Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan harus
mendapat perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara kesehatan
manusia.
Lingkungan dan situasi rumah sakit yang asing serta pengalaman perawatan yang
tidak menyenangkan akan memberi pengaruh yang besar terhadap kemampuan adaptasi
pasien dengan gangguan fisik dan gangguan mental. Ada kecenderungan lingkungan
rumah sakit menjadi stresor bagi pasien.
Menurut ICN, pada tahun 2020 nanti diseluruh dunia akan terjadi pergeseran
penyakit. Perubahan sosial ekonomi yang sangat cepat dan situasi sosial politik Indonesia
yang tidak menentu menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran, kemiskinan,
dan kejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis dan gangguan mental
dalam kehidupan manusia, pada saat ini terjadi peningkatan sekitar 20%.
Menurut Bloom, 60% faktor yang menentukan status kesehatan seseorang adalah
kondisi l  ingkungannya. Upaya terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan
multidisipliner.
BAB II
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
TERAPI LINGKUNGAN

1.1. Topik
1. Melatih berkebun
2. Mengenal tumbuhan
1.2. Tujuan
A. Tujuan umum
Setelah selesai mengikuti terapi lingkunga : terapi berkebun klien mampu beradaptasi
terhadap situasi, lebih banyak aktivitas dan lebih mandiri.
B. Tujuan khusus
Setelah mengikuti terapi lingkungan : terapi berkebun diharapkan klien dapat:
1. Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih
sayang terhadap seseorang dan lingkungan.
2. Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan.
3. Mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi.
4. Meningkatkan control diri dan perasaan berharga.
5. Mengubah perilaku.
6. Mengembangkan kreatifitas
C. Tujuan hari ini
1. Klien dapat meningkatkan interaksi social dengan orang lain.
2. Menurunkan atau mengurangi kejenuhan dengan kegiatan rutinitas.
3. Klien dapat mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosional
yang dihadapi.
4. Klien mendapatkan hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.

1.3. Landasan Teori


A. Definisi terapi lingkungan
Terapi Lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan
modifikasi unsur-unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap
fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan.
( Farida Kusumawati & Yudi Hartono, 2011)
Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi
perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif.
Perawat menggunakan semua lingkungan rumah sakit dalam arti terapeutik.
Bentuknya adalah memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku
dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.
Prinsip :
Pasien tidak merasa dipaksa, tetapi memahami kegiatan ini sebagai suatu kebutuhan
dan akhir suatu keahlian yang dapat dijadikan bekal hidup.
Metode :
Terapi lingkungan dapat dilakukan baik secara indivisual, maupun berkelompok,
tergantung dari keadaan pasien, tujuan terapi dan lain-lain diantaranya :
1. Metode individual dilakukan untuk
a. Pasien baru yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak informasi
dan sekaligus untuk evaluasi pasien
b. Pasien yang belum dapat atau mampu untuk berinteraksi dengan cukup
baik didalam suatu kelompok sehingga dianggap akan mengganggu
kelancaran suatu kelomppok bila dia dimasukan dalam kelompok tersebut
c. Pasien yang sedang menjalani latihan kerja dengan tujuan agar terapis
dapat mengevaluasi pasien lebih efektif.
2. Metode kelompok dilakukan untuk
a. Pasien lama atas dasar seleksi dengan masalah atau hamper bersamaan,
atau dalam melakukan suatu aktivitas untuk tujuan tertentu bagi bebrapa
pasien sekaligus
b. Sebelum memulai suatu kegiatan baik secara individual maupun
kelompok maka terapis harus mempersiapkan terlebih dahulu segala
sesuatunya yang menyangkut pelaksanaan kegiatan tersebut.
c. Pasien juga perlu dipersiapkan dengan cara memperkenalkan kegiatan dan
menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga dia atau
mereka lebih mengerti dan berusaha untuk ikut aktif. Jumlah anggota
dalam suatu kelompok disesuaikan dengan jenis aktivitas yang akan
dilakaukan, dan kemampuan terapis mengawasi.
1.4. Klien

Klien yang menjadi peserta berjumlah 4-5 orang dengan diagnosa medis harga diri rendah ,
dengan kriteria :

1. Klien HDR yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan perawat.
2. Klien HDR yang dapat menggali kemampuan dirinya
Proses seleksi:
1. Mengobservasi pasein yang masuk kriteria.
2. Megidektifikasi pasien yang masuk kriteria.
3. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.

1.5. Pengorganisasian
a. Waktu :
- Perkenalan (5 menit)
- Terapi kelompok (20 menit) 30 menit
- Penutupan (5 menit)
b. Tanggal : 17/01/2020
c. Hari : Kamis
d. Jam : 09.00 WIB
e. Tim Terapis : Leader, Co-leader, fasilitator, observer
f. Tempat : Ruang mawar 09

Leader : Ai ermawati

1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan.


2. Memimpin jalannya terapi kelompok.
3. Memimpin diskusi.

Co-leader : Siti soleha

1. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang


2. Membantu memimpin jalannya kegiatan.
3. Menggantikan leader jika terhalang tugas.
Fasilitator

1. Sri purnama T.D


2. Ai Rosita
3. Wati
4. Sisi kurnia
a) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
d) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
e) Membantu leader dalammelaksanakankegiatan.
f) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

Observer : Agriana ridha N. L & Vinda ambitha A.

1. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok

1. Metode dan Media


a. Alat
Pot, tanah, dan tumbuhan
b. Metode
Dinamika kelompok
c. Setting tempat

L CL

F K

F
K

K
F

K F

Keterangan gambar :
: Leader
L
: CO-Leader
C
L : Klien
K
: Fasilitator
F
: Observes
O
1.6. Proses Pelaksanaan
A. Persiapan :
1. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Mengumpulkan infomasi mengenai riwayat dan pengalaman perkerjaan pasien,
pola hidup sehari-hari, minat dan kebutuhan.
3. Analisa tampilan kerjaan seperti kekampuan untuk melaksanakan aktivitas dalam
kehidupan keseharian, yang meliputi aktivitas dasar hidup sehari-hari,
pendidikan, berkerja, bermain, mengisi waktu luang dan partisipasi social.
B. Orientasi :
1. Salam terapeutik.
a) Salam dari terapis kepada klien.
b) Klien dan terapis pakai papan nama.
2. Evaluasi atau validasi
a) Menanyakan perasaan klien.
3. Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan terapi
b) Menjelaskan aturan main berikut : Jika ada klien ingin meninggalkan
kelompok harus minta izin ke terapis.
c) Lama kegiatan 30 menit
d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

C. Fase kerja :
1. Assessment
Proses dimana seseorang memperoleh informasi dari pasien untuk membuat
keputusan untuk pasien.
2. Treatment, terdiri dari tiga :
a) Formulasi pemberian terapi
b) Implementasi terapi yang direncanakan
c) Review terapi yang dilakukan
3. Tahap pendahuluan
Terapis dan pasien saling memperkenalkan diri
4. Tahap pemanasan
Setelah pemanasan terapis mengajak melakukan kegiatan untuk meningkatkan
perhatian pasien
5. Tahap aktivitas yang terpilih :
Terapis melakukan kegiatan yang di pilih sebelumya. Dan member pujian apa
yang telah di lakukan pasien.

D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi lingkungan
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak lanjut
a) Menganjurkan klien membuat keterampilan seperti yang telah diajarkan
3. Kontrak yang akan datang
a) Buat kesepekatan baru untuk kegiatan berikutnya

E. Evaluasi dan Dokumentasi :


Hal – hal yang perlu dievaluasi Antara lain adalah:
1. Kemampuan membuat keputusan dan potensi diri klien
2. Tingkah laku selama berkerja
3. Kesadaran adanya orang lain yang berkerja bersama dia dan mempunyai
kebutuhan sendiri
4. Kerjasama
5. Cara memperlihatkan emosi ( spontan, wajar, jelas,Dll)
6. Inisiatif dan tanggung jawab
7. Kemampuan untuk diajak atau mengajak berunding
8. Menyatakan perasaan tanpa agresi
9. Kompetisi tanpa permusuhan
10. Menerima kritik dari atasan atau temen sekerja
11. Kemampuan menyatakan pendapat sendiri dan apakah bertanggung jawab atas
pendapatnya tersebut
12. Wajar dalam penampilan
13. Orientasi, tempat, waktu, situasi, orang lain
14. Kemampuan menerima intruksi dan mengingatnya
15. Kemampuan berkerja tanpa terus menerus diawasi
16. Kerapihan berkerja
17. Lambat atau cepat
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang materi terapi lingkungan diatas dapat kami simpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
Terapi lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan kita, yang diciptakan
untuk pengobatan termasuk fisik dan sosial.Suatu manipulasi ilmiah pada lingkungan
yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada perilaku pasien dan untuk
mngembangkan keterampilan emosional dan sosial.
Tujuan terapi lingkungan ini membantu individu untuk mengembangkan rasa harga
diri, mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu
belajar mempercayai orang lain, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat.
Komponen yang harus diperhatikan dalam terapi lingkungan adalah fisik, intelektual,
sosial, emosional dan spiritual.

3.2. Saran
Bagi keluarga :
a. Memberikan dukungan dan support dalam terapi lingkungan kepada klien
b. Dapatkan tim yang jelas tentang tujuan dan tindakan terapi tim medis
c. Kenali gejala-gejala yang timbul dan segera memerlukan perawatan
Bagi tim medis :
a. Tetapkan intervensi terapi lingkungan sesuai dengan hasil pengkajian
b. Berikan informasi yang jelas pada keluarga maupun klien tentang tujuan dan
tindakan
c. Berikan penyuluhan mengenai penyebab, gejala, pengobatan, dan pencegahan

Anda mungkin juga menyukai