Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS SOAL

SMKN 4 JAKARTA UTARA, JAKARTA

Mata Pelajaran : Teknik Listrik

Kelas XI Program Studi Audio Video

Nama Anggota Kelompok:

Rohani Chrystin Sianturi (5215134372)

Taufiq Nurcahyo (5215131513)

Achmad Zaenudin (5215136246)

Maulana Saputra (5215131493)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2015
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evaluasi pencapaian dalam belajar siswa merupakan suatu kegiatan penting yang
dilakukan setiap guru guna mengukur keabsahan pembelajaran yang sudah dicapai dalam
kurun waktu tertentu. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar serta menyampaikan
materi dapat dilihat pada tes akhir sebagai evaluasi siswa dalam memahami materi yang
disampaikan guru berupa instrumen tes.
Instrumen tes di ranah kognitif dapat berbentuk essay dan pilihan ganda. Sebelum
diberikan dan dikerjakan murid, butir-butir setiap tes dipertimbangkan secara matang
guna tes yang diberikan bermutu, mengukur apa yang harus diukur, mempunyai
konsistensi (reliabilitas yang tinggi) serta dapat membedakan kualitas siswa secara
kognitif dilihat dari nilai hasil tes yang diberikan.
Dari nilai hasil tes yang dikerjakan siswa, selanjutnya dianalisis validitas, realibilitas,
daya pembeda, taraf kesukaran serta kesimpulan apakah butir soal pada tes layak dipakai
atau tidak. Dalam hasil observasi kami kali ini di SMKN 4 Jakarta, akan dibahas
perhitungan validitas, realibilitas serta kesukaran tes pilihan ganda dengan menggunakan
Microsoft Excel.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui seberapa layak soal yang telah dibuat
2. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang telah dibuat
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sudah sejauh mana
4. Untuk mengetahui cara mengevaluasi hasil belajar siswa
5. Untuk melihat keadaan real dalam pengujian soal disekolah

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari observasi kami kali ini adalah :
1. Mahasiswa dapat memahami apakah soal pilihan ganda yang dibuat dapat mengukur
apa yang harus diukur ( Validitas )
2. Mahasiswa dapat memahami konsistensi terhadap suatu soal pilihan ganda yang telah
dibuat( Realibilitas)
3. Mahasiswa dapat memahami soal yang dibuat berupa pilihan ganda mempunyai
kriteria soal baik, diterima dan diperbaiki, perbaiki atau ditolak berdasarkan
perhitungan daya pembeda
4. Mahasiswa dapat memahami tingkat kesukaran tiap butir soal pilihan ganda yang
telah dibuat berdasarkan kriteria tingkat kesukaran soal.
BAB II

MATERI dan PEMBAHASAN

2.1 Penyusunan Kisi-Kisi Soal


Kisi-kisi dapat didefinisikan sebagai matrik informasi yang dijadikan sebagai
pedoman untuk menulis, dan merakit materi pelajaran maupun tes yang akan diberikan.
Dengan menggunakan kisi-kisi, tes yang akan diujikan menjadi terstruktural yang
mempunyai kesesuain tujuan yang ada pada tes tersebut.
Kisi-Kisi soal yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan
a. Komponen-komponen rinci, jelas, dan mudah dipahami
2. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan

Pemilihan materi dalam penyusunan kisi-kisi hendaknya memperhatikan empat aspek


sebagai berikut:
1. Urgensi, secara teoritis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa
2. Relevansi, materi yang dipilih sanga diperlukan untuk mempelajari atau memahami
bidang lain
3. Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman materi
dari yang sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang sama maupun antar
jenjang
4. Kontekstual, materi memiliki daya terap dan nilai guna yang tinggi dalam kehidupan
sehari-hari.

Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar
menjadi indikator.

Kompetensi Mater indikat Soal


Dasar i or

: garis cara penulisan butir soal


-------- : garis ketepatan rumusan butir soal

Keterangan gambar :
- Kompetensi Dasar : kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa
setelah mempelajari materi pelajaran tertentu.
Kompetensi dasar ini diambil dari standar isi
- Materi : Bahan ajar yang harus dikuasai siswa berdasarkan
kompetensi dasar yang akan diukur. Penentuan materi
(bahan ajar) yang akan diambil disesuaikan dengan
indikator yang akan disusun.
- Indikator : Berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai
petunjuk untuk membuat soal
- Soal : Disusun berdasarkan indikator yang dibuat

Diagram diatas menunjukkan bahwa seorang penulis soal dalam menjabarkan


kompetensi dasar menjadi indikator perlu melalui langkah-langkah berikut :

a. Memilih kompetensi dasar yang akan diukur


b. Menentukan materi (bahan ajar)
c. Membuat indikator yang mengacu pada kompetensi dasar dengan
memperhatikan konteks/materi yang dipilih
d. Menulis soal berdasarkan indikator yang dibuat

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesesuaian antara indikator


yang disusun dan kompetensi dasar, disarankan untuk melihat kompetensi dasar
dan materi yang ada dalam kisi-kisi.
Indikator yang baik harus memiliki kriteria:
 Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur
 Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur
 Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih
 Dapat dibuatkan soalnya

Dalam penyusunan indikator, komponen-komponen yang perlu diperhatikan


adalah subjek, perilaku yang akan diukur, dan kondisi/konteksnya. Dibawah ini
merupakan contoh format kisi-kisi penulisan soal sebagai berikut :

Kisi-kisi Penulisan Soal Ujian Akhir Sekolah


Satuan Pendidikan : SMKN 4 Jakarta
Mata Pelajaran : Teknik Listrik
Program Studi : Teknik Audio Video
Kurikulum : Tingkat Satuan Pendidikan
Alokasi Waktu: 120 Menit
Jumlah Soal : 40 Pilihan Ganda (PG)

N Kompetensi Dasar Indikator Materi Bentuk Soal Nomor Soal


o

Format kisi-kisi penulisan soal memuat identitas kisi-kisi dan matrik


spesifikasi rumusan butir soal. Identitas kisi-kisi minimal memuat nama satuan
pendidikan, mata pelajaran, program studi (jika ada), kurikulum, alokasi waktu,
jumlah dan bentuk soal. Sedangkan matrik spesifikasi setidaknya mencakup
kompetensi dasar(KD), materi, indikator, bentuk soal, dan nomor soal.
Dalam Kurikulum 2013, SK, KD, materi, dan indikator telah disediakan
sehingga tinggal menyusun penulisan soal yang sesuai dengan RPP yang ada. Ingat,
indikator yang terdapat dalam silabus atau RPP tidak selalu otomatis bisa menjadi
indikator butir soal. Indikator yang dikembangkan dalam RPP dan silabus adalah
indikator ketercapaian tujuan pembelajaran sedangkan indikator dalam kisi-kisi
penulisan butir soal merupakan indikator untuk penyusunan butir soal.
Sebagaimana telah diketahui, satu SK dapat memuat atau busa dikembangkan
menjadi beberapa KD (minimal satu KD ), kemudian berdasarkan key word dalam
KD, kita bisa menentukan materi. Sedangkan indikator butir soal disusun berdasarkan
KD, satu KD bisa dikembangkan menjadi beberapa indikator (minimal satu indikator)

*kisi-kisi soal mengenai materi tes kami terdapat pada lampiran

2.2 Penyusunan Soal Pilihan Ganda


Kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah seperti berikut :
1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan perilaku dan
mamateri yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi
b. Pengecoh harus berfungsi
c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal hanya
mempunyai satu kunci jawaban.
2. Konstruksi
a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan/materi
yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau
penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis, setiap butir soal hanya
mengandung satu persoalan/gagasan.
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang
diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang
sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan saja.
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya, pada
pook soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata, atau ungkapan yang dapat
memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.
d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Artinya,
pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung
arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran peserta didik
terhadap arti pernyataan yang dimaksud. Untuk ketrampilan bahasa, penggunaan
negatif ganda diperbolehkan bila aspek yang akan diukur justru pengertian
tentang negatif ganda itu sendiri.
e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya,
semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang
ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan
jawaban harus berfungsi.
f. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini diperlukan
karena adanya kecenderungan peserta didik memilih jawaban yang paling
panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan
merupakan kunci jawaban.
g. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “semua pilihan jawaban di atas
salah” atau “semua pilihan jawaban di atas benar”. Artinya dengan adanya pilihan
jawaban seperti itu, maka secara materi pilihan jawabn berkurang satu karena
pernyataan itu bukan merupakan materi yang ditanyakan dan pernyataan itu
menjadi tidak homogen
h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan
urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Artinya, pilihan jawaban yang
berbentuk angka harus disusun dari nilai anga paling kecil berurutan sampai nilai
angka yang paling besar, dan sebaliknya.
i. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi.
j. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna
tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.
k. Butir soal jangan tergantung pada jawaban soal sebelumnya, ketergantungan pada
soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab benar
soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya.
3. Bahasa/ budaya
a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa
indonesia. Kaidah bahasa indonesia dalam penulisan soal diantaranya meliputi :
a).pemakaian kalimat: 1. Unsur subyek, 2.Unsur predikat, 3. Anak kalimat; b).
Pemakaian kata: 1. Pilihan kata, 2. Penulisan kata, dan c). Pemakaian ejaan: 1.
Penulisan huruf, 2. Penggunaan tanda baca.
b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah
dimengerti warga belajar/peserta didik.
c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu
kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.

*Butir soal pilihan ganda (pg) yang kami buat terdapat dalam lampiran

2.3Validitas Soal
Untuk mengukur instrumen tes objektif dengan skor dikotomi (1 dan
0) digunakan rumus point biserial sebagai berikut:

Mp  Mt p
rpbi 
st q

Keterangan:
rpbi = korelasi point biserial
Mp = rata-rata yang menjawab benar butir soal
Mt = rata-rata skor total
st = simpangan baku dari skor total
p = proporsi subjek yang menjawab benar butir soal
q =1–p

CARA MENGGUNAKAN DALAM MS. EXCEL


Pembuktian perhitungan manual dengan menggunakan contoh no soal 1 :
Mp Mt St P Q rpbi
“=B27/B26” “=AP26/23” “=STDEV.P( “=B26/23 “=1-B28” “=((B30-
AP3:AP25)” ” B31)/B32*SQRT(B28
/B29))”

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan :


 Perhitungan point biserial pada no soal 1 dengan menggunakan manual dan fungsi
rumus MS EXCEL adalah sama yaitu sebesar 0,173.
 Oleh karena itu terbukti bahwa hasil perhitungan manual dan dengan menggunakan
fungsi Ms. Excel adalah sama.
 DIV/0! Muncul karena nilai q sama dengan nol, sehingga berdasarkan rumus dibawah
nilai r point biserial dapat dikatakan tak hingga.

Tabel nilai kritis untuk korelasi r product-moment


2.4
Realibilitas Soal
Reliabilitas Tes menunjuk pada keajegan (konsistensi) dari nilai yang
diperoleh sekolompok individu dalam kesempatan yang berbeda dengan
tes yang sama atau itemnya ekuivalen.
Untuk mengukur instrumen tes objektif dengan skor dikotomi (1 dan
0) dihitung dengan menggunakan rumus Kuder Richardson (KR–20).

KR  20 
K 
1
 pq 
K  1  s 2 

Keterangan:
K-R20 = indeks keterandalan butir soal
K = jumlah butir tes (yang valid)
s2 = varians total
p = proporsi jawaban yang benar terhadap butir soal
q = proporsi jawaban yang salah terhadap butir soal

 Menghitung varians total


2
2 (∑ X)
∑X −
S2 = N
N −1

(134) 2
860−
= 23
22
= 3,604

 Kemudian menghitung formula KR-20

KR  20 
K 
1
 pq 
K  1  s 2 

=
8
8−1 [ 1−
1,17202
3,604 ]
= 0,7712

KETERANGAN :
Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai
berikut:

 0,80 < r11 < 1,00 = reliabilitas sangat tinggi


 0,60 < r11 < 0,80 = reliabilitas tinggi
 0,40 < r11 < 0,60 = reliabilitas sedang
 0,20 < r11 < 0,40 = reliabilitas rendah.
 -1,00 < r11< 0,20 = reliabilitas sangat rendah (tidak reliable).

Delapan butir tes yang telah valid adalah RELIABEL dan mempunyai kriteria
reliabilitas sangat tinggi. Tiga puluh dua butir tes yang tidak valid (drop) harus diperbaiki
sebelum diujikan kepada responden.

BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
 Dengan Uji Validitas Tes, Dari 40 Butir soal yang kelompok kami ujikan pada kelas
XI Audio Video terdapat 8 butir soal yang “valid” dan 32 butir soal yang “Drop”
(Tidak Valid). Butir test yang valid diantaranya : 16, 21, 23, 25, 31, 32, 35, 40.
 Dalam perhitungan reliabilitas, hanya dihitung butir-butir soal yang valid saja,
sedangkan soal yang tidak valid tidak digunakan. Setelah dilakukan perhitungan
validitas dari 40 butir soal, ternyata butir soal yang valid hanya 8 butir soal,
sedangkan yang tidak valid ada 32 soal. Dengan demikian data yang 8 butir soal yang
digunakan untuk perhitungan reliabilitas.
 Dengan perhitungan uji realibilitas pada perhitungan dari 8 butir soal yang valid
mendapatkan angka realibilitas 0,6748 dengan kriteria realibilitas tinggi.
 Untuk tingkat kesukaran soal yang valid adalah:
Sukar :23
Sedang :21,16
Mudah :25,31,32,35,40

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai