Anda di halaman 1dari 2

Belajar beretika Baik dari Kasus Fearless

Ranah esports dalam negeri kembali mendapatkan kabar buruk, setelah salah satu pro
player dari tim esports ternama diduga melakukan pelecehan terhadap seorang resepsionis hotel
tempatnya menginap. Kabar ini ramai di media sosial setelah korban yang diketahui bernama
Widi mengunggah tangkapan layar (screenshot) dari percakapan dia dengan pemain tim
Rebellion Esports yang diketahui memiliki nama RBL Fearless.
Dalam unggahan akun TikTok @uravocuddlee, Widi menceritakan soal kronologi awal
pertemuannya dengan Fearless. Fearless merupakan salah satu pro player Mobile Legend dari
tim Rebellion Zion di MPL ID Season 9 dan 10. Widi sendiri diketahui sebagai salah satu
resepsionis di salah satu hotel tempat Fearless menginap dan mendapatkan telpon dari Fearless
malam hari pada hari rabu kemarin (30 November 2021).
Fearless sendiri awalnya meminta tolong untuk diambilkan sendok oleh Widi namun
sang resepsionis memberikan keterangan apabila tidak ada sendok. Setelah itu, Fearless
memaksa korban untuk ke kamarnya padahal di saat yang bersamaan ia juga sedang menjaga
resepsionis.
Namun karena terpaksa, akhirnya Widi menyempatkan diri untuk menuju kamar Fearles.
Namun, setelah sampai di depan pintu kamar di luar dugaan tangannya ditarik oleh sang pro
player. Kejadian ini akhirnya terlihat oleh rekan Widi yang menegur Fearless hingga akhirnya
Widi berhasil lepas dari cengkraman Fearless.
Setelah kasus tersebut mendapatkan perhatian dari komunitas esports, akhirnya Rebellion
Zion turun tangan dengan memutus kontrak Fearless atas tindakannya yang mendiskreditkan
wanita. Selain resmi diputus kontrak, kini sang pemain sedang dalam tahap penyelidikan
oleh MPL ID.
Dari kronologis di atas, bahwa Fearless dinyatakan bersalah karena melakukan hal
tersebut dan itu telah melanggar hukum. Mulai dari niat buruk, mengganggu orang lain, sampai
bertindak fisik untuk memenuhi hasratnya pada korban. Seharusnya, ia harus dibawa ke pihak
berwajib atas tindakan yang dilakukannya dengan bukti dari si korban (Widi). Tindakan
pencegahan dari korban dengan mengajak rekan kerja ke depan kamar pelaku, merupakan
tindakan yang tepat. Karena untuk upaya envegahan dari hal yang tidak diinginkan dan saksi atas
kejadian.
Seharusnya Widi tidak membeberkan semua postingan antara dia dan pelaku (Fearless),
laporkan saja kejadian ini kepada pihak kepolisian agar bisa diberantas dengan tuntas, karena
sudah adannya bukti kejahatan fisik dan saksi di lokasi kejadian. Dan Pihak berwajib, harus
bertindak tegas atas hal ini karena hal ini terjadi di lingkungan kerja yang bersih (dari hal berbau
pornografi, pelayanan dewasa lainnyna).
Dari bahasan tadi, kita bisa ambil simpulan bahwasanya harus pandai bersikap baik
dimanapun dan kapanpun, bagaimanapun lingkungannya. Canggihnya teknologi, membuat
semua informasi baru bisa dilihat dan diakses siapapun, apalagi jika isunya masih sangat hangat.
Tentunya hal ini bakal ada respon yang cepat dari para pengguna internet saat menggunakan
media sosial, dan bisa semakin menyebar lebih luas lagi di jejaring sosial.
Kelompok 6 : Ahmad Pucuk Maksum
Hanah Sazidah
Ilham Rahmatulloh

Anda mungkin juga menyukai