Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Continuous Quality Improvement

continuous quality improvement atau peningkatan mutu berkelanjutan adalah pendekatan sistem
yang dapat digunakan untuk menggambarkan dan meningkatkan mutu produk barang/jasa yang
ada atau untuk merancang produk barang/jasa yang baru (McLaughlin & Kaluzny, 2004).
Sedangkan menurut Graham (1995), CQI adalah suatu pendekatan manajemen mutu yang
dibangun dari metode jaminan mutu yang berfokus pada proses daripada individu anggota
organisasi, mengenal pelanggan internal dan eksternal, mempromosikan perlunya data yang
obyektif untuk menganalisis dan memperbaiki proses. CQl merupakan alat untuk memperbaiki
pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi. Peningkatan kualitas atau Quality Improvement
adalah pendekatan terstruktur untuk mengevaluasi kinerja sistem dan proses, kemudian
menentukan peningkatan yang diperlukan baik di bidang fungsional maupun operasional. Upaya
yang berhasil bergantung pada pengumpulan dan analisis data secara rutin.

Organisasi Pelayanan Kesehatan dengan Strategi Organisasi, yang merupakan salah satu
sistem sosial umat manusia, tidak dapat menghindari dampak dari kemajuan tersebut. Globalisasi
tidak hanya mendorong terjadinya transformasi peradaban dunia melalui proses modernisasi,
industrialisasi dan revolusi informasi. Lebih dari itu, juga akan menimbulkan perubahan-
perubahan dalam struktur kehidupan bangsa-bangsa di dunia, dimana pada abad yang sedang
berlangsung ini dan yang akan datang, bangsa manapun diperkirakan akan mengalami perubahan
dari berbagai segi kehidupan dengan serba cepat, baik perubahan pada bidang sosial, budaya,
ekonomi, keamanan, politik maupun pendidikan. Dalam momentum besarnya tantangan terhadap
masa depan di era globalisasi, maka sudah semestinya setiap elemen yang terwadahkan dengan
sebuah organisasi harus siap dengan berbagai strategi untuk menancapkan eksistensi
keorganisasian tersebut.

Top manajemen sering disebut sebagai penentu kesuksesan dalam pengimplementasian


Quality Improvement (QI). Karena top manajemen dianggap mampu membangun kualitas suatu
organisasi sebagai prioritas utama, menciptakan kualitas sebagai budaya yang ditanamkan dalam
organisasi, dan memobilisasi sumber daya keuangan dan manusia yang diperlukan untuk
mendukung perkembangan organisasi. Begitu pula top manajemen pada rumah sakit. Sebagai
suatu organisasi, pentingnya peran dari top manajemen pada rumah sakit di dunia budaya klinis
dalam Continuous Quality Improvement/ Total Quality Management (CQI/TQM).
Peningkatan mutu rumah sakit harus selalu dilakukan secara berkesinambungan agar bisa
memberikan kepuasan kepada pelanggan. Dulu, tugas untuk meningkatkan mutu rumah sakit
hanya merupakan tugas dari manajemen rumah sakit, tetapi dengan CQI/ TQM, semua pihak
dilibatkan dalam peningkatan mutu rumah sakit mulai dari manajemen puncak, staf sampai
dengan petugas pelayanan. CQI/ TQM mengendalikan mutu berdasar pada fakta yang objektif.
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui gambaran situasi dan persolan yang ada sehingga
untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam meningkatkan manajemen mutu
juga berdasar atas fakta bukan opini pribadi ataupun golongan.

Manfaat Continous Quality Improvement membantu perusahaan menghemat biaya dengan


mengidentifikasi ketidakefisienan dalam suatu project team yang terdiri dari banyak lapisan
manajemen atau tim produksi yang setiap pergerakannya memiliki nilai.

2. Konsep dan Proses Continuous Quality Improvement

CQI merupakan alat untuk memperbaiki pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi. CQI
dalam pelayanan kesehatan memiliki arti bahwa pelayanan kesehatan harus senantiasa
ditingkatkan mutunya secara berkesinambungan atau terus menerus melakukan perbaikan dan
evaluasi. Setiap komponen yang terlibat dalam proses pelayanan kesehatan haruslah mampu
untuk senantiasa meng-update ilmu, pengetahuan, dan keterampilannya untuk menjamin bahwa
mutu pelayanan kesehatan yang diberikan telah sesuai dengan standar mutu yang diterapkan dan
harapan konsumen.

Proses CQI meliputi :

 Identitas perbaikan
 Melaksanakan perbaikan
 Mengevaluasi pengaruh perbaikan
 Kembali mengidentifikasi perbaikan lebih banyak

CQI menggunakan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan dan menilai data dan
informasi guna mengidentifikasi peluang untuk melakukan perbaikan dari suatu organisasi
dengan hasil akhir memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan dan klien
(Australian Department of Health, 2012).

3. Pengorganisasian Continous Quality Improvement

a. Tetapkan masalah yang dihadapi

Banyaknya masalah yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan dapat dipetakan melalui
matrik masalah. Berikan nilai berdasarkan urgensi permasalahan menggunakan pendekatan
diagram pareto untuk mengetahui frekuensi permasalahan dan menetapkan parameter dominan.

b. Pengumpulan data

Kumpulkan data terkait masalah yang akan diselesaikan. Data yang dikumpulkan harus jelas dan
valid.

c. Mencari akar masalah

Dalam mencari akar masalah, metode Fishbone Diagram atau dikenal juga dengan Cause-Effect


Diagram dapat diterapkan. Fishbone Diagram membantu dalam mengidentifikasi berbagai sebab
potensial dari suatu masalah.

Selain metode Fishbone Diagram, pendekatan 5-Why juga dapat menjadi pilihan untuk


mengurutkan akar masalah. Dengan mengumpulkan orang-orang yang relevan dan memiliki
semangat perbaikan, tanyakan 5 mengapa suatu masalah bisa terjadi.
d. Cari alternatif perbaikan

Setelah memahami masalah yang terjadi, rumuskan alternatif perbaikan dalam bentuk matrik
sehingga memudahkan untuk melihat solusi mana yang paling baik. Tetapkan dua atau tiga
alternatif perbaikan yang akan dijalankan.

e. Menjalankan solusi

Terapkan solusi di lokasi atau tempat sesuai dengan data yang ada. Kemudian melakukan
pengukuran hasilnya berdasarkan periode data awal, misal 1 minggu, 1 bulan atau 3 bulan.

f. Analisa hasil pengukuran

Lakukan analisa apakah sudah sesuai dengan target ingin dicapai? jika belum kembali ke
langkah 3 (mencari akar masalah), jika sudah sesuai maka dapat berlanjut ke langkah 7.

g. Standarisasi

Buat standarisasi berupa SOP apabila hasil yang ditargetkan tercapai.

h. Mencari masalah baru (Continuous improvement)

Petakan lagi masalah-masalah baru untuk terus melakukan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai