Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rapfel Nurmas Wijaya

NIM : 2004551173
Mata Kuliah : Hukum Perdata Internasional
Kelas : C (Pagi)
Dosen : I Dewa Gede Palguna; I Made Maharta Yasa
Hari, tanggal : Selasa, 19 Oktober 2021
Waktu : Pukul 13.50-15.30 WITA
UJIAN TENGAH SEMESTER

Soal:
Dick van Deventer (yang berkewarganegaraan Belanda) dan Francois Dubois (yang
berkewarganegaraan Perancis) bersepakat membuat perjanjian atau kontrak kerjasama investasi
dalam pembangunan akomodasi pariwisata. Namun, kerjasama itu belum berjalan lama, kedua
belah pihak telah bersengketa sedangkan kontrak tersebut tidak memuat klausul tentang
penyelesaian sengketa.
Pertanyaan:
(1) jika perjanjian itu dibuat di Belanda, dapatkah ditentukan hukum mana yang berlaku dalam
kasus tersebut dan pengadilan mana yang berwenang mengadilinya?
Jika perjanjian atau kontrak kerjasama investasi dalam pembangunan akomodasi
pariwisata tersebut dibuat di belanda maka dalam menentukan hukum mana yang berlaku
dan pengadilan mana yang berwenang mengadilinya, didalam HPI terdapat salah satu asas
yang disebut dengan Asas Lex Loci Contractus yang menetapkan bahwa terhadap
perjanjian-perjanjian (yang melibatkan pihak-pihak warga dari propinsi yang berbeda)
berlaku hukum dari tempat pembuatan perjanjian. Jadi dengan berpacu pada asas Lex Loci
Contractus maka hukum yang menjadi dasar dalam sengketa ini adalah hukum yang berada
di Negara Belanda. Sedangkan pengadilan yang bertugas atau berwenang dalam mengurus
sengketa ini adalah pengadilan tinggi di Belanda karena didalam negara belanda menganut
ruang lingkup Hukum perdata yang pertama yaitu rechtstoepassingsrecht (yang paling
sempit) jadi hukum perdata internasional yang berlaku di negara belanda hanya pada
masalah hukum yang diselenggarakan di negara belanda. Hal lain seperti status warga
asing, kewarganegaraan, dan kompetensi hakim tidak termasuk dalam bidang Hukum
Perdata Internasional belanda. Oleh karena itu Choice of law tidak dapat diterapkan. Dapat
disimpulkan hukum yang berlaku dalam sengketa ini adalah hukum dari negara belanda
sesuai dengan tempat dibuatnya perjanjian tersebut dan untuk pengadilan yang berwenang
untuk mengadili ialah Pengadilan Tinggi Negara Belanda.
(2) jika perjanjian itu dibuat di Perancis, dapatkah ditentukan hukum mana yang berlaku dalam
kasus tersebut dan pengadilan mana yang berwenang mengadilinya?
Berbeda hal jika perjanjian atau kontrak kerjasama investasi dalam pembangunan
akomodasi pariwisata tersebut dibuat di Perancis. Asas yang digunakan tetap sama yaitu
Asas Lex Loci Contractus yang menetapkan bahwa terhadap perjanjian-perjanjian (yang
melibatkan pihak-pihak warga dari propinsi yang berbeda) berlaku hukum dari tempat
pembuatan perjanjian. Maka dengan adanya asas ini perjanjian ini menggunakan hukum
yang berlaku di negara Perancis. Sedangkan dalam pengadilan yang berwenang mengadili
sengketa ini karena perjanjian tersebut dibuat di perancis dan menggunakan hukum
perancis maka pengadilan yang berwenang mengadilinya adalah Pengadilan Tinggi negara
perancis. Namun, pengadilan selain di perancis juga dapat menangani sengketa ini dengan
catatan forum yang ditunjuk mengetahui, mengerti, dan paham menggunakan dasar hukum
perancis dalam menangani senketa ini. Hal ini dikarenakan negara perancis menerapkan
ruang lingkup HPI yang paling komplek yaitu salah satunya menyangkut dengan pilihan
forum (choice of jurisdiction). Jadi dalam hal ini Dick van Deventer dan Francois Dubois
dapat memilih pengadilan tinggi mana yang akan menangani perkaranya dengan syarat
pengadilan yang dipilih mengetahui, mengerti, dan paham menggunakan dasar hukum
perancis dalam menangani senketa ini.
***

Anda mungkin juga menyukai