NIM: 190110401079
BAB I
PENDAHULUAN
1. Audiovisual
Ada dua tahap yg dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama ialah visualisasi
(visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yg mengandung gagasan yg menjadi
gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan
merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya
mengandung makna tertentu.
3. Pengoperasian lebih kompleks
Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks,
dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yg digunakan pun lebih banyak dan tuk
mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yg terampil dan
terlatih.
Program televisi sangat beragam di jaman sekarang karena kemajuan jaman dan
permintaan pasaar ada berbagai jenis program televisi yang dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu (Morrisan, 2011:217):
Berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan menarik yang harus
segera disajikan oleh media penyiaran karena sifatnya harus segera ditayangkan agar
dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi
ke dalam beberapa bentuk berita yaitu:
a. Straight News
b. Feature
Program berita yang menampilkan berita- berita ringan misalnya informasi mengenai
tempat makan yang enak atau tempat liburan yang menarik semacam ini disebut
feature. Dengan demikian. Feature adalah berita ringan (soft news) namun menarik.
Pengertian “menarik” disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan
kekaguman, dan sebagainya. Tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun
karena durasinya singkat (kurang dari lima menit) dan ia menjadi bagian dari
program berita, maka feature masuk ke dalam kategori hard news. Jika feature terkait
dengan peristiwa penting atau terkait dengan waktu harus segera disiarkan dalam
suatu program berita disebut dengan news feature.
c. Infotaiment
Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan menarik yang
disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat segera ditayangkan. Program
yang masuk ke dalam kategori berita lunak adalah :
a. Current Affair
Program yang menyajikan informasi terkait dengan suatu berita penting yang muncul
sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam, cukup terikat dengan
waktu. Batasannya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian
khalayak maka current affair dapat disajikan. Misalnya, program yang menyajikan
cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat, seperti
gempa bumi atau tsunami.
b. Magazine
Diberi nama magazine karena topik atau tema yang disajikan mirip dengan topik-
topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah. Magazine adalah program yang
menampilkan informasi ringan namun mendalam, dengan kata lain magazine adalah
feature dengan durasi lebih panjang, ditayangkan pada program tersendiri yang
terpisah dari program berita.
c. Dokumenter
d. Talk Show
Program talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau
beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu dipandu seorang pembawa acara
(host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung
dengan peristiwa atau topik yang diperbincangkan atau mereka seorang ahli dalam
masalah yang tengah dibahas.
Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan menghibur audience
dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam
kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik dan pertunjukan.
a. Drama
Kata “Drama” berasal dari bahasa Yunani dran yang berarti bertindak atau berbuat
(action). Program drama adalah pertunjukan “show” yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seorang atau beberapa orang (tokoh) yang
diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Dengan demikian,
program drama biasanya menampilkan sejumlah pemain yang memerankan tokoh
tertentu. Suatu drama akan mengikuti kehidupan atau petualangan para tokohnya.
Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik
(sinetron) dan film. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah:
Film. Televisi sering menayangkan film sebagai salah satu jenis program yang masuk
dalam kelompok atau kategori drama. Adapun yang dimaksud film di sini adalah film
layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. Karena tujuan
pembuatannya adalah untuk layar lebar (theater), maka biasanya film baru bisa
ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu dipertunjukan di bioskop atau bahkan
setelah film itu didistribusikan atau dipasarkan dalam bentuk VCD atau DVD.
Dengan demikian, televisi menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film
sebagai salah satu programnya.
b. Permainan atau Game Show
Suatu bentuk atau program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau
pun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Menjawab
pertanyaan dan atau memenangkan suatu bentuk permainan. Program permainan
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Quiz Show, merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana
sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab pertanyaan.
Reality Show, sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu
situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas yang
sebenarnya, menyajikan situasi sebagaimana apa adanya. Dengan kata lain, program
ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang nyata mungkin tanpa rekayasa. Namun
pada dasarnya reality show tetap merupakan permainan (game).
c. Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu video klip atau konser.
Program musik ini dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio
(indoor). Program musik di televisi sangat ditentukan dengan kemampuan artis yang
menarik audien, tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana
mengemas penampilannya agar menjadi menarik.
d. Pertunjukan
Peneliti mengambil sebuah tayangan program Variety Show The Master yang
merupakan program acara sulap yang dikemas ajang pencarian bakat dengan
menunjukkan keahlian dalam melakukan sulap, acara ini tayang perdana pada tanggal
6 Februari 2009 dengan tagline acara “Mencari Bintang Tanpa Mantra” yang tayang
pada jam 21.15 hingga 00.30 tergantung penampilan peserta. Program ini merupakan
program unggulan dari stasiun televisi RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)
dengan juri di bidang professional antara lain Dedy Corbuzier, Rommy Rafael dan
dipandu oleh Nico Siahaan dan musim selanjutnya Adi Nugroho. Program ini mampu
meraih rating 11,4 dan meraih Panasonic Global Awards, program ini berhenti
produksi pada tahun 2012 karena pro dan kontra di masyarakat karena memiliki unsur
gaib dan mistis karena program tersebut bersifat hiburan namun pada saat itu unsure
mistis dan gaib sedang menjadi topic yang hangat sehingga program ini mendapat
kecaman dari penonton yang menyaksikan. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti
ingin mengangkat program acara The Master karena program ini sempat menjadi
perhatian public dan selalu dikenang oleh masyarakat Indonesia dan peneliti ingin
membahas aspek sinematografi dalam produksi The Master.
1.1 Rumusan Masalah
1.1.1 Apa saja aspek sinematografi dalam pembuatan program acara The master?
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja aspek sinematografi dalam pembuatan program
acara The master?
BAB II
PEMBAHASAN
Digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang sedang dilakukan objek namun objek
dalam frame tidak terpotong sehingga objek dan lokasi kondisi sekitar masih dapat
kita amati dengan jelas, dalam frame ini kita dapat melihat kontestan bernama
Limbad bersiap untuk melakukan aksinya ditemani seorang penonton dan asistennya
yang membawa hewan peliharaan Limbad yaitu burung hantu
3. Long Shot
Pengambilan shot ini bertujuan untuk menunjukkan lokasi sekitar namun detail dari
objek dapat kita lihat dengan jelas, shot ini diterapkan dengan pembawa acara
mewawancarai penonton dalam kerumunan untuk memperlihatkan keramaian dalam
acara tersebut.
4. Medium Close Up
Shot ini biasanya dibuat dengan objek tepotong dengan komposisi badan dimulai dari
pinggang hingga ke ujung kepala, dalam frame ini terlihat jelas ekspresi narasumber
yang sedang diwawancarai namun tetap terlihat aktivitas yang sedang terjadi
dibelakangnya.
5. Close Up
Pengambilan shot ini ditujukan untuk memperlihatkan ekspresi dari objek sehingga
penonton mengetahui suasana yang terjadi di lokasi dan penonton bisa merasakan
suasana di lokasi.
6. Big Close Up
Pengambilan ini ditujukan untuk memperlihatkan ekspresi dan kegiatan yang sedang
dilakukan dalam hal ini terlihat ekspresi dari Limbad dan kegiatan yang sedang ia
lakukan dimana kaitan menancap di kulitnya dan ia tergantung diatas tali
7. Extreme Close Up
2. Tilt
Tilt merupakan pergerakan kamera yang bergerak dari atas ke bawah ataupun
sebaliknya, dalam frame ini penggunaan tilt bertujuan untuk memperlihatkan kaitan
yang akan digunakan Limbad untuk mengaitkannya hingga ke atas
3. Dolly
4. Pedestal
Pedestal movement merupakan pergerekan kamer dengan naik kemudian turun atau
sebaliknya dengan menyatukan dengan dolly camera movement, dalam frame ini
diperlihatkan kamera menukik ke bawah kemudia naik keatas dan bergerak maju
untuk memperlihatkan tinggi dari sebuat tali yang digunakan untuk menggantung
5. Zoom
Camera movement yang digunakan dalam progam ini juga menerapkan zoom dimana
pergerkan ini menggunakan lensa dari menjauh kemudian mendekat atau
kebalikannya, dalam frame dapat kita lihat bahwa frame pertama menunjukkan
pembawa acara dan kemudian frame ke dua pembawa acara dan narasumber yang
akan diwawancarai
Angle Kamera
1. Eye Level
Eye level merupakan cara mensejajarkan objek dengan lensa kamera sehingga hasil
gambar disesuaikan dengan tinggi badan objek untuk menjelaskan bahwa objek
setara.
2. High Angle
High Angle biasanya untuk menunjukkan ruang yang luas dan posisi kamera berada
diatas dalam film high angle biasanya digunakan sebagai lambang objek yang
memiliki sifat rendah atau lemah, namun dalam frame ini high angle digunakan untuk
memperlihatkan kondisi sekitar dan kgeiatan yang dilakukan objek.
3. Low Angle
Low Angle digunakan untuk memperlihatkan objek dengan peletakan kamera berada
di bawah objek dan biasanya memiliki arti keagungan atau kuat, dalam frame ini
Limbad digantung diatas dan menunjukkan bahwa Limbad adalah orang yang kuat
dan untuk menunjukkan tingginya Limbad diangkat menggunakan sling
4. Bird Eye
Bird Eye merupakan angle kamera seperti layaknya seorang burung yang sedang
terbang, dalam hal ini untuk menunjukkan keluasan tempat dan kegiatan di tempat
tersebut dengan sudut pandang kamera menghadap ke bawah.
Lighting
Menurut Martono (2010: 1), 27 berpendapat bahwa cahaya juga membuat wujud
kebendaan menjadi terlihat oleh mata. Kehadiran atau keberadaan cahaya dalam seni
pertunjukan sudah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan.
Pencahayaan televisi dan film memiliki fungsi-fungsi berikut:
• Menyinari obyek/subyek
• Menciptakan gambar yang artistik,
• Menghilangkan bayangan yang tidak perlu
• Membuat efek khusus.
Dengan pencahayaan tertentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi,atau
bahkan ditambah. Perlu tidaknya bayangan atau shadow, lagi-lagi sangat tergantung
dari konsep film itu sendiri. Three Points Lighting merupakan teori pencahayaan
yang paling sering kita gunakan dalam dunia pertelevisian ataupun film dengan cara
menempatkan lampu (lighting) pada tiga titik tempat yang berbeda. Teori inilah yang
sering kita sebut dengan nama “Three Points of Lighting”. Ketiga titik yang akan
mengisi tempat tersebut dinamakan “Key Light, Fill Light dan Back Light”.
1. Key Light adalah pencahayaan utama yang diarahkan pada objek. Keylight
merupakan sumber pencahayaan yang paling dominan sebagai lampu utama,
biasanya keylight intensitasnya lebih terang dibandingkan dengan fill light
ataupun back light. Dalam desain Three Points of Lighting, keylight ditempatkan
pada sudut 45 derajat di atas subjek.
3. Back Light, pencahayaan dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan
dimensi agar subjek tidak “menyatu” dengan background. Pencahayaan ini
diletakkan 45 derajat di belakang subyek dengan intensitas pencahayaan
backlight tergantung atas pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja
tergantung pada objek yang akan mendapat penyinaran.
Hampir seluruh gambar yang ada dalam film, itu merupakan hasil
pemanipulasian dari cahaya. Karena tanpa adanya cahaya maka sebuah benda tidak
akan memiliki sebuah wujud. Adanya sebuah benda dan dimensi ruang itu juga
terbentuk akibat adanya cahaya. Dalam lighting terdapat beberapa unsur-unsur yang
membentuknya, diantaranya adalah unsur kualitas, arah, dan sumber. Dimana semua
unsur tersebut membaur menjadi satu hingga terjadinya sebuah komposisi cahaya
yang tepat,
1. Kualitas Pencahayaan
Yang dimaksud dengan kualitas pencahayaan ialah merujuk pada besar kecilnya
intensitas dari pengambilan cahaya itu sendiri.Jika ingin menampilkan sebuah objek
dan juga bayangan yang jelas, maka diperlukan cahaya yang terang atau hard light.
Sebaliknya, jika ingin menampilkan sebuah objek dengan bayangan yang tipis, maka
diperlukan cahaya yang lembut atau soft light.
Yang termasuk dalam kategori hard light ialah cahaya matahari dan juga
lampu yang menyorot dan memiliki kecenderungan yang dapat membuat objek
terlihat kontras dengan lingkungan di sekitarnya. Sedangkan yang merupakan soft
light ini seperti cahaya langit yang merah, dimana akan memberikan kecenderungan
terhadap sebuah objek tidak begitu kontras dengan lingkungannya karena memiliki
bayangan yang tipis.
2. Arah Pencahayaan
Arah pencahayaan memiliki fungsi untuk menunjukkan posisi sumber cahaya kepada
objek yang akan dituju. Biasanya objek yang dituju dalam pembuatan film ada pada
bagian wajah.
Arah pencahayaan ini terbagi menjadi lima jenis, yaitu :
a) Frontal Lighting
Frontal Lighting memiliki kecenderungan untuk menghapus bayangan dan untuk
menegaskan bentuk dari wajah atau sebuah objek.
b) Back Lighting
Back lighting ini memiliki kecenderungan yaitu mampu memberikan penampilan
berbentuk sebuah siluet dari objek maupun karakter jika tidak dikombinasikan
dengan arah cahaya yang lain.
c) Under Lighting
Penempatan under lighting ini biasanya diletakkan pada bagian depan bawah karakter
atau di bagian wajah. Penggunaan cahaya ini untuk memberikan kesan horror atau
untuk mempertegas sebuah cahaya alami misalnya lilin, lampu minyak dan juga api
unggun.
d) Top Lighting
Top lighting ini berfungsi untuk mempertegas sebuah karakter atau pun benda.
Biasanya top lighting juga digunakan sebagai penunjuk dari sebuah cahaya buatan
dalam adegan misalnya lampu jalanan atau lampu gantung.
3. Sumber Cahaya
Sumber cahaya merupakan sumber utama cahaya itu berasal ada yang berasal dari
cahaya alami yang didapat dari lokasi sekitar contohnya cahaya matahari yang masuk
melalui jendela, cerahnya langit membuat cahaya matahari tidak tertutupi awan,
bulan yang menyinari langit malam dll. Untuk cahaya buatan merupakan cahaya yang
telah dikonsep atau dirancang oleh penata cahaya untuk mendapatkan maksud dan
arti yang diinginkan atau diharapkan seperti halnya lampu meja yang menyala untuk
mendapatkan filllight dari samping objek yang sedang duduk di kasur, lampu jalanan
yang dimanfaatkan sebagai backlight, lilin yang menyala dalam sebuah ruangan.
Sumber cahaya sendiri erat kaitannya dengan three point lighting sebgai patokan
penata cahaya dalam meletakkan lighting yang akan digunakan dengan
mempertimbangkan beberapa aspek seperti tujuan penggunaan, maksud peletakan
lighting, maksud dari penggunaan warna biru dalam frame, dll.
Morrisan M.A, 2011, Managemen Media Penyiaran Edisi Revisi, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Morrisan M.A, 2013, Managemen Media Penyiaran Strategy Mengelola Radio &
Televisi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Martono. (2010). Mengenal tata cahaya seni pertunjukan. Yogyakarta: Cipta Media