Anda di halaman 1dari 46

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN

LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) BERBASIS MOODLE


PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
DI UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA

SKRIPSI

OLEH
ATIATUR ROFIAH
NIM 17187203012

UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA (UNIWARA)


FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
2021

35
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini perkembangan teknologi semakin berkembang pesat, mulai

dari perkembangan teknologi sederhana sampai dengan perkembangan

teknologi modern. Teknologi sendiri digunakan untuk meningkatkan efisiensi,

efektifitas, serta produktifitas masyarakat dalam melakukan aktifitas sehari-

hari. Bahkan beratus-ratus tahun yang lalu, masyarakat kuno sudah mengenal

teknologi. Teknologi tidak hanya berkembang dalam satu bidang tertentu saja,

ada bidang ekonomi, bidang sosial, bidang pendidikan dan masih banyak lagi.

Dalam bidang pendidikan sendiri, sejak dahulu masyarakat sudah

menggunakan teknologi sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran,

mulai dari penggunaan sabak, papan tulis, sampai dengan penggunaan laptop

dan LCD Proyektor. Apabila kita perhatikan seksama, praktik pembelajaran

sekarang tidak dilakukan secara penuh menggunakan model konvensional

bahkan di dalam pembelajaran pun sudah menerapkan penggunaan teknologi

sebagai media penyampaian materi.

Ada salah satu komponen penting dalam proses pendidikan, yaitu

menciptakan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses

belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang dicapai peserta

didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu

memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan

35
mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya

dalam kehidupan mereka.

Pembelajaran efektif akan melatih dan menanamkan sikap demokratis

bagi mahasiswa, serta dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan sehingga memberikan kreatifitas mahasiswa untuk mampu

belajar dengan potensi yang sudah mereka miliki yaitu dengan memberikan

kebebasan dalam melaksanakan pembelajaran dengan cara belajar sendiri.

Untuk mengukur keberhasilan mahasiswa dalam pembelajaran, perlu

diadakannya suatu evaluasi sebagai tolak ukur keberhasilan mahasiswa dalam

memahami materi yang disampaikan oleh dosen. Evaluasi yang diberikan

biasa berupa tes tertulis, praktik, maupun lisan. Untuk memudahkan

melakukan evaluasi, seorang dosen profesional dituntut untuk membuat suatu

model atau sebuah cara evaluasi yang kreatif, selain berfungsi sebagai penguji

kemampuan mahasiswa juga harus mampu memberikan pengalaman belajar

yang dapat membantu perkembangan mahasiswa dalam memahami berbagai

mata kuliah yang ditempuh.

Alternatif dari permasalahan tersebut adalah dengan bantuan teknologi

pembelajaran. Salah satunya yaitu pemanfaatan media pembelajaran online,

seperti social network, learning management system, dan content

management system. Melihat kondisi dimasa sekarang, mahasiswa lebih

cenderung menggunakan layanan internet untuk berkomunikasi antara teman

yang satu dengan teman yang lainnya. Contohnya: Whatsap, facebook, twitter,

dan masih banyak lagi. Kebiasaan seperti itu dapat dijadikan peluang dalam

menyukseskan pembelajaran.

35
Dengan adanya internet, pembelajaran pun dapat dilakukan tanpa

adanya batasan ruang dan waktu. Untuk menciptakan pembelajaran terpadu

antara konvensional dan modern khususnya penggunaan media internet, tidak

harus dosen yang mengajarkan IT saja, bahkan semua dosen dapat

melakukannya. Dalam hal ini, seorang dosen cukup diberi wawasan mengenai

pengelolaan atau manajerialisasi pembelajaran menggunakan sistem

pengelolaan pembelajaran modern. Penerapan teknologi di bidang pendidikan

yang saat ini masih terus di kembangkan adalah Learning Managemet System

(LMS) berbasis Moodle.

Learning Management System (LMS) merupakan sebuah sistem

pengelola pembelajaran yang sangat populer saat ini, dimana hampir setiap

sekolah menggunakan media tersebut untuk menciptakan lingkungan belajar

virtual mereka. Learning Management System (LMS) juga terintegrasi dengan

beberapa modul dasar yang dibutuhkan untuk membantu sebuah lembaga

pendidikan dalam penyediaan informasi secara tepat dan akurat.

Moodle merupakan suatu platform yang yang dibuat khusus sebagai

sistem pembelajaran yang mana proses pembelajaran tersebut dilakukan

dengan cara mengakses website menggunakan browser yang dapat digunakan

untuk membangun kelas online yang memiliki berbagai macam fitur untuk

mempermudah proses pembelajaran. Dosen dapat mengunggah bahan ajar,

soal, tugas, dan membuat forum diskusi. Kemudian mahasiswa bisa login di

moodle dengan memilih kelas yang sudah tersedia. Aktivitas mahasiswapun

sudah dapat terpantau oleh sistem moodle.

35
Diera modern seperti ini, seorang dosen dituntut untuk mampu

memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin untuk mendukung proses

pembelajaran, salah satunya adalah penguasaan teknologi informasi atau IT

terutama sebagai media pendukung bahan ajar untuk menciptakan

pembelajaran yang efektif, sehingga dapat memberikan kesempatan

mahasiswa untuk merasakan pengalaman pembelajaran yang sesungguhnya,

selain itu juga mampu meningkatkan minat dan hasil belajar mahasiswa.

Dalam pembelajaran ini dosen berperan sebagai fasilitator dan dosen

bukan satu-satunya sumber belajar. Mahasiswa dapat saling berinteraksi dan

bertukar informasi serta mencari referensi/informasi dari sumber lain. Dalam

pembelajaran ini, Learning Management System (LMS) berbasis moodle

berperan sebagai media berbagi, berdiskusi, dan belajar bersama dengan

memanfaatkan berbagai fitur dan fasilitas pendukung yang ada. Dengan

penerapan pembelajaran ini tentu melibatkan keaktifan dari kedua belah pihak,

baik dosen maupun mahasiswa, yang diharapkan dapat meningkatkan minat

belajar mahasiswa yang kemudian berpengaruh positif pada hasil belajar

mereka.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “Efektifitas Pembelajaran menggunakan Learning Management

System (LMS) Berbasis Moodle Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi di

Universitas PGRI Wiranegara”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

35
1) Bagaimana respon mahasiswa dan dosen terhadap media pembelajaran

Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle Pada Program

Studi Pendidikan Ekonomi di Universitas PGRI Wiranegara?

2) Bagaimana efektivitas media pembelajaran Learning Management System

(LMS) Berbasis Moodle Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi di

Universitas PGRI Wiranegara?

3) Bagaimana pengimplementasian media pembelajaran Learning

Management System (LMS) Berbasis Moodle Pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi di Universitas PGRI Wiranegara?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1) Mengetahui respon mahasiswa dan dosen terhadap media pembelajaran

Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle Pada Program

Studi Pendidikan Ekonomi di Universitas PGRI Wiranegara.

2) Mengetahui efektivitas media pembelajaran Learning Management System

(LMS) Berbasis Moodle Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi di Universitas

PGRI Wiranegara.

3) Mengetahui pengimplementasian media pembelajaran Learning

Management System (LMS) Berbasis Moodle Pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi di Universitas PGRI Wiranegara.

1.4 RUANG LINGKUP DAN BATASAN MASALAH

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

35
1) Penggunaan media pembelajaran Learning Management System (LMS)

Berbasis Moodle untuk mahasiswa

2) Pemanfaatan media pembelajaran Learning Management System (LMS)

Berbasis Moodle untuk mahasiswa

3) Dampak media pembelajaran Learning Management System (LMS)

Berbasis Moodle bagi kampus.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik dari aspek teoritis

maupun praktis diantaranya:

1) Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan resolusi

dalam melakukan interaksi pembelajaran tanpa adanya pembatasan ruang

dan waktu antara dosen dan mahasiswa serta dapat meningkatkan minat

dan hasil belajar mahasiswa.

2) Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Dosen

Dapat dijadikan sebagai masukan atau wacana bagi dosen dalam upaya

peningkatan pembelajaran. Sebagai referensi untuk mengembangkan

media pembelajaran yang baru sehingga dapat membuat pembelajaran

yang lebih efektif. Serta memberikan kemudahan bagi pendidik untuk

melakukan variasi pembelajaran di dalam kelas dengan bahan ajar

yang lebih modern.

2. Bagi mahasiswa

Sebagai alat bantu sekaligus sebagai acuan untuk mengembangkan

media pembelajaran baru yang lebih baik dari sebelumnya. Sehingga

35
mahasiswa dapat melakukan pembelajaran yang simpel. Selain itu juga

diharapakan dapat memberikan pengalaman belajar yang baru

sehingga dapat membuat mahasiswa lebih aktif.

3. Bagi Peneliti

Sebagai wahana latihan dan pengembangan kemampuan dalam bidang

penelitian "Efektifitas pembelajaran menggunakan Learning

Management System (LMS) Berbasis Moodle Pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi di Universitas PGRI Wiranegara " serta

diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan sebagai acuan bagi

peneliti lanjutan

1.6 DEFINISI OPERASIONAL

1.6.1 Efektifitas Pembelajaran

Efektivitas pembelajaran merupakan suatu proses pembelajaran

yang dilakukan oleh dosen untuk mengubah kemampuan mahasiswa dari

yang sulit mempelajari sesuatu menjadi mudah mempelajarinya sehingga

akan mencapai tujuan daripada pendidikan itu sendiri.

1.6.2 Learning Management System (LMS)

Learning Management System (LMS) merupakan Software yang

berisi fitur-fitur yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Dengan

menggunakan Learning Management System (LMS) dosen atau guru

dapat mengelola kelas dan bertukar informasi dengan siswa.Selain itu,

akses terhadap materi pembelajaran yang berlangsung dalam kurun waktu

yang telah ditentukan juga dapat dilakukan.

35
1.6.3 MOODLE

Moodle adalah sebuah platform untuk belajar yang didesain khusus

bagi, pendidik, admin, dan mahasiswa yang dapat merubah sebuah media

pembelajaran kedalam bentuk web. Moodle ini adalah salah satu aplikasi

yang cocok digunakan sebagai media pelaksanaan pembelajaran berbasis

web baik secara online maupun offline, karena itu sebaiknya moodle

dikembangkan sedemikian rupa agar supaya harapan kita menggunakan

moodle sesuai dengan kenyataan.

35
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap kajian yang telah ada,

penelitian ini bukan yang pertama kali dilakukan tetapi ada beberapa

penelitian yang telah dilakukan dengan tema yang hampir sama. Akan tetapi

penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian terdahulu. Diantaranya

beberapa hasil kajian telah banyak dipublikasikan lewat skripsi. Dibawah ini

hasil kajian yang peneliti ambil:

NO JUDUL PENULIS KESIMPULAN


1. Pengembangan Media Eja Rahmada Ditinjau dari aspek penilaian

Pembelajaran Pratama, 2018 oleh ahli materi dan ahli

Learning Management media, dalam proses tahapan

System (LMS) Moodle pengembangan hasil dari ahli

pada Materi Bangun materi mendapatkan hasil

Ruang kelayakan isi 3,56,

kebahasaan 3,74 dan aspek

penyajian 3,67. Sedangkan

hasil dari ahli media

mendapatkan rata-rata sebesar

3,70. Secara keseluruhan

termasuk dalam kriteria

“Layak” digunakan sebagai

media pembelajaran tambahan

pada materi bangun ruang.

35
Dan ke-efektifitas media

memperoleh rata-rata N-Gain

sebesar 0,75 dengan kriteria

tinggi.
2. Desain dan Nurlisah, 2019. Dari hasil penelitian yang

Implementasi telah dilakukan disimpulkan

Learning Management bahwa, sistem ini dapat

System (LMS) Berbasis menjalankan fungsinya

Web dengan baik dan efesien.

Berdasarkan hasil pengujian

menunjukkan fungsi dalam

aplikasi semua berjalan baik

dan fungsi tombol dan fitur

lainnya telah disesuaikan

dengan perancangan flowchar

sistem.
3. Efektifitas Abdul Implementasi

Implementasi Hamid,2015 Learning Management System

Learning Management (LMS) Efront terbukti efektif

System (LMS) Efront meningkatkan minat belajar

Terhadap Minat dan dan hasil belajar peserta didik

Hasil Belajar pada dalam pembelajaran

Mata Pelajaran pemrograman web di SMK

Pemrograman Web di Negeri 8 Semarang. Hal ini

SMK Negeri 8 dapat dilihatdari

35
Semarang meningkatnya persentase

minat belajar pada kelompok

eksperimen. Dengan

meningkatnya minat belajar,

secara tidak langsung juga

berdampak pada

meningkatnya hasil belajar

peserta didik pada kelompok

eksperimen dengan

peningkatan rata-rata atau

mean sebesar 11,93122


4. Studi Literatur Laras Masing-masing Learning

Analisis Kelebihan Sulistyorini, Management System (LMS)

dan Kekurangan 2020 memiliki kelebihan dan

Learning Management kekurangan yang beragam.

System (LMS) Data menunjukkan bahwa

Terhadap rata-rata nilai tampilan

Pembelajaran Berbasis Learning Management System

Proyek pda Mata (LMS) dalam skala Likert

Pelajaran tertinggi diraih oleh Google

Pemrograman Web di Classroom yaitu 4,14,

SMK sedangkan Edmodo mendapat

nilai 3,68, dan Moodle hanya

mendapat 3,57.2. Berdasarkan

data yang telah dikompulasi

35
dan dianalisis dari 11 literatur

maka Edmodo menjadi

Learning Management System

(LMS) yang paling unggul

dan sesuai untuk

megimplemetasikan PJBL

pada mata pelajaran

Pemrograman Web di SMK.


5. Pengembangan Agung Tri Hasil analisis pemahaman

Learning Management Wibowo, dkk. konsep materi menunjukkan

System (LMS) Berbasis 2014 adanya peningkatan sedang

Web untuk Mengukur sebesar 0,56 dengan uji gain.

Pemahaman Konsep Oleh karena itu, dapat

dan Karakter Siswa. dikatakan bahwa Learning

Management System (LMS)

pada pembelaaran fisika

efektif meningkatkan

penguasaan konsep siswa.

Dan belum efektif dalam

pengembangan karakter siswa.

Hal ini dikarenakan

perkembangan positif nilai

karakter siswa membutuhkan

waktu yang lebih lama.

2.2 PENGERTIAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN

35
Secara etimologi kata “efektif” berasal dari kata Latin effectivus,yang

berarti kreatif, produktif, atau efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat

yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari

suatu usaha atau tindakan.

Efektif itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan secara

maksimal untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Sedangkan pembelajaran

adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa efektivitas

pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi

antarmahasiswa maupun dosen dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Hasil pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila terjadi perubahan

tingkah laku yang positif dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Adapun beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk

mewujudkan pembelajaran yang efektif, di antaranya:

1) Guru dituntut untuk dapat membuat persiapan mengajar yang sistematis.

2) Proses pembelajaran yang berkualitas dengan adanya penyampaian materi

oleh guru dengan menggunakan berbagai variasi didalam penyampaian

3) Waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran berlangsung efektif.

4) Guru dan siswa memiliki motivasi yang tinggi.

5) Terjalin hubungan interaktif yang baik antara guru dan siswa.

pembelajaran yang efektif tidak terlepas dari peran guru yang efektif,

kondisi pembelajaran yang efektif, keterlibatan peserta didik, dan lingkungan

35
belajar yang mendukung. Adapun beberapa komponen pembelajaran efektif

yang dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Integrasi Aktivasi

Belajar akan efektif jika peserta dididk Belajar akan efektif jika peserta didik

mengintegrasikan pengetahuan atau mengaktifkan pengetahuan mereka

keterampilan yang diperoleh dalam sebelumnya.

kehidupan sehari-hari.

Sesuai kebutuhan, belajar akan


efektif jika peserta didik
menumbuhkan pengetahuan dan
keterampilan dalam mengerjakan
tugasnya.
Aplikasi Demonstrasi

Belajar akan efektif jika peserta didik Belajar akan efektif jika peserta didik

mengaplikasikan pengetahuan dan melihat demonstrasi keterampilan

keterampilan yang diperolehnya. yang akan dipelajari.


Gambar 2.1 komponen pembelajaran dikatan efektif
Sumber: Sani (2015:41)

Menurut sumarsono dkk,(2020: 7). keefektifan mengajar dalam proses

interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya yang dilakukan guru

untuk membantu para siswa agar bisa belajar dengan baik. Untuk mengetahui

keefektifan mengajar, dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat digunakan

untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran.

Efektivitas pembelajaran merupakan pembelajaran yang tidak terlepas

dari aktivitas yang berkualitas dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

yang dilakukan oleh dosen dan akan menjadi tolak ukur keberhasilan dosen

dalam kelas. Jika dikaitkan dengan hasil belajar maka pembelajaran dapat

35
dikatakan efektif jika terdapat perubahan yang positif pada mahasiswa dan

termasuk pada perolehan hasil belajar yang meningkat atau sesuai dengan

ketentuan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan.

2.2.1 Indikator Efektivitas Pembelajaran

Strategi pembelajaran digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan

tujuan yang telah dirancang dan hasil yang diperoleh adalah keefektifan

pembelajaran. Menurut Slavin (dalam Triwibowo:2015:8) ada empat indikator

yang dapat kita gunakan untuk mengukur efektifitas suatu pembelajaran. Ke-

empat indikator tersebut yaitu:

1) Kualitas Pembelajaran, adalah seberapa jauh informasi yang diuraikan

sehingga mahasiswa dapat mempelajarinya dengan tingkat kesalahan

kecil.

2) Kesesuaian tingkat pembelajaran, adalah sejauh mana dosen membawa

mahasiswa siap mempelajari materi yang baru.

3) Insentif, adalah seberapa besar usaha memberikan motivasi kepada

mahasiswa untuk menyelesaikan tugas belajar dan mempelajari materi

yang diberikan.

4) Waktu, seberapa banyak waktu yang diberikan kepada mahasiswa untuk

mempelajari materi yang disampaikan.

Adapun beberapa aspek penting yang dapat dipakai untuk

mendeskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu:

1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari

2) Kecepatan unjuk kerja

3) Tingkat alih belajar

35
4) Tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

Keefektifan pembelajaran dilakukan dengan melibatkan mahasiswa

dalam pengorganisasian dan penemuan informasi, sehingga keaktifan

mahasiswa dalam pembelajaran dapat memberikan dampak keberhasilan

belajar.

Maka dapat disimpulakn bahwa kriteria efektivitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah ada tiga aspek yang meliputi:

1) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran baik

2) Aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran baik

3) Hasil belajar siswa tuntas secara klasikal. Dengan demikian syarat aspek

ketuntasan belajar terpenuhi

2.3 LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS)

2.3.1 Pengertian Learning Management System (LMS)

Menurut Amiroh (2012: 1) Learning Management System (LMS)

merupakan aplikasi perangkat lunak yang digunakan oleh kalangan

pendidik, baik universitas / perguruan tinggi dan sekolah sebagai media

pembelajaran online berbasis internet (e-learning).

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pada dasarnya Learning Management System (LMS) adalah software

yang berisi fitur-fitur yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

Dengan menggunakan Learning Management System (LMS) dosen dapat

mengelola kelas dan bertukar informasi dengan siswa.Selain itu, akses

terhadap materi pembelajaran yang berlangsung dalam kurun waktu yang

telah ditentukan juga dapat dilakukan.

35
2.3.2 Karakteristik Learning Management System (LMS)

Kegiatan pengembangan pembelajaran Learning Management

System (LMS) ini ditujukan untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran

yang berbasis web yang dapat digunakan untuk mempelajari substansi

keseluruhan tentang media Pembelajaran secara mandiri bervariasi terbuka

dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Menurut (Ellis:2009:11) sebuah Learning Management System

(LMS) yang kuat harus bisa melakukan hal berikut:

a) Menggunakan layanan "self- service'" dan "self guided"

b) Mengumpulkan dan menyampaikan korten pembelajaran dengan cepat.

c) Mengkonsolidasikan inisiatif pelatihan pada platfrom berbasis "web

scahble".

d) Mendukung portabilitas dan standar.

e) Personalisasi isi dan memungkinkan penggunaan kembali pengetahuan.

Learning Management System (LMS) dan E-Learning sangat

berkaitan, karena dalam membuat E-Learning yang baik dan terstruktur

secara sistematis dan jelas, maka Learning Management System (LMS)

dibutuhkan karena Learning Management System (LMS) sudah ada fitur-

fitur yang mendukung pembuatan E-Learning.

Pada kegiatan ini, program yang telah dibuat dalam bentuk

Learning Management System (LMS) dengan karakteristik sebagai berikut:

1) Content

35
Berisi materi Media yang ebih variatif dengan format Mukimedia

(teks, gambar, video, animsi dan suara). Fie yang disajikan tidak hanya

doc. Dan. pdf. Juga yang lainnya ; mov/avi/mpg mp3, gif/Jpg. Dll.

2) Aktivitas

Aktivitas dosen dan mahasiswa semkin luas. Dosen dapat meng-

upload data kapan saja, begitu juga mahasiswa. Aktivitas pembelajaran

dapat terjadi secara langsung (symeronus). Aktivitas belajar mahasiswa

mealui Learning Management System (LMS) ini akan tercatat (record)

dalam database, sebagai input bagi dosen untuk assessment.

3) Updating

Updating data dapat dilakukan oleh dosen dan mahasiswa kapan

saja dimana saja (any where and any time).

4) Komunikasi

Komunikasi yang terjadi antara dosen dan mahasiswa bersfat multi

arah (mutli way). Komunikasi yang interatif akan terjadi, melalui

disscussion form, chatting video conferencing, online quiz, dan lain- lain.

Indikator keberhasilan program pengembangan Learning

Management System (LMS) ini adalah adanya satu sistem pembelajaran

Learning Management System (LMS) yang telah di isi dengan content

yang dikembangkan menjadi lebih kompak dan lengkap sebagai suatu

pembelajaran khusus sebagai media pembelajaran secara online. Sistem ini

tidak hanya berguna sebagai sumber belajar tetapi juga bernanfaat bagi

komunkasi interaktif antara dosen dan mahasiswa dalam implementasi

perkuliahan atau penbelajaran media.

35
2.3.3 Fitur fitur dan Jenis Learning Management System (LMS)

Fitur-fitur yang tersedia dalam Learning Management System

(LMS) untuk institusi pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Tampilan /User Interface (UI) yang Mudah Digunakan

Menyajikan antarmuka (interface) yang menarik bagi Learning

Management System (LMS) sangat penting agar mudah diakses, dan

mudah dipahami oleh para penggunanya. Pengguna Learning

Management System (LMS) tidak akan merasa kebingungan saat

menggunakannya. Bagi penyedia Learning Management System (LMS),

fitur antarmuka yang menarik juga dapat menambah estetika laman web

Learning Management System (LMS) sehingga bisa menarik banyak calon

pengguna baru.

2. Pendaftaran Bisa dengan Online

Learning Management System (LMS) menggunakan pendafataran

online, atau bisa di hubungkan dengan sistem informasi akademik kampus,

Fitur pendaftaran merupakan fitur yang wajib dimiliki sebuah Learning

Management System (LMS). Melalui fitur ini mahasiswa dapat

mendaftarkan dirinya secara online melalui laman Learning Management

System (LMS) dan dapat melihat silabus yang sudah dipersiapkan dosen.

3. Kelas Daring (online)

Fungsi Learning Management System (LMS) untuk membantu

pembelajaran daring, untuk itu Learning Management System (LMS) tentu

memiliki fitur kelas daring yaitu kelas yang menyajikan proses belajar-

mengajar tanpa mengharuskan kontak fisik.

35
Kelas online ini dapat menyajikan beragam materi pembelajaran

digital, berupa video atau animasi pembelajaran, rekaman suara dosen

mengenai materi pembelajaran, dan dokumen materi pembelajaran (artikel

atau buku elektronik) untuk dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa.

4. Fitur Forum Diskusi dan Kelas

Learning Management System (LMS) juga harus menyediakan

forum diskusi sehingga dapat mengubugkan antara mahasiswa dan dosen

untuk berdiskusi membahas materi atau berbagi informasi, data, acara,

survey, media dll menjadi lebih mudah. Forum dapat dibuat publik dan

privat.

5. Fitur Video Conference

Fitur video conference untuk melakukan pembelajaran tatap muka

secara virtual, bisa dikatakan untuk pembelajar sinkronus. Dan Fitur Video

conference bisa langsung digunakan untuk penyampaian materi secara

langsung, dan berinteraksi antara mahasiswa dan dosen.

6. Kuis dan Ujian Online

Learning Management System (LMS) yang bagus juga

menyediakan fitur kuis dan ujian online agar para dosen dapat melakukan

evaluasi belajar untuk mahasiswanya. fitur ini harus mendukung

kebutuhan Bapak dan Ibu dosen dalam membuat soal hingga melakukan

pendistribusian soal ujian kepada para mahasiswa.

7. Laporan

Yang terakhir, Learning Management System (LMS) sudah

selayaknya menyediakan fitur laporan yang dapat memudahkan dosen

35
dalam melacak perkembangan mahasiswanya. Fitur ini berguna juga untuk

mengecek absensi mahasiswa, intensitas para mahasiswa mengakses

materi pembelajaran, monitoring pengerjaan tugas maha siswa, dan

melakukan rekap jawaban kuis dan ujian mahasiswa.

Terdapat beberapa jenis Learning Management System (LMS)

yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah

Edmodo, Schoology, Learnboos, Moodle dan lain- lain. Beberapa

Learning Management System (LMS) yang berlisensi open source adalah

sebagai berikut:

a) Edmodo

b) Scholoogy

c) Moodle

d) Kahoot

e) Claroline

f) Dokeos

g) Docebo

h) ATutor

i) Chamilo

2.3.4 Keunggulan dan Kelemahan Leaming Management System (LMS)

1. Keunggulan Learning Management System (LMS)

a) Mahasiswa bisa memanfaatkan paket data internet untuk mencari

materi pembelajaran yang sesuai. Sehingga mahasiswa tidak perlu

35
khawatir tertinggal materi pelajaran, dan tidak harus mengeluarkan

biaya mahal untuk mendapatkannya.

b) Mahasiswa memiliki alternatif internet sebagai media belajar mereka

dan acuan referensi materi. Sehingga materi tidak hanya dari buku saja,

namun juga berasal dari internet.

c) Dosen dapat menyampaikan materi pada mahasiswa dengan cara yang

berbeda. Melalui electronic learning penyampaian materi lebih terasa

inovatif serta kreatif. Selain itu, mahasiswa bisa lebih paham materi

dengan mencari konten pembelajaran pada internet.

d) Kegiatan belajar mengajar akan menjadi lebih efektif baik dari segi

waktu maupun lokasi.

e) Dosen dapat dengan cepat mencari, mengumpulkan, serta

menyampaikan konten pembelajaran pada mahasiswanya.

f) Mampu memberi kemudahan bagi pekerja akademik dalam mengelola

dan mengolah data administrasi lembaga menggunakan internet.

2. Kelemahan Learning Management System (LMS)

a) Terlalu bergantung dengan penggunaan koneksi internet. Oleh karena

itu, perlu adanya pemerataan jaringan internet ke seluruh lokasi

Indonesia. Hal ini agar siswa dapat merasakan akses internet yang

baik.

b) Interaksi secara langsung antara guru dan siswa menjadi berkurang. Ini

karena sistem pembelajaran mulai banyak berlangsung secara daring.

c) Memang memberikan kebebasan akses bagi siswa dalam mencari

konten pembelajaran yang sesuai. Namun tidak semua konten yang

35
tersedia pada internet bersifat positif dan layak untuk siswa. Perlu

adanya bimbingan dari orang tua dalam mengakses konten melalui

internet.

2.4 Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment)

2.4.1 Pengertian dan Gambaran Tentang Moodle

Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning

Environment) adalah salah satu aplikasi yang cocok digunakan sebagai

media pelaksanaan pembelajaran berbasis web baik berlangsung secara

online maupun offline, karena itu sebaiknya moodle dikembangkan

sedemikian rupa agar supaya harapan kita menggunakan moodle sesuai

dengan kenyataan. Salah satu upaya untuk mencapai harapan tersebut

adalah bagaimana kita merancang dan memasukkan sumber belajar yang

akan dipelajari oleh mahasiswa.

Menurut Goyal dkk (2015:15) Moodle adalah sebuah nama untuk

sebuah program aplikasi yang dapat mengubah sebuah media

pembelajaran kedalam bentuk web.

Moodle termasuk dalam model CAL+CAT (Computer Assisted

Learning+Computer Assisted Teaching) yang disebut Learning

Management System (LMS). Moodle menggunakan lisensi open source (di

bawah lisensi GNU Public License). Artinya, meski memiliki hak cipta,

Moodle tetap memberikan hak cipta bagi kita untuk mengkopi,

menggunakan, dan memodifikasinya sehingga sangat menguntungkan bagi

kita yang berada di negara berkembang untuk alasan penghematan biaya.

35
Moodle dapat langsung bekerja tanpa modifikasi pada Unix, Linux,

Windows, Mac OS, Netware dan sistem lain yang mendukung PHP,

termasuk pada sebagian besar provider web hosting. Data diletakkan

dalam sebuah database. Database terbaik bagi Moodle adalah MySQL dan

PostgreSQL dan tak menutup kemungkinan untuk digunakan pada Oracle,

ODBC, dan sebagainya.

 Beberapa hal gambaran dan kelebihan tentang moodle, yaitu :

1. Cocok untuk kelas online dan sama baiknya dengan belajar tambahan

yang langsung berhadapan dengan dosen.

2. Sederhana, ringan, efisien, dan menggunakan teknologi sederhana.

3. Mudah di Install pada banyak program yang bisa mendukung PHP.

Hanya membutuhkan satu database.

4. Menampilkan penjelasan dari pelajaran yang ada dan Pelajaran

tersebut dapat dibagi kedalam beberapa kategori.

5. Moodle dapat mendukung 1000 lebih pelajaran.

6. Mempunyai Kemanan yang kokoh. Formulir pendaftaran untuk

pelajar telah diperiksa validitasnya dan mempunyai cookies yang

terenkripsi.

7. Paket bahasa disediakan penuh untuk berbagai bahasa. Bahasa yang

tersedia dapat diedit dengan menggunakan editor yang telah tersedia.

Lebih dari 45 bahasa yang tersedia. Termasuk Bahasa Indonesia.

Mungkin “Bahasa Indonesia” inilah menjadi kelebihan moodle

35
sehingga fakultas MIPA UGM menggunakannya sebagai website e-

Learning.

2.4.2 Management Moodle

1. Site Management

a) Website diatur oleh Admin, yang telah ditetapkan ketika membuat

website.

b) Tampilan (Themes) diizinkan pada admin untuk memilih warna,

jenis huruf, susunan dan lain sebagainya untuk kebutuhan tampilan.

c) Bentuk kegiatan yang ada dapat ditambah.

d) Source Code yang digunakan ditulis dengan menggunakan PHP.

Mudah untuk dimodifikasi dan sesuai dengan kebutuhan.

2. User management

a) Tujuannya ialah untuk mengurangi keterlibatan admin menjadi

lebih minimum, ketika menjaga keamanan yang berisiko tinggi.

b) Metode Email standar : Pelajar dapat membuat nama pemakai

untuk login. Alamat email akan diperiksa melalui konfirmasi. Tiap

orang disarankan cukup 1 pengguna saja untuk seluruh sever. Dan

tiap pengguna dapat mempunyai akses yang berbeda.

c) Pengajar mempunyai hak istimewa, sehingga dapat mengubah

(memodifikasi) bahan pelajaran.

35
d) Ada “kunci pendaftaran” untuk menjaga akses masuk dari orang

yang tidak dikenal.

e) Semua Pengguna dapat membuat biografi sendiri, serta

menambahkan photo.

f) Setiap pengguna dapat memilih bahasa yang digunakan. Bahasa

Indonesia, Inggris, Jerman, Spanyol, Perancis, dan Portugis.

3. Course management

a) Pengajar mengendalikan secara penuh untuk mengatur pelajaran,

termasuk melarang pengajar yang lain.

b) Memilih bentuk/metode pelajaran seperti berdasarkan mingguan,

berdasarkan topik atau bentuk diskusi.

c) Terdapat Forum, Kuis, Polling, Survey, Tugas, Percakapan dan

Pelatihan yang digunakan untuk mendukung proses belajar.

d) Semua kelas-kelas untuk forum, Kuis – kuis dan tugas-tugas dapat

ditampilkan pada satu halaman (dan dapat didownload sebagai file

lembar kerja).

e) Bahan pelajaran dapat dipaketkan dengan menggunakan file zip.

2.4.3 Instalasi Moodle

Menurut Melfachrozi M (2016) Adapun sistem pada komputer

yang diperlukan yaitu:

1. Diperlukan minimum 128 MB RAM.

35
2. Diperlukan minimum 200 MB (free space) dari harddisk

3. Sistem Operasi Windows 98, ME, NT, 2000 dan XP.

2.4.4 Jenis Sumber Belajar Pada Moodle

Memilih sumber belajar adalah salah satu faktor penentu dalam

mencapai keberhasilan pelaksanaan pembelajaran berbasis web, untuk itu

beberapa sumber belajar yang dapat dimasukkan pada moodle, sebagai

berikut:

1. Buku

Sumber belajar Modul Buku memungkinkan untuk ditampilkan

dalam halaman moodle, format buku yang dapat ditampilkan sema dengan

buku pada umumnya, yang terdiri dari Bab, Subab, Sub-subbab, soal-soal,

rangkuman, dan lain-lain. Perlu diingat dalam menampilkan buku dalam

moodle adalah ukuran file yang diusahakan tidak terlalu besar.

2. File

Moodle menyediakan cara bagi seorang pengajar untuk menyajikan

materi kepada mahasiswanya. Bahan-bahan ini dapat berupa file dokumen

seperti word, PDF dan presentasi.

3. Folder

Bahan ajar jenis ini adalah kumpulan file-file yang dibundel dalam

satu folder tertentu, tampilan isi folder (file) dapat diakses perfile.

4. LMS Content Package

35
LMS content packages dapat dibuat dengan beragam software

content-authoring, hasilnya berupa file zip. Moodle secara otomatis akan

mengekstrak paket tersebut agar konten paket tersebut dapat dipelajari oleh

mahasiswa. Konten paket LMS biasanya berisi seperti slide presentasi yang

terdiri beberapa halaman yang memiliki navigasi per halaman.

5. Label

Berbeda dengan resourse lain, dengan label hanya berupa teks dan

grafis. Label berguna sebagai instruksi pendek yang menginformasikan

kepada siswa apa yang harus dilakukan kemudian.

6. Page

Sumber belajar jenis ini adalah halaman dari moodle dan

memungkinkan halaman untuk menampilkan berbagai jenis konten

pembelajaran.

7. URL

URL adalah alamat sebuah link yang mengarahkan siswa kepada

sumber belajar lain juga dalam bentuk web.

Berdasarkan betuk-bentuk sumber belajar tersebut di atas, kita dapat

menentukan dan memilih sumber belajar sesuai dengan bentuk bahan ajar

yang kita miliki, misalkan: Bahan ajar dalam bentuk media presentasi, maka

yang cocok digunakan adalah sumber belajar jenis LMS Content Package,

karena dengan sumber belajar ini media presentasi secara langsung dapat

dibuka oleh mahasiswa dalam moodle. Bahan ajar dalam bentuk file

dokumen word, maka yang cocok digunakan adalah sumber belajar jenis

35
File, jenis ini memungkinkan mahasiswa untuk mendownload sumber

belajar tersebut. Selain dalam bentuk file, isi dari file tersebut (bahan ajar)

juga dapat dipasang langsung pada halaman moodle, untuk jenis maka

sumber belajar yang dipilih adalah Page (dibaca langsung oleh siswa). Jika

sumber belajar terdapat pada web (media online) lainnya, maka cocok

menggunakan sumber belajar jenis URL.

2.4.5 Jenis-jenis Aktivitas Pada Moodle

Berikut ini bentuk-bentuk aktivitas mahasiswa pada moodle,

sebagai berikut:

1. Assignments

Dengan aktifitas ini, seorang dosen dapat memberikan tugas dalam

bentuk soal-soal, penyusunan makalah, laporan dan sebagainya.

Selanjutnya tugas tersebut dikumpul melalui cara upload yang sudah

disediakan fasilitasnya pada bagian penyampaian tugas. Jenis file yang

dapat dikirim misalnya word documents, spreadsheets, images, audio and

video clips. Selanjutnya dosen dapat melihat dan menilai tugas yang telah

dikirim oleh mahasiswa.

2. Attendance

Daftar hadir mahasiswa, fitur ini tidak secara langsung terdapat

pada moodle, perlu ditambahkan sehingga terdaftar dalam aktivitas.

3. Chats

35
Dengan aktivitas ini, setiap peserta dapat berdiskusi secara real-

time via web, diskusi secara langsung ini dapat berlangsung antara dosen

dengan mahasiswa atau mahasiswa dengan mahasiswa lainnya.

4. Choices

Aktifitas ini sangat sederhana, guru memberikan beberapa

pertanyaan dan menyediakan berberapa pilihan jawaban. Aktifitas ini

dapat digunakan sebagai polling untuk merangsang daya pikir terhadap

sebuah topik bahan ajar tertentu.

5. Database Activity

Dengan aktifitas ini, dosen dan mahasiswa dapat membuat, melihat

dan mencari bank data mengenai topik apapun. Format dan struktur data

yang dimasukkan hampir tidak terbatas, termasuk gambar, file, URL,

nomor, dan text.

6. External Tool

Modul alat eksternal aktivitas memungkinkan mahasiswa untuk

berinteraksi dengan sumber belajar dan kegiatan di situs web lain.

Misalnya, alat eksternal dapat memberikan akses ke jenis kegiatan baru

atau bahan pembelajaran dari sumber lainnya. Untuk membuat kegiatan

alat eksternal, penyedia alat yang mendukung LTI (Belajar Alat

Interoperabilitas) diperlukan. Seorang guru dapat menciptakan kegiatan

alat eksternal atau menggunakan alat yang sebelumnya telah dikonfigurasi

oleh administrator moodle. Kegiatan alat eksternal berbeda dari sumber

bahan ajar melalui URL.

35
7. Feedback

Modul kegiatan umpan balik memungkinkan seorang guru untuk

menciptakan sebuah survei untuk mengumpulkan umpan balik dari para

siswa menggunakan berbagai jenis pertanyaan termasuk pilihan ganda, ya /

tidak atau input teks.

8. Forums

Sama dengan chat, Forum ini lebih dikenal dengan istilah forum

diskusi, merupakan fasilitas untuk melangsungkan sebuah diskusi antar

mahasiswa, maupun antara mahasiswa dengan dosen. Mahasiswa dan

dosen dapat berinteraksi satu sama lain secara real-time. Namun tidak

seperti chat, pada forum interaksi yang dilakukan secara asinkron. Setiap

member yang tergabung dalam forum akan menerima salinan dari posting

di email mereka.

9. Glossary

Pada aktivitas ini, dosen dan mahasiswa dapat membuat

kumpulan/daftar pengertian-pengertian kata, seperti kamus. Data yang

dimasukkan dapat berasal dari berbagai format dan secara otomatis dapat

dibuat link ke materi lain.

10. Lesson

Lesson ditujukan agar dosen dapat membuat aktifitas yang berisi

konten yang menarik dan fleksibel. Lesson terbagi menjadi beberapa

halaman dan diakhir setiap halaman biasanya terdapat pertanyaan yang

memiliki beberapa jawaban. Jawaban yang dipilih mahasiswa akan

35
menentukan halaman mana yang akan diaksesnya, dengan bahasa lain jika

pertanyaan yang diajukan benar maka disediakan bahan ajar selanjutnya

untuk dipelajari.

11. Quiz

Pada modul ini, dosen dapat mendesain kumpulan soal, yang berisi

multiple choice, true-false, dan pertanyaan jawaban singkat. Pertanyaan-

pertanyaan tersebut akan tersimpan di bank soal yang dapat dikategorikan

dan digunakan ulang.

12. SCORM/AICC Packages

Dengan module ini, dosen dapat membuat paket yang berisi

halaman web, grafis, program Javascript, slide presentasi Flash, video,

suara dan konten apapun yang dapat dibuka di web browser. Paket ini juga

diintegrasikan kumpulan soal yang bila diperlukan dapat dinilai dan

kemudian dimasukkan ke rapor hasil belajar mahasiswa.

13. Survey

Survey merupakan feedback, quisioner ataupun angket yang dapat

digunakan sebagai bahan pembelajaran ataupun kritikan bagi dosen ataupun

course. Sehingga kinerja dosen dan isi dari course dapat diperbaiki diwaktu

akan datang.

14. Wiki

Pada aktivitas ini, mahasiswa dan dosen dapat secara kolaboratif

menulis dokumen web tanpa mengetahui bahasa html, langsung dari web

35
browser. Hasilnya dapat berupa hasil kreativitas kelas, kelompok ataupun

individu.

15. Workshop

Workshop atau Lokakarya adalah fitur baru dalam Moodle.

Fungsinya mirip dengan modul tugas yang diperluas fungsinya dalam

banyak cara. Namun, dianjurkan bahwa fasilitator dan peserta kursus

setidaknya memiliki beberapa pengalaman dengan modul penugasan

sebelum Lokakarya yang digunakan dalam kursus. Seperti di Penugasan,

peserta kursus menyerahkan pekerjaan mereka selama kegiatan Lokakarya.

Setiap peserta kursus menyerahkan pekerjaan mereka sendiri. Pengajuan

dapat terdiri dari teks dan lampiran. Oleh karena itu, penyerahan

Lokakarya menggabungkan baik teks Online dan Upload jenis file dari

modul Assignment.

2.5 KERANGKA BERFIKIR

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi , media

pendukung pembelajaran selalu mengalami perkembangan . Hal itu

disebabkan karena setiap media pembelajaran yang digunakan mempunyai

kelemahan. Oleh sebab itu, perlu diadakan inovasi baru dalam pembuatan

dan pemanfaatan media pembelajaran yang baru guna meningkatkan proses

pebelajaran yang lebih efektif dan efisien.

Kendala yang sering dialami dalam proses pembelajaran, salah

satunya yaitu keterbatasan waktu pembelajaran. Keterbatasan waktu di

dalam kelas dapat ditutupi dengan proses pembelajaran yang dilakukan

secara mandiri oleh masing-masing mahasiswa. Oleh karena itu perlu

35
adanya media pembelajaran dengan disesuaikan model pembelajaran yang

dapat membantu dosen dan mahasiswa agar tetap belajar secara efektif,

efisien dan tidak terlepas dari tujuan awal pembelajaran. Penelitian ini akan

digunakan Learning Management System Berbasis Moodle. Secara ringkas

gambaran penelitian dapat dilihat pada gambar 2.2

Perkembangan teknologi

Keterbatasan media dan Metode pembelajaran kurang


waktu belajar melibatkan mahasiswa

Pembelajaran Efektif dan Inovatif

Membuat media pembelajaran Learning


Management System berbasis Moodle

Program Studi Ekonomi Universitas PGRI


Wiranegara

Mempermudah dosen dan mahasiswa dalam


proses pembelajaran

Gambar 2.2 kerangka penelitian


Sumber : Olahan peneliti

35
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode

pendekatan kualitatif. Menurut Diriaika Kartika,(2017:47) pendekatan

kualitatif ialah Pelaksanaan dalam penelitian kualitatif berdasarkan pada

situasi wajar (natural setting) atau yang sering disebut sebagai metode

naturalistic.

Berdasarkan dari pendapat di atas, bahwa dalam penelitian kualitatif

yang menjadi pokok penelitian ialah peneliti itu sendiri. Hal itu dilakukan agar

penelitian dapat berjalan senatural mungkin tanpa arahan dari siapapun, agar

penelitian dapat menghasilkan data yang akurat selain itu penelitian kualitatif

bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa

adanya, sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang situasi-situasi di

lapangan apa adanya.

Penguasaan konsep dan teori dilakukan oleh peneliti secara mendalam,

yang dapat menghasilkan data atau informasi sesuai apa adanya (wajar) dan

dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis arau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian yang akan diambil dalam penelitian ini ialah mengenai ke-

efektifan Learning Management System (LMS) berbasis Moodle, yang mana

pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuan dari penelitian

ini agar mendapatkan gambaran secara nyata tentang sejauh mana ke-efektifan

35
Learning Management System (LMS) berbasis Moodle ini. Untuk

memudahkan penelitian maka peneliti membuat alur penelitian yang akan

dilakukan. dalam diagram sebagai berikut :

Wawancara
Pengelompokan Pengolahan Analisis
Observasi Data Data Data
Dokumentasi
Gambar 2.3 Desain Penelitian Hasil
Sumber : Olahan Peneliti Penelitian/
kesimpulan

3.1 Subjek/Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas PGRI Wiranegara Pasuruan

dengan alasan pemilihan lokasi ini karena berdasarkan observasi awal

mahasiswa di Universitas PGRI Wiranegara ini cenderung masih kaku

terhadap penggunaan Learning Management System (LMS) berbasis Moodle.

Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil

penelitian. Subjek penelitian merupakan sumber yang memberikan informasi

tentang data atau hal-hal yang diperlukan oleh peneliti terhadap penelitian

yang sedang dilaksanakan. Subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Ekonomi. Alasan peneliti mengambil lokasi ini

adalah karena dalam pelaksanaannya memungkinkan untuk dilakukan

penelitian secara deskriptif.

3.2 Instrumen Penelitian

35
Instrumen adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah

pelaksanaan sesuatu. Adapun Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai

instrumen utama karena :

a) Peneliti dapat berinteraksi dengan informan dan lingkungan yang ada,

memiliki kepekaan dan dapat berinteraksi terhadap segala stimulus yang

diperkirakan bermakna bagi penelitian.

b) Peneliti dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat

memahami situasi dalam segala seluk beluknya.

c) Peneliti dapat merasakan, memahami dan menghayati secara konsektual

atau melalui proses interaksi. Sehingga peneliti dapat menganalisis,

menafsirkan dan merumuskan kesimpulan sementara dalam menetukan

arah wawancara dan pengamatan selanjutnya terhadap responden untuk

memperdalam atau memperjelas temuan penelitian.

d) Peneliti memungkinkan dapat menggali lebih jauh dan dalam tentang

fenomena dan respon yang aneh dan menyimpang atau bahkan

bertentangan dengan penelitian. Selain itu peneliti juga memerlukan buku,

alat tulis, panduan wawancara, dan tape recorder sebagai alat pengumpul

data.

3.3 Data dan Sumber Data

Menurut Lofland (dalam Moleong, 2012:157) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Yang dimaksud kata-kata dan

tindakan disini yaitu kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama (primer). Sedangkan sumber

35
data lainnya bisa berupa sumber tertulis (sekunder), dan dokumentasi seperti

foto.

a) Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui

pengamatan dan wawancara dengan informan. Peneliti akan wawancara

dengan informan untuk menggali informasi mengenai Keefektifan

Learning Management System (LMS) berbasis Moodle. Penelitian ini yang

menjadi sumber data utama adalah Mahasiswa Universitas PGRI

Wiranegara Pasuruan Program Studi Pendidikan Ekonomi.

b) Data sekunder

Data sekunder merupakan data tambahan berupa informasi yang akan

melengkapi data primer. Data tambahan yang dimaksud meliputi dokumen

atau arsip didapatkan dari berbagai sumber, foto pendukung yang sudah

ada, maupun foto yang dihasilkan sendiri, serta data yang terkait dalam

penelitian ini. Data tambahan dalam penelitian ini adalah arsip data

mahasiswa prodi ekonomi yang di dapatkan dari kaprodi pendidikan

ekonomi sekaligus dosen prodi ekonomi yang saat ini di teliti.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam hal ini, untuk menjawab permasalahan dalam sebuah penelitian

diperlukan sebuah teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam

sebuah penelitian merupakan hal yang terpenting dalam proses

penelitian,dikarenakan dengan menggunakan teknik pengumpulan data akan

mempermudah peneliti mendapatkan sebuah jawaban atau data yang

dibutuhkan selama melakukan penelitian.

35
Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a) Observasi

Secara umum pengertian observasi adalah cara meghimpun bahan–

bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan

objek pengamatan.

b) Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal

yang bertujuan memperoleh informasi. Dalam wawancara, pertanyaan dan

jawaban diberikan secara verbal, biasanya komunikasi ini bersifat sementara

yaitu berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan kemudian diakhiri. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara semistruktur yaitu

teknik wawancara yang digunakan dengan tujuan agar peneliti dapat menggali

permasalahan secara terbuka. Dengan tujuan untuk menggali dan menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, dimana informan diminta pendapatnya dan

ide-idenya agar memperoleh informasi yang lebih terbuka dan luas.

c) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mencari dan menganalisis dokumen-dokumen, catatan-catatan

yang penting dan berhubungan serta dapat memberikan data-data untuk

memecahkan permasalahan dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data dokumentasi adalah teknik pengumpulan

data yang dapat menghasilkan catatan-catatan penting sebagai sumber data,

35
karena banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk

menguji, menafsirkan dan bahkan untuk meramalkan. Teknik ini dilakukan

dengan cara melihat, menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang

berkaitan dan menunjang penelitian guna mempermudah penelitian yang

sedang diteliti oleh peneliti.

3.5 Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Kegiatan menganalisa data dalam suatu penelitian

merupakan kegiatan inti yang pada akhirnya akan melahirkan hasil dari

penelitian yang berupa kesimpulan dan saran.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga jalur analisis data, yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

1) Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus

selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.

Cara peneliti dalam mereduksi data adalah sebagai berikut:

a. Seleksi ketat atas data.

Peneliti menyeleksi setiap data yang didapatkan di lapangan. Seleksi data

dilakukan atas dasar data yang didapat sesuai dengan pokok tema yang

diteliti.

35
b. Ringkasan atau uraian singkat.

Peneliti meringkas data yang telah diseleksi dengan uraian yang singkat

agar mudah dipahami.

c. Menggolongkan dalam pola yang lebih luas.

Selanjutnya data yang sudah di ringkas, digolongkan dalam pola-pola yang

lebih untuk dikembangkan dan mendapatkan data yang lebih kaya akan

penelitian yang diteliti.

2) Penyajian data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi yang

didapatkan di lapangan berdasarkan hasil observasi, wawancara dan

dokumentasi. Sekumpulan informasi kemudian disusun, sehingga memberi

kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Bentuk penyajian data pada penelitian ini adalah:

a. Peneliti membuat teks naratif yang berisi tentang catatan yang ada

dilapangan.

b. Peneliti membuat sebuah konsep untuk melihat apa yang sedang

terjadi,apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan

analisis kembali.

3) Penarikan kesimpulan

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus-menerus

selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai

mencatat keteraturan pola-pola, penjelasan-penjelasan, konfigurasi-

konfigurasi yang ada, alur sebab akibat, dan proposisi.Kesimpulan-kesimpulan

itu juga diverifikasi selama penelitian berlangsung, dengan cara.

35
a. Memikir ulang selama penulisan.

b. Tinjauan ulang catatan lapangan.

c. Tinjauan kembali dan tukar pikiran antar teman sejawat untuk

mengembangkan kesepakatan intersubyektif.

d. Upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam

seperangkat data yang lain.

3.7 Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang

dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji

data yang diperoleh. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat

dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti

dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Uji keabsahan

data dalam penelitian kualitatif meliputi: uji credibility, transferability,

dependability, confirmability.

Credibility
(keterpercayaan)

Transferability
(Keteralihan)
Uji keabsahan data
Dependability
(Kebergantungan)

Confirmability
(Kepastian)

Gambar 2.4 uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif

1. Keterpercayaan (credibility)

35
Kredibilitas adalah ukuran kebenaran data yang dikumpulkan, yang

menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan hasil

penelitian.kredibilitas dapat diperiksa melalui kelengkapan data yang

diperoleh dari berbagai sumber.

Menurut Sugiyono (2017:368) ada beberapa cara untuk pengujian

kredibilitas data dalam penelitian kualitatif diantaranya dilakukan

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,

tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member

chek.

2. Keteralihan (transferability)

Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan

antara kontes pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut

peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang

kesamaan konteks. Bagi penelitian, kredibilitas tergantung pada si pemakai

yakni, sampai manakah hasil penelitian itu dapat digunakan dalam konteks

situasi tertentu, karena itu transferabilitas hasil penelitian ini diserahkan

kepada pemakainya. Hal ini berarti suatu penelitian yang memiliki nilai

transferabilitasnya tinggi maka akan senantiasa dicari orang lain untuk

dirujuk, dipelajari, dan dicontoh untuk diterapkan ditempat lain.

3. Kebergantungan (dependability)

Dependability disebut juga realibilitas dalam penelitian nonkualitatif.

Dalam penelitian kualitatif uji dependability dilakukan dengan melakukan

audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor

35
yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas

peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Kepastian (confirmability)

Kepastian atau audit kepastian yaitu bahwa data yang diperoleh dapat

dilacak kebenarannya dan sumber informannya jelas. Uji konfirmabilitas

hampir sama dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat

dilakukan secara bersamaan. Uji konfirmabilitas berarti menguji hasil

penelitian yang dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Apabila hasil

penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan maka

penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas.

3.8 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah

terstruktur yang dilakukan oleh peneliti dari awal hingga akhir tercapainya

tujuan penelitian yang valid dan mempermudah proses penelitian. Pada

prosedur penelitian ini terdapat tiga tahap, yaitu tahap persiapan atau pra

penelitian, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Adapun langkah-langkah dari

tahap penelitian ini sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan peneliti yaitu:

a) Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu ke sekolah yang sebelumnya

telah ditetapkan sebagai tempat penelitian.

b) Selanjutnya peneliti akan menentukan sampel penelitian yang akan diteliti.

c) Peneliti membuat materi wawancara untuk diajukan kepada beberapa

narasumber.

35
2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti yaitu

mengumpulkan data melalui wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan

informasi yang valid.

3. Tahap Akhir

Setelah tahap persiapan dan pelaksanaan, tahap selanjutnya yang akan

dilakukan yaitu tahap akhir dimana peneliti akan menganalisis dan menyusun

data informasi yang telah didapatkan secara teratur.

35

Anda mungkin juga menyukai