Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari ketiga agama tauhid (monotheism), hanya agama Yahudi yang bukan agama
misi. Islam, seperti juga Nasrani adalah agama dakwah yang mewajibkan para pemeluknya
untuk mengemban misi dakwah, yaitu mengajak orang lain kepada kebenaran. Kebenaran
menurut Islam adalah pesan-pesan yang disampaikan tuhan melalui nabi Muhammad s.a.w.
yang berupa Al-Quran dan Al-Hadits. Itulah kebenaran yang hakiki, selain itu adalah
kebenaran nisbi. Dengan kata lain kebenaran hakiki adalah kebenaran wahyu sedangkan
kebenaran menurut pemikiran akal saja adalah kebenaran nisbi. Jadi, misi dakwah seorang
muslim adalah mengajak orang lain untuk mengamalkan Quran dan hadits. Mengamalkan
Quran dan hadits berarti melakukan perintah Tuhan dan meninggalkan laranganNya. Hal ini
sesuai dengan ungkapan Ibn Taimiyah tentang dakwah, bahwa tidak sempurna dakwah ke
jalan Allah kecuali dengan menyuruh orang melakukan apa yang dicintai Allah dan
meninggalkan apa yang dibenciNya, baik itu perkataan atau perbuatan.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa agama Islam adalah agama misi atau agama
dakwah memang tidak bisa disangkal lagi dilihat dari teks suci yang mewajibkan pemeluk
Islam untuk melakukan aktivitas dakwah. Berikut peneliti kutip sebagian dari ayat-ayat yang
mengandung perintah untuk berdakwah.

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang kewajiban


berdakwah
2. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang tanggung jawab
manusia terhadap keluarga dan masyarakat.
3. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang berlaku adil dan
jujur

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Memahami Ayat Ayat Al-Qur’an Dan Hadits Tentang Kewajiban Berdakwah


Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dan inheren dengan Islam. Oleh
Awis Karni, sangat sulit memisahkan dakwah dengan Islam karena Islam itu berkembang
dengan lewat dakwah. Dakwah adalah suatu upaya mengajak manusia kepada kebaikan dan
petunjuk, menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat mungkar yang dilarang oleh Agama
Islam. Dengan dakwah, segala kegiatan yang melanggar aturan agama Islam dapat
dihindarkan dan disana pula ajaran Islam dapat diterima oleh manusia. Islam yang
disyariatkan melalui kegiatan dakwah yang berfungsi untuk menata kehidupan yang agamis
dan penuh dengan keredhaan Allah SWT. Karena pentingnya dakwah itu, maka kegiatan
dakwah bukanlah pekerjaan yang dipikirkan dan dikerjakan sambil lalu saja melainkan suatu
pekerjaan yang mesti direncanakan dengan matang, dilakukan secara sustainable, dan
dilaksankan secara konsisten.

1. Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadist Tentang Kewajiban Berdakwah


a. QS. An Nahl Ayat 125
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”

b. QS. Asy-Syu'ara 214-216


Artinya:
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
(26:214) Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang
mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. (26:215)
Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah: "Sesungguhnya aku
tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan"; (26:216)
QS. Al- Hijr 94
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik. (15:94)

c. QS. Al-Hijr 94-96


Maka sampaikanlah olehmu segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) danberpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang
yang memperolok-olokan (kamu),
yaitu orang-orang yang menganggap adanya ilah yang lain di
samping Allah; maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya).
d. Hadist
Artinya:
Perintahkanlah (olehmu) akan kebaikan meskipun kamu belum
mengerjakan kebaikan itu, dan cegahlah olehmu dari pada munkar
meskipun kamu belum meninggalkannya.

2. Kandungan-Kandungan
a. QS. An-Nahl 125
Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama
dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar,
sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.

b. Q.S. Asy-Syu'ara 214-216


Keluarga seseorang yang menjadi pokok. Yang dimaksud di sini ialah Bani
Hasyim dan Bani ‘Abdul Muthalib. Beliau diperintah untuk memperingatkan kerabat
karena memperhatikan urusan mereka sangatlah penting. 214
Lenturkanlah tubuhmu terhadap mereka dan hendaklah kamu mampu bergaul
dengan mereka yang keadaannya sangat sederhana dan berinteraksilah dengan
mereka melalui akhlak yang baik. 215
Yakni jika ada keluargamu yang menyimpang dari ketaatan, menyalahi
perintahmu, atau tidak mengikutimu maka katakanlah, "Sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan"), yakni dari penghambaanmu
kepada selain Allah. Ucapkanlah perkataan yang baik kepada mereka disertai nasihat
dan petuah. Mudah-mudahan mereka menaatimu dan menerima seruanmu.216

c. Hadist
Hadist ini menjelaskan bahwa kita tetap harus berdakwah (menyeru pada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar) meskipun kita belum menjalankan yang
ma’ruf itu dan belum meninggalkan yang mungkar itu.

3. Menunjukkan Perilaku Berdakwah


Allah memerintahkan RasulNya Muhammad untuk menyeru manusia ke jalan
Allah dengan hikmah.
Untuk menyeru kepada kebenaran Islam, kepada jalan Allah mestilah dengan
cara yang benar seperti yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah ketika
melaksanakan perintah ini. Jika kita berharap bahwa dakwah kita bernilai ibadah,
maka mestilah dakwah itu tidak menyimpang dari contoh pelaksanaan Nabi dan para
sahabat. Begitu pula dalam menghadapi bantahan atau sanggahan dari ahlul kitab,
mestilah dengan yang lebih baik kecuali orang yang dholim di antara mereka.

B. Memahami Ayat Ayat Al-Qur’an Dan Hadits Tentang Tanggung Jawab Manusia
Terhadap Keluarga dan Masyarakat
Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu,
juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab,
mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia.
Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki
sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia
akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan
diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang
menyebabkan frekwensi tanggug jawab masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan. Yang kami
maksud adalah perasaan nurani kita, hati kita, yang mempunyai pengaruh besar dalam
mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda: "Mintalah petunjuk pada hati
(nurani) mu"
1. Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadist Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap
Keluarga dan Masyarakat.

a. QS. At-Tahriim 6
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”

b. QS. Thoha: 132


Artinya:
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan
Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki
kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik)
itu adalah bagi orang yang bertakwa.”

c. QS. Al-Anaam 70
Artinya:
Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai
main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia.
Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri
tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak
akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain
daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun,
niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang
yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman
dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran
mereka dahulu.

d. QS. An-Nissa 36
Artinya:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh , dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
e. Hadist
Artinya:
Dari Abdullah bin Umar r.a, ia berkata ”saya mendengar rasulullah SAW,
bersabda: ”setiap kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa
yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas
rakyatnya. Lelaki adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung
jawab atas semua keluarganya. Seorang bawahan adalah pemimpin bagi
harta majikannya, da ia bertanggung jawab atas keselamatan dan keutuhan
hartanya itu. Dan kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas
segala yang dipimpinnya”. (H.R.Bukhari Muslim)

2. Kandungan-Kandungan
a. QS. At-Tahriim 6
Melalui ayat tersebut, Allah memerintahkan memerintahkan kepada umat
manusia yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya agar mereka menjaga dirinya dan
keluarganya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, yaitu
dengan taat dan patuh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya dan
mengajarkan kepada keluarganya supaya mereka melaksanakan perintah agama dan
meninggalkan apa yang dilarang-Nya, sehinnga kita semua (umat manusia) selamat
dari kobaran api neraka.
Dalam suatu riwayat dinyatakan pada saat ayat in turun, Umar bin Khotob
berkata: “ wahai Rasullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga
diri kami? Rosulullah bersabda:” laranglah mereka mengerjakan sesuatu yang kamu
dilarang melakukannya, dan serulah mereka mengerjakan sesuatu yang kamu
diperintahkan oleh Allah melakukannya”.
Ibnu Abbas menafsirkan “ Quu anfusakum wa ahlikum naaron” sebagai
“beramallah kamu taat kepada Allah dan takutlah kamu akan maksiat kepada-Nya
dan perintahkanlah keluargamu dengan mengingat Allah, niscaya Allah akan
melepaskanmu dari api neraka”. Sedangkan menurut Sayyidina Ali, R.A:” ajarkan
diirimu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka”. Begitulah cara
menghindarkan mereka dari api neraka.

b. QS. Thoha: 132


Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memerrintahkan kepada Nabi
Muhammad SAW agar menyeru kepada keluarganya untuk melaksanakan shalat dan
bersabar dalam mengerjakannya, sebagaimana perintah mendirikan shalat kepada
dirinya sendiri. Perintah Allah kepada Rasul-Nya tersebut sebagai bekal untuk
menahadapi perjuangan berat yang patut dijadikan tauladan untuk menegakkan
kebenaran dan ketauhidan di muka bumi ini. Kita terlebih dahulu harus menjalin
hubungan yang erta dengan khaliqnya, yaitu dengan cara mengerjakan shalat dan
memperkokoh jiwanya dengan sifat tabah dan sabar. Apabila perintah Allah dan
Rasul-Nya dilaksanakan secara baik oleh diri kita sendiri dan keluarga kita, maka
betapa beratnya perjuangan menegakkan agama , insyaallah semuanya akan dihadapi
dengan penuh kesabaran dan ketabahan.
Dalam suatu hadist yang diriwayatkan oleh Imam Malik dan Baihaqi dari
Aslam, bahwa diantara kebiasaan Umar Bin Khatab r.a ialah beliau selalu
melaksanakan shalat malam (tahajud) sampai hamper fajar tiba. Kemudian beliau
membangunkan keluarganya dan memerintahkan mereka melaksanakan shalat
dengan membaca ayat ini.
c. QS. Al-Anaam 70
Manusia sebagai indifidu tidak dapat lepas dari lingkungan sekitarnya
(mayarakatnya). Sebagai makhluk sosial tentu interaksi dengan sesama dalam
lingkunganya tidak dapat terhindarkan. Kewajiban kita sebagai seorang muslim dan
mukmin adalah sebagai pengajak kepada kebenaran (dai), sikap masyarakat terhadap
ajakan itu tentu beragam, ada yan menerima dan ada pula yang menolaknya.
Dalam Q.S Al-An’am ayat 70 ini, Allah memberi peringatan kepada nabi Muhammad
SAW, dan umatnya agar tidak terlalu memperhatikan tingkah polah orang-orang
musyrik yang sangat menyakitkan hati, sebab kalau sikap mereka itu selalu
diperhatikan, akhirnya justru menjadi beban pikiran orang-orang Islam, khususnya
para da’I. biarkan saja mereka dalam kemusyrikannya dan serahkan urusannya
kepada Allah.
Namun, dalam kalimat berikutnya Allah memerintahkan Nabi Muhammad
Saw dan para da’I untuk memperingatkan orang dengan aaran-ajaran dari Al-Qur’an
agar mereka dapat menjaga diri dengan tidak terjerumus ke dalam jurang api neraka
karena perbuatan mereka sendiri.
Si dalam ayat ini pun dijelaskan hahwa yang dapat membantu seseorang di
akhirat kelak hanyalah amal shalehnyasendiri. Harta kekayaan di dunia, kawan,
jabatan, san sebagainya tidak akan bisa menolong disrinya sendiri dari siksaan api
neraka. Mereka yang di dunia menganggap ringan ajaran-ajaran agama yang dibawa
Rasul karena terbuai oleh kehidupan dunia, akan mendapatkan balasan yang asngat
pedih berupa minuman air yang mendidih dan azab yang menyakitkan di akhirat
kelak.

d. QS. An-Nissa 36
Ayat itu menyeru kita (Muslim), Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukannya dengan sesuatupun. Contohnya kita meminta bantuan lain
selain Allah, (Perewangan/Pesugihan).
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, maksudnya kita harus
berbakti kepada kedua orang tua kita.
Bukan cuma orang tua, kita juga harus berbuat baik kepada karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh ,
dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.

e. Hadist
Hadits diatas menunjukkan bahwa ajarab Islam sangat menjunjung tinggi
tanggung jawab seseorang. Tanggung jawab ada hubungannya dengan bak dan
kewajiban. Orang-orang yang kaya bertanggung jawab atas harta yang dimilikinya,
dan berkewajiban untuk menunaikan zakat/infaq dari harta tersebut. Dia juga berhak
untuk mempergunakannya sebagaimana yang dikehendakinnya asal sesuai dengan
aturan ALLAH SWT.
Hadits diatas juga menjelaskan bahwa pada hakikatnya semua manusia itu
adalah pemimpin. Dengan demikian, semua orang mempertangungjawabkan segala
sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya. Disebutkan dalam hadis tadi, umpamanya
seseorangn pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya itu.

C. Memahami Ayat-Ayat Al-Qur’an Dan Hadist Tentang Berlaku Adil Dan Jujur
Keadilan, sendi kehidupan yang harus dijunjung tinggi. Keadilan yang ditegakkan
secara benar tanpa pandang bulu akan membawa kemeslahatan bersama. Orang yang berlaku
adil akan mendapatkan pahalanya. Sebaliknya orang yang zalim akan celaka.
1. Ayat-Ayat Alqur’an dan Hadist Tentang Berlaku Adil dan Jujur
a. QS. Al-Maidah
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal
saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu
adalah penghuni neraka. Tapi sesungguhnya kejujuran membawa
kebaikan/ketaatan dan kebaikan akan membawa ke syurga.
b. QS. An-Nahl 90-93
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah
kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang
kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu
itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya
yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu
menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu,
disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan
yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan
sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu
kamu perselisihkan itu.
c. Hadist Tentang Berlaku Adil dan Jujur
Artinya:
Dari Abdullah bin Amr as, Ia berkata “Rasulullah saw bersabda,
sesungguhnya orang yang berlaku adil disisi Allah akan berada dipuncak
cahaya disebelah kanan orang-orang yang berlaku adil dalam mengambil
keputusan hokum terhadap keluarga mereka dan terhadap sesuatu yang
diamalkan kepada mereka (H.R. Muslim)

d. Hadist Tentang Berlaku Jujur


Dari Abdullah bin mas’ud, dari Nabi saw, beliau bersabda, “Sesungguhnya
kejujuran membawa kepada kebaikan (ketaatan) dan kebaikan itu membawa
ke
syurga dan seseorang membiasakan dirinya berkata jujur sehingga ia dicatat
disisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan dusta membawa kepada
kemaksiatan, sedangkan akemaksiatan membawa ke neraka. Dan seseorang
suka berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (H.R. Bukhari
dan Muslim).

2. Kandungannya
a. QS. Al-Maidah 8-10
Ayat ini ditunjukkan kepada orang yang beriman jadilah engkau sebagai
penegak keadilan karena Allah. Allah menjanjikan orang-orang yang beriman dan
beramal soleh bahwa ia mendapat ampunan dan pahala yang besar dan jangan sampai
ayat-ayat Al-Qur’an itu di dustakan oleh orang kafir.
b. QS. An-Nahl 90-92
Allah melarang melakukan perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan,
tepatilah janji apabila kamu telah berjanji, jangan menjadikan sumpah (perjanjian) mu
sebagai alat penipu dan ada satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari
golongan yang lain, sungguh Allah nanti akan dijelaskan pada hari kiamat. Melatih
diri untuk berbuat ikhsan kepada Allah ataupun kepada sesama makhluk.
c. QS. An-Nisaa’ 105
Allah sangat tidak suka orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang
dosa, Allah maha mengetahui segalanya dengan apa yang di perbuat, dan bahwa
Allah tidak buta.
d. Hadist Tentang Berlaku Adil Dan Jujur
Dalam hadist ini apabila (manusia) yang berlaku adil Allah akan berada di
puncak cahaya di sebelah kanannya. Berbicaralah dengan kejujuran karena kejujuran
akan membawa kebaikan (ketaatan), sebaliknya apabila berbicara dengan
kemaksiatan (dosa) maka kemaksiatan mambawa keneraka.

3. Menunjukkan Perilaku Orang Yang Mengamalkannya


a. QS. Al-Maidah 8-10
Apabila manusia telah dapat menegakkan keadilan, jiwanya merasa tenang
dan memperoleh martabat yang tinggi disisi Allah. Bersikap adil karena keadilan
merupakan jalan terdekat menuju takwa kepada Allah.
b. QS. An-Nisaa 105
Janganlah kamu berdebat untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati
dirinya.
c. QS. An-Nahl 90-92
Apabila berjanji dia tidak mengingkari, lawan adil adalah zalim, yaitu
memungkiri kebenaran karena hendak mencari keuntungan bagi dirinya sendiri atau
mempertahankan perbuatan yang salah sebab orang yang bersalah itu adalah
kawan/keluarga.

d. Hadist Tentang Berlaku Adil Dan Jujur


Orang yang berkhianat itu sebetulnya tersembunyi dari manusia tetapi tidak
tersembunyi dari Allah, orang yang menyadari bahwa Allah maha mengetahui
terhadap setiap perbuatan manusia, pasti tidak akan melakukan khianat/kecurangan.

4. Menerapkan Perilaku Adil Dan Jujur Dalam Perkataan Dan Perbuatan


a. QS. Al-Maidah 8-10
Orang yang menjadi penegak kebenaran atas dasar ketaatan kepadanya
mereka harus menjadi pribadi-pribadi yang baik. Segala amalannya dilakukan atas
dasar ikhlas semata-mata karena Allah.
b. QS. An-Nahl 90-92
Berlaku adil yaitu menimbang yang sama berat, menyalahkan orang yang
salah membenarkan yang benar, atau yang mengembalikan hak kepada pemiliknya
sehingga tidak berlaku zalim (aniaya).
Orang yang jujur, orang yang curang, orang yang menempati dan orang yang
mengkhianati masing-masing itu menrima azab dari Allah sebagai balasannya.
c. QS. An-Nisaa’ 105
Mengkhianati orang lain, sama dengan mengkhianati diri sendiri karena
dampak buruk pengkhiatan itu akan dirasakan yang bersangkutan.
d. Hadist Tentang Berlaku Adil Dan Jujur
Orang yang jujur dan adil dia sangat dicintai oleh Allah karena berlaku adil
adalah lebih berdekat dengan takwa sedangkan jujur adalah sesuatu yang membawa
dia kepada kebaikan/ketaatan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dakwah adalah suatu upaya mengajak manusia kepada kebaikan dan petunjuk,
menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat mungkar yang dilarang oleh Agama Islam.
Dengan dakwah, segala kegiatan yang melanggar aturan agama Islam dapat dihindarkan dan
disana pula ajaran Islam dapat diterima oleh manusia.
Manusia di dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu,
juga merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung jawab,
mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Berlaku adillah disisi Allah niscaya kamu (manusia) akan lebih dekat kepada
takwa/berada dipuncak cahaya sebelah kanannya. Tetapi jika kejujuran itu membawa
kebaikan (ketaatan) niscaya ia membawa ke syurga. Sebaliknya kejujuran itu membawa itu
membawa kejahatan (dosa) niscaya ia akan masuk ke neraka.

B. Saran-saran
Untuk mengakhiri penyusunan makalah ini, kami sebagai penyusun menyarankan
kepada pembaca, khususnya kepada rekan mahasiswa dan kepada semua umumnya, bila
terdapat kesalahan dan kekhilafan baik disengaja maupun tidak disengaja di dalam
penyusunan makalah ini tidak ada kata lain yang sepantas penyusun ucapkan hanyalah minta
maaf sedalamnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri dan
kita semua.

Anda mungkin juga menyukai