berarti pengetahuan, tatapi terutamapengetahuan tentang dunia alamiah. Yang paling penting,
pengetahuan ini diatur dengan cara yang sistematis dan rasional.
1.1 Satuan
Semua besaran fisik dapat dinyatakan dalam beberapa satuan-satuan pokok. Sebagai
contoh, kelajuan dinyatakan dalam satuan panjang dan satuan waktu, misalnya meter per
sekon atau mil per jam. Besaran-besaran yang akan dipelajari yaitu gaya, momentum, kerja,
energi dan gaya, dapat dinyatakan dalam tiga besaran pokok-panjang, waktu dan massa.
Pemilihan satuan standar untuk besaran-besaran pokok ini menghasilkan suatu sistem satuan.
Sistem satuan yang digunakan secara universal dalam masyarakatilmiah adalah Sistem
internasional (SI). Dalam SI, standar satuan untuk panjang adalah meter, standar satuan
untuk waktu adalah sekon, dan standar satuan untuk massa adalah kilogram.
Satuan standar untuk panjang, meter (disingkat m), semula dinyatakan oleh jarak
antara dua goresan yang dibuat pada batang kayu yang terbuat dari campuran platinum-
iridium yang disimpan di International Bureau of Weights dan Measures di Sevres, Prancis.
Sekarang meter standar didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang
hampa selama waktu 1/299.729.458 sekon. Meter standar digunakan untuk membuat meter
standar sekunder yang digunakan untuk mengkalibrasi alat ukur panjang diseluruh dunia.
Satuan standar untuk waktu, yaitu sekon (s), pada awalnya didefinisikan berkenaan
1 1 1
dengan rotasi bumi sebagai x x dari rata-rata lama hari matahari. Saat ini, satu
60 60 24
sekon didefinisikan berkaitan dengan frekuensi cahaya. Semua atom, setelah menyerap
energi, memancarkan cahaya dengan panjang gelombang dan frekuensi tertentu yang
merupakan karakteristik dari suatu unsur. Setiap transisi energi di dalam atom berhubungan
dengan frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Dengan definisi ini, satuan pokok panjang
dan waktu dspat diperoleh dalam laboratorium diseluruh dunia.
satuan standar untuk massa, kilogram (kg), yang sama dengan 1000 gram (g),
didefinisikan sebagai massa suatu kilogram standar yang juga disimpan di Sevres. Massa
benda-benda berukuran normal dapat dibandingkan dengan menimbangnya. Sebuah duplikat
kilogram standar disimpan di National Bureau of Standars di Gaithersburg, Maryland,
Amerika Serikat.
Ada 7 satuan pokok yaitu, meter (m), sekon(s), kilogram(kg), kelvin(K), ampere(A),
mole(mol), dan candella(cd)- membentuk sistem satuan SI.
Satuan tiap besaran fisik dapat dinyatakan dengan satuan pokok SI. Beberapa
kombinasi satuan yang sering digunakan mendapat nama khusus.
Awalan untuk kelipatan-kelipatan sederhana dalam satuan SI dapat dilihat pada tabel
1-1. Semua kelipatan tersebut semuanya merupakan pangkat dari 10, sehingga sistem
semacam itu disebut sistem desimal. Sistem desimal yang digunakan pada meter dinamakan
sistem metrik.
Sistem desimal lain yang masih digunakan tetapi secara bertahap digantikan oleh
satuan SI adalah sistem cgs, yang berdasarkan pada sentimeter, gram, dan sekon.
Dalam sistem satuan lain yang digunakan di Amerika Serikat, satuan gaya, yaitu
pound, dipilih sebagai satuan pokok. Satu pound didefinisikan sebagai besarnya tarikan
gravitasi bumi ditempat tertentu pada sebuah benda standar. Satuan massa didefinisikan
berdasarkan pound. Satuan pokok untuk panjang dlam sistem Amerika Serikat ini adalah foot
(ft). Foot (bentuk tunggal dari feet) didefinisikan sebagai tempat sepertigadari satu yard (yd),
yang sekarang didefinisikan dalam meter.
Definisi tersebut menghasilkan 1 inci (in) tepat sama dengan 2,54 cm. Satuan pokok
waktu dalam sistem Amerika Serikat adalah sekon, yang didefinisikan seperti dalam sistem
SI. Sistem Amerika Serikat ini bukanlah sitem desimal. Dibandingkan dengan SI atau sistem
desimal lainnya, sistem Amerika Serikat kurang praktis karena kelipatan sederhana dari
satuannya bukanlah pangkat dari 10. Misalnya 1 yd= 3 ft dan 1 ft =12 in. Hubungan
antarasatuan-satuan dalam sistem Amerika Serikat dengan sistem satuan SI diberikan dalam
Apendiks D.
Kita mencoret satuan waktu, jam, seperti yang biasa kita lakukan dengan bilangan
biasa untuk memperoleh jarak dalam satuan yang benar, yakni kilometer. Cara
memperlakukan satuan semacam ini memudahkan kita untuk melakukan konversi dari satuan
kesatuan lain. Misalnya, kita ingin mengubah jawaban dari 240 km menjadi mil (mi). Maka
kita gunakan hubungan antara km dan mil :
1 mi =1,61 km
Jika kita bagi kedua ruas persamaan ini dengan 1,61 km, kita peroleh :
1 mi
=1
1,61km
Karena setiap besaran dapat dikalikan dengan 1 tanpa mengubah nilainya, sekarang
kita dapat mengubah 240 km ke mil dengan mengalikannya dengan faktor (1 mil)/(1,61 km):
1 mi
240 km = 240 km x = 149 mi
1,61km
Faktor (1 mi)/(1,61 km) disebut faktor konversi. Semua faktor konversi mempunyai
nilai 1, dan digunakan untuk mengubah suatu besaran yang dinyatakan dalam satu satuan
ukuran menjadi nilai ekivalennya dalam satuan ukuran lainnya. Dengan menuliskan satuan-
satuannya secara eksplisit dan mencoretnya, kita tidak perlu berfikir mengenai apakah kita
mengalikan denagn 1,61 atau membagi dengan 1,61 untuk mengubah kilometer ke mil,
karena satuan-satuan yang tersisa menyatakan apakah kita telah memilih faktor yang betul
atau yang salah.
Contoh 1-1
Berapakah nilai ekivalen dari 90 km/jam dalam meter persekon dan dalam mil per
jam?
Jawab :
Kita gunakan fakta bahwa 1000 m = 1 km, 60 s = 1 menit, dan 60 menit = 1 jam
untuk mengubah kilometer per jam menjadi meter per sekon. Kita kalikan besaran 90km/jam
dengan sekumpulan nilai kelajuan tidak berubah :
90 km 100 m 1 jam 1 menit
x x x = 25 m/s
jam 1 km 60 menit 60 sekon
Untuk mengubah kelajuan ini menjadi mil per jam, kita gunakan faktor konversi
(1mil)/(1,61km) = 1
90 km 1mil
x = 55,9 mi/j
jam 1,61km
Luas suatu permukaan diperoleh dengan mengalikan panjang satu sisi dengan sisi
yang lainnya. Satuan Luas adalah meter persegi. Karena luas merupakan perkalian dari
dimensi panjang kali panjang maka dimensinya yaitu L2 . Gagasan ndari dimensi ini dapat
diperluas ke besaran-besaran nongeometris. Dimensi besaran – besaran lain dapat dinyatakan
dalam dimensi besaran – besaran pokok panjang, waktu, dan massa. Contohnya kelajuan
memiliki dimmensi panjang dibagi waktu yaitu [ L/T ].
Penjumlahan dua besaran fisik hanya berarti jika besaran - besaran itu memiliki
dimensi yang sama. Contoh jika mempunya persamaan berikut :
A+B=C
Maka besaran A,B,C semuanya memiliki dimensi yang sama,. Penjumlahan B dan C
juga mengharuskan dimensi besaran – besaran ini dinyatakan dalam dimensi yang sama.
Seringkali kita menemukan kesalahan dalam perhitungan dimensi atau satuan besaran
yang terlibat dalam perhitungan tersebut. Misalnya kita salah dalam penentuan rumus luas
lingkaran A = 2πr. Dapat dilihat seperti dibawah ini salah karena ruas kanan ppersamaan, 2πr
mempunyai dimensi panjang, sedangkan luas harus memiliki dimensi panjang pangkat dua.
Konsistensi dalam dimensi adalah kondisi yang perlu tetapi tidak cukup agar suatu persamaan
itu benar dalam tiap sukunya, namun massih tidak menggambarkan suatu keadaan fisik
apapun.
Untuk bilangan yang lebih kecil dari 1 , eksponennya adalah negative. Contohnya , 0,00001
ditulis 10-5 . beberapa hal yang perlu diperhatikan :
105
Contohnya : 2 = 103
10
Contoh soal
a. 120 x 6000
b. 3.000.000 / 0,00015
Jawaban
Contoh :
Jika eksponen jauh berbeda, maka salah satu bilangan sangatlah kecil disbanding yang
lainnya dan seringkali dapat diabaikan dalam penjumlahan maupun pengurangan,
Contoh :
Jumlah angka signifikan dalam hasil perkalian atau pembagian tidaklah lebih besar daripada
jumlah terkecil angka signifikan dalam masng-masing bilangan yang terlibat dalam perkalian
atau pembagian.
Ketelitian dari suatu jumlahan atau selisih dua pengukuran hanyalah sebaik ketelitian pali
tidak teliti dari dua pengukuran itu, suatu aturan umum yang haruz diikuti adalah :
“ Hasil dari penjumlahan atau pengurangan dua bilangan tidak mempunyai angka signifikan
di luar tempat desimal terakhir dimana kedua bilangan asal mempunyai angka signifikan”
Contoh :
Bilangan pertama, 1.040a hanya mempunya tiga angka signifikan di belakang koma,
sedangkan bilangan kedua, 0,2134 mempunyai empat angka signifikan dibelakang koma.
Menurut aturan, jumlahan hanya dapat mempunyai tiga angka signifikan dibelakang koma
desimal. Jadi kita peroleh
Massa Kg
Elektron 10−30
Proton 10−27
Asam amino 10−25
Hemoglobin (darah merah) 10−22
Virus flu 10−19
Amuba raksasa 10−8
Titik hujan 10−6
Semut 10−2
2
Manusia 10
Roket Saturnus-5 106
Piramida 1010
Bumi 1024
Matahari 1030
Galaksi Bimasakti 1041
Alam semesta 1052
Contoh :
Berapa ketebalan elapak karet ban yang aus dari sebuah mobil yang mnempuh jarak 1
km (0,6 mi)?
Jawab
Kita anggap tebal karet ban baru adalah 1 cm. Ini mungkin salah dengan suatu factor 2 atau
lebih, tetapi 1 mm pasti terlalu tipis dan 10 cm terlalu tebal. Karena ban mobil harus diganti
setelah kira-kira 60.000 km (kira-kira 37.000 mi), kita kan menanggap bahwa karet ban betul-
betul au setelah berjalan 60.000 km. dengan kata lain, laju keausan adalah 1 cm ban setiap
menempuh 0.00 km Dengan demikian ketebalan yang aus setiap kilometer adalah
1 cm
= 1,7 x 10−5 cm/km = 0,2 µm/km
60.000 km