Anda di halaman 1dari 4

JIPFRI, Vol. 1 No.

1 Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah


Halaman: 1 - 4
Mei 2017

RANCANGAN SEDERHANA PENENTUAN MODULUS PUNTIR


BATANG BESI UNTUK PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK

Thoha Firdaus
Program Studi Pendidikan Fisika, STKIP Nurul Huda
Jalan Kotabaru Sukaraja, Buay Madang, OKU Timur, Sumatera Selatan
E-mail: thohaf@stkipnurulhuda.ac.id

Abstrak
Modulus puntir merupakan materi yang asing di kalangan pelajar, mereka lebih akrab dengan materi modulus Young.
Ini dikarenakan sulitnya seorang guru menjelaskan fenomena dan eksperimen yang pasti tentang materi ini.
Percobaan sederhana penentuan modulus puntir batang besi telah dilakukan dengan menggunakan metode
pelengkungan. Metode yang digunakan adalah dengan analisis regresi linier tanpa bobot hubungan antara sudut puntir
dengan massa beban tambahan, dan pengambilan data untuk penentuan nilai modulus puntir batang besi dilakukan
dengan variasi massa beban. Setiap variasi massa, sudut yang terbentuk diukur menggunakan busur derajat sebanyak
7 kali. Koefisien modulus puntir dapat dihitung dari gradien garis hasil regresi antara sudut puntir dengan massa beban
tambahan. Setelah dilakukan regresi dari 7 data eksperimen, diperoleh nilai koefisien modulus puntir batang besi
sebesar G=(0,055 ± 0,007) × 1012Pa, nilai ini tidak jauh berbeda dengan perkiraan nilai modulus puntir pada bahan-
bahan yang sejenis lainnya.

Kata kunci: modulus puntir, besi, metode pelengkungan.

PENDAHULUAN Berkenaan dengan modulus puntir, maka


pembahasan diawali dengan adanya torsi.
Modulus tidak asing dalam pokok Torsi adalah suatu pemuntiran sebuah batang
bahasan fisika, terutama modulus Young yang yang diakibatkan oleh kopel-kopel yang
cukup sudah akrab dalam pembahasan materi menghasilkan perputaran terhadap sumbu
elastisitas pada mata pelajaran fisika SMA. longitudinalnya. Kopel-kopel yang
Tetapi modulus Puntir cukup asing ditelinga menghasilkan pemuntiran sebuah batang
mereka, padahal pembahasan modulus puntir disebut momen putar atau momen puntir.
sangat penting untuk diajarkan kepada mereka. Momen (  )sebuah kopel sama dengan hasil
Selain itu, pembahasan modulus puntir 
kali salah satu gaya ( F ) dari pasangan gaya
terkadang sulit bagi guru untuk memberikan
ini dengan jarak antara garis ( d ) kerja dari
pengajaran dan praktikum, sehingga dengan
adanya penelitian ini diharapkan pembaca masing-masing gaya. Penjelasan ini di
yang berprofesi sebagai tenaga pengajar dapat ilustrasikan seperti pada gambar 1 dan
menjadikan penelitian ini sebagai acuan dan persamaan 1.
tambahan informasi. Selain itu ketepatan
memilih media pembelajaran merupakan faktor
utama dalam mengoptimalkan hasil
pembelajaran. Untuk memilih media yang tepat
seorang pendidik perlu mempertimbangkan
berbagai landasan agar media yang dipilih
benar-benar sesuai dengan tingkat
pemahaman kemampuan berfikir, psikologis, Gambar 1. Sistem gaya terhadap torsi
dan kondisi sosial siswa (Firdaus, 2015).
  Fd (1)

p-ISSN 2549-905X|e-ISSN 2549-9076 STKIP Nurul Huda


THOHA FIRDAUS

Penelitian sebelumnya telah dilakukan B. Prosedur Percobaan


oleh beberapa peneliti, diantanya adalah Diameter batang besi dan roda pemutar
Spektafest (2013) dengan menggunakan diukur menggunakan mikrometer sekrup besi
batang logam didapatkan hasil modulus dengan ketelitian 0,025 cm. Kemudian
puntirnya adalah G=0,0625 x 1012Pa analisis memasukkan satu ujung batang ke dalam
yang digunakan dalam penelitian ini yakni penjepit diam dan ujung yang lain ke dalam
dengan regresi linier tanpa bobot. Dilakukan panjepit pemuntir. Setelah itu memasang jarum
pula penelitian oleh Jonatan (2010), yang pengamat pada jarak tertentu dari penjepit
menggunakan batang baja dengan diam. Dan untuk percobaannya dengan cara
mendapatkan nilai modulus puntir sebesar membebani roda pemutar dengan dasar beban
G=0,0365 x 1012Pa, analisis yang digunakan yang bervariasi. Jarum penunjuk skala pada
dengan perhitungan rata-rata. Mulya (2010) posisi 900 diletekkan dekat dengan busur terjadi
juga melakukan penelitian menentukan nilai pemutaran sudut yang bervariasi sesuai variasi
modulus puntir pada batang kayu didapat nilai beban benda.
G=62,25 x 1012Pa, dengan menvariasai
panjang batang maka sistem pengambilan data HASIL DAN PEMBAHASAN
ini juga dengan rata-rata hasil data. Penelitian
selanjutnya dilakukan oleh Prabowo (2013) Diawali dengan menggunakan
dengan didapat nilai modulus puntir G= persamaan (1), melalui beberapa penurunan
4647,05 MPa/rad. rumus dengan melibatkan teganan geser (  ),
Dari banyak penelitian yang dilakukan, hubungan jarak (L), jari-jari (R), massa (M), dan
belum ditemukan penelitian modulus puntir sudut (  ), maka didapatkan persamaan
dengan menggunakan batang besi. Penelitian modulus puntir berikut:
selanjutnya yang akan di teliti kali ini akan 2 Lmgr
G (2)
memberikan tambahan informasi mengenai   R
4
hasil modulis puntir khususnya menggunakan
batang besi. Sedangkan rangkaian yang telah di buat dapat
dilihat pada gambar (3).
METODE/EKSPERIMEN

A. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian ini yang paling utama adalah batang
silinder besi, yaitu sebagai subjek penelitian.
Selanjutnya ada alat ukur panjang untuk
mengukur panjang batang besi, 7 buah beban
untuk digunakan sebagai perubahan data
varian, mikrometer sekrup untuk mengukur
diameter batang besi, jarum penunjuk sebagai
alat bantu penunjuk arah derajat, dan busur
sebagai alat ukur informasi. Rangkaian alat
percobaan yang di susun dapat diilustrasikan
seperti pada gambar 2.

Gambar 3. Rancangan penelitian

L A. Hasil Penelitian
Diketahui data awal adalah:π=  = 3,14;
R=2,2 ×10-3m; L=0,255m; r = 63×10-3m; g = 9,8
Gambar 2. Skema sistem kerja m/s2.

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 2


THOHA FIRDAUS

Gambar 4. Grafik basil percobaan hubungan massa dan sudut

Sedangkan penambahan sudut terhadap diperoleh nilai adalah


penambahan massa beban didapat hasil tabel 2 Lrg
1. a . (5)
4
GR
Tabel 1. Data percoaan
Sehingga ketetapan modulus puntir dengan
No m (Kg) α (Rad)
menggunakan regresi linier didapat rumus:
1 0,527 0,04
2 0,822 0,07
3 1,117 0,09 2 Lrg
G , (6)
4 1,421 0,11 4
aR
5 1,707 0,13
6 2,007 0,16 Dari hasil grafik linier gambar 4 maka
7 2,297 0,18
didapatkan persamaan linier dengan a=0,077
Data pada tabel 1 menunjukkan semakin dan b=0,002. Dengan mengikuti persamaan 5
besar beban yang digantungkan maka sudut dan 6, maka didapatkan nilai modulus puntir
yang didapat akan semakin besar juga, dari sini dengan G = (0,055 ± 0,007) × 1012Pa.
dapat dilihat bahwa data tersebut memenuhi
persamaan linier PENUTUP

B. Pembahasan Ditinjau dari hasil dan pembahasan


Berdasarkan data percobaan yang telah diatas, maka dapat diambil sebuah kesimpulan
dilakukan, maka didapatkan skema grafik bahwa nilai modulus puntir pada batang besi
hubungan antara masa dan sudut yang didapat G = (0,055 ± 0,007) × 1012Pa. Seorang
dibentuk seperti gambar 4. tenaga pendidik juga dapat menjadikan
Karena peneliti menggunakan analisis eksperimen sederhana dan nilai ketetapan
linear tanpa bobot, maka persamaan (2) dapat modulus puntir batang besi ini sebagai
dimisalkan informasi tambahan yang dapat di tunjukkan
2 Lrg kepada peserta didiknya.
  m. (3)
4
GR
UCAPAN TERIMAKASIH
Karena yang berubah sudut terhadap massa,
maka mengikuti persamaan garis linier: Terimakasih saya ucapkan kepada
y=ax+b (4) dosen-dosen peneliti yang ikut kontribusi dalam
menyumbangkan ilmunya, di antaranya dosen
dengan θ sebagai y dan m sebagai x maka Universitas Ahmad Dahlan. Kemudian

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 3


THOHA FIRDAUS

terimakasih saya ucapkan kepada STKIP Nurul


Huda yang memberikan kesempakan untuk
menerbitkan hasil penelitian ini di journal
resminya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Kuliah Online Kekuatan Bahan.


Diambil dari:
http://web.ipb.ac.id/~lbp/kulon/diktat/8.p
df.

Firdaus, T. (2016). Pengembangan Media


Pembelajaran Arus dan Tegangan Listrik
Bolak-Balik untuk SMA/MA Kelas XII
Menggunakan Program
Spreadsheet. Jurnal Inovasi Dan
Pembelajaran Fisika, 2(2), 197-203.

Jonatan dkk. (2010). Modul C Uji Puntir.


Laboratorimu Metalurgi Fakultas Teknik
Mesin dan Diargantara ITB.

Kristiyanto R. Dkk. (2010). Praktikum Fisika


Dasar M-10 Modulus Puntir. Teknik
Industri FakultasTeknologi Industri UMB.

Mulya, R. (2010). Praktikum Fisika Industri


Modulus Puntir. Teknik Industri Mercu
Buana.

Prabowo, D.A. dkk. (2013). Modul C Uji Puntir.


Laboratorimu Metalurgi Fakultas Teknik
Mesin dan Diargantara ITB.

Spektafest, GGM. (2013). Laporan Modulus


Puntir (M4). Laporan Praktikum Fisika
Dasar 1 ITENAS Bandung

JIPFRI, Vol. 1 No. 1 Mei, 2017 | STKIP Nurul Huda 4

Anda mungkin juga menyukai