1076 371371783 1 SM
1076 371371783 1 SM
Muh. Musait
SMP Negeri 2 Mijen Kabupaten Demak Jawa Tengah
Abstrak
Berdasarkan hasil uji kompetensi awal sebagian besar siswa kelas IX C SMP Negeri 2 Mijen
Kabupaten Demak tahun pelajaran 2018 / 2019 tingkat kompetensi membuat prakarya dari bahan
keras dapat dikatakan rendah, bahkan ada sebagian siswa berada pada tingkatan sangat rendah
Tujuan penelitian ini untuk (a) Mengetahui bagaimana cara menyajikan Projek Based Learning
dalam pembelajaran membuat prakarya dari bahan keras pada mata pelajaran prakarya .(b)
Membuktikan apakah melalui Projek Based Learning dapat meningkatkan pencapaian kompetensi
membuat prakarya dari bahan keras sesuai kriteria ketuntasan.(c) Membuktikan apakah Projek
Based Learning sebagai teknik pembelajaran membuat prakarya dari bahan keras dapat
menyenangkan peserta didik
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur empat dalam satu siklus, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilakukan. Guna
memperoleh data dan informasi dengan langkah-langkah pengumpulan data dan informasi dengan
teknik tes dan non tes, yaitu angket dan observasi.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. (a) Cara penyajian program pembelajaran
membuat prakarya dari bahan keras melalui Projek Based (b) Projek Based Learning dapat
meningkatkan pencapaian kompetensi membuat prakarya dari bahan keras pada mata pelajaran
(c) pembelajaran membuat prakarya dari bahan keras dengan Projek Based Learning terbukti
menyenangkan peserta didik.
© 2020 Didaktikum
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil uji kompetensi awal, tingkat kompetensi kerajinan dari bahan keras pada
mata pelajaran prakarya dapat dikatakan rendah, bahkan ada sebagian siswa berada pada tingkatan
sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji kompetensi awal yang diberikan kepada peserta didik
kelas IX C yang berjumlah 22 siswa, sebanyak 15 siswa atau kurang lebih 68,18 % tidak mampu
mencapai nilai 75 sebagai kriteria ketuntasan minimal. Keadaan ini diduga sementara disebabkan
pendekatan pembelajaran prakarya khususnya kerajinan dari bahan keras pada waktu di sekolah
dasar tidak dipraktekkan dan hanya sebatas teori, sehingga proses dan hasil kerajinan dari bahan keras
kurang optimal.
Kompetensi kerajinan dari bahan keras mempunyai peran penting di dalam mencapai
kompetensi prakarya yang lain, seperti menggambar bentuk, membuat benda pakai dan benda hias
dari bahan keras dan lunak, menggambar ilustrasi, membuat karya seni grafis, melukis, dan membuat
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI KERAJINAN BAHAN KERAS
MELALUI PROJEK BASED LEARNING 1
Muh. Musait
patung. Selain itu, kerajinan dari bahan keras yang merupakan bagian dari prakarya bermanfaat
terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik. Menurut Kurikulum 2006 Departemen Pendidikan
Nasional (2006:2), Seni Budaya sebagai salah satu mata pelajaran (termasuk Prakarya) yang wajib
diajarkan di Sekolah Menengah Pertama bermanfaat terhadap kebutuhan perkembangan peserta
didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berkreasi dan
berapresiasi melalui pendekatan “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang
seni”. Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya
(prakarya) khususnya kompetensi kerajinan dari bahan keras perlu dicarikan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan perkembangan peserta didik dan perkembangan jaman yaitu pembelajaran yang
kontekstual. Konsep pembelajaran kontekstual atau Projek Based Learning adalah Model Pembelajaran
Berbasis Proyek atau Model Pembelajaran Project Based Learning atau biasa
disingkat PjBL. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning = PjBL) adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar. Proses pembelajaran yang berkaitan erat dengan situasi nyata, sehingga siswa mampu
mengkonstruksi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap berdasarkan pengalaman nyata secara mandiri.
Agar pembelajaran mata pelajaran prakarya khususnya kompetensi kerajinan dari bahan keras
menjadi pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dan apresiatif maka perlu dilakukan usaha-usaha
yang mengarah pada peningkatan mutu pembelajaran. Berdasarkan kajian-kajian ilmiah dan
pengalaman mengajar bertahun-tahun, maka dipilih suatu pendekatan pembelajaran Projek Based
Learning sebagai teknik pembelajaran kerajinan dari bahan keras pada mata pelajaran prakarya di
SMP sebagai topik kajian. Teknik pembelajaran ini dirasakan relevan dengan karakteristik
pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang mengedepankan pembelajaran saintific dan pembelajaran
dengan keterampilan 4 C.
Kompetensi Dasar Memahami pengetahuan tentang jenis, sifat, karakter, dan teknik
pengolahan bahan kayu (misalnya ranting, papan, dan balok), bambu dan rotan dan Indikator
Pencapaian Kompetensi adalah 3.1.1Peserta didik membaca buku siswa, peserta didik memahami
pengertian bahan keras alam dan dari mana bahan keras alam berasal, jenis dan karakteristik bahan
keras alam.3.1.4Peserta didik, memperhatikan demonstrasi pengolahan bahan keras alam,
mempraktekkan uji coba pengolahan.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa teknik Pembelajaran Berbasis
Proyek merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan
memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a
guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara
langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah
disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia
nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Permasalahan yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran beraneka ragam, salah satunya
adalah kurangnya partisipasi siswa. Partisipasi siswa sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran
di kelas. Menurut Hoofsteed (1971:13), partisipasi merupakan turut berperan serta dalam suatu
kegiatan, peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat
disimpulkan bahwa kegiatan partisipasi menuntut siswa untuk berperan serta aktif dalam proses
belajar mengajar yang berlangsung di kelas. Kemampuan dalam berpartisipasi harus diterapkan siswa
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
2 Vol. 20, No. 1, Januari – Maret 2020
di setiap mata pelajaran yang dipelajarinya. Maka dari itu seorang guru perlu membangkitkan
partisipasi siswanya agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based-learning) adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan ketrampilan. Dalam buku Pembelajaran Efektif, menurut Berdiati (2014) dijelaskan
bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning =PjBL) adalah model pembelajaran yang
menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Pembelajaran Berbasis proyek memfokuskan aktivitas
peserta didik untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sistesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan desain penelitian, pendekatan yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur empat dalam satu siklus, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (Suharsimi Arikunto, Suhardjono,
Supardi, 2006:16). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I bertujuan untuk mengetahui
kompetensi kerajinan dari bahan keras peserta didik dalam pembelajaran prakarya dengan Projek
Based Learning yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan tindakan pada
siklus II. Siklus II dilakukan untuk mengetahui peningkatan pencapaian kompetensi dasar kerajinan
dari bahan keras peserta didik dalam pembelajaran prakarya dengan Projek Based Learning setelah
dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada refleksi siklus I. Fokus
dan sasaran penelitian tindakan kelas adalah (1) penerapan Projek Based Learning, dan (2) kompetensi
peserta didik dalam kerajinan dari bahan keras.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IX C SMP Negeri 2 Mijen Kabupaten Demak pada semester
I tahun pelajaran 2018/2019.Jumlah peserta didik di kelas IX C terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 9
siswa perempuan. Karakteristik peserta didik kelas IX C secara umum sama dengan kelas IX C
lainnya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas ditempuh
langkah-langkah pengumpulan data dan informasi dengan teknik tes dan non tes sebagai berikut.
Pertama, untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan hasil penerapan Projek
Based Learning dalam kerajinan dari bahan keras ditempuh dengan teknik tes, yaitu menilai hasil
karya peserta didik sebanyak dua kali pada siklus I dan siklus II. Kedua, untuk memperoleh data dan
informasi yang berkaitan dengan bagaimana menerapkan Projek Based Learning dalam kerajinan dari
bahan keras ditempuh dengan teknik non tes, yaitu observasi atau pengamatan. Ketiga, untuk
memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan sikap dan tanggapan selama mengikuti
jalannya pembelajaran ditempuh dengan angket skala sikap.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif, yaitu: (a)
reduksi data, (b) penyajian data, dan (c) menarik kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992:16-
20)..Untuk data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes yang telah terkumpul ditabulasi dan dihitung
persentasenya. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel-tabel dan dideskripsikan secara
naratif makna dari data tersebut, sedangkan data kualitatif hasil observasi dideskripsikan secara naratif
oleh peneliti.
Data kuantitatif dan kualitatif ini dihubungkan dan ditarik kesimpulan. Kemudian data
tersebut digunakan dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan penerapan Projek Based Learning yang
ditandai dengan meningkatnya pencapaian kompetensi dasar peserta didik
35
30
25 Tidak Tuntas
20 Tidak Tuntas2
15 Tuntas
10 Tuntas2
5 Tuntas3
0
96-100 86-90 76-80 71-75 65-70
Grafik.2 Hasil Tes Kerajinan dari bahan keras Siklus I
Berdasarkan tabel 2 dan Grafik 2, peserta didik yang belum menguasai kompetensi kerajinan
dari bahan keras atau belum tuntas sebanyak 8 peserta didik atau kurang lebih 36,36 %, sedangkan
peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar yang memperoleh nilai 75 atau lebih sebanyak 14
peserta didik atau kurang lebih 63,64 %. Dengan demikian, dilihat dari sudut ketuntasan belajar telah
mengalami kemajuan dari 31,8 .
40
35
30 Tidak Tuntas
25 Tidak Tuntas2
20
Tuntas
15
Tuntas2
10
Tuntas3
5
0
96-100 86-90 76-80 71-75 65-70
Berdasarkan tabel 3 tampak peningkatan ketuntasan belajar dari 63,64 % pada siklus I menjadi
100 % pada siklus II, karena seluruh siswa kelas IX C berjumlah 22 peserta didik yang telah mencapai
nilai 75 ke atas sebanyak 22 peserta didik atau 100 % dan dianggap telah tuntas dalam penguasaan
kompetensi bahan ajar kerajinan dari bahan keras.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut di atas, dalam penelitian ini dapat disimpulkan
model pembelajaran Projek Based Learning merupakan teknik pembelajaran kerajinan dari bahan keras
yang cara penyajiannya terdapat langkah-langkah (1) menyiapkan alat dan bahan (2) membuat pola
(3) mencetak kerajinan dari bahan keras. Dari segi produksi kerajinan dari bahan keras dengan Projek
Based Learning lebih mudah, cepat; Melalui Projek Based Learning terbukti dapat meningkatkan
pencapaian kompetensi dasar kerajinan dari bahan keras pada mata pelajaran prakarya; Pembelajaran
kerajinan dari bahan keras dengan Projek Based Learning terbukti menyenangkan peserta didik.
Arikunto, Suharsimi. Suhardjono. Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Prakarya Kelas IX. Depok: CV. Arya .Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah
Hamzuri. 1985. Kerajinan dari bahan keras Klasik Classical Kerajinan dari bahan keras . Jakarta: Djambatan.
Lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs Mata
Pelajaran Seni Budaya. 2006. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi.
Jakarta: Universitas Indonesia