsorpsi hanya terjadi
pada lapisan tunggal, kalor adsorpsi tidak
bergantung pada penutupan permukaan, dan
semua tapak pada permukaan adsorben
bersifat homogen. Persamaan isoterm
Langmuir dapat diturunkan secara teoretis
dengan
menganggap
terjadinya
kesetimbangan antara molekul-molekul zat
yang diadsorpsi pada permukaan adsorben dan
yang tidak teradsorpsi (Oscik 1994).
Isoterm Langmuir dinyatakan dengan
persamaan
Analisis SEM
Arang aktif cangkang sawit dimasukkan
ke dalam cetakan lalu dilapisi dengan Pt/Au.
Selanjutnya dimasukkan ke dalam alat SEM
untuk diambil gambar permukaannya.
Penentuan Waktu dan Bobot Optimum
Arang aktif cangkang sawit dengan variasi
bobot 0.5 g (A), 1.0 g (B), dan 1.5 g (C)
dicampurkan ke dalam 25 mL larutan
biodiesel dengan variasi waktu kontak
masing-masing 15, 30, dan 45 menit. Setelah
selesai, campuran disaring, dan filtrat diukur
absorbansnya menggunakan Spectronic 20D
dengan panjang gelombang 440 nm.
Selanjutnya dihitung nilai Q dan EP-nya
Uraian
Kadar Air (%)
Kadar Abu (%)
Daya Jerap Terhadap Iod (mg/g)
Daya Jerap Terhadap Biru Metilen (mg/g)
Syarat
SNI 06-37301995
Maks. 15
Maks. 10
Min. 750
Min. 120
Hasil
Sebelum
aktivasi
2.01
8.10
1 242.00
72.24
Sesudah aktivasi
3.19
7.46
1 254.18
114.81
Analisis SEM
(a)
Gambar 3
(b)
Gambar 2 Topografi arang cangkang sawit
sebelum (a) dan setelah diaktifkan
(b) dengan pembesaran 10 000
kali.
Kapasitas
adsorpsi
menunjukkan
banyaknya adsorbat yang diadsorpsi per
satuan bobot adsorben. Karena itu, nilainya
dipengaruhi oleh bobot adsorben. Jika bobot
adsorben dinaikkan, peningkatan jumlah tapak
aktif akan meningkatkan penyebaran adsorbat
sehingga kapasitas adsorpsi menurun.
Isoterm Adsorpsi
Isoterm adsorpsi menunjukkan hubungan
kesetimbangan antara konsentrasi adsorbat
dalam fluida dan pada permukaan adsorben
pada suhu tetap. Telah banyak isoterm
adsorpsi
yang
dikembangkan
untuk
mendeskripsikan interaksi antara adsorben
dan adsorbat. Tipe isoterm Freundlich dan
Langmuir pada umumnya dianut oleh adsorpsi
fase padat-cair (Atkins 1999). Tipe isoterm
adsorpsi dapat digunakan untuk mengetahui
mekanisme penjerapan zat warna pada
biodiesel oleh arang aktif cangkang sawit.
Isoterm adsorpsi Langmuir dilakukan dengan
cara membuat kurva hubungan c/(x/m)
terhadap c, sedangkan isoterm adsorpsi
(a)
(b)
Gambar 4
Saran
Penelitian lanjutan yang sebaiknya
dilakukan adalah mencoba mengoptimalisasi
waktu aktivasi arang aktif cangkang sawit.
Hal ini diharapkan akan semakin memperbaiki
porositas
arang
aktif
dan
mampu
meningkatkan kualitas hasil adsorpsi dari
arang aktif cangkang sawit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins PW. 1999. Kimia Fisik Volume 1.
Kartohadiprojo II, penerjemah; Rohadyan
T, Hadiyana K, editor. Jakarta: Erlangga.
Terjemahan dari: Physical Chemistry.
[ASTM] American Society for Testing and
Materials. 2000. Standard Test Method for
Cetane Number of Diesel Fuel Oil ASTM
D613. West Conshohocken: ASTM.
Bird T. 1993. Kimia Fisik untuk Universitas.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Budiono, Suhartana, Gunawan. 2009.
Pengaruh aktivasi arang tempurung kelapa
dengan asam sulfat dan asam fosfat untuk
adsorpsi fenol [artikel]. Jurusan Kimia,
Universitas Diponegoro.
Cheremisinoff NP, Moressi AC. 1978.
Carbon Adsorption Handbook. Ann
Arbour: Ann Arbour Science.
Djatmiko, Prawira. 1970. Pembuatan Arang
Aktif.
Bandung:
Lembaga
Ilmu
Pengetahuan Indonesia.
Fauzi Y, Widyastuti YE, Wibawa IS, Hartono
R. 2002. Budi Daya Pemanfaatan Hasil
Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran
Kelapa Sawit. Jakarta: Grapindo Persada.
Gerpen J van, Shanks B, Pruszko R, Clements
D, Knothe G. 2004. Biodiesel Production
Technology.
Subcontractor
Report.
National Renewable Energy Laboratory
NREL/SR-510-36244.
Hambali E et al. 2007. Jarak Pagar Tanaman
Penghasil Biodiesel. Jakarta: Penebar
Swadaya.
10
Pengetahuan
Bogor.
Alam,
Institut
Pertanian
10
11
LAMPIRAN
11
12
Syarat kualitas
Butiran
Serbuk
Maks. 15
Maks. 25
Maks. 4.5
Maks. 15
Maks. 2.5
0
Min 750
Maks. 10
0
Min 750
Min 80
Min 65
Min 25
Min 60
Min 120
0.45-0.55
0.3-0.35
90
80
Min 90
-
12
13
Arang cangkang
sawit
Didinginkan
Arang cangkang
sawit teraktivasi
Aplikasi
Uji isoterm
adsorpsi
13
14
Ulangan
Bobot akhir
(g)
19.9966
20.0023
Bobot
arang (g)
1.0002
1.0006
Kadar air
(%)
2.23
1.79
Rerata (%)
1
2
Bobot kosong
(g)
19.0187
19.0197
Arang
Cangkang Sawit
Arang Aktif
Cangkang Sawit
1
2
20.0169
20.0177
20.9849
20.9870
1.0003
1.0009
3.23
3.15
3.19
2.01
Contoh perhitungan:
= 2.23%
Ulangan
Bobot
kosong (g)
Bobot
akhir (g)
Bobot
arang (g)
Kadar
abu(%)
Rerata (%)
1
2
29.1372
29.1380
29.2182
29.2196
1.0050
1.0012
8.06
8.15
8.10
1
2
32.4968
32.4988
32.5687
32.5764
1.0037
1.0008
7.16
7.75
7.46
Contoh perhitungan:
= 8.06%
14
15
Q (mg/g)
Q rerata (mg/g)
0.5003
0.5010
V iodin hasil
penjerapan (mL)
10
10
1 242.8743
1 241.1377
1 242.0060
0.5011
0.5006
10
10
0.1
0.1
1 253.5522
1 254.8042
1 254.1782
Sampel
Ulangan
Bobot (g)
Arang
Cangkang
Sawit
1
2
Arang Aktif
Cangkang
Sawit
1
2
= 1 242.88743 mg/g
15
16
C2 Biru
metilena
(mg/L)
25.73
14.02
EP
(%)
EP rerata
(%)
Q (mg/g)
Q rerata
(mg/g)
0.5002
0.5006
Vol. Biru
Metilena
(mL)
50
50
48.54
71.96
60.25
58.2247
86.2485
72.2366
0.5003
0.5011
50
50
50
50
0.50
3.69
99.00
92.62
95.81
118.7287
110.90002
114.81436
Sampel
Ulangan
Bobot
Arang
Cangkang
Sawit
1
2
Arang Aktif
Cangkang
Sawit
1
2
Absorbans
0
1.2518
1.3187
1.3565
1.3979
1.4437
1.4948
1.3767
1.3187
1.2518
1.2676
Contoh perhitungan:
= 48.54%
= 58.2247 mg/g
16
17
Bobot
(g)
0.5016
0.5022
0.5003
0.5002
0.5025
0.5011
1.0008
1.0028
1.0016
1.0035
1.0018
1.0015
1.5008
1.5024
1.5008
1.5015
1.5012
1.5016
Bobot
Absorbans
rata-rata
0.5019
0.50025
0.5018
1.0018
1.00255
1.00165
1.5016
1.50115
1.5014
0.476
0.486
0.488
0.470
0.478
0.468
0.436
0.412
0.434
0.394
0.398
0.396
0.348
0.343
0.336
0.344
0.328
0.330
C awal
(mg/L)
C akhir
(mg/L)
%EP
Q (mg/g)
rata-rata
0.481
10 000
8 056.36
19.43
96.8141
A1
0.479
10 000
8 022.20
19.77
98.8405
A2
0.473
10 000
7 919.72
20.8
103.6408
A3
0.424
10 000
7 082.83
29.17
72.7982
B1
0.414
10 000
6 912.04
30.87
77.0026
B2
0.397
10 000
6 621.69
33.78
84.3186
B3
0.346
10 000
5 750.64
42.49
70.7472
C1
0.340
10 000
5 648.16
43.51
72.4751
C2
0.329
10 000
5 460.26
45.39
75.5917
C3
Absorbans
Contoh Perhitungan:
= 96.8141 mg/g
= 19.43%
17
Perlakuan
18
Lampiran 8 Penentuan isoterm adsorpsi arang aktif dari cangkang kelapa sawit
Konsentrasi
awal
2 000
4 000
6 000
8 000
10 000
Konsentrasi akhir
(ppm)
1 105.04
2 608.03
4 076.86
5 955.59
7 561.06
Bobot
(g)
0.5014
0.5004
0.5001
0.5003
0.5011
Volume
Biodiesel (L)
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025
C/(x/m)
0.619097
0.937562
1.060161
1.457429
1.553481
Freundlich
log C
log x/m
3.043378 3.251619
3.416313 3.444313
3.610326 3.584954
3.774925 3.611337
3.878583 3.687277
Persamaan garis isoterm Langmuir yang diperoleh y = 0.498 + 0.0001x dengan R2 = 98.59%
maka dari persamaan
C
x/m
C (mg/L)
1 105.04
2 608.03
4 076.86
5 955.59
7 561.06
Langmuir
x
x/m
894.96
1 784.922
1 391.97 2 781.715
1 923.14 3 845.511
2 044.41 4 086.368
2 438.94 4 867.172
C , diperoleh
Persamaan garis isoterm Freundlich yang diperoleh y = 0.516x + 1.685 dengan R2 = 99.22%
maka dari persamaan log
x
m
= log k +
18