Anda di halaman 1dari 15

FUEL SYSTEM

COMMON RAIL INJECTION ( CRI ) SYSTEM

DIAGRAM FUEL SYSTEM CRI

1. Fuel tank 3. Fuel filter


2. Fuel supply pump assembly 4. Overflow valve
2A. PCV 5. Common rail
2B. High-pressure pump 6. Pressure limiter
2C. Priming pump 7. Flow damper
2D. Feed pump 8. Injector assembly
2E. Bypass valve 9. Fuel cooler
2F. G revolution sensor 10. ECU (Engine Control Unit)
11. 11.NE revolution sensor

EK/09/02 1
FUEL SYSTEM

URAIAN TENTANG SISTEM CRI

Sistem CRI mendeteksi kondisi kerja engine (kecepatan putar engine, sudut langkah
accelerator, temperatur air pendingin, dll.) dari bermacam-macam sensor, dan
menggunakan suatu microcomputer untuk melakukan pengontrolan menyeluruh
dari jumlah fuel yang diinjeksikan, timing injeksi fuel, dan tekanan injeksi fuel supaya
engine beroperasi dengan kondisi yang optimum.
Komputer juga melakukan self-diagnosis dari komponen-komponen utama, dan jika
ada suatu hal yang tidak normal ditemukan, komputer melakukan diagnosa dan
mengirimkan suatu alarm untuk memberitahukan kepada operator. Komputer juga
mempunyai suatu fail-safe function untuk mematikan engine sesuai dengan lokasi
dari ketidak normalan tersebut dan suatu backup function untuk memindahkan
metode pengontrolan yang memungkinkan agar supaya engine tetap beroperasi.
Sistem CRI dapat dibagi sesuai fungsinya sebagai fuel system dan control system.

1. Fuel system
Tekanan fuel yang tinggi didalam COMMON RAIL dibangkitkan oleh fuel supply
pump dan didistribusikan ketiap-tiap cylinder. Awal dan akhir injeksi dikontrol
dengan pembukaan dan penutupan nozzle needle valve dengan menggunakan
suatu electromagnetic valve yang dipasang didalam injector.

Electronic control

Needle lift amount control


by electromagnetic valve
Control discharge
amount

Fuel tank Fuel supply pump Common rail Injector

2. Control system
ECU (Engine Control Unit) melakukan pengontrolan dengan kalkulasi panjang
waktu dan timing dari pengiriman current ke-injector dengan penggunaan signal-
signal dari sensor-sensor yang dilengkapkan pada engine dan part-part yang lain
pada machine sehingga ECU menginjeksikan sejumlah fuel yang yang tepat pada
timing injeksi yang tepat.
System control dan komponen-komponen electrical secara garis besar dapat dibagi
atas sensor-sensor, computer, dan actuator-actuator.

SENSOR SYSTEM (Opening angle COMPUTER ACTUATOR


of accelerator)
Accelerator sensor Injector
(Engine speed) (Fuel injection amount, fuel
NE revolution sensor injection timing control)
(crank angle sensor)
(Cylinder
ECU Common rail
G revolution sensor judgment signal
(cylinder judgment sensor) Fuel supply pump
(Fuel injection pressure
Other sensor, switch control)

EK/09/02 2
FUEL SYSTEM

STRUCTUR DAN FUNGSI DARI SYSTEM CRI

System CRI terdiri dari fuel supply pump, common rail, dan injector, dan
ECU dan sensor-sensor yang yang mengontrolnya.
Fuel supply pump membangkitkan tekanan fuel didalam common rail. Tekanan fuel
dikontrol dengan pengaturan jumlah aliran fuel dari supply pump. Jumlah aliran fuel
dikontrol dengan pengiriman suatu signal electrical ON-OFF dari ECU ke PCV
(discharge control valce) dari fuel supply pump.
Common rail menerima tekanan fuel yang dibangkitkan oleh fuel supply pump dan
mendistribusikannya kecylinder-cylinder. Tekanan fuel didalam common rail dideteksi
oleh fuel pressure sensor yang dipasang didalam common rail. Sensor tersebut
memberikan feed back control untuk memastikan bahwa nilai tekanan actual
sesuai/cocok dengan nilai tekanan yang ditetapkan (command pressure value set)
sesuai dengan putaran dan beban engine.
Tekanan fuel dari tekanan common rail disalurkan melalui pipa-pipa injection dari
tiap-tiap cylinder dan diarahkan ke-control chamber dan nozzle dari injector.
Injector mengatur jumlah fuel injeksi dan timing injeksi. Injector mengontrol dengan
mengaktifkan TWF (Two-Way electromagnetic Valve) ON-OFF. Bila TWF
dikontakan ON (conduct electricity), tekanan fuel yang tinggi didalam control
chamber dialirkan keluar melalui orifice, sehingga tekanan fuel didalam control
chamber turun. Needle valve naik karena timbulnya nozzle cracking pressure yang
digerakan oleh high-pressure fuel pada nozzle end, dan injeksi fuel dimulai. Bila
TWV dikontakan OFF (tidak ada arus mengalir), kebocoran fuel distop, sehingga
tekanan fuel didalam control chamber tinggi sama dengan tekanan pada nozzle end.
Karena perbedaan luas permukaan antara hydraulic piston dan needle valve, piston
menekan needle valve kebawah dan injeksi fuel berakhir.
Dengan demikian, timing injeksi fuel dikontrol secara electronic dengan timing
dialirkannya arus listrik ke TWF, dan jumlah fuel yang diinjeksikan dikontrol sesuai
dengan waktu lamanya arus mengalir melalui TWF.

EK/09/02 3
FUEL SYSTEM

STUCTUR DAN FUNGSI KOMPONEN-KOMPONEN

1. FUEL SUPPLY PUMP (FSP)

Fuel supply pump terdiri dari priming pump, feed pump, dan high-pressure pump.
Fungsinya membangkitkan tekanan fuel didalam common rail dengan pengaturan
jumlah aliran (discharge amount) dari fuel.

Dengan high-pressure pump, PCV (Pump Control Valve), yang dipasang pada tiap
cylinder FSP mengatur system tekanan pemasukan (injeksi) dan jumlah aliran
(discharge amount) fuel, dengan cara yang sama seperti in-line fuel injection pump
yang conventional.
Penggunaan cam dengan 3 protrusion, jumlah dari high-pressure pump (cylinder)
yang diperlukan dikurangi menjadi 1/3 dari jumlah cylinder engine. Tambahan,
tekanan pemasukan (forced feed) pada common rail adalah sama dengan jumlah
langkah dari injeksi fuel, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan suatu tekanan
common rail yang halus (rata) dan setabil.
Tekanan pemasukan fuel (fuel force feed) dari high-pressure pump kecommon rail
dibagi sebagai berikut untuk setiap pump.
High-pressure pump No.1 (sisi drive gear) (4) meng-cover penurunan tekanan (drop
in the pressure) didalam common rail karena adanya injeksi fuel dari cylinder-cylinder
No.1, No.3, dan No.5, sementara high-pressure pump No.2 (sisi feed pump) meng-
cover penurunan tekanan didalam common rail karena adanya injeksi fuel dari
cylinder-cylinder No.2, No.4, dan No.6.

1. 3-protrusion type cam 6. No.2 high-pressure pump


2. Overflow valve 7. Priming pump
3. Drive gear 8. Feed pump
4. No.1 high-pressure pump 9. G revolution sensor gear
5. PCV (discharge control valve)

EK/09/02 4
FUEL SYSTEM

Cara kerja Fuel supply pump

A. Selama langkah turun dari plunger, PCV membuka, sehingga tekanan fuel
rendah dari filter melewati PCV dan terisap masuk kedalam plunger chamber.

B. Pada saat plunger memasuki langkah naik, sementara belum ada aliran listrik
ke PCV dan valve tetap membuka, tekanan fuel didalam chamber (cylinder) tidak
naik, dan fuel dikembalikan.

C. Bila arus listrik dialirkan ke PCV untuk menutup valve dengan timing sesuai
jumlah aliran fuel yang diperlukan, saluran balik tertutup, dan tekanan didalam
chamber (cylinder) naik. Sehingga, fuel bertekanan masuk melalui delivery valve
(check valve) ke-common rail.
Dengan kata lain, ketika selama PCV tertutup, panjang langkah naik plunger
menjadi ukuran jumlah aliran fuel yang dihasilkan (diinjeksikan), dan dengan
perubahan waktu (timing) untuk menutup PCV (plunger prestroke), jumlah fuel
yang dihasilkan berubah dan tekanan fuel didalam common rail dapat dikontrol.

D. Saat cam melewati maksimum langkahnya, plunger mulai memasuki langkah


turun dan tekanan didalam chamber plunger turun. Bila hal ini terjadi, delivery
valve menutup dan pada saat ini injeksi fuel berakhir. Juga aliran arus listrik ke
PCV di-stop, sehingga PCV membuka dan fuel bertekanan rendah dimasukan
kedalam chamber plunger.

EK/09/02 5
FUEL SYSTEM

• PCV (discharge control valve)


PCV berfungsi untuk mengatur jumlah aliran fuel dari fuel supply pump, untuk meng-
adjust tekanan fuel didalam common rail. Jumlah aliran fuel yang dikirim ke-common
rail dari fuel supply pump ditentukan oleh waktu (timing) saat arus listrik dikirim ke
PCV.

• Feed pump
Feed pump dipasang didalam fuel supply pump assembly. Feed pump mengisap fuel
dari fuel tank, mengalirkannya ke fuel filter, dan kedalam chamber dari high-pressure
pump. Rotor dari feed pump digerakan oleh camshaft, dan bila outer/inner rotor mulai
berputar secara berturut-turut, fuel terisap kedalam sisi suction dan mengalirkan
keluar pada sisi discharge sesuai dengan perubahan besarnya ruangan (space)
yang dibentuk oleh outer/inner rotor.

2. COMMON RAIL
Common rail berfungsi mendistribusikan fuel
bertekanan tinggi yang dihasilkan high-
pressure pump dan mengirimkannya ke-
injector tiap cylinder. Common rail dilengkapi
dengan sebuah common rail fuel pressure
sensor, flow damper, dan pressure limiter.
Flow damper dipasangkan sebuah fuel
injection pipe dan mengirimkan fuel
bertekanan tinggi ke injector.
Pemipaan (piping) dari pressure limiter
dilengkapkan untuk mengembalikan fuel ke
tank.

EK/09/02 6
FUEL SYSTEM

• Flow damper
Flow damper berfungsi mengurangi pulsa-
pulsa tekanan didalam fuel injection pipe dan
mensupply fuel dengan tekanan yang stabil
ke injector. Jika ada sesuatu fuel mengalir
keluar berlebihan, flow damper bekerja
menutup saluran fuel dan mencegah
terjadinya suatu keluarnya aliran fuel yang
abnormal.
Jika ada suatu aliran keluar abnormal terjadi,
tekanan tinggi menekan piston, sehingga
piston dan ball bergerak kekanan seperti
pada gambar dan ball menjadi kontak/duduk
pada seat. Akibatnya, saluran fuel tertutup.

• Pressure limiter
Pressure limiter membuka jika terjadi suatu
tekanan tinggi yang abnormal, dan bekerja
membebaskan tekanan. Valve membuka jika
tekanan fuel didalam common rail mencapai
kira-kira 140 Mpa (1,430 kg/cm2), dan bila
pressure turun sampai kira-kira 30 Mpa (310
kg/cm2), valve menutup dan bekerja
memelihara tekanan.

EK/09/02 7
FUEL SYSTEM

• Common rail fuel pressure sensor


Common rail fuel pressure sensor dipasang pada common rail dan mendeteksi
tekanan fuel. Sensor adalah suatu semi-conductor pressure sensor. Sensor ini
mengfaatkan karakteristik dari silicon, yang tahanan elektrik (electrical resistance)
berubah jika tekanan bekerja padanya.

3. INJECTOR

Fungsi dari injector adalah menginjeksikan fuel bertekanan tinggi dari common rail
sesuai dengan signal dari ECU kedalam combustion chamber engine pada timing
injection optimum, jumlah fuel injection, ratio fuel injection, dan kondisi pengabutan .
TWV (Two-Way electromagnetic Valve) mengontrol tekanan didalam control
chamber dari injector supaya mengontrol start dan finish dari injeksi fuel.
Orifice didalam control chamber mengontrol sudut pembukaan (angle of opening)
nozzle untuk mengontrol ratio fuel injection.
Hydraulic piston meneruskan gaya ke-needle valve sesuai dengan tekanan didalam
control chamber.
Nozzle bekerja untuk mengabutkan keluar fuel yang diinjeksikan.

EK/09/02 8
FUEL SYSTEM

• Structure
Injector terdiri dari sebuah conventional nozzle, 2-way electromagnetic valve,
hydraulic piston, dan orifice yang mengontrol ratio fuel injection.

1. Inlet connector 5. Outer body 10. Contro chamber


2. Terminal 6. Inner valve 11. Command piston
3. Upper body 7. Valve body 12. Spring
4. Solenoid 8. OUT orifice 13. Pressure pin
9. IN orifice 14. Nozzle assembly

EK/09/02 9
FUEL SYSTEM

• Cara kerja injector


TWV dari injector adalah suatu 2-way valve dan terdiri dari inner valve (fix) (4) dan
outer valve (variable) (3). Suatu penggabungan yang presisi pada shaft yang sama.
Valve merupakan seat inner dan seat outer, dan bila TWV di-switch-kan ON/OFF,
sata dari dua seat tersebut dipilih untuk membuka.

1. No injection of fuel
Bila tidak ada arus listrik yang akan dialirkan ke-solenoid, outer valve (3) tertekan
kebawah oleh valve spring dan tekanan fuen didalam chamber control, dan outer
seat (5) tertutup. Tekanan tinggi dari common rail didalam contro chamber (7)
menekan hydraulic piston (1), sehingga nozzle (8) tertutup dan tidak ada injeksi
fuel.
2. Start of fuel injection
Bila arus listrik mulai mengalir ke TWV, outer valve (3) tertarik keatas oleh gaya
electromagnet dan outer seat (5) membuka. Akibatnya, fuel yang bertekanan
mengalir keluar lewat orifice (2) dan (6), needle dari nozzle naik, dan injeksi fuel
mulai (start). Dikarenakan aksi/fungsi orifice-orifice (2) dan (6), ratio injeksi fuel
secara bertahap dinaikan. Jika arus listrik kontinyu dialirkan, ratio maximum
injeksi fuel tercapai.
3. Completion of fuel injection
Bila arus listrik ke TWV di-stop, outer valve (3) turun karena gaya spring dari
valve dan tekanan fuel, dan outer seat (5) menutup. Bila hal in terjadi, fuel
bertekanan tinggi didalam common rail tiba-tiba bekerja pada control chamber,
sehingga nozzle tiba-tiba tertutup dan didapatkan suatu penyelesain injeksi fuel
yang tepat.

1. Hydraulic piston 7. Control chamber


2. Orifice 1 8. Nozzle
3. Outer valve A. Common rail ( bertekanan tinggi
4. Inner valve antara 18 sampai 130 Mpa atau
5. Outer seat 180 sampai 1,330 KG/cm2)
6. Orifice 2 B. Leak

EK/09/02 10
FUEL SYSTEM

• Electric circuit diagram

! Tegangan tinggi (118V) bekerja pada wiring harness yang dihubungkan ke


ECU dan EDU COMMON 1, COMMON 2, dan TWV 1 sampai TWF 6, sehingga
harus hati-hati untuk menghindari bahaya listrik.

EK/09/02 11
FUEL SYSTEM

4. SENSOR DAN RELAY


• NE revolution sensor (crank angle sensor)
Bila celah signal pada flywheel melewati sensor,
garis gaya magnet yang memotong coil berubah
dan dibangkitkan tegangan lestrik AC didalam
coil.
Lobang (celah) signal disediakan pada flywheel
setiap 7.50, tetapi ada 3 tempat dimana tidak
ada celah, sehingga total ada 45 celah signal.
Sehingga, untuk setiap putaran engine,
dihasilkan 90 pulsa. Dari signal ini, putaran
engine dan sudut crank (crank angle) dideteksi.

• G revolution sensor (cylinder judgement


sensor)
Sama kerjanya seperti NE revolution sensor,
perubahan garis gaya magnet yang memotong
coil menghasilkan tegangan listril AC didalam
coil.
Piringan roda gigi (disc-shaped gear) dipasang
ditengah-tengah camshaft dari high-pressure
pump mempunyai suatu notch setiap 1200, dan
juga terdapat extra gigi pada satu titik.
Sehingga, untuk setiap 2 putaran engine,
dihasilkan 7 pulsa.
Kombinasi dari pulsa-pulsa NE revolution
sensor dan G revolution sensor dikenal sebagai
pulsa standard cylinder No.1.

EK/09/02 12
FUEL SYSTEM

• Water temperature sensor


Water temperature sensor mendeteksi
temperatur air pendingin engine dan
mengirimkannya ke ECU. Sensor
menggunakan suatu thermistor yang
berubah harga tahanannya terhadap
temperatur. ECU memberikan tegangan
listrik ke-thermistor dan mendeteksi dengan
tegangan yang terbagi menjadi nilai tahanan
didalam computer dan nilai tahanan dari
thermistor.

• Fuel temperature sensor


Fuel temperature sensor mendeteksi
temperatur fuel dan mengirimkannya ke
ECU. Sensor menggunakan suatu
thermistor yang berubah harga tahanannya
terhadap terhadap temperatur. ECU
memberikan tegangan listrik ke-thermistor
dan mendeteksi dengan tegangan yang
terbagi menjadi nilai tahanan didalam
computer dan nilai tahanan dari thermistor.

CONTROLS

System CRI mengontrol jumlah fuel injeksi dan timing injeksi fuel yang lebih sesuai
daripada mechanical governor dan timer yang digunakan pada fuel injection pump
yang konvensional.
System pengontrolan melakukan kalkulasi yang perlu didalam ECU dari sensor-
sensor yang dipasang pada engine dan machine, dan mengontrol timing dan
panjang waktu arus listrik dialirkan ke injector sehingga system CRI dapat melakukan
injeksi fuel yang optimum pada timing injeksi fuel optimum.

1. Control function for fuel injection amount


Berfungsi untuk mengontrol jumlah fuel injeksi menggantikan fungsi governor
konvensional. Fungsinya mengontrol injeksi fuel sehingga diinjeksikan sejumlah fuel
yang optimum, berdasarkan signal dari engine speed dan accelerator angle.

2. Control function for fuel injection timing


Berfungsi mengontrol timing injeksi fuel menggantikan fungsi dari timer. Fungsinya
mengontrol injeksi fuel sehingga fuel diinjeksikan dengan timing yang optimum,
berdasarkan signal dari engine speed dan jumal fuel injeksi.

EK/09/02 13
FUEL SYSTEM

3. Control function for fuel injection pressure (common rail pressure control
function).
Berfungsi untuk mengontrol tekanan injeksi fuel (common rail fuel pressure control
function) mengukur tekanan fuel dengan menggunakan fuel pressure sensor dari
common rail. Fungsi ini memberikan feed back ke ECU dan mengontrol jumlah
aliran fuel dari fuel supply pump.
Control function ini mengontrol tekanan feedback sehingga nilai optimum yang di-set
cocok sesuai dengan engine speed dan jumlah fuel injeksi.

POWER SUPPLY

INPUT SIGNAL CONTROL OUTPUT

Accelerator sensor High-pressure pump PCV1

NE revolution sensor
(crank angle sensor) High-pressure pump PCV2

G revolution sensor No. 1 cylinder injector


(cylinder judgment)
No. 2 cylinder injector
Common rail fuel
pressure sensor
No. 3 cylinder injector
ECU
Sensor-sensor No. 4 cylinder injector
• Fuel temperature
• Boost pressure
• Oil pressure No. 5 cylinder injector
switch (high
pressure, low
pressure) No. 6 cylinder injector
• Water temperature
(high temperature,
low temperature) Network
(to other controllers on
machine

EK/09/02 14
FUEL SYSTEM

FUEL PIPING (Komatsu Engine 140-3 SERIES)

1. Fuel injection pipe (No.1cylinder) 9. Priming pump


2. Fuel injection pipe (No.2cylinder) 10. Feed pump
3. Fuel injection pipe (No.3cylinder) 11. Oil inlet pipe(for pump lubrication
4. Fuel injection pipe (No.4cylinder) oil)
5. Fuel injection pipe (No.5cylinder) 12. High-pressure pump
6. Fuel injection ppe (No. 6cylinder) 13. Fuel supply pump drive gear
7. Common rail (No. of teeth : 48)
8. Fuel return pipe 14. Overflow valve
15. PCV

EK/09/02 15

Anda mungkin juga menyukai