Penyelenggaraan Drama Radio - Mengidentifikasi Masalah-Masalah Yang Terdapat Dalam Drama Radio
Penyelenggaraan Drama Radio - Mengidentifikasi Masalah-Masalah Yang Terdapat Dalam Drama Radio
MAKALAH
Menyelenggarakan Drama Radio
PENYELENGGARAAN DRAMA RADIO
(Mengidentifikasi Masalah-masalah yang Terdapat
dalam Penyelenggaran Drama Radio)
DOSEN PENGAMPU:
HILMAN YUSRA, S.Pd.,M.Pd
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR
Rasa syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunianya
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini bertema
menyelenggarakan Drama Radio yang didalamnya mengidentifikasi masalah-masalah serta
penyelesaian dari masalah tersebut.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sanggar Bahasa
dan Sastra Indonesia. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi pembaca. Khususnya dalam hal masalah-masalah
yang terjadi dalam menyelenggarakan drama radio.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hilman
Yusra, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Sangar Bahasa dan Sastra Indonesia.
Serta Bapak Daryanto selaku Kepala Studio Radio Idola FM Rimbo Bujang yang telah bersedia
menjadi narasumber, Bang Nafri Dwi Boy dan Bang Fitrian Widianto yang telah sudi menjadi
pemateri untuk memecahkan masalah tersebut. Tidak lupa pula bagi pihak-pihak lain yang telah
mendukung penulisan makalah ini kami juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
kedepannya dapat menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca, dan bagi kami khususnya bagi penulis.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................1
1.3 TUJUAN PENELITIAN......................................................................................1
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................12
4.1 KESIMPULAN....................................................................................................12
4.2 SARAN................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
tahun 1924 “Risiko” ditulis oleh R. Hughes dari Inggris untuk siaran radio. Di Jepang
pada tahun 1925 setelah dimulainya siaran radio, adaptasi / penyiaran (judul “di
tambang”). Banyak karya diciptakan sebagai seni dramatis baru yang menarik hanya
untuk mendengar sampai penyebaran televisi sejak itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa drama radio adalah sebuah pertunjukan drama yang
mengandalkan suara melalui dialog, musik, dan efek suara yang disiarkan di radio.
Karena tidak ada unsur visual, masing-masing pendengar bisa membayangkandan
berimajinasi sendiri tentang adegan dan tokoh yang diceritakan.
3
naskah drama. Teks-teks drama akan membuka rahasia hal ini, dan bukan pengarangnya.
Dalam keyakinan bahwa tokoh-tokoh di dalam drama telah “dipersiapkan” sebelumnya,
maka hal-hal yang melekat pada seorang tokoh maka bisa di jadikan sumber data atau
sinyal informasi guna membuka selubung makna drama secara keseluruhan. Faktor-
faktor yang dimaksudkan melekat langsung pada tokoh itu adalah antara lain persoalan
penamaan, peran, keadaan fisik, keadaan psikis, serta karakternya. Kesimpulan ini
diambil berdasarkan asumsi bahwa aspek-aspek penokohan ini akan saling berhubungan
dan berkaitan dalam upaya membentuk dan membangun permasalahan dan konflik di
dalam drama. Tidak mungkin aspek-aspek ini lepas sendiri dan tidak saling bekaitan.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
emosional yang diperankan dengan baik. Berikut beberapa latihan yang harus
dilakukan oleh seorang aktor yaitu:
a. Olah Tubuh
Olah tubuh adalah proses pembebasan adalah kesadaran elastisitas tubuh
sebagai alat visual aktor yang mengarah pada kesadaran gestikulasi yang
proposional. Sebelum memainkan karakter aktor harus menguasai tubuhnya
karena tubuh merupakan bagian penting sebagai media penafsiran dari sebua
lakon. Oleh karena itu, aktor harus belajar demi pencapaian kualitas tubuh
agar enak di tonton. Latihan olah tubuh melatih kesadaran tubuh dan cara
mendayagunakan tubuh. Dalam latihan olah tubuh dilakukan dalam 3 tahap,
yaitu:
- Pemanasan
Pemanasan adalah gerakan tubuh untuk meningkatkan sirkulasi dan
meregangkan otot dengan cara bertahap dari ujung kaki hingga ujung
kepala.
- Latihan inti
Latihan inti merupakan pokok gerakan yang akan dilatih sesuai dengan
tujuan yaitu membentuk ketahanan tubuh, kelenturan tubuh, dan
ketangkasan fisik.
- Pendinginan atau peredaan
Pendingingan atau peredaan merupakan gerakan latihan yang bertujuan
untuk menyegarkan kembali kondisi tubuh.
b. Olah Suara
Suara adalah unsur penting dalam kegiatan seni teater yang menyangkut segi
auditif atau sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran. Olah suara dapat
juga diartikan sebagai latihan mengucapkan suara secara jelas dan nyaring
(vokal) atau latihan penjiwaan suara. Warna suara bagaimana yang tepat harus
disesuaikan dengan watak peran, umur peran, dan keadaan sosial peran itu.
Kemampuan vokal yang baik bagi seorang aktor adalah syarat utama agar bisa
memainkan peran secara proposional.
6
Dengan vokal, aktor dituntut untuk dapat menyampaikan informasi perannya.
Suara (vokal) mempunyai peranan penting dalam kegiatan drama radio karena
digunakan sebagai bahan komunikasi yang berwujud dialog. Dialog
merupakan salah satu daya tarik dalam membina konflik-konflik dramatik.
Kegiatan mengucapkan dialog ini menjadi sifat drama yang khas.Suara adalah
lambang komunikasi yang dijadikan media untuk mengungkapkan rasa dan
buah pikiran. Unsur dasar bahasa lisan adalah suara.
c. Olah Rasa
Pemeran drama radio membutuhkan kepekaan rasa karena dalam menghayatai
karakter peran, semua emosi tokoh yang diperankan harus mampu
diwujudkan. Oleh karena itu, latihan-latihan yang mendukung kepekaan rasa
perlu dilakukan. Seorang pemeran tidak hanya memikirkan ekspresi karakter
tokoh yang diperankan saja, tetapi juga harus memberikan respon terhadap
ekspresi tokoh lain.Banyak pemeran yang hanya mementingkan ekspresi yang
diperankan sehingga dalam benaknya hanya melakukan aksi. Padahal akting
adalah kerja aksi dan reaksi.
Latihan olah rasa tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan kepekaan rasa
dalam diri sendiri tetapi juga perasaan terhadap karakter lawan main. Latihan
olah rasa dimulai dari konsentrasi, mempelajari gesture, dan imajinasi.
Latihan merupakan hal yang penting dalam penyelenggaran drama radio.
Latihan penguasaan teknik olah tubuh, pikiran, dan suara merupakan
keterampilan teknis untuk mendukug]ng kelancaran para aktor. Tahap
pertama seorang aktor untuk dapa memainkan perannya dalam pertunjukan
drama radio adalah penguasaan teknik olah dasar drama. Dikutip dari buku
Menjadi Aktor (1998) karya Suyatna Anirun, bahwa seorang aktor dituntut
untuk bisa memenuhi kualitas tertentu. Oleh karena itu, aktor membutuhkan
latihanlatihan agar sang aktor bisa mewujudkan peran. Maka dalam
pelaksanaan latihan perlu disadari bahwa imajinasi memainkan peran itu
penting. Imajinasi menyatukan unsur-unsur seperti pada olah tubuh imajinasi
bisa menjadi peluang gerak. pada olah vokal, suara adalah kendaraan
7
imajinasi, dan pada olah sukma imajinasi menjadi sasaran latihan. Dengan
latihan yang baik maka para aktor dapat mengendalikan emosional nya
sehingga penyelenggaran drama radio dapat terlaksana dengan baik.
8
ini dapat mencegah terjadinya kekacauan dalam alur cerita yang ingin
disampaikan, sehingga nantinya pertunjukan drama radio dapat berjalan dengan
seharusnya. Ketika fungsi naskah drama dapat dijalankan dengan baik oleh para
aktor maka pertunjukan drama dapat berjalan dengan baik pula sehingga
berdampak pada kepuasan penonton terhadap cerita yang dipertunjukan nantinya.
9
Faktor tersebut daintaranya yaitu para aktor drama tidak menguasai naskah
dengan baik sehingga peran yang dibawakan terdapat penjiwaan yang kurang.
Para aktor yang kurang melakukan latihan sehingga mereka tidak menjiwai setiap
adengan. Solusi dari permasalahan tersebut yaitu aktor harus dapat mengingat,
menghayati, beradegan dengan penuh perasaan, mengekspresikan sesuai dengan
naskah dan peran yang dibawakan serta bersikap totalitas dalam memerankan
adegan pada naskah drama radio. Solusi tersebut diharapkan dapat menjadi
patokan oleh para aktor karena penjiwaan haruslah dilakukan secara total. Untuk
beracting dengan penghayatan yang maksimal, seseorang harus berlatih secara
terus menerus, membaca naskah dan melakukan observasi di kehidupan nyata
sehingga benar-benar dapat menjiwai perannya. Unsur penghayatan ini
merupakan sarana komunikasi antara perasaan dari karakter yang dibawakan oleh
para aktor kepada para penonton. Disinilah para aktor harus mengetahui seni
komunikasi yang efektif agar penniwaan dan penghayatan mereka sampai pada
penonton.
4. Drama harus berisi informasi terbaru (up to date) sehingga aktor drama kesulitan
menyesuaikan lakon yang pas untuk di perankan.
Lakon dalam pementasan drama merupakan pelengkap pokok dari keseluruhan
bentuk penyajian keseniannya. Hamid (1976:31) mengungkapkan bahwa “lakon
atau cerita ini biasanya tanpa naskah tertulis sedang dialog berkembang secara
spontan. Kadang jalan cerita lakon berkembang dalam pementasannya sendiri.
Artinya tampa penaskahan, hanya alur dan karakter tokoh lakon yang ditentukan
lebih dulu kepada para pemainnya”. Kedudukan lakon dalam pementasan drama
merupakan nyawa, nafas atau ruh dalam menjalani hubungan atau membangun
susunan (struktur) cerita melalui penokohan atau peran yang dibawakan seorang
atau lebih pemeran. Lakon dibangun oleh peristiwa didalam adegan. Adegan
merupakan bagian dari babak yang ditandai dengan keluar masuknya tokoh,
perupaan, atau musik dalam seni pementasan. Dengan demikian dalam satu babak
bisa terjadi lebih dari satu adegan. Babak itu sendiri adalah susunan dari beberapa
10
adegan yang ditandai dengan terjadinya pergantian setting (tempat, waktu, dan
kejadian peristiwa) dalam sebuah peristiwa kejadian.
Para aktor drama dituntut untuk selalu siap memerankan berbagai adegan yang
terdapat dalam naskah. Naskah drama biasanya disesuaikan dengan
perkembangan zaman atau berita terbaru yang sedang hangat. Aktor biasanya
kesulitan dalam menyesuaikan lakon yang sesuai dengan naskah drama yang
berisi informasi terbaru. Kesulitan tersebut timbul karena para aktor kurang
latihan sehingga mereka belum terbiasa memerankan adegan drama. Dengan
latihan yang lebih maka para aktor nantinya memiliki daya ingat yang kuat
terhadap naskah sehingga dapat beradegan dengan baik. Latihan yang cukup juga
dapat mengasah aktor untuk berekspresi yang sesuai dengan perannya. Sehingga
hal tersebut dapat memperlancar jalannya drama radio yang akan di pentaskan.
Meskipun drama radio tidak memperlihatkan adegan para aktor tetapi dengan
intonasi dan penghayatan yang dibawakan oleh para aktor dapat menembus
pikiran para pengemar radio sehingga para pengemar radio memilki bayangan
terhadap adegan yang dibawakan oleh setiap aktor drama.
Dalam menyelenggarakan drama terkhusus pada drama harus berisi informasi
terbaru (up to date) yang menyebabkan para aktor mengalami kesulitan
menyesuaikan lakon yang pas untuk di perankan, terdapat unsur-unsur yang harus
diperhatikan oleh para lakon dalam mengatasi permasalahan yang timbul,
diantaranya memperhatikan keutuhan yaitu setiap bagian atau unsur yang ada
menunjang kepada usaha pengungkapan isi hati, keselarasan yaitu berkenan
dengan hubungan satu unsur dengan unsur lain, harus menunjang dan mengisi
bukan menggangu atau mengaburkan unsur yang lain, selanjutnya keseimbangan
yaitu unsur-unsur atau bagian-bagian karya sastra, baik dalam ukuran maupun
bobotnya harus sesuai atau seimbang dengan fungsinya, dan terakhir fokus atau
pusat penekanan sesuatu unsur yang artinya unsur atau bagian yang anggap
penting harus mendapat penekanan yang lebih pada unsur atau bagian yang
penting tersebut.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Drama radio adalah karya sastra pertunjukan cerita atau lakon kehidupan manusia
yang dipentaskan tetapi tidak dapat dilihat dan hanya didengarkan karena bersifat auditif.
Drama radio melakukan gerakan yang dimanipulasi lewat suara. Suara menjadi getaran
sendiri bagi pendengar. melalui suara pendengar tergila-gila dan mengimajinasi
seseorang pemain. Sehingga drama radio memerlukan teknik montase yang baik agar
tetap mendapatkan tempat dihati pendengar. Dramatisasi program lebih digemari
pendengar daripada format yang kaku dan dapat dieksploitasi untuk program informasi
dan pendidikan. Informasi lebih mudah ditransfer melalui teknih-yeknik drama, untuk
mengubah tingkah laku melalui penggunaan dramatisasi cerita. Karakteristik drama radio
berbeda dengan drama televisi maupun drama panggung. Beberapa karakteristik drama
radio yaitu terdapat pengalaman hidup manusia yang dilukiskan secara estetis auditif,
dipentaskan melalui siaran khusus dalam waktu spesial, berbentuk dialog yang kuat agar
memikat hati pendengar, jumlah pendengar yang tidak terkontrol, mengangkat kehidupan
manusia, lingkungan, dan alam sekitar, didengarkan tanpa visual melalui radio atau kaset,
adanya ilustrasi musik, sound effect yang mampu membangkitkan para pendengar untuk
mengikuti terus kelanjutan cerita. Selain itu drama radio mampu merebut hati masyarakat
karena dianggap dekat dengan kehidupannya.
B. Saran
Makalah ini berisi Mengidentifikasi Masalah-masalah yang Terdapat dalam
Penyelenggaran Drama Radio. Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak
memiliki kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah diatas. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Publikasi Ilmiah. UTP Perpustakaan ISI Yogyakarta-Digilib. Penciptaan Drama Radio.
https://digilib.idi.ac.id/4217/
Pararoh,Malaikat.2019. Dasar Teknik Penyutradaraan Dalam Teater.
https://malaikatpararoh.wordpress.com/materi-teater/dasar-teknik-penyutradaraan-dalam-teater/
Dok,123.2018. Drama Radio Sandiwara Radio. https://text-id.123dok.com/dokumen/7q0ee78xy-
drama-radio-sandiwara-radio.html
Rochman,Nur,Zainudim.2019. Teknik Menulis Naskah Drama.
https://id.scribd.com/doc/240011171/teknik-menulis-naskah-drama
Bang Nafri Dwi Boy (Ketua Sanggar Kampus Biru Universitas Jambi) selaku pemateri
Bang Fitrian Widianto (Sanggar Bercerita Mendalo 2020) selaku pemateri
13