Anda di halaman 1dari 2

BIN Tepis Kecolongan soal Farid Okbah Pernah Bertemu Jokowi di Istana

Adhyasta Dirgantara - detikNews


Selasa, 23 Nov 2021 12:15 WIB
11 komentar
SHARE

URL telah disalin

Wawan Hari Purwanto (Ari Saputra/detikcom)


Jakarta - Badan Intelijen Negara (BIN) menegaskan pihaknya tidak kecolongan terkait
penangkapan tersangka dugaan terorisme Ustaz Farid Okbah, Ahmad Zain An Najah, dan
Anung Al Hamat. Tepisan BIN ini merespons klaim pengacara Farid dkk yang menyebut BIN
kecolongan karena pernah membiarkan Farid ke Istana Negara menemui Presiden Joko
Widodo (Jokowi).
"Pada dasarnya tidak ada pihak yang kecolongan terkait pengungkapan jaringan kelompok
teroris Farid Okbah cs ini," ujar Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto melalui keterangan
tertulis, Selasa (23/11/2021).

Baca juga:
PPP soal Farid Okbah: Tak Pernah Sepanjang Sejarah Teroris Masuk Istana!
Wawan menjelaskan BIN selalu mengamati pergerakan kelompok teroris untuk melakukan
deteksi dini. BIN bekerja sama dengan Densus 88 Antiteror Polri hingga PPATK dalam
melakukan pencegahan.

"BIN terus melakukan pengamatan terhadap jaringan kelompok teroris dalam rangka deteksi
dini. Pengamatan dilakukan secara berkelanjutan melalui proses waktu yang panjang. Langkah
tersebut dilakukan dengan bekerja sama dengan berbagai lembaga terkait, seperti TNI/Polri,
BNPT, Densus 88, PPATK menyangkut pendanaan terorisme, dan lain-lain," tuturnya.

"Kerja sama ini dilakukan untuk mendapatkan informasi secara komprehensif sebagai upaya
deteksi dini dan cegah dini," sambung Wawan.

Baca juga:
Farid Okbah Pernah Bertemu Jokowi, Pengacara Sebut BIN Kecolongan
Lebih lanjut Wawan mengatakan Farid belum ditangkap saat bertemu Jokowi kala itu sehingga
asas praduga tak bersalah terus dipegang. Saat itu Farid Okbah dkk masih menjadi orang
bebas.

"Sebelum ditangkap dalam sebuah proses hukum, seseorang masih menjadi orang yang
bebas, termasuk bertemu dengan siapa pun atau menghadiri acara apa pun. Kita tetap
berpegang pada asas praduga tak bersalah," paparnya.

Sementara itu, kata Wawan, laporan intelijen bukan pro justisia atau demi hukum. Dia
menekankan penangkapan Farid dkk oleh Densus sudah berdasarkan bukti permulaan yang
cukup.

"Dalam kaitan ini, aparat keamanan terus bekerja dengan melengkapi bukti-bukti. Laporan
intelijen bukan pro justisia. Penangkapan terduga teroris dilakukan oleh Densus 88 setelah ada
bukti permulaan yang cukup, diperkuat dengan keterangan saksi maupun keterangan ahli
sehingga akurat," imbuh Wawan.

Sebelumnya, penasihat hukum Ustaz Farid Okbah, Ismar Syafruddin, mengungkit momen
kliennya bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Presiden. Dia lalu menyinggung BIN.

"Saya lihat jelas (Farid) disangkakan melakukan teroris apa, menggetarkan, menakutkan,
melakukan, coba itu menakutkan banget pasalnya. Tapi beliau diterima oleh Presiden," ujar
kuasa hukum Farid Okbah dkk, Ismar Syafruddin, saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan,
Kamis (18/11).

Ismar mengatakan Farid Okbah, saat bertemu Jokowi, memberi sejumlah masukan dan
nasihat. Menurutnya, Jokowi menghargai pesan dari kliennya.

"Bahkan beliau memberikan masukan-nasihat yang luar biasa kepada Presiden. Ada lima hal
yang beliau sampaikan di sana. Dan saat itu sangat menghargai gitu," tuturnya.

Ismar mengaku heran jika kliennya ditetapkan sebagai tersangka tindak pidana terorisme. Dia
lalu menyinggung peran Badan Intelijen Negara (BIN).

"Nah, ini kok tiba-tiba. Kalau hal ini beliau terbukti sebagai salah seorang pelaku teroris. coba di
mana muka teman-teman BIN? Berarti kecolongan, membiarkan seorang teroris masuk Istana
loh. Sangat berbahaya ini, sangat kontradiktif ini," imbuh Ismar.

Baca artikel detiknews, "BIN Tepis Kecolongan soal Farid Okbah Pernah Bertemu Jokowi di
Istana" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-5823371/bin-tepis-kecolongan-soal-farid-
okbah-pernah-bertemu-jokowi-di-istana.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai