Anda di halaman 1dari 4

NAMA: PRAYSHE SEMBANG

NIM : 201941304

MK : SISTEMATIKA III: PNEUMATEOLOGI

ROH KUDUS DAN PENGGENAPAN

Dalam dua karangan saya, Pengharapan Kristen (1973) dan Sekali lagi: Pengharapan Kristen
(1974) - pokok ini telah sedikit banyak saya bahas. Karena itu dalam karangan ini saya akan
berusaha untuk tidak mengulangi lagi apa yang telah saya katakan di situ. Saya akan membatasi
diri pada beberapa hal yang penting saja. Pertama, Kristus, Roh Kudus dan penggenapan erat
berhubungan. Kesaksian ini penuh dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Baru. Salah
satu di antaranya ialah 1 Korintus 15:20, di mana dikatakan, bahwa Kristus adalah "buah
sulung" dari panen masa depan.Bukan saja Kristus adalah "buah-sulung", tetapi Roh Kudus juga
(Rm. 8:23). Malahan dalam bagian lain dari Kitab Suci, Roh Kudus disebut dengan istilah
arrabon yang diambil alih dari dunia perdagangan, dan yang berarti: "jaminan" atau "uang
muka" atau "periode pertama" dari masa depan (2 Kor. 1:22; Ef. 1:14).Hubungan yang erat ini -
antara Kristus, Roh Kudus dan peng genapan dengan jelas diungkapkan Paulus dalam bagian
terakhir dari 2 Korintus 3:18. Nas ini - dalam bahasa Yunani - sedikit sulit. Hal itu tampak dari
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.Yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus di sini ialah,
bahwa pengubahan kita dalam kemuliaan Kristus yang telah mulai itu, akan berlangsung terus
sampai ia mencapai kepenuhannya dalam Kerajaan Allah, yaitu pengubahan seluruh ciptaan
dengan manusia baru. Kristus adalah "buah-sulung" dari panen masa depan, dari realitas
eskatologi yang telah mulai. Kalau hal ini kita akui, maka kita akui juga, bahwa "buah sulung itu"
berlaku bagi segala sesuatu yang muncul dari kedatangan-Nya dalam daging sebagai
manusia,pekerjaan-Nya, sengsara-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya. Semuanya ini, seperti
yang dikatakan oleh Rasul Paulus, adalah "kekuatan-kekuatan dari dunia yang akan datang",
dan semuanya dirangkumi dalam pekerjaan Roh Kudus.

Kedua, dalam pekerjaan Roh Kudus penggenapan mulai berlangsung. Juga kesaksian ini banyak
terdapat dalam Perjanjian Baru.Menurut nas-nas ini kita, dalam percaya dan dalam baptisan,
dimasukkan oleh Roh Kudus dalam karya penyelamatan Kristus: kita mati bersama-sama
dengan Dia dan bangkit bersama-sama dengan Dia, kita ditempatkan bersama-sama dengan Dia
dalam kemuliaan-Nya di sorga, dipilih sebagai sesama-Nya, pewaris dan diterima sebagai anak-
anak Allah.Lebih daripada pembenaran kita seperti yang nyata dari nas nas di atas -
pengudusan kita, dalam Perjanjian Baru dianggap sebagai permulaan dari pemuliaan kita,
preludium dari penggenapan. Untuk mengungkapkan hal ini Rasul Paulus memakai dua kata,
yang telah kita kutip di atas, yaitu aparchè (= buah-sulung) dan arrabón (= jaminan, uang
muka).Kata yang pertama – arrabon mengingatkan kita pada hukum-hukum Perjanjian Lama
tentang buah sulung dan anak sulung dari panen (a.l. Kel. 22:29; 23:19), dan binatang (a.l. Kel.
22:30; UL 15:19-23) dan juga dari manusia (a.l. Kel. 13:12) yang harus dipersembahkan kepada
Allah sebagai tanda dan pengakuan, bahwa la adalah pemilik yang sebenarnya dari segala
sesuatu: manusia dan semua yang ia punyai.Tetapi dalam Perjanjian Baru aparchè dipakai
dalam arti yang agak lain. Yang dimaksudkan di sini dengan "buah sulung" bukan lah apa yang
dipersembahkan manusia kepada Allah, tetapi sebalik nya, apa yang Allah ciptakan dalam
manusia. Dan, maksud dari apa yang diciptakan Allah dalam manusia itu bukanlah supaya
manusia sebagai keseluruhan dibebaskan dari pelayanannya kepada Allah, tetapi sebaliknya,
maksud dari apa yang diciptakan Allah dalam manusia itu ialah agar hal itu berfungsi sebagai
janji, bahwa akan datang waktunya, di mana manusia sebagai keseluruhan akan menjadi milik
Allah.Kesaksian yang paling jelas tentang hal ini ialah Roma 8:23. Di situ Rasul Paulus
mengatakan, bahwa bukan saja "Seluruh ciptaan" (LAI: segala makhluk) yang mengeluh dan
sama-sama merasa sakit bersalin, tetapi kita juga" maksudnya: kita sebagai jemaat - "yang telah
menerima karunia sulung Roh". Roh Kudus telah dikaruniakan kepada kita sebagai pemberian
(= karunia) pertama dari panen (= seluruh panen) yang akan datang. Roh Kudus, dengan segala
pemberian-Nya dalam bentuk pertobatan, pengampunan, persekutuan dengan Allah dan
kegembiraan di dalam Dia, adalah permulaan dari pemuliaan kita yang akan datang, antisipasi
dari Kerajaan Allah.Pikiran yang sama lebih jelas lagi diungkapkan Rasul Paulus dalam kata yang
kedua: arrabôn. Kata ini, seperti yang telah kita katakan di atas, diambil alih oleh Rasul Paulus
dari dunia perdagangan di Timur Tengah pada waktu itu (bnd. 2 Kor. 1:22; 5:5; Ef. 1:14). LAI
menerjemahkan arrabon dengan "jaminan". Seorang pembeli, yang tidak dapat sekaligus
membayar harga yang penuh (= harga seluruhnya) dari sesuatu yang ia beli, dapat memberikan
arrabón sebagai "uang muka", dengan perkataan lain, sebagai "jaminan" dari kesediaannya
untuk membayar harga yang penuh (= harga seluruh nya) dari apa yang ia beli itu. Demikianlah
apa yang Tuhan Allah buat terhadap anak-Nya. Kepada mereka la karuniakan Roh-Nya sebagai
"jaminan", bahwa apa yang telah Ia berikan kepada mereka dalam Kerajaan-Nya yang telah
dekat - yang sedang datang - akan mereka nikmati sepenuhnya kalau kerajaan itu la datangkan
dalam kemuliaan-Nya.Sesuai dengan keyakinan ini, maka istilah-istilah yang dipakai dalam
Perjanjian Baru untuk kejadian-kejadian eskatologi besar-ke bangkitan, parousia Kristus,
penghakiman, penghukuman dan hidup yang kekal - dipakai juga untuk kejadian-kejadian
pneumatologi. Dalam Roh Kudus parousia Kristus telah berlangsung (bnd. Mat. 18:20; 28:20; 2
Ptr. 1:16; bnd. juga 2 Kor. 4:10 dyb.), dalam Dia kita bangkit dari kematian (Rm. 6:11; 2 Kor.
4:10; Gal. 2:20; Ef. 2:1-5; Kol. 2:12), dihakimi dan dihukum (1 Kor. 11:28, 31 dyb.; 2 Kor. 13:5; 1
Tes. 2:3-6; 1 Ptr. 4:17) dan telah mendapat bagian dalam hidup yang kekal (Yoh. 3:16, 36; 5:24
dyb.; 6:40, 47; 17:3; 20:31.; 1 Yoh. 3:14; 5:13). Seluruh pekerjaan Roh Kudus - sama seperti
seluruh pekerjaan Kristus - adalah suatu antisipasi dari penggenapan. Eskatologi Per janjian
Baru, seperti yang dikatakan oleh Berkhof (dalam De leer van de Heilige Geest, 1964), bukanlah
"eskatologi futuristis" atau "eskatologi yang telah direalisasikan", tetapi "eskatologi yang
sedang merealisasikan diri".

Ketiga, Roh Kudus membuat kita mengarahkan pandangan dengan penuh harapan ke masa
penggenapan. Kesaksian ini merupakan perbedaan yang esensial antara apa yang biasa kita
sebut pengharapan (= manusiawi?, pengharapan duniawi?) dan pengharapan yang dikerjakan
oleh Roh Kudus di dalam kita. Apa yang biasa kita sebut pangharapan umumnya timbul dari dan
didorong oleh kekecewaan yang kita alami pada masa lampau dan masa kini. Pengharapan
adalah suatu kompensasi dari apa yang tidak kita peroleh, suatu proyeksi, suatu penghiburan
yang kita sendiri ciptakan. Karena itu pengharapan seperti itu sangat berbeda dengan
pengharapan yang dikerjakan oleh Roh Kudus di dalam kita.Hal itu jelas sekali dari Roma 8:23
yang kita kutip di atas: "Dan bukan hanya mereka (= segala makhluk) saja, tetapi kita yang telah
menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan
pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita". Kalau nas ini sambil lalu saja kita
baca, kita mendapat kesan seolah-olah pengharapan kita akan pembebasan total dan
penerimaan sebagai anak-anak Allah disebabkan oleh (= timbul dari) keluhan kita dengan
seluruh ciptaan. Tetapi kalau kita membacanya dengan teliti - sebenarnya tidak demikian.
Malahan sebaliknya, Struktur dan sifat bahasa Yunani yang dipakai dalam nas ini, seperti yang
dikatakan oleh Michel (dalam Der Brief an die Römer, 1966), memberikan dasar yang kuat bagi
kita untuk membaca (= menafsirkan): justru kita, yang telah menerima buah sulung Roh = justru
kita, yang telah mengalami pembebasan Allah, menantikan dengan penuh harapan
pembebasan yang total di masa penggenapan.Di sini nyata, bahwa pengharapan, yang
disaksikan dalam Kitab Suci itu bukanlah suatu kompensasi dari apa yang kita tidak peroleh,
tetapi suatu pengharapan yang ditimbulkan oleh perbuatan-perbuatan besar yang Allah
kerjakan dalam dunia dan dalam hidup manusia: pengharapan yang mengandung isi, bahwa
perbuatan-perbuatan Allah yang besar itu akan melenyapkan segala sesuatu yang bertentangan
dengan apa yang diharapkan, untuk secara radikal membarui dunia dalam gaya kasih Allah,
yang tampak dalam Kristus dan yang dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus.

Keempat, isi pekerjaan Roh Kudus sama dengan isi penggenapan. Di atas kita katakan, bahwa
Roh Kudus adalah aparche (= buah-sulung) dan arrabón (= jaminan, periode pertama) dari
panen masa depan. Antara keduanya ada hubungan yang erat, kesamaan. Apa yang kini (= pada
waktu ini) dan di sini (= di dunia) kita peroleh dari Roh Kudus secara mendasar sama dengan
apa yang akan kita peroleh di masa depan. Dan, apakah yang kita peroleh kini dan disini dari
Roh Kudus? Menurut kesaksian Kitab Suci: pengampunan, kelahiran kembali di tempat lain kita
sebut: pembenaran dan pengudusan - pembaruan, keselamatan. Semuanya ini telah dimulai.
Kita yang "dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa" kita (Ef. 2:1)
telah dihidupkan oleh Allah bersama-sama dengan Kristus dan ditempatkan bersama-sama
dengan Dia di sorga (Ef. 2:5). Pekerjaan Roh Kudus kini dan di sini berarti, bahwa Tuhan Allah
menguasai hidup kita dan mulai mengubah eksistensi kita menurut gambar Kristus. Sebagai
lanjutan dari hal (= kejadian) itu penggenapan berarti, bahwa Tuhan Allah akan menjadi semua
di dalam semua dan bahwa karena itu seluruh eksistensi kita dan selu ruh kosmos kita akan
diubah menurut gambar Kristus. Penggenapan ialah selesainya proses pneumatis ini,
pendiaman seluruhnya dari Roh Kudus dalam alam semesta. Itu sebabnya Rasul Paulus - dalam
1 Korintus 15:44 - berkata kata tentang "tubuh rohaniah". Yang ia maksudkan dengan ungkapan
itu bukanlah tubuh yang tidak jasmaniah atau seperti yang dikatakan oleh Lietzmann (dalam An
die Korinther I-II, 1923) - tubuh yang terdiri dari pneuma (= roh) sorgawi, tetapi suatu
eksistensi, yang juga dalam segi kejasmaniannya, diciptakan kembali seluruh nya oleh Roh
untuk hidup dalam kemuliaan, yaitu hidup yang menantikan kita di balik kebangkitan yang akan
datang.Itu yang Rasul Petrus maksudkan dalam 2 Petrus 1:4, yaitu bahwa kita "boleh
mengambil bagian dalam kodrat ilahi". Tentang ungkapan ini ahli-ahli - sejak Bapa-bapa Gereja
Yunani sampai sekarang tidak mempunyai pendapat yang sama. Interpretasi mereka kadang-
kadang sangat bertentangan. Semuanya itu tidak dapat kita bahas di sini. Dan itu tidak penting.
Yang penting ialah, bahwa yang Petrus maksudkan di sini, seperti yang dikatakan Bolkestein
(dalam De brieven van Petrus en Judas, 1963), bukanlah "pengilahi an manusia dalam arti
substansial, tetapi partisipasi manusia dalam. hidup yang tidak binasa, hidup yang mulia dari
Allah". Dalam dunia ini kita tidak mempunyai kata-kata yang sanggup melukiskan apa yang akan
terjadi dengan kita pada masa penggenapan. Telah cukup, kalau kita mengetahui, bahwa
kekuatan kebangkitan Kristus - yaitu kekuatan Roh-Nya di dunia pada waktu ini - sanggup
mengerjakan jauh lebih banyak daripada yang kita mohonkan dan sadari. "Saudara saudaraku
yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak;
akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama
seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya".

Anda mungkin juga menyukai