Anda di halaman 1dari 14

BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 75-88

METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR


MELALUI PENGUATAN KELEMBAGAAN DI WILAYAH PESISIR
KOTA SEMARANG

Iin Indarti, Dwiyadi Surya Wardana

STIE Widya Manggala No 32 & 36, Semarang 50242


Email: iin@widyamanggala.ac.id dan dwiyadi@widyamanggala.ac.id

Abstract: The general purpose of these paper is to improve the welfare of fishing society through
the strengthening of fisher koperasi as one of the breakthroughs of capital needs to increasing
revenue for the break cycle of poor. Model of institutional strengthening directed to revitalized
organization and business which has been there. The respondent of these research are people of
semarang coast. Primer data was collected in Participatory Rural Appraisal (PRA) method which
questionnaire and interview. A data analysis used descriptive analysis anda SWOT matrix. This
study identified some of the benefits if fisher join with koperasi are 1. To bulid economies of scale
in any transaction in input markets and output markets. So that will achieve efficiency and improved
bargaining power to higher prices in the output market and reduce price in input markets. 2. To get
external economics that can be encrease productivity because.

Keywords: Empowerment, Fisherman, Coast, Koperasi.

Abstrak: Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
nelayan melalui penguatan kelembagaan koperasi nelayan, sebagai salah satu terobosan
pemenuhan kebutuhan modal untuk meningkatakan pendapatan, yang akhirnya lingkaran
kemiskian dapat terurai. Model penguatan kelembagaan koperasi nelayan yang disusun
diarahkan untuk merevitalisasi organisasi dan usaha koperasi nelayan yang telah ada.
Masyarakat pesisir kota semarang menjadi responden pada penelitian ini. Pengumpulan data
primer dilakukan dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan menggunakan
kuesioner dan wawancara. Analaisis data menggunakan análisis deskriptif dan SWOT matrix.
Beberapa manfaat yang diperoleh nelayan jika melakukan kerja sama melalui koperasi, antara
lain: 1. Membangun economies of scale dalam setiap transaksi di pasar input maupun pasar
output. Dengan demikian akan tercapai efisiensi dan peningkatan daya tawar yang mendorong
kenaikan harga di pasar output dan penurunan harga di pasar input. 2. Memperoleh external
economies yaitu meningkatnya produktivitas karena peluang kemitraan atau kerjasama dengan
berbagai pihak eksternal semakin terbuka. 3. Memperoleh manfaat-manfaat non-ekonomis karena
adanya penyatuan individu ke dalam kelompok. Dengan demikian, keputusan nelayan untuk
bergabung ke dalam suatu koperasi merupakan keputusan strategis dan relevan untuk penguatan
daya tawar di pasar input dan output, serta penguatan daya kerjasama dalam menjalin kemitraan
dengan pihak eksternal lainnya.

Kata Kunci: Pemberdayaan, Nelayan, Pesisir, Koperasi

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 75-88 Metode Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 75
PENDAHULUAN lainnya. Kesejahteraan para nelayan semakin
tahun semakin memprihatinkan karena semakin
Wilayah pesisir dan laut merupakan sebuah berkurangnya target fishing bahkan sudah sam-
kawasan dinamis yang strategis untuk pengem- pai pada titik over fishing, selain itu semakin
bangan berbagai sektor usaha. Berkembangnya menyempitnya fishing ground, dan kebutuhan
sejumlah sektor usaha, dengan sejumlah stake- hidup yang semakin membumbung tinggi, di-
holder dalam pembangunan wilayah pesisir dan tambah lagi lingkungan perairan serta ekosis-
laut, tanpa adanya keterpaduan dalam pengem- temnya rusak baik ulah manusia maupun ben-
bangannya justru akan menciptakan konflik- cana alam.(Hidayat,2012).
konflik baru. Untuk memecahkan permasalahan Peranan KOPERASI pada hakekatnya
konflik antar kepentingan dalam pembangunan sangat dibutuhkan sekali bagi nelayan di
kawasan pesisir dan laut, The World Commission wilayah pesisir Semarang, dengan sasaran bagi
on Environment and Development (WCED) pada orang-orang yang mempunyai kepentingan sama
tahun 1987 memberikan batasan dalam pemba- dan untuk berjuang secara bersama pula. Tapi
ngunan suatu kawasan, termasuk pesisir dan pada kenyataannya koperasi banyak yang
laut. Batasan tersebut meliputi 3 dimensi utama, vakum atau tidak aktif hanya menunggu dan
yaitu dimensi ekonomi (efisien serta layak), sosi- menunggu pemberian bantuan dari pemerintah
al (berkeadilan) dan ekologis (ramah lingkung- atau pihak lain.
an). Penelitian ini akan memberikan Model
Menurut Fedriansyah (2008) dalam peneli- Pemberdayaan Masyarakat Pesisir sebagai salah
tiannya yang berjudul “Evaluasi Program Pem- satu pengembangan dari Program Pengembang-
berdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kabu- an Masyarakat Pesisir yang kurang maksimal
paten Muna, mengatakan bahwa masyarakat berjalan dan kurang menyentuh masyarakat
pesisir identik dengan individu yang hidup di wilayah paling ujung. Selain itu, penelitian ini
areal sekitar pantai yang terkadang terlupakan mempunyai tujuan khusus untuk:
oleh pembangunan sebab kebijakan pemerintah 1) Meningkatkan soft skill meliputi motivasi
yang hanya terfokus pada pembangunan wila- untuk bekerja keras, disiplin, mandiri dan
yah pesisir. Hal ini juga didukung oleh Utami bertanggngjawab.
(2010) bahwa kehidupan nelayan masih meng- 2) Mengidentifikasi kelembagaan lokal kope-
gantungkan nasib kepada hasil laut, yang sema- rasi nelayan
kin sulit sebagai sarana para nelayan memper- 3) Menganalisis faktor-faktor yang mempe-
baiki kualitas hidupnya. Di sisi lain hasil tangka- ngaruhi kelembagaan koperasi nelayan
pan yang merupakan sumber utama dijual bukan 4) Menyusun model penguatan kelembagaan
kepada konsumen langsung tapi kepada tengku- koperasi nelayan.
lak atau kepada nelayan lain yang kondisi ekono- 5) Membentuk kelembagaan Pemberdayaan
minya lebih baik (bakul ikan atau pedagang Masyarakat Pesisir yang dilandasi budaya
ikan), yang mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai local dalam rangka pembangunan wilayah
pedagang ikan dan rentenir. Nelayan harus pesisir.
menjual ikannya dengan harga yang sangat 6) Penguatan permodalan dalam rangka pe-
murah sebagai kompensasi pinjaman yang telah ningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
diberikan. Kondisi ini yang menjerat leher nela- 7) Meningkatkan peran dan partisipasi gender
yan, yang mau tidak mau harus dijalani demi dalam rangka peningkatan ekonomi rumah
kehidupan dan di sisi lain mereka harus mem- tangga.
bayar bunga yang cukup tinggi. (Fedriansyah,
2008) METODE PENELITIAN
Apabila generasi baru nelayan dilahirkan
kembali, tentu generasi ini memilih untuk tidak Waktu dan Tempat Penelitian
berayah bunda nelayan. Kondisi komunitas
Penelitian dilakukan pada tahun 2012, de-
nelayan dari dulu hingga sekarang status eko-
ngan pengambilan data dilakukan selama 5
nominya lebih terpuruk dibandingkan profesi

76 Iin Indarti dan Dwiyadi Surya Wardana BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
bulan ( Bulan Maret sampai dengan Bulan Juli
2012), dengan lokasi pengambilan data di
wilayah pesisir Kota Semarang yang meliputi 4
kecamatan yaitu Kecamatan Tugu, Kecamatan N = ukuran populasi
Semarang Barat, Kecamatan Semarang Utara dan n = Jumlah sampel
Kecamatan Genuk, dan tersebar dalam 11 e = % kelonggaran ketidaktelitian
Kelurahan, yaitu kelurahan Mangunhardjo,
Kelurahan Mangkang wetan, Kelurahan Randu- Metode Pengumpulan Data
garut, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan Data yang dikumpulkan berupa data primer
Tugurejo, Kelurahan Tambakhardjo, Kelurahan dan data sekunder. Data primer yang dikumpul-
TanjungMas, Kelurahan bandarhardjo, Kelu- kan meliputi :
rahan Terboyo Kulon, Kelurahan Terboyo Wetan 1) Peranan lembaga koperasi nelayan di wila-
dan Kelurahan Trimulyo. Berdasarkan studi yah pesisir Kota Semarang yang dikaitkan
lapangan terdapat 9 kelurahan yang dihilangkan dengan program Pemberdayaan Masyarakat
dari lokasi penelitian dengan alasan : Pesisir melalui Program PEMP.
a) Kecamatan Tugu yang terdiri dari Kelu- 2) Potensi dan permasalahan yang dihadapai
rahan Tugu, Kelurahan Mangkang Wetan, lembaga koperasi nelayan sejak dicanangkan
kelurahan Randugarut, Kelurahan Karang- PEMP samapi sekarang yang berkaitan de-
anyar, dan kelurahan Mangunhardjo karena ngan peningkatan kesejahteraan masyarakat
jumlah nelayan sangat sedikit, pekerjaan pesisir.
sudah bergeser jadi buruh pabrik dan 3) Pencanangan dan pelaksanaan PEPM di
pedagang, kalaupun ada Cuma nelayan kecil wilayah pesisir kota Semarang
“nelayan blanak” yang mengambil di tepi 4) Pengetahuan masyarakat pesisir tentang
pesisir dan cukup untuk makan sehari. Selain perkopersian.
itu terdapat 1 koperasi tapi sudah bergeser
bukan lagi menjadi koperasi nelayan tapi Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan
koperasi pegawai dan pedagang. antara lain :
b) Kecamatan Semarang Barat, yaitu kelurahan 1) Demografi 4 kecamatan yang tersebar dalam
Tambakhardjo sudah bergeser jadi kuli 11 kelurahan wilayah pesisir kota Semarang.
bangunan, pedagang dan wilayahnya sudah 2) Laporan pelaksanaan PEPM melalui laporan
berubah menjadi rumah-rumah penduduk. kegiatan.
Selain itu wilayahnya juga bergeser karena Pengumpulan data primer dilakukan dengan
pembangunan penyedot banjir. metode Participatory Rural Appraisal (PRA) de-
c) Kecamatan Genuk, yang terdiri dari ke- ngan menggunakan kuesioner dan wawancara.
lurahan Terboyo Wetan, Kelurahan Ter- Responden ditentukan secara purposive Sam-
boyo Wetan dan Kelurahan Trimulyo, sudah pling (pemilihan disengaja) yaitu stakeholder
bergeser menjadi buruh pabrik karena yang terlibat langsung dengan kegiatan rutinitas
wilayah rumahnya sudah bergeser menjadi nelayan untuk menangkap ikan, yaitu juragan
wilayah industri. kapal, Bakul ikan dan nelayan itu sendiri.
Oleh karena keadaan dilapangan seperti di-
atas maka peneliti memutuskan beberapa Analisis Data
kecamatan dibawah ini menjadi lokasi peng-
Penelitian ini menggunakan análisis diskrip-
ambilan data. Lokasi tersebut adalah
tif untuk menilai implikasi dari Koperasi nelayan
Kecamatan Semarang Utara dengan kelu-
terhadap peningkatan pendapatan nelayan serta
rahan Tanjung Mas dan Kelurahan Bandar-
menggunakan juga Analisis Kondisi Internal dan
hardjo, dengan jumlah sampel menggunakan
Eksternal Kelembagaan.
rumus SLOVIN. Pemakain rumus ini
Analisis kondisi internal dan eksternal
mempunyai asumsi bahwa populasi
kelembagaan Koperasi di wilayah pesisir Kota
berdistribusi normal, dengan kelonggaran
Semarang yang meliputi 4 Kecamatan dan ter-
ketidaktelitian yang dipakai sebesar 5 %.

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 75-88 Metode Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 77
sebar dalam 11 kelurahan menggunakan metode ancaman. Pengelompokkan atribut yang ter-
Internal Factors Analysisi Summary (IFAS) dan masuk dalam faktor kekuatan adan kele-
eksternal Factor Analysis Summary (EFAS). Analisis mahan berdasarkan pada kondisi lapangan,
IFAS untuk mengidentifikasi strategi-strategi yaitu atribut yang kondisinya sangat buruk
alternatif kelembagaan yang bisa dikembang- atau kurang baik masuk dalam faktor kele-
kan sehingga program pemberdayaan masya- mahan sedangkan yang optimal sampai
rakat pesisir dapat berjalan dengan maksimal. sangat baik masuk dalam faktor kekuatan.
Penilaian dengan metode ini didasarkan pada
nilai penting suatu atribut dan pengaruh atribut PEMBAHASAN
tersebut terhadap atribut yang lainnya dalam satu
faktor ( Marimin, 2008). Proses penilaiannnya Identifikasi permasalahan masyarakat pesisir
dikelompokkan dalam 4 kelompok besar, yaitu:
Hasil identifikasi permasalahan masyarakat
> Pengelompokkan atribut ke dalam 4 faktor,
pesisir di Kota Semarang, antara lain:
yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan

Gambar 1. Perubahan Mainstream


Pembangunan Masyarakat

Sumber: Hikijuluw:2001

Keterbatasan Pemanfaatan Sumberdaya Laut Hal ini disebabkan oleh makin bertambahnya
jumlah/kepadatan nelayan namun tidak diim-
Sumberdaya wilayah pesisir Semarang
bangi oleh pencarian fishing ground baru yang
secara potensial bisa dikatakan luas. Tetapi pada
lebih Iuas. Daerah penangkapan ikan (fishing
saat ini telah mengalami fenomena over fishing
ground) nelayan wilayah pesisir kota Semarang
(tangkap lebih) yang menjadikan hasil laut yang
hanya terbatas di sekitar Laut Jawa.
didapat oleh para nelayan semakin berkurang.

Tabel 1. Ilustrasi Penangkapan Ikan Oleh Nelayan

Potensi ikan lestari sebesar 6,18 juta ton/thn Jumlah seluruh KK nelayan tahun 1998 4 juta orang

Jumlah tangkapan yang diperbolehkan 5,0 juta ton/tahun Pendapatan kotor per KK per tahun Rp 4.750.000

Produksi tahun 1998 = 3,8 juta ton Pendapatan kotor per KK per bulan Rp 395.383

Nilai produksi tahun 1998 = Rp 19 trilyun

78 Iin Indarti dan Dwiyadi Surya Wardana BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sumber Daya Manusia (Nelayan) Masih oleh nelayan wilayah pesisir Semarang untuk
Rendah melaut umumnya berskala kecil dengan tonase
tidak lebih dari 5-10 GT (bobot mati). Sedangkan
Ketrampilan nelayan diperoleh secara
alat tangkapnya terdiri dari pancing dan jaring
turun-temurun. Nelayan cenderung bersikap
insang. Kondisi ini membuat para nelayan tidak
apatis dan tidak ada keinginan untuk mening-
dapat melakukan penangkapan ikan di laut
katkan ketrampilannya. Hal ini menyebabkan
lepas bahkan sampai zone ZEE. Kecuali untuk
tidak ada peningkatan produksi yang signifikan.
kapal-kapal induk yang sekarang sudah tidak
Nelayan tradisional di wilayah pesisir kota
ada lagi di wilayah pesisir Semarang, bergeser
Semarang belum bisa melihat adanya insentif
ke wilayah pantai Jepara dan pantai pekalongan
(keuntungan) dari peningkatan ketrampilan.
yang telah memiliki perlengkapan kapal yang
cukup memadai. Kesulitan lain yang berkaitan
Teknologi Penangkapan Sederhana
dengan teknologi adalah kurangnya bahkan ti-
Teknologi penangkapan ikan yang dipakai dak adanya penyuluh atau fasilitator dan katali-
oleh nelayan wilayah pesisir kota Semarang sator. Pada awalnya emang ada tapi belum ber-
sebagian besar masih bersifat tradisional. Hal jalan dengan baik hanya bertahan pada tahun
ini dapat dilihat dari jenis perahu dan jenis alat pertama.
tangkap yang digunakan. Perahu yang dipakai

Tabel 2. Sifat teknilogi Nelayan Industri Dan Tradisional

VARIABEL INDUSTRI TRADISIONAL


Unit penangkapan Stabil, pembagian kerja, prospek karier Tenaga keluarga, tdk ada
pembagian kerja
Kepemilikan Non nelayan, modal besar, perbankan Nelayan senior, milik kel
Komitmen Waktu Penuh waktu Umumnya separuh waktu
Kapal Bermesin dalam Motor tempel
Peralatan Mekanis Manual
Investasi Besar, Dukungan perbankan Kecil, dukungan tengkulak
Produktivitas Tinggi Rendah
Penjualan hasil Pasar yang terorganisir Pedagang lokal
Pengolahan hasil Umumnya segar Diolah tradisional
Kondisi Sosial Terasimilasi Sering terisolasi
Daerah penangkapan Jauh dari pantai Dekat pantai, terkonsentrasi
Penggunaan Es Banyak Sedikit atau tidak
Lama Trip Lebih dari sehari Kurang dari sehari

Upaya peningkatan akses masyarakat ter- Teknologi Pengolahan Ikan (Pasca Panen)
hadap teknologi belum banyak dilakukan, kare- yang Tradisional
na kesulitan untuk mengidentifikasi jenis dan
Industri pengolahan ikan di wilayah pesisir
tipe teknologi yang dibutuhkan, seringkali jus-
Semarang masih terbatas produksinya untuk
tru masyarakat lebih maju dalam mencari dan
produk-produk sederhana saja seperti: ikan asin,
mengadopsi teknologi yang diinginkan, bahkan
ikan kering, petis dan terasi. Belum adanya
kadang-kadang pemerintah malah tertinggal,
investasi dalam bidang pengolahan ikan secara
dapat dikatakan hal teknologi masyarakat lebih
modern seperti industri pengalengan ikan, ikan
maju dibanding pemerintah.

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 75-88 Metode Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 79
beku atau industri kerupuk dan tepung ikan, masyarakat pesisir Kota Semarang adalah masa-
membuat nelayan cenderung menjual ikan segar lah permodalan, terutama pada saat mereka
atau hasil olahan sederhananya saja. Hal ini jelas akan melaut, para nelayan membutuhkan modal
berdampak pada penghasilan nelayan, karena awal kurang lebih sebesar Rp 400.000 untuk
produk-produk tradisional tersebut hanya me- sekali melaut dengan jumlah nelayan 4-5 orang.
miliki nilai ekonomis yang rendah Didukung lagi waktu kerja nelayan tidak dapat
penuh sepanjang tahun, karena sangat dipenga-
Kelembagaan Ekonomi Nelayan dan Permo- ruhi oleh musim. Dalam setahun operasi penang-
dalan yang Lemah kapan ikan hanya 8 bulan, sisanya 4 bulan nela-
Nelayan sangat sulit untuk mendapatkan yan tidak melaut, karena bulan November sam-
modal, karena sifat bisnis perikanan yang musi- pai Februari sering terjadi badai besar dan ge-
man, ketidakpastian serta resiko tinggi sering- lombang besar, melaut nyawa taruhannya, tapi
nya menjadi alasan dari pihak pemilik modal. pada musim kemarau panjang jumlah ikan di laut
Ditambah lagi status pendidikan nelayan yang juga sedikit. Akses permodalan ini yang kurang
umumnya rendah membuat sulit untuk meme- tersentuh dati program PEMP (Nurani:2003).
nuhi persyaratan perolehan modal, misalnya Pergantian musim kemarau yang panjang me-
collateral, insurance dan equity. rupakan masa kesulitan pula bagi nelayan, yang
Masalah klasik inilah yang membuat kelom- dikenal dengan sistem paceklik (Kusnadi,2007)
pok nelayan sulit untuk mengembangkan usaha-
nya masalah permodalan yang tidak mencukupi. Akses Kelembagaan masyarakat pesisir
Hal ini sebabkan oleh rendahnya kredibilitas Koperasi SWAMITRA-MINA, Koperasi
nelayan untuk mengakses modal di lembaga ke- Usaha Mina dan Koperasi Serba Usaha Bina Usaha
uangan formal dan tidak berfungsinya Koperasi Mandiri yang ada di wilayah pesisir Kota
Nelayan untuk menjadi organisasi ekonomi Semarang juga terbentuknya Kedai Pesisir di
nelayan. Kecamatan Tugu. Tapi pada kenyataannya 3
koperasi yang terbentuk tidak sesuai dengan tujuan
Akses terhadap Pasar awal pembentukan terutama untuk membantu
Pasar adalah salah satu faktor terpenting bidang permodalan nelayan. Koperasi-koperasi ini
dan akan menjadi kendala utama apabila pasar bergeser menjadi koperasi yang membantu para
tidak berkembang, oleh sebab itu membuat ak- pedagang, karyawan dsb, hampir sama dengan
ses pasar adalah salah satu cara mengembang- pembentukan usaha keuangan lainnya. Koperasi
kan usaha. Pada dasarnya yang dihadapi masya- Serba Usaha Bina Usaha Mina Mandiri yang masih
rakat adalah pasar yang tidak sempurna struk- sedikit bertahan itupun tidak mengalami
turnya, monopoli pada saat nelayan membeli perkembangan yang signifikan karena lokasinya
faktor produksi dan monopsoni pada saat nela- tidak berdekatan dengan nelayan dan kurangnya
yan menjual produknya. Struktur pasa yang ti- sosialisasi ke masyarakat nelayan.
dak menguntungkan petani ini karena informasi Kegiatan penguatan kelembagaan masya-
yang kurang mengenai harga, komoditas, rakat merupakan bagian tugas dari pemerintah
kualitas, kuantitas serta kontinuetas produk. dalam memberikan pelayanan dalam rangka
Hal ini disebabkan umumnya nelayan meng- peningkatan wawasan, pengetahuan dan ke-
hasilkan hasil tangkapan yang serupa, akhirnya trampilan masyarakat pesisir. Pembinaan dan
membuat kelebihan pemasokan dan kejatuhan pelatihan diharapakan menjadi tigger (pemicu)
harga. Penyebab utamanya adalah TPI yang tumbuh kembangkan inovasi usaha perikanan
diharapkan dapat menciptakan mekanisme pasar yang tidak hanya mengandalkan bantuan dari
dengan sehat tidak berfungsi. pemerintah semata.

Aspek sarana prasarana penunjang


Akses Permodalan
Sarana prasarana penunjang usaha merupa-
Masyarakat pesisir sering diidentikkan
kan urat nadi dari kegiatan nelayan yang sangat
dengan masyarakat miskin. Permasalahan utama

80 Iin Indarti dan Dwiyadi Surya Wardana BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
mempengaruhi berkembangnya usaha nelayan. kecil mencari ikan di pinggir laut sekedar
Hal ini ditandai dengan standar dermaga belum mencari ikan blanak cukup untuk biaya
memadai, TPI yang belum bisa bermanfaat seca- makan sehari.
ra maksimal malah terkesan tidak bisa ber- 4) Wilayah Kecamatan Semarang Barat, kelura-
fungsi, keterbatasan fungsi pabrik es, langkanya han Tambakhardjo, Kelurahan Tanjung Mas
BBM, terbatasnya energi listrik. Kondisi ini akan sudah beralih fungsi menjadi perumahan dan
menyebabkan tingginya biaya operasional, kua- wilayah pinggir laut sudah bergeser untuk
litas rendah karena terbatasnya es batu dan pembangunan penyedot air rob kota serta
akhirnya harga ikan menjadi rendah, ujung- pembangunan bendungan sehingga jarak
ujungnya rendahnya pendapatan nelayan Hal kapal kecil minimal 1 km sehingga banyak
yang segera bisa dilakukan adalah pembanguna kapal yang hilang terbawa ombak.
SPDN khusus memenuhi kebutuhan nelayan 5) Wilayah Kecamatan Genuk, yang terdiri
yang ada di sentra-sentra kampung nelayan dari kelurahan Terboyo Kulon, Kelurahan
yang produktif juga pembangunan cold storage Terboyo Wetan dan Kelurahan Trimulyo,
serta TPI yang dekat dengan perkampungan nelayan sudah tergeser
dengan pembangunan industri-industri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelem- 6) Koperasi Serba Usaha yang notabene masih
bagaan koperasi nelayan membela kepentingan nelayan, banyak ang-
gotanya yang berasal dari wilayah Tambak-
Terkait dengan pelaksanaan PEMP yang te-
lorok.
rus berlanjut hingga sekarang dan kegiatan pene-
Dengan alasan-alasan tersebut Wilayah
litian yang berjudul Pemberdayaan Ekonomi
Tambaklorok di Kecamatan Semarang Utara di-
Masyarakat Nelayan Melalui Penguatan Kelem-
anggap sangat tepat untuk dipilih sebagai lokasi
bagaan Koperasi Nelayan di Wilayah Pesisir
penelitian. Selain itu, koperasi serba usaha diang-
Semarang, maka Kecamatan Semarang Utara ter-
gap sangat potensial untuk dijadikan sarana
utama di Kelurahan Tambakhardjo dan Kelurah-
implementasi model penguatan kelembagaan
an Tanjung Mas atau lebih dikenal dengan
koperasi nelayan. Hasil survey merupakan ba-
Tambak Lorok ditetapkan sebagai lokasi peneli-
han analisis untuk menyusun model penguatan
tian. Beberapa alasan yang mendasari pemilihan
kelembagaan koperasi nelayan.
lokasi penelitian, antara lain:
Jumlah nelayan di Tambaklorok sebanyak
1) Diantara 4 kecamatan penghasil ikan di
423 orang,berdasarkan rumus Slovin dengan ni-
wilayah pesisir Semarang, yang mempunyai
lai kritis sebesar 5% maka jumlah respondennya
kontribusi terbesar adalah Kecamatan Sema-
sebanyak 203 orang atau dijadikan 200 orang .
rang Utara yaitu Kelurahan Bandarhardjo
Keseluruhan responden adalah sebanyak 281
dan Kelurahan Tanjung Mas, dan yang
responden meliputi : 3 responden (1,07%) jura-
menjadi jantung penghasil ikan di wilayah
gan nelayan, 200 responden (71%) nelayan pe-
Tambaklorok.
kerja, dan 78 responden (27,76%) bakul ikan dari
2) Masyarakat nelayan di Tambaklorok mem-
97 keseluruhan bakul ikan di pasar dan bakul
punyai produktifitas yang tinggi dan masih
ikan sebayak 14 orang dari wilayah tambak lo-
menjadi nelayan yang murni, jika dibanding-
rok atau sebesar 5% dan 64 yang tidak berasal
kan dengan nelayan di wilayah lain yang
dari tambak lorok atau sebesar 22,8%. Pada
telah bergeser dalam diversifikasi pekerjaan.
umumnya setiap nelayan mempunyai anggota
3) Wilayah Kecamatan Tugu yang meliputi ke-
keluarga/istri yang tidak bekerja, terdapat seba-
lurahan Mangunhardjo, Kelurahan Mang-
gian kecil sebagai penjual ikan hasil tangkapan-
kang wetan, Kelurahan Randugarut, Kelura-
nya. Oleh karena itu, pemilihan responden bakul
han Karanganyar, dan Kelurahan Tugurejo,
ikan adalah orang yang suaminya atau anggota
matapencahariannya sudah bergeser menjadi
keluarganya (nelayan) belum terpilih sebagai
buruh pabrik, tukang batu, tukang panggul,
responden. Hal tersebut untuk menghindari
pedagang, terdapat nelayan tapi termasuk
jawaban yang sama.
nelayan kecil yang menggunakan perahu

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 75-88 Metode Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 81
Analisis SWOT c. Diversifikasi system kelembagaan dan usaha
sesuai dengan potensi dan permasalahan
Berdasarkan analisis SWOT, strategi pe-
koperasi
nguatan kelembagaan Koperasi di wilayah pesi-
d. Peningkatan usaha pengelolaan koperasi
sir Semarang, meliputi :
baik dari sisi anggota, usaha maupun ke-
a. Optimalisasi peranan dan kinerja kelem-
uangannya.
bagaan koperasi
e. Meningkatkan komunikasi internal dan
b. Memperluas jaringan kelembagaan dan
eksternal lembaga
usaha

BANK PELAKSANA
dkp
TINGKAT PUSAT

KM DINAS KELAUTAN DAN TPD


PERIKANAN PROPINSI

KANTOR CABANG
BANK PELAKSANA
DINAS KELAUTAN DAN
PERIKANAN KAB / KOTA

KOPERASI

MASYARAKAT PESISIR

Gambar 2: Fungsi dan Hubungan Lembaga PEMP dan Koperasi Wilayah Pesisir
Sumber : Koperasi LEPP-M3

Berdasarkan gambar di atas mengenai perkumpulan keagamaan, serta dukungan


fungsi dan kelembagaan koperasi dan PEMP pemerintah.
maka dapat dilakukan analisa SWOT. 3. Kelemahannya, meliputi rendahnya taraf
Berdasarkan hasil evaluasi internal dan eks- pendidikan, rendahnya sumber daya manu-
ternal keberadaan dan peranan koperasi nelayan sia, keterbatasan akses permodalan, keter-
di wilayah pesisir Semarang memiliki potensi batasan akses pemasaran, keterbatasan akses
sebagai kekuatan dan peluang serta memiliki hubungan dengan pihak luar, ketergantung-
kendala sebagai kelemahan dan ancaman. Ber- an dengan rentenir, keterbatasan jiwa wira-
dasarkan perkembangan dan keadaan koperasi usaha, belum maksimalnya peranan kelom-
nelayan mulai berdiri samapi sekarang, maka : pok masyarakat pesisir serta keterbatasan
1. Kekuatannya meliputi tenaga kerja cukup fasilitas penunjang.
tersedia, usia potensial, motivasi untuk men- 4. Ancamannya, meliputi tidak ada daya tawar
dirikan koperasi serta dorongan pemenuhan hasil ikan, harga ikan rendah, harga BBM
kebutuhan modal untuk menjalankan hidup. tinggi, pekerjaan yang menanggung resiko,
2. Peluang, meliputi potensi sumber daya ikan cuaca dan musim buruk, illegal fishing,
yang masih tersedia, kesempatan kerja di bi- manajemen keuangan keluarga, tdk ada di-
dang perikanan, keberadaan perkumpulan- versifikasi pekerjaan

82 Iin Indarti dan Dwiyadi Surya Wardana BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
Berdasarkan penilaian internal dan ekster- kan kesejahteraan dan kemandirian sehingga
nal diatas maka dirumuskan strategi perbaikan akan menimbulkan kebanggaan sebagai nelayan.
kelembagaan koperasi dengan mengembangkan Dengan demikian dapat disimpulkan bah-
kekuatan dan peluang yang dimiliki, memini- wa faktor-faktor yang menjadi penyebab lemah-
malkan kelemahan dan ancaman yang dihadapi, nya kelembagaan koperasi nelayan, antara lain:
yang dirumuskan dalam matriks SWOT. Hasil 1. Belum adanya komitmen dari pihak terkait
analisis SWOT dirumuskan alternative perbaikan untuk penguatan kelembagaan koperasi
strategi sebagai berikut : nelayan, khususnya tentang minimnya pen-
1. Pengembangan pengetahuan tentang per- didikan dan pelatihan perkoperasian bagi
koperasian para pengurus dan anggota koperasi nela-
2. Pengembangan jiwa motivasi untuk men- yan.
dirikan koperasi 2. Belum adanya komitmen dari pihak terkait
3. Pengembangan ketrampilan nelayan teru- untuk memberikan kesempatan sepenuhnya
tama tentang perkoperasian. kepada koperasi nelayan untuk mengelola
4. Pengembangan perkoperasian yang berjiwa program pemerintah secara mandiri. Pro-
koperasi dan padat karya gram pemerintah yang ada justru semakin
5. Pengembangan akses permodalan melemahkan kelembagaan koperasi nelayan
6. Pengembangan akses pemasaran dengan indikasi semakin meningkatnya
7. Penguatan Kelembangan informal dalam ketergantungan koperasi nelayan terhadap
masyarakat bantuan dana pemerintah.
8. Pembangunan sarana penunjang usaha peri- 3. Pengurus dan anggota koperasi nelayan be-
kanan lum mempunyai pengetahuan yang memadai
9. Pengelolaan sumber daya perikanan berbasis tentang perkoperasian yang benar
masyarakat. 4. Rendahnya kesadaran nelayan terhadap
Dengan demikian, keseriusan dan ketulus- pentingnya pendidikan sehingga menimbul-
an untuk berpihak kepad kepentingan nelayan kan perilaku yang negatif dan kredibilitas
merupakan syarat mutlak untuk bias meningkat- yang rendah

Kekuatan (Strengths) Kelemahan(Weakness)


Faktor 1. Tenaga Kerja cukup tersedia 1. Pengetahun nelayan ttg
Internal 2. Usia Potensial koperasi masih sgt rendah
3. Motivasi mendirikan koperasi 2. Lemahnya sumber modal
4. Dorongan alternative sumber 3. Akses pemasaran terbatas
Faktor pendanaan 4 . Keterbatasan fasilitas
Eksternal penunjang
Peluang(Opportunities) Strategi S-O Strategi W-O
1. Potensi SDI masih bisa 1. Pengembangan pengetahuan dan 1. Pengembangan teknologi
dimanfaatkan maksimal ketrampilan nelayan 2. Pengembangan akses
2. Peluang kesempatan kerja 2. Pengembangan perkoperasian di permodalan.
sampingan wilayah pesisir untuk akses modal 3. Pengembangan akses
3. Mendirikan koperasi kerja pemasaran
4. Dukungan Pemerintah, 4. Penguatan kelembangaan
koperasi nelayan
5. Pembangunan sarana dan
prasarana
Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T

1. Harga ikan rendah Pengolahan koperasi berbasis 1. Pengembangan akses


2. Daya tawar nelayan masyarakt, pengembangan pemasaran
rendah pegetahun dan ketrampilan 2. Pengembangan
3. harga BBM tinggi manajerial pengetahuan dan
4. Kerusakan sunber daya ketrampilan nelayan
alam 3. Pengembangn sumber daya
perikanan berbasis nelayan

Gambar 3. Matrik SWOT Strategi Perbaikan Kelembagaan Koperasi


Sumber: Olah Data,2012

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 75-88 Metode Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 83
Karakte negative nelayan :
a. Kesadaran Pendidikan rendah.
b. Kesadaran kesehatan rendah.
c. Sifat konsumtif rumah tangga nelayan
d. Suka menunda pembayaran pinjaman
e. Manajemen Keuangan Rumah tangga
kacau
f. Perempuan nelayan tidak optimal

Tingkat kesejahteraan nelayan

Masa Paceklik (4 bulan krn Tidak ada alternative mata


musim hujan) dan 2 bulan Kebutuhan Modal pencaharian /Differensiasi pekerjaan
kemarau panjang

Tidak ada alternative a. Koperasi nelayan tidak berfungsi


Lembaga keuangan formal tidak karena kelembagaan koperasi nelayan
permodalan
terjangkau oleh nelayan lemah.
1. Ketidakpastian pendapatan. b. Tidak ada motivasi dari nelayan untuk
2. Tidak mempunyai jaminan berkoperasi
3. Prosedur rumit c. Pendampingan hanya berlaku setahun
4, Kemampuan menulis dan d. Pembinaan menjelang ada tamu
membaca penting
5. Bunga tinggi
6. Kredibitas diragukan

Ketergantungan pada rentenir

Daya tawar nelayan di pasar Kredibilitas & daya kerjasama Daya tawar nelayan Kelembagaan koperasi
input rendah nelayan g pihak eksteren di pasar out put tdk efisien
rendah rendah

Biaya Produksi nelayan Perkembangan usaha nelayan Pendapatan nelayan Koperasi macet / tidak
tinggi rendahg pihak eksteren rendah rendah ada

Kemiskinan Nelayan

Gambar 4: Lingkaran Kemiskinan Nelayan Pesisir Kota Semarang


Sumber: Analisis Situasi Wilayah Kampung Nelayan di pesisir Semarang

84 Iin Indarti dan Dwiyadi Surya Wardana BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
Model Penguatan Kelembagaan Koperasi karena lemahnya kekuatan pasar yang dimiliki.
Nelayan Tetapi secara kolektif melalui manajemen kope-
rasi yang profesional, kekuatan pasar nelayan
Pemberdayaan ekonomi nelayan melalui
di pasar input dan output akan meningkat.
penguatan kelembagaan koperasi nelayan meru-
Dengan demikian kesejahteraan nelayan juga
pakan solusi yang sangat strategis dan relevan.
meningkat.
Secara individu nelayan sangat sulit berkembang

Revitalisasi fungsi koperasi nelayan


melalui Model Penguatan Kelembagaan
Koperasi Nelayan

Peningkatan Daya tawar Peningkatan Kredibilitas & daya Peningkatan Daya Pengembangan
nelayan di pasar input kerjasama nelayan dengan pihak tawar nelayan di pasar Kelembagaan koperasi
eksteren out put efisien
Daya tawar nelayan di pasar
input rendah

a. Penurunan Biaya produksi g pihak eksteren


Peningkatan rendah
Perkembangan a. Peningkatan a. Peningkatan Sumber
nelayan usaha nelayan dan Pendapatan nelayan permodalan
pemberdayaan perempuan
b. Sistem rantai dingin pesisirg pihak eksteren rendah b. Manajemen Ekonomi b. Koperasi motor penggerak
rumah tangga ekonomi
c. Program motorisasi
c. Pemanfaatan kelompok
d. Sarana dan prasarana perikanan kelompok masyarakat

Peningkatan Kesejahteraan
Ekonomi Rakyat

Gambar 5. Alur Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir melalui


Penguatan Kelembagaan Koperasi Nelayan
Sumber: Analisa data, 2012

Model penguatan kelembagaan koperasi hadapi kendala aspek lokalitas dan tipologi, se-
tidak bisa berjalan dengan maksimal apabila hingga program ini perlu mengakomodasi inisi-
lembaga yang mempelopori juga tidak dilaku- atif-inisiatif bersifat lokalitas, agar dalam trans-
kan perubahan, dibawah ini ada strategi yang formasi nilai-nilai pemberdayaan pada nelayan
harus dilakukan sehinggan Pemberdayaan ma- dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.
syarakat pesisir melalui penguatan kelembagaan Model PEMP mengedepankan pendekatan
dapat maksimal dalam pencapaian kesejahteraan kelembagaan sosial, tetapi justru aspek kelem-
nelayan di wilayah pesisir kota Semarang. bagaan menjadi kelemahan, teerutama kelom-
Berdasarkan hasil analisa implikasi pro- pok-kelompok masyarakat dan koperasi yang
gram PEMP terhadap aspek sumberdaya per- telah terbentuk kurang mendapat perhatian pas-
ikanan, sosial budaya, teknologi,ekonomi dan ca program, sehingga koperasi-koperasi nelayan
kelembagaan masyarakat pesisir kota Semarang, sulit untuk mandiri atau bahkan bergeser dari
maka diperoleh potensi, kekuatan, kelemahan tujuan awal untuk menyejahterakan nelayan.
dan ancaman. Potensi dan kekuatan harus tetap Berdasarkan hal inilah maka perlu adanya pro-
dipertahankan dan dimanfaatkan secara optimal gram atau model untuk penguatan kapasitas
untuk mengatasi kelemahan dan ancaman. kelembagaan agar bisa tumbuh dan berkembang
Program PEMP merupakan program nasio- secara mandiri dan berkelanjutan.
nal, tentunya implementasi di daerah meng-

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 75-88 Metode Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 85
Model Strategi Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir

Nelayan Budidaya Pedagang Ikan Lembaga Pemerintah


Ikan Pemberdayaan Kota

BIOLOGI TEKNOLOGI EKONOMI


SOSIAL KELEMBAGAAN

a. Potensi Sumber a. Ukuran Kapal a. Harga Ikan a. Usia Potensial a. Kelompok


Daya Ikan b. Jumlah kapal b. Akses b. Pendidikan masyarakat pesisir
b. Ukuran Ikan c. Produktivitas Pemasaran c. Motivasi kerja b. Koperasi Nelayan
c. Illegal Fishing c.Peningkatan
pendapatan

PAPM TSUPM PAPS PSPB PSPP

Keterangan :
1. PAPM = Pengembangan Akses Permodalan.
2. TSUPM = Pengembangan Teknologi dan Skala Usaha Perikanan
3. PAPS = Pengembangan Akses Pemasaran
4. PSPB = Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Masyarakat
5. PSPP = Pembangunan Sarana Prasarana Penunjang Usaha Perikanan

Gambar 6: Strategi Model Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir


Sumber: Olah Data, 2012

SIMPULAN 2. Nelayan memutuskan untuk bergabung de-


ngan nelayan lain dan mendirikan koperasi
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka didasarkan kepada keyakinan akan mem-
beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan peroleh manfaat ekonomis yang lebih besar
adalah sebagai berikut: dibanding dengan bekerja sendiri.
1. Tugas pokok perusahaan koperasi adalah 3. Apabila sekelompok nelayan bergabung
menyelenggarakan pelayanan-pelayanan membentuk kerjasama koperasi, maka mere-
barang dan jasa yang menunjang perbaikan ka dapat meraih manfaat dari pencapaian
ekonomi rumah tangga anggota. Tugas skala ekonomi dan penguatan daya tawar
koperasi untuk mempromosikan anggota di pasar input dan output. Manfaat-manfaat
perlu diformulasikan ke dalam ukuran- dari skala ekonomi tersebut diperoleh mela-
ukuran yang realistik dan operasional yang lui economies of materials, economies of machinery,
disebut sebagai cooperative effects. Tugas ter- economies of highly organized buying and selling
sebut hanya dapat dilakukan apabila kope- dan economies of skill.
rasi mampu bekerja dengan efisien.

86 Iin Indarti dan Dwiyadi Surya Wardana BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis
4. Nelayan dalam kedudukannya sebagai ang- 1. Setiap program pemerintah hendaknya ber-
gota koperasi, berperan ganda yaitu sebagai sifat terpadu antar instansi terkait, sehingga
pelanggan sekaligus pemilik koperasi. Nela- tidak menimbulkan kesalahpahaman dianta-
yan sebagai pelanggan memperoleh manfaat ra para pelaksana program serta mendorong
harga koperasi sebagai hasil efisiensi dari kemandirian dan partisipasi masyarakat
pencapaian skala ekonomi melalui koperasi. secara optimal.
Tetapi di dalam kedudukan nelayan sebagai 2. Penguatan kelembagaan koperasi nelayan
pemilik koperasi, maka ia harus menang- sebaiknya diawali dengan mengorganisir
gung beban biaya organisasi koperasi. nelayan yang mempunyai kepentingan eko-
5. Manfaat koperasi merupakan output dari nomi dan komitmen yang sama untuk ber-
pelaksanaan fungsi-fungsi kegiatan koperasi gabung dalam organisasi koperasi
di dalam melayani anggota. Koperasi melak- 3. Pengurus dan anggota koperasi sebaiknya
sanakan kegiatan produksi yang menekan- diberi bekal pendidikan dan pelatihan ten-
kan kepada entrepreneurial-organisational tang perkoperasian yang memadai
aspects (aspek kewirausahaan dan pengorga-
nisasian).
6. Sebagai perusahaan yang bermain di dalam DAFTAR PUSTAKA
pasar yang bersaing, maka koperasi perlu
menerapkan strategi biaya rendah sebagai Arikunto S, 2000, Manajemen Penelitian, Edisi
strategi dasar untuk menghasilkan keunggul- baru, Jakarta, Rieneka Cipta
an kompetitif bagi anggota. Karena itu dalam Bapermas, Jateng, 2012, Pemberdayaan Masyarakat
jangka panjang koperasi harus selalu mena- Pesisir Pantai
warkan harga beli dan harga jual yang pa-
Bayu Krisnamurthi, 2007, Koperasi Indonesia: Tidak
ling menguntungkan anggota. Hal ini berarti
aka nada tanpa Semangat Kerjasama, Makalah
koperasi harus mampu bekerja pada skala
Seminar Nasional yang diselenggarakan
yang ekonomis dan efisien di dalam menge-
oleh Assosiasi Dosen dan Peneliti
luarkan biaya-biaya organisasinya.
Perkoperasian Indonesia (ADOPKOP),
7. Skala kegiatan ekonomis tercapai melalui
berjudul Perkoperasian Indonesia yang
koperasi karena koperasi merupakan kerja-
berjatidiri, Refleksi Pemikiran Koperasi
sama kegiatan ekonomi yang sama dari selu-
Masa Depan, Malang
ruh anggota yang tergabung di dalamnya.
Karena itu pembentukan suatu koperasi me- Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir,
rupakan keputusan untuk membangun suatu 2003, Pedoman Umum Pemberdayaan
aliansi strategis atau intercompany cooperation Ekonomi Ekonomi masyarakat Pesisir PEMP,
di antara nelayan guna mencapai keunggul- Departemen Kelautan dan Perikanan
an kompetitif. Dwi, 2009, Program Pemberdayaan Ekonomi
8. Dengan demikian, keputusan nelayan untuk Masyarakat Pesisisr (PEMP) di Propinsi
bergabung ke dalam suatu koperasi merupa-
Daerah Istemewa Yogyakarta Tahun 2008,
kan keputusan strategis untuk penguatan Kompas, 18 Februari 2009
daya tawar di pasar input dan output, serta
penguatan daya kerjasama dalam menjalin Efrizal Syarief, 2009, Pembangunan Kelautan dalam
kemitraan dengan pihak eksternal lainnya. Konteks Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Fajar Mukti ND, 2011, Kebijakan pemberdayaan
Masyarakt Pesisir Hendaknya Pertimbangkan
SARAN Nilai Masyarakat, UMY

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka Fedriansyah, Andi Muhammad, 2008, Evaluasi


beberapa saran yang dapat dikemukakan adalah Kinerja Program Pemberdayaan Ekonomi
sebagai berikut: Masyarakat Pesisir (PEMP) di Kecamatan
Tugu, Semarang, UNDIP

Volume 17, Nomor 1, Juni 2013: 75-88 Metode Pemberdayaan Masyarakat Pesisir 87
Grass Root Community (Kelompok Akar Satria A, 2001, Dinamika Modernisasi Perikanan :
Rumput), 2011, Membangun Desa Pesisir Formasi Sosial dan Mobilitas Nelayan ,
Humaniora Utama Press, Bandung
Hidayat Syamsul, 2012, Koperasi Nelayan dan
Pelestarian Lingkungan, Kompasiana Soedjono Ibnoe, 2003, Hubungan Gerakan Koperasi
dengan Pemerintah ditinjau dari Pandangan
Joenita JD, 2012, “Evaluasi Program Pemberdayaan
Internasional, Penerbit Lembaga Studi
Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEPM) di
Pengembangan Perkoperasian Indonesia
Kabupaten Muna”, S2PPUNS
(LSP2I), Jakarta
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
—————, 2003, Instrumen-Instrumen
18 Tahun 2004, tentang Pedoman Umum
Pengembangan Koperasi, LSP2I, ISBN:979-
Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
95918-5-6, Jakarta
(PEMP), 2009
—————, 2002, Manajemen Profesional
Kusnadi, 2007, Jaminan Sosial Nelayan,
Berdasarkan Nilai-NIlai dalam Koperasi,
Yogyakarta, Lkis Pelangi Aksara,
Penerbit LSP2I, Jakarta
Yogyakarta
Subyantoro Arief, 2008, Strategi Pengembangan
Mubyarto, 1992, Strategi Pengembangan
Koperasi dalam Upaya Meningkatkan
Kelembagaan Koperasi
Ketahanan Ekonomi Bangsa, UPN Veteran,
Nikijuluw Victor P.H., 2001, Populasi dan Sosial Yogyakarta
Ekonomi Masyarakat Pesisir serta Strategi
Suyanto Igit, 2012, Studi Implementasi Program
Pemberdayaan Mereka dalam Konteks
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (PEMP)
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Secara
Terpadu, Makalah Pelatihan Pengelolaan UU No. 25/1999 tentang Perimbangan Sumber
Pesisir Terpadu, Proyek Pesisir, Pusat Daya Alam antara Pusat dan Daerah
Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan,
UU Otonomi Daerah No. 22/1999 tentang
IPB
Kewenangan yang lebih Luas antara Pusat dan
Nurani TW, 2003, Proses Hierarki Analitik Daerah
(Analytical Hierarchy Process), Suatu Metoda
UU No. 25/ 1999 tentang “Perimbangan Sumber
untuk Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumber
Daya Alam antara Pusat dan Daerah
Daya Perikanan dan Kelautan, Konsep
Pengembangan Sektor Perikanan dan Kelautan Umar Husein, Metode Penelitian Sosial, 2004, PT.
di Indonesia, Bogor, Departemen Grafindo Persada, Jakarta
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Utami, Muji Santi, 2010, Kebutuhan Dasar dan
Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan, IPB Perilaku Masyarakat (Studi sosisal Masyarakat
Ranupandojo, Heiddjirachman, 1992, Aspek Pesisir Kota Semarang), Eksplanasi Volume
Kelembagaan Koperasi, Makalah Seminar, 5 Nomor 1 Edisi Maret
FE-UGM, Yogyakarta Badan Pusat Statistik, Semarang dalam Angka 2009/
Rangkuti R, 2002, Analisis SWOT, Teknik 2010, Semarang
membedakan Kasus Bisnis, Jakarta, PT. Badan Pusat Statistik, Semarang dalam Angka 211/
Gramedia Pustaka Utama 2012, Semarang

88 Iin Indarti dan Dwiyadi Surya Wardana BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis

Anda mungkin juga menyukai