Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

TEKNOLOGI MOTOR DIESEL


“COMMON RAIL”

DISUSUN OLEH :

Alan Ikramullah 15200


Kelas XI ( TAB )

JURUSAN TEKNIK ALAT BERAT


SMKN 6 BATAM
2017
SISTEM BAHAN BAKAR DIESEL

COMMON RAIL

A. URAIAN
1. PENGERTIAN DAN FUNGSI

. Common Rail system adalah mesin diesel yang sistem bahan bakarnya
dikontrol secara elektrikal. Pada saat mesin bekerja selalu terdapat tekanan bahan
bakar yang cukup tinggi. Kontrol tekanan tinggi tersebut pada setiap injector
diatur secara independen. Sistem tekanan dan waktu penginjeksian dirangcang
untuk mesin high speed direct injection. Parameter injeksi seperti waktu
penginjeksian, jumlah injeksi dan tekanan dikontrol oleh Electronic
Control Unit (ECU). Pada mesin diesel biasa, pompa digerakkan oleh engine dan
fungsinya adalah untuk memastikan jumlah bahan bakar yang sesuai dan distribusi
bahan bakar ke setiap injector dan mengatur bukaannya. Pada sistem Common
Rail, pompa hanya bertugas untuk manumpuk bahan bakar pada tekanan yang
sangat tinggi di dalam jalur pengumpan biasa (common feeding line) dari cabang
injectors.Pembukaan injectors dikontrol oleh Electronic Control Unit (ECU) dan
sensor-sensor. Disamping meningkatkan performa dan mengurangi noise serta
menurunkan tingkat emisi gas buang, sistem Common Rail ini juga
memungkinkan mesin diesel untuk mencapai keinginan pemakai kendaraan di
dunia.
 
Kontrol secara elektronik pengiriman bahan bakar dan injeksi di depan
memungkinkan bahan bakar dapat dipompa secara optimal terlepas dari kecepatan
putaran mesin. Oleh karena itulah tekanan tinggi dapat dipertahankan secara
konstan meskipun mesin berputar dengan kecepatan rendah. Masalah utama yang
harus dihadapi untuk meningkatkan performa dan konsumsi bahan bakar adalah :
tingkat keakuratan jumlah bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bahan bakar
 
Fungsi common rail adalah :
 Menyediakan bahan bakar terhadap engine
 Membangkitkan tekanan tinggi bahan bakar yang diperlukan serta
mendistribusikannya ke masing-masing silinder
 Menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah dan waktu injeksi yang tepat /
presisi

2. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM COMMON RAIL


Komponen-komponen utama dari sistem common rail adalah :
o Pre-supply pump o Injectors
o High-pressure pump o ECU with sensors
o High-pressure accumulator o Pressure-limitter valve
(rail) o Flow limiter
o Pressure-control valve
o Rail-pressure sensor

a. Pre Supply Pump (Pompa pengalir)


Fungsi :
1) Menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa tekanan tinggi
Letaknya berada didalam tangki bahan bakar
Pre Suply Pump ada dua jenis, yaitu :
1. Tipe mekanik
o Menggunakan putaran engine umtuk memutar drive gear
o Pengiriman jumlah bahan bakar proporsional sesuai putaran engine
o Terdapat shut off elektromagnetis untuk menutup saluran

Discharge
Suction

2. Tipe elektrik
Elecric motor
Non-return
valve
Terdiri dari :
o Roller cell pump
Roller cell digerakkan oleh elecrik motor
o Electric motor
o Non-return valve

b. High Pressure Pump


Cara kerja :
o Ketika plunyer bergerak ke bawah, katup inlet terbuka sehingga
bahan bakar masuk ke ruangan pompa.
o Pada posisi titik mati bawah dan plunyer mulai bergerak naik,
katup tertutup karena katup ini jenis katup satu arah, dan bahan
bakar terkompresi akibat plunyer yang bergerak naik, sehingga
bahan bakar terdorong keluar.
o Terdapat electromagnetic switch off yang berfungsi untuk
menghentikan aliran bahan bakar saat engine stop.

c. High-Pressure Accumulator (Pipa Rel)

Fungsi :
o Menyimpan bahan bakar
o Mencegah terjadinya fluktuasi tekanan bahan bakar

Kontruksi :
o Rail dibuat dari pipa baja tempa
o Diameter dalam kira-kira 10 mm
o Panjang rail antara 280-600 mm
o Volume bias dibuat sekecil mungkin dan sebesar yang diperlukan
d. Pressure Control Valve
Fungsi :
o Menjaga tekanan didalam pipa rail agar selalu pada keadaan
konstan

Pada Pressure Control Valve dalam kerjanya dilengkapi dengan


sebuah sensor tekanan rail (Rail-Pressure Sensor) yang fungsinya adalah :
o Memeriksa/mengukur tekanan di dalam pipa rel
o Memberikan data input yang selanjutnya dikirimkan ke ECU
(Control system)

Data dari ECU nanti yang akan menentukan kerja dari Pressure
Control Valve sebagai pengatur/penjaga tekanan didalam pipa rel.
Pembagian Tekanan pada Common Rail tiap-tiap generasi :
1) Generasi Pertama (I) (1997)
Tekanan injeksi : 1,350 bar
Aplikasi : Kendaraan penumpang
Digunakan kali pertama : Alfa Romeo dan Mercedez Benz
2) Generasi Kedua (II) (1999)
Tekanan injeksi : 1,400 bar
Aplikasi : Truck
Digunakan kali pertama : Renault (RVI).
3) Generasi Kedua (II) (2001)
Tekanan injeksi : 1,600 bar
Aplikasi : Kendaraan penumpang
Digunakan kali pertama : Volvo and BMW
4) Generasi Kedua (II) (2002)
Tekanan injeksi : 1,600 bar
Aplikasi : Truck
Digunakan kali pertama : MAN
5) Generasi Ketiga (III) (2003)
Tekanan injeksi : 1,600 bar
Aplikasi : Kendaraan penumpang
Digunakan kali pertama : Audi

e. Injector
Fungsi :
o Untuk menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah yang tepat
kedalam ruang bakar pada waktu (timing injection) yang tepat.
Pada injector terdapat beberapa komponen utama, yaitu :
o 2/2 electromagnetic servo valve
o Nozzle
o Valve control chamber
o Return line

Gaya-gaya yang diperlukan untuk perbaikan fungsi dari injector adalah :


o Gaya pegas nozzle
o Gaya pegas katup
o Gaya elektromagnet
o Gaya yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan pada valve
control chamber
o Gaya yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan pada jarum
nozzle
Contoh penampang injektor dan bagian-bagiannya :

f. ECU (Electronic Control Unit) dan Sensor


 Common rail adalah system injeksi yang dikontrol oleh EDC
(Electronic Driver Control)
 ECU mengontrol dan memonitor system injeksi secara menyeluruh
 Sensor berfungsi untuk membaca data yang terukur didalam proses
yang nantinya akan dikirim ke ECU dengan akurasi yang tepat dan
secepat mungkin
 Rail-Pressure Sensor

Cara kerja Rail-Pressure Sensor adalah :


o Ketika bahan bakar memasuki pipa rail dan melewati Rail-Pressure
Sensor, tekanan tersebut akan menekan diafragma sensor sebesar
tekanan yang ada.
o Elemen sensor (semikonduktor device) akan merubah pembacaan
dari diafragma sensor tadi menjadi sinyal elektrik yang selanjutnya
dikirimkan ke ECU untuk diproses.
o Perubahan tekanan untuk pergerakan diafragma sebesar 1 mm kira-
kira adalah 1500 bar.
o Pada skala pengukuran utama, akurasi pengukurannya kira-kira
adalah 2% dari skala penuh.

 Sensor-sensor lain yang diperlukan adalah :


o Crankshaft-speed sensor o Coolant-temperature
o Camshaft sensor sensor
o Accelerator-pedal o Air temperature sensor
traveler sensor o Air – mass meter
o Boost – pressure sensor

g. Pressure-Limitter Valve (komponen tambahan)

Fungsi dan cara kerja :


o Untuk membatasi tekanan yang ada dalam pipa rel agar tidak
berlebihan .
o Cara kerjanya adalah sama dengan cara kerja dari overpressure
valve, yaitu Pressure limiter valve dipasang pada ujung pipa rel dan
dihubungkan dengan saluran pengembali bahan bakar.
o Apabila terdapat tekanan yang berlebih pada pipa rel, Pressure
limiter valve akan membatasi tekanan dengan cara membuka
saluran pengembali bahan bakar.
o Tekanan yang dijinkan dari Pressure limiter valve adalah
maksimum sekitar 1500 (untuk kendaraan baru dapat mencapai
1800 bar).

h. Flow Limiter (komponen tambahan)


Fungsi :
o Untuk mencegah terjadinya injeksi yang berlanjut ketika terjadi
ganguan salah satu injector membuka terus.
o Cara kerjanya adalah Flow limiter akan menutup saluran ke
injector segera setelah bahan bakar keluar dari pipa rel apabila
terjadi ganguan tersebut.

3. CARA KERJA
Pada dasarnya, pembagian kerja common rail dibagi tiga skema, yaitu :

S u b f u n c tio n s o f a CR F I s y s te m

C O M M O N R A IL F U E L IN J E C T IO N S Y S T E M

L o w p re s s u re c irc u it H ig h p re s s u re c irc u it E C U w ith s e n s o r s

a. Low-Pressure Circuit
Low-pressure circuit bertujuan untuk mengalirkan bahan bakar menuju
High-pressure circuit. Aliran bahan bakar pada low-pressure circuit adalah :

Fuel tank Pre-supply pump Fuel filter Saluran pengembali


bahan bakar
o Bahan bakar dialirkan dari tangki bahan bakar oleh pre-supply pump
menuju ke pompa tekanan tinggi melewati saringan bahan bakar.

b. High-Pressure Circuit
High-pressure circuit berfungsi untuk membangkitkan tekanan
tinggi yang konstan didalam pipa rel (Rail), dan juga untuk
menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar melewati injector. Aliran
bahan bakarnya pada high-pressure circuit adalah :

High – pressure Pressure-control Rail (pipa rel)


pump valve

Rail –pressure
Injectors Saluran tekanan tinggi sensor
o Bahan bakar dari sirkuit tekanan rendah masuk ke pompa tekanan tinggi.
o Didalam pompa tekanan tinggi ini, tekanan bahan bakar
dibangkitkan/dinaikkan menjadi tekanan tinggi.
o Bahan bakar bertekanan tinggi tadi akan melewati pressure control valve
yang berfungsi untuk mengontrol/mengatur tekanan bahan bakar sesuai
dengan kondisi yang ada (berdasarkan ECU).
o Selanjutnya, bahan bakar bertekanan tinggi masuk ke pipa rel (High
accumulator rail). Tekanan dalam pipa rel bisa mencapai maksimal 1350
atau 1500 bar (untuk kendaraan baru bisa mencapai 1800 bar).
o Pada pipa rel dilengkapi dengan rail-pressure sensor untuk mendeteksi
tekanan yang ada didalam pipa rel tersebut dan kemudian dikirimkan ke
ECU dalam bentuk sinyal elektrik (impuls).
o Diujung pipa rel juga terdapat Pressure-limitter valve (katup pembatas
tekanan). Apabila tekanan didalam pipa rel berlebihan, tekanan bahan
bakar tadi mampu membuka katup yang berhubungan dengan saluran
pengembali, sehingga bahan bakar akan mengalir ke saluran pengembali
bahan bakar.
o Tekanan yang didijinkan oleh Pressure-limitter valve didalam pipa rel
adalah maksimal 1350, 1500 atau 1800 bar tergantung jenis kendaraan.
o Bahan bakar bertekanan tinggi selanjutnya mengalir ke injektor untuk
diinjeksikan kedalam ruang bakar. Penginjeksian bahan bakar pada
injektor tergantung ECU sesuai urutan saat penyemprotan.
o Pada injektor juga terdapat saluran pengembali bahan bakar untuk
mengembalikan sisa bahan bakar yang tidak diinjeksikan.

Cara Common Rail Mengatur Jumlah Bahan Bakar


Dalam sistem bahan bakar pada common rail, cara untuk mengatur jumlah
bahan bakarnya adalah dengan Start quantity control yaitu pengaturan jumlah
aliran bahan bakar saat start sesuai dengan kondisi kerja (operasi). Pengaturan ini
tidak tergantung pada posisi pedal gas. Sedangkan untuk menghitung kebutuhan
bahan bakar yang dibutuhkan engine sesuai kondisi dan pembebanan mesin adalah
Input signal control unit.

Cara Common Rail Mengatur Saat Timing


Dalam melakukan timing common rail atau waktu penyemprotan di
kendalikan dan di hitung oleh kontrol unit. Kemudian Jumlah kebutuhan bahan
bakar yang disemprotkan pada motor dibagi lagi dengan jumlah pengajuan
penyemprotan.
Waktu pembukaan (timing) pada injector diatur oleh Engine Control Unit
(ECU) yang berhubungan dengan berbagai sensor pada mesin lainnya, untuk
mengatur waktu buka / tutup injector secara presisi  yang tentunya mengakibatkan
proses pembakaran jauh lebih sempurna. Sensor ini terdapat pada crankshaft
sehingga akan memberikan sinyal yang nantinya akan diolah pada ECU.

Cara Common Rail Mengkabutkan Bahan Bakarnya


Pada common rail yang berfungsi mengabutkan bahan bakar adalah
Nozzle (injector), sehingga bahan bakar mudah bercampur dengan udara dan
sehingga memudahkan terjadinya proses pembakaran. Volume penyemprotan
bahan bakar dikontrol secara elektronis yaitu berdasarkan kebutuhan mesin , jika
sensor pada camshaft memberikan sinyal ke ECU maka pengkabutan bahan bakar
harus maksimal sesuai sinyal dari sensor apakah beban berat atau saat akselarasi.
Injektor yang digunakan adalah jenis piezoelectric injector multihole dengan
lubang 8 port, dan memiliki keunggulan tersendiri.
Keunggulan injektor jenis ini adalah :
-Membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk mengawali tiap siklus kerja
injeksi.
-Mampu menerima tekanan yang sangat tinggi dari tekanan bahan bakar.
-Langkah siklus sangat presisi (memiliki akurasi yang sangat tinggi).
Piezoelectric injector membutuhkan tegangan pembangkit sebesar 110-148 V
melalui sebuah kapasitor yang ada pada control unit.

Cara Common Rail Mendistribusikan Bahan Bakarnya


Common rail direct fuel injection adalah varian sistim direct injection yang
modern pada diesel engines. Tekanan injeksi yang dihasilkan mencapai high-
pressure (1000+bar) yang didistribusikan secara individual melalui solenoid valve,
yang dikontrol oleh cams pada camshaft.

Generasi ketiga common rail saat ini menggunakan piezoelectric injectors dengan
tekanan bahan bakar 180 mpa /1800 bar, ini dikembangkan setelah mencapai
BME Euro6.
Pada diesel common Rail penyaluran Bahan bakar dari pompa tekanan
tinggi disalurkan ke satu pipa distribusi (common rail) kemudian dibagi ke masing
masing injector dg dikontrol oleh ECU unit, ECU mengontrol buka tutup katub
distribusi ke masing-masing piston secara electronic.

Cara Common Rail Mengatur matinya mesin


Dalam mematikan motor pada common rail yaitu langsung ketika kunci
kontak OFF maka sensor akan mengirimkan sinyal ke ECU sehingga aliran bahan
bakar ke injektor akan berhenti akibatnya mesin pun dapat mati. Kemudian ada
juga yaitu ketika kontok "ON" ,persyaratan untuk mematikan motor adalah : Tuas
transmisi pada posis P atau N dan kecepatan kendaraan kurang dari 6 km/jam,
lalu switch pedal kopling tertekan .Saat kunci kontak pada kontrol unit EIS
diputar keposisi " STOP ", maka kontrol unit motor mendeteksi kehilangan
tegangan pada sirkuit 15U. Sehingga jumlah bahan bakar yang disemprotkan akan
dikurangi akibatnya akan mematikan saluran masuk.

c. ECU dan Sensor-Sensor


 Common rail adalah system injeksi yang dikontrol oleh EDC
(Electronic Driver Control)
 ECU mengontrol dan memonitor sistem injeksi secara menyeluruh
 Sensor berfungsi untuk membaca data yang terukur didalam proses
yang nantinya akan dikirim ke ECU dengan akurasi yang tepat dan
secepat mungkin.

Rail-pressure
sensor

ECU dan EDC

Seperti yang diketahui diatas, sensor-sensor yang digunakan pada


sistem common rail diantaranya :
o Crankshaft-speed sensor o Coolant-temperature
o Camshaft sensor sensor
o Accelerator-pedal o Air temperature sensor
traveler sensor o Air – mass meter
o Boost – pressure sensor
a. Crankshaft-speed sensor
Berfungsi untuk mendeteksi seberapa kecepatan yang dihasilkan dari poros
engkol.
b. Camshaft sensor
Berfungsi untuk mendeteksi posisi dari camshaft.
c. Accelerator-pedal traveler sensor
Berfungsi untuk mendeteksi seberapa sudut yang dihasilkan dari
penekanan pedal gas (pedal akselerasi).
d. Boost – pressure sensor
Berfungsi untuk mendeteksi tekanan udara dalm intake manifold.
e. Coolant-temperature sensor
Berfungsi untuk mendeteksi seberapa suhu/temperature dari air pendingin
untuk menegetahui suhu engine.
f. Air temperature sensor
Berfungsi untuk mendeteksi suhu/temperature dari udara masuk.
g. Air – mass meter
Berfungsi untuk mendeteksi massa udara yang masuk.

Berdasarkan data-data dari sensor-sensor tersebut, ECU kemudian


menghitung dan mengolah data-data seperti banyaknya bahan bakar yang telah
diinjeksikan, awal waktu injeksi, waktu/durasi injeksi, dan sebagainya, sehingga
akan menghasilkan komposisi sistem injeksi yang sangat akurat.
Contoh dari sistem control elektronik :

Caterpillar Common Rail Control Device


Caterpillar Common Rail Technologi

4. TEKNOLOGI COMMON RAIL PADA KENDARAAN AUDI 4.2 I V8


TDI
Teknologi common rail yang diterapkan pada kendaraan AUDI 4.2 I V8
TDI adalah sistem common rail generasi yang diterapkan pada kendaraan
penumpang. Penerapan sistem generasi ketiga ini pada AUDI dimulai pada tahun
2003 yaitu pertama kalinya sistem jenis ketiga digunakan.
Spesifikasi kendaraan :
 Engine code : BVN
 Type of engine : V8 diesel engine 90° vee angle
 Displacement in cm3 : 4134
 Max. power output in kW (bhp) : 240 (326)
 Max. torque in Nm : 650 at 1600 to 3500 RPM
 Bore in mm : 83
 Stroke in mm : 95.5
 Compression ratio : 16,4 : 1
 Cylinder spacing in mm : 90
 Firing order : 1–5–4–8–6–3–7–2
 Engine weight in kg : 255
 Engine management : Bosch EDC-16CP+ common rail
injection system up to 1600 bar with 8-port piezoelectric injectors
 Exhaust gas recirculation system : Water-cooled EGR
 Exhaust emission control : Two oxidising catalytic converters,
Two maintenance-free diesel particulate filters
 Exhaust emission standard : EU IV

5
4

8
3 7

9
10

High-pressure 200-1600 bar


1
Return pressure from injector 10 -11 bar

Supply pressure max. 1.8 bar


Return pressure max. 1.8 bar

Keterangan :
1. Fuel tank module with suction jet pump, non-return valve and prefilter fuel
pump (pre-supply pump)
2. Fuel filter with water separator
3. High-pressure pump
4. Fuel temperature sender
5. Rail element, cylinder bank I
6. Rail element, cylinder bank II
7. Injectors
8. Retention valve
9. Temperature-dependent switchover
10. Fuel cooler (air) on vehicle underbody
a. Tangki bahan bakar menggunakan double tangki yang dilengkapi dengan
pre- supply pump

Pre-supply pump mengalirkan bahan bakar ke pompa tekanan tinggi


dengan tekanan 0,8-1,8 bar.

b. High-pressure pump unit


Unit :
1. High-pressure pump
2. Fuel metering valve
(fuel metering unit fuel metering unit)
3. Mechanical fuel pump 4.5-6.2 bar
3
2
1

High pressure pump berfungsi untuk membangkitkan tekanan


tinggi dari supply tekanan rendah sampai pada injektor. Awalnya, pompa
mekanik (mechanical fuel pump) mengalirkan bahan bakar ke sisi pompa
tekanan tinggi dengan tekanan antara 4,5 – 6,2 bar.
Pompa tekanan tinggi menggunakan tiga piston yang terletak di
dalam inner chamber dan digerakkan oleh puli intake camshaft yang
tersambung dengan sabuk bergigi, mengalirkan bahan bakar ke pipa rel
hingga ke injektor dengan tekanan tinggi (maksimal 1600 bar).

c. Fuel pressure regulating valve (katup pengatur tekanan bahan bakar)


Pada pipa rel dilengkapi dengan katup pengatur tekanan bahan
bakar yang berfungsi untuk mengatur/mengontrol tekanan tinggi didalam
pipa rel yang kerjanya tergantung dari output sinyal elektrik dari ECU.
Tekanan yang dijinkan didalam pipa rel adalah maksimal 1600 bar.

Iron plate
Armature

Valve seat ball

Compression spring

d. Rail (Pipa rel)

Rail 1

Rail 2
Injektor

Pipa rel yang digunakan adalah dua buah pipa rel yang masing-masing
melayani empat injektor (Rail 1 untuk injektor 1-4 dan rail 2 untuk injektor 5-8).
Pipa rel berfungsi untuk menampung bahan bakar dengan tekanan tinggi yang
konstan sebelum dialirkan ke injektor. Tekanan maksimal yang diijinkan adalah
1600 bar, dengan saluran kembali bahan bakar yang mengurangi tekanan bahan
bakar apabila terjadi tekanan berlebih.
High pressure line
Cap nut
Restrictor
Rail

e. Injektor
Injektor yang digunakan pada sistem common rail yang diterapkan pada
AUDI adalah tipe piezoelectric injector model multi hole (7-8 hole).

Keunggulan injektor jenis ini adalah :


 Membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk mengawali tiap siklus
kerja injeksi.
 Mampu menerima tekanan yang sangat tinggi dari tekanan bahan bakar.
 Langkah siklus sangat presisi (memiliki akurasi yang sangat tinggi).
Piezoelectric injector membutuhkan tegangan pembangkit sebesar 110-148
V melalui sebuah kapasitor yang ada pada control unit.

5. KESIMPULAN
a. Sistem injeksi common rail adalah sistem injeksi bahan bakar diesel
modern yang penyaluran bahan bakarnya menggunakan pipa rel (rail) dan
pengaturan timing injeksi bahan bakar serta jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan menggunakan sistem elektrik terpadu.

b. Fungsi common rail adalah :


 Menyediakan bahan bakar terhadap engine
 Membangkitkan tekanan tinggi bahan bakar yang diperlukan serta
mendistribusikannya ke masing-masing silinder
 Menginjeksikan bahan bakar dengan jumlah dan waktu injeksi
yang tepat / presisi

c. Komponen utama dari sistem common rail adalah :


 Pre-supply pump  Pressure-control valve
 High-pressure pump  Rail-pressure sensor
 High-pressure  Injectors
accumulator (rail)  ECU with sensor

d. Cara kerja sistem common rail pada dasarnya dibagi tiga skema, yaitu :
 Low-pressure sirkuit yang bertujuan untuk mengalirkan bahan
bakar dari tangki ke high-pressure sirkuit.
 High-pressure sirkuit yang bertujuan untuk membangkitkan
tekanan tinggi yang konstan didalam pipa rel (Rail), dan juga untuk
menginjeksikan bahan bakar ke ruang bakar melewati injector.
Tekanan yang dibangkitkan maksimal yang diperbolehkan adalah
1350 atau 1500 atau bahkan 1800 bar.
 ECU dan Sensor untuk mengontrol dan memonitor kerja sistem
injeksi secara keseluruhan.

e. Tekanan bahan bakar didalam pipa rel sangat tinggi dan dijaga agar selalu
konstan dengan sebuah katup pengatur tekanan yang terintegrasi dengan
control unit (ECU).

f. Kendaraan AUDI 4.2 L V8 TDI menggunakan sistem injeksi common rail


generasi ketiga yang dipakai pada kendaraan penumpang.

g. Sistem injeksi common rail AUDI 4.2 L V8 TDI ini menggunakan :


 Tekanan sistem injeksi mencapai 1600 bar.
 Injektor yang digunakan adalah jenis piezoelectric injector multi
hole dengan lubang 8 port, dan memiliki keunggulan :
o Membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk mengawali
tiap siklus kerja injeksi.
o Mampu menerima tekanan yang sangat tinggi dari tekanan
bahan bakar.
o Langkah siklus sangat presisi (memiliki akurasi yang sangat
tinggi).

Anda mungkin juga menyukai